Anda di halaman 1dari 15

Institut Teknologi Bandung

Program Studi Teknik Fisika


Praktikum TF2106 Dosen Eko Mursito Budi, Dr., Ir. M.T., IPM
Laboratorium TF I Damar R. Adhika, S.T., M.Sc., Dr.
2 SKS Muhammad Iqbal, Dr. Eng., S.T., M.T.

1 COMPUTER AIDED DESIGN

1.1 LATAR BELAKANG

Rancang bangun sistem elektronika, sebagai suatu rekayasa, selalu dimulai dengan adanya kebutuhan. Misalnya
saja, diperlukan suatu alat pengukur tahanan (Ohm Meter) sementara alat ukur yang tersedia hanyalah
pengukur tegangan (Volt Meter). Untuk itu langkah-langkah umum yang bisa dilakukan adalah:

1. Mencari alternatif solusi, dalam hal ini mencari komponen dan rangkaian elektronika standar yang
memungkinkan pengukuran tahanan tersebut.
2. Menggambar skema rangkaian tersebut.
3. Melakukan kalkulasi / simulasi rangkaian, hingga didapat nilai komponen-komponen yang tepat.
4. Melakukan desain detail, antara lain membuat papan rangkaian tercetak (printed circuit board, PCB)
dan wadah (enclosure) bagi sistem tersebut.
5. Mengimplementasikan desain tersebut, dengan membuat PRT, menyolder komponen ke PRT,
membuat wadah, kemudian merangkai PRT dan komponen ke wadah.
6. Menguji rangkaian, meyakinkan sistem sudah bekerja sesuai desain.

Dalam dunia modern ini, tahap-tahap tersebut dapat dilakukan dengan perangkat lunak CAD (Computer Aided
Design). Salah satu combo yang ada adalah:

• Autodesk Eagle : perangkat lunak untuk menggambar skematik, melakukan smulasi, dan merancang
PCB.
• Autodesk Fusion 360 : perangkat lunak untuk desain PRT 3 dimensi, kemudian desain wadah 3
dimensi juga.

Selanjutnya, hasil desain dari Eagle maupun Fusion 360 ini dapat diteruskan ke mesin-mesin otomatis misalnya:

• CNC Router untuk membuat PCB.


• Printer 3D untuk membuat wadah.
• Robot untuk merangkai PCB maupun wadah.

Dengan demikian, seorang engineer modern sepatutnya menguasai ketrampilan menggunakan CAD. Pada
praktikum ini, kita akan mulai belajar menggunakan Eagle.

TF2106/Modul-1/1
1.2 KOMPETENSI

Kompetensi yang akan diperoleh selama praktikum ini adalah:

• Mengenali bentuk fisik berbagai komponen elektronika.


• Menggambar skema elektronika.
• Mengubah-ubah nilai komponen elektronika.
• Melakukan simulasi rangkaian elektronika.
• Mengamati dan menganalisis sinyal masukan dan luaran suatu komponen elektronika.

1.3 ALAT & BAHAN

No Item Banyak Keterangan


1 Komputer / laptop 1 Disediakan peserta, Minimal
2 Software Eagle 1 Unduh dari situsnya, minimal versi 8.4

1.4 PANDUAN TEKNIS

1.4.1 SISTEM ELEKTRONIKA


Sistem elektronika adalah suatu rangkaian (interkoneksi) komponen-komponen yang dapat mengolah sinyal
listrik. Agar dapat berinteraksi dengan dunia luar, maka sistem dapat dilengkapi dengan sensor untuk mengubah
sinyal besaran fisis (misalnya suhu, jarak, berat, dll) menjadi sinyal listrik, maupun sebaliknya dengan aktuator
untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal fisis (kalor, percepatan, gaya, dll).

Sinyal Sinyal SISTEM LISTRIK Sinyal Sinyal


Fisis Listrik Komponen yang Listrik Fisis
AKTU -
SENSOR terangkai
ATOR
dengan cara
tertentu

Gambar 1-1 Blok sistem elektronika

1.4.2 BESARAN LISTRIK


Besaran fisis yang mendasar dalam sistem listrik adalah:

• Muatan (Q, Cuolomb): banyaknya muatan listrik yang tersimpan pada suatu komponen.
• Arus (I, Ampere): banyaknya muatan listrik yang mengalir pada satu satuan waktu melalui suatu
komponen atau konduktor (kabel).

TF2106/Modul-1/2
• Tegangan (V, Volt): beda potensial listrik antara dua titik (node) pada rangkaian yang menyebabkan
arus mengalir antara kedua titik tersebut.
• Hambatan (R, Ohm): bisa dianggap beban yang memakai daya lisrik.
• Daya (P, Watt): banyaknya energi listrik yang mengalir persatuan waktu.

Sementara itu, rumus dasar listrik yang menghubungkan besaran-besaran tersebut adalah:

• 𝑉(𝑡) = 𝑅 𝐼(𝑡)
• 𝑃(𝑡) = 𝑉(𝑡) 𝐼(𝑡)

1.4.3 KOMPONEN ELEKTRONIKA


Ada berbagai komponen elektronika yang secara umum dapat dibagi sebagai berikut.

A. SUMBER DAYA
Merupakan komponen yang menyimpan / menghasilkan muatan listrik kemudian dapat
mengalirkannya ke rangkaian. Ada dua kategori umum sumber daya yaitu sebagai sumber tegangan
(selalu memberikan tegangan yang relatif tetap ke rangkaian) atau sumber arus (selalu memberikan
arus tetap ke rangkaian). Secara fisis, sumber daya dapat berupa baterai, generator, sel surya, maupun
catu daya.

Baterai Catu Daya USB Catu Daya Laboratorium

Gambar 1-2 Komponen Sumber Daya

B. KOMPONEN DASAR
Ada tiga komponen dasar elektronika, yaitu:
• Resistor : komponen yang bersifat sebagai hambatan listrik.
• Kapasitor : komponen yang dapat menyimpan energi listrik sesaat dalam bentuk muatan
listrik.
• Induktor: komponen yang dapat menyimpan energi listrik sesaat dalam bentuk flux
magnetic.

Komponen ini sering disebut juga komponen pasif linier, karena secara matematika, hubungan antara
sinyal masukan dan keluaran yang melalui mereka dapat diekspresikan dengan persamaan differensial
linier.

TF2106/Modul-1/3
Gambar 1-3 Berbagai Resistor

Gambar 1-4 Berbagai Kapasitor

Gambar 1-5 Berbagai Induktor

TF2106/Modul-1/4
C. KOMPONEN LANJUT
Komponen elektronika lain umumnya dibuat dari bahan semi konduktor, memiliki fungsi khusus yang
sebelumnya tidak ada pada komponen dasar, antara lain:
• Dioda : komponen yang memiliki dua kaki (anoda dan katoda), dimana arus hanya dapat
mengalir dari arah anoda ke katoda, dan tidak sebaliknya.
• Transistor : komponen yang memilik tiga kaki (base, kolektor, emitter), yang dapat berfungsi
sebagai penguat daya.
• Op-Amp : keping rangkaian terintegrasi (integrated circuit, IC), yang pada dasarnya berfungsi
sebagai penguat tegangan.

D. SENSOR
Sensor adalah komponen elektronika yang berfungsi mengubah besaran fisis menjadi sinyal listrik.
Beberapa komponen sensor sederhana adalah:
• Light Dependent Resistor (LDR): komponen yang akan berubah harga tahanannya sesuai
intensitas cahaya yang mengenai permukaannya.
• Thermistor : komponen yang berubah harga tahanannya sesuai suhu lingkungan.
• Strain gage: komponen yang berubah harga tahanannya ketika menerima regangan.
• Microphone: komponen yang berubah harga induktansinya ketika menerima tekanan suara.
• Touch sensor : komponen yang berubah harga kapasitansinya, ketika menerima sentuhan
tangan.

E. AKTUATOR / PEMAKAI DAYA


Sebaliknya, ada komponen yang akan mengubah energi listrik menjadi energi bentuk lain,
diantaranya:
• Light Emitting Diode (LED): komponen untuk menghasilkan cahaya.
• Heater : komponen untuk menghasilkan kalor.
• Motor: komponen untuk menghasilkan gerak putar.
• Speaker: komponen untuk menghasilkan suara.

1.4.4 RANGKAIAN DAN SKEMA ELEKTRONIKA


Agar dapat berfungsi lebih kompleks, komponen-komponen elektronika perlu dirangkai dengan cara tertentu.
Dalam hal ini, merangkai komponen adalah menghubungkan kaki-kaki komponen dengan konduktor sehingga
sinyal listrik dapat mengalir dari satu komponen ke komponen berikutnya. Dalam tahap desain, rangkaian listrik
digambarkan dengan skematik. Skematik ini dapat dibuat dengan perangkat lunak Eagle seperti contoh berikut.

Gambar 1-6 Skema rangkaian RC


Pada skematik tersebut nampak bahwa:

TF2106/Modul-1/5
• Setiap komponen digambarkan dengan simbol tertentu, dalam hal ini :
o Catu daya dengan lingkaran dan ada tanda polaritasnya.
o Resistor dengan kotak persegi panjang.
o Kapasitor dengan dua garis tebal sejajar.
o Ground dengan segitiga ke bawah.
• Kaki-kaki komponen dihubungkan dengan jalur koneksi (warna hijau).
• Setiap komponen diberi nama dan nilai (value).
• Jalur dapat diberi nama.

1.4.5 SIMULASI RANGKAIAN ELEKTRONIK


Setelah digambar, Eagle dapat membantu mensimulasikan rangkaian tersebut. Dalam hal ini, perangkat lunak
akan memberi sinyal masukan dari komponen catu daya (sumber tegangan / sumber arus), dan akan mem-plot
sinyal pada titik-titik yang ditentukan. Dalam hal ini eagle menyediakan probe tegangan dan probe fasa untuk
diletakkan pada konektor yang akan diamati seperti contoh berikut.

Gambar 1-7 Probe pada skema rangkaian RC.

Selanjutnya, Eagle dapat menjalankan empat mode simulasi sebagai berikut.

Mode Sinyal Input Plot output

Operating Point Sinyal direct current (DC) tetap, sesuai Tidak ada, hanya ada kalkulasi tegangan / arus
nilai yang diberikan pada catu daya. pada titik-titik tertentu rangkaian.

Transient Sinyal standar dari catu daya, yaitu: Sinyal terhadap waktu pada titik-titik
pengamatan yang ditentukan.
SINE, EXPONENTIAL, PULSE

DC Sweep Sinyal DC yang berubah tegangannya Grafik hubungan antara sinyal output pada
dari harga minimum hingga maksimum titik-titik pengamatan terhadap harga sinyal
tertentu. masukan. Mode ini cocok untuk menganalisis
rangkaian penguat.

TF2106/Modul-1/6
AC Sweep Sinyal AC sinusoidal dengan amplitude Grafik hubungan antara amplitude output
tetap, yang berubah frekuensinya dari terhadap frekuensi input (sinyal sinus). Mode
harga minimum hingga maksimum ini cocok dipakai untuk analisis rangkaian filter.
tertentu.

Berikut ini adalah contoh plot luaran simulasi Eagle.

Gambar 1-8 Plot simulasi mode operating point

Gambar 1-9 Plot simulasi mode DC Sweep

TF2106/Modul-1/7
Gambar 1-10 Plot simulasi mode AC Sweep

1.5 TUGAS PENDAHULUAN

Siapkan laptop Anda untuk praktikum dengan:

1. Install perangkat lunak Eagle versi 8.4 atau yang lebih baru.

Kerjakan tugas pendahuluan berikut pada dokumen tugas pendahuluan

1. Pelajari lebih jauh tentang berbagai komponen elektronika dari berbagai sumber. Carilah gambar, dan
jelaskan:
a. Berbagai jenis resistor ini : metal-oxide, wirewound, potensiometer, potensiometer multi-turn.
b. Berbagai jenis kapasitor ini: keramik, tantalum, polyster, elektrolit, varco.
c. Berbagai jenis induktor ini: Air Core Inductor, Iron Core Inductor, Ferrite Core Inductor, Torroidal
Core Inductor.
2. Dalam skematik, ada simbol standar Eropa dan USA. Carilah simbol kedua standar tersebut untuk
komponen-komponen berikut:
a Resistor
b Potensiometer
c Kapasitor nonpolar
d Kapasitor polar
e Kapasitor Variabel
f Induktor
g Induktor Variabel

TF2106/Modul-1/8
3. Komponen dasar memiliki suatu nilai, yaitu resistor dalam Ohm, kapasitor dalam Farad, dan Induktor
dalam Henry. Ketiga satuan tersebut sering diberi prefix seperti kilo, mega, dll. Cari dan tuliskan tabel
prefix satuan tersebut.

1.6 PRAKTIKUM

Pada praktikum ini, kita akan menggambar skema rangkaian elektronik dan melakukan simulasi pada rangkaian
tersebut.

1.6.1 MEMBUAT PROYEK


Segera jalankan perangkat lunak Eagle. Pada layar utama (Control Panel), mulailah membuat proyek dengan :

1. Pilih cabang pohon projects – projects


2. Klik kanan, keluarkan menu, pilih “New Project”
3. Beri nama yang sesuai, dalam hal ini “LabTF1-[NIM]” (ganti [NIM] dengan NIM anda)

Gambar 1-11 Membuat Proyek

1.6.2 MEMBUAT SKEMA


Untuk mulai membuat suatu skema, lakukan:

1. Pilih cabang pohon project yang tadi telah dibuat 2.


Klik kanan, keluarkan menu, pilih “New - Schematic”
3. Akan muncul layar skematik kosong.
4. Segera saja Save, beri nama yang sesuai “[MODUL]-[NO]-[RANGKAIAN]-[VERSI]-[NAMA]”
a. [MODUL] = nomor modul praktikum (1,2, …)
b. [NO] = nomor skematik pada modul ini (01, 02, …)
c. [RANGKAIAN] = nama rangkaian, kali ini beri nama RR.
d. [VERSI] = versi revisi (1,2, ..). Bisa juga memakai tanggal YYMMDD (misalnya 200817).
e. [NAMA] = inisial nama yang mengedit file ini

TF2106/Modul-1/9
Gambar 1-12 Membuat Skematik

Setelah tahap tersebut, anda akan memperoleh layar skematik yang kosong. Kali ini gambar suatu rangkaian
RR (Resistor-Resistor) sebagai berikut:

Gambar 1-13 Rangkaian Resistor-Resistor

Cara menggambar akan ditunjukan oleh Asisten selama praktikum, dimana urutan kerja umum adalah:

1. Menambah komponen dari pustaka ngspice-simulation.


2. Menempatkan komponen dengan benar (akan melibatkan operasi memindah, memutar)
3. Mengkoneksikan komponen dengan jalur.
4. Memberi nama komponen, dan jalur.
5. Memberi nilai komponen.

TF2106/Modul-1/10
1.6.3 MELAKUKAN SIMULASI OPERATING POINT
Untuk mensimulasi rangkaian, keluarkan tool-bar simulasi.

Gambar 1-14 Tool-bar simulasi

Tambahkan probe tegangan pada rangkaian sebagai berikut:

Gambar 1-15 Rangkaian Resistor-Resistor dengan probe tegangan

Kali ini kita akan melakukan simulasi mode operating point. Pada mode ini, Eagle akan menghitung kondisi
output saat tunak (V1, V2, dll) dengan masukan dari catu daya sesuai nilai yang diberikan (V1=5V). Untuk
memulai simulasi, klik ikon “Simulation” sehingga muncul layar dialog simulasi. Selanjutnya:

1. Pada “Simulation Type” , pilih “Operating Point”


2. Langsung klik tombol “Simulate”
3. Untuk melihat hasilnya, aktifkan tab “Output”
4. Coba amati dan catat hasil output tersebut (bisa gunakan print-screen, atau copy-paste).

TF2106/Modul-1/11
Gambar 1-16 Layar Simulasi dengan mode Operating Point

Untuk mencoba hasil yang lain, anda dapat mengubah nilai komponen. Cobalah :

1. Ubah harga V1 menjadi 3.3 Volt.


2. Lakukan kembali simulasi operating point.
3. Catat hasilnya.

1.6.4 MELAKUKAN SIMULASI TRANSIEN


Pada simulasi transien, Eagle dapat memberikan sinyal masukan standard melalui sumber tegangan, kemudian
menampilkan sinyal output sebagai sinyal terhadap waktu. Untuk mencobanya, tutup dahulu layar simulasi,
kemudian:

1. Pada baris perintah, ketik “sourcesetup v1”


2. Pada layar dialog Source Setup, pilih Transient Function : Sinusoidal, lalu isikan parameter yang lain
3. Klik Set Value

Pada skematik, akan terlihat bahwa komponen V1 memiliki nilai SIN yang sesuai.

TF2106/Modul-1/12
Gambar 1-17 Layar Source Setup untuk simulasi mode Transient

Selanjutnya untuk simulai, pilih kembali tombol “Simulation”, lalu pada layar dialog:

1. Pada “Simulation Type”, pilih “Transient”


2. Isikan “Start Time” dan “Stop Time” yang sesuai. Dalam hal ini, karena sinyal sinus dari V1 adalah 2 Hz,
maka periodenya adalah 0,5 detik. Untuk itu kita coba amati selama 2 detik, sehingga akan didapat
sekitar 4 gelombang.
3. Klik tombol “Simulate”
4. Untuk melihat hasilnya, aktifkan tab “Plot”

Gambar 1-18 Layar Simulation untuk simulasi mode Transient

TF2106/Modul-1/13
Pada tab Plot akan terlihat grafik sinyal terhadap waktu. Kita dapat memilih sinyal yang ditampilkan dengan
meneken tombol “Signals”, lalu mencentang sinyal yang dipilih untuk tampil. Dalam contoh ini, nampak V1 dan
V2, dimana V2 sekitar 2/3 V1.

Gambar 1-19 Plot hasil simulasi transient

1.6.5 MELAKUKAN SIMULASI DC SWEEP


Ada cara lain untuk mengamati hubungan antara sinyal output (dalam hal ini V2) terhadap sinyal input (V1). Pda
layar simulasi kali ini, cobalah :

1. Pada “Simulation Type”, pilih “DC Sweep”


2. Isikan Source = V1, Start Value = 0, dan End Value = 5 (satuannyanya adalah Volt).
3. Klik tombol “Simulate”
4. Untuk melihat hasilnya, aktifkan tab “Plot”

Gambar 1-20 Plot hasil simulasi DC Sweep

TF2106/Modul-1/14
Dari grafik ini, bisa dilihat bahwa sumbu X adalah besarnya input (tegangan dari sumber V1), sementara grafik
menampakkan tegangan V1 dan V2 sesuai probe. Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara output (V2)
terhadap input (sumbu X) adalah persamaan linier:

V2 = a X + b; dimana harga a = 2/3 dan b = 0

1.7 TUGAS PRAKTIKUM

Cobalah mengubah harga komponen resistor sebagai berikut:

• R1 = 1K
• R2 = 3 digit NIM terakhir * 100 (misal NIM = 13300001, maka R1 = 100 ohm). Gunakan prefix untuk
nilai tersebut (K, M, dst).

Lakukan tiga mode simulasi yang telah dicontohkan.

1.8 LAPORAN

Kerjakan laporan sesuai arahan asisten.

• Dalam analisis, buktikan bahwa hasil simulasi pada tugas sesuai dengan rumus hukum Ohm.
• Untuk masing-masing mode simuasi, simpulkan penggunaan yang paling tepat.

1.9 PUSTAKA

Hukum-Hukum Dasar Elektronika:

• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_1.html •
https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_2.html
• https://www.electronics-tutorials.ws/dccircuits/dcp_3.html

Tutorial Eagle – Spice:

• https://www.autodesk.com/products/eagle/blog/?s=spice
• https://www.youtube.com/watch?v=JtytRPefUxk
• https://www.youtube.com/watch?v=QRMnoue2_QQ

TF2106/Modul-1/15

Anda mungkin juga menyukai