Anda di halaman 1dari 8

Laporan Fisika

Jurusan Fisika FMIPA


Universitas Negeri Semarang
Gedung D9 Jalan Raya Sekaran Gunung Pati,
Semarang 50229, Telp. (024) 7499386

Laporan Praktikum Percobaan Faraday


“ Eksperimen Fisika Dasar “

Nama : Tia Dwi Arianti

NIM : 4201420020

Jurusan : Fisika

Program Studi : Pendidikan Fisika

Rombel : 2B

Semester : 2 (2021)

PERCOBAAN FARADAY

Tanggal Praktikum : Senin, 31 Mei 2021

Praktikum ke : 2 ( dua )

Nama Dosen : 1. Prof. Dr. Hartono, M. Pd.

2. Dr. Bambang Subali, M. Pd.


Nama Asisten : 1. Trizha Ayu Agustin
2. Selvie Nur Hidayati

3. Nafishah Noor Sa’adah

4. Amanatus Sa’diyah
PERCOBAAN FARADAY
A. Tujuan Percobaan
1. Mengamati gejala terjadinya ggl di ujung-ujung suatu kumparan sebagai akibat
dari gerakan magnet keluar masuk kumparan.
2. Mengamati gejala terjadinya ggl di ujung-ujung sebuah kumparan yang
disebabkan oleh perubahan arus pada kumparan lain di sekitarnya.
3. Memahami bahwa induksi elektromagnet terjadi bila fluks magnetik yang
melingkupi kumparan berubah terhadap waktu.

B. Alat dan Bahan


1. Galvanometer
2. Kumparan
3. Kabel-kabel penghubung
4. Batang ferit
5. Sumber arus / tegangan
6. Saklar
7. Magnet batang
8. Multimeter

C. Landasan Teori
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
dibolak-balik. Ketika H.C. Oersted membuktikan bahwa di sekitar kawat berarus
listrik terdapat medan magnet (artinya listrik menimbulkan magnet), para ilmuwan
mulai berpikir keterkaitan antara kelistrikan dan kemagnetan. Tahun 1821 Michael
Faraday membuktikan bahwa perubahan medan magnet dapat menimbulkan arus
listrik (artinya magnet menimbulkan listrik) melalui eksperimen yang sangat
sederhana (Halliday & Resnick, 1984).
Dalam usahanya untuk menghasilkan arus listrik dari medan magnet, Faraday
menggunakan peralatan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Eksperimen Faraday guna menginduksi ggl

Pada akhirnya, Faraday menyimpulkan bahwa meskipun medan magnet konstan


tidak dapat menghasilkan arus, namun perubahan medan magnet dapat
menghasilkan arus listrik. Arus litrik inilah yang dinamakan arus induksi.
Faraday melakukan eksperimen lanjutan mengenai induksi elektromagnetik, yaitu
seperti ditunjukkan oleh Gambar 2.

Gambar 2. Eksperimen lanjutan Faraday

Adapun hasil percobaan Faraday adalah sebagai berikut:


1. Arus listrik terjadi ketika magnet bergerak mendekat atau menjauh dan
tidak terjadi ketika magnet dalam keadaan diam.
2. Gerakan magnet mendekat dan menjauh menimbulkan perubahan medan
magnet. Dengan demikian arus listrik yang terjadi karena adanya
perubahan medan magnet.
3. Makin cepat perubahan medan magnet terjadi, arus yang timbul semakin
besar. Ini artinya kecepatan perubahan fluks magnetik mempengaruhi
besar kecil arus listrik.
4. Arus dan beda potensial akibat perubahan fluks magnetik dinamikan arus
dan tegangan induksi.
5. Gejala timbulnya arus dan tegangan akibat perubahan fluks magnetik
dikenal dengan induksi elektromagnetik.
Kesimpulan dari hasil percobaan Faraday, disebut dengan hukum Faraday yang
berbunyi (Giancoli, 2001):

“GGL induksi yang timbul antara ujung-ujung loop suatu penghantar berbanding
lurus dengan laju perubahan fluks magnetic yang dilengkapi oleh loop penghantar
tersebut”.

Hukum Faraday dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:


ε = −NΔφ /Δt
Keterangan:
ε = Besarnya ggl induksi
N = Jumlah lilitan
Δφ /Δt = Perubahan fluks yang menunjukan perubahan jumlah garis gaya magnet
yang keluar masuk kumpuran tiap satuan waktu (fluks adalah banyaknya garis gaya
magnet yang menembus suatu bidang).
D. Hasil dan Pembahasan

1. GGL di Ujung-ujung Kumparan


Berikut ini data pengamatan hasil praktikum yang telah dilakukan.

NO. Jumlah lilitan Arah ujung Kecepatan Arah


solenoida magnet yang memasukkan simpangan
dimasukkan ke ujung magnet jarum
solenoida galvanometer
1 150 Utara Cepat Kanan
2 150 Utara Lambat Kanan
3 150 Selatan Cepat Kiri
4 150 Selatan Lambat Kiri
5 500 Utara Cepat Kanan
6 500 Utara Lambat Kanan
7 500 Selatan Cepat Kiri
8 500 Selatan Lambat Kiri
9 1000 Utara Cepat Kanan
10 1000 Utara Lambat Kanan
11 1000 Selatan Cepat Kiri
12 1000 Selatan Lambat kiri
Tabel 1. GGL di Ujung-ujung Kumparan

GGL induksi merupakan perubahan jumlah garis-garis gaya magnet pada


sebuah kumparan yang menyebabkan timbulnya arus listrik (Purwanto, dkk.,
2016). Ketika magnet batang digerakkan ke dalam kumparan menyebabkan ggl
induksi dalam kumparan tersebut menghasilkan suatu arus listrik. Hal ini
disebabkan adanya medan magnetik akibat arus induksi dalam kumparan
menghasilkan suatu fluks yang melawan peningkatan fluks yang melalui
kumparan akibat gerak magnet tersebut (Tipler, 2001).

Magnet batang yang dimasukkan ke dalam kumparan dengan posisi kutub


utara berada di depan kumparan akan menyebabkan jarum galvanometer
menyimpang ke kanan yang menandakan bahwa adanya arus listrik dalam
kumparan tersebut. Berbeda halnya pada saat magnet batang tersebut dikeluarkan
dari galvanometer. Pada saat magnet batang dikeluarkan dari galvanometer, maka
jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri. Hal ini juga berlaku untuk magnet
batang yang dimasukkan ke dalam kumparan dengan posisi kutub selatan berada
di depan kumparan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan oleh Faraday,
diperoleh hasil bahwa jarum galvanometer akan menyimpang ke kiri pada saat
magnet batang dimasukkan ke dalam kumparan dan menyimpang ke kanan pada
saat dikeluarkan dari kumparan (Giancoli, 2001).

2. Induksi Elektromagnetik
Berikut ini data pengamatan hasil praktikum yang telah dilakukan.
No. Jumlah lilitan Jumlah lilitan Ip (mA) Is (mA) Vp (V) Vs (V)
solenoid 1 (Np) solenoid 2 (Ns)
1 150 500 556,6 167 2 6,7
2 150 1000 870 130,5 2 13,3
3 500 150 17,2 573 2 0,6
4 500 1000 116,8 584 2 4,0
5 1000 150 4,95 33 2 0,3
6 1000 500 25,8 517 2 1,0
Tabel 2. Induksi Elektromagnetik

Transformator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk menaikkan atau


menurunkan tegangan arus bolak-balik (AC). Menurut Purwanto dkk. (2015)
transformator (trafo) terdiri atas inti besi yang digulung dengan dua buah lilitan
kawat yang disebut sebagai kumparan primer dan kumparan sekunder. Ada dua
jenis transformator yaitu transformator step up dan step down. Trafo step up
memiliki jumlah lilitan pada kumparan primer lebih sedikit dibandingkan dengan
kumparan sekunder, memiliki tegangan primer yang lebih kecil daripada tegangan
sekunder, dan memiliki kuat arus primer lebih besar daripada kuat arus sekunder.
Sedangkan trafo step down memiliki ciri-ciri bertolak belakang dengan trafo step
up.

3. Ralat Pengamatan
Berikut ini ralat pengamatan dari hasil percobaan pada ggl di ujung-ujung
kumparan.
a. Ralat Arus Primer
Skala terkecil alat ukur = 1mA
Jumlah Jumlah
Lilitan Lilitan Ip
No.
Solenoid 1 Solenoid 2 (mA) 𝒙 ∆𝒙 𝒙 ± ∆𝒙
(Np) (Ns)
1 150 500 556,6 556,6 0,5 556,6 ± 0,5
2 150 1000 870 870 0,5 870 ± 0,5
3 500 150 17,2 17,2 0,5 17,2 ± 0,5
4 500 1000 116,8 116,8 0,5 116,8 ± 0,5
5 1000 150 4,95 4,95 0,5 4,95 ± 0,5
6 1000 500 25,8 25,8 0,5 25,8 ± 0,5

Jumlah Jumlah Kesalahan


Lilitan Lilitan Ip Relatif Ketilitian
No.
Solenoid 1 Solenoid 2 (mA) 𝒙 ± ∆𝒙 (%) (%)
(Np) (Ns)
1 150 500 556,6 556,6 ± 0,5 0,09 99,91
2 150 1000 870 870 ± 0,5 0,06 99,94
3 500 150 17,2 17,2 ± 0,5 2,91 97,09
4 500 1000 116,8 116,8 ± 0,5 0,43 99,57
5 1000 150 4,95 4,95 ± 0,5 10,10 89,90
6 1000 500 25,8 25,8 ± 0,5 1,94 98,06
b. Ralat Tegangan Sekunder
Skala terkecil = 0,001 V
Jumlah Jumlah
Lilitan Lilitan Vs
No.
Solenoid 1 Solenoid 2 (V) 𝒙 ∆𝒙 𝒙 ± ∆𝒙
(Np) (Ns)
1 150 500 6,7 6,7 0,0005 6,7 ± 0,0005
2 150 1000 13,3 13,3 0,0005 13,3 ± 0,0005
3 500 150 0,6 0,6 0,0005 0,6 ± 0,0005
4 500 1000 4,0 4,0 0,0005 4,0 ± 0,0005
5 1000 150 0,3 0,3 0,0005 0,3 ± 0,0005
6 1000 500 1,0 1,0 0,0005 1,0 ± 0,0005

Jumlah Jumlah Kesalahan


Lilitan Lilitan Vs Relatif Ketilitian
No.
Solenoid 1 Solenoid 2 (V) 𝒙 ± ∆𝒙 (%) (%)
(Np) (Ns)
1 150 500 6,7 6,7 ± 0,0005 0,01 99,99
2 150 1000 13,3 13,3 ± 0,0005 0,01 99,99
3 500 150 0,6 0,6 ± 0,0005 0,08 99,92
4 500 1000 4,0 4,0 ± 0,0005 0,01 99,99
5 1000 150 0,3 0,3 ± 0,0005 0,17 99,83
6 1000 500 1,0 1,0 ± 0,0005 0,05 99,95
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari percobaan ini yakni sebuah magnet yang digerakkan dalam
kumparan akan menimbulkan arus listrik yang disebut gaya gerak listrik iduksi (ggl
induksi). Apabila gaya magnet diperkuat maka tegangan yang ditimbulkan akan
semakin besar dan apabila laju perubahan medan magnet diperbesar maka tegangan
yang ditimbulkan akan semakin besar pula. Melalui prinsip induksi elektromagnetik
lahirlah sebuah transformator, yakni suatu arus listrik dapat memindahkan energi
listrik dari rangkain satu ke yang lain. Apabila jumlah lilitan primer lebih besar dari
pada lilitan sekunder maka tegangan yang dihasilkan oleh lilitan sekunder lebih kecil
daripada lilitan primer, rangkaian ini disebut step down. Berlaku pula sebaliknya,
apabila jumlah lilitan sekunder lebih besar dari pada lilitan primer maka tegangan
yang dihasilkan oleh lilitan sekunder lebih besar daripada lilitan primer, rangkaian ini
disebut step up.
Saran untuk kegiatan percobaan kedepannya diharapkan praktikan memahami
betul prosedur percobaan serta memperbanyak referensi bacaan serta video, sehingga
tidak terpaku pada video rekomendasi dari dosen untuk menambah pengetahuan
terkait percobaan yang dilakukan.
F. Referensi
Halliday dan Resnick. 1984. Fisika. Jakarta: Erlangga.
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Tipler, P. A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
G. Dokumentasi

Gaya Gerak Listrik 150 Lilitan

Gaya Gerak Listrik 500 Lilitan

Gaya Gerak Listrik 1000 Lilitan

Step UP

Step Down
EVALUASI

1. Buatlah laporan praktikum indeks bias yang isinya mencakup:


a. Data-data prakrikum yang disajikan dalam bentuk tabel, lebih bagus bila ditulis
beserta ralat / kesalahan pengukurannya.
b. Hasil analisis yang disajikan dalam bentuk grafik, beserta komentar /
pembahasannya.
2. Jawablah pertanyaan berikut:
a. Kondisi yang bagaimana yang diperlukan agar arus terinduksi di dalam sebuah
kumparan?
 Kondisi yang diperlukan agar arus terinduksi di dalam sebuah kumparan
yakni ketika pergerakan magnet dimasukkan ke dalam kumparan yang
menghasilkan perubahan garis gaya magnet sehingga menimbulkan ggl
induksi. Ketika magnet dimasukkan dengan kecepatan yang lebih cepat,
maka nilai induktansi akan lebih besar.
b. Apa pengaruh batang ferit terhadap arus di dalam kumparan?
 Pengaruh batang ferit terhadap arus di dalam kumparan pada percobaan ini
yakni pada saat batang ferit dimasukkan ke dalam kumparan, maka arus
yang dihasilkan kumparan semakin besar. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pengaruh batang ferit adalah sebagai penambah nilai induktasi.
3. Berikanlah pendapat anda tentang pelaksanaan praktikum indeks bias ini, unsur-
unsur apa saja yang perlu dikembangkan untuk memperbaikinya?
 Pelaksanaan percobaan Faraday ini sudah baik, namun tentunya akan lebih
dapat dipahami apabila dapat dilaksanakan secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai