Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan jembatan wheatstone

Jembatan wheatstone adalah sebuah istilah untuk jembatan khusus dalam elektronik, ini
memiliki kegunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan ukuran listrik yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Jembatan wheatstone memiiki
fungsi umum yakni sebagai pengukur suatu nilai hambatan. Dengan memanfaatkan cara arus
yang mengalir melalui galvanometer. Yang besarannya sama dengan nol. Dikarenakan
potensial ujungnya memiliki nilai yang sama besar. Hal ini membuat jembatan wheatstone
dapat dirumuskan dengan menggunakan cara perkalian silang. Cara kerja jembatan
wheatstone ini menggunakan sirkuit listrik yang ada pada 4 tahanan. Dan juga sumber
tegangan yang dihubungan lewat dua titik diagonal. Serta pada kedua diagonal nya yang lain.
Yang mana diagonal tersebut menjadi tempat galvanometer tertempel.

a. Prinsip jembatan wheatstone :

1. Jembatan wheatstone digunakan untuk mencapai akurasi dengan menguji hambatan


rendah, misalnya kebocoran dari kabel/ kortluiting dan lain lain. Sirkuit ini terdiri dari
empat resistor (r) yang merupakan ab-c-d empat sudut; dalam hal ini komponen
dihubungkan ke listrik dengan galvanometer nol (0).
2. Jembatan wheatstone adalah sistem pengukuran daya elektronik yang mengukur nilai
(kuantitas) resistansi yang tidak diketahui. Tujuan dari jembatan wheatstone adalah
untuk mengukur besarnya tahanan sehingga aliran pada galvanometer sama dengan
nol (karena ujungnya sama).
3. Metode kerja listrik pada motor empat dimensi dan motor listrik dihubungkan melalui
dua posisi terintegrasi serta dua objek lainnya yang dipasang galvanometer seperti
yang ditunjukkan pada jembatan wheatstone.
4. Jembatan wheatstone adalah alat ukur yang dikembangkan oleh samuel hunter christie
pada tahun 1833 dan kemudian ditemukan kembali oleh sir charles wheatstone pada
tahun 1843. Alat ini digunakan untuk mengukur hambatan listrik yang tidak diketahui
dengan merancang jembatan ganda, satu lengan untuk mengintegrasikan bagian yang
diketahui dari karyanya. Mirip dengan potensiometer aslinya
5. Jembatan wheatstone adalah alat yang paling banyak digunakan dengan akurasi 1
hingga 100.000 ω. Jembatan wheatstone memiliki resistansi r1, r2, r3, sedangkan
resistansi merupakan resistansi yang nilainya sudah diketahui dengan baik dan dapat
disesuaikan.
6. Jika konduktor arus dikendalikan oleh magnet, daya konduktor mengarahkan operator
langsung ke medan. Prinsip yang sama berlaku untuk alat terbaru yang diketahui. Alat
untuk mendeteksi teknologi adalah galvanometer.

b. Rancangan pada jembatan wheatstone

 Rangkaian jembatan wheatstone terdiri dari 4, 2 penghalang yang tidak konsisten dan
non-konvensional, yang disusun secara berurutan, dan galvanometer ditempatkan
pada dua bagian yang saling terkait, dan dua bagian yang saling terkait lainnya
dihubungkan secara elektrik. Galvanometer adalah alat yang banyak digunakan untuk
menemukan dan ukur gelombang. Banyak dari alat ini didasarkan pada simulasi
kumparan listrik.
 R1, r2 dan r3 adalah suatu hambatan yang diketahui, kemudian r4 adalah yang akan
dicari besarannya. Dengan mengubah hambatan sehingga pergerakan dalam
galvanometer sama dengan nol, dalam keadaan ini jembatan disebut stabil untuk
memenuhi hukum ohm. Area jembatan wheatstone juga dapat disederhanakan dengan
menggunakan kabel pemotong rambut karena besarnya hambatan bergantung pada
panjang konduktor.

c. Penggunaan jembatan wheatstone

Salah satunya adalah mencoba mengukur tekanan pada suatu benda percobaan seperti beton
atau logam. Untuk pengujian, menggunakan manometer, yaitu sejenis pita yang terbuat dari
tabung reaksi untuk mengukur kekasaran suatu benda untuk mengukur kekuatan manometer.
Pengukur tekanan ini terhubung ke benda sehingga penyesuaian deformasi  sebanding dengan
perubahan bagian tegangan.

Seperti yang kita ketahui, ketika suatu benda ditarik atau dikompres, maka ukuran benda
tersebut berubah sesuai dengan muai besarnya benda tersebut. Perubahan besar penghantar
tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan listrik, perlu diingat bahwa persamaan r =
ρl / a.

d. Fungsi jembatan wheatstone

Yakni sebagai alat yang digunakan untuk menghitung besarnya suatu hambatan. Yang jumlah
besaran hambatannya tak diketahui. Atau pun bisa juga pada saat itu ohmmeter masih belum
dapat ditemukan. Serta memang ohmmeter hingga saat itu masih memanfaatkan prinsip kerja
dari jembatan wheatstone.

Jembatan wheatstone bahkan lebih sering dimanfaatkan untuk menjadi alat bantu. Yang
digunakan untuk menjadi alat pengukuran atau instrumentasi. Hal ini dikarenakan jembatan
wheatstone merupakan sebuah alat yang memiliki tingkat sensitif yang sangat tinggi.
Sehingga jembatan wheatstone dianggap cukup akurat.

Hal ini lah yang membuat jembatan wheatstone memiliki kelebihan dan dapat digunakan
mengukur perubahan. Bahkan perubahan yang sangat kecil sekali pun yang terdapat pada
hambatan.

Sedangkan beberapa alat ukur yang memanfaatkan prinsip jembatan wheatstone ini antara
lain adalah ohmmeter, voltmeter, amperemeter, staingauge, thermometer elektronik, dan
lainnya

e. Rumus perhitungan jembatan wheatstone

1.) Ketentuan pertama


Jika perkalian silang yang ada di antara r1 dan r3 ini sama nilainya dengan yang ada pada r2
dan r4. Maka r5 atau hambatan yang berada di tengah tersebut dapat kamu abaikan saja.
Hingga kamu hanya akan menjumlah secara seri. Lalu kamu pararelkan.
Jika hambatan tengah sudah kamu anggap tak ada. Maka kamu bisa menggunakan prinsip
seri pararel guna menemukan berapa besaran hambatan pada pengganti nya.

2.) Ketentuan kedua


Jika perkalian siang yang terjadi di antara r1 dan r3 tidak sama dengan perkalian yang ada
pada r2 dan r4. Sehingga hambatan tersebut wajib untuk kamu gantikan dengan
menggunakan hambatan yang baru. Hingga akhirnya susunan dari hambatan nya berubah
menjadi seperti yang ada di gambar berikut :

Penjelasan :

R1, r2, hingga r5 semuanya diganti dengan masing – masing untuk menjadi ra, rb, dan rc.

Sehingga susunannya akan berubah menjadi seperti berikut ini :

Rumus
Ra R1 . R2 / (r1 + r2 + r2)
R2 R1 . R5 / (r1 + r2 + r2)

R3 R2 . R5 / (r1 + r2 + r2)

Kemudian kamu bisa melanjutkan dengan menggunakan prinsip seri. Dan juga prinsip pararel
hambatan untuk digunakan agar dapat menemukan berapa nilai hambatan pengganti nya.

f. Keunggulan jembatan wheatstone

Itu bisa mengukur perubahan sekecil apa pun dalam penolakan konduktor. Pengukur tekanan,
yang digunakan untuk mengukur tekanan benda (logam atau beton) berdasarkan penyesuaian
kecil konduktor sebagai hasil percobaan. Perubahan kecil dalam dimensi beberapa bagian
dihitung dengan mengubah resistansi beberapa jembatan wheatstone yang dihubungkan
dengan sensor ke pencatat data setiap sakelar.

g. Kelemahan jembatan wheatstone

1. Deteksi nol yang tidak cukup


2. Perubahan hambatan jembatan karena pemanasan jangka panjang melalui hambatan
tersebut. Konduktivitas termal (i2r) dari gelombang yang bergerak di atas jembatan
dapat mengubah resistansi. Kenaikan suhu tidak hanya mempengaruhi resistensi pada
saat pengujian, tetapi sementara itu dapat membawa perubahan permanen pada level
resistensi. Seharusnya tidak demikian, karena standar selanjutnya akan salah,
sehingga kehilangan tenaga di tangan jembatan harus diperhitungkan terlebih dahulu
agar yang terjadi hanya untuk kepentingannya saja.
3. Ggl panas yang menggerakkan jembatan atau rangkaian galvanometer juga dapat
menyebabkan masalah dengan menguji resistansi rendah. Untuk melindungi ggl,
terkadang galvanometer bening dilengkapi dengan mesin kuningan, bukan suspensi
kuningan untuk melindunginya dari berbagai logam dan melindungi ggl.
4. Kesalahan karena resistansi timbal dan kontak eksternal berkontribusi pada pengujian
yang sangat rendah.

Anda mungkin juga menyukai