Anda di halaman 1dari 11

Rangkaian Dioda

Sistem kelistrikan umumnya menggunakan sistem arus bolak balik dengan tegangan dan
frekwensi tertentu. Di Indonesia digunakan sistem tegangan jala-jala nominal 220 V dengan frekwensi
50 Hz. Namun kebanyakan peralatan elektronika membutuhkan sumber daya berupa tegangan/arus
searah. Untuk kebutuhan daya dan tegangan yang kecil biasanya cukup digunakan baterai atau
akumulator, namun untuk lebih dari itu diperlukan catu daya. Untuk itu diperlukan penyearahan yang
mengubah tegangan ac menjadi dc. Umumnya penyearah ini merupakan bagian penting dari suatu
catu daya.

Gelombang Tegangan Bolak Balik


Rangkaian penyearah mendapat masukan dari sisi skunder transformator berupa sinyal
tegangan bolak balik (AC) berbentuk sinus (Gambar 1) dengan persamaan:
𝑣𝑣𝑠𝑠 = 𝑉𝑉𝑚𝑚 sin 𝜔𝜔𝜔𝜔

Gambar 1 Gelombang Tegangan Input Penyearah

Dari persamaan tersebut, Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum. Harga
Vm ini hanya bisa diukur dengan osiloskop yakni dengan melihat langsung pada gelombangnya.
Sedangkan pada umumnya harga yang tercantum pada skunder trafo adalah tegangan efektif.
Hubungan antara tegangan puncak Vm dengan tegangan efektif (Veff) atau tegangan rms (Vrms) adalah:
𝑉𝑉𝑚𝑚
𝑉𝑉𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 = 𝑉𝑉𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 = = 0,707𝑉𝑉𝑚𝑚
√2
Tegangan/arus efektif atau rms (root-mean-square) adalah tegangan/arus yang terukur oleh
voltmeter (amper-meter). Karena harga Vm pada umumnya jauh lebih besar dari pada Vγ (tegangan
cut-in dioda), maka pada pembahasan penyearah ini Vγ dapat diabaikan.
𝑣𝑣𝑠𝑠 adalah sumber tegangan bolak-balik (AC) yang memiliki pola tegangan sinusoidal dimana
polaritas 𝑣𝑣𝑠𝑠 berubah-ubah setiap setengah periode T. Untuk T/2 yang pertama 𝑣𝑣𝑠𝑠 bernilai positif pada
kisaran nilai 0<ωt<π, sedangkan untuk T/2 yang kedua 𝑣𝑣𝑠𝑠 bernilai negatif pada kisaran nilai 0<ωt<2π.
Penyearah Setengah Gelombang (Half Wafe Rectifier)
Penerapan dioda yang paling banyak dijumpai adalah sebagai penyearah. Penyearah berarti
mengubah arus bolak-balik (AC) menjadi arus searah (DC). Penyearah yang paling sederhana adalah
penyearah setengah gelombang yang hanya terdiri dari sebuah dioda.
Dioda dalam rangkaian penyearah setengah gelombang melewati hanya setengah dari setiap
gelombang sinus lengkap dari supply AC untuk mengubahnya menjadi supply DC sehingga rangkaian
jenis ini disebut penyearah setengah-gelombang karena hanya melewati setengah dari supply daya
AC yang masuk seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2(a)di bawah ini.

(a)

(b) (c)
Gambar 2 Penyearah Setengah Gelombang

Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah seperti berikut. Selama sinyal input
berupa siklus positif dari gelombang sinus AC maka dioda mendapat bias maju karena anoda lebih
positif terhadap katoda sehingga arus mengalir melalui dioda ke beban RL. Sebaliknya saat sinyal input
berupa siklus negatif maka dioda mendapat bias mundur karena anoda lebih negatif terhadap katoda
sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui dioda atau rangkaian. Bentuk gelombang tegangan
input ditunjukkan pada Gambar 2(b) gelombang tegangan output pada Gambar 2(c).

Tegangan Rata-Rata dan Frekwensi Output


Secara ideal dapat dilihat bahwa bentuk tegangan di output akan menghasilkan keluaran
setengah gelombang. Berdasakan bentuk gelombang output tersebut untuk penyearah setengah
gelombang dapat ditunjukkan bahwa harga rata-rata tegangan setengah gelombang adalah:
𝑉𝑉𝑚𝑚
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = 0,318𝑉𝑉𝑚𝑚
𝜋𝜋
Harga rata-rata dikenal dengan sebutan harga DC karena pengukuran tegangan dengan Voltmeter DC
akan memberikan harga rata-rata dari bentuk gelombang tersebut.
Pada penyearah setengah gelombang, setiap siklus tegangan input menghasilkan satu siklus
tegangan output. Hal ini berarti frekuensi output sama dengan frekuensi input, Jika frekuensi inputnya
50 Hz maka frekuensi outputnya adalah 50 Hz juga. Oleh karena itu, dapat dinyatakan:
𝑓𝑓𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖
Pendekatan Kedua
Tegangan sumber tidak seluruhnya sampai ke resistor beban melalui penyearah setengah
gelombang. Karena adanya potensial penghalang, dioda tidak aktif sampai tegangan sumber AC
mencapai sekitar 0,7 V. Bila tegangan puncak sumber jauh lebih besar dari 0,7 V, tegangan beban akan
menyerupai sinyal setengah gelombang. Misalnya, jika tegangan puncak sumber adalah 100 V,
tegangan beban akan mendekati tegangan setengah gelombang yang sempurna. Jika tegangan
sumber puncak hanya 5 V, tegangan bebannya akan memiliki puncak hanya 4,3 V. Untuk melakukan
perhitungan yang lebih baik, gunakan persamaan ini.
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) − 0,7 V
Kebanyakan perencanaan rangkaian penyearah yang baik akan memastikan bahwa hambatan
bulk (RB) jauh lebih kecil daripada Tahanan Thevenin rangkaian terhadap dioda. Oleh karena itu, nilai
hambatan bulk dapat diabaikan di hampir setiap kasus. Untuk memperoleh akurasi yang lebih baik
dari pendekatan kedua, dapat digunakan komputer dan simulator rangkaian seperti Multisim.

Tegangan Inverse Puncak (PIV) dan Arus Dioda


Dalam perencanaan rangkaian penyearah yang juga penting untuk diketahui adalah berapa
tegangan maksimum yang boleh diberikan pada dioda. Tegangan maksimum yang harus ditahan oleh
dioda ini sering disebut dengan istilah PIV (peak-inverse voltage) atau tegangan puncak balik. Hal ini
karena pada saat dioda mendapat bias mundur (balik) maka tidak arus yang mengalir dan semua
tegangan dari skunder transformator berada pada dioda. PIV untuk penyearah setengah gelombang
ini adalah:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑉𝑉𝑚𝑚
Arus rata-rata yang melalui dioda sama dengan arus DC yang mengalir pada beban, atau dapat
dinyatakan:
𝐼𝐼𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 = 𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷

Contoh 1
XSC1

Tektronix
P 1 2 3 4 T
G

D1 XMM1
Agilent
V1 1N4001GP
12Vrms R1
50Hz 1kΩ

Gambar 3 Contoh aplikasi laboratorium Penyearah Setengah Gelombang

Gambar 3 menunjukkan penyearah setengah gelombang yang dapat disusun pada


laboratorium atau di layar komputer dengan Multisim. Osiloskop terhubung pada tahanan 1 kΩ. Saklar
kopling masukan vertikal osiloskop diatur ke DC. Ini akan menunjukkan tegangan beban setengah
gelombang. Multimeter juga terhubung pada tahanan 1 kΩ untuk melihat tegangan beban DC. Hitung
nilai teoritis tegangan puncak dan tegangan DC pada beban dengan pendekatan ideal dan pendekatan
kedua. Kemudian, bandingkan nilai ini dengan bacaan pada osiloskop dan multimeter.

Penyelesaian :
Karena tegangan sumber adalah 12 Vrms, nilai puncak sumber AC dapat dihitung dengan persamaan
nilai rms dari gelombang sinus yaitu:
𝑉𝑉𝑚𝑚 = √2𝑉𝑉𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 = 1,414(12 V) = 16,96 V
Dengan dioda ideal maka besar tegangan puncak pada beban
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 16,96 V
Tegangan beban DC
𝑉𝑉𝑚𝑚 16,96 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 5,40 V
𝜋𝜋 3,14
Dengan pendekatan II, tegangan puncak pada beban menjadi,
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) − 0,7 V = (16,96 − 0,7)V = 16,26 V
Besarnya tegangan beban DC
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 16,26 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 5,17 V
𝜋𝜋 3,14
Bentuk gelombang di outputnya :

Contoh 2
Hitunglah tegangan beban DC dengan pendekatan ideal dan pendekatan kedua dari rangkaian pada
Gambar 4 dimana N1:N2=5:1 . Hitung juga PIV dioda dan perioda gelombang tegangan output.

5:1
220 V
50 Hz

V1 V2 RL
1 kΩ

Gambar 4 Penyearah Setengah Gelombang dengan Transformator

Penyelesaian :
Transformator memiliki perbandingan lilitan 5:1. Ini berarti tegangan rms sekunder adalah seperlima
dari tegangan primer, yaitu:
𝑁𝑁2 1
𝑉𝑉2 = 𝑉𝑉1 = 220 V = 44 V
𝑁𝑁1 5
Nilai puncak tegangan sumber AC pada sisi sekunder dapat dihitung dengan persamaan nilai rms dari
gelombang sinus yaitu:
𝑉𝑉𝑚𝑚 = √2𝑉𝑉𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 = 1,414(44 V) = 62,22 V
Dengan dioda ideal maka besar tegangan puncak pada beban
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 62,22 V
Tegangan beban DC
𝑉𝑉𝑚𝑚 62,22 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 19,81 V
𝜋𝜋 3,14
Dengan pendekatan II
Tegangan puncak pada beban menjadi,
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) − 0,7 V = (62,22 − 0,7)V = 61,52 V
Besarnya tegangan beban DC
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 61,52 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 19,58 V
𝜋𝜋 3,14
Dengan melihat rangkaian di atas, besarnya PIV adalah 62,22 Volt menggunakan pendekatan ideal dan
61,52 Volt menggunakan pendekatan kedua.
Karena frekuensi inputnya adalah 50 Hz, maka besar periode
1 1
𝑇𝑇𝑖𝑖𝑛𝑛 = = = 20 ms
𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖 50
Karena pada penyearah setengah gelombang
𝑓𝑓𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖
Maka
𝑇𝑇𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 𝑇𝑇𝑖𝑖𝑖𝑖 = 20 ms

Penyearah Gelombang Penuh (Full Wafe Rectifier)


Seperti namanya penyearah gelombang penuh akan melewatkan seluruh gelombang dari
supply daya AC yang masuk untuk kemudian mengubahnya menjadi tegangan/arus DC. Terdapat dua
cara untuk menghasilkan penyearahan gelombang penuh yaitu dengan menggunakan transformator
CT (center-tap = tap tengah) dan dengan sistem jembatan.

Penyearah Gelombang Penuh Tap Tengah


Terdapat cara yang sangat sederhana untuk meningkatkan kuantitas keluaran positif seperti
pada penyearah setengah gelombang menjadi sama dengan masukan (100%). Hal ini dapat dilakukan
dengan menambah satu dioda pada rangkaian seperti terlihat pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar
5(a) menunjukkan rangkaian penyearah gelombang penuh dengan menggunakan transformator CT.
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa pada saat masukan berharga negatif maka salah satu dari
dioda akan dalam keadaan bias maju sehingga memberikan keluaran positif. Karena keluaran berharga
positif pada satu periode penuh seperti terlihat pada Gambar 5(b), maka rangkaian ini disebut
penyearah gelombang penuh.
(a) (b)
Gambar 5 Penyearah Gelombang Penuh Tap Tengah

Terminal skunder dari transformator CT mengeluarkan dua buah tegangan keluaran yang
sama tetapi fasanya berlawanan dengan titik CT sebagai titik tengahnya. Kedua keluaran ini masing-
masing dihubungkan ke D1 dan D2, sehingga saat D1 mendapat sinyal siklus positip maka D2 mendapat
sinyal siklus negatif, dan begitu seterusnya. Dengan demikian D1 dan D2 aktif bergantian. Namun
karena kedua arus melewati tahanan beban RL dengan arah yang sama, maka arus beban menjadi
searah.
Terlihat dengan jelas bahwa rangkaian penyearah gelombang penuh ini merupakan gabungan
dua buah penyearah setengah gelombang yang aktif bergantian setiap setengah siklus. Sehingga
tegangan rata-ratanya adalah dua kali dari penyearah setengah gelombang. Dengan cara penurunan
yang sama, maka diperoleh:
2𝑉𝑉𝑚𝑚
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = 0,636𝑉𝑉𝑚𝑚
𝜋𝜋
Pada penyearah setengah gelombang, frekuensi output sama dengan frekuensi input. Tetapi
dengan penyearah gelombang penuh, gelombang output memiliki siklus dua kali lebih banyak
daripada gelombang input sinusoidal. Penyearah gelombang penuh mengubah setiap setengah siklus
negatif sehingga didapatkan dua kali lipat jumlah setengah siklus positif. Efeknya adalah frekuensi
menjadi dua kali lebih besar, atau dapat dinyatakan:
𝑓𝑓𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 2𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖
Penyearah gelombang penuh tap tengah bekerja seperti dua penyearah setengah gelombang
bekerja secara bergantian, maka penggunaan pendekatan kedua juga dapat dilakukan seperti yang
telah diuraikan sebelumnya. Prinsipnya adalah untuk mengurangi 0,7 V dari tegangan puncak output
yang ideal. Contoh di bawah akan menggambarkan prinsip tersebut.
Rangkaian penyearah gelombang penuh tap tengah seperti terlihat pada Gambar 5
memperlihatkan bahwa 𝑉𝑉𝑚𝑚 adalah tegangan pada setengah lilitan sekunder saat mencapai harga
maksimum. Misalkan pada saat siklus positif, dimana D1 sedang aktif (ON) dan D2 sedang padam (OFF),
maka jumlah tegangan yang berada pada dioda D2 yang sedang OFF tersebut adalah dua kali dari
tegangan sekunder transformator. Sehingga PIV untuk masing-masing dioda dalam rangkaian
penyearah dengan trafo CT adalah:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 2𝑉𝑉𝑚𝑚
Pada penyearah setengah gelombang, arus rata-rata yang melalui dioda sama dengan arus
DC yang mengalir pada beban, karena hanya terdapat satu bagian arus. Sedangkan arus rata-rata
melalui dioda dalam penyearah gelombang penuh tap tengah hanya setengah kali arus beban DC
karena terdapat dua dioda pada rangkaian yang masing-masing berbagi beban, atau dapat dinyatakan:
𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷
𝐼𝐼𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 =
2
Contoh 3
Gambar 6 menunjukkan penyearah setengah gelombang tap tengah yang dapat disusun pada
laboratorium atau di layar komputer dengan Multisim. Saluran 1 dari osiloskop menampilkan
tegangan utama (gelombang sinus), dan saluran 2 menampilkan tegangan beban (sinyal gelombang
penuh). Hitung:
 Tegangan puncak input dan output
 Tegangan beban DC
 Nilai PIV tiap dioda
 Arus pada masing-masing dioda
Kemudian bandingkan nilai teoritis dengan nilai yang terukur
XSC1

Tektronix

P 1 2 3 4 T
G
Channel 1

V1 T1 D1
220Vrms
50Hz 1N4001GP Channel 2

10:1 R1
1kΩ
D2

1N4001GP

Gambar 6 Contoh aplikasi laboratorium Penyearah Gelombang Penuh Tap Tengah

Penyelesaian
 Tegangan puncak input dan output
Nilai puncak tegangan sumber AC pada sisi primer dapat dihitung dengan persamaan nilai rms dari
gelombang sinus yaitu:
𝑉𝑉𝑚𝑚1 = √2𝑉𝑉𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒𝑒 = 1,414(220 V) = 311,127 V
Transformator memiliki perbandingan lilitan 10:1. Ini berarti tegangan puncak sekunder adalah:
𝑁𝑁2 1
𝑉𝑉𝑚𝑚2 = 𝑉𝑉𝑚𝑚1 = 311,127 V = 31,13 V
𝑁𝑁1 10
Penyearah gelombang penuh tak ubahnya seperti 2 penyearah ½ gelombang yang bekerja secara
bergantian. Karena adanya tap tengah tegangan input ke masing-masing penyearah adalah
setengah dari tegangan sekunder. Maka, tegangan puncak input adalah:
𝑉𝑉𝑚𝑚2 31,13 V
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = = = 15,56 𝑉𝑉
2 2
Dengan dioda ideal maka besar tegangan puncak pada beban
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 15,56 V
Dengan pendekatan II, tegangan puncak pada beban menjadi,
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) − 0,7 V = (15,56 − 0,7)V = 14,86 V
 Tegangan beban DC
Dengan dioda ideal, besar tegangan beban DC
2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 15,56 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 9,90 V
𝜋𝜋 3,14
Dengan pendekatan II, besar tegangan beban DC
2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 14,86 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 19,46 V
𝜋𝜋 3,14
 Nilai PIV pada tiap dioda adalah dua kali dari tegangan sekunder transformator, sehingga:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 2(15,56 𝑉𝑉) = 31,11 𝑉𝑉
 Arus pada masing-masing dioda adalah:
𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷 𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷
𝐼𝐼𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 = =
2 2𝑅𝑅𝐿𝐿
Sehingga dengan dioda ideal, arus dioda menjadi:
9,90 V
𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷 = = 9,90 mA
2(1 kΩ)
Dengan pendekatan II, arus dioda menjadi:
9,46 V
𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷 = = 9,46 mA
2(1 kΩ)

Penyearah Gelombang Penuh Jembatan (Bridge Rectifier)


Jenis rangkaian lain yang menghasilkan bentuk gelombang keluaran yang sama seperti
rangkaian penyearah gelombang penuh di atas adalah dari Penyearah Gelombang Penuh Jembatan
atau dikenal sebagai Bridge Rectifier. Penyearah jenis ini menggunakan empat dioda penyearah yang
terhubung dalam konfigurasi jembatan (bridge) loop tertutup untuk menghasilkan keluaran yang
diinginkan. Penyearah gelombang penuh dengan sistem jembatan ini dapat menggunakan sembarang
transformator baik jenis CT maupun yang umum, atau bahkan tanpa menggunakan transformator
sehingga mengurangi ukuran dan biaya. Lilitan sekunder transformator dihubungkan ke salah satu sisi
bagian jembatan dioda dan beban ke sisi lain seperti ditunjukkan Gambar 7.

Gambar 7 Penyearah Jembatan

Prinsip kerja rangkaian penyearah gelombang penuh sistem jembatan dapat dijelaskan
melalui Gambar 8. Keempat dioda D1 sampai D4 disusun dalam "pasangan seri" dengan hanya dua
dioda yang melakukan arus selama setiap setengah siklus sinyal AC. Pada saat rangkaian jembatan
mendapatkan siklus positif dari sinyal AC seperti terlihat pada Gambar 8(a), maka:
 Dioda D1 dan D2 aktif (ON), karena mendapat bias maju
 Dioda D3 dan D4 padam (OFF), karena mendapat bias mundur.
Sehingga arus mengalir melalui D1, RL, dan D2.
(a) (b)
Gambar 8 Rangkaian Ekivalen: (a) Siklus Positif (b) Siklus Negatif

Sedangkan saat jembatan memperoleh bagian siklus negatif, diperlihatkan pada Gambar 8(b)
maka:
 Dioda D3 dan D4 aktif (ON), karena mendapat bias maju
 Dioda D1 dan D2 padam (OFF), karena mendapat bias mundur
Sehingga arus mengalir melalui D3, RL, dan D4.
Ternyata arah arus yang melewati RL sebagaimana terlihat pada Gambar 8(a) dan (b) adalah
sama, yaitu dari ujung atas RL menuju ground. Dengan demikian arus mengalir ke beban secara terus
menerus dan searah dari ujung atas RL menuju ground pada setiap siklus sinyal AC yang diberikan dan
menghasilkan tegangan DC seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Gelombang keluaran Penyearah Jembatan

Penyearah jembatan menghasilkan keluaran berupa suatu gelombang penuh, maka


persamaan nilai rata-rata dan frekwensi keluaran sama seperti penyearah gelombang penuh dengan
trafo CT, yaitu:
2𝑉𝑉𝑚𝑚
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = 0,636𝑉𝑉𝑚𝑚
𝜋𝜋
dan
𝑓𝑓𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜 = 2𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖
Karena penyearah jembatan memiliki dua dioda terhubung seri yang aktif pada tiap siklusnya,
maka penggunaan pendekatan kedua dilakukan dengan memperhitungkan jatuh tegangan pada
kedua dioda tersebut. Maka persamaan tegangan keluaran puncak diberikan oleh:
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) − 1,4 V

+ HUBUNG SINGKAT

Vp
+

– Vp

Gambar 10 Tegangan Invers Puncak Pada Penyearah Jembatan.


Saat dua dioda melalukan arus pada rangkaian penyearah jembatan di tiap siklus sinyal AC,
akan membentuk rangkaian ekivalen seperti terlihat pada Gambar 10. Karena dioda atas
dihubungsingkat dan dioda bawah terbuka, tegangan invers puncak untuk masing-masing dioda
bawah adalah:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑉𝑉𝑚𝑚
Arus rata-rata melalui dioda dalam penyearah gelombang penuh adalah setengah kali arus
beban DC. Demikian pula, setiap dioda dalam penyearah jembatan harus menahan arus rata-rata
setengah arus beban DC, sehingga dinyatakan:
𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷
𝐼𝐼𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑𝑑 =
2
Untuk membandingkan tiga penyearah yang telah diuraikan sebelumnya, diperlihatkan pada
Tabel 1.

Tabel 1 Penyearah Tanpa Filter


Ringkasan Penyearah Tanpa Filter *

½ Gelombang Tap Tengah Jembatan

Jumlah dioda 1 2 4
Masukan Penyearah 𝑉𝑉𝑚𝑚2 0,5𝑉𝑉𝑚𝑚2 𝑉𝑉𝑚𝑚2
Output puncak 𝑉𝑉𝑚𝑚2 0,5𝑉𝑉𝑚𝑚2 𝑉𝑉𝑚𝑚2
Output puncak (ke-2) 𝑉𝑉𝑚𝑚2 − 0,7 0,5𝑉𝑉𝑚𝑚2 − 0,7 𝑉𝑉𝑚𝑚2 − 1,4
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜)
Output DC
𝜋𝜋 𝜋𝜋 𝜋𝜋
Frekwenis Ripple 𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖 2𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖 2𝑓𝑓𝑖𝑖𝑖𝑖
PIV 𝑉𝑉𝑚𝑚2 2𝑉𝑉𝑚𝑚2 𝑉𝑉𝑚𝑚2

𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷 𝐼𝐼𝐷𝐷𝐷𝐷


Arus dioda
2 2
* 𝑉𝑉𝑚𝑚2 = tegangan puncak sekunder trafo; 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = tegangan puncak beban.

Contoh 4
XSC1

Tektronix

P 1 2 3 4 T
G

Channel 1

T1
V1
220Vrms Channel 2
50Hz
0° 10:1 R1
1kΩ

Gambar 11 Contoh aplikasi laboratorium Penyearah Gelombang Penuh Jembatan


Berdasarkan Gambar 11, hitung:
 Tegangan puncak input dan output
 Tegangan beban DC
 Nilai PIV tiap dioda
Kemudian bandingkan nilai teoritis dengan nilai yang terukur

Penyelesaian
 Tegangan puncak input dan output
Tegangan puncak primer dan sekunder sama dengan Contoh 3
𝑉𝑉𝑚𝑚1 = 311,127 V
1
𝑉𝑉𝑚𝑚2 = 311,127 V = 31,13 V
10
Dengan penyearah jembatan, semua tegangan sekunder digunakan sebagai masukan ke
penyearah. Maka:
Dengan dioda ideal maka besar tegangan puncak pada beban
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 𝑉𝑉𝑚𝑚2 = 31,13 V
Dengan pendekatan II, tegangan puncak pada beban menjadi,
𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) = 𝑉𝑉𝑚𝑚2 − 1,4 V = (31,13 − 0,7)V = 29,71 V
 Tegangan beban DC
Dengan dioda ideal, besar tegangan beban DC
2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 29,71 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 19,81 V
𝜋𝜋 3,14
Dengan pendekatan II, besar tegangan beban DC
2𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜𝑜) 14,86 V
𝑉𝑉𝐷𝐷𝐷𝐷 = = = 18,92 V
𝜋𝜋 3,14
 Nilai PIV pada tiap dioda sama dengan tegangan sekunder transformator, sehingga:
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑉𝑉𝑚𝑚(𝑖𝑖𝑖𝑖) = 31,11 𝑉𝑉

Anda mungkin juga menyukai