Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Praktikum, Jembatan Wheatstone (L-3)

JEMBATAN WHEATSTONE (L-3)

Disusun Oleh :
Yuni Istifadah (113184006)
Laelatul Ezzah (113184024
Dimas Adiansyah S. (113184040)

Jurusan Fisika, FMIPA, UNESA

ABSTRAK
Telah dilakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Dasar Unesa yang bertujuan untuk mengukur dan
menguji nilai tahanan lampu dengan menggunakan jembatan wheatstone. Pada percobaan ini digunakan
tahanan bangku sebagai variabel manipulasi, tahanan lampu sebagai variabel kontrol dan panjang kawat l 1 dan
l2 sebagai variabel respon. Percobaan ini memanfaatkan pengukuran panjang kawat agar terjadi keseimbangan
potensial listrik di ujung-ujung percabangan. Dari hasil pengukuran yang dilakukan, hasilnya tidak sama
dengan menggunakan perhitungan langsung karena saat kami melakukan pengukuran panjang kawat, jarum
galvanometer terus bergerak dan sangat sulit ditentukan terutama jika tergeser sedikit saja sehingga diperoleh
nilai tahanan bangku sebesar Rx = (10,5382 ± 0,6989) Ω dan taraf ketelitian sebesar 93,36%.

Kata Kunci: keseimbangan potensial listrik, tahanan bangku, dan panjang kawat

I. PENDAHULUAN rangkaian maka kami melakukan


Hambatan listrik merupakan
percobaan ini untuk mengukur dan
karakteristik suatu bahan penghantar
menguji nilai suatu tahanan dari suatu
listrik (konduktor) yang dapat digunakan
resistor dengan menggunakan jembatan
untuk mengatur besarnya arus listrik
wheatstone dengan mengacu pada
yang melewati suatu rangkaian.
penentuan panjang kawat yang terukur
Hambatan sebuah konduktor di antara
hingga galvanometer menunjukkan
dua titik diukur dengan memasang
angka nol.
sebuah beda potensial di antara titik yang
satu dengan yang lain dan
membandingkannya dengan arus listrik II. DASAR TEORI

yang terukur. Metode jembatan Jembatan wheatstone adalah


wheatstone yang dapat digunakan untuk susunan komponen komponen elektronika
mengukur hambatan listrik tanpa yang berupa resistor. Prinsip dasar dari
menggunakan alat ukur voltmeter dan jembatan wheatstone adalah
amperemeter, cukup menggunakan keseimbangan. Sifat umum dari arus listrik
galvanometer untuk mengetahui ada atau adalah arus akan mengalir menuju polaritas
tidaknya arus listrik yang melalui suatu yang lebih rendah. Jika terdapat persamaan

Dipresentasikan Bulan Mei 2012 Di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNESA


Jurnal Praktikum, Jembatan Wheatstone (L-3)

polaritas antara kedua titik maka arus tidak jarum dari galvanometer G. Jika hal ini
akan mengalir saling berlawanan dari telah dicapai, maka Rx dapat dinyatakan
kedua titik tersebut. Dalam rangkaian dasar dengan persamaan :
jembatan wheatstone penghubung kedua
titik tadi disebut sebagai jembatan
wheatstone, jembatan wheatstone banyak
Berikut ini penurunan rumus dari
digunakan untuk mengukur daya hambat
persamaan di atas sebagai berikut
dengan cepat seperti gambar yang terdapat
di bawah ini menunjukkan rangkaian Jika tegangan pada titik C dan D sama
jembatan wheatstone. maka :

B 𝑉𝑎𝑏 + 𝑉𝑏𝑐 = 𝑉𝑎𝑑 + 𝑉𝑑𝑐 ….. (pers.1)

𝑅𝑥
Rx Rtb 𝑉𝑎𝑏 = 𝑅 𝑉𝑎𝑐 ….. (pers.2)
𝑥 𝑅𝑡𝑏
+
G
𝑅𝑡𝑏
𝑉𝑏𝑐 = 𝑅 𝑉𝑎𝑐 ….. (pers.3)
𝑥 + 𝑅𝑡𝑏
A C
𝑅𝑥
L1 D L2 𝑉𝑎𝑑 = 𝑅 𝑉𝑎𝑐
𝑥 + 𝑅𝑡𝑏

𝑙
E Rb 𝜌 1
𝐴
𝑉𝑎𝑑 = 𝑙 𝑙 𝑉𝑎𝑐
Gambar 1 : rangkaian jembatan 𝜌 1+𝜌 2
𝐴 𝐴
wheatstone
𝑙
Keterangan : 𝑉𝑎𝑑 = ( 1 + 𝑙1 ) 𝑉𝑎𝑐 ….. (pers.4)
2
E : sumber tegangan listrik searah.
G : galvanometer. 𝑅𝑥
Rb : hambatan geser (rheo stat). 𝑉𝑑𝑐 = 𝑅 𝑉𝑎𝑐
𝑥 + 𝑅𝑡𝑏
L1 dan L2 : panjang kawat.
Rtb : hambatan bangku. 𝑙
𝜌 2
Rx : hambatan yang akan 𝑉𝑑𝑐 = 𝐴
𝑙 𝑙 𝑉𝑎𝑐
ditentukan nilainya. 𝜌 1+𝜌 2
𝐴 𝐴

Dengan mengeser-geserkan kontak geser D 𝑙


𝑉𝑑𝑐 = ( 1 + 𝑙2 ) 𝑉𝑎𝑐 ….. (pers.5)
pada kawat hambatan AC atau dengan 1

mengubah-ubah Rtb, dapat dicapai keadaan


Pers.2 sampai 5 disubstitusi ke pers.1 :
hingga potensial di titik D sama dengan
potensial titik B, yang dalam hal ini 𝑅𝑥
𝑉𝑎𝑐 +𝑅
𝑅𝑡𝑏 𝑙 𝑙
𝑉𝑐𝑏 =(1+𝑙1 )𝑉𝑎𝑐 +(1+𝑙2 )𝑉𝑎𝑐
𝑅𝑥 + 𝑅𝑡𝑏 𝑥 + 𝑅𝑡𝑏 2 1
ditunjukkan oleh tidak menyimpangnya

Dipresentasikan Bulan Mei 2012 Di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNESA


Jurnal Praktikum, Jembatan Wheatstone (L-3)

𝑅 𝑅𝑡𝑏 𝑙 𝑙 Defnisi operasional : tahanan


1 + 𝑅𝑥 + + 1 = 1 + 𝑙1 + 𝑙2 +1
𝑅𝑥
𝑡𝑏 2 1 bangku yang dipilih selalu
diubah untuk setiap kali
Dengan memilih salah satu suku untuk tiap dilakukan pengambilan data.
ruas maka didapatkan 2. Variabel kontrol : tahanan
lampu
𝑅𝑥
= 𝑙1
𝑙 Definisi operasional : jenis
𝑅𝑡𝑏 2 lampu yang digunakan
dikondisikan sama pada saat
𝒍 melakukan percobaan.
Rx = 𝒍𝟏 Rtb …… (Terbukti)
𝟐
3. Variabel Respon : panjang
kawat
Definisi operasional : panjang
III. METODE EKSPERIMEN
kawat L1 dan L2 ditentukan
dengan menggeser-geser slider
A. Rancangan Percobaan
hingga jarum pada
B
galvanometer menunjukkan
angka nol

Rx Rtb
D. Langkah Percobaan
G Alat dan bahan dirangkai sesuai
dengan prosedur dan memilih nilai
A D tertentu pada tahanan bangku. Tahanan
geser yang terdapat pada rangkaian
L1 C L2 tersebut diposisikan pada keadaan
resistansi mendekati maksimal. Sekelar
ditutup dan slider digeser-geser secara
E Rb perlahan hingga galvanometer
Gambar 2 : rancangan percobaan menunjukkan angka nol. Kemudian
diukur panjang L1 dan L2 serta
B. Alat dan Bahan : mengulangi langkah-langkah tersebut
1. Soket lampu sepeda motor dengan mengubah nlai hambatan
2. Lampu sepeda motor 6,2V/0,5A bangku untuk jenis lampu yang sama.
3. Tahanan bangku
4. Galvanometer
5. Tempat baterai
IV. DATA dan ANALISA
6. Baterai besar Dengan menggunakan jenis lampu
7. Kabel penghubung yang sama untuk setiap percobaan, yaitu
8. Kawat 6,2 V / 0,5 A diperoleh data sebagai
berikut

C. Variabel-variabel :
1. Variabel Manipulasi : tahanan
bangku

Dipresentasikan Bulan Mei 2012 Di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNESA


Jurnal Praktikum, Jembatan Wheatstone (L-3)

Tabel 1. Data Hasil Percobaan 𝑙1 𝑙1


setara dengan atau bisa ditulis =
𝑅𝑥 𝑅𝑥
Jembatan Wheatstone
No 0,045 untuk menghitung nilai Rx pada
L2 (m) L1(m) Rtb (Ω) Rx (Ω)
setiap data yang diperoleh. Sedangkan
1. 0.33 0.67 10 20.3030 untuk menghitung nilai tahanan dari lampu
2. 0.35 0.65 11 20.4286 tersebut dari data-data yang diperoleh
3. 0.38 0.62 12 19.5789 cukup dengan menggunakan nilai rataan l1
4. 0.48 0.52 13 14.0833 maka akan diperoleh nilai tahahan lampu
5. 0.50 0.50 14 14.0000 Rx sebesar 8,18 Ω.
6. 0.53 0.47 15 13.3019
7. 0.56 0.44 16 12.5714
8. V. PEMBAHASAN
0.62 0.38 17 10.4194
Dalam percobaan yang telah kami
9. 0.66 0.34 18 9.2727
10. 0.74 0.26 19 6.6757 lakukan, kami memperoleh nilai tahanan
11. 0.78 0.22 20 5.6410 lampu sebesar Rx = (10,5382 ± 0,6989) Ω
12. 0.82 0.18 21 4.6098
dan taraf ketelitian sebesar 93,36%. Hasil
13. 0.84 0.16 22 4.1905
14. 0.92 0.08 23 2.0000 percobaan dengan menggunakan prinsip
15. 0.96 0.04 24 1.0000 jembatan wheatstone tersebut apabila
dibandingkan dengan menggunakan
Jembatan Wheatstone
1.20 perhitungan analisis grafik, didapatkan
y = 0.0459x - 0.1488 nilai tahanan sebesar 8,18 Ω yang setara
1.00
panjang kawat L2 (m)

R² = 0.9928
0.80
dengan 5 : 4. Hal ini dikarenakan saat kami
melakukan pengukuran panjang kawat, jarum
0.60
galvanometer terus bergerak dan sangat sulit
0.40
ditentukan terutama jika tergeser sedikit saja.
0.20 Akan tetapi, rentang hasil pengukuran dari
0.00 kedua cara tersebut cukup saling
0 10 20 30
tahanan bangku (Ω) mendekati.

Gambar 3 : Grafik hubungan antara


panjang kawat dengan besarnya
tahanan bangku VI. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data yang telah kami Dari hasil percobaan yang telah
peroleh, bahwa setiap pertambahan nilai diperoleh, kami membuat kesimpulan
tahanan bangku didapatkan pertambahan bahwa untuk menentukan nilai
panjang kawat L2. Namun, pertambahan hambatan suatu tahanan dapat
panjang kawat tersebut tidak dapat stabil dilakukan dengan cara menggunakan
karena saat kami melakukan pengukuran prinsip jembatan wheatstone selain
panjang kawat, jarum galvanometer terus dengan menggunakan perhitungan
bergerak terutama jika tergeser sedikit saja. langsung. Dalam percobaan ini
Apabila dilihat dari grafik yang diperoleh nilai tahanan lampu sebesar
ditampilkan di atas, maka nilai gradiennya Rx = (10,5382 ± 0,6989) Ω dan taraf
ketelitian sebesar 93,36%.

Dipresentasikan Bulan Mei 2012 Di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNESA


Jurnal Praktikum, Jembatan Wheatstone (L-3)

B. SARAN
 Saat melakukan pengukuran
diharapkan praktikan lebih hati-
hati saat menentukan panjang
kawat dengan memperhatikan
posisi jarum galvanometer.

VII. DAFTAR PUSTAKA


 Halliday, David dan Robert
Resnick. 1988. Fisika Jilid 2 Edisi
ketiga terjemahan Pantur Silaban
Ph.D dan Drs. Erwin Sucipto.
Jakarta : Erlangga
 Sears, francis Weston dan Mark W
Zemansky. 1962. Fisika untuk
Universitas 2 Listrik Magnet.
Jakarta : Erlangga
 Tim Dosen Pembina Praktikum.
2012. Panduan Praktikum Fisika
Dasar II. Surabaya : Unipress

Dipresentasikan Bulan Mei 2012 Di Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UNESA

Anda mungkin juga menyukai