Anda di halaman 1dari 32

Rangkaian-Rangkaian Dioda

RANGKAIANRANGKAIAN
DIODA
Kelompok 4

Haryati
Nur Rifni Isma
Maya Andriani
Muh. Afdhal
Hendra Saputra

PRODI PEND. TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2012

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah swt, atas rahmat-Nya maka
penulis

dapat

menyelesaikan

penyusunan

makalah

yang

berjudul

RANGKAIAN-RANGKAIAN DIODA.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Elektronika di Universitas Negeri
Makassar.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam proses penyelesaian makalah.

Makassar, 20 Maret
2012

Penulis

RANGKAIAN-RANGKAIAN DIODA
Sebagian besar rangkaian elektronika membutuhkan tegangan DC
untuk dapat bekerja dengan baik. Karena tegangan jala-jala adalah
tegangan AC, maka yang harus dilakukan terlebih dahulu dalam setiap
peralatan elektronika adalah mengubah tegangan AC ke tegangan DC

A. GELOMBANG SINUS
Gelombang sinus adalah sinyal listrik yang paling dasar. Sinyal ini sering
digunakan, misalnya untuk menguji rangkaian-rangkaian elektronika.
Sinyal-sinyal yang rumit dapat diungkapkan sebagai hasil superposisi dari
beberapa gelombang sinus. Dan besaran-besaran dalam gelombang sinus
dibutuhkan dalam pembahasan mengenai rangkaian-rangkaian dioda.
NILAI PUNCAK
Perhatikan gelombang yang ditunjukkan oleh gambar 1.1 berikut:

Gambar tersebut adalah grafik dengan:


v =Vpsin

Dimana

(pers. 1.1)

= tegangan sesaat

Vp = tegangan puncak

= sudut dalam derajat atau radian

Perhatikan bagaimana tegangan itu naik dari nol ke maksimum pada 90,
turun ke nol pada 180, mencapai maksimum negatif pada 270, dan
kembali ke nol pada 360.
Tebel berikut menunjukkan nilai-nilai sesaat yang harus diketahui. Karena
sifat simetri dari gelombang sinus dapat dengan mudah diperkirakan pada
nilai-nilai 120, 150, 180, 210, dan seterusnya. Jika nilai-nilai tersebut
diketahui maka hampir semua nilai di titik-titik tersebut sepanjang
gelombang sinus dapat diperkirakan.
Tabel nilai-nilai gelombang sinus

30

0,5 Vp

45

0,707 Vp

60

0,866 Vp

90

Vp

Seperti telah disebutkan, Vp adalah nilai puncak dari gelombang sinus,


yaitu

nilai

maksimum

yang

dapat

dicapainya.

Gelombang

sinus

mempunyai puncak positif pada 90 dan puncak negatif pada 270.


NILAI PUNCAK KE PUNCAK
Nilai puncak ke puncak suatu sinyal adalah perbedaan aljabar antara
maksimumnya dan minimumnya:
Vpp=VmaksVmin

(pers. 1.2)

Untuk gelombang sinus pada Gambar 1.1, nilai puncak ke puncak adalah:
Vpp=Vp Vp=2 Vp

Dengan kata lain, nilai puncak ke puncak gelombang sinus adalah dua kali
nilai puncaknya. Bila nilai puncak gelombang sinus 18 V, maka nilai
puncak ke puncaknya 36 V.
NILAI AKAR RATA-RATA KUADRAT (RMS)
Jika suatu tegangan sinusoida (sama dengan gelombang sinus) dilakukan
pada sebuah tahanan, maka ia akan menghasilkan arus sinusoida yang
sefasa melalui tahanan. Perkalian tegangan sesaat dan arus sesaat
menghasilkan daya siklus sesaat, yang bila dirata-ratakan dalam satu
siklus menghasilkan pembuangan daya rata-rata. Dengan kata lain,
tahanan itu mengeluarkan sejumlah panas yang tetap, seakan-akan ada
tegangan DC yang dilakukan padanya.
Nilai RMS (Root Mean Square = akar rata-rata kuadrat) suatu gelombang
sinus yang disebut juga nilai efektif atau nilai panas, ditetapkan pada
tegangan DC yang menghasilkan sejumlah panas yang sama dengan yang
dihasilkan tegangan gelombang sinus. Pada mata pelajaran dasar telah
ditunjukkan bahwa :
Vrms=0,707 Vp

(pers. 1.3)

Melalui percobaan, kita dapat membuktikan hubungan ini, dengan


membangun dua buah rangkaian, yang satu terdiri dari sebuah sumber
DC dan sebuah tahanan, dan yang lainnya terdiri dari sebuah sumber
sinusoidal dan sebuah tahanan dengan nilai yang sama. Jika sumber DCnya diatur sehingga menghasilkan sejumlah panas yang sama dengan
sumber gelombang sinus, maka dapat diukur bahwa tegangan DC-nya
sama dengan 0,707 kali nilai puncak dari gelombang sinus.
TEGANGAN JALA-JALA
Perubahan-perubahan listrik di AS umumnya menyediakan tegangan jala
sebesar 115 Vrms dengan kelonggaran (toleransi) 10 % pada
frekuansi 60 Hz. (Pada bagian-bagian skematis 115 Vrms biasanya ditulis

sebagai 115 Vac, dengan Vac adalah singkatan dari Volt AC. ). Dengan
pers. 1.1 kita dapat menghitung nilai puncaknya sebagai berikut:
115 V =0,707Vp

Atau
Vp=

115 V
=163 V
0,707

Nilai puncak 163 V, yang menyatakan nilai puncak ke puncak 326 V,


merupakan tingkat tegangan yang benar-benar berbahaya. Jika anda
secara tidak sengaja menyentuh kedua sisi jaringan jala-jala, bisa
menyebabkan kematian.
NILAI RATA-RATA
Nilai rata-rata sebuah gelombang sinus dalam satu siklus adalah nol. Hal
ini adalah karena gelombang sinus simetris. Setiap nilai positif pada
setengah siklus pertama diimbangi dengan nilai negatif yang sama pada
setengah siklus kedua. Oleh karena itu, jika semua nilai gelombang sinus
di antara 0 dan 360 dijumlahkan, akan diperoleh hasil nol, yang
menyatakan bahwa nilai rata-ratanya sama dengan nol.
Cara lain untuk mengungkapkan hal yang sama ini ialah dengan
mengatakan bahwa V DC akan menunjuk harga nol bila digunakan untuk
mengukur gelombang sinus. Karena jarum voltmeter DC bergerak ke arah
positif dan ke arah negatif dengan usaha yang sama besarnya, tetapi
kelembaman bagian-bagian yang bergerak mencegah gerak tersebut
sehingga ia menunjuk nilai rata-rata nol. (Hal ini mengasumsikan suatu
frekuensi yang lebih besar daripada 10 Hz, sehingga jarum tak dapat
mengikutinya.)

B. TRANSFORMATOR

Alasan mengapa jala-jala daya sangat berbahaya karena adanya resistani


Theveninnya yang mendekati nol. Ini berarti jala-jala dapat menyediakan
ratusan Ampere. Bahkan dengan pemutus rangkaian pun, ia masih dapat
memberikan

puluhan

Ampere,

tergantung

dari

ukuran

pemutus

rangkaiannya.
PENURUNAN TEGANGAN
Beberapa

peralatan

elektronika

mengandung

sebuah

transformator

seperti pada gambar 1.2 untuk menaikkan dan menurunkan tegangan


jala-jala, sesuai dengan persyaratan pemakaian. Jika dihubungkan dengan
kontek

pada

dinding,

penyemat

pasak

daya,

yang

ditengah

menghubungkan casis peralatan anda dengan bumi; hal ini menjamin


bahwa semua peralatan dengan pasak tiga-kawat berada pada potensial
yang sama.
Seperti pembahasan pada dasar teori AC, tegangan-teganga primer dan
sekunder pada transformator ideal memiliki hubungan sebagai berikut:

V 2 N2
=
V 1 N1

(pers. 1.4)

Dimana:
V1

= tegangan primer, baik dalam rms maupun dalam puncak

V2

= tegangan sekunder, baik dalam rms maupun dalam puncak

N1

= banyak lilitan pada belitan primer

N2

= banyak lilitan pada belitan sekunder

Misalnya, jika perbandingan lilitannya 9:1 dalam gambar 1.2 maka :

V2
1
=
115 V 9
Atau
V 2=

115 V
=12,8Vrms
9

Tegangan yang lebih rendah ini jauh lebih aman bila dibandingkan dengan
155Vrms

dan

semikonduktor.

biasanya
Lagipula,

digunakan

transformator

pada

rangkaian-rangkaian

mengasingkan

beban

(yaitu

semua rangkaian yang akan diukur) dari jala-jala. Artinya, satu-satunya


hubungan dengan jala-jala ialah dengan melalui medan magnet yang
menghubungkan belitan primer dengan belitan sekunder. Selanjutnya hal
ini akan mengurangi bahaya kejutan listrik karena tak ada lagi hubungan
listrik yang langsung dengan kedua sisi dari jala-jala.
PENGAMAN
Di dalam transformator ideal, arus-arusnya diberikan oleh:
I1 N1
=
I2 N2

(pers. 1.5)

Persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung ukuran pengaman


dalam gambar 1.2. misalnya arus beban 1,5 A rms dan perbandingan
belitan 9:1 maka
I1
1
=
1,5 A 9

Atau
I 1=

1,5 A
=0,167 A rms
9

Artinya pengaman yang digunakan harus mempunyai nilai lebih besar


daripada 0,167 A, ditambah 10% bila tegangan jala-jala sewaktu-waktu
naik, dan 10% lagi yang disebabkan oleh kebocoran-kebocoran pada
transformator (hal ini menghasilkan arus primer tambahan). Nilai baku
(standar) pengaman yang lebih tinggi, yaitu 0,25 A (jenis yang putusperlahan bila terjadi sentakan jala-jala), mungkin sudah cukup. Tujuan
penggunaan pengaman ialah untuk mencegah kerusakan yang berlebihan
bila resistansi beban terhubung singkat dengan tak sengaja.
TRANSFORMATOR-TRANSFORMATOR YANG SEBENARNYA
Transformator-transformator yang dijual di toko mempunyai penguat yang
tidak

ideal

karena

menimbulkan

belitan-belitannya

kehilangan

daya.

mempunyai

Lagipula,

inti

resistansi

yang

yang

berlapis-lapis

mempunyai arus-arus pusar, yang menimbulkan kehilangan daya lebih


banyak

lagi.

Karena

kehilangan

daya

yang

tak

diinginkan

ini,

traansformator yang sebenarnya menjadi alat yang sulit untuk diberi


ketentuan-ketentuan yang terperinci. Lembaran-lembaran data untuk
transformator jarang mencantumkan perbandingan lilitannya, resistansi
belitannya, dan besaran-besaran transformator lainnya. Biasanya yang
dapat anda peroleh adalah tegangan sekunder pada besaran arus yang
ditetapkan.

Misalnya,

F25X

adalah

transformator

industri

dengan

lembaran data yang hanya memberikan data-data sebagai berikut : Untuk


tegangan primer 115 V AC, tegangan sekundernya 12,6 V ac, dengan arus
sekunder 1,5 A. bila arus sekunder kurang dari 1,5 A, tegangan sekunder
akan naik sedikit karena kehilangan daya IR pada resistansi belitan
berkurang sedikit.
Oleh karena itu, pada pembahasan selanjutnya, kita tidak akan lagi
menentukan perbandingan lilitan. Sebagai gantinya, hanya tegangan
sekunder yang diberikan. Bila arus primernya diketahui, perbandingan
lilitan transformator sebenarnya dapat diperkirakan dengan menggunakan
persamaan 1.4 dan persamaan 1.5.

C. PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Pada gambar 1.3 a meperlihatkan rangkaian yang disebut penyearah


setengah gelombang. Pada setiap siklus tegangan sekunder positif, dioda
mengalami pra tegangan maju untuk setiap tegangan-tegangan sesaat
yang lebih besar daripada teganga offset (sekitar 0,7 V untuk dioda silikon
dan 0,3 volt untuk dioda germanium). Ini menghasilkan tegangan lintas
tahanan beban yang mendekati bentuk setengah gelombang sinus. Untuk
menyederhanakan pembahasan, kita akan menggunakan pendekatan
dioda-ideal karena puncak tegangan sumber jauh lebih besar daripada
tegangan offset dioda. Dengan mengadopsi anggapan ini, puncak
tegangan yang disearahkan sama dengan puncak tegangan sekunder,
seperti ditunjukkan pada gambar 1.3 b. Pada setengah silus negatif, dioda
mengalami prategangan balik. Dengan mengabaikan arus bocor (yang
sama dengan arus balik), arus beban menjadi nol; inilah sebabnya
mengapa tegangan beban jatuh menjadi nol di antara 180 dan 360
PENYEARAHAN
Hal

penting

yang

harus

diperhatikantentang

penyearah

setengah

gelombang adalah sebagai berikut: Ia mengubah tegangan masuk AC


menjasi tegangan DC yang berdenyut. Denga kata lain, tegangan beban
selalu positif atau nol, tergantung di setengah siklus yang mana tegangan
beban V berada. Dikatakan dengan cara lain, arus bebannya selalu
mempunyai arah yang sama. Pengubahan dari AC ke DC ini dikenal
dengan penyearahan.
TEGANGAN RATA-RATA
Dengan mengabaikan tegangan pada dioda, nilai DC atau nilai rata-rata
dan sinyal setengah gelombang pada gambar 1.3 b adalah:
Vdc=0,318 V 2( puncak )

Ini sering ditulis sebagai


Vdc=

V 2( puncak )

(pers. 1.6)

Misalnya, anggaplah tegangan sekundernya 12,6 V ac. Idealnya, tegangan


sekunder puncak besarnya:
V 2 ( puncak )=

12,6 V
=17,8 V
0,707

Dan nilai rata-ratanya sebesar :


Vdc=0,318 ( 17,8V ) =5,66 V

Gambar 1.3 b menunjukkan nilai puncak dan nilai rata-rata tegangan


sekunder pada 12,6 V rms.
Tegangan rata-rata disebut tegangan dc karena tegangan inilah yangn
dibaca voltmeter dc bila dipasang melintas tahanan beban. Bila setelah
melewati penyearah setengah gelombang, tegangan puncak beban 17,8
V, voltmeter dc akan menunjukkan angka 5,66 V.
Persamaan 1.6 mudah dibuktikan. Bila anda membuat penyearah
setengah gelombang di laboratorium, anda akan menemukan bahwa
tegangan rata-ratanya sama dengan 0,318 kali tegangan puncak. Dengan
cara lain, anda dapat menurunkan rumus yang sama secara matematis
dengan

merata-ratakan

nilai-nilai

gelombang

sinus

yang

telah

disearahkan.
BATAS KEMAMPUAN ARUS DIODA
Dengan persamaan 1.6, kita dapat menghitung tegangan beban rata-rata
atau tegangan beban dc. Jika resistansi beban diketahui arus beban ratarata Idc dapat dihitung. Karena penyearah setengah gelombang adalah
rangakaian satu simpal, arus dioda dc sama dengan arus beban dc. Pada
lembaran data, Idc biasanya dicantumkan sebagai

I0. Itulah sebabnya,

salah satu hal yang patut diperhatikan seorang perancang adalah batas

kemampuan

I0 dioda. Batas kemampuan ini menunjukkan berapa besar

arus searah yang dapat dilewatkan melalui dioda.


Misalnya pada lembaran data dari IN4001 memberikan batas kemampuan

I0

sebesar 1 A. Jika tegangan dc-nya 5,66 V dan resistansi beban 10 ,

maka arus beban dc-nya = 0,566 A. Dengan demikian, pemakaian IN4001


pada penyearah setengah gelombang memenuhi syarat karena batas
kemampuan

I0-nya

(1 A) lebih besar daripada rata-rata arus yang

disearahkan (0,566 A)
PUNCAK TEGANGAN BALIK
Gambar 1.4 menunjukkan penyearah setengah gelombang pada saat
tegangan sekundernya mencapai maksimum puncak negatif. Diodanya
digelapkan untuk menunjukkan bahwa ia tidak menghantar. Karena dioda
itu mengalami prategangan-balik, maka tak ada tegangan beban. Agar
sesuai dengan hukum tegangan kirchoff, semua tegangan sekunder
melintas pada dioda harus nampak seperti yang ditunjukkan oleh gambar
tersebut. Maksimum tegangan balik ini disebut tegangan puncak balik
(PIV), singkatan dari Peak Inverse Voltage. Agar tidak dadal, puncak
tegangan balik ini harus lebih rendah daripada batas kemampuan PIV
dioda. Misalnya, bila puncak tegangan baliknya 75 V. Maka diodanya
membutuhkan batas kemampuan PIV yang lebih besar daripada 75 V.

D. PENYEARAH GELOMBANG PENUH


Gambar 1.5 a memperlihatkan penyearah gelombang penuh. Selama
setengah siklus tegangan sekunder yang positif, dioda yang di atas
mengalami prategangan maju dan dioda yang dibawah mengalami
prategangan balik: sehingga, arus mengalir melalui dioda yang di atas,
tahanan beban, dan setengah belitan yang di atas (gambar 1.5 c). Selama
setengah siklus yang negatif, arus mengalir melalui dioda yang di bawah,
tahanan beban, dan setengah belitan yang dibawah (gambar 1.5 d).
Perhatikan bahwa dalam gambar 1.5 c dan d tegangan beban mempunyai

polaritas yang sama. Hal ini disebabkan karena arus mengalir melalui
tahanan beban dari arah yang sama tanpa memperlihatkan dioda mana
yang menghantar. Jadi, tegangan beban berbentuk sinyal gelombang
penuh yang disearahkan seperti terlihat dalam gambar 1.5 b.
PENGARUH SAMBUNGAN TENGAH (CENTERTAP) PADA BELITAN SEKUNDER
Penyearah gelombang penuh seperti dua penyearah gelombang-setengah
yang saling membelakang dengan satu penyearah menangani setengah
siklus pertama dan yang lainnya menangani setengah siklus yang kedua.
Karena adanya sambungan tengah pada belitan sekunder, masing-masing
rangkaian dioda hanya menerima setengah tegangan sekunder. Bila dioda
dianggap sempurna, ini berarti bahwa puncak tegangan keluar yang
disearahkan adalah:
Vout ( puncak )=0,5 V 2 ( puncak )

(pers. 1.7)

TEGANGAN RATA-RATA
Nilai rata-rata atau nilai dc dari keluaran gelombang penuh yang
disearahkan

adalah

dua

kali

keluaran

setengah

gelombang

yang

disearahkan dan digerakkan oleh tegangan sekunder yang sama:


Vdc=0,636 V out ( puncak )

(pers. 1.8)

Rumus yang lainnya:


Vdc=

2 Vout( puncak )

Sebagai contoh, anggaplah tegangan sekundernya 12,6 V ac. Seperti


pembahasan sebelumnya, ini berarti puncak tegangan sekundernya 17,8
V. Karena adanya sambungan tengah, bagaimanapun juga, puncak

tegangan

yang

mendorong

masing-masing

rangkaian

dioda

hanya

setengahnya, yaitu 8,9 volt. Dengan mengabaikan penurunan tegangan


pada dioda, keluaran gelombang penuh mempunyai nilai puncak 8,9 V
dan nilai rata-rata sebesar:
Vdc=0,636 Vout ( puncak )=0,636 ( 8,9 volt )=5,66 V

Gambar 1.5 b menunjukkan nilai puncak dan nilai rata-rata dari tegangan
sekunder yang besarnya 12,6 V ac.
BATAS KEMAMPUAN ARUS DIODA
Bila diberi tegangan beban 5,66 volt dan resistansi beban 10 , maka
arus beban dc-nya :
Idc=

5,66V
10 = 0,566 A

Pada masing-masing dioda hanya membutuhkan batas kemampuan arus

I0

sedikit lebih besar dari pada setengah arus beban dc, atau 0,283 A.

Pada gambar 1.5 a, masing-masing dioda hanya menghantar setiap


setengah siklus. Ini berarti bahwa arus dc yang mengalir melalui dioda
adalah arus setengah gelombang yang disearahkan. Sehingga, arus dc
yang mengalir melalui masing-masing dioda adalah setengah arus beban
dc.
Ada cara lain dengan menganggap ammeter dc dipasang seri dengan
masing-masing dioda dan tahanan beban. Tampak bahwa ammeter pada
dioda akan menunjuk angka 0,283 A dan ammeter pada beban akan
menunjuk angka 0,566 A. Ini masuk akal karena memenuhi hukum
Kirchoff.
FREKUENSI
Perioda T (period T) suatu bentuk gelombang berulang adalah waktu di
antara

dua

titik

yang

sama

atau

sepadan

pada

gelombang

tersebut.frekuensi f ialah kebalikan dari perioda T. Pada penyearah


setengah gelombang, periodan keluarnya sama dengan waktu edar
masuknya,

yang

berarti bahwa

frekuensi keluarnya

sama

dengan

frekuensi masuknya. Dengan kata lain, anda mendapatkan satu siklus


keluaran untuk setiap silus masukan. Dengan demikian, frekuensi yang
keluar dari penyearah gelombang setengah adalah 60 Hz, sama denga
frekuensi jala-jala.
Penyearah gelombang penuh berbeda, seperti pada gambar 1.5 b, terlihat
bahwa periodanya setengah dari perioda masukan. Bila dikatakan dengan
cara lain, terjadi dua siklus penuh pada keluaran untuk setiap satu siklus
masukan. Hal ini disebabkan karena penyearah gelombang penuh telah
membalikkan

setengah

siklus

negatif

dari

tegangan

masukannya.

Akibatnya, keluaran penyearah gelombang penuh mempunyai frekuensi


120 Hz, tepat dua kali frekuensi jala-jala.
FREKUENSI TEGANGAN BALIK
Gambar 1.5 e menunjukkan penyearah gelombang penuh pada saat
teganga

sekunder

mencapai

nilai

positif

maksimumnya.

Jika

kita

menggunakan hukum tegangan khirchoff melingkari simpal yang diluar,


maka akan didapatkan:
V 2 ( puncak )PIV +0=0

Dimana nilai 0 pada rumus kiri persamaan ini menunjukkan tegangan


ideal

dioda

yang

di

atas.

Bila

persamaan

itu

diselesaikan,

kita

mendapatkan puncak tegangan balik melintas dioda yang di bawah :


PIV =V 2 ( puncak )

Itulah sebabnya, masing-masing dioda pada penyearah gelombang penuh


harus memiliki batas kemampuan PIV lebih besar daripada V2 (puncak).

E. PENYEARAH JEMBATAN

Jembatan penyearah merupakan menyearahkan yang paling terkenal


karena ia menonjilkan puncak tegangan yang sama dengan penyearah
setengah gelombang dan mempunyai nilai rata-rata yang lebih tinggi
daripada penyearah gelombang penuh. Gambar 1.7 a menunjukkan
penyearah jembatan. Selama setengah siklus regangan sekunder yang
positif (1.7 c), dioda D2 dan D3 mengalami prategangan maju; sehingga
tegangan beban mempunyai polaritas seperti yang ditunjukkan : tanda
kurang pada sebelah kiri dan tanda tambah pada sebelah kanan. Selama
setengah siklus negatif (gambar 1.7 d), dioda D1 dan D4 mengalami
prategangan maju; dan sekali lagi tegangan mempunyai polaritas kurang
tambah seperti yang ditunjukkan. Jadi, untuk kedua setengah siklus,
tegangan beban mempunyai polaritas yang sama karena arus beban
selalu mengalir dalam arah yang sama tanpa memperhatikan dioda mana
yang sedang menghantar. Itu sebabnya mengapa tegangan beban adalah
sinyal gelombang penuh yang disearahkan pada gambar 1.7 b.
TEGANGAN RATA-RATA
Dengan mengabaikan penurunan tegangan pada dioda dalam gambar 1.7
c, puncak tegangan beban adalah :
Vout ( puncak )=V 2 ( puncak )

(pers. 1. 9)

Perhatikan bahwa semua teganga sekunder yang muncul melintasi


tahanan beban: ini salah satu hal yang membuat penyearah jembatan
lebih baik daripada penyearah gelombang penuh, karena hanya setengah
tegangan sekunder saja yang mencapai keluaran. Lagipuala, untuk
membuat transformator yang disadap di tengah menghasilkan tegangan
yang sama disetiap setengah belitan sekundernya cukup sukar dan
mahal. Dengan menggunakan penyearah jembatan, seorang perancang
tak perlu mencari sadapan tengah yang tepat penghematannya lebih
besar daripada biaya untuk tambahan dua dioda.
Karena keluaran jembatan adalah sinyal gelombang penuh, nilai rata-rata
atau nilai dc-nya adalah:

Vdc=0,636 Vout ( puncak )

BATAS KEMAMPUAN DAN FREKUENSI


Apabila diberikan tegangan beban dc 11,3 V dan sebuah resistansi beban
10 , arus-arus beban dc-nya 1,13 A . karena masing-masing dioda hanya
menghantar setiap setengah siklus, batas kemampuan I0 diodanya paling
tidak sebesar setengah arus beban dc, atau 0,565 A
Dalam gambar 1.7 c, dioda D2 idealnya terhubung dan D4 idealnya
terbuka. Dengan menanbahkan tegangan yang melingkari simpal luar
diperoleh:
V 2 ( puncak )PIV +0=0

Dimana bilangan 0 di ruas kiri menunjukkan tegangan ideal melintas D2.


Jadi puncak tegangan balik melintas D4 adalah:
PIV =V 2 ( puncak )

Dengan penjelasana yang sama , dioda lainnya harus mampu menahan


puncak teganga balik yang sama dengan puncak tegangan sekunder. Jadi,
batas kemampuan PIV dioda harus lebih besar daripada V2 (puncak)
Karena keluarannya adalah sinyal gelombang penuh, frekuensi keluarnya
adalah dua kali frekuensi masuknya, atau 120 Hz.

PERBANDINGAN
Rangakaian-rangakain yang dibahas sebelumnya disebut dengan
penyearah rata-rata karena keluaran dc-nya sama dengan nilai rata-rata
gelombang sinus yang disearahkan.

Setengah

Gelombang

Jembatan

Banyaknya dioda
Puncak tegangan

gelombang
1
V2 puncak

penuh
2
0,5V2 (puncak)

4
V2 (puncak)

keluar
Tegangan keluar dc

0,318 Vout

0,636 Vout

0,636Vout

Arus dioda dc
Puncak tegangan

(puncak)
Idc
V2(puncak)

(puncak)
0,5 Idc
V2 (puncak)

(puncak)
0,5 Idc
V2 (puncak)

2fin
0,45 V2 (rms)

2fin
0,9 V2 (rms)

balik
Frekuensi riak
fin
Tegangan keluar dc
0,45 V2 (rms)
PENYEARAH JEMBATAN YANG DIKEMAS

MDA920-3 adalah penyearah jembatan yang berisi 4 dioda yang saling


berhubungan dan ditutup rapat dengan plastik untuk menghasilkan
kemasan yang kuat. Penyearah jembatan ini mempunyai dua penyemat
masukan untuk tegangan sekunder dan dua penyemat keluaran untuk
tahanan beban.
PENDEKATAN KEDUA
Untuk banyak pemecahan kesulitan dan rancangan , dioda ideal adalah
pendekatan yang praktis untuk rangkaian-rangakaian penyearah. Alasan
pendekatan tersebut adalah karena semua tegangan dan arus telah
mengandung kelonggaran lebih besar daripada 10 % (perbedaan
tegangan jala-jala dan transformator)

F. PENAPIS (FILTER) KAPASITOR MASUKAN


Keluaran penyearah rata-rata adalah tegangan dc yang berdenyut.
Penggunaan keluaran seperti ini hanya terbatas pada pengisia battery,
menjalankan motor dc dan sedikit pemakaian lainnya. Untuk mengunbah
sinyal-sinyal setengah gelombnag dan gelombang penuh ke tegangan dc
yang tetap. Maka dibutuhkan penapis (filter).
MENAPIS SETENGAH GELOMBANG

Gambar 1.8 a memperlihatkan penapis kapasitor masukan. Sumber ac


membangkitkan tegangan sinusoidal dengan nilai puncak Vp. Selama
seperempat siklus pertama dari tegangan sumber, dioda berprategangan
maju. Idelanya, dioda tersebut berlaku seperti switch yang tertutup
(gambar 1.8 b). Karena

dioda menghubungkan sumber kangsung

melintas kapasitor, kapasitor diidi damapi tegangan puncak.


Setelah melewati puncak posirif, dioda berhenti menghantar yang artinya
switch terbuka. Karena kapasitor memiliki tegangan Vp volt melintasinya
dengan polaritas seperti yang ditunjukkan. Karena tegangan sumber
sedikit lebih kecil dari pada Vp, dioda mengalami prategangan balik.
Dengan dioda yang terbuka, kapasitor membuang muatan melalui
resistansi beban. Dan dibalik penapis kapasitor masukan: dengan
rancangan yang saksama, tetapan waktu pembuangan (perkalian RL dan
C) dapat dibuat jauh lebih besar daripada perioda T sinyal masuk. Karena
hal ini, kapasitor hnaya kehilangan sebagian kecil muatannya selama
waktu putus dari dioda.
Saat tegangan sumber mencapai puncak kembali, dioda menghantar
sebentar dan mengisi kapasitor kembali samapi tegangan puncaknya.
Sekarang

tegangan

beban

hampir

merupakan

tegangan

dc

yang

sempurna. Penyimpangan dari tegangan dc yang murni hanyalh riak kecil


yang disebabkan oleh pengisian dan pembuangan kapasitor. Makin kecil
riaknya, makin baik. Salah satu cara mengurangi riak yaitu menambah
tetapan waktu pembuangan.
MENAPIS GELOMBANG PENUH
Cara lain untuk mengurangi riak adalah dengan menggunakan penyearah
gelombang penuh atau penyearah jembatan; jadi frekuansi riaknya 120
Hz sebagai pengganti 50 Hz. Dalam hal ini kapasitor diisi dua kali lebih
sering dan hanya mempunyai setengah waktu pembuangan. Akibatnya
riak menjadi lebih kecil dan tegangan keluarannnya semakin mendekati
puncak.

SUDUT MENGHANTAR DIODA


Masing-masing dioda mempunyai sudut 180 yang artinya masing-masing
dioda menyala selama sekitar 180. Dalam penyearah puncak, masingmasing dioda hanya mempunyai sudut pengkantar beberapa derajat saja;
hal ini disebabkan karena dioda yang menyebabkan penapis kapasitor
masukan menyala sebentar di dekat puncak dan mati selama sisa
siklusnya.
PENURUNAN RIAK SECARA MATEMATIS
Kapasitansi didefenisikan sebagai:
C=

Q
V

Bentuk lainnya:
V=

Q
C

Anggaplah kapasitor mulai membuang pada saat t = T1, maka tegangan


awalnya dapat ditulis sebagai :
V 1=

Q1
C

Jika kapasitor selesai membuang pada t=T2, maka tegangan akhirnya:


V 2=

Q2
C

Riak puncak ke puncak sama dengan selisih tegangan-tegangan yang


terdahulu:

V 1V 2=

Q1Q2
C

Untuk mendapatkan sesuatu yang praktis dari hal ini, kita bagi kedua
sisinya dengan waktu pembuangan :
V 1V 2
Q 1Q 2
=
T 1T 2 C(T 1T 2)

Bila tetapan waktunya jauh lebihg besar daripada perioda riak, waktu
pembuangan T1-T2 mendekati T, yaitu periode riak adalah sebagai
berikut:
V 1V 2 Q1Q2
=
T
CT

Kedua tegangan hampir tetap, arus beban juga hampir tetap dan
persamaan tadi disederhanakan menjadi:
V 1V 2 I
=
T
C

Untuk memperoleh rumus tegangan riak yang terakhir kita nyatakan V1V2 dengan Vrip (ripple=riak), yaitu riak puncak ke puncak. Selanjutnya
frekuensi riak f sama dengan kebalikan dar perioda riak T. Dengan
mengingat hal ini, kita dapat menulis:
Vrip=

I
fC

Dimana:
Vrip = tegangan riak ke puncak
T = tegangan beban DC
f = frekuensi riak

C = kapasitansi
SEBUAH CONTOH
Anggaplah arus beban dc mendekati 10 mA dan kapasitansi 470 F.
Anggap kita menggunakan penyearah jembatan dan frekuensi jala-jala
60Hz. Riak puncak ke puncak yang berasal dari penapis kapasitor masuk
adalah :
Vrip=

10 mA
=0,177 V
120 Hz x 470 F

Bila diberikan keadaan yang sama pada penyearah setengah gelombang,


riaknya akan dua kali lebih besar karena frekuensi riaknya hanya 60Hz.
GARIS PEDOMAN PERANCANGAN
Jika ingin merancang penapis kapasitor, maka pilihlah kapasitor yang
cukup besar untuk menjaga agar riaknya kecil. Besarnya nilai ini
tergantung dari berapa besarnya ukuran kapasitor yang ingin anda
gunakan. Semakin kecil riak yang dihasilkan semakin mahal harga
kapasitornya.
Sebagai jalan tengah antara riak yang kecil dan kapasitansi yang besar,
berapa perancang menggunakan aturan 10%, yang mengatakan
kapassitor dipilih untuk menjaga agar riak puncak ke puncak sekitar 10%
dari tegangan puncak. Misalnya, bila tegangan puncaknya 15 V, maka
pilihlah kapasitor yang membuat riak puncak ke puncak sekitar 1,5 V.
Penapisan tambahan biasanya dilakukan dengan rangkaian elektronika
yang disebut pengatur tegangan (voltage regulator)
GIGI GERGAJI DARIPADA EKSPONENSIAL
Keluaran penapis kapasitor masukan sering dihubungkan dengan
pengatur tegangan. Beban jenis ini tidak berlaku seperti sebuah
resistansi. Beban ini berlaku seperti pengambil arus tetap, yaitu beban
yang arusnya tetap meskipun tegangannya berubah-ubah. Karena
kapasitor penapis memberikan arus tetap selama beban ini membuang,
riaknya lebih merupakan gelombang gigi gergaji daripada gelombang
eksponensial. Selanjutnya, ini berarti bahwa pers. 1.11 lebih tepat
daripada persamaan eksponensial bila kapasitor penapis menggerakkan
sebuah pengatur tegangan.
TEGANGAN DC

Idealnya, tegangan beban dc sama dengan tegangan puncak. Karena kita


akan mengijinkan riak sampai 10%, kita dapat menggunakan rumus yang
sedikit lebih tepat:
Vdc=V 2 ( puncak )

Vrip
2

(pers. 1.12)

Sebagai contoh, jika V2 (puncak) = 15 V dan Vrip = 1,5 V, maka


Vdc=15V

1,5 V
=14,25 V
2

Dengan aturan rancangan 10%, tegangan beban dc adalah 95 persen


tegangan puncak. Seperti yang terlihat tegangan beban tetap mendekati
nilai tegangan puncak.
BATAS KEMAMPUAN DIODA
Pada gambar 1.8 a memperlihatkan penyearah setengah gelombang yang
menggerakkan penapis kapasitor masukan. Secara ideal, tegangan beban
dc sama dengan V2 (puncak), menghasilkan arus beban dc, Idc. Karena
rata-rata atau arus dc yang melalui kapasitor adalah nol, maka menurut
hukum arus Kirchoff, arus dioda dc sama dengan Idc. Dengan kata lain,
batas kemampuan I0 dioda pada penyearah setengah gelombang harus
lebih besar daripada arus beban dc.
Pada puncak tegangan sekunder yang negatif, dioda berprategangan balik
muncul melintasi dioda itu. Dengan menjumlahkan tegangan-tegangan
melingkari simpal menghasilkan:
PIV V 2 ( puncak ) V 2 ( puncak )=0
Atau
PIV =2 V 29 ( puncak )
Ini berarti bahwa batas kemampuan PIV dioda harus lebih besar daripada
dua kali tegangan puncak sekunder.
Dengan penyearah gelombang penuh dan penapis seperti yang
ditunjukkan pada gambar 1.9b, masing-masing dioda memiliki arus dc
sebesar setengah arus beban dc. Untuk memenuhi hukum Kirchoff, arusarus dioda dc bergabung untuk menghasilkan arus dan beban dc.

Selanjutnya dengan menjumlahkan tegangan-tegangan melingkari simpal


kiri memberikan:
PIV V 2 ( puncak ) +0=0
Dimana nol yang terdapat pada ruas kiri persamaan ini adalah tegangan
ideal pada saat dioda menghantar. Dengan menyelesaikan persamaan di
atas, kita dapatkan:
PIV =V 2 ( puncak )
Pembuktian yang sama berlaku juga pada dioda-dioda yang lain. Ini
berarti bahwa batas kemampuan PIV dioda harus lebih besar daripada
puncak tegangan sekunder.
Dengan menggunakan rangkaian jembatan pada gambar 1.9c jumlah arus
dioda dc pada simpul B sama dengan arus beban dc, dengan demikian
masing-masing dioda mempunyai I0 sebesar setengah arus beban dc.
Seperti halnya pada jalur kembali tanah, jumlah arus dioda dc pada
simpul A sama dengan arus beban dc, yang berarti masing-masing dioda
memiliki

I0

setengah arus beban. Jadi, masing-masing dioda pada

jembatan harus memiliki batas kemampuan I0 lebih besar daripada Idc /2,
yaitu setengah arus beban dc.
Akhirnya kita dapat menjumlah tegangan-tegangan untuk simpal kiri
(simpal yang melibatkan simpul A) untuk memperoleh :
PIV +0V 2 ( puncak )=0
Atau
PIV =V 2 ( puncak )
Jadi batas kemampuan PIV setiap dioda pada jembatan harus lebih besar
daripada puncak tegangan sekunder.

PERBANDINGAN
Tabel berikut mengikhtisarkan gagasan-gagasan pokok mengenai nilainilai dioda yang ideal dengan riak yang diabaikan dan berguna sebagai

titik awal dalam perbaikan dan perancangan. Data-data pada tabel adalah
ideal karena pengaruh riak dan tegangan jatuh dioda diabaikan. Kedua hal
ini akan mengurangi sedikit tegangan beban dc. Jika anda sedang bekerja
dengan penyearah tegangan rendah, anda akan menginginkan jawaban
sebagai berikut: kurangilah tegangan beban dc pada penyearah setengah
gelombang penuh dengan 0,6 sampai 0,7 V; kurangilah tegangan beban
dc pada penyearah jembatan dengan 1,2 sampai 1,4 V.
Setengah
gelombang

Gelombang
penuh

Jembatan

V2(puncak)

0,51 V2
(puncak)

V2 (puncak)

Idc

0,5 Idc

0,5 Idc

Puncak
tegangan balik

2V2(puncak)

V2 (puncak)

V2(puncak)

Frekuensi riak

fin

2fin

2fin

1,41V2(rms)

0,707 V2(rms)

1,41 V2(rms)

Jumlah dioda
Tegangan keluar
dc
Arus dioda dc

Tegangan keluar
dc

ARUS SENTAK (SURGE CURRENT)


Sebelum daya dinyalakan, penapis kapasitor tidak dimuati. Sesaat setelah
rangkaian dibangkitkan, kapasitor berlaku seperti terhubung singkat;
dengan demikian, arus muatan dapat cukup besar. Banjir arus yang tibatiba membesar ini disebut arus sentak (surge current)
Dalam keadaan yang terburuk rangkaian akan dibangkitkan pada saat
tegangan jala-jala berada pada harga maksimum. Ini berarti bahwa V2
(puncak ) melintas belitan sekunder, dan kapasitor tidak dimuati. Satusatunya hal yang menghalangi arus adalah resistansi belitan dan
resistansi fisik dioda. Kita dapat melambangkan resistansi ini sebagai Rth,
yaitu resistansi Thevenin, yang dilihat dari belakang kapasitor ke arah
penyearah. Dengan demikian, dalam keadaan terburuk,
Isentak=

V 2 ( puncak )
Rth

(pers. 1.13)

Misalnya, anggap tegangan sekunder 12,6 Vac dan resistansi thevenin


yang menghadap kapasitor adalah 1,5 . Seperti telah ditemukan
sebelumnya, V2 (puncak) sama dengan 17,8 V, yang berarti bahwa arus
sentak maksimum adalah:
Isentak=

17,8V
=11,9 A
1,5

Arus ini mulai turun segera setelah kapasitor dimuati. Namun, jika
kapasitornya terlalu besar, arus sentaknya masih tinggi selama beberapa
saat dan dapat merusakkan dioda. Berikut ini adalah sesuatu yang
memberikan pemahaman lebih mendalam lagi mengenai masalah ini.
Tegangan sekunder mempunyai perioda:
1
1
T= =
=16,7 ms
f 60 Hz
Untuk tahun Thevenin 1, kapasitor bernilai 1000F menghasilkan
tetapan 1ms. Artinya kapasitor dapat dimuati dalam beberapa mil detik,
yaitu sebagian kecil dari satu siklus. Ini biasanya belum cukup lama untuk
merusakkan dioda.
Bila kapasitasnya lebih besar daripada 1000F, tetapan waktunya menjadi
amat lama, dan diperlukan beberapa siklus untuk membuat kapasitor
terisi penuh. Jika arus sentaknya terlalu tinggi, kerusakan dioda dapat
dengan mudah terjadi, demikian juga kapasitornya dapat rusak karena
panas dan pembentukan gas dielektrolit.
LEMBARAN-LEMBARAN DATA
Lembaran-lembaran data mencantumkan batas kemampuan menahan
arus sentak sebagai Isurge. IFM (surge) , IFSMdan sebagainya. Anda harus
membaca huruf cetak yang halus di sini karena batas kemampuan ini
tergantung dari jumlah siklus yang dibutuhkan untuk memuati kapasitor
penapis. Misalnya, batas kemampuan arus sentak dari 1N4001 adalah 30A
untuk 1 siklus, 24A untuk 2 siklus, 18A untuk 4 siklus, sdan selanjutnya.
Sebagian besar rancangan akan mengisi kapasitor penapis dalam
sebagian kecil siklus, nyatanya, bila kapasitor penapis dalam sebagian
kecil siklus, nyatanya, bila kapasitor penapis bernilai kurang dari 1000F,
kapasitor biasanya dimuati dalam waktu kurang dari 1 siklus.
PETUNJUK-PETUNJUK PERANCANGAN
Anggaplah anda sedang merancang rangkaian penyearah dengan penapis
kapasitor masukan. Anda dapat memilih kapasitansi yang akan

menghasilkan riak sekitar 10% dari tegangan beban dc. Jika


kapasitansinya lebih kecil daripada 1000F anda mungkin akan
membutuhkan resistansi (tahanan) lilitan dan resistansi fisik untuk
menghitung arus sentak, dengan menggunakan persamaan 1.13. anda
dapat mengukur resistansi lilitan dengan sebuah ohmmeter. Dan berikut
adalah cara untuk menaksir resistansi fisik:
rB=

Vr0,7
If

Dimana:
rB = resistansi fisik
VF = resistansi maju
IF = arus maju

Besaran-besaran VF dan IF tercantum pada lembaran-lembaran data.


Setelah anda menghitung arus sentak, anda memilih dioda dengan batas
kemampuan arus sentak lebih besar daripada arus sentak yang anda
taksir.

PEMECAHAN KESULITAN

Setiap bagian peralatan elektronik mempunyai catu daya, yang biasanya


berupa

sebuah

penyearah

yang

menggerakkan

penapis

kapasitor

masukan diikuti oleh pengatur tegangan. Catu daya ini memberikan


tegangan dc yang dibutuhkan transistor dan alat lainnya. Jika peralatn ini
tidak bekerja dengan baik, hal pertama yang harus diuji adalah tegangan
dc yang berasal dar catu daya.

Penyearah dan penapis kapasitor masukan dapat diperiksa menggunakan


VOM

mengambang

untuk

mengukur

tegangan

sekunder

(daerah

pengukuran ac). VOM yang sama (daerah pengukuran dc) dapat juga
digunakan untuk mengukur tegangan beban dc. Perbandingan dc ke ac
penyearah rata-rata nilai ideal atau paling tidak mendekati. Kalau tidak
maka

amatilah

tegangan

beban

dc-nya

dengan

osiloskop,

untuk

memeriksa riaknya. Riak puncak ke puncak sekitar 10% dari tegangan


beban ideal dapat diterima (catatan: riak dapat lebih besar atau lebih
kecil,

daripada

10%,

tergantung

dari

rancangannya).

Selanjutnya,

frekuensi riak harus 120Hz untuk penyearah gelombang penuh atau


penyearah jembatan.

Berapa pun kesulitannya yang biasa terjadi dan gejala-gejala yang


ditimbulkan di dalam penyearah jembatan dengan penapis kapasitor
masukan adalah sebagai berikut. Jika sebuah dioda cacat, tegangan
beban dc-nya akan lebih rendah daripada yang seharusnya, dan frekuensi
riak menjadi 60Hz, bukan 120Hz. Jika kapasitor penapisnya terbuka,
tegangan beban dc-nya menjadi rendah, yaitu sama dengan rata-ratanya
dan bukan puncaknya karena keluarannya akan menjadi sinyal gelombang
penuh. Sebaliknya, jika kapasitor penapisnya terhubung singkat, satu atau
lebih dioda dapat rusak dan transformatornya bisa ikut rusak. Kadangkadang kapasitor penapisnya menjadi bocor karena usia, dan ini
mengurangi tegangan beban dc-nya. Kadang-kadang, belitan yang
terhubung singkat di dalam transformator mengurangi tegangan keluar
dc. Disamping kesulitan tersebut, anda juga dapat mengalami jembatan
pateri, hubungan dingin pateri, dan sebagainya.
Penggunaan tahanan sentak adalah cara yang efektif untuk membatasi
arus sentak. Anda tidak perlu takut dengan resistansi belitan atau
resistansi fisik. Dengan menggunakan tahanan sentak, seorang perancang
dengan cepat dapat memastikan maksimum arus sentak yang mungkin.

Jangan menggunakan tahanan sentak tanpa pandang bulu, sebab tahanan


itu mengurangi tegangan beban dc-nya. Sebelumnya telah dibahas
bahwa, kapasitor penapis yang kurang dari 1000F biasanya tidak
menimbulkan arus sentak yang cukup lama untuk merusakkan dioda pada
rangkaian penyearah yang lazim. Jauh di atas 1000F, arus semakin
sentak menjadi masalah bila resistansi Thevenin terlalu rendah. Dalam hal
ini, anda mungkin perlu menggunakan tahanan sentak, dan bukan
memilih dioda yang lebih besar.

G.PENAPIS RC DAN LC
Dengan aturan 10% kita mendapatkan tegangan beban dc dengan riak
puncak ke puncak sekitar 10%. Sebelum tahun 1970-an, penapis-penapis
pasif diselipkan di antara kapasitor penapis dan beban untuk mengurangi
riak sampai kurang dari 1%. Gagasan keseluruhannya ialah untuk
mendapatkan tegangan dc yang hampir sempurna, sama dengan yang
anda peroleh dari battery.
PENAPIS RC
Gambar 1.11 a menunjukkan dua penapis RC di antar kapasitor
masukandan tahanan beban. Dengan rancangan yang seksama, pada
frekuensi riak, R jauh lebih besar daripada Xc. Sehingga, tegangan riak
menurun melintas tahanan seri dan bukan melintas tahanan beban.
Lazimnya, R paling tidak 10 kali nilai Xc, artinya setiap bagian meredam
(mengurangi) riak dengan unsur paling sedikit 10 kali. Kekurangan utama
dari penapis RC ialah hilangnya tegangan dc melintas setiap R. Ini berarti
bahwa RC hanya cocok untuk beban-beban ringan (arus beban yang kecil
atau resistansi beban yang besar)
PENAPIS LC
Bila arus tahanan besar, penapis LC pada gambar 1.11 b merupakan
susunan yang lebih baik digunakan daripada penapis RC. Sekali lagi,
gagasannya ialah menueunkan riak tegangan melintas bagian-bagian seri
yang dalam hal ini adalah induktor. Ini diselesaikan dengan membuat X L

jauh lebih besar daripada Xc pada frekuensi riak. Dengan cara ini, riak
dapat dikurangi. Lagipula, tegangan jatuh dc melintas induktor jauh lebih
kecil karena hanya resistansi belitan saja yang terlibat.
Penapis LC pernah cukup terkenal. Sekarang, ia tidak terpakai lagi dalam
catu daya yang lazim karena ukuran induktor yang besar dan harganya
yang mahal. Untuk catu daya tegangan rendah, penapis LC telah diganti
oleh pengatur tegangan IC, yaitu penapis aktif yang mengurangi riak dan
menjaga agar tegangan dc akhirnya tetap.

Anda mungkin juga menyukai