III. Alat-alat :
1. Sumber arus / tegangan (DC)
2. Bangku hambatan
3. Komutator
4. Galvanometer
5. Meja ukur
6. Kable-kabel penghubung
7. 3 hambatan yang akan ditentukan besarnya
8. Skala
IV. Teori
Suatu jembatan wheatstone adalah suatu susunan/rangkaian seperti
pada gambar
Bila prakteknya R1 dan R2 dapat merupakan sebuah kawat a-b seperti pada
gambar
Dimana :
Dengan letak :
Jika dalam galvanometer menunjukkan 0, berarti bahwa tidak ada arus yang
melalui G, jika tidak ada beda potensial antara titik C dan D, sehingga :
Vc =Vd ………………….(1)
Rx = (R2/R1).Rb …………(2)
Jika kawat a-b serba sama dengan hambatan p tiap satuan panjang maka
persamaan (2) menjadi :
V. Teori Tambahan
Jembatan wheatstone merupaka suatu alat perngukur. Alat yang
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang bilainya relative kecil sekali.
Umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah / korsleting dsb.
a) Hambatan
Merupakan ukuran sejauh mana suatu objek menentang aliran arus listrik.
Sifat-sifat hambatan listrik secara umum terbagi 2. Hambatan listrik akan
seamkin besar jika bahan listrik yang digunakan semakin panjang.
b) Tegangan
Tegangan yang berkerja pada elemen atau komponen dari satu terminal /
kutub terminal / kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik
secara matematis.
c) Arus
Adalah laju aliran muatan listrik melewati suatu titik atau bagian arus
listrik dikatakan ada ketika ada aliran bersih muatan listrik melalui suatu
bagian muatan listrik dibawah oleh partikel bermuatan.
d) Penerapan Jembatan Wheatstone
Merupakan suatu susunan / rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui harga besarannya. Kegunaan dari jembatan
wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus
yang mengalir pada galvanometer sama dengan 0 karena potensial ujung-
ujungnya sama besar.
e) Cara untuk mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah
pada dasarnya membandingkan besar hambatan listrik yang sudah
diketahui nailainya.
1) Ketentuan pertama
Jika perkalian silang yang ada di antara R1 dan R2 ini sama nilainya dengan
yang ada diantara R2 dan R4. Maka R3 atau hambatan yang berada ditengah tsb
dapat diabaikan saja hingga banyak akan dijumlahkan secara seri.
2) Ketentuan kedua
Jika perkalian silang yang terjadi di antara R1 dan R3 tidak sama dengan
perkalian silang yang ada pada R2 dan R4, sehingga hambatan tsb wajib untuk
digantikan denghan mengggunakan hambatan yang baru.
Mengukur temperature
Menimbang berat menggunakan strain gauge
Mengukur cahaya
Jika sensornya mendeteksi adanya perubahan beda potensial atau apapun itu.
Hambatan dari sensor itu sendiri akan berubah, dan habatan sensor itu sendiri
memang dipengaruhi oleh masukkannya.
Hokum kirchoff 1 dan 2, yang mana sesuai dari hokum ini menjeslaskan
jembatan dalam keadaan seimbang karena besar arus pada kedua ujung
galvanometer sama besar sehingga saling meniadakan.
VI. Percobaan yang akan dilakukan
1. Susunlah rangkaian pada gambar 2 komutator k tetap terbuka
dan belum dihubungkan.
*percobaan I
Diketahui : L1 = 40,5 cm
L2 = 19,8 cm
Rx = 3 ohm
Rb = 150 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
40 , 5+19 , 8
=
2
= 30,15 cm
V V 3
*I = = = =0,00667 A
R (Rx . Rb) (3 .150)
*percobaan II
Diketahui : L1 = 11,13 cm
L2 = 81,3 cm
Rx = 142,71 ohm
Rb = 200 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
11,13+ 81 ,3
=
2
= 46,215 cm
V V 3
*I = = = =0,00051 A
R (Rx . Rb) (142 , 71.200)
*percobaan III
Diketahui : L1 = 20,31 cm
L2 = 78,2 cm
Rx = 333,6 ohm
Rb = 250 ohm
V=3v
Ditanya : L rata-rata ?
I?
Jawaban :
L1+ L 2
*L rata-rata =
2
20 ,31+78 , 2
=
2
= 49,255 cm
V V 3
*I = = = =0,000036 A
R (Rx . Rb) (3 33 , 6 . 250)
VIII. Gambar
1. Konektor
2. Zerodetector
3. MejaUkur
= Mengukurarusdalamjarak
4. Resistor Box
5. Kabel Penghubung
6. Koil Resistif
Ixi. Kesimpulan
Ixii. Saran