Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR 2

( Transistor )

Nama Mahasiswa : Adi Prabowo


NIM : 1808026002
Semester / Kelas : 4/ FIS-4
Prodi : Fisika
Tanggal Percobaan : 18 April 2020
Nama Dosen : Hartono, S.Pd,. M.Sc.
Nama Asisten :
Teman Kerja : Rieke Diah P (1808026002)

LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR


PRODI FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN WALISONGO SEMARANG
TAHUN 2020
BAB I
Pendahuluan

A. Tujuan Percobaan
1. Untuk dapat mencari kaki kaki transistor dan mengetes kondisi transistor.
2. Untuk dapat mengetahui karakteristik transistor.
3. Untuk dapat mengetahui fungsi transistor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mencari kaki kaki transistor dan mengetes kondisi transistor ?
2. Bagaimana cara mengetahui karakteristik transistor ?
3. Bagaimana cara mengetahui fungsi transistor ?
C. Sistematika Laporan
BAB I Pendahuluan
A. Tujuan Percobaan
B. Rumusan Masalah
C. Sistematika Laporan
BAB II Landasan Teori
BAB III Metode Percobaan
A. Alat & Bahan
B. Cara Kerja
BAB IV Data & Pengolahan
A. Tabel Pengamatan
B. Analisis Data
BAB V Pembahasan
BAB VI Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
Landasan Teori

Transistor adalah suatu komponen aktif yang dibuat dari bahan semikonduktor
ada dua macam yaitu transistor dwikutub (bipolar) dan transistor efek medan.
Transistor digunakan dalam rangkaian untuk memperkuat isyrat artinya isyarat
masukan lemah dan diubah menjadi isyarat kuat pada keluaran. Pada transistor
dwikutub sambungan p-n antara emitor dan basis(Sutrisno,1986).
Transistor mempunyai tiga kaki (elektroda) yang diberinama basis (b), emitor
(e) dan collector (c). Basis dihubungkan pada lapisan tengah sedang emitor dan
collector pada lapisan tepi. Emitor artinya pemancar, disinilah pembawa muatan
berasal. Kolektor artinya pengumpul.Pembawa muatan yang berasal dari emitor
ditampung pada collector. Basis artinya dasar, basis digunakan sebagai elektroda
mengendali. Prinsip transistor juga sebagai penguat(amplifier): artinya transistor
bekerja pada wilayah antara titik jenuh dan kondisi terbuka(cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Prinsip transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor akan
mengalami Cutoff apabila arus yang melalui basis sangat kecil sekali sehinga
collector dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan transistor akan mengalami
jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara collector dan
emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara collector dan emitor
Vce. Prinsip dasar dari kerja transistor yang lain adalah tidak akan ada arus antara
collector dan emitor apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias
pada basis ini biasanya diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya
hendak dikuatkan, sehingga pada collector, sinyal yang di inputkan pada kaki basis
telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja
yang sama(Sriwidodo,2012).
Transistor adalah komponen aktif yang menggunakan aliran electron sebagai
prinsip kerjanya didalam bahan. Sebuah transistor memiliki tiga daerahdoped yaitu
daerah emitter, daerah basis dan daerah disebut kolektor. Transistorada dua jenis yaitu
NPN dan PNP. Transistor memiliki dua sambungan: satuantara emitter dan basis, dan
yang lain antara kolektor dan basis. Karena itu,sebuah transistor seperti dua buah
dioda yang saling bertolak belakang yaitu diodaemitter-basis, atau disingkat dengan
emitter dioda dan dioda kolektor basis, ataudisingkat dengan dioda kolektor.Bagian
emitter-basis dari transistor merupakan dioda, maka apabila diodaemitter basis dibias
maju maka kita mengharapkan akan melihat grafik arusterhadap tegangan dioda biasa.
Saat tegangan dioda emitter-basis lebih kecil dari potensial barriernya, maka arus
basis (Ib) akan kecil. Ketika tegangan dioda melebihi potensial barriernya, arus basis
(Ib) akan naik secara cepat(Malvino,1992).
Transistor NPN dan transistor PNP merupakan transistor yang terbuat dari
semikonduktor tipe P dan semikonduktor tipe N. Pada transistor tipe ini nilai
pergerakan dari elektronnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan
muatan positifnya, sehingga akan memungkinkan sistem beroperasi dengan arus yang
besar dan pada kecepatan yang besar. Arus pada basis akan dikuatkan oleh kolektor.
Jadi transistor NPN akan memasuki daerah aktif ketika tegangan yang berada pada
basis lebih tinggi dari pada emitor dan menuju keluar yang menunjukan arah arus
konvensional, saat alat mendapat panjar maju(Aditya,2012).
Dalam operasi normal transistor, hubungan emitor-basis di catu maju sedangkan
hubungan kolektor-basis di catu balik. Jadi, arus masuk ke transistor lewat terminal
emitor dalam transistor p-n-p, sedangkan dalam transistor n-p-n, arus keluar transistor
lewat terminal emitor (Chattophandyay,1989).
Sebuah transistor memiliki empat daerah operasi yang berbeda yaitudaerah
aktif, daerah saturasi, daerah cutoff, dan daerah breakdown. Jika transistor digunakan
sebagai penguat, transistor bekerja pada daerah aktif. Jika transistordigunakan pada
rangkaian digital, transistor biasanya beroperasi pada daerahsaturasi dan cutoff.
Daerah breakdown biasanya dihindari karena resiko transistormenjadi hancur terlalu
besar(Dwihono,1996).
Rangkaian transistor adalah rangkaian komponen elektronika yang terbuat serta
tersusun oleh bahan semikonduktor yang mempunyai tiga kaki yang biasa
disimbolkan basis (B), emitor (E), dan kolektor (K). Transistor sendiri dibagi menjadi
dua jenis tipe yaitu transistor PNP dan juga transistor NPN yang membedakan kedua
transistor tersebut yaitu dapat dilihat pada tanda panah pada area emitor (E), jika anak
panah kebagian dalam, maka transistor tersebut adalah transistor PNP, sementara jika
anak panah mengarah kearah luar maka transistor tersebut NPN(Zemansky,1962).
Transistor mempunyai dua persambungan satu antara emitter dan basis yang
lain antara basis dan kolektor. Sehubungan dengan ini, suatu transistor dapat
dipandang sebagai dua dioda yang dalam hubungan saling membelakang

Gambar 1. Simbol Transistor


Dalam gambaran ini diode sebelah kiri disebut diode emitter-basis atau singkatnya
diode emitter. Dioda sebelah kanan disebut dioda kolektor-kolektor atau secara
singkat dioda kolektor(Frenzel,2010).
Transistor dapat digunakan sebagai saklar elektronika dengan membuat
transistor tersebut berada dalam kondisi cut off (saklar terbuka, arus tidak mengalir).
Atau saturasi (saklar tertutup, sehingga arus mengalir)(Budiharto,2008).
Sebuah rangkaian saklar elektronik dengan menggunakan transistor PNP dan
transistor NPN dipakai menghidupkan dan mematikan LED. Ketika kita
membutuhkan rangkaian yang dapat menyalakan LED ketika cahaya dari lingkungan
sekitar mulai meredup. Rangkaian ini boleh jadi merupakan satu bagian dari sebuah
keamanan(Bishop,2004).
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor/Collector (C). Tegangan yang di
satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan
yang akan dikuatkan melalui kolektor.Selain digunakan untuk penguat transistor bisa
juga digunakan sebagai saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup besar
pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor
dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus
basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat
pensaklaran seperti ini transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang sering kita
dengar dengan sebutan TTL yaitu Transistor Transistor Logic.
Transistor dapat berfungsi juga sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan
yang dipakai sebagai penguat, (b) sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), (c) stabilisasi tegangan semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atautegangan inputnya (FET), dan (d) memungkinkan pengaliran
listrik yangsangat akurat dari sirkuit sumber listriknya(Surjono,2011).
Salah satu fungsi transistor yang paling banyak banyak digunakan didunia.
Elektronika analog adalah sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan
penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat kita temukan pada
rangkaian pres-amp mic, pres-amp head,echo, tone control, amplifier dan lain-lain.
Berdasarkan cara pemasangannya ground dan pengambilan output, penguat transistor
dibagi menjadi tiga yaitu Common Base (CB), Common Emittor (CE), dan Common
Collector (CC)(Isparela,2012).

Gambar 2. Konfigurasi transistor (a) Common Emitor; (b) Common Basis; (c)
Common Kolektor
Kegunaan transistor dalam kehidupan sehari-hari yaitu saklar sebagai penguat
arus, saklar otomatif untuk menyambung dan memutuskan arus, saklar sebagai
orilator getaran frekuensi radio, dan saklar sebagai stabisator pada
adoptor(Rosella,2008).
Gambar 3. Transistor sebagai saklar

BAB III
Metode Percobaan
A. Alat dan Bahan
1. Papan Rangkaian : 1 buah
2. Transistor : 2 buah
3. Multimeter : 1 buah
4. Power Suplay : 2 buah
5. Kabel Penghubung : secukupnya
6. Probe : 2 buah
7. LED & Saklar : 1 buah
8. Resistor 1K Ω : 2 buah
B. Cara Kerja
1. Percobaan 1 : Menentukan kaki transistor (basis, kolektor dan emitor).

Disiapkan alat dan bahan, lalu dicari kaki base dengan menggunakan
multimeter seperti gambar 4.

Dicari kali kolektor dan emitor menggunakan multimeter.

Data Dicatat, dianalisis, dibahas lalu disimpulkan.

Gambar 4. Rangkain Percobaan 1

2. Percobaan 2 : Karakteristik masukan (hubungan antara Ib dan Vbe)


Disiapkan alat dan bahan, lalu dirangkai rangkaian seperti gambar 5.
Lalu dinyalakan tegangan mulai V.Adj dari 0 V

Dinaikan V.Adj sedikit demi sedikit lalu diamati perubahan arus


pada Ib dan tegangan Vbe.

Data Dicatat, dianalisis, dibahas lalu disimpulkan.


Gambar 5. Rangkaian Percobaan 2
3. Percobaan 3 : Karakteristik keluaran (hubungan antara Ic dan Vce)
Disiapkan alat dan bahan, lalu dirangkai rangkaian seperti gambar 6.
Lalu dinyalakan tegangan mulai V.Adj dari 0 V

Dinaikan V.Adj sedikit demi sedikit lalu diamati perubahan arus


pada Ic dan tegangan Vce.

Data Dicatat, dianalisis, dibahas lalu disimpulkan.

Gambar 6. Rangkaian Percobaan 3


4. Percobaan 4 : Transistor sebagai saklar elektronik.
Disiapkan alat dan bahan, lalu dirangkai rangkaian seperti gambar 7.
Lalu diamati beban dan diberi ampere meter.

Ditutup saklar lalu diamati apa yang terjadi. Lalu diulangi dengan
mengganti resistornya.

Data Dicatat, dianalisis, dibahas lalu disimpulkan.


Gambar 7. Rangkaian Percobaan 4

BAB IV
Data dan Pengolahan
A. Tabel Pengamatan
B. Analisis Data
1. Tabel Penghitungan

Vbe=0,7 V
Ib=V.adj – Vbe
Misalnya βdc=100, Vcc=12 V
Maka:
Ic=Ib βdc
Vce= Vcc-IcRc
BAB V
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan empat percobaan yaitu menentukan kaki-
kaki Transistor, menentukan hubungan antara IB dan VBE, menentukan hubungan IC
dan VCE serta transistor sebagai saklar dengan tujuan untuk dapat mencari kaki kaki
transistor dan mengetes kondisi transistor, untuk dapat mengetahui karakteristik
transistor dan untuk dapat mengetahui fungsi transistor.
Praktikum diawali dengan mengumpulkan alat dan bahan lalu dilakukan
percobaan pertama yaitu menentukan Kaki-kaki Transistor menggunakan Multimeter,
langkah pertama yaitu dengan menentukan kaki basis kemudian menentukan kaki
kolektor dan emitornya.
Praktikum kedua yaitu menentukan hubungan IB dan VBE yang bisa dilihat
dari tabel bahwa semakin tinggi tegangan V.adj nya maka baik IB dan VBE juga
semakin meningkat. Untuk praktikum ketiga yaitu menentukan hubungan IC dan
VCE yang bisa dilihat dari tabel bahwa semakin tinggi tegangan V.Adj nya maka IC
semakin meningkat akan tetapi VCE semakin kecil.
Prinsip pada percobaan ini yang mana transistor sebagai Penguat (amplifier)
adalah dengan cara membuat transistor bekerja pada wilayah aktif yaitu wilayah yang
bekerja antara titik jenuh(saturasi) dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada
kondisi keduanya. Transistor dikatakan bekerja pada daerah aktif apabila transistor
selalu mengalirkan arus dari kolektor ke emitor(operasi normal dari transistor).
Transistor akan mengalami kondisi terbuka (Cut off) apabila arus yang melalui basis
sangat kecil sekali sehinga kolektor dan emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan
Transistor akan mengalami jenuh apabila arus yang melalui basis terlalu besar
sehingga antara kolektor dan emitor bagaikan kawat terhubung, dengan begitu
tegangan antara kolektor dan emitor VCE adalah 0 Volt sampai kira-kira 0,2 volt
(dioda silikon).
Potensiometer diatur nilai resistansinya sampai nilai resistansi maksimal untuk
menge-check atau mengamati nilai IC agar konstan pada kisaran nilaiVCE tertentu,
sehingga rangkaian transistor berada pada keadaan aktif. Jenis Transistor yang
digunakan pada percobaan ini adalah jenis transistor NPN ditandai dengan anak panah
mengarah kearah luar pada bagian emitor dan arus mengalir dari kolektor ke emitor
yang basisnya dihubungkan ke ground (negatif). Konfigurasi yang digunakan pada
percobaan ini adalah konfigurasi Common Emitter(CE) atau Emitor bersama karena
pada rangkaian penguat ini dibutuhkan penguatan tegangan dan arus secara
bersamaan. Konfigurasi common emitter ini menghasilkan penguatan tegangan dan
arus antara sinyal input dan sinyal output. Konfigurasi ini ditandai dengan kaki emitor
transistor yang di-ground-kan dan dipergunakan bersama untuk input dan output.
Pada konfigurasi emitter, sinyal input dimasukkan ke basis dan sinyal output nya
diperoleh dari kaki kolektor. Maka dari itu arus yang mengalir pada emitter
merupakan arus total pada rangkaian transistor(IE = IB + IC).
Daerah jenuh(Saturasi) adalah daerah dimana VCE = 0 volt sampai kira-kira
0,2 volt (dioda silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-base yang mana
tegangan VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron. Daerah
ini ditandai dengan arus yang maksimum dari kolektor ke emitor sehingga transistor
tersebut seolah-olah short pada hubungan kolektor – emitor. Pada daerah ini transistor
dikatakan menghantar maksimum(sambungan CE terhubung maksimum). Daerah
saturasi ini dapat dilihat pada grafik 1(Zona A) yang terdapat pada tegangan 0 volt
sampai 0,4 volt.
Daerah aktif(daerah normal kerja transistor) ditandai dengan arus IC konstan
terhadap berapapun nilai VCE. Pada daerah aktif arus kolektor sebanding dengan arus
basis(IC = IB), hal ini dapat dilihat pada grafik 1(Zona B) yang terdapat pada
tegangan 0,4 sampai 1,2 volt, 1,6 volt sampai 2,4 volt, 1,6 sampai 2,4 volt, 2,8 sampai
3,8 volt, dan 4 sampai 4,6 volt. Daerah aktif terjadi bila sambungan emiter diberi bias
maju dan sambungan kolektor diberi bias balik. Semua titik operasi antara titik
sumbat dan penjenuhan adalah daerah aktif dari transistor. Dalam daerah aktif, dioda
emiter dibias forward dan dioda kolektor dibias reverse. Penguatan sinyal masukan
menjadi sinyal keluaran terjadi pada daerah aktif.
Daerah cut off merupakan daerah kerja transistor dimana keadaan transistor
menyumbat pada hubungan kolektor – emitor. Daerah Cut-Off terjadi jika tegangan
VCC dinaikkan perlahan-lahan, sampai tegangan VCE tertentu tiba-tiba arus IC
bernilai nol(VCE = VCC). Daerah cut off tidak dapat dilihat pada grafik 1, karena
tegangan pada percobaan ini hanya sampai 4,6 volt. Pada umumnya daerah cut off ini
terjadi ketika VCE = VCC(power supply), yang mana terjadi pada tegangan 12 volt
dalam percobaan ini.
Lalu percobaan terakhir yaitu Transistor sebagai saklar, salah satu fungsi dasar
dari Transistor adalah sebagai saklar elektronik bisa dilihat dari percobaan bahwa saat
saklar terbuka maka LED akan mati, disebabkan karena tidak adanya arus yang
mengalir pada basis yang menyebabkan tidak terjadinya arus yang cukup untuk
menyalakan LED. Namun saat Saklar ditutup maka terjadilah arus dan LED menyala.
Dari praktikum yang telah dilakukan bisa dibilang mendapatkan hasil yang
lumayan sesuai dengan teori walaupun untuk pengukuran arus dan tegangannya masih
terdapat perbedaan saat pengukuran langsung dan saat penghitungan, akan tetapi
sudah lumayan mendekati sehingga masih sesuai dengan teori yang ada.
BAB VI
Kesimpulan

Dari hasil dan analisis percobaan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Transistor merupakan gabungan dari dua dioda yang digabungkan secara terbalik
yang kemudian mempunyai kaki kolektor, bias dan emitor.
2. Untuk menentukan kaki-kaki Transistor digunakan Multimeter untuk melihat
resistansi dari setiap kaki-kakinya kemudian di tentukan kaki kolektor,bias dan
emitornya.
3. Karakteristik Transistor adalah sama persis seperti dioda ditambah fungsi
penguatan.
4. Fungsi atau kegunaan transistor dalam kehidupan sehari-hari yaitu saklar sebagai
penguat arus, saklar otomatif untuk menyambung dan memutuskan arus, saklar
sebagai orilator getaran frekuensi radio, dan saklar sebagai stabisator pada adoptor.
5. Hubungan antara IB dan VBE adalah jika tegangan yang masuk ke bias semakin
tinggi maka IB dan VBE juga semakin tinggi.
6. Hubungan antara IC dan VCE adalah jika tegangan yang masuk ke bias semakin
tinggi maka IC semakin tinggi namun VCE semakin kecil.
Daftar Pustaka

Aditya, Emy.2012. Transistor. Jurnal Transistor. Vol 1(1) : 3-4.

Bishop, Owen.2004. Dasar-Dasar Elektonika. Jakarta : Erlangga.

Budiharto, Widodo.2008. Panduan Praktikum Mikrokontroler AVR Atmegedia.


Jakarta : PT. Elex Media.

Chattopadhyay dkk. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta : UI press.

Dwihono.1996. Rangkaian Elektronika Aanalog. Jakarta : PT Elaxmedia.

Fibrika.2016. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar 2. Jambi : Universitas jambi.

Frenzel, L.2010. Penjelasan Elektronika. Jakarta : Erlangga.

Isparela, Yuda.2012. Regulator 5 Volt. Jakarta : Erlangga.

Malvino.1992. Prinsip-Prinsip Elektronika Edisi 7. Jakarta : Erlangga.

Rosella,Erica.2008. Fisika. Jakarta : PT. Pustaka Media

Sriwidodo.2012. Elektronika Dasar. Jakarta : Salemba Teknika.

Surjono, Herman.2011. Elektronika Lanjut. Jakarta : Erlangga.

Sutrisno.1986. Elektronika 1. Bandung : ITB.

Zemansky, Sears.1962. Fisika Untuk Universitas 1. Bandung : Trimitra Mandiri.


A. Lapiran
Percobaan 2 : karakteristik masukan (hubungan antara Ib danVbe)

V.adj : 0V
Ib : 0.00A
Vbe : 0.00V
V.adj : 1V
Ib : 0.39mA
Vbe : 607mV

V.adj : 2V
Ib : 1.37mA
Vbe : 630mV
V.adj : 3V
Ib : 2.37mA
Vbe : 632mV

V.adj : 4V
Ib : 3.37mA
Vbe : 633mV
V.adj : 5V
Ib : 4.37mA
Vbe : 634mV

V.adj : 6V
Ib : 5.37mA
Vbe : 635mV

Percobaan 3 : karakteristik keluaran (hubungan antara Ic danVcc)


V.adj : 0V
Ic : 0A
Vce : 12.0mV

V.adj : 1V
Ic : 31.7mA
Vce : 1.54mV
V.adj : 2V
Ic : 33.1mA
Vce : 1.07mV

V.adj : 3V
Ic : 33.1mA
Vce : 1.06mV
V.adj : 4V
Ic : 33.2mA
Vce : 1.05mV

V.adj : 5V
Ic : 33.2mA
Vce : 1.05mV
V.adj : 6V
Ic : 33.2mA
Vce : 1.04mV

Percobaan 4 : transistor sebagai saklar elektronik

Resistor : 1k
Saklar : terbuka
LED : mati
Resistor : 1k
Saklar : tertutup
LED : nyala

Resistor : 500
Saklar : terbuka
LED : mati
Resistor : 500
Saklar : tertutup
LED : nyala

Resistor : 250
Saklar : terbuka
LED : mati
Resistor : 250
Saklar : tertutup
LED : nyala

Anda mungkin juga menyukai