NIM : 19050514008
Kelas : PTE B 2019
1. Input Sinyal
𝐼𝑜𝑢𝑡 𝐼𝑜𝑢𝑡
d. Menghitung penguatan arus dengan atau dapat dinyatakan pada desibel dengan 20 log
𝐼𝑖𝑛 𝐼𝑖𝑛
𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑜𝑢𝑡
e. Menghitung penguatan daya dengan atau dapat dinyatakan pada desibel dengan 10 log
𝑃𝑖𝑛 𝑃𝑖𝑛
2. Daya Output
RMS adalah kependekan dari Root Mean Square. RMS merupakan suatu proses pengukuran yang
digunakan untuk menentukan daya output rata-rata dari speaker dalam jangka waktu yang panjang. RMS
adalah bentuk yang dijadikan nilai yang menunjukkan ukuran yang paling akurat dari daya keluaran speaker
secara matematis – dianggap sebagai Power Rating output dari sebuah perangkat audio. Nilai RMS sering
dijumpai ditulis dalam daftar spesifikasi “watt RMS” pada label spek produk.
Bentuk lain dari pengukuran daya output selain RMS adalah PMPO, yang merupakan kependekan
dari Peak momentary Power Output dimana output puncak diukur dalam jangka mikro detik, berbeda dengan
RMS yang diukur dalam jangka panjang. Dengan demikian PMPO bukanlah bentuk nilai yang bisa
menunjukkan daya output speaker yang sesungguhnya dan bukan merupakan standard baku yang bisa
dihitung secara matematis.
Bisa diambil kesimpulan bahwa watt RMS bukanlah daya (watt) yang menunjukkan tingkat
konsumsi arus oleh amplifier, melainkan merupakan suatu bentuk ukuran dari tingkat kebisingan speaker.
Jadi tidak bisa dikatakan Watt RMS sama dengan Watt atau konsumsi daya listrik pada setrika atau pompa
air. RMS adalah satuan daya keluaran speaker, yang bisa juga dikatakan sebagai ukuran tingkat kebisingan.
Karena semakin tinggi RMS maka akan semakin besar pula kekuatan suara dari speaker, dan secara otomatis
daya listrik yang dibutuhkan oleh power supply juga semakin besar. Artinya power supply sangat
menentukan daya RMS dari amplifier, selanjutnya impedansi spekaker juga sangat menentukan karena daya
tergantung arus dan beban. Berikut ini merupakan cara untuk mengukur daya output pada penguat daya
sebagai berikut:
a. Menghubungkan input audio pada penguat dan output pada osiloskop.
b. Mengatur volume penguat audio hingga batas cacat sinyal audio.
c. Menghitung Vpp pada osiloskop dengan rumus Vp = banyaknya kotak vertikal gelombang × volt/div
2
𝑃𝑃 𝑉
d. Menghitung daya rata rata (Prms) dengan rumus PMPO = 𝑅 𝑠𝑝𝑒𝑎𝑘𝑒𝑟
𝑉𝑃𝑃
e. Menghitung Vrms pada osiloskop dengan rumus Vrms =
√2
2
𝑟𝑚𝑠𝑉
f. Menghitung daya rata rata (Prms) dengan rumus Prms = 𝑅 𝑠𝑝𝑒𝑎𝑘𝑒𝑟
3. Frekuensi Respons
Respon Frekuensi dari penguat atau filter menunjukkan bagaimana gain dari output merespons sinyal
input pada frekuensi yang berbeda. Penguat (Amplifier) dan Filter adalah rangkaian elektronik yang banyak
digunakan dan memiliki sifat penguatan dan penyaringan. Penguat (Amplifier) menghasilkan penguatan
sementara Filter mengubah karakteristik amplitudo dan atau fase dari sinyal listrik sehubungan dengan
frekuensinya. Karena penguat dan filter ini menggunakan Resistor, Induktor, Kapasitor atau jaringan (RLC)
dalam desainnya, ada hubungan penting antara penggunaan komponen reaktif ini dan karakteristik respons
rangkaian frekuensi. Ketika berhadapan dengan rangkaian AC, diasumsikan bahwa mereka beroperasi pada
frekuensi tetap, misalnya 50 Hz atau 60 Hz.
Tetapi respon dari rangkaian AC linier juga dapat diperiksa dengan sinyal input AC atau sinusoidal
dengan besaran konstan tetapi dengan frekuensi yang bervariasi seperti yang ditemukan pada rangkaian
penguat (amplifier) dan filter. Ini kemudian memungkinkan rangkaian tersebut untuk dipelajari
menggunakan analisis respons frekuensi. Respon Frekuensi dari rangkaian listrik atau elektronik
memungkinkan kita untuk melihat dengan tepat bagaimana gain output (dikenal sebagai respons magnitudo
) dan fase (dikenal sebagai respons fase ) berubah pada frekuensi tunggal tertentu, atau pada seluruh rentang
frekuensi berbeda dari 0Hz, (dc) ke ribuan mega-hertz, (MHz) tergantung pada karakteristik desain
rangkaian.
Secara umum, analisis respons frekuensi dari suatu rangkaian atau sistem ditunjukkan dengan
memplot gainnya, yaitu ukuran sinyal outputnya ke sinyal inputnya, Output/Input terhadap skala frekuensi
di mana rangkaian atau sistem diharapkan beroperasi. Kemudian dengan mengetahui rangkaian gain, (atau
kerugian) pada setiap titik frekuensi membantu kita untuk memahami seberapa baik (atau buruk) rangkaian
dapat membedakan antara sinyal frekuensi yang berbeda.
Respons frekuensi dari rangkaian bergantung frekuensi yang diberikan dapat ditampilkan sebagai
sketsa grafis magnitudo (gain) terhadap frekuensi (ƒ). Sumbu frekuensi horizontal biasanya diplot pada skala
logaritmik sedangkan sumbu vertikal mewakili output atau gain tegangan, biasanya digambarkan sebagai
skala linier dalam divisi desimal. Karena penguatan sistem bisa positif atau negatif, sumbu y dapat memiliki
nilai positif dan negatif.
Kemudian pada plot Bode, skala sumbu x logaritmik pass dalam divisi log 10, sehingga setiap dekade
frekuensi (misalnya, 0.01, 0.1, 1, 10, 100, 1000, dll.) Sama-sama ditempatkan pada sumbu x . Kebalikan dari
logaritma adalah antilogaritma atau “antilog”. Representasi grafis dari kurva respons frekuensi disebut Bode
Plot dan karena itu Bode plot umumnya dikatakan sebagai grafik semi-logaritmik karena satu skala (sumbu
x) adalah logaritmik dan yang lainnya (sumbu y) adalah linier (plot log-lin) seperti yang ditunjukkan.
13. Lakukan pengukuran untuk menentukan penguatan dan frekuensi respon amplifier BTL.
1) Pasang konektor AFG dan osiloskop pada rangkaian dan amati hasil pengukuran.
2) Masukkan hasil pengukuran ke dalam tabel 1.3.
3) Gambar gelombang respon frekuensi dengan menggunakan kertas mili meter block.
4) Hitung respon frekuensi dan penguatan amplifier.
14. Tentukan daya output maksimal penguat audio dan menghitung hasil pengukuran kemudian masukkan
hasil pada tabel 1.4.
Tabel 1.4. Pengukuran daya output maksimal amplifier
Masukan Daya
Keluaran
(AGF) Keluaran
No
Frekuens Bentuk
Vin Frekuensi Vout PMPO RMS
i Gelombang
1 1 KHz
15. Susunlah spesifikasi amplifier, dari hasil pengujian, pengukuran, dan perhitungan
Tabel 1.5 Spesifikasi amplifier BTL
No Aspek Spesifikasi Spesifikasi
1 Catu daya
2 Respon frekuensi
3 Penguatan
4 Daya output maksimal (pada
beban 8 Ω)
5 Aplikasi penggunaan