Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGENALAN FUNCTION GENERATOR

DISUSUN OLEH :

Tintin Paulina NIM : 4231901007


Jeffrie Lamris NIM : 4231901030
Rahmat Novrijon NIM : 4231901019
Mey Anggrani.H NIM : 4231901005
Salsa fahisa NIM : 4231901021

POLITEKNIK NEGERI BATAM


2019/2020
UNIT VI
PENGENALAN FUNCTION GENERATOR

A. Tujuan:
Setelah melakukan praktikum ini, para mahasiswa diharapkan:
1. Mampu mengetahui fungsi Function Generator
2. Mampu memahami bagian-bagian dan fungsi tombol-tombol Function
Generator.
3. Mampu melakukan pembacaan nilai pengukuran pada papan Function
Generator
4. Mampu mengoperasikan Function Generator dengan benar

B. Komponen dan Peralatan yang dibutuhkan:


1. Osiloskop GW INSTEK G05622Gl 1 Unit
2. Function Generator 1 Unit

C. Teori Dasar Singkat


Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan
bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang
segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator
modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan
rangkumanfrekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat
digunakan sebagaiAmplitudo Modulation (AM) atau Frequensi Modulation
(FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur dari 0% sampai 100%; FM dapat
diatur frekwensi pembawanya hingga
±5%. Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz
sampai 20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi
yang dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur
frekuensi (frequency range).
Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V – 20 V p-p (tegangan
puncak ke puncak) kondisi tanpa beban, dan 0,1 V – 10V p-p (Volt peak
topeak/tegangan puncak ke puncak) dengan beban sebesar 50Ω. Output utama
ditetapkan oleh SYNC Output. Gambar 47 memperlihatkan salah satu bentuk
Function Generator yang dimaksud.

Bagian-bagian dari Function Generator


1. LINE : saklar digunakan untuk daya ac. LED hijau menyala saat ON.
2. RANGE Hz : saklar tekan (pushbotton) pemilih range frekuensi. pemilih
RANGE saat pembacaan pada dial FREQUENCY menentukan output pada
generator.
3. FUNCTION : Saklar pemilih salah satu ditekan dari ketia fungsi. Semua
output level dc diatur secara tepat.
4. FREQUENCY : Pengaturan frequenci yang diinginkan dalam range
beberapa saklar tekan RANGE.
5. OFFSET : Pengaturan titik operasi dc beberapa fungsi. Posisi CAL
mengubah dc offset. Eac+Edc lebih kecil 10 V atau terjadi pemotongan
bentuk gelombang.
6. AMPLITUDE : Pengaturan amplitude gelombang puncak ke puncak (peak
to peak) ini dilemahkan dalam step 1:1, 10:1, 100:1, 1000:1; pengaturan
VERNIER dari nol sampai tegangan output maksimum untuk pemilih range
secara teliti
7. SYM : Perubahan simetri bentuk gelombang input dan output SYNC. Pada
CAL adalah simetris
8. SYNC : Sebuah gelombang kotak dengan fasa output 180°pada generator.
Berguna untuk sinkronasi diluar instrumen atau pendorong penghitung
(driving acounter)
9. OUTPUT : Terminal untuk semua fungsi generator. 20 Vp-p untuk
rangkaian terbuka atau 10 Vp-p pada 50 ohm, pada posisi pelemah 1 : 1.
10. TRIGGER PHASE : Pengaturan fasa awal sinyal output dalam mode
ledakan (burst). FREE RUN melumpuhkan burst.
11. AM : Pemilihan modulasi amplitudo. Difungsikan untuk modulasi internal
atau modulasi exsternal.
12. FM : Pemilihan nodulasi frekuensi. Difungsikan untuk modulasi internal
atau modulasi eksternal.
13. SWP : Pemilih mode sweep (penyapuan). Fungsi ini mengesampingkan AM
dan FM.
14. Pemilihan fungsi modulasi. Modulasi eksternal memungkinkan saat semua
output terkunci, dan sinyal yang dipakai adalah jack MOD INT-EXT.
15. % ΔF START : Pemilihan persen modulasi AM, deviasi FM, atau frekuensi
start SWP.
16. Range Hz : Pemilih salah satu dari tiga range frekuensi modulation dengan
kontrol kontinyu dengan masing-masing melalui VERNIER (pengaturan
halus).Posisi 0 digunakan untuk pengaturan frekuensi sweep start.
17. MOD INT-EXT : Input eksternal AM atau FM. Bentuk gelombang
generaor modulasi juga sama dengan outputnya saat modulasi internal
digunakan.
18. SYM : Merubah kondisi simetri modulation bentuk gelombang output.
Pemilihan CAL 90:10 kemiringan (ramp) untuk SWP dan simetris untuk
semua fungsi.
D. Langkah Kerja
1. Rangkailah rangkaian CRO seperti gambar 1

Gambar 1. Rangkain inverting zero crossing detector


2. Hubungkan input rangkaian dengan AFG berupa gelombang sinus
500mVpp dan frekuensi 1KHz.
3. Hidupkan power supply, AFG dan Oscilloscope.
4. Amati bentuk gelombang output, serta gambarkan bentuk gelombang
input dan output tersebut pada diagram CRO table 1.

No Frekuensi Amplitudo Frekuensi Amplitudo


Input (KHz) input (Volt) output (KHz) output (Volt)
CH1 CH1 CH1 CH1
1 1 1 1 KHz 0,5 Vpp
2 2 2 2 KHz 1 Vpp
3 3 3 2,85 KHz 1,6 Vpp
4 4 4 4 KHz 2 Vpp
5 5 5 5 KHz 1,25 Vpp
6 10 2 10 KHz 1,1 Vpp
7 10 3,3 10 KHz 1,6 Vpp
8 20 5,7 8 KHz 3 Vpp
9 100 10,5 100 KHz 5 Vpp
10 100 2,13 100 KHz 1 Vpp

Kesalahan =

TABEL 1
NO BENTUK GELOMBANG KETERANGAN
1
CH1
Volt/Div
= 0,5 V

Time / Div
= 0,5 msec

2
CH1
Volt/Div
=1V

Time / Div
= 0,2 msec
3
CH1
Volt/Div
=2V

Time /Div
= 0,2 msec

4
CH1
Volt/Div
= 2V

Time /Div
= 0,2 msec

5
CH1
Volt/Div
=5V

Time/Div
= 0,1 msec

6
CH1
Volt/Div
=1V

Time/Div
= 0,1 msec

CH1
Volt/Div
=2V

Time/Div
= 0,1 msec
8

CH1
Volt/Div
=2V

Time/Div
= 50 µs

9
CH1
Volt/Div
=5V

Time/Div
= 5 µs
10
CH1
Volt/Div
=1V

Time/Div
= 10 µs

5. Atur Oscilloscope pada Mode X-Y, amati bentuk gelombang input dan
output, serta gambarkan bentuk gelombang pada diagram CRO table 2.

TABEL 2.
NO BENTUK GELOMBANG KETERANGAN
6.
CH1
Volt/Div
= 0,5 V
Time / Div
= 1 msec
7.
CH1
Volt/Div
=1V
Time / Div
= 1 msec

8.
CH1
Volt/Div
=2V
Time / Div
= 2 msec

9.
CH1
Volt/Div
=1V
Time / Div
= 2 msec

10.
CH1
Volt/Div
= 0,5 V
Time / Div
= 2 msec

ANALISA PERHITUNGAN PADA HASIL PENGUKURAN


FREKUENSI DAN AMPLITUDO

Periode(T) = div horizontal × time/div


1
Frekuensi =
T
Amplitudo = div vertikal × volt/div
6. T = 1 × 0.0001
1. T = 2 × 0.0005 = 0.0001 s
= 0.001 s 1
F = = 10 KHz
1 0.0001
F = = 1 KHz
0.001 A = 1.1 x 1
A = 1 x 0,5 = 1.1 Vpp
= 0,5 Vpp
7. T = 1 × 0.0001
2. T = 2,5 × 0.0002 = 0.0001 s
= 0.0005 s 1
F = = 10 KHz
1 0.0001
F = = 2 KHz
0.0005 A = 0.8 x 2
A=1x1 = 1,6 Vpp
= 1 Vpp
8. T = 2.5 × 0.00005
3. T = 1,75 × 0.0002 = 0.000125 s
= 0,00035 s 1
1 F = = 8 KHz
F = = 2,85 KHz 0.000125
0.00035 A = 1.5 x 2
A = 0.8 × 2 = 3 Vpp
= 1,6 Vpp

4. T = 1,25 x 0.0002 9. T = 2 × 5 × 10−6


= 0.00025 s = 1 ×10−5 s
1 1
F = = 4 KHz F = = 100 KHz
0.00025 1× 10−5
A =1x2 A =1x5
= 2 Vpp
= 5 Vpp
5. T = 2 x 0.0001
= 0.0002 s 10. T = 1 × 10 × 10−6
1 = 1 ×10−5 s
F = = 5 KHz 1
0.0002 F = = 100 KHz
A = 0.25 x 5 1× 10−5
= 1.25 Vpp A =1x1
= 1 Vpp

ANALISA FAKTOR KESALAHAN PENGUKURAN


(% ERORR PENGUKURAN)

Faktor kesalahan pada frekuensi : Faktor kesalahan pada Amplitudo :

|EF%|= |EF%|=

1−1 0.5−1
1. x 100 % = 0 % 1. x 100 % = 50 %
1 1

2−2 1−2
2. x 100 % = 0 % 2. x 100 % = 50 %
2 2

2. 857−3 1,6−3
3. x 100 % = 2.857% 3. x 100 % = 47 %
3 3
4−4 2−4
4. x 100 % = 0 % 4. x 100 % = 50 %
4 4

5−5 1.25−5
5. x 100 % = 0 % 5. x 100 % = 75 %
5 5

10−10 1.1−2
6. x 100 % = 0 % 6. x 100 % = 45 %
10 2

10−10 1,6−3.3
7. x 100 % = 0 % 7. x 100 % = 51,51 %
10 3.3

8−20 3−5.7
8. x 100 % = 60 % 8. x 100 % = 47.36%
20 5.7

100−100 5−10.5
9. x 100 % = 0 % 9. x 100 % = 52.38 %
100 10.5

100−100 1−2.13
10. x 100 % = 0 % 10. x 100 % = 53.05 %
100 2.13

Rata – rata error Rata – rata error


62,857 521,3
= =¿6.2857 % = =¿52,13 %
10 10

Analisis :
Dari data pada analisa perhitungan terhadap yang diukur dan % erorr
pengukuran, persentasi error yang sangat tinggi terdapat pada pengukuran
Amplitudo dan pada pengukuran Frekuensi terdapat 1 data yang memiliki
persentasi error sangat tinggi yaitu pada nomor 8 dan pada tabel % error
pengukuran frekuensi dengan erorr pengukuran sebesar 60%, ini
dikarenakan kesalahan pembacaan saat melakukan pengukuran dan
ketidaktelitian saat melakukan pengukuran dan juga disebabkan oleh
alat/instrumen yang digunakan sempat terjadi kendala saat digunakan.
Kesimpulan :
 Function digunakan untuk menentukan gelombang sinus, segitiga, dan
persegi. Vpp = Vin dalam function generator.
 Semakin besar frekuensi maka Vpp nya juga semakin besar.Sebaliknya
semakin kecil frekuensi maka Vpp nya juga semakin kecil.
 Untuk prosedur menghitung tegangan dan frekuensi yang digunakan
adalah osiloskop dan function generator.
 4.Function generator digunakan sebagai inputan pada osiloskopnya,
dengan mengatur time/div dan mengamati nilai div pada sumbu x dan y.
 sumbu x dan time/div untuk menentukan periode nya
 Sumbu y dan volt/div untuk menghitung nilai tegangan nya
 Untuk menyelidiki hubungan frekuensi dengan output pada generator
fungsi harus memanfaatkan osiloskop agar didapat hasil yang benar-
benar tepat. Hal ini dikarenakan pada generator fungsi tidak dapat
menampilkan frekuensi yang dinginkan dengan tepat. Sehingga
meskipun pada generator fungsi ada tombol. Bentuk gelombang untuk
menampilkannya digunakan osiloskop sebagai perantara.
 faktor kesalahan yang telah didapatkan diakibatkan adanya kesalahan
manusia dan ketidakpastian penyetalan pada osiloskop di bagian
time/div dan volt/div.

Anda mungkin juga menyukai