Disusun :
NIM : 40040317640015
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Maksud dari tentang Jembatan Wheatstone adalah agar para praktikan mengetahui
bagaimana cara merancang rangkaian Jembatan Wheatstone dengan baik dan benar, serta
dapat mengetahui bagian-bagian Jembatan Wheatstone.
Tujuan dari tentang Jembatan Wheatstone adalah agar dapat menentukan tahanan
suatu penghantar/ besarnya suatu hambatan dengan rangkaian Jembatan Wheatstone, serta
dapat mengetahui bagian-bagian Jembatan Wheatstone.
Penulisan makalah ini penulis susun melalui prosedur studi pustaka, dimana informasi
yang ada diperoleh dari berbagai macam sumber, baik itu media cetak (buku-buku) maupun
media elektronik (internet). Semua informasi dan gagasan yang telah diperoleh dalam
makalah ini, kami gabungkan menjadi satu kesatuan yang tersusun secara sistematis dan
objektif berdasarkan metode penulisan yang telah ditetapkan, dengan demikian tersusunlah
makalah ini yang mampu menjelaskan tentang penerapan hukum Instrumentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Rangkaian jembatan secara luas telah digunakan dalam beberapa pengukuran niai
suatu komponen seperti: rasistansi, induktansi, dan kapasitansi serta parameter-parameter
rangkaian lainnya yang diperoleh langsung dari nilai komponnya seperti frekuensi, sudut
fasa, dan temperatur.
Jembatan DC bertipe NOL dikenal dengan nama Jembatan Wheatstone, dengan empat
lengan yang terdiri dari sebuah hambatan yang belum diketahui nilainya (Rx), dua hambatan
yang bernilai sama (R2 dan R3) serta hambatan variabel (Rv). Tegangan DC ditempatkan
diantara titik AC serta hambatan variabel diatur sedemikian rupa sehingga tegangan yang
terukur pada titik BD sama dengan nol. Titik nol ini biasanya diukur dengan galvanometer
yang mempunyai sensitivitas tinggi. (Pramono, 2014).
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada 1833 dan meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun
1843. Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen
diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu
alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat
yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai
100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur (Dedy, 2012).
2.2 Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan jembatan wheatstone
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan “Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar,
maka kekuatan arus tersebut adalah sebanding-larus dengan tegangan listrik yang
terdapat diantara kedua ujung penghantar tadi”. Hukum ini dicetuskan oleh Georg
Simon Ohm.
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan:
V = I . R atau I = V/R
Dimana
I : arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V : tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R : hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
2. Hukum Kirchoff I
3. Hukum Kirchoff II
Hadi Pramono (2014: 92), menjelaskan jika R2 dan R3 menyatakan hambatan pada
kawat dengan panjang L1 dan L2, maka dapat juga ditulis dengan:
Rx = Rv
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang
tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan,
satu kaki yang mencakup komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang
presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone dan melakukan perbandingan
antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui
yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan
pada angka nol. Rangkaian Jembatan Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah
hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang
belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik
diagonalnya dipasang sebuah
R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah
hambatan yang akan dicari besarnya. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan
variable sehingga arus yang mengalir pada Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan
ini jembatan tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan hukum Ohm. Rangkaian
Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat geser apabila
besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar.
Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran
tahanan yang teliti dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari
tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang diketahui nilainya
dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa
beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri
dari rangkaian listrik untuk mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan
penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge. Seperti kita
ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material
tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan
menyebabkan perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan
ini sedemikian kecilnya, sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan
kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan Wheatstonenya
sudah ada di dalam strain gauge.
Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material (baja atau
beton) didasarkan pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi akibat gaya
eksperimen. Perubahan kecil dimensi penampang dihitung dari peribahan hambatan pada
rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan sensor ke alat pencatat data logger untuk
setiap transducer.
Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi tahanan dari sekitar
1Ω sampai rangkuman mega ohm rendah. Sumber kesalahan utama terletak pada kesalahan
batas dari ketiga tahanan yang diketahui. Kesalahan-kesalahan lain bisa mencakup:
Cara lain untuk mengukur besar hambatan listrik yang belum diketahui ialah metoda
"Jembatan Wheatstone". Mengukur besarnya hambatan listrik yang belum diketahui dengan
metoda "Jembatan Wheatstone" pada dasarnya ialah membandingkan besar hambatan yang
belum diketahui dengan besar hambatan listrik yang sudah diketahui nilainya. Gambar 2
menunjukkan prinsip dari rangkaian listrik Jembatan Wheatstone.
Keterangan :
E : sumber tegangan listrik searah.
S : penghubung arus.
G : galvanometer.
RG : hambatan geser (rheo stat).
R1 dan R2 : hambatan listrik yang diketahui nilainya.
Rb : bangku hambatan.
X : hambatan yang akan ditentukan nilainya.
Setelah S ditutup, dalam rangkaian akan ada arus listrik. Jika jarum dari galvanometer
G mengalami penyimpangan berarti ada arus listrik yang melalui galvanometer G, berarti
juga antara titik C dan titik D ada beda potensial.
Dengan mengubah-ubah besarnya hambatanRb, R1 dan juga R2, dapat diusahakan
sehingga galvanometer G tidak dilalui arus lagi, yang berarti potensial titik C dan titik D
sama. Karena itu arus yang melalui R1 dan R2 sama, misalnya i1. Demikian juga arus yang
melalui Rb dan X sama misalnya i2.
Dengan menggunakan hukum Ohm, dapat diperoleh nilai dari X yang dinyatakan
dengan R1, R2dan Rb sebagai berikut :
Dengan mengukur panjang L1 (panjang kawat AC) dan L2 = L - L1 (panjang kawat CB)
maka jika R telah diketahui besarnya hambatan X dapat dihitung dengan persamaan (2)
Jika R1 = 50 Ω, R2 = 60 Ω, R3 = 40 Ω, R4 = 20 Ω, R5 = 30 Ω
Hitung hambatan pengganti dari rangkaian diatas!
Pembahasan :
Pada rangkaian diatas kondisinya adalah:
sehingga R5 tidak bisa dihilangkan begitu saja, harus dimasukkan dalam perhitungan.
Solusinya adalah mengganti R1, R4 dan R5 dengan 3 buah hambatan baru sebutlah Ra, Rb dan
Rc agar rangkaian diatas bisa diselesaikan secara seri / paralel. Berikut ilustrasi dan rumus
transformasinya:
dengan