Anda di halaman 1dari 6

A.

JEMBATAN WHEATSTONE

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-
ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik
dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.
(Pratama, 2010).

Jembatan Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting
dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam
hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-
tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara
keempat tahanan tersebut. (Suryatmo, 1986).

Jika konduktor pengalir arus ditempatkan dalam medan magnet dihasilkan gaya pada konduktor yang cenderung
menggerakkan konduktor itu dalam arah tegak lurus medan. Prinsip ini digunakan dalam instrument pendeteksi
arus. Instrument pendeteksi arus yang peka disebut galvanometer. (Lister, 1993).

Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur keberadaan arus listrik di dalam suatu
rangkaian listrik. Penemu galvanometer ialah André-Marie Ampère.[1] Cara kerja dari galvanometer sama seperti
amperemeter, voltmeter, ohmmeter dan motor listrik. Keberadaan arus listrik ditandai dengan bergeraknya jarum
penunjuk dengan sudut simpangan tertentu.[2] Galvanometer memiliki kepekaan pengukuran yang lebih tinggi
dibandingkan dengan amperemeter.

Galvanometer merupakan instrument sangat peka dan dapat mengukur arus yang sangat lemah. Galvanometer
terdiri atas sebuah komponen kecil berlilitan banyak yang ditempatkan dalam sebuah medan magnet begitu rupa
sehingga garis-garis medan akan menimbulkan kopel pada kumparan apabila melalui kumparan ini ada arus.
(Flink, 1985)

Sudut putar atau simpangan dapat diukur melalui jarum penunjuk yang dihubungkan dengan kumparan dan
diberi skala penunjuk. Selain itu, sudut putar dapat pula diketahui melalui penggunaan berkas cahaya yang
dipantulkan melalui cermin yang diempatkan secara permanen di kumparan. Skala galvanometer menerima
berkas cahaya dan membacanya sebagai suatu nilai ukur. Penentuan sudut putar dilakukan dengan kalibrasi
secara empiris.[4] Momen putar dari arus listrik yang mengalir pada kawat kumparan terjadi karena adanya
pengaruh dari medan magnet permanen

Galvanometer hanya digunakan untuk pengukuran arus listrik dengan nilai yang kecil dan tidak dapat digunakan
untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar. Komponen-komponen di dalam
galvanometer tidak mendukung pengukuran listrik dalam jumlah besar. Galvanometer bisa digunakan untuk
mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik yang besar jika pada galvanometer dipasangi hambatan listrik
eksternal. Pada voltmeter disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan pengali.

Di dalam teori pengukuran listrik yang dimaksudkan dengan pengukuran Galvano yaitu suatu instrument yang
dipergunakan untuk memperlihatkan arus yang lemah. Untuk menyatakan dengan jelas kadang-kadang
dipisahkan juga untuk instrument-instrumen yang peka (sensitif), yang banyak dipakai di laboratorium dan
terutama sistem jembatan yang banyak kita jumpai. (Suryatmo, 1974).

Teori Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat
dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Dalam umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang
nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya.
Rangkaian ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam hal mana
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu
diatur sedemikian rupa sehingga galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat
tahanan tersebut.

Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak
diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembatan Wheatstone adalah untuk mengukur nilai suatu
hambatan dengan cara arus yang mengalir pada galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-
ujungnya sama besar). Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit listrik
dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui dua titik diagonal dan pada kedua
diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone.

B.KONSEP JEMBATAN WHEATSTONE

Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan
listrik dengan menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui
kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai
hambatan listrik yang presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone dan melakukan perbandingan
antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan yang belum diketahui yang tentunya dalam
keadaan Jembatan disebut seimbang yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian Jembatan
Wheatstone tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan tersebut adalah
hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan
pada 2 titik diagonalnya dipasang sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber
tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk

mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada
kumparan di dalam magnet.
R1, R2, dan R3 merupakan hambatan yang sudah diketahui, sedangkan R4 adalah hambatan yang akan dicari
besarnya. Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variable sehingga arus yang mengalir pada
Galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan tersebut disebut seimbang sehingga sesuai dengan
hukum Ohm. Rangkaian Jembatan Wheatstone juga dapat disederhanakan dengan menggunakan kawat geser
apabila besarnya hambatan bergantung pada panjang penghantar.

Jembatan Wheatstone adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti dalam
daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut
merupakan tahanan yang diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).

C.Aplikasi Jembatan Wheatstone

Salah satunya adalah dalam percobaan mengukur regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam
percobaan kita gunakan strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk mengukur
dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di dalam strain gauge. Strain gauge ini
direkatkan kuat pada benda uji sehingga deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain
gauge. Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi perubahan dimensi dari material
tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda. Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan
perubahan hambatan listrik, ingat persamaan R = ρ.L/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya, sehingga
untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik
beserta jembatan Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.

D.Kelebihan Jembatan Wheatstone

Dapat mengukur perubahan hambatan yang sangat kecil pada penghantar.

Contoh aplikasi : strain gauge, yang digunakan untuk mengukur regangan material (baja atau beton) didasarkan
pada perubahan kecil penghantar yang berdeformasi akibat gaya eksperimen. Perubahan kecil dimensi
penampang dihitung dari peribahan hambatan pada rangkaian jembatan wheatstone yang dihubungkan sensor
ke alat pencatat data logger untuk setiap transducer.

E.Kesalahan Pada Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone dipakai secara luas pada pengukuran presisi tahanan dari sekitar 1Ω sampai rangkuman
mega ohm rendah. Sumber kesalahan utama terletak pada kesalahan batas dari ketiga tahanan yang diketahui.
Kesalahan-kesalahan lain bisa mencakup:

1. Sensitivitas detektor nol yang tidak cukup


2. Perubahan tahanan lengan-lengan jembatan karena efek pemanasan arus melalui tahanan-tahanan tersebut.
Efek pemanasan (I2R) dari arus-arus lengan jembatan dapat mengubah tahanan yang diukur. Kenaikan
temperatur bukan hanya mempengaruhi tahanan selama pegukuran yang sebenarnya, tetapi arus yang
berlebihan dapat mengakibatkan perubahan yang permanen bagi nilai tahanan. Hal ini tidak boleh terjadi, karena
pengukuran-pengukuran selanjutnya akan menjadi salah karena itu disipasi daya dalam lengan-lengan jembatan
harus dihitung sebelumnya sehingga arus dapat dibatasi pada nilai yang aman.

3. GGL termal dalam rangkaian jembatan atau rangkaian galvanometer dapat juga mengakibatkan masalah
sewaktu mengukur tahanan-tahanan rendah. Untuk mencegah ggl termal, kadang-kadang galvanometer yang
lebih sensitif dilengkapi dengan sistem kumparan tembaga dari sistem suspensi tembaga yakni untuk mencegah
pemilikan logam-logam yang tidak sama yang saling kontak satu sama lain dan untuk mencegah terjadinya ggl
termal.

4. Kesalahan-kesalahan karena tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar memegang peranan dalam
pengukuran nilai-nilai tahanan yang sangat rendah.

Untuk menentukan apakah galvanometer mempunyai sensitivitas yang diperlukan untuk mendeteksi kondisi
setimbang atau tidak, arus galvanometer perlu ditentukan. Galvanometer-galvanometer yang berbeda bukan
hanya memerlukan arus satu per satuan defleksi yang berbeda (sensivitas arus), tetapi juga dapat mempunyai
tahanan dalam yang berbeda. Adalah tidak mungkin mengatakan tanpa menghitung sebelumnya, galvanometer
mana yang akan membuat rangkaian jembatan lebih sensitif terhadap suatu kondisi tidak setimbang. Sensitivitas
ini dapat ditentukan dengan memecahkan “persoalan” rangkaian jembatan pada ketidaksetimbangan yang kecil.
Pendekatan ini didekati dengan mengubah jembatan Wheatstone menjadi rangkaian Thevenin.

Percobaan 3

Medan magnet dalam ilmu fisika, adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakkan muatan listrik (arus
listrik) yang menyebabkan munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran mekanika kuantum
dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik;
inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet "permanen"). Sebuah medan magnet adalah medan
vektor: yaitu berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat berubah menurut waktu. Arah dari
medan ini adalah seimbang dengan arah jarum kompas yang diletakkan di dalam medan tersebut.

Medan magnet merupakan medan gaya yang berada di sekitar benda magnetik atau di sekitar benda konduktor
berarus. Medan magnet dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnet yang selalu keluar dari kutub utara
magnet dan masuk ke kutub selatan magnet. Sementara di dalam magnet, garis-garis gaya magnet memiliki arah
dari kutub selatan magnet ke kutub utara magnet. Garis-garis tersebut tidak pernah saling berpotongan.
Kerapatan garis-garis gaya magnet menunjukkan kekuatan medan magnet. Jika dua buah magnet dengan kutub
yang berbeda didekatkan maka akan memiliki medan magnet yang besar. Sementara itu, jika dua buah magnet
yang memiliki kutub sejenis didekatkan maka tidak akan terjadi garis-garis gaya magnet yang membentuk medan
magnet.[1]

kumparan adalah lilitan kawat yang mengandung aliran arus listrik. Pada komponen elektronika, penggunaan
kumparan sangat umum ditemukan. Beberapa alat elektronik seperti trafo, pompa air, bel listrik, generator,
dinamo dan lain sebagainya menggunakan kumparan sebagai bagian dari komponen penyusunnya.

Dalam rangkaian listrik, fungsi kumparan yang paling mendasar yakni sebagai media penghantar energi. Dimana
kumparan terdiri dari lilitan kawat yang berfungsi sebagai media untuk merambatnya arus listrik.

Untuk lilitan kawat yang terdapat pada kumparan, juga mempengaruhi intensitas energi listrik yang dihasilkan.
Semakin tebal lilitan kawat, maka akan semakin besar energi yang akan dialirkan.

Demikian juga sebaliknya. Semakin sedikit lilitan kawat, maka akan semakin sedikit arus listrik yang dihasilkan
oleh perangkat tersebut.

Kumparan adalah kawat listrik berisolator yang berfungsi sebagai media untuk merambatnya arus listrik.
Kumparan sendiri dibedakan menjadi dua jenis yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder.

Perbedaan kumparan primer dan kumparan sekunder ini terletak pada fungsi, jumlah lilitan dan juga luas
penampangnya. Dan untuk contoh pengaplikasian atau penggunaannya sendiri, komponen elektronika ini sering
diaplikasikan pada beberapa benda elektronik. Misalnya saja digunakan pada trafo, bel listrik, metal detektor,
loudspeaker dan benda sejenis lainnya.

Percobaan 4

Solenoida atau sering juga disebut Solenoid adalah perangkat yang memakai prinsip elektromagnetik untuk
mengubah energi listrik menjadi energi gerak, yaitu berupa gerakan mendorong (push) atau menarik (pull).,
selonoida adalah perangkat transduser yang mengubah bentuk energi.

selonoid berfungsi atau sering diaplikasikan pada perangkat elektronika yang memerlukan otomasi fungsi
mekanik. Mekanik dari suatu alat bisa berlansung secara otomatis dengan mengalirkan listrik ke rangkaian
Solenoid sering digunakan untuk menggerakan fungsi mekanik dari suatu alat elektronik, seperti untuk
menggerakan besi lentur di dalam bel listrik, atau membuka dan menutup pintu dan lain sebagainya.

Ketika arus listrik mengalir melalui kumparan solenoida, medan magnet yang dihasilkan sejajar dengan sumbu
solenoida. Medan magnet ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti menggerakkan perangkat
mekanis, menginduksi arus listrik dalam kumparan lain, atau menghasilkan gaya magnetik yang dapat digunakan
dalam berbagai sistem.

Medan magnet dalam solenoid jauh lebih kuat bila dibandingkan dengan medan magnet pada kawat lurus. Jika
arah arus sesuai dengan arah putaran jarum jam, berarti ujung solenoid yang dituju menjadi kutub utara. Jika
arah arus berlawanan arah dengan putaran jarum jam berarti ujung solenoida yang dituju menjadi kutub selatan.

Solenoida yang dialiri arus listrik akan menyerupai sebuah magnet batang. Prinsip inilah yang digunakan pada
sebuah relay dan konstaktor magnetis dimana sebuah logam akan ditarik ketika arus mengalir pada sebuah
solenoida. Aksi ini dimanfaatkan untuk menyambung dan memutuskan sebuah saklar.

Solenoid adalah salah satu jenis kumparan terbuat dari kabel panjang yang dililitkan secara rapat dan dapat
diasumsikan bahwa panjangnya jauh lebih besar daripada diameternya. Dalam kasus solenoid ideal, panjang
kumparan adalah tak hingga dan dibangun dengan kabel yang saling berhimpit dalam lilitannya, dan medan
magnet di dalamnya adalah seragam dan paralel terhadap sumbu solenoid.

Magnet tidak secara langsung menghasilkan panas. Namun, jika medan magnet yang kuat berubah secara cepat
di sekitar objek yang sensitif terhadap perubahan medan magnet, seperti logam, maka perubahan medan
magnet tersebut dapat menyebabkan pemanasan pada objek tersebut.

Proses ini dikenal sebagai pemanasan oleh induksi. Ketika medan magnet yang kuat berubah dengan cepat
melalui konduktor atau bahan yang memiliki resistansi, seperti kawat logam, arus listrik akan diinduksi di
dalamnya. Aliran arus ini akan menghasilkan energi yang kemudian akan dikonversi menjadi panas karena adanya
resistansi dalam bahan tersebut.

Pemanasan oleh magnet sering digunakan dalam aplikasi seperti pemanasan induksi dalam industri, di mana
medan magnet yang kuat dan berubah cepat digunakan untuk memanaskan logam dengan cepat dan efisien.
Proses ini sering digunakan dalam proses pengelasan, peleburan logam, atau perlakuan panas pada logam.

Anda mungkin juga menyukai