Anda di halaman 1dari 6

Dasar Teori Penggunaan elektronika pada saat ini sudah sangat luas dan maju dengan begitu pesatnya

seiring dengan munculnya beragam inovasi yang terus-menerus dan tiada hentinya. Penggunaan komponen elektronika secara luas telah mencakup kesegala bidang kehidupan manusia yang semakin canggih dan semakin mudah dalam penggunaan komponen elektronika tersebut. Misalnya saja penggunaan dioda yang digunakan untuk alat-alat elektronika, misalnya untuk alat ukur osiloskop, komponen-komponen tersrbut sangat sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari karena merupakan komponen utama dalam rangkaian alat elektronika. Rangkaian dioda pemotong (Clipper) juga dikenal sebagai Pembatas tegangan (voltage limiter). Rangkaian ini digunakan untuk membatasi tegangan sinyal input pada suatu level tegangan tertentu. Rangkaian ini berguna untuk pembentukan sinyal dan juga untuk melindungi rangkaian dari sinyal-sinyal yang tidak diinginkan. Beberapa aplikasi dari pembatas tegangan adalah noise limiter dan audio limiter. Rangkaian pembatas tegangan ada 2 jenis berdasarkan pada level tegangan yg dibatasi. Pembatas tegangan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian positifnya disebut pembatas tegangan positif (positive limiter) sedangkan yang membatasi tegangan sinyal input pada bagian negatifnya disebut pembatas tegangan negatif (negative limiter). Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah penyearah setengah gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan di atas atau di bawah level nol. Klasifikasi rangkaian clipper yaitu: 1. Seri Clippers (clipper seri), dimana penggabungan antaradioda seri dengan resistansi beban. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari rangkaian clipper seri dengan diode ini adalah: - Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara seri dengan sumber sinyal. - Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti clipper negatif). - Bila output rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti clipper positif). - Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan baterai + tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener) 2. Paralel Clippers (clipper paralel), dimana dioda didorong melintasi resistansi beban dan dioda dipasang pararel dengan beban. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada clipper paralel ini yaitu: Bila output rangkaian paralel dengan katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti clipper negatif) Bila output rangkaian parallel dengan anoda dioda, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilwatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti clipper positif) Baterai dalam rangkaian clipper ini berfungsi untuk batas pemotongan atau level clipping.

Biasanya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan baterai _+ tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener) Kapasitansi dioda mempengaruhi operasi dari clipper pada frekuensi tinggi dan mempengaruhi pilihan antara kedua jenis di atas. Sinyal frekuensi tinggi yang dilemahkan dalam clipper shunt sebagai kapasitansi dioda menyediakan jalur alternatif untuk output saat ini. Dalam clipper seri, efektivitas kliping berkurang karena alasan yang sama sebagai arus frekuensi tinggi melewati tanpa cukup diblokir. Tidak hanya itu, clippers juga dapat diklasifikasikan berdasarkan orientasi (s) dari dioda. Orientasi tersebut memutuskansetengah siklus dipengaruhi oleh aksi kliping. Tergantung dari fitur dari dioda, wilayah positif atau negatif dari sinyal input adalah "dipotong" dari & dengan demikian clipper dioda dapat diklasifikasikan sebagai: Dioda Clipper positif, setengah siklus positif dari input akan dihapus. Dan, Dioda Clipper negatif, setengah siklus negatif dari input akan dihapus. Kliping ini juga dapat dibuat dengan menggunakan elemen biasing (sumber potensial) secara seri dengan dioda. Sinyal dapat dijepitkan antara dua tingkat dengan menggunakan kedua jenis gunting dioda dalam kombinasi clipper ini disebut sebagai Diode Kombinasional Clipper atau Dua-Level Clippers. Jaringan menjepit adalah salah satu yang akan "menjepit" sinyal ke tingkat DC yang berbeda. Jaringan harus memiliki kapasitor, dioda, dan elemen resistif, tetapi juga menggunakan suplai DC independen untuk memperkenalkan pergeseran tambahan.

Rangkaian Clipper Seri Positif Dengan Dioda

Rangkaian Clipper Seri Negatif Dengan Dioda

Rangkaian Clipper Parallel Positif Rangkaian Clipper Parallel Negatif Clipper positip disebut juga pembatas positip (positive limiter), karena tegangan output dibatasi maksimum 0 Volt. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas

tegangan output bagian positipnya semua dipotong. Cara kerja rangkaian adalah sebagai berikut: 1. Selama setengah siklus positip tegangan input dioda konduksi, dengan demikian kita dapat membayangkan dalam kondisi ini dioda seperti saklar tertutup. 2. Tegangan pada hubungan singkat harus sama dengan nol, oleh sebab itu tegangan output sama dengan nol selama tiap-tiap setengah siklus positip sehingga semua tegangan jatuh pada resistor ( R). Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse dan kelihatan terbuka dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output : Selama setengah siklus negatip, dioda terbias reverse tidak kelihatan seperti terbuka, dan sebagai akibatnya rangkaian membentuk pembagi tegangan dengan output: Biasanya RL jauh lebih besar dari pada R sehingga Vout -VP. Selama setengah siklus positip dioda konduksi dan seluruh tegangan jatuh pada R dan sebaliknya pada setengah siklus negatip dioda off, dan karena RL jauh lebih besar dari R sehingga hampir seluruh tegangan setengah siklus negatip muncul pada RL. Seperti yang diperlihatkan pada gambar clipper positif semua sinyal diatas level 0 V telah dipotong. Clipper dibias berarti membuang semua sinyal diatas level +V. Dalam beberapa aplikasi , mungkin level pemotongan tidak = 0 V, maka dengan bantuan clipper di bias kita dapat menggeser level pemotongan positip atau level negatip yang diinginkan. Pada gambar diatas, menunjukkan clipper dibias. Agar dioda dapat konduksi tegangan, input harus lebih besar dari pada +V. Ketika Vin lebih besar daripada +V dioda berlaku seperti saklar tertutup dan tegangan output sama dengan +V dan tegangan output tetap pada +V selama tegangan input melebihi +V. Ketika tegangan input kurang dari +V dioda terbuka dan rangkaian kembali pada pembagi tegangan. Fungsi Dioda Semikonduktor Sebagai Pemotong (clipper).Petunjuk untuk menganalisa rangkaian clipper seri adalah sebagai berikut: 1). Perhatikan arah diode - bila arah dioda ke kanan, maka bagian positip dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatip akan dipotong (berarti clipper negatip) - bila arah dioda ke kiri, maka bagian negatip dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positip akan dipotong (berarti clipper positip) 2). Perhatikan polaritas baterai (bila ada) 3). Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol pada level baterai (yang sudah ditentukan pada langkah 2 di atas) 4). Batas pemotongan sinyal adalah pada sumbu nol semula (sesuai dengan sinyal input) Petunjuk untuk menganalisa rangkaian clipper paralel adalah sebagai berikut: Perhatikan arah dioda : Bila arah dioda ke bawah, maka bagian positip dari sinyal input akan dipotong (berarti clipper positip); bila arah dioda ke atas, maka bagian negatip dari sinyal input akan dipotong (berarti clipper negatip), Perhatikan polaritas baterai (bila ada). Gambarlah sinyal output dengan sumbu nol sesuai dengan input. Batas pemotongan sinyal adalah pada level baterai. Ketika fase positif, dioda seharusnya berada pada posisi panjar maju (forward bias)

namun adanya tegangan DC 3V (baterai) yang diseri dengan dioda maka harus diperhitungkan dulu nilai Vi. Untuk nilai Vidibawah 3V, dioda dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan 3V atau lebih makan dioda dalam keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda dan Vo hanya mengukur tegangan baterai saja. Ketika fase negatif, dioda dalam keadaan panjar balik sehingga Vo mengikuti grafik nilai Vi dengan nilai minimum -10V. Teori di atas berlaku juga untuk pembatas tegangan negatif (negative clipper). Rangkaian pembatas tegangan negatif hampir sama dengan rangkaian pembatas tegangan positif, hanya saja polaritas diodanya yang dibalik.Kombinasi pembatas tegangan. Dari 2 jenis pembatas tegangan yang telah disebutkan sebelumnya, dapat dibuat kombinasi pembatas tegangan. Yang harus diperhatikan adalah polaritas pada dioda dan tegangan DC yang dipakai, karena hal ini menentukan level tegangan yang akan dibatasi. Ketika fase positif, dioda D1 pada posisi panjar maju (forward bias) dan D2 pada posisi panjar balik. Untuk nilai Vi di bawah 3V, dioda D1 dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan 3V atau lebih maka dioda D1 dalam keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda D2 dan Vo hanya mengukur tegangan batere V1 saja.Ketika fase negatif, dioda D2 pada posisi panjar maju (forward bias) dan D1 pada posisi panjar balik. Untuk nilai Vi di atas -3V, dioda D2 dalam keadaan panjar balik (reverse bias) sehingga nilai Vo mengikuti Vi. Ketika Vi berada pada tegangan -3V atau kurang maka dioda D2 dalam keadaan panjar maju (forward bias), maka tegangan Vi akan melewati dioda D2 dan Vo hanya mengukur tegangan batere V2 saja. Sinyal yang dihasilkan sesuai dengan pembatas yang diberikan yaitu 3V ~ -3V saja.Rangkaian 3: Penjepit Tegangan (Clamper),dioda digunakan sebagai penjepit tegangan (clamper), fungsinya adalah untuk menambahkan tegangan tertentu pada suatu tegangan AC. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan pergeseran sinyal outputnya. Teori di atas berlaku juga untuk pembatas tegangan negatif (negative lipper). Rangkaian pembatas tegangan negatif hampir sama dengan rangkaian pembatas tegangan positif, hanya saja polaritas diodanya yang dibalik. Untuk dioda-dioda sinyal kecil, yang mempunyai batas kemampuan daya kurang dari 0.5 watt, biasanya digunakan pada peralatan elektronika frekuensi tinggi. Salah satu rangkaian sinyal kecil ini adalah Rangkaian Pembatas (limiter). Gambar dibawah ini memperlihatkan rangkaian pembatas positif, yang terkadang disebut sebagai penggunting (clipper), yaitu suatu rangkaian yang menyingkirkan bagian sinyal yang positif. Selama setengah tegangan masuk yang positif, dioda konduksi. Akbatnya, tegangan yang jatuh pada hambatan beban adalah 0 volt (seolah olah tegangan positif terpotong). Selanjutnya, selama setengah tegangan masuk negatif, dioda direverse biased, yang menyebabkan semua tegangan masuk jatuh ke hambatan beban. Rangkaian Clamper (penggeser) digunakan untuk menggeser suatu sinyal ke level dc yang lain. Rangkain Clamper paling tidak harus mempunyai sebuah kapasi-tor, dioda, dan resistor, disamping itu bisapula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Penjepit DC ini mempunyai 2 jenis, yaitu penjepit DC positif dan penjepit DC negatif. Kedua jenis penjepit DC ini dibedakan dengan posisi pemasangan dioda pada rangkaian penjepit dimana arah panah dioda menunjukkan pergeseran sinyal outputnya. Rangkain Clamper paling tidak harus mempunyai sebuah kapasitor, dioda, dan resistor, disamping itu bisa pula ditambahkan sebuah baterai. Harga R dan C harus dipilih sedemikian rupa sehingga konstanta waktu RC cukup besar agar tidak terjadi pengosongan muatan yang

cukup berarti saat dioda tidak menghantar. Dalam analisa ini dianggap didodanya adalah ideal. Sebuah rangkaian clamper sederhana (tanpabaterai) terdiri atas sebuah R, D, dan C terlihat pada gambar berikut :

Pada clamper ini terdapat rangkaian clamping yang dipergunakan untuk menjga nilai tertinggi dari suatu signal agar tetap berharga sama. Secara umum, pada saat melewati amplifier signal acuan DC tersebut akan berayun maka diperlukan rangkaian clamper untuk mengembalikan signal DC aslinya kembali. Gambar 2.9 (a) adalah gelombang kotak yang menjadi sinyal input rangkaian clamper (b). Pada saat 0 - T/2 sinyal input adalah positip sebesar +V, sehingga Dioda menghantar (ON). Kapasitor mengisi muatan dengan cepat melalui tahanan dioda yang rendah (seperti hubung singkat, karena diodaideal). Pada saat ini sinyal output pada R adalah nol (gambar d). Kemudian saat T/2 - T sinyal input berubah ke negatip, sehingga dioda tidak menghantar (OFF) (gambar e). Kapasitor membuang muatan sangat lambat, karena RC dibuat cukup lama. Sehingga pengosongan tegangan ini tidak berarti dibanding dengan sinyal output. Sinyal output merupakan penjumlahan tegangan input -V dan tegangan pada kapasitor -V, yaitu sebesar -2V (gambar c). Terlihat pada gambar 2.9 c bahwa sinyal output merupakan bentuk gelombang kontak (seperti gelombang input) yang level dc nya sudah bergeser kearah negatip sebesar -V. Besarnya penggeseran ini bisa divariasi dengan menambahkan sebuah baterai secara seri dengan dioda. Disamping itu arah penggeseran juga bisa dinuat kearah positip dengan cara membalik arah dioda. Beberapa rangkaian clamper negatip dan positip dapat dilihat pada gambar 2.10. Rangkaian Penggeser(Clamper) ini memberikan penambahan komponen DC pada tegangan masukan. Akibatnya, seolah-olah terjadi pergeseran (clamping) pada tegangan. Jika penambahan komponen DC negatif, maka terjadi pergeseran tegangan ke bawah (negatively clamped), dan begitu pula sebaliknya, (positively clamped). Gambar di atas (Rangkaian Clamper) menunjukkan sebuah rangkaian penggeser negatif. Selama setengah tegangan masukan Vin positif, dioda diforward biased dan dalam kondisi konduksi, sehingga kapasitor akan terisi dengan polaritas seperti ditunjukkan oleh gambar. Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama dengan nol. Namun, selama setengah tegangan masukan Vin negatif, dioda di-reverse biased. Kapasitor akan mulai membuang tegangannya melalui tegangan keluaran Vo. Akibatnya, tegangan keluaran Vo akan sama dengan tegangan masukan Vin dikurang dengan tegangan buangan dari kapasitor VC. Sehingga, secara grafik, tegangan keluaran Vo merupakan tegangan masukan Vin yang diturunkan sejauh tegangan buangan dari kapasitor VC. Jika dirancang bahwa waktu buangan kapasitor sangat lama, maka tegangan buangan dari kapasitor VC akan sama dengan tegangan masukan Vin maksimum.

Manfaat rangkaian clamper adalah menambahkan nilai DC pada sinyal AC. Rangkaian clamper menggunakan kapasitor dan diode : 1) Dioda sebagai penyearah 2) Kapasitor sebagai penyimpan tegangan 3) Bila perlu ditambahkan sumber tegangan untuk memberi kebebasan menentukan nilai DC. Rangkaian elektronika amplifier adalah sebuah rangkaian elektronika yang membentuk skema untuk menjadi sebuah amplifier. Amplifier adalah salah satu komponen dari rangkaian elektronika yang sebagian di pakai untuk menguatkan daya atau tenaga. Untuk keperluan audio baik itu di radio, speaker, televisi ataupun yang lainya amplifier di gunakan sebagai penguat signal suara yaitu memperkuat signal arus (I) dan tegangan (V) listrik dari input menjadi arus listrik di bagian outputnya yang lebih besar. Amplifier merupakan perangkat yang menggunakan sejumlah kecil energi untuk mengontrol jumlah energi yang lebih besar. Hubungan rangkaian elektronika amplifier antara masukan dan keluaran dalam biasanya di nyatakan sebagai fungsi frekuensi input yang di sebut fungsi transfer penguat dan besar dari fungsi transfer di sebut dengan gain. Nilai dari gain yang dinyatakan sebagai fungsi penguat frekunsi audio, Gain power amplifier antara 200 kali sampai 100 kali dari signal output yang dikeluarkan. Jadi secara gampangnya gain merupakan hasil bagi dari daya di bagian output dengan daya di bagian input dalam bentuk fungsi frekuensi. Ukuran gain biasannya memakai decible (dB). Dalam bagian rangkaian elektronika amplifier pada proses penguatannya audio ini terbagi menjadi dua kelompok yang sama sama pentingnya tentunya :1. Bagian penguat signal tegangan (V) yang biasanya menggunakan susunan transistor darlington. 2. Bagian penguat arus susunannya transistor paralel. Masing masing transistor memiliki daya besar dan menggunakan sirip pendingin untuk membuang panas ke udara, sehingga pada saat ini banyak yang menggunakan transistor simetris komplementer. Jenis-jenis amplifier pun telah bervariasi seperti OTL, BTL dan OCL yang sudah beredar luas di pasaran. Dan biasanya setiap jenis komponen dari amplifier tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. OTL (Output Transformer Less = keluaran tanpa trafo), yaitu amplifier yang menggunakan elco sebagai ganti transformer, misalkan nilai 2200uf untuk amplifier yang memiliki watt besar. Pada umumnya tegangan rangkaian amplifier ini hanya + (positif) dan (negatif / ground). BTL (Bridge Transformator Less) , yaitu amplifier OCL yang digabung dengan metode Bridge (jembatan). Sehingga power outputnya menjadi 2 kali lipat dari power Rangkaian Amplifier OCL.

Anda mungkin juga menyukai