Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

RESISTIVITAS KAWAT KONDUKTOR (M7)

DISUSUN OLEH :
RIZKI APRIZA 2210311055
PIQHI PADILLA 2210311056
M. FADHIL NASRULLAH 2210311057

KELOMPOK 7

DOSEN PENGAMPU :
Tatik Juwariyah, S.SI., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Listrik adalah rangkaian fenomena fisika yang berhubungan dengan kehadiran dan
aliran muatan listrik. Listrik terbentuk karena energi mekanik dari generator yang
menyebabkan perubahan medan magnet di sekitar kumparan. Perubahan ini menyebabkan
timbulnya aliran muatan listrik pada kawat penghantar. Aliran muatan listrik pada kawat
disebut sebagai arus listrik.

Pada arus listrik yang mengalir terdapat hambatan jenis yang menentukan besar
kecilnya kuat arus listrik, hambatan jenis yang dikenal sebagai resistivitas. Dalam ilmu
kelistrikan, hambatan jenis (resistivitas) adalah hambatan yang dimiliki oleh penghantar
dengan luas penampang satu satuan luas tiap satu satuan panjang. Hambatan jenis dapat
dijadikan sebagai tolak ukur kemampuan suatu penghantar dalam mengalirkan arus.
Semakin besar hambatan jenis, semakin kecil arus listrik yang dialirkan penghantar.
Sebaliknya, semakin kecil hambatan jenis, maka semakin besar arus listrik yang bisa
dialirkan oleh suatu penghantar.

Topik percobaan resistivitas kawat merupakan salah satu topik utama dalam percobaan
kelistrikan. Metode paling sering digunakan dalam praktikum resistivitas kawat adalah
metode Hukum Ohm. Praktikum ini menggunakan metode hukum ohm karena pada metode
hukum ohm cukup sederhana, sehingga pembaca dan praktikan akan lebih mudah
memahami konsep dari hukum ohm.

Kesederhanaan metode hukum Ohm dapat dilihat dari bentuk rangkaian listrik yang
dipakai, hanya dengan memvariasikan panjang kawat dan mencatat nilai tegangan listrik
serta nilai arus listriknya, maka nilai resistivitas kawat dapat diperoleh. Oleh karena itu,
praktikum resistivitas kawat konduktor dilakukan untuk menambah wawasan serta
pemahaman mengenai konsep kelistrikan dan hukum ohm yang dapat digunakan untuk
mencari resistivitas kawat penghantar.
B. Tujuan Percobaan

Berdasarkan latar belakang, maka dapat diketahui bahwa tujuan dari dilakukannya
percobaan resistivitas kawat konduktor yaitu:

1) Memahami Hukum Ohm


2) Menentukan nilai resisistivitas kawat penghantar dengan Hukum Ohm
BAB II

DASAR TEORI

Hambatan atau resistansi adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan aliran arus listrik,
dalam suatu sirkuit, arus listrik dari power supply tidak sepenuhnya dapat digunakan secara bebas.
Terkadang arus listrik tersebut harus dihambat untuk memperoleh efek tertentu pada sirkuit. Dalam
suatu hambatan, atom-atomnya akan bertumbukan dengan elektron-elektron sehingga laju dan
kecepatan elektron menjadi berkurang. Karena kuat arus biasanya dihitung berdasarkan banyak
dan kecepatan elektronnya, maka ketika jumlah elektron dan kecepatannya berkurang otomatis
berkurang pula kekuatan arus yang mengalir.

Nilai hambatan suatu penghantar tidak bergantung pada beda potensialnya. Beda potensial
hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar. Jika penghantarnya semakin panjang,
maka kuat arusnya berkurang. Hal itu terjadi karena diperlukan energi yang sangat besar untuk
mengalirkan arus listrik pada penghantar yang panjang. Keadaan seperti itu dikatakan tegangan
listrik turun. Sehingga semakin panjang penghantar, semakin besar pula penurunan tegangan listrik
(Hayt, 2006: 82).

Untuk menghitung besarnya nilai hambatan (resistance) dalam suatu penghantar, dapat
dilakukan dengan cara mengukur perbedaan potensial antara ujung-ujung penghantar dan
mengukur kuat arus yang melalui penghantar tersebut. Ide ini dikenal dengan hukum Ohm yang
secara sistematis dirumuskan sebagai berikut:

R = Hambatan (Ω) I = Arus Listrik (A)

V = Tegangan diantara ujung-ujung penghantar (V)

Meninjau sebuah penghantar silinder dengan luas penampang A dan panjang l mengangkut arus I
tetap. Jika diantara ujung-ujung penghantar dipasang beda tegangan V, maka medan listrik E dapat
dituliskan sebagai berikut:
𝑉
E … … (2)
𝑙

E = Medan listrik (N/C)

l = Panjang penghantar (m)

Sedangkan kerapatan arus listrik dinyatakan dalam perbandingan kuat arus I tiap luas penampang
penghantar A (Giancolli, 2001)

= Rapat arus listrik (A/m2)

Resistivitas merupakan karakteristik suatu bahan penghantar didefinisikan (Tipler, A. P, 2001)

= Rapat arus listrik (A/m2)

Jika hasil persamaan (2) dan (3) disubstitusi ke dalam persamaan (4) maka akan diperoleh:

Berdasarkan persamaan (1) diketahui bahwa persamaan hukum ohm menyatakan maka

persamaan (5) dapat ditulis sebagai berikut:

Dari persamaan (6) dapat ditentukan nilai resistivitas bahan penghantar dengan cara
memvariasikan panjang penghantar ( ) dan mengukur nilai pada penghantar yang
memiliki luas penampang yang konstan.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan mengenai resistivitas kawat konduktor
adalah sebagai berikut:

1. Power Supply

2. Bebagai Kabel

3. Voltmeter
4. Multimeter

5. Amperemeter

6. Rheostat / Resistor geser


7. Mistar 1 meter

8. Kawat Penghantar (Nikrom dan Konstanta)

(Nikrom)

(Konstanta)
B. Tata Laksana Kerja

1. Rangkai semua alat seperti gambar di bawah ini dan nyalakan DC Power Supply.
2. Tetapkan nilai tegangan keluaran dengan cara memutar tombol adjustable secara
perlahan. (putar tombol adjustable sedikit saja, jangan sampai arus listrik rangkaian
terbaca maksimal di amperemeter).

3. Catat nilai arus rangkaian yang terukur di amperemeter. Pada percobaan ini, nilai arus
rangkaian selama percobaan selalu konstan.

4. Catat nilai tegangan kawat yang terukur di voltmeter, yaitu tegangan pada saat panjang
posisi kawat 10 cm, 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm, 80 cm, 90 cm, hingga
100 cm dengan cara menggeser salah satu kabel probe voltmeter (probe positif atau
merah).

5. Ulangi langkah No. 4 hingga tabel data terpenuhi.

6. Dengan menggunakan multimeter, ukur dan catat tegangan masukan pada Power
Supply.

7. Ulangi langkah No. 2-6 untuk nilai arus rangkaian yang berbeda.

8. Ganti kawat penghantar, lalu ulangi langkah No. 2-6.

C. Metode Analisis Data


1. Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika UPN Veteran Jakarta kampus Limo
2. Tujuan Umum Praktikum :

Memahami Hukum Ohm dan menentukan nilai resistivitas kawat penghantar dengan
Hukum Ohm

3. Metode Penelitian :

Penelitian yang dilakukan untuk menghitung nilai ketidakpastian resistivitas kawat


konstanta dan nikrom, menggunakan metode analisis langsung dengan cara menghitung
ketidakpastian menggunakan data percobaan yang diperoleh dan diamati. Selain itu, pada
praktikum ini praktikan juga menggunakan pengukuran tidak langsung dengan melakukan
beberapa pendekatan persamaan garis lurus y = mx+c. Adapun rumus utama yang
digunakan pada praktikum resistivitas kawat antara lain:
• Penentuan Resistansi dan Ketidakpastian Resistansi

𝑅×𝐴
𝜌= 𝑛 ∑ 𝜌2 − (∑ 𝜌 )2
𝑙 ∆𝜌 = √ .
𝑛 (𝑛 − 1 )

• Penentuan Nilai Gradien

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌 𝑛
𝑚 = 2
S mx = 𝑆𝑦 √
𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋 ) ∆

• Ketidakpastian dengan pendekatan simpangan

𝜕𝜌 𝜕𝜌
∆𝜌 = | ∆𝐴| + | | ∆𝑚
𝜕𝐴 𝜕𝑚

• Ketidakpastian dengan pendekatan standar deviasi

2 2
𝜕𝜌 𝜕𝜌
∆𝜌 = √ ( ∆𝐴) + ( ∆𝑚 )
𝜕𝐴 𝜕𝑚
BAB IV

HASIL

Jenis kawat : Konstanta Diameter kawat : 0,25 mm


I : 10 mA
V (mV)
No. L (cm) V±∆V 𝑅 ± ∆𝑅 (ohm)
1 2 3

1 10 13,5 13,5 13,5 13,5 1,35

2 20 27,5 27,4 27,5 27,46 2,746

3 30 41,5 41,5 41,5 41,5 4,15

4 40 55,3 55,3 55,4 55,3 5,53

5 50 69,1 69,2 69,2 69,2 6,92

6 60 83,2 83,2 83,0 83,13 8,313

7 70 97,1 96,9 96,9 96,96 9,696

8 80 110,8 110,8 110,8 110,8 11,08

9 90 124,8 124,8 124,7 124,76 12,476

10 100 138,9 138,8 138,7 138,8 13,88

Jenis kawat : Nikrom Diameter kawat : 0,25 mm


I : 10 mA
V (mV)
No. L (cm) V±∆V 𝑅 ± ∆𝑅 (ohm)
1 2 3

1 10 18,8 18,6 18,6 18,66 1,866

2 20 36,8 36,6 36,6 36,66 3,666

3 30 54,7 54,8 54,7 54,73 5,473

4 40 72,6 72,5 72,6 72,56 7,256


5 50 90,8 90,8 90,6 90,73 9,073

6 60 108,5 108,5 108,5 108,5 10,85

7 70 126,5 126,6 126,6 126,56 12,656

8 80 144,5 144,6 144,5 144,53 14,453

9 90 162,6 162,5 162,5 162,53 16,253

10 100 181,4 181,4 181,4 181,4 18,14

Nilai Error Tegangan dan Hambatan Kawat


Konstanta Nikrom
L (cm)
Tegangan (%) Hambatan (%) Tegangan (%) Hambatan (%)

10 4,44 25,4 0,618 24,97

20 0,22 25,018 0,315 25

30 0 25 0,1055 24,99

40 0,1085 25 0,0795 25

50 0,087 25 0,127 24,99

60 0,1389 24,99 0 25

70 0,000012 25 0,0456 25

80 0 25 0,04 25

90 0,046 25,008 0,0355 25

100 0,0072 25 0 25

(Perhitungan rinci dapat dilihat pada pembahasan dan lampiran)


BAB V

PEMBAHASAN

1. Apakah tegangan keluaran Power Supply memiliki nilai sama dengan tegangan di
antara ujung-ujung kawat penghantar? Jelaskan mengapa!

Dalam suatu rangkaian, terdapat suatu kawat penghantar, dimana pada praktikum kali ini,
kawat penghantar yang digunakan yaitu konstanta dan nikrom. Pada kawat tersebut terdapat
elektron-elektron yang bergerak secara acak dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ketika
kawat penghantar dihubungkan dengan suatu tegangan listrik, maka elektron-elektron tersebut
akan bergerak di sekitar kawat penghantar tersebut. Namun, ketika kawat diberi medan listrik,
elektron-elektron tersebut mulai mengalir serta bergerak secara acak. Pergerakan elektron-
elektron ini akan menimbulkan muatan listrik dan saat melewati kawat penghantar akan
bertumbukan dengan atom-atom penyusun kawat tersebut. Hal ini menyebabkan tegangan
yang dikeluarkan power supply berbeda dengan tegangan diantara ujung-ujung kawat
penghantar, karena semakin panjang kawat yang dialiri oleh aliran listrik maka semakin besar
pula hambatan yang diterima oleh aliran listrik tersebut. Selain itu, pada praktikum ini besarnya
hambatan yang dihasilkan berbeda-beda setiap satuan panjang. Namun, karena pada praktikum
resisitivitas ini menggunakan rheostat, besarnya arus listrik yang mengalir dapat dikendalikan,
maka dari itu, walaupun besarnya hambatan listrik berbeda-beda akan tetap memperoleh nilai
yang linear.

2. Dari data-data yang diperoleh, tentukan nilai Resistivitas Kawat beserta


ketidakpastiannya dengan dua pendekatan!
a) Pendekatan perhitungan satu-satu
Diketahui:
d = 0,25 mm = 25 x 10-5
r = 12,5 x 10-5
A = r2  3,14 x (12,5 x 10-5)2  4,90625 x 10-8 m2
Rumus yang digunakan:

𝐴 2
𝜌=𝑅 𝑛 ∑ 𝜌 − (∑ 𝜌)2
𝑙 ∆𝜌 = √ .
𝑛 (𝑛 − 1 )
Resistivitas Kawat Konstanta

L = 10 cm → 10−1 m L = 60 cm → 6 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 1,35 x  = 8,313 x
10−1 6 x 10−1
= 6,623438 x 10-7 m = 6.79761 x 10-7 m

 2 = (6,623438 x 10-7)2  2 = (6.79761 x 10-7)2


= 4,38699 x 10-13 m = 4,62075 x 10-13 m

L = 20 cm → 2 × 10−1 m L = 70 cm → 7 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 2,746 x −1  = 9,696 x
2 x 10 7 x 10−1

= 6,73628 x 10-7 m = 6,795857 x 10-7 m

 2 = (6,73628 x 10-7)2  2 = (6,795857 x 10-7)2

= 4,53775 x 10-13 m = 4,61837 x 10-13 m

L = 30 cm → 3 × 10−1 m L = 80 cm → 8 × 10−1 m

4,90625 x 10
−8 4,90625 x 10−8
 = 4,15 x  = 11,08 x
3 x 10−1 8 x 10−1

= 6,786979 x 10-7 m = 6,79515 x 10-7 m

 2 = (6,786979 x 10-7)2  2 = (6,79515 x 10-7)2

= 4,60631 x 10-13 m = 4,61741 x 10-13 m

L = 40 cm → 4 × 10−1 m L = 90 cm → 9 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 5,53 x  = 12,476 x
4 x 10−1 9 x 10−1

= 6,782890 x 10-7 m = 6,80115 x 10-7 m

 2 = (6,782890 x 10-7)2  2 = (6,80115 x 10-7)2


= 4,60076 x 10-13 m = 4,62556 x 10-13 m

L = 50 cm → 5 × 10−1 m L = 100 cm → 1m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 6,916 x  = 13,88 x
5 x 10−1 1
= 6,786325 x 10-7 m = 6,809875 x 10-7 m

 2 = (6,786325 x 10-7)2  2 = (6,809875 x 10-7)2


= 4,60542 x 10-13 m = 4,63744 x 10-13 m

Ketidakpastian Kawat Konstanta

 = (6,623438 + 6,73628 + 6,786979 + 6.782890 + 6,786325 + 6.79761 + 6,795857 + 6,79515 +


6,80115+ 6,809875) 10-7 = 67,715554 x 10-7 m

2 = (4,38699 + 4,53775 + 4,60631 + 4,60076 + 4,60542 + 4,62075 + 4,61837 + 4,61741 +


4,62556 + 4,63744) 10-13 = 45,85676 x 10-13 m = 4,585676 x 10-12 m

67,715554 x 10−7
 = = 6,7715554 x 10-7
10

𝑛 2−()2
 = √
𝑛(𝑛−1)

10(4,585676 x 10−12) − (67,715554 x 10−7 )2


=√
10(9)

(45,85676 x 10−12) − 45,854−12


= √
90

0,00276 x 10−12
=√  0.553775 x 10-8
90
0,0553775 x 10−7
Nilai Error = x 100  0,817796
6,7715554 x 10−7
 ±  = (67,715554 ± 0.553775) x 10-8

Resistivitas Kawat Nikrom


L = 10 cm → 10−1 m L = 60 cm → 6 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 1,866 x  = 10,85 x
10−1 6 x 10−1

= 9,1550 x 10-7 m = 8,8721 x 10-7 m

 2 = (9,1550 x 10-7)2  2 = (8,8721 x 10-7)2


= 8,38152 x 10-13 m = 7,87148 x 10-13 m

L = 20 cm → 2 × 10−1 m L = 70 cm → 7 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 3,666 x −1  = 12,656 x
2 x 10 7 x 10−1

= 8,99315 x 10-7 m = 8.8705 x 10-7 m

 2 = (8,99315 x 10-7)2  2 = (8.8705 x 10-7)2

= 8,08769 x 10-13 m = 7,86858 x 10-13 m

L = 30 cm → 3 × 10−1 m L = 80 cm → 8 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 5,473 x −1  = 14,453 x
3 x 10 8 x 10−1

= 8,95064 x 10-7 m = 8,8637 x 10-7 m

 2 = (6,786979 x 10-7)2  2 = (8,8637 x 10-7)2

= 8,01139 x 10-13 m = 7,85661 x 10-13 m


L = 40 cm → 4 × 10−1 m L = 90 cm → 9 × 10−1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 7,256 x  = 16,253 x
4 x 10−1 9 x 10−1
= 8,8999 x 10-7 m = 8,86014 x 10-7 m

 2 = (8,8999 x 10-7)2  2 = (8,86014 x 10-7)2


= 7,92089 x 10-13 m = 7,85021 x 10-13 m

L = 50 cm → 5 × 10−1 m L = 100 cm → 1 m

4,90625 x 10−8 4,90625 x 10−8


 = 9,073 x  = 18,14 x
5 x 10−1 1
= 8,90288 x 10-7 m = 8,8999 x 10-7 m

 2 = (8,90288 x 10-7)2  2 = (8,8999 x 10-7)2


= 7,92613 x 10-13 m = 7,92089 x 10-13 m

Ketidakpastian Kawat Nikrom


 = (9,1550 + 8,99315 + 8,95064 + 8,8999 + 8,90288 + 8,8721 + 8.8705 + 8,8637 + 8,86014
+8,8999) 10-7 = 89,26791 x 10-7 m

2 = (8,38152 + 8,08769 + 8,01139 + 7,92089 + 7,92613 + 7,87148 + 7,86858 + 7,85661 +


7,85021 + 7,92089) 10-13 = 79,69539 x 10-13 m = 7,969539 x 10-12 m

89,26791 x 10−7
 =√ = 8,926791 x 10-7
10

𝑛 2−()2
 = √
𝑛(𝑛−1)

10(7,969539 x 10−12 ) − (89,26791 x 10−7)2


=√
10(9)

(7,969539 x 10−11) − 7,96876−11


= √
90
0,000779 x 10−11
=√  9,30352 x 10-9
90

9,30352 x 10−9
Nilai Error = x 100  0,0010422
8,926791 x 10−6
 ±  = (89,26791 ± 0,930352) x 10-8

b) Pendekatan grafik melalui nilai kemiringan grafik

Resistensi Konstanta Pendekatan Grafik


16
13.88
14 12.476
12 11.08
Hambatan Kawat

9.696
(Konstanta)

10
8.313
8 6.92
5.53
6
4.15
4 2.746
1
2
0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Panjang Kawat

Kawat Konstanta
No Panjang Hambatan 𝑥𝑦 𝑥2 𝑦2
Kawat (𝑥)
( 𝑦)

1 0 0 0 0 0

2 10 1,35 13,5 100 1,8225

3 20 2,746 54,92 400 7,540516

4 30 4,15 124,5 900 17,2225

5 40 5,53 221,2 1600 30,5809


6 50 6,92 346 2500 47,8864

7 60 8,313 498,78 3600 69,105969

8 70 9,696 678,72 4900 94,012416

9 80 11,08 886,4 6400 122,7664

10 90 12,476 1122,84 8100 155,650576

11 100 13,88 1388 10000 192,6544

550 76,141 5334,86 38500 739,242577

∆ = 𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2
= 11(38500) – (550)2 = 121000
𝑛 xy − x y
m=
𝑛 𝑥 2 − (x)2
11 (5334,86) −(550) (76,141)
m=
121000
58683,46 − 41877,55
m=
121000
m  0,138892

c = Y − mX
76,141 550
= − 0,138892 ×  − 0,02269
11 11
Persamaan garis lurus kawat konstanta y = 0,138892 − 0,02269

2
Sy =
1
𝑛−2
( y −
2
𝑥 2 (𝑦)2 − 2𝑥 𝑥𝑦 𝑦 + 𝑛(𝑥𝑦)2

)
1 38500 (76,141) 2 − 2(550) (5334,86) (76,141) + 11(5334,86)2
Sy2 =
11 − 2
( 739,242577 −
121000
)
1 223201897,418 − 446821732,786 + 313068043,416
Sy2 =
9
(739,242577 −
121000
)
1 89448208,048 1
Sy2 =
9
(739,242577 −
121000
)  (739,242577 – 739,241388826)
9

1
Sy2 = (0.001188174)  0.00013201933
9
Sy = √0.00013201933 = 0,01148996649

𝑛 11
Smx = Sy√ = 0,01148996649 √ = 0.00010955253
∆ 121000

m = 0.00010955253
𝑚 0.00010955253
Nilai Error = x 100 = x 100 = 0,07887605578
𝑚 0,138892

Metode Analisis Pendekatan Grafik A dan ∆𝐴 Kawat Konstanta

Analogi Persamaan Garis Lurus dan Penentuan Resistansi Kawat Konstanta (y = m.x )

Persamaan gradien yang telah didapat, digunakan untuk menentukan


besarnya , karena m = Jadi besarnya 𝝆 = 𝒎 × 𝑨

𝜌 = 𝑚 × 𝐴 = 0,138892 × 4,90625 × 10−8 = 0,681438875 × 10−8Ωm


= (4,90625 ± 0,3925) × 10−8𝑚2

Ketidakpastian Resistansi Kawat Konstanta


𝜕𝜌 𝜕𝜌
 = | ∆𝐴| + | | m
𝜕𝐴 𝜕𝑚

= √(𝑚 × 𝐴)2 + (𝐴 × 𝑚)2

2
= √(0,138892 × 3,925 × 10−9 ) + (4,90625 × 10−8 × 0.00010955253)2

= √(2,9719 × 10−19 ) + (2,88898 × 10−23 )


= 5,45178 × 10−10
5,45178 × 10−10
Nilai Error = × 100 = 8,00039
0,681438875 × 10−8
𝜌 ± ∆𝜌 = (0,681438875 ± 0,0545178) × 10−8

Kawat Nikrom

Resistensi Nikrom Pendekatan Grafik


20 18.14
18 16.253
16 14.453
Hambatan Kawat

14 12.656
(Nikrom)

12 10.85
9.073
10
7.256
8
5.473
6
3.666
4 1.866
2 0
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Panjang Kawat

No Panjang Hambatan xy 𝑥2 𝑦2
Kawat (x)
(y)

1 0 0 0 0 0

2 10 1,866 18,66 100 3,481956


3 20 3,666 73,32 400 13,439556
4 30 5,473 164,19 900 29,953729
5 40 7,256 290,24 1600 52,649536
6 50 9,073 453,65 2500 82,319329
7 60 10,85 651 3600 117,7225
8 70 12,656 885,92 4900 160,17434
9 80 14,453 1156,24 6400 208,88921
10 90 16,253 1462,77 8100 264,16001
11 100 18,14 1814 10000 329,0596
550 99,686 6969,99 38500 1261,8498
∆ = 𝑛 ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2
= 11(38500) – (550)2 = 121000
𝑛 xy − x y
m=
𝑛 𝑥 2 − (x)2
11 (6969.99) −(550) (99.686)
m=
121000
76669,89 − 54827,3
m=
121000

m  0,180517

c = Y − mX
99,686 550
= − 0,180517 ×  0,03651
11 11

Persamaan garis lurus kawat konstanta y = 0,180517 + 0,03651

2
Sy =
1
𝑛−2
( y −
2
𝑥 2 (𝑦)2 − 2𝑥 𝑥𝑦 𝑦 + 𝑛(𝑥𝑦)2

)
1 38500 (99,686) 2 − 2(550) (6969,99) (99,686) + 11(6969,99)2
Sy2 =
11 − 2
( 1261,8498 −
121000
)
1 382585995,946 − 764291465,5 + 534388366,6
Sy2 =
9
(1261,8498 −
121000
)
1 152682897,093 1
Sy2 =
9
(1261,8498 −
121000
)  (1261,8498 – 1261,842125)
9

1
Sy2 = (0,007635264)  0,000848363
9
Sy = √0,000848363 = 0,0291267

𝑛 11
Smx = Sy√ = 0,0291267 √ = 0,000277712
∆ 121000
m = 0,000277712

𝑚 0,000277712
Nilai Error = x 100 = x 100 = 0,153843
𝑚 0,180517
Metode Analisis Pendekatan Grafik A dan ∆𝐴 Kawat Konstanta

Analogi Persamaan Garis Lurus dan Penentuan Resistansi Kawat Konstanta (y = m.x )

Persamaan gradien yang telah didapat, digunakan untuk menentukan


besarnya , karena m = Jadi besarnya 𝝆 = 𝒎 × 𝑨

𝜌 = 𝑚 × 𝐴 = 0,180517× 4,90625 × 10−8 = 0,88566153125 × 10−8 Ωm


= (4,90625 ± 0,3925) × 10−8𝑚2

Ketidakpastian Resistansi Kawat Konstanta


𝜕𝜌 𝜕𝜌
 = | ∆𝐴| + | | m
𝜕𝐴 𝜕𝑚

= √(𝑚 × 𝐴)2 + (𝐴 × 𝑚)2

2
= √(0,180517 × 3,925 × 10−9 ) + (4,90625 × 10−8 × 0,000277712)2

= √(5,02014 × 10−19 ) + (1,85647 × 10−22 )


= 7,0866 × 10−10
7,0866 × 10−10
Nilai Error = × 100 = 8,00148
0,88566153125 × 10−8
𝜌 ± ∆𝜌 = (0,88566153125 ± 0,070866) × 10−8

3. Bandingkan nilai resistivitas hasil yang diperoleh pada No. 2 di atas dengan referensi.
Bahas nilai yang diperoleh tersebut. Berapakah ketepatan resistivitas hasil
percobaan terhadap nilai referensi?

Berdasarkan referensi yang kami dapatkan pada Table of Resistivity


(http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/Tables/rstiv.html) nilai resistivitas dari kawat
Nikrom yaitu, 100 × 10−8 Ωm, sedangkan untuk nilai resistivitas kawat Konstanta yaitu sebesar,
49 × 10−8Ωm. Berikut nilai ketepatan resistivitas setiap kawat dan pendekatan.

• Ketepatan Resitivitas Kawat Konstanta (Pendekatan Satu-Satu)


(67,715554 ± 0.553775) × 10−8
= (1,38195 ± 0,0113015)
49 × 10−8
• Ketepatan Resitivitas Kawat Nikrom (Pendekatan Satu-Satu)
(89,26791 ± 0,930352)× 10−8
= (0,892679 ± 0,00930352)
100 × 10−8
• Ketepatan Resitivitas Kawat Konstanta (Pendekatan Grafik Kemiringan)
(0,681438875 ± 0,0545178) × 10−8
= (0,0139069 ± 0,00111261)
49 × 10−8
• Ketepatan Resitivitas Kawat Nikrom (Pendekatan Grafik Kemiringan)
(0,88566153125 ± 0,070866)× 10−8
= (0,00885662 ± 0,00070866)
100 × 10−8

4. Bahas kesalahan-kesalahan yang mungkin muncul selama percobaan

Ketika mengukur nilai-nilai keidakpastian dari resistivitas kawat Nikrom dan Konstanta, masih
menghasilkan angka ketidakpastian dalam perhitungnnya. Artinya dalam perhitungan ataupun
pengamatan masih terdapat kesalahan-kesalahan yang menyebabkan munculnya angka
ketidakpastian. Adapun kesalahan-kesalahan uamh mungkin muncul selama percobaan yaitu,
malfungsi alat, kesalahan konfigurasi pada alat, kesalahan praktikan dalam proses mengamati
hasil percobaan, dan kesalahan dalam menghitung resistivitas. Maka dari itu, untuk
memperkecil angka kesalahan, alangkah baiknya praktikan melakukan pemeriksaan pada alat
percobaan, melakukan perhitungan menggunakan alat bantu dan software, serta melakukan
pengukuran berulang sebelum memulai dan memperoses suatu data.
BAB VI

KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor yang
mempengaruhi hambatan listrik suatu kawat penghantar yaitu panjang kawat, luas penampang,
dan hambatan jenis dari kawat penghantar tersebut, dimana nilai resistivitas kawat penghantar
dapat ditentukan secara eksperimental dengan menggunakan metode Hukum Ohm. Sedangkan
beda potensial tidak mempengaruhi besarnya hambatan suatu penghantar, hal ini karena beda
potensial hanya dapat mengubah kuat arus yang melalui penghantar. Jadi, jika penghantar yang
sangat panjang, maka kuat arusnya berkurang, pengurangan arus ini disebabkan karena untuk
mengalirkan arus listrik pada penghantar yang panjag memerlukan energi yang sangat besar pula.
Sehingga semakin panjang penghantar, semakin besar pula penurunan tegangan listrik. Berikut
hasil percobaan, maka praktikan dapat menyimpulkan bahwa:

• Hubungan hambatan jenis kawat penghantar dengan arus yang melaluinya adalah
berbanding terbalik, yaitu semakin besar hambatan jenis kawat penghantar semakin kecil
arus yang melaluinya begitu pula sebaliknya.

• Hubungan panjang kawat penghantar dengan resistansi kawat penghantar adalah


berbanding lurus, yaitu semakin besar panjang kawat penghantar maka semakin besar pula
resistansinya dan begitu pula sebaliknya.

• Hubungan luas penampang kawat penghantar dengan resistansi kawat penghantar adalah
berbanding terbalik, yaitu semakin besar luas penampang kawat maka resistansi kawat
akan semakin kecil, begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan menggunakan metode pendekatan grafik dan
perhitungan satu-satu, diperoleh hasil sebagai berikut:

• Pendekatan satu-satu.
 ±  = (67,715554 ± 0.553775) × 10-8 Ωm untuk kawat Konstanta.
 ±  = (89,26791 ± 0,930352) × 10-8 Ωm untuk kawat Nikrom.

• Pendekatan grafik kemiringan.


𝜌 ± ∆𝜌 = (0,681438875 ± 0,0545178) × 10−8 Ωm untuk kawat Konstanta.
𝜌 ± ∆𝜌 = (0,88566153125 ± 0,070866) × 10−8 Ωm untuk kawat Nikrom.
DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, V. P. (2019). “Laporan Praktikum Fisika resistivitas Kawat”. https://toaz.info/doc-


view

Juwariyah, Tatik. (2023). “Buku Panduan Praktikum Fisika”. Laboratorium Fisika, Fakultas
Teknik, UPNVJ.

Merlina (2010). “Hambatan Kawat Penghantar dan Rangkaian Hambatan”.


https://merlina900301.wordpress.com/ipa-3/listrik-dinamis/hambatankawatpenghantar
-dan-rangkaian-hambatan/
Prastika, M. D., Mulyani, F., Yani, M. (2020). Resistivitas Kawat Konduktor. Jurnal
Resistivitas Kawat Konduktor.

Alpianor, Gusti Risda, Noriah, Nurlimah, Meyrika Maharani, dan Abdul Salam, M.Pd. (2020). Resistivitas
Kawat Konduktor
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai