Anda di halaman 1dari 12

ELEKTRONIKA DASAR 2

TUGAS XI
Penguat Operasional (OP-amp) dan Aplikasi

OLEH:

Green Nada Intan Putri


18033096/2018
Fisika/Pendidikan Fisika
Dosen Pembimbing: Drs. Hufri, M.Si

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
A. Rangkaian Integrator dan Differensiator RC Aktif

1. Rangkaian Integrator RC Aktif

Integrator merupakan untaian yang dapat melakukan operasi integrasi matematis pada sinyal
masukan. Pada rangkaian pengintegral, jika tetapan waktu t = RC « T, kpapasitansi C terisi
penuh dalam waktu T/2. Akan tetapi jika tetapan waktu t = RC >> T, maka sebelum kapasitor
terisi penuh, tegangan Vs sudah berbalik menjadi negative. Akibatnya kapasitor segera
dikosongkan dan diisi muatan negative menuju ke –Vp. Belum lagi terisi penuh, Vs sudah
berubah tanda lagi. Akibatnya isyarat keluaran akan berupa suatu tegangan yang berbentuk
gelombang segitiga. Untuk t>> RC, bentuk isyarat keluaran seperti integral isyarat masukan.
Untuk t = RC >> T pada waktu Vs = +Vp, kemiringan Vo (t) positif, dan pada waktu Vs = -Vp,
kemiringan Vo(t0 negatif. Tak heran jika rangkaian ini dikenal sebagai rangkaian pengintegral
RC.
Pada rangkaian integrator antara tegangan sumber dengan terminal inverting dari op-amp
dihubungkan dengan tahanan. Diantara terminal inverting dengan keluaran dipasang kapasitor,
sedangkan terminal noninverting dihubungkan ke ground seperti pada gambar 1 berikut ini:

R2
C
C
R R1
V-+ - V
+

+_ +_ V-
_ _

Vi V- Vo Vi R3 Vo

Gambar 1. Rangkaian integrator RC aktif


Gambar 1 menunjukkan dua model rangkaian integrator aktif. Penambahan tahanan R 2=
1 MΩ paralel dengan kapasitor dimaksudkan untuk mengahasilkan tegangan keluaran yang lebih
bagus lagi, sedangkan penambahan tahanan R3 agar rangkaian lebih stabil karena semakin
meniadakan arus yang mengalir ke dalam op-amp.
Pada bagian loop masukan arus mengalir dari tegangan sumber ke tahanan R. Besarnya
arus yang mengalir pada tahanan R dapat ditentukan melalui persamaan:
Vi
I1 = R (1)
Melalui persamaan tegangan dapat pula ditentukan arus yang mengalir pada kapasitor yang
diberikan dalam bentuk persamaan:
dVo
I2 = - C dt (2)
Secara umum arus dari sumber mengalir ke tahanan dan terpecah menjadi dua, yaitu ke
kapasitor dan ke terminal inverting dari op-amp. Dikarenakan impedansi masukan sangat besar
sehingga dapat dianggap tidak ada arus yang mengalir pada op-amp. Berdasarkan Hukum
Kirchoff I, dengan mengabaikan arus yang mengalir pada op-amp diperoleh dari persamaan arus
I1 = I2. Persamaan yang menghubungkan antara bagian keluaran dengan bagian masukan diberikan
seperti berikut:
Vi dVo
R = - C dt (3)
Tegangan keluaran dari rangkaian integrator secara umum dapat diekspresikan dalam bentuk
persamaan:
t
1
∫ Vi
Vo = - RC 0 dt ( 4a )
Pada persamaan terllihat tegangan keluaran merupakan integral dari tegangan masukan.
Disebabkan rangkaian ini berfungsi mengintegralkan tegangan masukan sehingga dikenal
dengan rangkaian integrator. Tanda negatif pada persamaan menunjukkan bahwa tegangan
keluaran berlawanan fase 180o dengan tegangan masukan. Pada rangkaian integrator tegangan
masukan berupa gelombang persegi dan pada keluaran dihasilkan gelombang segitiga sehingga
rangkaian ini dapat digunakan untuk mengkonversi geombang persegi ke segitiga. Dengan
melakukan analisis terhadap tegangan lereng yang dihasilkan didapatkan tegangan keluaran
puncak ke puncak dari gelombang segitiga dalam bentuk:
Vipp
Vopp = 4 fRC ( 4b )
Ternyata tegangan keluaran puncak ke puncak drai gelombang segitiga ditentukan oleh beberapa
faktor, yaitu tegangan puncak ke puncak dari gelombang persegi, frekuensi dari sumber, dan
nilai tahanan dan kapasistansi dari kapasitor yang digunakan.

Aplikasi Op-Amp Integrator

➤ Digunakan untuk melakukan operasi kalkulus di komputer analog.


➤ Mengintegrasikan sirkuit yang digunakan dalam konverter Analog-ke-Digital,
➤ Mengintegrasikan sinyal yang mewakili aliran air, menghasilkan sinyal yang mewakili jumlah
total air yang dilewati oleh pengukur aliran. 
➤ Aplikasi integrator kadang sebagai penghitung dalam perdagangan Instrumentasi Industri.

2. Rangkaian Differensiator Aktif


Berbeda dengan rangkaian integrator, pada rangkaian differensiator antara sumber
dengan terminal inverting dipasang kapasitor dan diantara terminal inverting dengan keluaran
dipasang tahanan seperti pada gambar berikut ini:
R
R
C V+ R1 C V+
-
+_ -
_ +_
V- V- _
Vi Vo Vi Vo

Gambar 2. Rangkaian differensiator RC aktif


Dari persamaan tegangan pada loop masukan dapat ditentukan arus yang mengalir pada
kapasitor. Sementara itu arus yang mengalir pada tahanan ditentukan dari persamaan tegangan
pada loop keluaran. Besarnya arus yang mengalir kapasitor dan tahanan masing-masing dapat
dituliskan seperti:
dVo
I1 = - C dt (5)
Vo
I2 = - R (6)
Berhubung impedansi masukan dari op-amp sangat besar sehingga semua arus mengalir pada
kapasitor. Tegangan keluaran dalam waktu t detik dari rangkaian differensiator dapat ditentukan
dari persamaan berikut:
dVi
Vo = - R C dt (7)
Pada persamaan (7) dapat diperhatikan bahwa tegangan keluaran merupakan differensial dari
tegangan masukan, sehingga rangkaiannya dikenssssal dengan ragkaian differensiator.
B. Rangkaian Filter Aktif Orde 1 dan Orde 2

Rangkaian filter aktif menggunakan penguat operasional yang dikombinasikan dengan


beberapa komponen pasif resistor dan kapasitor sehingga dapat memberikan kinerja filter baik
pada frekuensi rendah, frekuensi tinggi dan sebagainya. Filter aktif memiliki beberapa
keuntungan seperti penguatan dan frekuensinya mudah diatur karena dengan op-amp mudah
memberikan penguatan terhadap masukan, rangkaian filter tidak membebani tegangan masukan
karena memiliki impedansi masukan yang besar, dan umumnya filter aktif lebih ekonomis
karena pemilihan variasi op-amp yang murah.

1. Rangkaian Filter Aktif Orde 1

Filter RC aktif orde I adalah filter yang mempunyai satu kutup dan mempunyai
kemiringan -20 dB/dekade atau -6 dB/oktaf untuk filter lolos rendah dan 20 dB/dekade atau 6
dB/oktaf untuk filter lolos tinggi. Desebut aktif karena pada rangkaian filter mengunakan
komponen aktif yaitu op-amp. Beberapa model dari rangkaian filter lolos rendah dengan gain
dapat dekemukakan seperti filter orde I dengan buffer, filter orde I dengan masukan tak
membalik dan filter orde I dengan masukan membalik.

a) Filter Aktif Lolos Rendah dengan Orde 1

Salah-satu filter lolos rendah orde I dapat dikembangkan melalui rangkaian RC yang
dihubungkan dengan penguat tak membalik. Tegangan keluaran dari rangkaian RC
dihubungkan kebagian masukan penguat tak membalik seperti pada gambar berikut:
Ri Rf

_ V+
R
+
V-

Vi C V O1 V O2

Gambar 1. Filter Aktif Lolos Rendah dengan Penguat tak Membalik


Pada gambar 1 terlihat antara kaki masukan membalik dari op-amp dengan ground dipasang
tahanan Ri sedangkan tahanan Rf dipasang antara terminal masukan membalik dengan
terminal keluaran. Tegangan keluaran dan penguatan dari penguat tak membalik dapat
ditentukan melalui teknik rangkaian pembagi tegangan. Untuk keseluruhan dari rangkaian
fungsi transfer kompleks didefinisikan sebagai perbandingan antara tegangan keluaran
kompleks dari penguat tak membalik terhadap tegangan masukan pada rangkaian RC. Fungsi
transfer kompleks diberikan dalam bentuk persamaan (1):

V O2  R  P
G ( )   1 f 
Vi  Ri  j   P
(1)

Besar dari fungsi transfer dapat ditentukan dengan memisahkan fungsi transfer kompleks
kedalam bentuk real dan imaginer sehingga

 R  P
G ( )   1  f 
 Ri   2   2P
(2)
Dalam satuan dB amplitudo dari fungsi transfer kompleks diberikan :

 R 

G ( ) dB  20 log  1  f   20 log P  10 log  2   2P
 Ri 

(3)
Besar dari fungsi transfer tergantung kepada frekuensi sumber yang diberikan. Apabila diplot
hubungan antara besar fungsi transfer dengan frekuensi sumber akan diperoleh tanggapan
amplitudo dari filter. Dengan adanya penambahan penguat tak membalik pada rangkaian RC
menyebabkan tegangan keluaran dari rangkaian RC akan diperkuat. Besarnya penguatan
tergantung kepada nilai tahanan Ri dan Rf yang diberikan.

b) Filter Aktif Lolos Tinggi Orde 1


Disisi lain filter aktif lolos tinggi terdiri dari rangkaian RC dan penguat tak membalik.
Tegangan keluaran dari rangkaian RC diambil pada tahanan. Tegangan keluaran dari
rangkaian RC merupakan tegangan masukan bagi penguat tak membalik seperti pada gambar
berikut ini :
Ri Rf

V+

+
C V-

Vi R V O1 V O2

Gambar 2. Filter Aktif Lolos Tinggi Menggunakan Penguat Tak Membalik


Tegangan keluaran dari rangkaian RC diperkuat dengan suatu penguatan yang tergantung
kepada nilai tahanan Ri dan Rf. Fungsi transfer kompleks untuk rangkaian filter aktif ini
diberikan dalam bentuk :

 R  j
G ( )   1  f 
 Ri  j   P
(4)
Besar dari fungsi transfer kompleks dapat ditulis seperti :

 R  
G ( )   1  f 
 Ri   2
  2P
(5)
Sedangkan dalam satuan dB amplitudo fungsi transfer diberikan dalam bentuk :

 R 

G ( ) dB  20 log  1  f   20 log   10 log  2   2P
 Ri 

(6)
Dengan adanya penguatan dari penguat tak membalik dapat menyebabkan tegangan keluaran
lebih besar dari tegangan masukan, sehingga amplitudo dalam satuan dB dapat lebih besar
dari nol. Dengan kata lain dengan menggunakan rangkaian ini isyarat yang masuk disamping
difilter juga diperkuat dengan suatu penguatan tertentu.
2. Rangkaian Filter Aktif Orde 2

a. Filter Aktif Lolos Rendah Orde 2

Merupakan kombinasi dari dua filter lolos rendah orde 1 yang dikenal dengan filter
kaskade dua tahap. Keluaran dari filter tahap pertama dihubungkan dengan bagian masukan
dari filter tahap kedua. Bentuk rangkaian filter aktif lolos rendah orde 2 dengan masukan
membalik dapat dilihat pada gambar:

Fungsi transfer kompleks dari masing-masing tahap diberikan dalam bentuk:

Rf 1 ωp 1
(
G 1 ( ω )= 1+ )
Ri 1 jω+ωp 1

Rf 2 ωp 2
(
G 2 ( ω )= 1+ )
Ri 2 jω+ ωp 2

Secara umum, fungsi transfer kompleks total, dapat dituliskan sebagai berikut:

ωp 1 ωp 2
G ( ω ) =Av 1 Av 2
[ ( ωp 1 ωp 2−ω2 ) + jω(ωp 1+ωp 2)]

Dengan adanya dua frekuensi kutup memungkinkan terjadinya penurunan tanggapan


amplitudo semakin tajam.
b. Filter Aktif Lolos Pita

Filter aktif lolos pita atau band pass filter adalah sebuah rangkaian yang dirancang untuk
hanya melewatkan isyarat dalam suatu pita frekuensi tertentu seraya menolak semua isyarat
diluar pita ini. Dengan kata lain, filter lolos pita akan meneruskan sinyal listrik pada frekuensi
median dan menahannya dibawah dan diatas median tersebut.

Fungsi transfer kompleks dari filter aktif lolos tinggi dan lolos rendah masing-masing dapat
ditulis seperti:

Rf 1 jω
(
G 1 ( ω )= 1+ )
Ri 1 jω+ωp 1

Rf 2 ωp 2
(
G 2 ( ω )= 1+ )
Ri 2 jω+ ωp 2

Fungsi transfer kompleks total dari gabungan kedua filter ini merupakan perkalian dari fungsi
transfer kompleks filter lolos tinggi dengan filter lolos rendah.

jωωp 2
G ( ω ) =Av 1 Av 2
[ ( ωp 1 ωp 2−ω2 ) + jω(ωp 1+ωp 2)]
Amplitudo dari fungsi transfer kompleks total dari gabungan kedua filter ini merupakan
perkalian dari fungsi transfer.

ω ωp 2
G ( ω ) =AvT 1
2
[ ( ωp 1 ωp 2−ω 2 ) +(ω ωp 1+ω ωp 2)2 ] 2

Penguatan dari kedua tahap rangkaian

Rf 1 Rf 2
(
AvT = 1+
Ri 1 )(
1+
Ri 2 )
Amplitudo fungsi transfer tergantung kepada frekuensi potong bawah dan atas serta frekuensi
sumber isyarat. Tanggapan amplitudo dari rangkaian ini diperkuat dengan faktor penguatan
tegangan total AvT.
REFERENSI

Asrizal. 2013. Elektronika Dasar 2 Komponen, Rangkaian, dan Aplikasi. Padang: UNP
Sutrisno.1986. Elektronika Teori Dasar dan Penerapannya Jilid 1.Bandung : ITB
Tim Elektronika Dasar 2. 2020. Modul Praktikum Elektronika Dasar 2. Padang: UNP
Widodo. 2002. Dasar-dasar Elektronika Digital dan Mikroprosesor. Yogyakarta: Andi.

Anda mungkin juga menyukai