Anda di halaman 1dari 19

Teknik Sistem Komunikasi 1

BAB II MODULASI AMPLITUDO

Secara umum, modulasi adalah suatu proses dimana properti atau parameter dari
suatu gelombang divariasikan secara proporsional terhadap gelombang yang lain.
Parameter yang diubah tergantung dari modulasi yang diberikan.

2.1 Double SideBand-Suppressed Carrier (DSB-SC)

Dalam modulasi AM, amplitudo dari suatu sinyal carrier, dengan frekuensi dan
phase tetap, divariasikan oleh suatu sinyal lain (sinyal informasi). Persamaan sinyal
sinusoidal secara umum bisa dituliskan sbb.
φ (t) = a(t) cos θ (t) (2.1)
dimana a(t) adalah amplitudo sinyal dan θ (t) adalah sudut phase. θ (t) bisa ditulis dalam
bentuk θ (t) = ωc t + γ (t) sehingga :
φ (t) = a(t) cos [ ωc t + γ (t) ] (2.2)
a(t) adalah selubung (envelope) dari sinyal φ (t)
ωc adalah frekuensi gelombang carrier (rad/detik) = 2πfc (Hz)
γ (t) adalah modulasi phase dari φ (t)

Dalam modulasi AM, γ(t) dalam persamaan di atas adalah nol (konstan) dan
selubung a(t) dibuat proporsional terhadap suatu sinyal f(t).
φ (t) = f(t) cos ωc t (2.3)
cos ωc t dalam persamaan di atas disebut dengan sinyal carrier ; f(t) adalah sinyal
pemodulasi. Sinyal resultan φ (t) disebut dengan sinyal termodulasi AM.
Kerapatan spektrum dari φ (t) diperoleh dengan transformasi Fourier.
Φ (ω) = ½ F(ω + ωc ) + ½ F(ω - ωc ) (2.4)
Persamaan ini berarti bahwa modulasi amplitudo menggeser spektrum frekuensi
sinyal sejauh ± ωc rad/detik tapi bentuk spektrum adalah tetap, seperti yang ditujukkan
pada gambar 2.1 di bawah. Tipe modulasi seperti ini disebut dengan modulasi
suppressed carrier karena dalam spektrum φ (t) tidak ada identitas carrier yang tampak
walaupun spektrum terpusat pada frekuensi carrier ωc.
Teknik Sistem Komunikasi 1

Gambar 2.1.(a) menunjukkan suatu rangkaian pembangkit sinyal AM. Gambar


(b) adalah sinyal pemodulasi (sinyal informasi). Gambar (c) adalah sinyal carrier
frekuensi tinggi. Dengan proses modulasi, amplitudo sinyal carrier akan berubah sesuai
dengan amplitudo sinyal informasi, dengan frekuensi tetap, seperti pada (d).
Transformasi Fourrier digambarkan dalam domain frekuensi (ω) pada (e) dan (f).
Asumsikan bahwa sinyal informasi mempunyai lebar pita (bandwidth) sebesar W.
Dengan modulasi, sinyal bergeser sejauh ωc dan menempati spektrum dengan lebar 2W
(gambar f ). Ini berarti bahwa dengan metode modulasi seperti ini bandwidth sinyal
digandakan. Spektrum sinyal di atas frekuensi ωc disebut upper sideband (USB),
sedangkan spektrum di bawah ωc disebut lower sideband (LSB).
Karena itu modulasi ini juga disebut modulasi double-sideband, suppressed carrier
(DSB-SC).

antena
multiplier
f (t) f (t) cos ωc t
X
(a) cos ωc t

f (t) cos ωc t f (t) cos ωc t

t t t

(b) (c) (d)


F(ω)
[ f(t) cos ωc t ]
Upper
Lower sideband
sideband

-W 0 W ω - ωc 0 ωc ω

(e) (f)
2W 2W

Gambar 2.1 Pembangkitan sinyal DSB-SC


Teknik Sistem Komunikasi 1

2.1.1 Penerimaan Sinyal DSB-SC

Penerimaan kembali sinyal DSB-SC φ (t) untuk memperoleh sinyal informasi f(t)
memerlukan translasi frekuensi lain untuk memindahkan spektrum sinyal ke posisi
aslinya. Proses ini disebut demodulasi atau deteksi dan dilakukan dengan mengalikan
sinyal φ (t) dengan sinyal carrier ωc.
φ (t) cos ωc t = f(t) ⋅ cos 2 ωc t (2.5)
dengan identitas trigonometri :
cos2 A = ½ ( 1 + cos 2A) (2.6)
φ (t) cos ωct = ½ f(t) + ½ f(t) cos 2ωc t (2.7)
Bagian frekuensi tinggi 2ωc dihilangkan dengan menggunakan Low Pass Filter (LPF),
sehingga yang tersisa hanya sinyal informasi f(t).

f (t) cos ωc t
f (t) cos2 ωc t ½ f (t)
X LPF

(a)
cos ωc t

f (t) cos ωc t f (t) cos2 ωc t ½ f (t)

t t t

(b) (c) (d)

[ f(t) cos2 ωc t ] Low Pass


Filter

ω
-2ωc - ωc 0 ωc 2ωc
(e)

Gambar 2.2 Penerimaan sinyal DSB-SC

Prinsip yang dijelaskan di atas berlaku untuk semua sinyal selama frekuensi
sinyal informasi W jauh lebih kecil daripada frekuensi carrier ωc. Kesulitan yang terjadi
Teknik Sistem Komunikasi 1

pada penerima adalah perlunya rangkaian yang bisa membangkitkan carrier serta
rangkaian untuk sinkronisasi phase.

2.2 Double Side Band-Large Carrier (AM)

Penggunaan metode modulasi suppressed carrier memerlukan peralatan yang


kompleks pada bagian penerima, berkaitan dengan perlunya pembangkitan carrier dan
sinkronisasi phase. Jika sistem didisain untuk memperoleh penerima yang relatif
sederhana, maka beberapa kompromi harus dibuat walaupun harus mengurangi efisiensi
pemancar. Untuk itu identitas carrier dimasukkan ke dalam sinyal yang ditransmisikan,
dimana sinyal carrier dibuat lebih besar dari sinyal yang lain. Karena itu sistem seperti
ini disebut Double-Sideband Large Carrier (DSB-LC) atau umumnya dikenal dengan
istilah AM.

2.2.1 Pembangkitan sinyal AM.

Bentuk gelombang sinyal AM bisa diperoleh dengan menambahkan identitas


carrier A cos ωc t pada sinyal DSB-SC.
φAM (t) = f(t) cos ωc t + A cos ωc t (2.8)
Kerapatan spektrum dari sinyal AM adalah :
ΦAM (ω ) = ½ F(ω+ωc) + ½ F(ω-ωc) + πAδ (ω+ωc )+ πAδ (ω -ωc ) (2.9)
Spektrum frekuensi dari sinyal AM adalah sama dengan sinyal DSB-SC f(t) cos ωc t ;
dengan tambahan impuls pada frekuensi ± ωc. Hal ini dijelaskan pada gambar 2.3 di
bawah :
F(ω)
f (t)

t ω
-W 0 W

f (t) cos2 ωc t [ f (t) cos ωc t


DSB-SC
t ω
- ωc 0 ω

[ A cos ωC t]
A cos ωc t
carrier
t ω
- ωc ω

[ f(t) cos ωc t + A cos


AM

t ω
- ωc 0 ω
Teknik Sistem Komunikasi 1

Gambar 2.3 Modulasi DSB-LC (AM)

Sinyal termodulasi amplitudo bisa ditulis dalam bentuk :


φAM(t) = [ A + f(t) ] cos ωc t (2.10)
Dengan demikian sinyal AM dapat dinyatakan sebagai sinyal dengan frekuensi ωc dan
amplitudo [ A + f(t) ]. Jika amplitudo carrier cukup besar, maka selubung dari sinyal
termodulasi akan proporsional dengan f(t). Dalam kasus ini, demodulasi akan sederhana
yaitu dengan mendeteksi selubung dari sinyal sinusoidal, tanpa tergantung dari frekuensi
maupun phase. Tapi jika A tidak cukup besar, selubung dari φAM(t) tidak akan selalu
proporsional dengan sinyal f(t). Amplitudo carrier A harus cukup besar sehingga
[ A + f(t) ] ≥ 0 ; untuk semua t, atau | A ≥ min { f(t) } | (2.11)
Jika kondisi di atas tidak dipenuhi akan muncul distorsi selubung karena over-modulasi.
Untuk sinyal sinus frekuensi tunggal, tinjau sinyal f(t) = E cos ωmt sebagai sinyal
pemodulasi. Sinyal termodulasi amplitudo akan berbentuk :
φAM(t) = [ A + f(t) ] cos ωc t (2.12)
= [ A + E cos ωmt ] cos ωc t (2.13)
Suatu faktor tanpa dimensi m didefinisikan sebagai indeks modulasi, yang berguna untuk
menentukan ratio dari sideband terhadap carrier.
E amplitudo puncak DSB - SC
m= = (2.14)
A amplitudo puncak carrier
Persamaan sinyal AM ditulis dalam m menjadi :
φAM(t) = A cos ωc t + mA cos ωmt . cos ωc t (2.15a)
φAM(t) = A [ 1 + m cos ωmt ] cos ωc t (2.15b)
Bentuk sinyal AM untuk beberapa nilai m dapat dilihat pada gambar di bawah.

m<1 m=1 m > 1(over modulasi)


Gambar 2.4 Bentuk gelombang untuk beberapa nilai m
Teknik Sistem Komunikasi 1

Amplitudo maksimum dari sinyal termodulasi AM adalah A [1 + m ]; dan


amplitudo minimum A [1 - m ]. Indeks modulasi m bisa dinyatakan dalam persen (%)
dan bisa dicari dengan membandingkan antara amplitudo maksimum dengan minimum.

Emaks − E
m = (2.16a)
Emaks E
E Emin
t B A E − Emin
= (2.16b)
E
A− B
Gambar 2.5 Menghitung nilai indeks modulasi = (2.16c)
A+ B
2.2.2 Daya carrier dan daya sideband

Dalam sinyal termodulasi AM, sinyal carrier tidak mempunyai kandungan


informasi. Informasi yang berasal dari sinyal pemodulasi f(t) berada dalam kedua
sideband (USB dan LSB). Secara umum sinyal AM bisa dituliskan sbb:
φAM(t) = A cos ωc t + f(t) cos ωc t (2.17)
Untuk beban 1 Ohm, daya rata-rata sinyal akan diberikan oleh nilai rata-rata
kuadratnya, yaitu :
T /2
lim 1
φ AM (t ) = ∫ (φ AM (t ) 2 dt
2
(2.18)
T → 0 T −T / 2

T /2
lim 1
φ AM (t ) = ∫ ( A cos ω c t + f (t ) cos ω c t ) 2 dt
2
(2.19)
T → 0 T −T / 2

T /2
lim 1
φ 2 AM (t ) = ∫ (A cos ωc t + f (t) cos ωc t+2A f (t) cos ωc t)dt
2 2 2 2 2
(2.20)
T → 0 T −T / 2

Dengan asumsi bahwa nilai rata-rata untuk f(t) adalah nol (seperti pada
umumnya) :
T /2
lim 1
T → 0 T −T∫/ 2
φ AM (t ) =
2
( 2A f (t) cos2ωc t ) dt = 0 (2.21)

maka :

φ 2 AM (t ) = ½ A2 + ½ f 2 (t ) (2.22)
(tanda bar menyatakan nilai rata-rata waktu)
Teknik Sistem Komunikasi 1

Daya total Pt adalah penjumlahan dari daya carrier Pc dan daya sideband Ps ;

Pt = ½ A2 + ½ f 2 (t ) = Pc + Ps (2.23)
dimana :
Pc = ½ A 2 (2.24)

Ps = ½ f 2 (t ) (2.25)
Efisiensi transmisi µ didefinisikan sebagai perbandingan dari daya sideband
terhadap daya carrier :

P f 2 (t )
µ = s = (2.26)
Pt A2 + f 2 (t )
Untuk kasus sinyal pemodulasi f(t) adalah sinyal sinusoidal frekuensi tunggal :
φAM(t) = A [ 1 + m cos ωmt ] cos ωc t (2.27)
= A cos ωc t + mA cos ωmt cos ωc t (2.28)
sehingga :
φ AM (t ) = ½ A2 + ½ ½ m2 A2 (2.29)
= ½ A2 [ 1 + ½ m2 ] (2.30)
= Pc [ 1 + ½ m2 ] (2.31)
dan :
m2
µ= (2.32)
2 + m2
Karena m ≤ 1 , maka efisiensi transmisi terbaik yang bisa diberikan oleh sistem
AM adalah 33 %.
Teknik Sistem Komunikasi 1

Contoh soal 2.1


Suatu pemancar AM mempunyai daya carrier rata-rata sebesar 40 Kwatt dengan
indeks modulasi 0,707 modulasi sinus frekuensi tunggal. Hitung (a). Daya output
total ; (b) efisiensi transmisi ; (c) amplitudo puncak jika antena diasumsikan sebagai
beban 50 Ohm.

Jawab :
(a) Dengan pers. (2.31) diperoleh Pt = 50 KW.
(b) Dengan pers. (2.32) diperoleh µ = 20 %
(c) Pc = A2/2R
A2 = 2RPc
(1+m) A = 3414 Volt

2.2.3 Demodulasi sinyal DSB-LC.

Dalam sinyal DSB-LC (AM), sinyal informasi f(t) terdapat dalam selubung sinyal
termodulasi. Untuk mendapatkan kembali sinyal pesan, demodulasi bisa dilakukan
dengan metoda detektor selubung (envelope detector).

Detektor selubung

Bentuk paling sederhana dari detektor selubung adalah rangkaian pengisian


(charging) non-linear dengan waktu pengisian kapasitor (charge) yang cepat dan waktu
pembuangan (discharge) yang lambat (gambar 2.6). Resistor R digunakan untuk
mengontrol konstanta waktu pembuangan. Efek dari berbagai konstanta waktu
pembuangan yang berbeda diperlihatkan pada gambar (c), (d) dan (e).

t C R
vit vot

(a) (b)

(c) RC tepat (d) RC besar (e) RC kecil

Gambar 2.6 Detektor selubung


Teknik Sistem Komunikasi 1

Operasi dari detektor selubung adalah sbb :


Pada bagian positif dari sinyal input, kapasitor C diisi sampai dengan nilai
puncak dari sinyal input. Ketika sinyal input mulai turun dari nilai puncaknya, diode
menjadi terbuka (off). Kapasitor secara perlahan membuang muatannya sampai sinyal
input menjadi positif lagi dengan tegangan melebihi tegangan kapasitor dan diode
kembali tersambung (on). Kapasitor diisi lagi sampai nilai puncak tegangan input, yang
diikuti dengan proses pembuangan muatan berikutnya. Demikian proses tersebut
berulang.
Proses yang baik diperoleh jika konstanta waktu pembuangan RC diatur
sedemikian rupa sehingga kecepatan penurunan nilai negatif input tidak melebihi waktu
pembuangan. Jika konstanta waktu ini terlalu besar, detektor bisa kehilangan beberapa
puncak sinyal. Sebaliknya jika konstanta waktu terlalu kecil, detektor akan menghasilkan
sinyal yang kasar, sehingga efisiensi menjadi berkurang.
Sinyal yang telah dideteksi dilewatkan pada sebuah low pass filter untuk
menghilangkan kandungan harmonisa yang tidak diinginkan serta untuk menghaluskan
bentuk sinyal. Suatu kapasitor coupling bisa dipasang untuk menghilangkan kandungan
DC dari sinyal carrier.

2.3 Frequency Division Multiplexing (FDM)

Multiplexing adalah pengiriman secara simultan beberapa sinyal informasi


dengan menggunakan satu kanal. Dengan multiplexing sistem akan menjadi lebih efisien.
Dalam FDM beberapa sinyal ditransmisikan dengan menggunakan carrier yang berbeda.
Frekuensi carrier diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing tidak overlapping.
Berikut akan dijelaskan penggunaan FDM dalam AM, walaupun FDM juga bisa
diterapkan dalam modulasi yang lain.
Dalam FDM, bandwidth yang tersedia dibagi menjadi beberapa slot frekuensi,
dan setiap sinyal informasi menangani slot-slot yang berbeda. Masing-masing kanal bisa
dipisahkan pada penerima dengan menggunakan filter. Prinsip dari FDM dijelaskan pada
gambar 2.7.
Tiga buah sinyal F1(ω), F2(ω) dan F3(ω) masing-masing memodulasi 3 buah
frekuensi sub-carrier ωc1, ωc2 dan ωc3. Dalam contoh ini modulasi yang dilakukan
Teknik Sistem Komunikasi 1

adalah AM. Sinyal termodulasi AM tersebut kemudian dijumlahkan untuk memperoleh


sinyal termultipleks (sinyal gabungan) F(ω). Spektrum dari sinyal gabungan ini
diperlihatkan pada gambar 2.8. Tampak bahwa masing-masing sinyal input bisa
diidentifikasikan dengan jelas dalam domain frekuensi. Jarak antar frekuensi sub-carrier
harus lebih besar dari dua kali frekuensi maksimum sinyal pemodulasi untuk mencegah
terjadinya overlap antar spektrum sinyal gabungan. Sinyal termultipleks bisa langsung
ditransmisikan atau digunakan untuk memodulasi suatu carrier lain dengan frekuensi ωc

F1(ω) φAM 1 (ω)


X
-ωm ωm
+
F2(ω) ωc1 F (ω)
φAM 2 (ω) Carrier
X ∑
+ modulator
-ωm ωm
+
F3(ω) ωc2
X ωc
φAM 3 (ω)
-ωm ωm
ωc3
Gambar 2.7 Multiplexing 3 sinyal dalam satu carrier

F (ω)
Frekuensi subcarrier harus
ditangani dengan hati-hati untuk
ω
ωc1
mencegah terjadinya overlap
0 ωc2 ωc3
antar sinyal.
2ωm 2ωm 2ωm

Gambar 2.8 Spektrum sinyal gabungan


F1(ω)
BPF LPF
(ωc1)
X -ωm ωm
F2(ω)
ωc1
Carrier BPF
(ωc2) X LPF -ωm
demodulator ωm
F3(ω)
BPF ωc2
X LPF
(ωc3) -ωm ωm

ωc3
Gambar 2.9 Proses demultipleksing
Teknik Sistem Komunikasi 1

Perolehan kembali sinyal informasikan ditunjukkan pada gambar 2.9. Langkah


pertama adalah mendemodulasi sinyal dari frekuensi carrier ωc untuk memperoleh
sinyal termultipleks F(ω). BPF menyaring sinyal F(ω) untuk memperoleh sinyal
termodulasi AM : φAM1 (ω), φAM2 (ω) dan φAM3 (ω). Sinyal informasi diperoleh kembali
dengan mendemodulasi masing-masing sinyal AM tersebut.

2.4 Penerima superheterodyne

Setiap stasiun pemancar AM mentransmisikan sinyal DSB-LC dengan frekuensi


carrier yang berbeda dengan frekuensi stasiun lain. Frekuensi carrier untuk sinyal AM
mempunyai spasi 10 KHz mulai dari 540 KHz s/d 1600 KHz. Bandwidth transmisi
dibatasi sebesar 10 KHz. Penerima memilih salah satu frekuensi yang diinginkan,
kemudian mendemodulasikannya dengan detektor selubung atau dengan metode
demodulasi lain.
Penerima yang umum digunakan adalah penerima superheterodyne. Dalam
penerima ini, penguatan dilakukan pada pita frekuensi sempit yang tetap. Heterodyne
berarti pergeseran frekuensi. Sinyal termodulasi AM yang diterima ditranslasikan
(digeser) ke suatu frekuensi baru yang disebut dengan Intermediate Frekuensi (IF).
Frekuensi ini adalah tetap, tidak tergantung dari sinyal yang diterima. Sinyal dikuatkan
pada IF sebelum didemodulasi. Jika frekuensi intermediate ini lebih rendah dari sinyal
RF yang diterima, tapi lebih tinggi daripada frekuensi akhir pada output, maka penerima
seperti ini disebut penerima superheterodyne. Frekuensi intermediate untuk penerima
superheterodyne siaran AM (broadcast) umumnya 455 KHz.

Bt < BRF < 2f IF


MIXER speaker

RF IF Audio
X Demodulator
Amplifier Amplifier Amplifier

Local
Oscillator volume

Pemilih
saluran

Gambar 2.10 Penerima Superheterodyne


Teknik Sistem Komunikasi 1

Pemilihan frekuensi carrier yang diinginkan dilakukan dengan menala RF


amplifier. Pergeseran frekuensi menuju frekuensi intermediate dilakukan dengan
mencampur sinyal RF yang datang dengan suatu frekuensi yang dibangkitkan oleh local
oscillator dengan perbedaan frekuensi sebesar frekuensi intermediate (455 KHz).
Sinyal yang diterima kini berada pada frekuensi intermediate dimana proses-proses
penguatan, filtering dan demodulasi lebih mudah dilakukan.
Range penalaan (tuning) RF adalah 540 KHz s/d 1600 KHz. Ada dua pilihan
dalam penalaan local oscilator (LO)

• Local oscillator ditala antara 995 s/d 2055 KHz jika fLO = fc + fIF
• Local oscillator ditala antara 85 s/d 1145 jika fLO = fc – fIF

Range penalaan untuk yang pertama adalah sekitar 2 : 1 sedangkan untuk yang
kedua adalah sekitar 13 : 1, yang berarti lebih sulit untuk diimplementasikan. Karena itu
fLO = fc + fIF lebih sering dipergunakan sebagai frekuensi local oscillator.
Bandwidth transmisi Bt pada sistem AM adalah dua kali frekuensi sinyal
pemodulasi ; Bt = 2 fm. Bandwidth dari RF amplifier (BRF) harus sama dengan bandwidth
transmisi Bt. Jika BRF jauh lebih besar dari Bt , sinyal dari dua stasiun pemancar bisa
masuk ke penguat IF, yang akan menghasilkan interferensi.
Misalkan ada dua sinyal RF pada frekuensi fc = fLO – fIF dan fc’ = fLO + fIF. Sinyal yang
ingin diterima berada pada frekuensi fc dan local oscillator harus ditala pada frekuensi fLO.
Ketika sinyal RF yang datang bercampur dengan sinyal local oscillator, sinyal fc’ juga
akan diterima, yang disebut dengan frekuensi bayangan (image).

Sebagai contoh, ingin diterima siaran AM pada frekuensi 600 KHz. Ini berarti
lokal osilator harus di-set pada frekuensi 600 KHz + 455 KHz = 1055 KHz. Tapi, jika
ada stasiun pemancar lain bekerja pada frekuensi 1510 KHz, maka frekuensi tersebut
akan jatuh juga pada frekuensi IF karena 1510 – 1055 = 455 KHz sehingga terjadi
interferensi.
Teknik Sistem Komunikasi 1

Contoh soal 2.2


Suatu penerima radar bekerja pada frekuensi 2,8 GHz dengan menggunakan prinsip
superheterodyne dengan frekuensi osilator lokal 2,86 GHz. Penerima lain (radar
kedua) bekerja pada frekuensi bayangan radar pertama, dan terjadi interferensi.
(a) Berapa frekuensi intermediate (IF) penerima radar pertama ?
(b) Berapa frekuensi carrier penerima kedua ?
(c) Jika anda hendak mendisain penerima radar, berapa frekuensi intermediate
minimum yang anda gunakan untuk mencegah masalah frekuensi bayangan
dalam sistem radar dengan pita frekuensi 2,80 – 3,00 GHz ?

Jawab :
(a) fIF = fLO – fc = 2,86 GHz – 2,80 GHz = 60 MHZ.
(b) fbayangan = fc +2fIF = 2,80 GHz + 0,12 GHz = 2,92 GHz
(c) 2fIF > fmaks – fmin = 3,00 GHz – 2,80 GHz = 200 MHz.
fIF > 100 MHz
Perhatikan bahwa jika fIF = 110 MHz maka fLO = 2,80 + 0,11 = 2,91 GHz. Tidak
ada frekuensi lain diantara 2,8 GHz – 3,0 GHz yang bisa jatuh di frekuensi
intermediate.

2.5. Single SideBand (SSB)

Sistem komunikasi didisain untuk menghasilkan transmisi informasi dengan


bandwidth dan daya pancar minimal. Sistem AM boros dalam penggunaan daya dan
bandwidth, dengan keuntungan kemudahan dalam penerimaan. DSB-SC menggunakan
daya yang lebih sedikit, tapi bandwidth yang dipergunakan sama dengan dalam AM.
Baik AM maupun DSB-SC mempertahankan upper sideband dan lower sideband
walaupun masing-masing sideband (USB atau LSB) mempunyai kandungan informasi
yang lengkap. Akibatnya bandwidth transmisi menjadi dua kali bandwidth sinyal
informasi.
Dalam modulasi SSB, hanya satu dari kedua sideband yang dipancarkan. Dilihat
dari penggunaan bandwidth, modulasi ini lebih efisien karena mempunyai bandwidth
transmisi setengah dari AM maupun DSB-SC. Pembangkitan sinyal SSB dilakukan
dengan membangkitkan sinyal DSB terlebih dahulu, kemudian menekan salah satu
sideband dengan filter seperti ditunjukkan gambar 2.11. Jika USB yang ditekan, maka
akan menghasilkan sinyal SSB-LSB. Sebaliknya menghasilkan SSB-USB.
Teknik Sistem Komunikasi 1

F(ω)

f (t) φ DSB (t) φ SSB (t)


X Sideband -ωm 0 ωm
Filter

-ωc ωc
cos ωc t
SSB-USB
(a)
-ωc ωc

φSSB (t) fx (t) SSB-LSB


X Low Pass
Filter -ωc ωc

rekonstruksi
cos ωc t
-ωm 0 ωm
(b)
(c)

Gambar 2.11 Modulasi SSB


(a) Pembangkitan ; (b) penerimaan (c) Spektra

Dalam Praktek, operasi tidak semudah yang terlihat. Kesulitan utama terletak
pada persyaratan yang diberikan oleh filter. Filter sideband memerlukan karakteristik
cut-off yang sangat tajam pada frekuensi ωc untuk membuang semua komponen
frekuensi pada satu sisi dan melewatkan komponen pada sisi lain. Karena filter ideal
seperti itu tidak bisa direalisasikan, maka beberapa kompromi harus diterima.
Pertama, jika sinyal pemodulasi f(t) tidak mempunyai komponen frekuensi
rendah yang penting (seperti suara : mempunyai “lubang” di frekuensi nol), maka tidak
ada komponen frekuensi di sekitar frekuensi ωc setelah modulasi. Karena itu,
penggunaan filter dengan slope yang kurang tajam masih bisa dipergunakan. Kedua,
adalah lebih mudah mendisain filter pada frekuensi yang ditentukan oleh komponen
filter, bukan oleh frekuensinya. Heterodyning bisa digunakan untuk menggeser spektrum
menuju frekuensi yang diinginkan. Walaupun dengan kemudahan tersebut, disain dari
filter sideband tidaklah mudah.
Teknik Sistem Komunikasi 1

Teknik lain yang bisa digunakan adalah dengan metode pergeseran phase, yang
tidak memerlukan filter sideband. Untuk memberi ilustrasi bagaimana metode ini
bekerja, asumsikan bahwa sinyal pesan mempunyai bentuk :
f(t) = cos ( 2π fm t) (2.33)
yang digunakan untuk memodulasi carrier cos (2π fc t). Upper sideband dan Lower
sideband dari sinyal adalah
φSSB(t) = ½ cos [2π ( fc ± fm ) t ] (2.34)
Dengan cos(a + b ) = cos a cos b - sin a sin b, maka persamaan untuk sinyal SSB-USB
bisa ditulis :
φSSB-USB(t) = φSSB+(t) = ½ [ cos 2π fm t cos 2π fc t - sin 2π fm t sin 2π fc t] (2.35)
φSSB-USB(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t - sin ωm t sin ωc t] (2.36)
dengan cara serupa diperoleh sinyal SSB-LSB mempunyai persamaan :
φSSB-LSB(t) = φSSB-(t) = ½ [ cos ωm t cos ωc t + sin ωm t sin ωc t ] (2.37)

Persamaan-persamaan di atas menunjukkan bahwa sinyal SSB bisa dibentuk dari


dua sinyal DSB yang mempunyai carrier quadrature ½ cos 2ωc t dan ½ sin 2ωc t. Sinyal
quadrature bisa diperoleh dengan menggeser phase sinyal sebesar 90o. Modulator SSB
pergeseran phase terdiri dari dua modulator DSB dan rangkaian penggeser phase seperti
ditunjukkan gambar 2.12.
Kesulitan lain yang timbul adalah perlunya sinkronisasi seperti pada teknik DSB. Untuk
itu, komponen carrier bisa ditambahkan pada sinyal SSb dan demodulasi bisa dilakukan
dengan menggunakan envelope detector. Tapi metode ini boros daya pancar dan bisa
menghasilkan distorsi pada sinyal.

2.6 Vestigial Sideband

Kelemahan sistem SSB terletak pada kompleksitas perangkat dan respon buruk
pada frekuensi rendah. Perbaikan terhadap kendala tersebut bisa diatasi jika hanya
sebagian dari sideband yang ditekan, bukan keseluruhannya. Skema modulasi dimana
satu sideband dan sebagian dari sideband yang lain dilewatkan disebut dengan modulasi
vestigial sideband (VSB). Modulasi VSB digunakan untuk mentransmisikan sinyal pesan
dengan bandwidth sangat lebar dan mempunyai kandungan informasi pada frekuensi
Teknik Sistem Komunikasi 1

rendah (seperti transmisi data kecepatan tinggi dan televisi). Penekanan sebagian dari
satu sideband mengurangi bandwidth yang diperlukan dibandingkan dengan modulasi
DSB tapi tidak sama dengan efisiensi spektrum pada SSB. Jika carrier yang besar juga
dikirim, sinyal pesan bisa didemodulasi dengan envelope detector. Jika tidak ada carrier
yang dikirim, maka penerimaan memerlukan synchronous detector.
Modulasi VSB diperoleh dengan melewatkan satu sideband dari sinyal DSB atau
AM, dan melewatkan sebagian dari sideband lainnya. Dalam sistem televisi dengan
bandwidth 4 MHz, sistem DSB akan memerlukan bandwidth sebesar 8 MHz. Dengan
modulasi VSB bandwidth bisa dikurangi menjadi sekitar 5 MHz.

carrier video Audio (FM)


Sisa lower Colour
sideband burst
frekuensi

3,58 MHz
1,25 MHz
4,5 MHz

Gambar 2.12. VSB dalam spektrum televisi broadcast

2.7 Soal-soal

1. Suatu pemancar AM menghasilkan daya carrier sebesar 400 W dengan beban resistif
50 Ohm. Carrier dimodulasi gelombang sinus dengan frekuensi 5 KHz, indeks
modulasi 0,8. Frekuensi carrier 1 MHz. Tulis bentuk persamaan sinyal AM tersebut.
2. Suatu sinyal pemodulasi f(t) = 2 cos 1000π t + cos 4000 π t dijadikan input pada
suatu modulator DSB-SC yang beoperasi pada frekuensi 10 KHz. Sket kerapatan
spektral f(t) dan sinyal DSB-SC yang terbentuk. Identifikasi bagian upper sideband
dan lower sideband.
3. Suatu sinyal termodulasi amplitudo :
Φ AM (t ) = 10(1 + 0,5 cos 2000πt + 0,5 cos 4000πt ) cos 20.000πt V
a. Sket spektrum sinyal AM tersebut
b. Berapa indeks modulasi ?
c. Tentukan sinyal USB dan LSB
d. Hitung daya total, daya sideband dan daya carrier pada beban 1 Ohm
Teknik Sistem Komunikasi 1

4. Suatu gelombang termodulasi AM :

10 V
6V

-6 V t
-10 V

a. Hitung indeks modulasi


b. Sket spektrum sinyal
c. Hitung daya carrier dan daya sideband ( asumsi R = 1 Ohm)
d. Hitung tambahan carrier yang diperlukan supaya indeks modulasi menjadi
setengah dari semula
5. Sistem pada gambar di bawah ini digunakan untuk mengirim dua pesan dengan satu
carrier :

LPF
f1(t) X
ω=ω
+
φ(t)
cos ωct Σ
+
HPF
f2(t) X
ω=ω

a. Jika f1(t) = cos ω1t dan f2(t) = cos ω2t, turunkan persamaan untuk φ(t).
b. Gambarkan blok diagram yang sesuai untuk mendemodulasi φ(t).
6. Sinyal pemodulasi di bawah ini digunakan untuk memodulasi DSB_SC suatu
carrier 10 KHz.
a. Sket spektrum sinyal termodulasi
b. Jika modulasi yang digunakan adalah AM, sket spektrum sinyal AM.
c. Bisakah level DC pada input dibedakan dari carrier dalam sinyal termodulasi
AM ?
3

t
-1
1 mdetik

7. Tinjau dua buah sinyal termodulasi amplitudo (ωm << ωc ) sbb :


φ1(t) = ( 2 + E1 cos ωmt ) cos ωct
φ2(t) = E2 cos ωmt cos ωct
a. Sket spektrum masing-masing sinyal
Teknik Sistem Komunikasi 1

b. Tentukan nilai E1 dan E2 untuk menghasilkan indeks modulasi 100 % pada


sinyal DSB-LC dengan daya rata-rata yang sama pada kedua sinyal.
8. Suatu pemancar AM menghasilkan output carrier tak termodulasi sebesar 100 W
pada beban 50 Ohm resistif. Jika suatu sinyal sinus dengan amplitudo puncak 5 V
digunakan untuk memodulasi sinyal, daya output rata-rata naik sebesar 50%.
Dalam kondisi ini tentukan:
a. indeks modulasi
b. daya rata-rata sidebands
c. Amplitudo puncak sinyal termodulasi
d. Amplitudo puncak sinyal USB
e. Daya output total jika amplitudo puncak sinyal pemodulasi adalah 2 V.
9. 12 sinyal suara, masing-masing dengan bandwidth 3 KHz dimultipleksing dalam
frekuensi dengan guard band 1 KHz diletakkan diantara masing-masing kanal dan
antara carrier dengan kanal pertama. Modulasi pilot carrier adalah DSB-LC.
Hitung bandwidth sinyal termultipleksing jika modulasi subcarrier adalah a)
DSB-SC ; b) SSB-SC.
10. Sinyal f(t) = cos 2000πt digunakan untuk memodulasi carrier 5 KHz. Gambar
bentuk gelombang dan spektrum sinyal jika modulasi yang digunakan adalah : (a)
DSB-SC ; (b) DSB-LC ; (c) SSB-SC- ; (d) SSB-SC+
11. Frekuensi televisi untuk kanal 6 menggunakan video carrier 83,25 MHz dan
carrier suara 87,75 MHz. Pesawat penerima TV menggunakan prinsip
superheterodyne dengan frekuensi IF video 45,75 MHz dan IF suara 41,25 MHz.
Berapa frekuensi osilator lokal pesawat penerima TV untuk bisa menerima siaran
TV kanal 6 ?
12. Tinjau suatu gelombang persegi di bawah ini :

1
t

-1

Gambar bentuk gelombang termodulasi jika sinyal tersebut digunakan untuk


memodulasi suatu carrier sinus dengan modulasi (a) DSB-LC dengan m = 0,5 ;
(b) DSB-SC.
13. Tinjau suatu pemancar radio AM dengan rating daya selubung puncak
maksimum 4 kW. Jika sinyal pemodulasi adalah gelombang sinus dan daya rata-
rata total 1 KW, tentukan nilai maksimum indeks modulasi m.
14. Suatu pemancar AM menghasilkan daya output tak termodulasi sebesar 100 W
pada beban 50 Ohm resistif. Ketika sinyal sinus dengan amplitudo maksimum 5
Volt diinputkan pada modulator, daya output meningkat sebesar 50%. Dalam
kondisi ini tentukan :
a. daya rata-rata pada masing-masing sideband
b. indeks modulasi
c. amplitudo puncak sinyal termodulasi
d. amplitudo puncak sinyal sideband
Teknik Sistem Komunikasi 1

e. daya total jika sinyal amplitudo pemodulasi dikurangi menjadi 3 Volt.


15. Sket spektrum typikal dari sistem FDM dengan modulasi DSB-LC untuk sub-
carrier dan main carrier. Apa keuntungan dan kerugian sistem tersebut ?
16. 12 sinyal suara, masing-masing 3 KHz di-multipleks dalam frekuensi dengan
menambahkan 1 KHz guard band antar kanal dan antara main carrier dengan
kanal pertama. Modulasi main carrier adalah DSB-LC. Hitung bandwidth sinyal
gabungan jika modulasi sub-carrier adalah : (a) DSB-SC ; (b) SSB.
17. Sinyal f(t) = cos 4000π t digunakan untuk memodulasi carrier 10 KHz. Sket
bentuk gelombang dan spektrum frekuensi jika modulasi yang digunakan adalah:
(a) DSB-SC ; (b) AM dengan m = 0,5 ; (c) SSB-SC+ ; (d) SSB-SC-
18. Alokasi frekuensi siaran TV VHF untuk kanal 6 menggunakan carrier video 83,25
MHz dan carrier suara 87,75 MHz. Penerima TV menggunakan prinsip
superheterodyne dengan carrier video IF pada 45,75 MHz dan suara pada 41,25
MHz.
a. Berapa frekuensi lokal osilator penerima harus di-set untuk memperoleh siaran
TV kanal 6 ?
b. Kenapa ini satu-satunya pilihan ?

Anda mungkin juga menyukai