Anda di halaman 1dari 77

PERBANDINGAN BEBERAPA SENSOR SEBAGAI PENGUKUR

ILUMINASI BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI

Devia Mery Kristina Barasa


130801016

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERBANDINGAN BEBERAPA SENSOR SEBAGAI PENGUKUR
ILUMINASI BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar


Sarjana Sains

Devia Mery Kristina Barasa


130801016

DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERSETUJUAN

Judul : Perbandingan Beberapa Sensor Sebagai Pengukur


Iluminasi Berbasis Arduino Uno
Kategori : Skripsi
Nama : Devia Mery Kristina Barasa
Nomor Induk Mahasiswa : 130801016
Program Studi : Sarjana (S1) Fisika
Departemen : Fisika
Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, Agustus2017

Komisi Pembimbing :
Pembimbing 2, Pembimbing 1,

(Drs. Takdir Tamba, M.Eng.Sc) (Prof.Dr.Marhaposan Situmorang)


NIP.196006031986011002 NIP. 195510301980031003

Disetujui Oleh
Departemen Fisika FMIPA USU

Dr. Perdinan Sinuhaji MS


NIP. 195903101987031002

i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN

PERBANDINGAN BEBERAPA SENSOR SEBAGAI PENGUKUR


ILUMINASI BERBASIS ARDUINO UNO

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2017

DEVIA MERY KRISTINA BARASA


130801016

ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGHARGAAN

Segala Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Bapa atas segala berkat, kasih
karunia dan penyertaan-Nya selama penulis melaksanakan studi hingga
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Selama kuliah
sampai penyelesaian tugas akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dalam
moril, materi, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu dengan
sepenuh hati, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak
yang telah membantu hingga terselesaikan nya skripsi ini.
Terima kasih penulis ucapkan terkhusus untuk kedua orang tua tercinta
Ayahanda Alm Janta Barasa dan Ibunda Nurohmah Panjaitan, atas doa,kepercayaan,
dukungan,semangat, dan materi yang telah diberikan kepada penulis selama penulis
mengenyam pendidikan dibangku perkuliahan hingga terselesaikan nya skripsi ini.
Kepada Kakak tersayang Aristania Franciska Barasa S.Pd, Adik- Adik
tersayang Wahyu Reza K Barasa,Yose Oktorino R Barasa,Yesa Jhon H Barasa,
Ferdina Adira M Barasa atas semangat dan dukungan nya kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
Kepada Bapak Dr. Marhaposan Situmorang dan Bapak Drs. Takdir Tamba,
M.Eng. Sc selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing, mengarahkan dan memberikan kepercayaan kepada penulis dalam
melaksanakan penelitian hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.
Kepada Bapak Dr. Perdinan Sinuhaji,MS selaku Ketua Departemen Fisika,
dan Awan Maghfirah S.Si, M,Si selaku Sekretaris Departemen Fisika FMIPA USU,
Bang Johaidin, Kak Tini dan Kak Yuspa selakui staff Departemen Fisika, seluruh
dosen, staff dan pegawai Departemen Fisika FMIPA USU yang telah membantu dan
membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan juga kepada semua staff,
pegawai dan dosen-dosen Universitas Sumatera Utara mulai dari staff tertinggi
hingga terendah dimana penulis menimba ilmu selama ini.kepada semua teman-
teman stambuk 2013 atas dukungan dan semangat yang di berikan pada penulis
sehingga skripi ini terselesai kan

iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kepada sahabat penulis sekaligus teman satu kost Penulis Arnita Sigalingging
Febri ana Lumban Batu dan Octami Sagala.Kepada semua keluarga saya di HWI
yang membantu dan menyemangati saya sehingga skripsi saya selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan isi
dan analisa yang disajikan. Akhir kata, semoga tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkannya.

Medan, Agustus 2017

Penulis

iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERBANDINGAN BEBERAPA SENSOR SEBAGAI PENGUKUR
ILUMINASI BERBASIS ARDUINO UNO

ABSTRAK

Dalam penelitian ini telah berhasil dibuat alat untuk mengukur iluminasi cahaya
matahari diluar ruangan dengan beberapa sensor yaitu LDR, Photodioda,Phototransis
tor berbasis Arduino Uno yang bekerja secara berurutan dimana hasil pengukuran
masing-masing sensor ditampilkan pada LCD karakter 16x2. Pengujian ini dilakukan
dengan membandingkan hasil pengukuran pada alat yang dirancang dengan Lux
Meter Standar Merk Milwauke Seri SM700.Hasil pengujian menunjukkan bahwa
dari ketiga sensor yang diukur, yaitu sensor LDR memiliki ralat pengujian sebesar
1.11%,sensor Photodioda memiliki ralat pengujian sebesar 1.87%, sensor
Phototransistor memiliki ralat pengujian sebesar 1.91%.

Kata Kunci: Arduino, Iluminasi, LDR, LCD, Photodioda, Phototransistor

v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
THE COMPARISON OF SAME SENSORS TO MEASURERS
ILLUMINATION BASED ARDUINO UNO

ABSTRACK

In this research has been successfully made a tool to measure the illumination of
sunlight outside the room with several sensors namely LDR, Photodioda,
Phototransistor based Arduino Uno that work in sequentially, where the
measurement results of each sensor is displayed on 16x2 character LCD. This test is
done by comparing the measurement results on a tool designed with Lux Meter
Branduke Brand SM700 Series Standard. The results showed that from the three
sensors that are measured, namely LDR sensor has a test error of 1.11%,the
photodioda sensor has a test error of 1.87%,the phototransistor sensor has a test error
of 1.91%.

Keywords: Arduino, Iluminasi, LDR, LCD, Photodioda, Phototransistor

vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI

Persetujuan i
Pernyataan ii
Penghargaan iii
Abstrak v
Abstrack vi
Daftar isi vii
Daftar tabel x
Daftar gambar xi
Daftar Lampiran xiii

Bab 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang 1
1.2. Rumusan masalah 2
1.3. Batasan masalah 2
1.4. Tujuan penelitian 3
1.5. Manfaat penelitian 3
1.6. Sistematika penelitian 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Cahaya dan Pencahayaan 6
2.2. Satuan Teknik Pencahayaan 5
2.2.1. Intesitas Cahaya 5
2.2.2. Fluks Cahaya 7
2.2.3. Luminasi 7
2.2.4. Iluminasi 8
2.3. Iradian 9
2.4. Arduino 9
2.4.1. Papan/Board Arduino 10

vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.2. Fitur AVR ATMega328 11
2.4.3. Kelebihan Arduino 15
2.4.4. Catu Daya 16
2.4.5. Input dan Output 16
2.4.6. Bahasa Pemrograman Arduino 17
2.5. Sensor Cahaya 19
2.5.1. LDR (Light Dependent Resistor) 19
2.5.2. Photodioda 20
2.5.3. Photo Transistor 22
2.5.4. Solar Cell 23
2.6 LCD (Liquid Crystal Display) 24
2.7 Lux Meter 25
2.7.1 Prinsip Kerja Lux Meter 26
2.7.2 Prosedur Penggunanaan Alat 27
2.7.3 Cara Pembacaan 28
2.7.4 Kegunaan Lux Meter 29

BAB 3. PERANCANGAN ALAT


3.1. Diagram Blok 30
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 31
3.3. Perancangan Rangkaian Elektronik 31
3.3.1. Rangkaian Sensor 31
3.3.2 Display LCD 33
3.3.3 Power Suplay Arduino 33
3.3.4 Rangkaian Lengkap 35
3.4. Flowchart 36

BAB 4. PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM


4.1. Pengujian Rangkaian Arduino 37
4.2. Pengujian Rangkaian LCD 37
4.3. Pengujian Rangkaian LDR 38
4.4. Pengujian Rangkaian Photodioda 38

viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.5. Pengujian Rangkaian Phototransistor 39
4.6. Pengujian Rangkaian Solar Cell 39
4.7.Pengujian Sistem Secara Keseluruhan 41
4.7.1. Data Dari Sensor LDR Sebelum Dikalibrasi 42
4.7.2. Data Dari Sensor LDR Setelah Dikalibrasi 44
4.7.3. Data Dari Sensor Photodioda Sebelum Dikalibrasi 46
4.7.4. Data Dari Sensor Photodioda Setelah Dikalibrasi 47
4.7.5. Data Dari Sensor Phototransistor Sebelum Dikalibrasi 48
4.7.6. Data Dari Sensor Phototransistor Setelah Dikalibrasi 49
4.7.7. Pengujian dari keseluruhan Sensor pada alat yang dirancang 49

BAB 5 Kesimpulan Dan Saran


5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 52

ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Daftar Tabel

Nomor Judul Halaman

1 Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan 39


Menggunakan Sensor Ldr
2 Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan 41
menggunakan sensor LDR Terhadap Alat Standar
3 Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan 42
Menggunakan Sensor Photodioda
4 Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan 44
menggunakan sensor Photodioda Terhadap Alat Standar
5 Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan 46
Menggunakan Sensor Photodioda
6 Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan 47
menggunakan sensor Phototransistor Terhadap Alat Standar
7 Data Pengujian keseluruhan sensor 49
pada alat yang dirancang

x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1 Penggambaran Intensitas Cahaya 7


2 Penggambaran Fluks cahaya 7
3 Penggambaran Iluminasi 8
4 Papan/BoardArduino UNO 10
5 Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATMega 328 12
6 Konfigurasi Port B 13
7 Konfigurasi Port C 13
8 Konfigurasi Port D 14
9 Architecture ATMega328 15
10 Tampilan Pemrogaman Arduino Dengan 18
Software arduino IDE
11 (a) Bentuk Sensor LDR, (b) Simbol LDR 20

12 Grafik Resistansi Dengan Iluminasi 20


Pada LDr Berbandingan Terbalik
13 Simbol Photodioda 21
14 Hubungan keluaran photodiode dengan intensitas cahaya 21
15 Simbol Photo Transistor 23
16 Skema solar cell 24
17 Lux Meter 27
18 Digital Lux Meter 28
19 Diagram Blok 30
20 Skematik Rangkaian LDR,Photodioda 32
Photo Transistor,dan Solar cell Terhubung ke Arduino
21 Skematik Rangkaian LCD 33
22 Adaptor Yang Digunakan Sebagai Power Suplay Arduino 34
23 Skematik Rangkaian Keseluruhan 35
24 flowchart 36
25 Grafik nilai ADC LDR dan iluminasi Lux Meter Standar 40
26 Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan 42
Sensor LDR Dan Alat Standar Terhadap Waktu
27 Grafik nilai ADC Photodioda dan iluminasi 44
Lux Meter Standar
28 Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan 45

xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sensor Photodioda Dan Alat Standar Terhadap Waktu
29 Grafik nilai ADC Phototransistor dan iluminasi 47
Lux Meter Standar
30 Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan 49
Sensor Phototransistor Dan Alat Standar Terhadap Waktu

xii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Program Keseluruhan

Lampiran 2 Data Sheet Ldr

Lampiran 3 Data Sheet Photodioda

Lampiran 4 Data Sheet Phototransistor

Lampiran 5 Data Sheet Arduino Uno

xiii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu
menghasilkan berbagai instrumen yang teliti dan praktis. Perkembangan
teknologi dibidang elektronika telah menghasilkan komponen-komponen
elektronika yang canggih seperti sensor, sistem pengolahan sinyal, pengontrolan,
instrumen pengukuran, dan lain-lain. Instrumen yang dihasilkan berguna untuk
mempermudah pekerjaan manusia. Salah satunya adalah untuk pengamatan
gejala-gejala alam seperti cahaya.
Cahaya adalah bagian dari spektrum radiasi gelombang elektromagnetik
yang dapat dilihat oleh mata manusia. Sinar putih yang biasa terlihat (disebut
juga cahaya tampak atau visible light) terdiri dari semua komponen warna dari
sprektrum cahaya. Spektrum cahaya terbagi berdasarkan atas range (batasan
wilayah) panjang gelombang. Panjang gelombang yang berbeda beda di
interpretasikan oleh otak manusia sebagai warna.Pada bidang ilmu fisika, cahaya
merupakan radiasi elektromagnetik, baik itu dengan panjang gelombang yang
kasat mata maupun tidak.
Cahaya adalah suatu perpindahan energi yang dapat merangsang indera
penglihatan manusia untuk menghasilkan sebuah gambaran visual. Manusia
membutuhkan cahaya untuk beraktivitas dengan sehat, nyaman dan
menyenangkan. Cahaya merupakan syarat mutlak bagi manusia untuk melihat
sekelilingnya.
Iluminasi adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu permukaan.
Iluminasi merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan sebuah
ruangan. Akses iluminasi yang baik akan membuat ruangan berfungsi maksimal
dan memungkinkan manusia melihat obyek secara jelas tanpa menimbulkan
kesalahan.
Dalam penelitian ini, penulis mengembangkan alat untuk mengukur
iluminasi menggunakan beberapa jenis sensor untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang paling baik untuk mengukur iluminasi setelah dibandingkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

denan alat ukur standar Lux meter.Untuk merealisasikan rancangan perangkat


pengukur iluminasi , dalam tugas akhir ini dibuat suatu alat ukur iluminasi dan
dengan menggunakan berbagai macam sensor seperti Ldr, Photodioda, Photo
Transistor dan Solar Cell berbasis Arduino Uno. Mikrokontroler dirancang untuk
mengambil nilai pengukuran beberapa sensor secara berurutan untuk
ditampilkan pada display LCD yang dibandingkan dengan nilai pada alat ukur
standar yaitu Lux Meter Merk Milwauke Seri SM700.
Dengan hasil akhir yang ingin dicapai yaitu mengetahui perbandingan
dari beberapa sensor mana yang lebih baik untuk mengukur iluminasi dari Sistem
ini menggunakan Arduino Uno sebagai pengontrol sensor Ldr, Photodioda, Photo
Transistor, dan Solar Cell sebagai pendeteksi cahaya yang diterima dari matahari.
Kelebihan dari Arduino Uno yaitu penggunaanya yang efisien dan mudah,karena
didalam papan rangkaian elektronik tersebut sudah terdapat komponen utama
yaitu sebuah chip mikrokontroler berbasis ATmega 328 dengan jenis AVR dari
perusahan Atmel. Arduino Uno juga muda ditemukan dipasaran dengan harga
yang relative terjangkau,serta Arduino Uno memiliki pemprograman yang
sederhana dan mudah karena disediakan banyak library di pemrogramannya.
Sedangkan sensor LDR, Photodioda, Photo Transistor, Solar Cell mudah ditemu
kan dan dipasaran dan harga nya terjangkau.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana merancang seperangkat alat pengukur iluminasi berbagai
sensor
2. Bagaimana hasil perbandingan dari sensor-sensor yang di uji
3. Apakah alat yang dirancang sudah mempunyai kinerja alat sesuai
dengan kondisi cahaya matahari dimana alat tersebut di gunakan.

1.3 Batasan Masalah


Dalam melakukan penelitian ini terdapat batasan-batasan masalah
karena ada keterbatasan waktu, fasilitas dan faktor faktor lain yang berada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

diluar jangkauan peneliti, adapun batasan-batasan masalah dalam


penelitian ini adalah:
1. System ini dirancang hanya untuk mengukur iluminasi cahaya
matahari pada jam 10.00 pagi sampai dengan jam 17.00 sore pada
cuaca normal
2. Perancangan alat ini menggunakan arduino Uno sebagai pengendali
system, sensor cahaya LDR, Photodioda, Photo Transistor, Solar Cell,
sebagai pendeteksi cahaya, LCD (Liquid Crystal Display) karakter
16x2 sebagi modul penampil/display hasil pengukuran sistem
3. Pengujian yang dilakukan yaitu pada bagian blok arduino dan
LCD,sensor,dan pengujian system secara keseluruhan.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk merancang dan membuat sebuah sistem pengukuran iluminasi
dari beberapa sensor secara berurutan berbasis mikrokontroler
Arduino Uno.
2. Untuk menentukan sensor yang paling baik digunakan buat mengukur
iluminasi.
3. Mengetahui kinerja alat sesuai dengan kondisi cahaya dimana alat
tersebut di gunakan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Didapatkan seperangkat alat pengukur iluminansi .
2. Diperoleh hasil perbandingan yang sangat baik dari berbagai sensor
yang paling tepat digunakan untuk mengukur iluminasi
3. Membuat seperangkat alat yang memiliki kinerja yang baik terhadap
intensitas cahaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

1.6 Metode Penelitian


Untuk mempermudah dalam memberi gambaran serta memahami
tentang sensor yang paling baik digunakan dari sistematika kerja alat
perancangan control pencahayaan.

1.7 Sistematika Penulisan


Untuk mengetahui uraian singkat yang memuat gambaran singkat secara
keseluruhan isi masing-masing bab, maka dibuat sistematika penulisan sebagai
berikut:

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisikan gambaran umum tentang penulisan
skripsi ini seperti hal-hal yang melatar belakangi
penulisan skripsi ini, rumusan maslah, batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sitematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS


Bab ini berisikan tentang definisi-definisi dan teori-
teori yang berkaitan dengan skripsi ini yang di ambil
dari beberapa sumber, baik dari buku referensi, jurnal-
jurnal dan dari internet.

BAB III : METODE PENELITIAN


Bab bagian ini akan dibahas tentang Diagram Blok
Rangkaian,Skematik Rangkaian dan pembahasan
mengenai Skematik rangkaian tersebut,serta Flow
chart ( Alur Program)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

BAB IV : PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN


Bab ini akan dibahas tentang Pengujian Alat,Data yang
di peroleh dan pembahasan dari hasil pengujian alat
tersebut.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini merupakan penutup yang meliputi kesimpulan
dari pembahasan dan tujuan penelitian beserta sebagai
acuan untuk dikembangkan pada penelitian yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

2.1. Cahaya dan Pencahayaaan


Cahaya adalah Suatu sumber cahaya memancarkan energi, sebagian dari
energi ini diubah menjadi cahaya tampak.Perambatan cahaya di ruang bebas
dilakukan oleh gelombang- gelombang elektro magnetik.Jadi cahaya itu suatu gejala
getaran.Gejala-gejala getaran yang sejenis dengan cahaya ialah gelombang -
gelombang panas, radio,televisi, radar dan sebagainya.Gelombang-gelombang ini
hanya berbeda frekwensi saja. Kecepatan rambat V gelombang-gelombang
elektromagnetik diruang bebas sama dengan 3.105 km per detik. Jika frekwensi sama
dengan f dan panjang gelombang adalah (lamda) maka berlaku persamaan berikut
λ=vxf (1)
Keterangan :
λ = Panjang Gelombang cahaya (m)
v = Kecepatan cahaya (m/s)
f = Frekuensi (Hz)
Pencahayaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) cahaya adalah
sinar atau terang (dari sesuatu yang bersinar seperti matahari, bulan, lampu, lilin,
dsb) yang memungkinkan mata menangkap benda-benda disekitarnya.

2.2 Satuan Teknik Pencahayaan


2.2.1 Intesitas Cahaya
Banyaknya energi cahaya yang dipancarkan ke suatu arah tertentu disebut
dengan intesitas cahaya.Besarnya dinyatakan dalam candela yang berasal dari kata
lilin (candle) yang menurut sejarah adalah sumber cahaya buatan pertama. Sehingga
dijadikan nama satuan untuk intesitas cahaya. Intesitas cahaya didefinisikan dalam
persamaan sebagai berikut

I= (cd) (2)

Keterangan :
I = Intesitas Cahaya (cd)
F= Fluks Cahaya (lumen)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

ω= Sudut ruang (radian)

Gambar 1 Penggambaran Intensitas Cahaya

2.2.2 Fluks Cahaya


Fluks Cahaya Adalah jumlah cahaya yang dipancarkan oleh sumber
cahaya.Lambang fluks cahaya adalah F atau ф dan satuannya adalah lumen (lm).
Satu lumen adalah fluks cahaya yang dipancarkan dalam 1 steradian dari dari sebuah
sumber cahaya 1 cd pada permukaan bola dengan jari-jari R= 1m.

Gambar 2 Penggambaran Fluks cahaya

2.2.3 Luminasi
Luminasi adalah suatu ukuran terangnya suatu benda baik pada sumber
cahaya maupun pada suatu permukaan.Luminasi yang terlalu besar aka menyilaukan
mata.Luminasi suatu sumber cahaya dan suatu permukaan yang memantulkan
cahayanya adalah intesitasnya dibagi dengan luas semua permukaan.Sedangkan luas
semua permukaan adalah luas proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata yang
tegak lurus pada arah pandang, jadi buakn permukaan seluruh nya.

L= (3)

Keterangan :
L = Luminasi (cd/m2)
I= Intesitas (cd)
A= Luas Permukaan (m2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

2.2.4 Iluminasi
Iluminasi sering di sebut juga intesitas penerangan atau kekuatan penerangan
atau dalam BSN sering di sebut Tingkat Pencahayaan pada suatu bidang adalah fluks
cahaya yang menyinari permukaan suatu bidang. Iradian nilai radiometri flux per
unit area atau kerapatan flux, satuannya adalah W/m². Iluminasi disebut juga model
refleksi atau model pencahayaan.Iluminasi menjelaskan tentang interaksi antara
sumber cahaya dan permukaan sumber cahaya.
Pencahayaan model memperhitungkan setiap titik individu pada permukaan
dan sumber cahaya yang langsung mencerahkan itu. Optical model adalah model
yang menggambarkan begaimana vektor-vektor yang berhubungan dengan
pencahayaan dinyatakan. Dalam optical model ini terdapat 4 macam vektor, yaitu :
1. Vektor cahaya ( light vector ), yaitu vektor yang menyatakan arah cahaya
yang datang.
2. Vektor normal pada face.
3. Vektor pantilan ( reflection vector), yaitu vektor yang menyatakan arah
pantulan cahaya stelah cahaya mengenai face.
4. Vektor pandangan ( view vector ), yaitu vektor yang menyatakan arah
pandanggan mata.
Selain itu ilmunasi sering disebut juga kuat penerangan yang sering dilambangkan E
dengan satuan Lux atau lumen per meter persegi. Persamaan dari Iluminasi adalah

E= (4)

Keterangan :
E = iluminasi/tingkat Pencahayaan/kuat penerangan(lux)
F = fluks cahaya (lumen)
A= luas permukaan (m2)

Gambar 3 Penggambaran Iluminasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

2.3 Iradian
Iradian adalah nilai radiometri flux per unit area atau kerapatan flux, satuannya
adalah W/m². Dalam radiometri, radiasi adalah fluks bercahaya (power) yang
diterima oleh permukaan per satuan luas. Satuan SI dari radiasi adalah watt per meter
persegi (W / m2). CGS satuan erg per sentimeter persegi per detik (erg · cm-2· s-1)
sering digunakan dalam astronomi. Radiasi sering disebut "intensitas" di cabang
fisika selain radiometri, tetapi dalam radiometri penggunaan ini menyebabkan
kebingungan dengan intensitas bercahaya.
Radiasi spektral adalah radiasi dari permukaan per frekuensi satuan atau panjang
gelombang, tergantung pada apakah spektrum diambil sebagai fungsi dari frekuensi
atau panjang gelombang. Kedua bentuk memiliki dimensi yang berbeda: radiasi
spektral dari spektrum frekuensi diukur dalam watt per meter persegi per hertz (W ·
m-2· Hz-1), sedangkan radiasi spektral dari spektrum panjang gelombang diukur
dalam watt per meter persegi per meter (W · m-3), atau lebih umum watt per meter
persegi per nanometer (W · m-2 · nm-1).

2.4 Arduino
Arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source
yang didalamnya terdapat komponen utama, yaitu sebuah chip mikrokontroler
dengan Atmel. Pembuatan Arduino dimulai pada tahun 2005, dimana sebuah situs
perusahaan komputer Olivetti di Ivrea Italia, membuat perangkat untuk
mengendalikan proyek desain interaksi siswa supaya lebih murah dibandingkan
sistem yang ada pada saat itu. Dilanjutkan pada bulan Mei 2011, dimana sudah lebih
dari 300.000 unit Arduino terjual. Pendiri dari Arduino itu sendiri bernama Massimo
Banzi dan David Cuartielles sebagai founder.Awalnya mereka memberikan nama
proyek itu dengan sebutan Arduin dari Ivrea tetapi seiring dengan perkembangan
zaman, nama proyek itu diubah menjadi Arduino yang berarti “teman yang kuat”
atau dalam versi Bahasa inggrisnya dikenal dengan sebutan “Hardwin”.Secara umum
Arduino terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Hardware berupa papan input/output (I/O) yang open source
2. Software Arduino yang juga open source, meliputi software Arduino IDE untuk
menulis program dan driver untuk koneksi dengan komputer.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

Saat ini ada bermacam-macam bentuk dan jenis Arduino yang disesuaikan
dengan peruntukannya, tidak hanya board (papan) Arduno yang disediakan, tetapi
juga terdapat modul siap pakai (shield), juga aksesoris seperti USB adaptor dan
sebagainya.Pada penelitian kali ini penulis menggunakan Arduino Uno.

2.4.1. Papan/Board Arduino


Uno Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328 yang
memiliki 14 pin digital Input/Output (dimana 6 pin dapat digunakan sebagai Output
PWM), 6 Input analog, clock speed 16 MHz, koneksi USB, jack listrik, header ICSP,
dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang terhubung ke komputer dengan
kabel USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-DC atau baterai.Papan/Board
ArduinoUNO dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini,

Gambar 4 Papan/BoardArduino UNO


Adapun spesifikasi dari Board Arduino diatas ialah :
1. Mikrokontroler ATmega328
2. Tegangan Operasi 5V
3. Tegangan Input (Disarankan) 7-12V
4. Batas Tegangan Input 6-20V
5. Pin Digital Input/Output 14 (Dimana 6 pin Output PWM)
6. Pin Analog Input 6 pin
7. Arus DC per I/O pin yaitu 40mA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

8. Arus DC untuk pin 3,3V 50mA


9. Flash memory 32KB (ATmega328), dimana 0,5 KB digunakan oleh
bootloader
10. SRAM 2KB (ATmeg328) • EEPROM 1KB (ATmega 328) • Clock
16MHz

2.4.2. Fitur AVR ATMega328


ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai
arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses
eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set
Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain :
1. 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus
clock.
2. 32 x 8-bit register serba guna.
3. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz.
4. 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang
menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader.
5. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only
Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent
karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan.
6. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB.
7. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width
Modulation) output.
8. Master / Slave SPI Serial interface.
Mikrokontroler ATmega328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan
memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan
kerja dan parallelism.Instruksi – instruksi dalam memori program dieksekusi dalam
satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya
sudah diambil dari memori program.Konsep inilah yang memungkinkan instruksi –
instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba
guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang
dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tidak langsung untuk
mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut
dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ),
dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki
format 16-bit.Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit.
Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan
teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk
fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC,
USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register-register ini menempati
memori pada alamat 0x20h – 0x5Fh. Gambar 2.4 berikut memperlihkan pin-pin
Mikrokontroller ATMega328, pada Gambar 2.5, 2.6, dan 2.7 berikut merupakan
konfigurasi dari port Mikrokontroller ATMega328, dan pada gambar 2.8
memperlihatkan tampilan Achitecture ATMega328 :

Gambar 5. Konfigurasi Pin Mikrokontroller ATMega 328

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

Gambar 6. Konfigurasi Port B

Gambar 7. Konfigurasi Port C

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Gambar 8 Konfigurasi Port D

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

Gambar 9. Architecture ATMega328

2.4.3. Kelebihan Arduino


Arduino menyederhanakan proses kerja dengan mikrokontroler, sekaligus
menawarkan beberapa macam kelebihan, diantarnya :
1. Arduino mudah didapatkan dipasaran dan memiliki harga yang cukup terjangkau
dipasaran
2. Sederhana dan mudah pemrogramannya, karena software Arduino dilengkapi
dengan kumpulan library yang cukup lengkap
3. Tidak perlu perangkat chip programmer, karena didalamnya sudah ada
bootloader yang akan menangani upload program dari computer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

4. Sudah memiliki sarana komunikasi USB, sehingga pengguna laptop yang tidak
memiliki port serial/RS232 bisa menggunakannya
5. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board Arduino,
misalnya shield GPS, Ethernet, SD Card, dll.

2.4.4. Catu Daya


Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya
eksternal.Sumber daya dipilih secara otomatis, sumber daya eksternal (non-USB)
dapat berasal dari adaptor AC ke DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan
dengan menancapkan Power Jack, dapat juga dihubungkan pada power pin (Gnd dan
Vin). Board Arduino UNO dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6 sampai
20 volt.jika disuplay kurang 7 V, meskipun pin 5V dapat disuplay kurang dari 5V,
board mungkin tidak stabil. Jikamenggunakan tegangan lebih dari 12V, regulator
tegangan bisa panas dan merusak board.Kisaran tegangan yang disarankan adalah 7
sampai 12V. Adapun pin power suplay pada Arduino Uno adalah :
1. Vin. Tegangan input board Arduino ketika menggunakan sumber daya (5V
dari sambungan USB atau dari sumber regulator lain). Kita dapat mensuplay
tegangan pada pin ini, jika suplay tegangan lewat power jack, dapat
mengakses melalui pin ini
2. 5V. Keluaran pin ini telah diatur sebesar 5V dari regulator pada board.
Board dapat disuplay melalui DC jack power (7-12V), koneksi USB (5V),
atau pin Vin (7-12V). Menyuplai tegangan melalui pin 5V atau 3.3V bypass
regulator, dapat merusak board
3. 3v3. Suplay 3.3V dihasilkan oleh regulator pada board. Menarik arus
maksimal 50mA
4. GND. Pin Ground
2.4.5. Input dan Output
Setiap pin digital pada board Arduino dapat digunakan sebagai input ataupun
output. Dengan menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan digitalRead(),
pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5V. Setiap pin mampu memberikan atau
menerima arus maksimum dan memiliki resistor pull-up internal (secara default

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

tidak terhubung) dari 20-5 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus,
diantaranya :
1. Serial, 0(RX) dan 1 (TX) digunakan untuk menerima (RX) dan mengirimkan
(TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang sesuai dengan chip
ATmega8U2 USB to TTL serial.
2. Interupsi Eksternal, 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah, tepi naik atau turun, atau perubahan nilai
3. PWM, 3,5,6,9,10 dan 11. Menyediakan 8 bit output PWM dengan fungsi
analogWrite().
4. SPI, 10(SS), 11(MOSI), 12(MISO), 13(SCK). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan library SPI
5. LED, 13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. ketika pin bernilai
TINGGI (HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai RENDAH (LOW),
LED akan mati (OFF)
6. Uno memiliki 6 analog input tertulis di label A0 hingga A5,
masingmasingnya memberikan 10 bit resolusi (1024). Secara asal input
analog tersebut terukuru dari 0 (ground) sampai 5 volt, itupun
memungkinkan perubahan teratas dari jarak yang digunakan oleh pin AREF
dengan fungsi analogReference().
7. TWI: pin A4 atau pin SDA dan and A5 atau pin SCL. Support TWI
communication menggunakan Wire library. Inilah pin sepasang lainnya di
board UNO.
8. AREF. Tegangan referensi untuk input analog. digunakan fungsi
analogReference().
9. Reset. Meneka jalur LOW untuk mereset mikrokontroler, terdapat tambahan
tombol reset untuk melindungi salah satu blok.

2.4.6. Bahasa Pemrograman Arduino


Banyak Bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk pemrograman
mikrokontroler.Misalnya Bahasa assembly, namun dalam pemrograman Arduino ini
bahasa yang dipakai adalah Bahasa C. Bahasa C adalah Bahasa yang sangat lazim
dipakai sejak awal computer diciptakan dan sangat berperan dalam perkembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

software. Bahasa C adalah multi-platfrom karena Bahasa C bisa diterapkan pada


lingkungan Windows, Unix, Linux atau sistem operasi lain tanpa mengalami
perubahan source code, (Kalaupun ada perubahan biasanya sangat minim). Karena
Arduino menggunakan Bahasa C yang multi-platfrom, software Arduino pun bisa
dijalankan pada semua sistem operasi yang umum. Terdapat banyak library Bahasa
C yang bisa didapat.Setiap library Arduino biasanya disertai dengan contoh
pemakaiannya.Keberadaan library-library ini bukan hanya membantu kita membuat
proyek mikrokontroler, tetapi bisa dijadikan sarana untuk mendalami program
Bahasa C pada mikrokontroler.Tampilan pemrograman Arduino dapat dilihat pada
gambar 2.8.berikut ini.

Gambar 10. Tampilan Pemrogaman Arduino Dengan Software arduino IDE

Dimana pada gambar tersebut terdiri dari 3 bagian yaitu,


1. Bagian atas, yakni Toolbar, pada bagian ini juga terdapat menu file, edit,
sketch, tools dan help

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

2. Bagian tengah, yaitu tempat penulisan kode program atau sketch •


Bagian bawah berupa jendela pesan (message windows) atau tes konsul
yang berisi status dan pesan error.

2.5. Sensor Cahaya


Sensor cahaya adalah komponen elektronika yang dapat berfungsi mengubah
suatu besaran optik (cahaya) menjadi besaran elektrik. Sensor cahaya berdasarkan
perubahan elektrik yang dihasilkan dibagi menjadi 2 jenis yaitu,
Photovoltaic : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan besaran
optik (cahaya) menjadi perubahan tegangan. Salah satu sensor cahaya jenis
photovoltaic adalah solar cell.
Photoconductive : Yaitu sensor cahaya yang dapat mengubah perubahan
besaran optik (cahaya) menjadi perubahan nilai konduktansi (dalam hal ini nilai
resistansi). Contoh sensor cahaya jenis photoconductive adalah LDR, Photo
Diode,Photo Transistor. Berikut ini penjelasan singkat mengenai jenis–jenis sensor
cahaya yang sering digunakan dalam skala kecil.

2.5.1. LDR (Light Dependent Resistor)


LDR atau Light Dependent Resistor adalah salah satu jenis resistor yang
nilai hambatannya dipengaruhi oleh cahaya yang diterima olehnya. Besarnya nilai
hambatan yang diterima LDR tergantung pada besar kecilnya cahaya yang diterima
oleh LDR itu sendiri. Resistansi LDR akan berubah seiring dengan perubahan
intensitas cahaya yang dikenainya atau yang ada disekitarnya. LDR terbuat dari
bahan semikonduktor seperti cadmium sulfida.Dengan bahan ini energi dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat.Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan. Dalam keadaan
gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan pada LDR akan
menghasilkan elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil untuk
mengalirkan muatan listrik.
Hal ini berarti bahwa bahan bersifat sebagai konduktor yang buruk untuk
mengantarkan arus listrik atau bisa juga disebut LDR memiliki resistansi yang besar
pada saat cahaya redup.Namun pada saat cahaya terang, lebih banyak elektron yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

lepas dari atom-atom bahan semikonduktor tersebut, sehingga banyak elektron untuk
mengangkut muatan listrik.Artinya pada saat cahaya terang, LDR menjadi konduktor
yang baik, atau bisa disebut juga LDR memiliki resistansi yang kecil pada saat
cahaya terang.Sesuai dengan pembahasan tersebut bahwasanya hubungan resistansi
dengan Iluminasi pada LDR berbanding terbalik.Seperti halnya mata manusia,
sensitivitas LDR juga tergantung dari panjang gelombang yang mengenainya
masing-masing jenis material bahan semi konduktor mempunyai grafik spectrum
respon sendiri (Vadhya,2016). Bentuk sensor dan simbol LDR serta grafik resistansi
dengan Iluminasi pada LDR yang berbanding terbalik dapat dilihat pada gambar 11
dan 12 berikut ini,

(a) (b)
Gambar 11.(a) Bentuk Sensor LDR, (b) Simbol LDR

Gambar 12. Grafik Resistansi Dengan Iluminasi Pada LDr Berbandingan Terbalik

2.5.2. Photodioda
Photodioda adalah sensor cahaya yang mengadopsi prinsip dioda, yaitu hanya
akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. Sama seperti LDR, photodioda juga
akan mengubah besaran cahaya yang diterima menjadi perubahan konduktansi pada
kedua kakinya, semakin besar cahaya yang diterima semakin tinggi juga nilai
konduktansinya dan sebaliknya. Pada photodioda walaupun nilai konduktansi tinggi
(resistansi rendah) tetapi arus listrik hanya dapat dialirkan satu arah saja dari kaki

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

Anoda ke kaki Katoda.Photodioda digunakan sebagai komponen pendeteksi ada


tidaknya cahaya maupun dapat digunakan untuk membentuk sebuah alat ukur akurat
yang dapat mendeteksi intensitas cahaya dibawah 1pW/cm2 sampai intensitas diatas
10mW/cm2. Photodioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward
bias, kita dapat memanfaatkan photodioda ini pada kondisi reverse bias dimana
resistansi dari photodioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk.
Jika photodioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke
rangkaian pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda akan
bersifat sebagai tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya
terdapat arus yang mengalir ke rangkaian pembanding.Simbol photodioda dapat di
lihat pada gambar 13 berikut

Gambar 13.Simbol Photodioda


Sensor photodiode adalah salah satu jenis sensor peka cahaya
(photodetector). Photodiode akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear
terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power
density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut
sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika
photodiode tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur.Hubungan antara
keluaran sensor photodiode dengan intensitas cahaya yang diterimanya ketika
dipanjar mundur adalah membentuk suatu fungsi yang linier. Hubungan antara
keluaran sensor photodiode dengan intensitas cahaya ditunjukkan pada Gambar
berikut.

Gambar 14 Hubungan keluaran photodiode dengan intensitas cahaya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

Photodioda mempunyai resistansi yang rendah pada kondisi forward bias,


kita dapat memanfaatkan photodioda ini pada kondisi reverse bias dimana resistansi
dari photodioda akan turun seiring dengan intensitas cahaya yang masuk. Jika
photodioda tidak terkena cahaya, maka tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian
pembanding, jika photodioda terkena cahaya maka photodioda akan bersifat sebagai
tegangan, sehingga Vcc dan photo dioda tersusun seri, akibatnya terdapat arus yang
mengalir ke rangkaian pembanding.

2.5.3. Photo Transistor


Photo transistor adalah sensor cahaya yang dapat mengubah besaran cahaya
menjadi besaran konduktansi. Photo transistor prinsip kerjanya sama halnya dengan
transistor pada umum, fungsi bias tegangan basis pada transistor biasa digantikan
dengan besaran cahaya yang diterima photo transistor. Pada saat photo transistor
menerima cahaya maka nilai konduktansi kaki kolektor dan emitor akan naik
(resistansi kaki kolektor-emitor turun).Gambar. Meskipun Phototransistor memiliki
berbagai kelebihan, namun bukan juga tanpa kelemahan.Berikut ini adalah beberapa
Kelebihan dan kelemahan Phototransistor. Kelebihan Photo Transistor
1. Photo Transistor menghasilkan arus yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan Photo Diode.
2. Photo Transistor relatif lebih murah, lebih sederhana dan lebih kecil sehingga
mudah untuk diintegrasikan ke berbagai rangkaian elektronika.
3. Photo Transistor memiliki respon yang cepat dan mampu menghasilkan
Output yang hampir mendekati instan.
4. Photo Transistor dapat menghasilkan Tegangan, sedangkan Photoresistor
tidak bisa. Kelemahan Photo Transistor
5. Photo Transistor yang terbuat dari Silikon tidak dapat menangani tegangan
yang melebihi 1000Volt
6. Photo Transistor sangat rentan terhadap lonjakan listrik yang mendadak
(electric surge).
7. Photo Transistor tidak memungkin elektron bergerak sebebas perangkat
lainnya (contoh: Tabung Elektron).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

Gambar 15 Simbol Photo Transistor

2.5.4. Solar Cell


Solar cell merupakan jenis sensor cahaya photovoltaic, solar cell dapat
mengubah cahaya yang diterima menjadi tegangan. Apabila solar cell menerima
pancaran cahaya maka pada kedua kaki solar cell akan muncul tegangan DC sebesar
0,5 Vdc sampai 0,6 Vdc untuk tiap cell. Aplikasi solar cell yang paling sering kita
jumpai adalah pada calculator. Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya
yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau
"sol" karena Matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan.
Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai
"cahaya-listrik".
Sel surya atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap
energi Matahari dan menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang
berlawanan.Panel surya biasanya memiliki umur 20+ tahun yang biasanya dalam
jangka waktu tersebut pemilik panel surya tidak akan mengalami penurunan efisiensi
yang signifikan. Namun, meskipun dengan kemajuan teknologi mutahir, sebagian
besar panel surya komersial saat ini hanya mencapai efisiensi 15% dan hal ini
tentunya merupakan salah satu alasan utama mengapa industri energi surya masih
tidak dapat bersaing dengan bahan bakar fosil. Panel surya komersial sangat jarang
yang melampaui efisiensi 20%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

Gambar 16. skema solar cell


Keuntungan Sel Surya
Sel surya memiliki beberapa keuntungan dalam penggunaannya sebagai
konversi fotofoltaik. Beberapa keuntungan tersebut antara lain:
1) Mengkonversi langsung energi radiasi matahari menjadi energi listrik.
2) Ramah lingkungan, tanpa emisi saat diemisikan dan tidak memerlukan bahan
bakar.
3) Dapat digunakan dimana-mana dan dapat diintegrasikan pada bangunan ataupun
kontruksi yang lain.
4) Berbentuk modular sehingga jumlah sel surya yang dipakai dapat disesuaikan
dengan kebutuhan (Anonim A, 2012).

2.6 LCD (Liquid Crystal Display)


LCD adalah modul penampil yang banyak digunakan untuk menampilkan
output. LCD yang banyak digunakan saat ini dan digunakan juga pada rangkaian ini
adalah LCD 16x2 tipe M163, LCD ini dipilih karena disamping harganya yang
terjangkau juga mudah didapat di pasaran.LCD M1632 merupakan modul dengan
tampilan 16x2 (16 baris dan 2 kolom) dengan konsumsi daya rendah.Untuk
rangkaian interfacing, LCD tidak banyak memerlukan komponen pendukung, hanya
diperlukan satu variabel resistor untuk memberikan tegangan kontras pada matriks
LCD.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

Dengan menggunakan program dari software Arduino IDE, pemrograman


untuk menampilkan karakter atau string ke LCD cukup mudah karena didukung
library yang telah disediakan oleh Arduino IDE tersebut. Kita tidak harus memahami
karakteristik LCD secara mendalam, perintah tulisan dan inisialisasi sudah
disediakan oleh library dari CodeVision AVR.

2.7 Lux Meter


Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur besarnya intensitas
cahaya di suatu tempat. Besarnya intensitas cahaya ini perlu untuk diketahui karena
pada dasarnya manusia juga memerlukan penerangan yang cukup. Untuk mengetahui
besarnya intensitas cahaya ini maka diperlukan sebuah sensor yang cukup peka dan
linier terhadap cahaya. Semakin jauh jarak antara sumber cahaya ke sensor maka
akan semakin kecil nilai yang ditunjukkan lux meter. Ini membuktikan bahwa
semakin jauh jaraknya maka intensitas cahaya akan semakin berkurang. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital yang
terdiri dari ra ngka, sebuah sensor. Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya
yang akan diukur intenstasnya.
Lux meter digunakan untuk mengukur tingkat iluminasi. Hampir semua lux
meter terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto, dan layer panel. Sensor
diletakkan pada sumber cahaya. Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang
diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh
sel, arus yang dihasilkan lebih besar. Kunci untuk mengingat tentang cahaya adalah
cahaya selalu membuat beberapa jenis perbedaan warna pada panjang gelombang
yang berbeda. Oleh karena itu, pembacaan merupakan kombinasi efek dari semua
panjang gelombang.Standar warna dapat dijadikan referensi sebagai suhu warna dan
dinyatakan dalam derajat Kelvin.
Standar suhu warna untuk kalibrasi dari hampir semua jenis cahaya adalah
2856 derajat Kelvin, yang lebih kuning dari pada warna putih. Berbagai jenis dari
cahaya lampu menyala pada suhu warna yang berbeda. Pembacaan lux meter akan
berbeda, tergantung variasi sumber cahaya yang berbeda dari intensitas yang sama.
Hal ini menjadikan, beberapa cahaya terlihat lebih tajam atau lebih lembut dari pada
yang lain.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

2.7.1 Prinsip Kerja Lux Meter


Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur kuat
penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau daerah tertentu. Alat ini
didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format digital. Alat ini
terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel. Sensor tersebut
diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya. Cahaya akan
menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus listrik.
Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang dihasilkan pun semakin
besar.Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk
kedalam jenis sensor cahaya atau optic.
Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengenai suatu
daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran yang dilakukan akan
ditampilkan pada layar panel. Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik
itu cahaya alami atapun buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor.
Berbagai warna yang diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan
panjang gelombang yang berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan
hasil yang ditampilkan oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang
gelombang yang ditangkap oleh sensor photo diode.
Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (Liquid
Crystal Digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format
digital sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus.
LCD pun mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam
cairan organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik
eksternal.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Adapun bagian - bagian dari alat lux meter adalah sebagai berikut :

Gambar 17. Lux Meter


Bagian-bagian Luxmeter
Fungsi bagian- bagian alat ukur :
1. Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran
2. Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat
3. Tombol Range : Tombol kisaran ukuran
4. Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)
5. Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

2.7.2 Prosedur Penggunanaan Alat


Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak
serumit alat ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar
diperhatikan adalah alat sensornya,karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan
penerangan suatu cahaya. Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah
yang akan diukur tingkat kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang
ditampilkan pun akuarat. Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai
berikut :
1. Geser tombol ”off/on” kearah On.
2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux)
pada tombol Range.
3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah
yang akan diukur kuat penerangannya.
4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya
yang bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada
temapat yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena
sensor ini merupakan komponen paling vital pada alat ini.

Gambar 18. Digital Lux Meter


Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya.
Jikalau pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan
harus diganti dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan
membuka bagian belakang alat ini (lux meer) kemudian mencopot baterai yang habis
ini, lalu menggantinya dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada
alat ini adalah baterai dengan tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini
tergantung pada spesifikasi alatnya. Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya
terjadi, sebagai contoh diruangan yang dengan kekuatan cahaya normal setelah
dilakukan pengukuran ternyata hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan
pengkalibrasian ulang dengan menggunakan tombol ”Zero Adjust”.

2.7.3 Cara Pembacaan


Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3
kisaran pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan
kisaran angka (batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih
2000 lux, hanya dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran
2000 sampai 19990 (lux). Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat dilakukan
pada kisaran 20.000 sampai dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat
kekuatan cahaya alami lebih baik baik menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil
pengukuran yang terbaca lebih akurat. Spesifikasi ini, tergantung kecangihan
alat.Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan
pada layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam
membaca hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000
sampai 50.000 dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.

2.7.4.Kegunaan Lux Meter


Dalam aplikasi penggunaannya dilapangan alat ini lebih sering digunakan pada
bidang arsitektur, industri, dan lain-lain. Prisip kerja alat ini pun banyak digunakan
pada alat yang biasa digunakan pada fotografi, sebagai contoh pada alat available
light, reflected lightmeter, dan incident lightmeter. Selain itu didalam penelitian-
penelitian mengenai tingkat keanekaragaman dan lain- lain yang senantiasa
diperlukan data mengenai tingkat pencahayaan alat ini pun dapat digunakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Blok


Untuk mempermudah dalam mempelajari dan memahami cara kerja alat ini,
maka dibuat diagram blok dimana tiap blok mempunyai fungsi dan cara kerja
tertentu. Ada pun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah sebagai berikut:

SENSOR LDR

PHOTODIODA
LCD
ARDUINO UNO

PHOTOTRANSISTOR

PC

Gambar 19. Diagram Blok Alat dalam Proses Pengukuran

Keterangan diagram blok diatas yaitu :


1. Blok Sensor LDR : Sensor cahaya akan mendeteksi input yang datang yaitu
berupa cahaya,output sensor akan masuk ke Mikrokontroler Arduino
2. Blok Photodioda : Sensor cahaya akan mendeteksi input yang datang yaitu
berupa cahaya,output sensor akan masuk ke Mikrokontroler Arduino dan
didalam blok photodioda ada rangkaian pengkondisi sinyal
3. Blok Photo transistor : Sensor cahaya akan mendeteksi input yang datang
yaitu berupa cahaya,output sensor akan masuk ke Mikrokontroler Arduino
dan didalam blok photo transistor ada rangkaian pengkondisi sinyal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


31

4. Blok Mikrokontroler : arduino akan mengolah output sensor cahaya yang


telah diterimanya, data hasil pengukuran yang berbantuk sinyal analog dari
sensor dikonversi ke bentuk Digital oleh Analog to Digital Converter yang
terdapat pada Arduino,sehingga mampu di proses lebih lanjut oleh aduino.
Hasil pengukuran (nilai iluminasi) akan ditampilkan cahaya yang dihasilkan
belum sesuai dengan nilai referensi
5. Blok LCD : menampilkan data yang telah diproses,yang menunjukkan besar
nilai iluminasi selama alat bekerja.
6. Blok PC : menampilkan data keseluruhan yang telah di proses,yang
menunjukkan besar nilai iluminasi selama alat bekerja.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Medan FMIPA Universitas Sumatera Utara.
Penelitian dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juni 2017.

3.3 Perancangan Rangkaian Elektronik


Dalam pembuatan alat ini secara keseluruhan, sebelumnya akan dirancang
beberapa rangkaian yang dapat terkoneksi dengan Arduino Uno sebagai Otak dari
system ini agar dpat berjalan dengan efisien. Adapun beberapa rangkaian nya

3.3.1. Rangkaian Sensor


Pada perancangan alat ini digunakan 4 sensor yaitu LDR (Light Dependent
Resistor), Photodioda, Photo transistor, dan solar cell sebagai detektor perubahan
intensitas cahaya. Skematik rangkaian pembagi tegangan terhubung ke arduino
terlihat pada gambar 2 berikut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

Gambar 20. Skematik Rangkaian LDR,Photodioda Photo Transistor,dan Solar cell


Terhubung ke Arduino

Sensor LDR terhubung dengan pin A0 pada Arduino, yang nantinya data
yang diterima oleh sensor yang masuk ke pin analog Arduino akan diubah menjadi
tegangan. LDR mempunyai sifat semakin banyak cahaya yang diterimanya (saat
terang),nilai resitansinya semakin mengecil,dengan demikian tegangan yang diterima
pin analog Arduino akan semakin besar. Dan sebaliknya,saat cahaya yang diterima
LDR semakin kecil (saat gelap) maka nilai resistansi LDR akan besar , sehingga
tegangan yang di terima pin analog Arduino akan mengecil.Sensor Photodioda
terhubung dengan pin A1 pada Arduino, yang nantinya data yang diterima oleh
sensor yang masuk ke pin analog Arduino akan di ubah menjadi tegangan. Sensor
Photodioda akan mengalami perubahan resistansi pada saat menerima intensitas
cahaya.Sensor Photo transistor terhubung dengan pin A2 pada Arduino, yang
nantinya data yang di terima oleh sensor yang masuk ke pin analog Arduino akan
diubah menjadi tegangan.Solar cell terhubung dengan pin A3 pada Arduino,yang
nantinya data yang diterima oleh solar cell yang masuk ke pin analog Arduino akan
diubah menjadi tegangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

3.3.2. Display LCD


LCD yang digunakan adalah LCD karakter 16x2,sehingga hanya mampu
menampilkan angka,huruf, dan symbol sebanyak 2 baris dan setiap baris mampu
menampilkan 16 karakter. Pin- pin pada LCD terhubung ke pin-pin Arduino.
Dimana pin GND dan VCC pada LCD terhubung ke pin VCC dab GND Arduino,
pin CONTR terhubung ke resistor variabel untuk mengatur kecerahan LCD, pin RS
terhubng ke pin 6, pin RW terhubung ke pin 7, pin E terhubung ke 8, kaki D4 dan D5
terhubung ke pin D9 dan pin D10, kaki D6 dan D7 terhubung ke pin D11 dan D12.
Skematik LCD terhubung ke Arduino dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

Gambar 21. Skematik Rangkaian LCD

3.3.3. Power Suplay Arduino


Pada perancangan alat ini arduino menggunakan power suplay external
adaptor AC-DC,dengan menghubungkan adaptor AC-DC ke jack DC Arduino.
Adaptor AC-DC yang digunakan ialah adaptor bertegangan 12 V. Board Arduino
dapat beroperasi dengan power suplay yang memiliki rentang tegangan antar 6-20V.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rentang tegangan ini. Jika di
beri rentang tegangan kurang dari 7 V,pin 5V tidak akan memberikan nilai murni 5V,
yang mungkin akan membuat rangkaian bekerja dengan tidak sempurna. Jika diberi
tegangan lebih dari 12 V, regulator tegangan bias over heat yang akhir nya dapat
merusak PCB. Dengan demikian tegangan yang direkomendasikan adalah 7V-12V.
Adapun bentuk fisik dari adaptor yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.4
berikut ini.

Gambar 22.Adaptor Yang Digunakan Sebagai Power Suplay Arduino

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

3.3.4 Rangkaian Lengkap


Berdasarkan uraian-uraian yang telah diterangkan pada bagian sebelumnya,
maka dibuat rangkaian lengkap dari peralatan. Adapun rangkaian lengkap dari
perancangan sistem ini dapat dilihat pada gambar 23 berikut ini:

Gambar 23. Skematik Rangkaian Keseluruhan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

3.4. Flowchart Program


Perancangan perangkat lunak secara keseluruhan dari alat ini,penulis
menggambarkan dalam bentuk flowchart agar lebih mudah dipahami. Diagram alur
perancangan program seperti flowchart yang terlihat pada gambar 24.

Start

Inisialisasi

For (x=0;x<3;x++)
Read_adc(x)

Konversi Analog To
Digital

Tampil LCD
For (x=0;x<3;x++)
data(x)

End

Gambar 24 Flowchart Alat Yang Dirancang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

BAB 4 PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Pengujian Rangkaian Arduino


Pengujian sistem arduino uno dilakukan dengan memprogram sistem arduino
uno untuk membuat Pin 13 menjadi nilai positif dan negative atau 1 dan 0
(HIGH/LOW), yang diulang ulang dengan delay 1000 ms. kemudian keluaran
tegangan dari Pin 13 akan diukur dengan avometer.
Pengujian sistem arduino uno ini untuk memastikan bahwa sistem arduino
yang digunakan pada penelitian ini tidak rusak. Sehingga program yang ditanamkan
pada microcontroller mampu untuk mengontrol suhu dan kelembaban ruang seperti
yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan memasukan program sebagai berikut:
void setup() {
pinMode(LED_BUILTIN, OUTPUT);
}
void loop() {
digitalWrite(LED_BUILTIN, HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(LED_BUILTIN, LOW);
delay(1000);
}

4.2.Pengujian Rangkaian LCD


Pengujian LCD dilakukan dengan mengupload slah satu program ke arduino.
Jika program tersebut berjalan lancar maka dapat di pastikan LCD dalam keadaan
baik. Dalam pengujian LCD ini dilakukan dengan mengupload kode program seperti
di berikut ini.
#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(6, 8, 9, 10, 11, 12);
void setup() {
lcd.begin(16, 2);
lcd.print("hello, world!");
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

void loop() {
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(millis() / 1000);
}

4.3.Pengujian Rangkaian LDR


Pada perancangan alat ini, di buat sebuah program untuk menampilkan nilai
keluaran dari sensor LDR.Berikut ini adalah program yang di unduh ke arduino
untuk menampilkan nilai ADC sensor LDR.
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int sensorValue = analogRead(A0);
Serial.println(sensorValue);
delay(1000);
}

4.4.Pengujian Rangkaian Photodioda


Pada perancangan alat ini, di buat sebuah program untuk menampilkan nilai
keluaran dari sensor photodioda.Berikut ini adalah program yang di unduh ke
arduino untuk menampilkan nilai sensor photodioda.
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int sensorValue = analogRead(A1);
Serial.println(sensorValue);
delay(1000);
}

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


39

4.5.Pengujian Rangkaian Phototransistor


Pada perancangan alat ini, di buat sebuah program untuk menampilkan nilai
keluaran dari sensor Phototransistor.Berikut ini adalah program yang di unduh ke
arduino untuk menampilkan nilai sensor Phototransistor.
void setup() {
Serial.begin(9600);
}
void loop() {
int sensorValue = analogRead(A2);
Serial.println(sensorValue);
delay(1000);
}

4.7. Pengujian Sistem Secara Keseluruhan


4.7.1. Data dari sensor LDR sebelum dikalibrasi
Pada pengujian alat ini data yg diambil mulai pagi sampe sore di luar
ruangan, data yang di peroleh diambil mulai jam 10.00 pagi sampai dengan jam
17.00 sore. Dimana posisi alat yang dirancang dengan lux meter standar
berdampingan yang bertujuan untuk memperoleh inilai keluaran dari alat yang
dirancang dan nilai lux meter standar. Berikut data pengujian iluminasi alat
rancangan menggunakan sensor LDR terhadap lux meter standar sebelum di
kalibrasi.

Tabel 1. Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan Menggunakan Sensor Ldr
Iluminasi Lux Nilai ADC Sensor
Jam
Meter(Lux) Ldr
10 1510 410
10.15 1522 544
10.3 1532 556
10.45 1540 575
11 1584 625
11.15 1593 655
11.3 1610 675
11.45 1669 697
12 1676 727
12.15 1727 734

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

12.3 1734 746


12.45 1713 756
13 1702 766
13.15 1632 770
13.3 1623 719
13.45 1635 712
14 1651 694
14.15 1623 674
14.3 1632 648
14.45 1520 584
15 1553 575
15.15 1544 568
15.3 1577 565
15.45 1565 475
16 1512 358
16.15 1509 338
16.45 1487 336
17 1456 320

Dari hasil pengujian diatas kita dapat memperoleh persamaan kalibrasi dengan
membuat grafik nilai ldr dan lux meter yang terlihat dalam grafik pada gambar 25
diberikut ini.

1750

1700 y = 0.4836x + 1303.8


R² = 0.7828
1650
Lux Meter

1600

1550

1500

1450

1400
0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Nilai LDR

Gambar 25. Grafik nilai ADC LDR dan iluminasi Lux Meter Standar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

Dari grafik pada gambar 25 tersebut didapat persaaman linier (y = mx+b)


yaitu y = 0.4836x + 1303.8 yang akan digunakan untuk persamaan kalibrasi alat
yang dirancang menggunakan sensor LDR.

4.7.2. Data dari sensor LDR setelah dikalibrasi


Setelah diperoleh persamaan kalibrasi dari data diatas maka persamaan
tersebut di masukkan kedalam program alat yang dirancang dan dilakukan lagi
pengukuran mulai jam 10.00 pagi sampai jam 17.00 sore dalam keadaan cuaca
normal sehingga diperoleh hasil data pengujian sebagai berikut:
Tabel.2. Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan menggunakan sensor LDR
Terhadap Alat Standar
Jam Iluminasi Lux Meter Iluminasi Pada Alat Yang % Eror
Standar (Lux) Dirancang menggunakan Pengujian
sensor LDR(Lux)

10 1524 1521.07 0.19


10.15 1535 1529.87 0.33
10.3 1538 1542.68 0.86
10.45 1547 1561.87 0.96
11 1567 1597.9 1.97
11.15 1598 1620.55 1.41
11.3 1615 1630.23 0.94
11.45 1634 1640.86 0.41
12 1669 1655.37 0.81
12.15 1721 1658.76 3.61
12.3 1729 1664.56 3.72
12.45 1719 1669.4 2.88
13 1708 1674.23 1.97
13.15 1656 1676.17 1.21
13.3 1652 1651.5 0.03
13.45 1637 1648.12 0.67
14 1643 1639.41 0.21
14.15 1631 1629.74 0.07
14.3 1624 1617.17 0.42
14.45 1584 1586.22 0.14
15 1574 1581.87 0.28
15.15 1559 1578.48 1.24
15.3 1568 1577.03 0.57
15.45 1542 1533.51 0.55
16 1512 1476.92 2.32

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

16.15 1509 1467.25 2.76


16.45 1459 1466.29 0.49
17 1457 1458.55 0.1
Rata-rata %Error 1.11

Perbandingan hasil pengujian antar dua variabel tersebut dapat dilihat dalam
grafik pada gambar 26 berikut ini. Dari hasil pengujian ini terlihat bahwa pembacaan
iluminasi pada alat yang dirancang sudah mendekati linier dengan alat standar
dengan rata-rata error sebesar 1,11 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kalibrasi sudah
dapat digunakan.

1750
Nilai Lux Alat Standar Dan Alat
Rancangan Dengan Sensor LDR

1700
1650
1600
1550
alat rancangan dengan
1500 LDR
1450
lux meter standar
1400
1350
1300
10.3

11.3

12.3

13.3

14.3

15.3
Jam
10

11

12

13

14

15

16

Waktu

Gambar 26. Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan sensor


LDR Dan Alat Standar Terhadap Waktu

4.7.3. Data dari sensor Photodioda sebelum dikalibrasi


Pada pengujian alat ini data yg diambil mulai pagi sampe sore di luar
ruangan, data yang di peroleh diambil mulai jam 10.00 pagi sampai dengan jam
17.00 sore. Dimana posisi alat yang dirancang dengan lux meter standar
berdampingan yang bertujuan untuk memperoleh nilai keluaran dari alat yang
dirancang dan nilai lux meter standar. Berikut data pengujian iluminasi alat
rancangan menggunakan sensor Photodioda terhadap lux meter standar sebelum di
kalibrasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Tabel 3. Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan Menggunakan Sensor
Photodioda
Iluminasi Lux Meter Nilai ADC Sensor
Jam
(Lux) Photodioda
10.15 1510 433
10.3 1522 490
10.45 1532 497
11 1540 498
11.15 1584 498
11.3 1593 519
11.45 1610 521
12 1669 649
12.15 1676 653
12.3 1727 658
12.45 1734 661
13 1713 663
13.15 1702 666
13.3 1632 672
13.45 1623 647
14 1635 643
14.15 1651 519
14.3 1623 517
14.45 1632 512
15 1520 506
15.15 1553 504
15.3 1544 505
15.45 1577 504
16 1565 503
16.15 1512 476
16.45 1509 471
17 1487 465
Dari hasil pengujian diatas kita dapat memperoleh persamaan kalibrasi
dengan membuat grafik nilai photodioda dan lux meter yang terlihat dalam grafik
pada gambar 27 diberikut ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

1750

1700 y = 0.8321x + 1139.4


R² = 0.7566
1650
Lux Meter

1600

1550

1500

1450

1400
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Nilai Photodioda

Gambar 27. Grafik nilai ADC Photodioda dan iluminasi Lux Meter Standar

Dari grafik pada gambar 27 tersebut didapat persaaman linier (y = mx+b)


yaitu y = 0.8321x + 1139.4 yang akan digunakan untuk persamaan kalibrasi alat yang
dirancang menggunakan sensor photodioda .

4.7.4. Data Dari Sensor Photodioda setelah kalibrasi


Setelah diperoleh persamaan kalibrasi dari data diatas maka persamaan
tersebut di masukkan kedalam program alat yang dirancang dan dilakukan lagi
pengukuran mulai jam 10.00 pagi sampai jam 17.00 sore dalam keadaan cuaca
normal sehingga diperoleh hasil data pengujian sebagai berikut:
Tabel 4. Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan menggunakan sensor Photodioda
Terhadap Alat Standar
Iluminasi Lux Iluminasi Pada Alat Yang
% Error
Jam Meter Standar Dirancang menggunakan
Pengujian
(Lux) Photodioda (Lux)
10 1524 1487.15 2.41
10.15 1535 1554.12 1.24
10.3 1538 1542.95 0.32
10.45 1547 1550.78 0.24
11 1567 1569.78 0.17
11.15 1598 1571.26 1.67
11.3 1615 1572.92 2.6
11.45 1634 1679.43 2.78
12 1669 1682.76 0.82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

12.15 1721 1686.92 1.98


12.3 1729 1689.41 2.28
12.45 1719 1691.08 1.62
13 1708 1693.57 0.84
13.15 1656 1698.57 2.57
13.3 1652 1677.76 1.55
13.45 1637 1674.44 2.28
14 1643 1571.26 4.36
14.15 1631 1569.59 3.76
14.3 1624 1565.43 3.6
14.45 1584 1560.44 1.48
15 1574 1558.77 0.96
15.15 1559 1559.61 0.03
15.3 1568 1558.77 0.005
15.45 1542 1557.94 1.03
16 1512 1535.48 1.55
16.15 1509 1531.31 1.47
16.45 1459 1526.32 4.61
17 1457 1520.68 4.37
Rata-Rata % Error 1.87
Perbandingan hasil pengujian antar dua variabel tersebut dapat dilihat dalam
grafik pada gambar 28 berikut ini. Dari hasil pengujian ini terlihat bahwa pembacaan
iluminasi pada alat yang dirancang sudah mendekati linier dengan alat standar
dengan rata-rata error sebesar 1,87 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kalibrasi sudah
dapat digunakan.

1750
Nilai Lux Alat Standar Dan Alat

1700
Rancangan Dengan Sensor

1650
1600
Photodioda

1550
lux meter standar
1500
1450
alat rancangan dengan
1400 photodioda
1350
1300
10.3

11.3

12.3

13.3

14.3

15.3
Jam
10

11

12

13

14

15

16

Waktu

Gambar 28. Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan sensor


Photodioda Dan Alat Standar Terhadap Waktu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

4.7.5. Data Dari Sensor Phototransistor Sebelum Dikalibrasi


Pada pengujian alat ini data yg diambil mulai pagi sampe sore di luar
ruangan, data yang di peroleh diambil mulai jam 10.00 pagi sampai dengan jam
17.00 sore dengan cuaca normal. Dimana posisi alat yang dirancang dengan lux
meter standar berdampingan yang bertujuan untuk memperoleh inilai keluaran dari
alat yang dirancang dan nilai lux meter standar. Berikut data pengujian iluminasi alat
rancangan menggunakan sensor Phototransistor terhadap lux meter standar sebelum
di kalibrasi.

Tabel 5. Data Iluminasi Dan Nilai ADC Alat Rancangan Menggunakan Sensor
Phototransistor
Iluminasi Lux Nilai ADC Sensor
Jam
Meter Phototransistor
10 1510 502
10.15 1522 510
10.3 1532 511
10.45 1540 509
11 1584 512
11.15 1593 520
11.3 1610 532
11.45 1669 647
12 1676 663
12.15 1727 656
12.3 1734 650
12.45 1713 685
13 1702 654
13.15 1632 705
13.3 1623 650
13.45 1635 659
14 1651 508
14.15 1623 516
14.3 1632 502
14.45 1520 500
15 1553 494
15.15 1544 488
15.3 1577 486
15.45 1565 474
16 1512 412
16.15 1509 378

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

16.45 1487 357


17 1456 332

Dari hasil pengujian diatas kita dapat memperoleh persamaan kalibrasi


dengan membuat grafik nilai photodioda dan lux meter yang terlihat dalam grafik
pada gambar 29 diberikut ini.
1750
y = 0.6437x + 1248.9
1700 R² = 0.729

1650
Lux Meter

1600

1550

1500

1450

1400
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Nilai Photo Transistor

Gambar 29. Grafik nilai ADC Phototransistor dan iluminasi Lux Meter Standar

Dari grafik pada gambar 29 tersebut didapat persaaman linier (y = mx+b)


yaitu y =0.6437x+1248.9 yang akan digunakan untuk persamaan kalibrasi alat yang
dirancang menggunakan sensor LDR .

4.7.6. Data Dari Sensor Phototransistor Setelah Kalibrasi


Setelah diperoleh persamaan kalibrasi dari data diatas maka persamaan
tersebut di masukkan kedalam program alat yang dirancang dan dilakukan lagi
pengukuran mulai jam 10.00 pagi sampai jam 17.00 sore dalam keadaan cuaca
normal sehingga diperoleh hasil data pengujian sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Tabel 6. Data Pengujian Iluminasi Alat Rancangan menggunakan sensor


Phototransistor Terhadap Alat Standar
Jam Iluminasi Pada Alat Yang % Error
Iluminasi Lux Meter
Dirancang menggunakan Pengujian
Standar (Lux)
Phototransistor (Lux)
10 1524 1568.51 2.92
10.15 1535 1553.65 1.21
10.3 1538 1560.4 1.45
10.45 1547 1569.13 1.43
11 1567 1575.04 0.51
11.15 1598 1577.14 1.3
11.3 1615 1587.78 1.68
11.45 1634 1661.03 1.65
12 1669 1681.23 0.73
12.15 1721 1666.77 3.15
12.3 1729 1662.95 3.82
12.45 1719 1685.24 1.96
13 1708 1665.49 2.48
13.15 1656 1697.98 2.53
13.3 1652 1662.95 0.66
13.45 1637 1668.68 1.93
14 1643 1572.49 4.29
14.15 1631 1577.59 3.27
14.3 1624 1568.67 3.4
14.45 1584 1567.4 1.04
15 1574 1595.57 1.37
15.15 1559 1592.75 2.16
15.3 1568 1587.48 1.24
15.45 1542 1570.83 1.86
16 1512 1556.34 2.93
16.15 1509 1489.68 1.28
16.45 1459 1446.39 0.86
17 1457 1465.45 0.57
Rata-Rata % Error 1.91

Perbandingan hasil pengujian antar dua variabel tersebut dapat dilihat dalam
grafik pada gambar 30 berikut ini. Dari hasil pengujian ini terlihat bahwa pembacaan
iluminasi pada alat yang dirancang sudah mendekati linier dengan alat standar
dengan rata-rata error sebesar 1.91 %. Hasil ini menunjukkan bahwa kalibrasi sudah
dapat digunakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

1800

Nilai Lux Alat Standar Dan Alat


1750

Rancangan Dengan Sensor


1700
1650
1600
Photodioda 1550 lux meter standar
1500
1450 alat rancangan dengan
1400 phototransistor
1350
1300

13.3

14.3
10.3

11.3

12.3

15.3
Jam
10

11

12

13

14

15

16
Waktu

Gambar 30. Grafik Perbandingan Pengujian Iluminasi Alat menggunakan sensor


Phototransistor Dan Alat Standar Terhadap Waktu

4.7.7. Pengujian Dari Keseluruhan Sensor Pada Alat


Pada bagian ini akan di lakukan pengujian keseluruhan sensor yang telah
dirancang pada alat dibandingkan terhadap lux meter standar. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui sensor mana kah yang bekerja dengan baik dan sangat cocok
untuk mengukur iluminasi sesuai yang diharap kan. Pengujian ini dilakukan diluar
ruangan pada saat pagi sampai sore hari dari jam 10.00- 17.00. pengujian ini
dilakukan pada kondisi cuaca yang berawan dan cerah. Hasil pengujian tersebut
terlihat pada tabel 7 berikut ini.

Tabel 7. Data Pengujian keseluruhan sensor pada alat yang dirancang


Iluminasi Pada Iluminasi Pada
Iluminasi Iluminasi Pada Alat
Alat Yang Alat Yang
Pada Lux Yang Dirancang
Jam Dirancang Dirancang
Meter Dengan Sensor
Dengan Sensor Dengan Sensor
Standar Photodioda
Ldr Phototransistor
10 1524 1521.07 1487.15 1568.51
10.2 1535 1529.87 1554.12 1553.65
10.3 1538 1542.68 1542.95 1560.4
10.5 1547 1561.87 1550.78 1569.13
11 1567 1597.9 1569.78 1575.04
11.2 1598 1620.55 1571.26 1577.14
11.3 1615 1630.23 1572.92 1587.78
11.5 1634 1640.86 1679.43 1661.03
12 1669 1655.37 1682.76 1681.23
12.2 1721 1658.76 1686.92 1666.77

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

12.3 1729 1664.56 1689.41 1662.95


12.5 1719 1669.4 1691.08 1685.24
13 1708 1674.23 1693.57 1665.49
13.2 1656 1676.17 1698.57 1697.98
13.3 1652 1651.5 1677.76 1662.95
13.5 1637 1648.12 1674.44 1668.68
14 1643 1639.41 1571.26 1572.49
14.2 1631 1629.74 1569.59 1577.59
14.3 1624 1617.17 1565.43 1568.67
14.5 1584 1586.22 1560.44 1567.4
15 1574 1581.87 1558.77 1595.57
15.2 1559 1578.48 1559.61 1592.75
15.3 1568 1577.03 1558.77 1587.48
15.5 1542 1533.51 1557.94 1570.83
16 1512 1476.92 1535.48 1556.34
16.2 1509 1467.25 1531.31 1489.68
16.5 1459 1466.29 1526.32 1446.39
17 1457 1458.55 1520.68 1465.45
% Ralat 1.11 1.87 1.91

Dari hasil pengujian secara keseluruhan diatas, terlihat bawah pada alat yang
dirancang sensor yang paling baik untuk mengukur iluminasi adalah sensor LDR
dimana kita lihat dari % ralat yang dihasil kan oleh masing-masing sensor tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari percobaan dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya didapat beberapa kesimpulan antara lain:
1. Bahwa sensor LDR, Photodioda, Photo Transistor dapat di gunakan untuk
mengukur iluminasi cahaya matahari secara berurut berbasis Arduino Uno di
luar ruangan
2. Hasil pengukuran iluminasi dari alat yang dibuat untuk berbagai variasi
intensitas cahaya di luar ruangan dibandingkan dengan alat ukur standar Lux
Meter Standar Merk Milwauke Seri SM700 sehingga di peroleh kurva
kalibrasi.
3. Hasil dari pengujian kalibrasi ke empat sensor pembanding untuk mengukur
iluminasi cahaya matahari membuktikan bahwa sensor LDR yang sangat baik
mengukur iluminasi dengan error 1.11%
4. Alat ini sudah biasa bekerja dengan baik terhadap kondisi di luar ruangan
sekitar apabila iluminasi cahaya matahari mencapai 1500 lux maka semua
sensor yang bisa bekerja mengukur iluminasi yaitu LDR, Photodioda,
Phototransistor.

5.2. Saran
Beberapa saran yang ingin diberikan sehubung dengan pelaksanaan tugas
akhir ini antara lain sebagai berikut.
1. Untuk percobaan-percobaan selanjutnya sebaiknya kontruksi alat dirancang
lebih baik lagi agar pengaplikasian alat lebih mudah dan efisien.
2. Untuk percobaan selanjutnya dapat mencoba sumber penerangan lain nya
misal lampu pijar
3. Untuk percobaan selanjut nya sebaik nya kurva grafik yang di peroleh tidak
harus di buat linear boleh dalam bentuk polynomial.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

DAFTAR PUSTAKA

Andriani Nirwana Barus. 2014. Alat Ukur Intensitas Cahya Dengan Menggunakan
Sensor LDR. Berbasis Mikrokontroler ATmega8[Tugas Akhir ]. Medan :
Universitas Sumatera Utara

B Darmawan Djonoputro. 1985. Sistem Satuan. ITB. Bandung.

Daryanto. 2008. Pengetahuan Teknik Elektronika. Bumi Aksara. Jakarta.

Mike Tooley. 2003. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi. Edisi Kedua
Erlangga. Jakarta.

Owen Bishop.2004. Dasar-Dasar Elektronika. Erlangga. Jakarta.

Prasasto Satwiko. 2009.Fisika Bangunan. Andi Offset. Yogyakarta.

Richard Blocher.2003. Dasar Elektronika . Andi Offset. Yogyakarta.

[ONLINE]. Anonim A.2012. http://file.upi.edu/Direktori/D%20-%20FPMIPA/pdf.


Diakses pada tanggal 5 juni 2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 1
PROGRAM SECARA KESELURUHAN SETELAH DILAKUKAN KALIBRASI

#include <LiquidCrystal.h>
LiquidCrystal lcd(7, 6, 5, 4, 3, 8);

float linear_ldr;
float linear_potodioda;
float linear_pototransistor;
float linear_solar;

void setup() {

Serial.begin(9600);
lcd.begin(16,2);
}

void loop() {
delay(1000);
float ldr = analogRead(A0);
float pdioda = analogRead(A1);
float ptransistor = analogRead(A2);
float scell = analogRead(A3);

linear_pototransistor = (0.6437*ldr)+1248.9;
linear_ldr = (0.4836*ldr)+1303.8;
linear_potodioda = (0.8321*pdioda)+ 1139.4;
linear_solar=(0.8321*scell)+ 1139.4;

Serial.print("DATA");
Serial.print(",");
Serial.print("TIME");
Serial.print(",");
Serial.print(ldr);
Serial.print(",");
Serial.print(pdioda);
Serial.print(",");
Serial.print(ptransistor);
Serial.print(",");
Serial.print(scell);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Serial.print(",");
Serial.print(linear_ldr);
Serial.print(",");
Serial.print(linear_potodioda);
Serial.print(",");
Serial.print(linear_pototransistor);
Serial.print(",");
Serial.println(linear_solar);

lcd.setCursor(0,0);
lcd.print(linear_ldr);
lcd.setCursor(9,0);
lcd.print(linear_potodioda);
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print(linear_pototransistor);
lcd.setCursor(9,1);
lcd.print(linear_solar);

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


The Arduino Uno is a microcontroller board based on the ATmega328 (datasheet). It has 14 digital
input/output pins (of which 6 can be used as PWM outputs), 6 analog inputs, a 16 MHz crystal oscillator, a
USB connection, a power jack, an ICSP header, and a reset button. It contains everything needed to
support the microcontroller; simply connect it to a computer with a USB cable or power it with a AC-to-DC
adapter or battery to get started. The Uno differs from all preceding boards in that it does not use the FTDI
USB-to-serial driver chip. Instead, it features the Atmega8U2 programmed as a USB-to-serial converter.

"Uno" means one in Italian and is named to mark the upcoming release of Arduino 1.0. The Uno and version
1.0 will be the reference versions of Arduno, moving forward. The Uno is the latest in a series of USB
Arduino boards, and the reference model for the Arduino platform; for a comparison with previous versions,
see the index of Arduino boards.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


EAGLE files: arduino-duemilanove-uno-design.zip Schematic: arduino-uno-schematic.pdf

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
32 KB of which 0.5 KB used by
Flash Memory
bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 MHz

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


The Arduino Uno can be powered via the USB connection or with an external power supply. The power
source is selected automatically.

External (non-USB) power can come either from an AC-to-DC adapter (wall-wart) or battery. The adapter
can be connected by plugging a 2.1mm center-positive plug into the board's power jack. Leads from a
battery can be inserted in the Gnd and Vin pin headers of the POWER connector.

The board can operate on an external supply of 6 to 20 volts. If supplied with less than 7V, however, the 5V
pin may supply less than five volts and the board may be unstable. If using more than 12V, the voltage
regulator may overheat and damage the board. The recommended range is 7 to 12 volts.

The power pins are as follows:

• VIN. The input voltage to the Arduino board when it's using an external power source (as opposed to
5 volts from the USB connection or other regulated power source). You can supply voltage through
this pin, or, if supplying voltage via the power jack, access it through this pin.
• 5V. The regulated power supply used to power the microcontroller and other components on the
board. This can come either from VIN via an on-board regulator, or be supplied by USB or another
regulated 5V supply.
• 3V3. A 3.3 volt supply generated by the on-board regulator. Maximum current draw is 50 mA.
• GND. Ground pins.

The Atmega328 has 32 KB of flash memory for storing code (of which 0,5 KB is used for the bootloader); It
has also 2 KB of SRAM and 1 KB of EEPROM (which can be read and written with the EEPROM library).

Each of the 14 digital pins on the Uno can be used as an input or output, using pinMode(), digitalWrite(), and
digitalRead() functions. They operate at 5 volts. Each pin can provide or receive a maximum of 40 mA and
has an internal pull-up resistor (disconnected by default) of 20-50 kOhms. In addition, some pins have
specialized functions:

• Serial: 0 (RX) and 1 (TX). Used to receive (RX) and transmit (TX) TTL serial data. TThese pins are
connected to the corresponding pins of the ATmega8U2 USB-to-TTL Serial chip .
• External Interrupts: 2 and 3. These pins can be configured to trigger an interrupt on a low value, a
rising or falling edge, or a change in value. See the attachInterrupt() function for details.
• PWM: 3, 5, 6, 9, 10, and 11. Provide 8-bit PWM output with the analogWrite() function.
• SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). These pins support SPI communication, which,
although provided by the underlying hardware, is not currently included in the Arduino language.

• LED: 13. There is a built-in LED connected to digital pin 13. When the pin is HIGH value, the LED is
on, when the pin is LOW, it's off.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


The Uno has 6 analog inputs, each of which provide 10 bits of resolution (i.e. 1024 different values). By
default they measure from ground to 5 volts, though is it possible to change the upper end of their range
using the AREF pin and the analogReference() function. Additionally, some pins have specialized
functionality:

• I2C: 4 (SDA) and 5 (SCL). Support I2C (TWI) communication using the Wire library.

There are a couple of other pins on the board:

• AREF. Reference voltage for the analog inputs. Used with analogReference().
• Reset. Bring this line LOW to reset the microcontroller. Typically used to add a reset button to
shields which block the one on the board.

See also the mapping between Arduino pins and Atmega328 ports.

The Arduino Uno has a number of facilities for communicating with a computer, another Arduino, or other
microcontrollers. The ATmega328 provides UART TTL (5V) serial communication, which is available on
digital pins 0 (RX) and 1 (TX). An ATmega8U2 on the board channels this serial communication over USB
and appears as a virtual com port to software on the computer. The '8U2 firmware uses the standard USB
COM drivers, and no external driver is needed. However, on Windows, an *.inf file is required..

The Arduino software includes a serial monitor which allows simple textual data to be sent to and from the
Arduino board. The RX and TX LEDs on the board will flash when data is being transmitted via the USB-to-
serial chip and USB connection to the computer (but not for serial communication on pins 0 and 1).

A SoftwareSerial library allows for serial communication on any of the Uno's digital pins.

The ATmega328 also support I2C (TWI) and SPI communication. The Arduino software includes a Wire
library to simplify use of the I2C bus; see the documentation for details. To use the SPI communication,
please see the ATmega328 datasheet.

The Arduino Uno can be programmed with the Arduino software (download). Select "Arduino Uno w/
ATmega328" from the Tools > Board menu (according to the microcontroller on your board). For details,
see the reference and tutorials.

The ATmega328 on the Arduino Uno comes preburned with a bootloader that allows you to upload new code
to it without the use of an external hardware programmer. It communicates using the original STK500
protocol (reference, C header files).

You can also bypass the bootloader and program the microcontroller through the ICSP (In-Circuit Serial
Programming) header; see these instructions for details.

The ATmega8U2 firmware source code is available . The ATmega8U2 is loaded with a DFU bootloader,
which can be activated by connecting the solder jumper on the back of the board (near the map of Italy) and
then resetting the 8U2. You can then use Atmel's FLIP software (Windows) or the DFU programmer (Mac
OS X and Linux) to load a new firmware. Or you can use the ISP header with an external programmer
(overwriting the DFU bootloader).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Rather than requiring a physical press of the reset button before an upload, the Arduino Uno is designed in a
way that allows it to be reset by software running on a connected computer. One of the hardware flow control
lines (DTR) of the ATmega8U2 is connected to the reset line of the ATmega328 via a 100 nanofarad
capacitor. When this line is asserted (taken low), the reset line drops long enough to reset the chip. The
Arduino software uses this capability to allow you to upload code by simply pressing the upload button in the
Arduino environment. This means that the bootloader can have a shorter timeout, as the lowering of DTR
can be well-coordinated with the start of the upload.

This setup has other implications. When the Uno is connected to either a computer running Mac OS X or
Linux, it resets each time a connection is made to it from software (via USB). For the following half-second or
so, the bootloader is running on the Uno. While it is programmed to ignore malformed data (i.e. anything
besides an upload of new code), it will intercept the first few bytes of data sent to the board after a
connection is opened. If a sketch running on the board receives one-time configuration or other data when it
first starts, make sure that the software with which it communicates waits a second after opening the
connection and before sending this data.

The Uno contains a trace that can be cut to disable the auto-reset. The pads on either side of the trace can
be soldered together to re-enable it. It's labeled "RESET-EN". You may also be able to disable the auto-reset
by connecting a 110 ohm resistor from 5V to the reset line; see this forum thread for details.

The Arduino Uno has a resettable polyfuse that protects your computer's USB ports from shorts and
overcurrent. Although most computers provide their own internal protection, the fuse provides an extra layer
of protection. If more than 500 mA is applied to the USB port, the fuse will automatically break the connection
until the short or overload is removed.

The maximum length and width of the Uno PCB are 2.7 and 2.1 inches respectively, with the USB connector
and power jack extending beyond the former dimension. Three screw holes allow the board to be attached to
a surface or case. Note that the distance between digital pins 7 and 8 is 160 mil (0.16"), not an even multiple
of the 100 mil spacing of the other pins.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Arduino can sense the environment by receiving input from a variety of sensors and can affect its
surroundings by controlling lights, motors, and other actuators. The microcontroller on the board is
programmed using the Arduino programming language (based on Wiring) and the Arduino
development environment (based on Processing). Arduino projects can be stand-alone or they can
communicate with software on running on a computer (e.g. Flash, Processing, MaxMSP).

Arduino is a cross-platoform program. You’ll have to follow different instructions for your personal
OS. Check on the Arduino site for the latest instructions. http://arduino.cc/en/Guide/HomePage

Once you have downloaded/unzipped the arduino IDE, you can Plug the Arduino to your PC via USB cable.

Now you’re actually ready to “burn” your


first program on the arduino board. To
select “blink led”, the physical translation
of the well known programming “hello
world”, select

File>Sketchbook>
Arduino-0017>Examples>
Digital>Blink

Once you have your skecth you’ll


see something very close to the
screenshot on the right.

In Tools>Board select

Now you have to go to


Tools>SerialPort
and select the right serial port, the
one arduino is attached to.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Warranties

1.1 The producer warrants that its products will conform to the Specifications. This warranty lasts for one (1) years from the date of the sale. The
producer shall not be liable for any defects that are caused by neglect, misuse or mistreatment by the Customer, including improper installation or testing,
or for any products that have been altered or modified in any way by a Customer. Moreover, The producer shall not be liable for any defects that result from
Customer's design, specifications or instructions for such products. Testing and other quality control techniques are used to the extent the producer deems
necessary.

1.2 If any products fail to conform to the warranty set forth above, the producer's sole liability shall be to replace such products. The producer's liability
shall be limited to products that are determined by the producer not to conform to such warranty. If the producer elects to replace such products, the
producer shall have a reasonable time to replacements. Replaced products shall be warranted for a new full warranty period.

1.3 EXCEPT AS SET FORTH ABOVE, PRODUCTS ARE PROVIDED "AS IS" AND "WITH ALL FAULTS." THE PRODUCER DISCLAIMS ALL OTHER
WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, REGARDING PRODUCTS, INCLUDING BUT NOT LIMITED TO, ANY IMPLIED WARRANTIES OF
MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE

1.4 Customer agrees that prior to using any systems that include the producer products, Customer will test such systems and the functionality of the
products as used in such systems. The producer may provide technical, applications or design advice, quality characterization, reliability data or other
services. Customer acknowledges and agrees that providing these services shall not expand or otherwise alter the producer's warranties, as set forth
above, and no additional obligations or liabilities shall arise from the producer providing such services.

1.5 The Arduino products are not authorized for use in safety-critical applications where a failure of the product would reasonably be expected to cause
severe personal injury or death. Safety-Critical Applications include, without limitation, life support devices and systems, equipment or systems for the
operation of nuclear facilities and weapons systems. Arduino products are neither designed nor intended for use in military or aerospace applications or
environments and for automotive applications or environment. Customer acknowledges and agrees that any such use of Arduino products which is solely
at the Customer's risk, and that Customer is solely responsible for compliance with all legal and regulatory requirements in connection with such use.

1.6 Customer acknowledges and agrees that it is solely responsible for compliance with all legal, regulatory and safety-related requirements concerning its
products and any use of Arduino products in Customer's applications, notwithstanding any applications-related information or support that may be
provided by the producer.

2. Indemnification

The Customer acknowledges and agrees to defend, indemnify and hold harmless the producer from and against any and all third-party losses, damages,
liabilities and expenses it incurs to the extent directly caused by: (i) an actual breach by a Customer of the representation and warranties made under this
terms and conditions or (ii) the gross negligence or willful misconduct by the Customer.

3. Consequential Damages Waiver

In no event the producer shall be liable to the Customer or any third parties for any special, collateral, indirect, punitive, incidental, consequential or
exemplary damages in connection with or arising out of the products provided hereunder, regardless of whether the producer has been advised of the
possibility of such damages. This section will survive the termination of the warranty period.

4. Changes to specifications

The producer may make changes to specifications and product descriptions at any time, without notice. The Customer must not rely on the absence or
characteristics of any features or instructions marked "reserved" or "undefined." The producer reserves these for future definition and shall have no
responsibility whatsoever for conflicts or incompatibilities arising from future changes to them. The product information on the Web Site or Materials is
subject to change without notice. Do not finalize a design with this information.

The producer of Arduino has joined the Impatto Zero®


policy of LifeGate.it. For each Arduino board produced is
created / looked after half squared Km of Costa Rica’s
forest’s.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai