PENDAHULUAN
Percobaan 1
Transistor BJT sebagai switching
1.1 Tujuan
1.1.1
Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik
switching dari BJT.
1.1.2 Mahasiswa diharapkan dapat menggambarkan kurva
karakteristik V-I masukan dan keluaran BJT.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pengertian Transistor
Transistor adalah salah satu komponen yang selalu ada di setiap
rangkaian elektronika, seperti radio, televisi, handphone, lampu
flip-flop dll. Fungsi dari komponen ini sangatlah penting.
Kebanyakan, transistor digunakan untuk kebutuhan penyambungan
dan pemutusan (switching), seperti halnya saklar. Yaitu untuk
memutus
atau
menyambungkan
arus
listrik.
Selain
itu transistor juga berfungsi sebagai penguat (amplifier), stabilisasi
tegangan, modulasi sinyal, dan masih banyak lagi. Keinginan kita
untuk merubah fungsi transistor ini adalah dari pemilihan
jenis transistor atau dengan cara perangkaian sirkit transistor itu
sendiri. Dengan banyaknya fungsi itu, komponen transistor banyak
sekali digunakan di dalam rangkaian elektronika. Berikut bentuk
fisik transistor dapat di lihat pada gambar dibawah ini:
Emitter (E). Dimana base terdapat arus yang sangat kecil, yang
berguna untuk mengatur arus dan tegangan yang ada pada Emitor,
pada keluaran arus Kolektor. Sehingga apabila terdapat arus pada
basis, tegangan yang besar pada kolektor akan mengalir menuju
emitor.
Bahan dasar pembuatan transistor itu sendiri atara lain
Germanium, Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari
transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface
Mount, dan ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu
wadah yang disebut IC (Intregeted Circuit).
Contoh penggunaan transistor dalam rangkaian analog adalah
digunakan untuk fungsi amplifier (penguat), rangkaian analog
melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan
penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor
digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor
juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai
logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.
1.2.2 Fungsi Transistor
Fungsi Transistor sangat berpengaruh besar di dalam kinerja
rangkaian elektronika. Karena di dalam sirkuit elektronik,
komponen transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian.
Transistor adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki
elektroda, yaitu Basis (B), Colector (C), dan Emitor (E). Dengan
adanya 3 kaki elektroda tersebut, tegangan atau arus yang
mengalir pada satu kaki akan mengatur arus yang lebih besar
melalui 2 terminal lainnya.
Fungsi Transistor lainnya:
Sebagai penguat amplifier.
Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
Sebagai peratas arus.
Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
Menguatkan arus dalam rangkaian.
Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.
Jika kita lihat dari susunan semi konduktor, transistor dibedakan
lagi menjadi 2 bagian, yaitu transistor PNP dan transistor NPN.
Untuk dapat membedakan kedua jenis tersebut, dapat kita lihat
dari bentuk arah panah akan mengarah ke dalam, sedangkan pada
transistor NPN arah panahnya akan mengarah ke luar. Saat ini
transistor telah mengalami banyak perkembangan, karena
sekarang ini transistor sudah dapat kita gunakan sebagai memori
Ada dua jenis tipe transistor BJT, yaitu tipe PNP dan NPN. Dimana
NPN, terdapat dua daerah negatif yang dipisah dengan satu daerah
positif. Dan PNP, terdapat dua daerah positif yang dipisah dengan
daerah negatif.
NPN
PNP
(1)
10
11
12
- Kaki basis harus lebih negatif dari emiter untuk transistor jenis
NPN, dan untuk transistor tipe PNP arus basis harus lebih
positif dari kolektor.
- Wilayah Saturasi Transistor.
Transistor akan berada pada kondisi saturasi jika arus yang masuk
ke kaki basis sangat besar, bahkan sampai ke titik jenuh sehingga
arus pada kaki kolektor akan maksimum (IC=VCC/RL). Kondisi
seperti ini diibaratkan seperti saklar pada posisi ON. Perhatikan
gambar berikut:
Vcc/RL)
- Tegangan kolektor - emiter (VCE = 0)
- VOUT = VCE = 0
- Transistor beroperasi seperti saklar tertutup.
- Kaki basis harus lebih positif dari emiter untuk transistor jenis
NPN, dan untuk transistor tipe PNP arus basis harus lebih
negatif dari kolektor.
Cara Menghitung Resistor basis Transistor Sebagai Switch
Arus pada kaki kolektor dapat diatur sesuai kebutuhan dengan cara
memasang resistor pembatas arus pada kaki basis, untuk
menghitung berapa nilai yang tepat berlaku rumus berikut ini:
IB = IC/
RB = (VIN - VBE) / IB
dimana RB = R basis, VBE = tegangan basis-emiter, IB = arus basis
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Transistor BD 139
1.3.2 Resistor 1 kOhm
1 buah
1 buah
13
percobaan
c.
d.
e.
f.
VBE
VCE
14
g.
Ulangi langkah c sampai dengan f untuk masingmasing data tegangan catu (VBB)
1.5 Tugas
1.5.1 Gambarlah Grafik karakteristik v-i masukan dan keluaran
BJT dengan menggunakan data-data pada Tabel 1.
1.5.2 Lakukan analisa secara teori terhadap percobaan yang
telah dilakukan. Kemudian bandingkan hasilnya dengan hasil
percobaan.
1.5.3 Buatlah kesimpulan dari hasil analisa yang saudara
lakukan.
1.6 Pertanyaan Pengembangan
1.6.1 Simulasikan dengan salah satu program simulasi (Multisim,
EWB, Proteus, dll) masing-masing rangkaian percobaan
saudara.
1.6.2 Jika Pada Gambar 15 diketahui =100, RB = 39 k, RC = 1 k,
tegangan catu VCC = 15 V dan VBB = 2,5 V. tentukan besarnya
IE.
1.6.3 Jika Pada Gambar 15 diketahui =30, R B = 10 k, RC 1 k,
tegangan catu VCC = 18 V .Tentukan besarnya IB minimum dan
tegangan VBB yang diperlukan untuk mengaktifkan BJT.
1.6.4 Rancanglah
sebuah
rangkaian
elektronika
dengan
menggunakan
sebuah
transistor,
lengkap
dengan
perhitungannya.
15
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Percobaan
Tabel 2.1 Data hasil pengukuran BJT
VBB
VCC
0,5
V
12 V
1V
12 V
1,5
V
12 V
2V
12 V
3V
12 V
4V
12 V
5V
12 V
IB
0,12
mA
0,14
mA
0,12
mA
0,08
mA
0,16
mA
0,16
mA
0,18
mA
IC
0,83 mA
0,85 mA
0,9 mA
0,91 mA
VBE
0,58 V
0,63 V
0,69 V
0,67 V
VCE
11,92 V
8,1 V
5,4 V
3,3 V
0,93 mA
0,67 V
2,9 V
0,93 mA
0,68 V
2,4 V
0,95 mA
0,67 V
2,1 V
2.2 Tugas
2.2.1 Grafik karakteristik v-i masukan dan keluaran
dengan menggunakan data-data pada Tabel 1
BJT
16
14
12
10
VCC (V)
IB (mA)
IC (mA)
VBE (V)
VCE (V)
4
2
0
0.5
1.5
17
18
19
20
21
Gambar 2.3.1.1a Hasil simulasi pada saat VBB = 0,5 V dan VCC =
12 V
22
Gambar 2.3.1.1c Hasil simulasi pada saat VBB = 1,5 V dan VCC = 12
V
Pada saat VBB = 2 V dan VCC = 12 V
23
= . IB
24
IC
IC
= 100 . 0,046
= 4,6 mA
IE
IE
IE
= IC + IB
= 4,6 + 0,046
= 4,646 mA
= Vcc / RC
= 18 / 1000
= 0,018 A
IC
IB
IB
IB
Jadi IB
= x IB
= IC /
= 0,018 / 30
= 0,0006 A = 0,6 mA
minimal adalah sebesar 0,6 mA
VBB
=?
IB
= (VBB VBE) / RB
IB x RB
= VBB VBE
(IB x RB) + VBE
= VBB
VBB
VBB
VBB
VBB
=
=
=
=
25
26
27
Perhitungan Teori
Sebelum memulai perhitungan, rangkaian penguat di atas perlu
disederhanakan seperti berikut ini:
Dari kedua rumus mencari VRB di atas dapar kita uraikan menjadi:
VRE +
VRE +
VRE +
VRE +
Karena
VREF = VCC 0,7 VRC
VREF = 12 0,7 VRC
VREF = 11,3 VRC
Maka
VRE + 1,4 = 11VREF / 30
VRE + 1,4 = 11(11,3 VRC) / 30
30VRE + 42 = 124,3 11VRC
30VRE + 42 = 124,3 (11 . 22VRE)
30VRE + 242VRE = 124,3 42
272VRE = 82,3
VRE = 82,3 = 0,303 = 303mV
Selanjutnya nilai lainnya dapat dicari :
VRC = 22VRE = 22 . 0,303 = 6,666 volt
VRB = 0,303 + 1,4 = 1,703 volt
VREF = 11,3 6,666 = 4,634 volt
Secara
teoritis
hasilnya
sedikit
berbeda
namun
dapat
dipertanggung-jawabkan dan dapat dijadikan pendekatan praktis.
Perbedaan tersebut lebih kepada nilai-nilai hFE dan potensial barrier
dari komponen aktif seperti dioda dan transistor.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Transistor berfungsi sebagai penyambungan dan pemutusan
(switching), penguat (amplifier), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal, dan masih banyak lagi fungsinya.
Bipolar junction transistor (BJT) adalah jenis transistor yang
memiliki tiga kaki, yaitu (Basis, Kolektor, dan Emitor) dan di
pisah menjadi dua arah aliran, positif dan negatif. Jenisnya PNP
dan NPN.
Cara kerja BJT seperti dua diode yang terminal positif atau
negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal.
Transistor dalam kondisi cut off ketika arus yang masuk ke kaki
basis sangat kecil bahkan mendekati nol, kondisi inilah yang
mengakibatkan transistor berada pada kondisi Cut-Off sehingga
arus pada kolektor mejadi nol dan besar tegangan antara kaki
kolektor dan emitter sama dengan supply (VCC).
Transistor akan berada pada kondisi saturasi jika arus yang
masuk ke kaki basis sangat besar, bahkan sampai ke titik jenuh
sehingga arus pada kaki kolektor akan maksimum (IC=VCC/RL).
Kondisi seperti ini diibaratkan seperti saklar pada posisi ON.
Untuk menghitung tahanan basis transistor sebagai switch yaitu
digunakan rumus sebagai berikut:
IB = IC/
RB = (VIN - VBE) / IB
dimana RB = R basis, VBE = tegangan basis-emiter, IB = arus
basis
30
BAB I
PENDAHULUAN
Percobaan 2
Kendali Basis BJT Dengan Pulsa PWM
1.1 Tujuan
1.1.1 Mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik
switching dari BJT.
1.1.2 Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep kendali
basis BJT dengan metoda PWM.
1.2 Dasar Teori
1.2.1 Pengertian PWM
PWM ( Pulse Width Modulation) adalah salah satu teknik modulasi
dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan nilai amplitudo
dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi high
kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum
termodulasi. Duty Cycle merupakan representasi dari kondisi logika
high dalam suatu periode sinyal dan di nyatakan dalam bentuk (%)
dengan range 0% sampai 100%, sebagai contoh jika sinyal berada
dalam kondisi high terus menerus artinya memiliki duty cycle
sebesar 100%. Jika waktu sinyal keadaan high sama dengan
keadaan low maka sinyal mempunyai duty cycle sebesar 50%.
31
Inverted Mode
32
pada mode inverted ini jika nilai sinyal lebih besar dari pada
titik pembanding (compare level) maka output akan di set high (5v)
dan sebaliknya jika nilai sinyal lebih kecil maka output akan di set
low (0v) seperti pada gelombang A pada gambar di atas.
pada mode non inverted ini output akan bernilai high (5v) jika
titik pembanding (compare level) lebih besar dari pada nilai sinyal
dan sebaliknya jika bernilai low (0v) pada saat titik pembanding
lebih kecil dari nilai sinyal seperti pada gelombang B pada gambar di
atas.
Toggle Mode
pada mode toggle output akan beralih dari nilai high (5v) ke
nilai low (0v) jika titik pembanding sesuai dan sebaliknya beralih
dari nilai low ke high.
Duty Cycle
Berikut ini cara perhitungan duty cylce beserta penjelasan pada
gambar :
33
34
35
semakin besar lebar pulsa positif dari PWM maka akan semakin
cepat putaran Motor DC. Untuk mendapatkan putaran Motor DC
yang halus, maka perlu dilakukan penyesuaian Frekuensi
(Perioda Total) PWM-nya.
1.3 Alat dan Bahan
Percobaan ini membutuhkan alat/bahan sebagai berikut:
1.3.1 Modul ELDA_01
1 buah
1.3.2 Transistor BD 139
1 buah
1.3.3 Resistor 1 kOhm
1 buah
1.3.4 Resistor 10 kOhm
1 buah
1.3.5 Project board
1 buah
1.3.6 Multimeter
2 buah
1.3.7 DC Power supply
2 buah
1.3.8 Oscilloscope
1 buah
1.3.9 Kabel Jumper
secukupnya
1.4 Langkah Percobaan
Kendali Basis BJT Dengan Pulsa PWM
a.
Rangkaikan peralatan
sesuai dengan Gambar 6 di bawah ini.
peralatan
percobaan
36
d.
e.
1.5 Tugas
1.5.1
Lakukan simulasi kemudian analisa secara teori terhadap
percobaan yang telah dilakukan. Kemudian bandingkan
hasilnya dengan hasil percobaan.
1.5.2
Buatlah kesimpulan dari hasil analisa yang saudara
lakukan.
37
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hasil Percobaan
Tabel 2.1 Data hasil pengukuran kendali basis BJT dengan
metoda PWM
D
10
%
30
%
50
%
70
%
90
%
100
%
VCC
IC
VRC
12 V
0,85 mA
1,955 V
12 V
0,98 mA
3,961 V
12 V
0,98 mA
4,50 V
12 V
1,03 mA
5,53 V
12 V
1,13 mA
7,49 V
12 V
1,15 mA
7,75 V
2.2 Tugas
2.2.1 Hasil Simulasi
2.2.2 Analisa Data
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat
38
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
39
DAFTAR RUJUKAN
Jobsheet Switching BJT (Bipolar Junction Transistor) Percobaan 1 dan
Percobaan 2.
Skemaku.com.
2015.
Cara
Kerja
Transistor.
Laman
http://skemaku.com/cara-kerja-transistor/ diakses pada tanggal
28 Januari 2016.
Zamh Arie. 2013. Transistor. Laman
http://ariezamharie.blogspot.co.id/2013/03/transistor5.html
diakses pada tanggal 28 Januari 2016.
Rachmat Hermawan. 2014. Dasar Teori Transistor. Laman
http://rachmat-elektronika.blogspot.co.id/2014/05/dasar-teoritransistor.html
diakses pada tanggal 28 Januari 2016.
Sigit Widodo. 2015. Penguat Mikropon Dua Kabel. Laman
http://electronicdesignportal.blogspot.co.id/2012/05/penguatmikropon-dua-kabel.html diakses pada tanggal 28 Januari 2016.
DataSheet. Laman
http://pdf1.alldatasheet.com/datasheetpdf/view/351702/ONSEMI/
BD139/+24QJ2WVLLS.xKdGptzh+/datasheet.pdf diakses pada
tanggal 28 Januari 2016.
I Putu Giovanni Eliezer. 2014. PWM (Pulse Width Modulation). Laman
http://www.geyosoft.com/2014/pwm-pulse-width-modulation
diakses pada tanggal 28 Januari 2016.
Usep Zainal Arifin. 2015. Teori Transistor, Jenis, Simbol, Fungsi dan
Karakteristik. Laman
http://bagi-ilmu-elektronika.blogspot.co.id/2015/04/teoritransistor-jenis-simbol-fungsi-dan-karakteristik.html diakses pada
tanggal 28 Januari 2016.
40
41