Anda di halaman 1dari 6

TRANSISTOR PNP

A. Pengertian Transistor

Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat
akurat dari sirkuit sumber listriknya.

Secara harfiah, kata ‘Transistor’ berarti ‘Transfer resistor’, yaitu suatu komponen yang
nilai resistansi antara terminalnya dapat diatur.

Transistor adalah termasuk komponen utama dalam elektronika. Transistor terbuat dari
2 dioda germanium yang disatukan. Tegangan kerja transistor sama dengan dioda yaitu 0,6
volt.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran
tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi.
Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic
gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium
Arsenide. Sedangkan kemasan dari transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal,
Surface Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang
disebut IC (Intregeted Circuit).

B. Fungsi Transistor

Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja rangkaian elektronika.


Karena di dalam sirkuit elektronik, komponen transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian.
Transistor adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda, yaitu Basis (B),
Colector (C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda tersebut, tegangan atau arus
yang mengalir pada satu kaki akan mengatur arus yang lebih besar untuk melalui 2 terminal
lainnya.

Fungsi Transistor Lainnya :

 Sebagai penguat amplifier.


 Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
 Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
 Sebagai peratas arus.
 Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
 Menguatkan arus dalam rangkaian.
 Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.

Jika kita lihat dari susuan semi konduktor, Transistor dibedakan lagi menjadi 2 bagian,
yaitu Transistor PNP dan Transistor NPN. Untuk dapat membedakan kedua jenis tersebut,
dapat kita lihat dari bentuk arah panah yang terdapat pada kaki emitornya. Pada transistor
PNP arah panah akan mengarah ke dalam, sedangkan pada transistor NPN arah panahnya
akan mengarah ke luar. Saat ini transistor telah mengalami banyak perkembangan, karena
sekarang ini transistor sudah dapat kita gunakan sebagai memory dan dapat memproses
sebuah getaran listrik dalam dunia prosesor komputer.

Dengan berkembangnya fungsi transistor, bentuk dari transistor juga telah banyak
mengalami perubahan. Salah satunya telah berhasil diciptakan transistor dengan ukuran super
kecil yang hanya dalam ukuran nano mikron (transistor yang sudah dikemas di dalam
prosesor komputer). Karena bentuk jelajah tegangan kerja dan frekuensi yang sangat besar
dan lebar, tidak heran komponen ini banyak digunakan didalam rangkaian elektornika.
Contohnya adalah transistor pada rangkaian analog yang digunakan sebagai amplifier, switch,
stabilitas tegangan dan lain sebagainya. Tidak hanya di rangkaian analog, pada rangkaian
digital juga terdapat transistor yang berfungsi sebagai saklar karena memiliki kecepatan
tinggi dan dapat memproses data dengan sangat akurat.

C. Jenis-jenis Transistor

Jenis-Jenis Transistor ada beberapa macam dan bagi orang-orang yang berkecimpung
dalam dunia elektronika mungkin tidak asing lagi ketika mendengar kata transistor. Tapi bagi
orang-orang non-elektro mungkin akan terasa asing dengan istilah transistor. Transistor
dalam pengertian yang sangat sederhana adalah seperti kran air. Transistor ini adalah sebuah
alat semikonduktor yang bisa digunakan sebagai penguat, sebagai sirkuit penyambung
maupun pemutus, menstabilkan tegangan dan lain sebagainya. Jenis transistor pada umumnya
terbagi hanya menjadi dua jenis saja yaitu jenis transistor bipolar atau dua kutub dan
transistor efek medan atau juga dikenal sebagai Field Effect Transistor (FET). Tiap-tiap dari
jenis transistor ini dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil sebagaimana yang akan
dijelaskan pada paragraf berikutnya.

a. Transistor yang pertama adalah transistor bipolar atau dwi kutub. Transistor bipolar
termasuk salah satu dari jenis-jenis transistor yang paling banyak digunakan dalam
suatu rangkaian elektronika. Sedangkan pengertian dari transistor bipolar itu sendiri
adalah transistor yang memiliki dua buah persambungan kutub. Sedangkan jenis
transistor bipolar dibagi lagi menjadi tiga bagian lapisan material semikonduktor yang
kemudian membedakan transistor bipolar kedalam dua jenis yaitu transistor P-N-P
(Positif-Negatif-Positif) dan transistor N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Masing-
masing kaki dari jenis transistor ini mempunyai nama seperti B yang berarti Basis, K
yang berarti Kolektor serta E yang berarti Emiter. Sedangkan untuk fungsi transistor
bipolar adalah sebagai regulator arus listrik.

b. Transistor kedua yang paling banyak digunakan dari berbagai jenis-jenis transistor
yang ada adalah transistor efek medan (FET). Transistor jenis ini sama seperti
transistor bipolar yang memiliki tiga kaki. Tiga kaki terminal yang dimiliki oleh
transistor efek medan adalah Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Transistor efek
medan ini atau dikenal pula dengan istilah transistor unipolar memiliki hanya satu
buah kutub saja. Sedangkan cara kerja dari transistor efek medan ini adalah mengatur
dan mengendalikan aliran elektron dari Source ke Drain melalui tegangan yang
diberikan pada Gate. Hal inilah yang membedakan antara fungsi transistor efek medan
dengan fungsi transistor bipolar pada penjelasan diatas.

D. Cara Menentukan Transistor Tipe Pnp


langkah-langkah yang harus diperhatikan
1. putarlah saklar avometer pada fungsi ohmmeter
2. hubungkanlah kabel merah dengan kaki basis sedangkan kabel hitam dengan kaki
emitor atau kolektor
3. lihatlah pada skala bila jarum bergerak maka sudah benar jika tidak bergerak maka
salah
contoh transistor pnp

E. Cara Kerja Transistor pnp


Prinsip dasar dari kerja transistor adalah tidak akan ada arus antara colektor dan emitor
apabila pada basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya diikuti
dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan, sehingga pada
kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki basis telah dikuatkan. Kedua jenis transistor baik
NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja yang sama.
Secara sederhana NPN dan PNP adalah istilah untuk transistor sesuai tipe arus
kerjanya, yang mana NPN adalah tipe transistor yang bekerja atau mendrive (mengalirkan )
arus negatif dengan positif sebagai biasnya. Artinya transistor NPN akan mengalirkan arus
negatif dari emitor ke kolektor (emitor sebagai input dan kolektor sebagai output) jika kaki
basisnya diberi arus positif. Sebaliknya Demikian juga dengan transistor tipe PNP akan
mengalirkan arus Positif dari emitor ke kolektor (emitor sebagai input dan kolektor sebagai
output juga) jika kaki basisnya diberi arus negative ( transistor PNP adalah transistor
negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negative ).

Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari emitter menuju ke
kolektor jika pada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan ( diberi logika 1). Arus yang
mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh
sebab itu maka ada baiknya jika pada pin basis dipasang sebuah resistor.

F. Cara Mengukur / Menghitung Nilai Transistor

Cara Mengukur Transistor memang cukup awam dan tidak diketahui oleh banyak
orang. Akan tetapi mengetahui cara mengukur sebuah transistor sangatlah penting untuk
dilakukan secara rutin. Hal ini bisa digunakan sebagai sebuah indikasi apakah transistor
tersebut masih dalam keadaan yang baik dan layak untuk digunakan maupun tidak. Dalam
mengukur sebuah transistor kita bisa menggunakan dua macam alat bantu yaitu multimeter
analog dan multimeter digital. Cara mengukur transistor dengan menggunakan bantuan alat
ini tergolong gampang dan mudah untuk dilakukan. Hasil yang didapatkan pun sangatlah
akurat dalam menentukan kelayakan sebuah transistor.
Berikut akan dijelaskan bagaimana cara untuk mengukur transistor dengan
menggunakan kedua alat tersebut.
1. Cara mengukur transistor yang pertama adalah dengan menggunakan
multimeter analog. langkah pertama yang perlu dilakukan adalah atur
posisi saklar pada posisi Ohm x1k atau 10k. Kemudian sambungkan
probe merah pada terminal Basis dan probe hitam pada terminal Emitor.
Jika jarum bergerak ke kanan maka transmitor dalam keadaan yang layak
pakai. Langkah yang terakhir pindahkan probe hitam ke terminal Colector
dan jika jarum masih tetap bergerak ke kanan berarti transmitor dalam
keadaan baik. Lakukan langkah yang sama untuk tipe NPN. Cukup
pindahkan probe hitam ke terminal Basis dan probe merah ke terminal
Emitor serta memasukkan probe merah pada terminal Colector.

2. Sedangkan dalam cara mengukur transistor menggunakan multimeter


digital kurang lebih sama dengan multimeter analog. Untuk multimeter
digital cara pengukurannya dilakukan secara terbalik dari multimeter
analog. Mungkin langkah yang berbeda hanyalah pada langkah awalnya.
Jika langkah awal pada transistor analog adalah memposisikan saklar
pada posisi Ohm x1k atau 10k, maka multimeter digital adalah mengatur
posisi saklar pada posisi dioda (Ohm x1k atau x100k). Pada prinsipnya
multimeter digital ini memiliki fungsi untuk mengukur dioda dan
resistensi dalam saklar yang sama. Untuk menentukan apakah transistor
tersebut masih baik atau tidak, maka tampilan pada multimeter digital
harus menunjukan nilai Voltage tertentu. Secara garis besar baik
multimeter analog maupun multimeter digital tidak mempunyai perbedaan
yang signifikan.

G. Kode Standart Transistor pnp

Transistor memiliki kode-kode untuk setiap jenisnya. Kode standart transistor dapat dilihat
dibawah ini:

1. 2SAXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi tinggi.


2. 2SBXXXX menunjukkan transistor jenis PNP bertipe frekuensi rendah.

Anda mungkin juga menyukai