Anda di halaman 1dari 13

JEMBATAN WHEATSTONE

I. Hari/ Tanggal : Senin, 12 Juni 2023


Tempat : Laboratorium Fisika Dasar Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Waktu : 08.00 – 12.00
Kelompok : C9

II. Maksud dan Tujuan :


1. Menentukan harga suatu hambatan dengan mempergunakan
metode-metode jembatan wheatstone
2. Untuk mengetahui nilai L1 dan L2 menggunakan metode
jembatan wheatstone
3. Untuk mengetahui prinsip kerja jembatan wheatstone

III. Alat-alat :
1. Sumber arus / tegangan (DC)
2. Bangku hambatan
3. Komutator
4. Galvanometer
5. Meja ukur
6. Kable-kabel penghubung
7. 3 hambatan yang akan ditentukan besarnya
8. Skala

IV. Teori
Suatu jembatan wheatstone adalah suatu susunan/rangkaian seperti
pada gambar
Bila prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat a-b seperti pada
gambar

Dimana :

 K : komutator untuk mengubah arah arus


 Rb : hambatan yang diketahui
 Rx : hambatan yang harus dicari harganya
 G : galvanometer dihubungkan dengan C dan D
 L : A-B : kawat hambatan lurus pada mistar
 ST : sumber tegangan (power supply)

Dengan letak :

L1 disisi 1 dengan hambatan R1

L2 disisi 2 dengan hambatan R3

Rb disisi 3 dengan hambatan Rb

Rx disisi 4 dengan hambatan Rx

Jika dalam galvanometer menunjukkan 0, berarti bahwa tidak ada arus yang
melalui G, jika tidak ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :

Vc =Vd ………………….(1)

Maka akan didapat persamaan :

Rx = (R2/R1).Rb …………(2)

Jika kawat a-b serba sama dengan hambatan p tiap satuan panjang maka
persamaan (2) menjadi :

Rx = (L2 p / L1 p) Rb, atau

Rx = (L2 / L1) Rb …………(3)


Disini terlihat bahwa harga-harga yang diperlukan hanyalah perbandingan antara
L1dan L2 atau panjang kawat antara Bd dan Ad.

Arah gerak jarum galvanometer dipengaruhi oleh kutub magnet yang


dimasukkan kedalam kumparan. Jika kutub utara yang dimasukkan pertama kali
ke dalam kumparan, maka jarum akan bergerak ke kanan. Sebaliknya, jarum akan
bergerak ke kiri apabila kutub selatan yang pertama masuk.

Penyebab jarum galvanometer bergerak cepat saat magnet digerakkan


disekitar kumparan adalah terjadi perpotoingan fluks magnet saat magnet
digerakkan. Gejala timbulnya arus listrik dalam suautu pernghantar akibat
perubahan fluks magnetic dinamakan induksi elektromagnetik.

Jika sebuah magnet batang dipotong maka keberadaan kutubya akan


terpisah. Jika sebuah magnet batang dipotong menjadi 2 bagian, aka akan
terbentuk 2 magnet yag masing-masing memiliki kutub utara dan kutub selatan
yang terpisah.

Besanya ggl induksi tergantung pada 3 faktor :

 Banyaknya lilitan kumparan


 Kecepatan keluar masuk magnet dari dan keluar kumparan
 Kuar magnet batang yang digunakan

V. Teori Tambahan
Jembatan wheatstone merupaka suatu alat perngukur. Alat yang
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang bilainya relative kecil sekali.
Umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah / korsleting dsb.

a) Hambatan
Merupakan ukuran sejauh mana suatu objek menentang aliran arus listrik.
Sifat-sifat hambatan listrik secara umum terbagi 2. Hambatan listrik akan
seamkin besar jika bahan listrik yang digunakan semakin panjang.

b) Tegangan
Tegangan yang berkerja pada elemen atau komponen dari satu terminal /
kutub terminal / kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik
secara matematis.

c) Arus
Adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu titik atau bagian arus
listrik dikatakan ada ketika ada aliran bersih muatan listrik melalui suatu
bagian muatan listrik dibawah oleh partikel bermuatan.
d) Penerapan Jembatan Wheatstone
Merupakan suatu susunan / rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui harga besarannya. Kegunaan dari jembatan
wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus
yang mengalir pada galvanometer sama dengan 0 karena potensial ujung-
ujungnya sama besar.

e) Cara untuk mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah
pada dasarnya membandingkan besar hambatan listrik yang sudah
diketahui nailainya.

f) Manfaat jembatan wheastone adalah untuk mengkukur nilai suatu


hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama
dengan 0.

g) Rangkaian jembatan wheatstone merupakan salah satu konfigurasi


rangkaian resistor yang berfungsi untuk megukur perubahan resistansi
yang sangar kecil dan banyak digunakan pada rangkaian sensor.

h) Pengaman galvanometer pada penggunaan jembatan wheatstone sebagai


alat untuk mengukur besar komponen resistor R dikembangkan pada
penelitian ini. Pengaman galvanometer yang diteliti.

i) Contoh pengalikasiannya adalah perngukuran timbangan massa digital,


resistor di pabrik dan mengukur regangan pada benda di uji berupa beton.

j) Kondisi yang perlu diperhatikan sebelum menentukan besarnya hambatan


jembatan wheatstone, kondisi bersama pada hasil perkalian silang
hambatan berbeda.

k) Syarat penggunaan jembatan wheatstone adalah salah satunya R1 dan R2


biasanya diketahui besarnya.
Rumus Perhitungan Jembatan Wheatstone

1) Ketentuan pertama

Jika perkalian silang yang ada di antara R1 dan R2 ini sama nilainya dengan
yang ada diantara R2 dan R4. Maka R3 atau hambatan yang berada ditengah tsb
dapat diabaikan saja hingga banyak akan dijumlahkan secara seri.

2) Ketentuan kedua

Jika perkalian silang yang terjadi di antara R1 dan R3 tidak sama dengan
perkalian silang yang ada pada R2 dan R4, sehingga hambatan tsb wajib untuk
digantikan denghan mengggunakan hambatan yang baru.

3) Penerapan Jembatan Wheatstone

Jadi, beberapa aplikasi dari rangkaian ini yaitu sebagai berikut :

 Mengukur temperature
 Menimbang berat menggunakan strain gauge
 Mengukur cahaya

Jika sensornya mendeteksi adanya perubahan beda potensial atau apapun itu.
Hambatan dari sensor itu sendiri akan berubah, dan habatan sensor itu sendiri
memang dipengaruhi oleh masukkannya.

 Hukum ohm yang mengjelaskan tentang hubungan antara hambatan,


tegangan dari arus listrik, yang mana besar arus yang mengalir pada
galvanometer diakibatkan oleh adanya suatu hambatan.

 Hubungan antara resitivitas dan hambatan yang berarti setiap penghantar


memiliki besar hambatan tertentu, dan juga menentukan hambatan sebagai
funhgsi dari perubahan suhu.

 Hokum kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hokum ini menjeslaskan
jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada kedua ujung
galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.
VI. Percobaan yang akan dilakukan
1. Susunlah rangkaian pada gambar 2 komutator k tetap terbuka
dan belum dihubungkan.

2. Arus mula-mula dipasang minimum, dengan cara mengatur


hambatan peraturan yang ada di dalam sumber arus atau
tegangan terkecil.

3. Sebuah rangkaian diperiksa oleh asisten dengan


persetujuannya, barulah komutator dihubungkan dengan
sumber arus.

4. Dengan kontak geser D kira-kra ditengah-tengah L, usahakan


agar simpangan jarum galvanometer menjadi 0 dengan cara
mengubah-ubah besaran hambatan R3.

5. Buatlah arus menjadi lebih besar sedikit demi sedikit. Berilah


kontak geser D, usahakan supaya simpangan jarum
galvanometer menjadi 0.

6. Jika kedudukanini telah tercxapai catatlah L1dan L2.

7. Baliklah arah arus dengan mengubah kedudukann komutator.


Ulangi percobaan 5 dan 6.
VII. Analisa Data

*percobaan I
Diketahui : L1 = 40,5 cm
L2 = 19,8 cm
Rx = 3 ohm
Rb = 150 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
40 , 5+19 , 8
=
2
= 30,15 cm

V V 3
*I = = = =0,00667 A
R (Rx . Rb) (3 .150)

*percobaan II

Diketahui : L1 = 11,13 cm
L2 = 81,3 cm
Rx = 142,71 ohm
Rb = 200 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
11,13+ 81 ,3
=
2
= 46,215 cm

V V 3
*I = = = =0,00051 A
R (Rx . Rb) (142 , 71.200)
*percobaan III
Diketahui : L1 = 20,31 cm
L2 = 78,2 cm
Rx = 333,6 ohm
Rb = 250 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
20 ,31+78 , 2
=
2
= 49,255 cm

V V 3
*I = = = =0,000036 A
R (Rx . Rb) (3 33 , 6 . 250)
VIII. Gambar

1. Konektor

= Untuk menentukan arah pada skala zero


detector

2. Zerodetector

= Untuk mendeteksi nilai nol pada kawat


hambatan

3. MejaUkur

= Mengukurarusdalamjarak
4. Resistor Box

= Untuk mengatur jaka pada hambatan yang


diuji

5. Kabel Penghubung

= Menghubungkan peralatan jembatan


wheatstone menjadi satu rangkaian

6. Koil Resistif

=Digunakan sebagai pembangkit resistensi


dalam jembatan wheatstone
7. Catudaya

= Sumberdaya yang digunakan untuk mengalirkanaliranlistrik


IX. Kesimpulan dan Saran

Ixi. Kesimpulan

1. Dalam metode jembatan wheatstone, apabila galvanometer


menunjukkan 0 berarti tidak ada arus yang mengalir sehingga beda
potensial diantara titik input dan output pada galvanometer tidak ada
maka vm sehingga :
Persamaan : Rx = (R2 / R1) . Rb
Rx = (L2 / L1) . Rb
2. Apabila kutub positif bertemu kutub negative maka arus listrik akan
mengalir ke kawat meja ukur dan kawat menjadi panas.
3. Semakin besar hambatan semakin kecil pula jarak pada table di meja
ukur.
4. Mengurangi kesalahan dan kolaborasi alat dan bahan yang digunakan.
5. Dalam percobaan ini, kita dapat membuktikan hubungan rangkaian
seri dan parallel.

Ixii. Saran

1. Ruangan praktikum sempit, dimohon untuk memperluas demi


kenyamanan.
2. Peralatan praktikum mohon dilengkapi.
3. Alat-alat yangada mungkin bisa di upgrade.
4. Ruangan praktek terlalu kecil.
5. Ruangan praktikum panas.
6. Pengumpulan modul mohon diperpanjang.
7. Tangga menuju lantai 2 teralalu curam dan goyang.
X. Daftar Pustaka
1. Modul Praktikum Fisika Dasar
2. https://blogmateriperkuliahanblogspot.co.id
3. R.Lockhat, “Physic : Wheatstone Bridge, Southern African
Journal Of Anaesthesia and Analgesia”, PP. S100-101, 2020
4. Jurnal N Ayuningtyas, 2018
5. ejournal.upi.edu
6. https://123dok.com
7. https://eprint.undip.ac.id

Anda mungkin juga menyukai