Anda di halaman 1dari 11

A.

Field Effect Transistor (FET)


Pengertian
Field Effect Transistor atau biasa disebut sebagai Efek Medan Transistor merupakan
komponen semikonduktor yang sering difungsikan sebagai penguat atau
amplifier seperti transistor persambungan bipolar (BJT). Bedanya adalah konstruksi FET
memberikan resistansi input yang sangat besar (dalam orde megaohm). Field Effect Transistor
(FET) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Transistor Efek Medan. Dikatakan Field Effect
atau Efek Medan karena pengoperasian Transistor jenis ini tergantung pada tegangan (medan
listrik) yang terdapat pada Input Gerbangnya. FET merupakan Komponen Elektronika yang
tergolong dalam keluarga Transistor yang memilki Tiga Terminal Kaki yaitu Gate (G), Drain
(D) dan Source (S).

Bagian-bagian FET
FET terdiri dari empat bagian yaitu :
 Sumber (Source ) adalah terminal dimana pembawa muatan memasuki kanal untuk
menyediakan arus dalam kanal. Arus sumber diberi simbol IS. Sumber
atau source ekivalen dengan emitter pada BJT.
 Penguras (Drain) adalah terminal dimana arus meninggalkan kanal. Arus drain diberi
simbol ID. Drain ekivalen dengan Collector pada BJT.
 Gerbang (Gate). Elektroda ini berfungsi mengendalikan konduktivitas kanal antara source
dengan drain. Tegangan sinyal input umumnya diberikan ke gate. Tegangan gate diberi
simbol VG. Gate ekivalen dengan Basis pada BJT, tetapi tegangan gate mengendalikan
medan listrik dalam kanal, sementara arus basis mengendalikan arus kolektor dalam BJT.
 Kanal (Channel) adalah saluran penghubung antara source dengan drain yang
memungkinkan muatan bergerak dari source ke drain.
Jenis-jenis Field Effect Transistor (FET)
Pada dasarnya terdapat dua jenis klasifikasi utama pada Field Effect Transistor atau FET
ini, kedua jenis tersebut diantaranya adalah JFET (Junction Field Effect Transistor) dan
MOSFET (Metal Oxide Semiconduction Field Effect Transistor).

1. Junction FET (JFET)

JFET terdiri atas kanal-P dan kanal-N. JFET adalah komponen tiga terminal dimana
salah satu terminal dapat mengontrol arus antara dua terminal lainnya. JFET terdiri atas
dua jenis, yakni kanal-N dan kanal-P, sebagaimana transistor terdapat jenis NPN dan PNP.
Salah satu kegunaan JFET adalah ssebagai saklar sekaligus penguat. Membangun sebuah
penguat tergandeng dengan langsung dengan mengambil kapasitor penggandeng dan
bypass kapasitor serta menghubungkan keluaran tiap tingkatan langung pada tingkatan
berikutnya.

Cara Kerja JFET pada prinsipnya seperti kran air yang mengatur aliran air pada pipa.
Elektron atau Hole akan mengalir dari Terminal Source (S) ke Terminal Drain (D). Arus
pada Outputnya yaitu Arus Drain (ID) akan sama dengan Arus Inputnya yaitu Arus Source
(IS). Prinsip kerja tersebut sama dengan prinsip kerja sebuah pipa air di rumah kita dengan
asumsi tidak ada kebocoran pada pipa air kita. Besarnya arus listrik tergantung pada tinggi
rendahnya Tegangan yang diberikan pada Terminal Gerbangnya (GATE (G)). Fluktuasi
Tegangan pada Terminal Gate (VG) akan menyebabkan perubahan pada arus listrik yang
melalui saluran IS atau ID. Fluktuasi yang kecil dapat menyebabkan variasi yang cukup
besar pada arus aliran pembawa muatan yang melalui JFET tersebut. Dengan demikian
terjadi penguatan Tegangan pada sebuah rangkaian Elektronika.

Junction FET atau sering disingkat dengan JFET memiliki 2 tipe berdasarkan tipe
bahan semikonduktor yang digunakan pada saluran atau kanalnya. JFET tipe N-Channel
(Kanal N) terbuat dari bahan Semikonduktor tipe N dan P-Channel (Kanal P) yang terbuat
dari Semikonduktor tipe P.

JFET Kanal-N

Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-N.
Saluran atau Kanal pada jenis ini terbentuk dari bahan semikonduktor tipe N dengan satu
ujungnya adalah Source (S) dan satunya lagi adalah Drain (D). Mayoritas pembawa muatan
atau Carriers pada JFET jenis Kanal-N ini adalah Elektron. Gate atau Gerbang pada JFET
jenis Kanal-N ini terdiri dari bahan semikonduktor tipe P. Bagian lain yang terbuat dari
Semikonduktor tipe P pada JFET Kanal-N ini adalah bagian yang disebut
dengan Subtrateyaitu bagian yang membentuk batas di sisi saluran berlawanan Gerbang
(G). Tegangan pada Terminal Gerbang (G) menghasilkan medan listrik yang mempengaruhi
aliran pada pembawa muatan yang melalui saluran tersebut. Semakin Negatifnya
VG, semakin sempit pula salurannya yang akhirnya mengakibatkan semakin kecil arus pada
outputnya (ID).

JFET Kanal-P

Berikut dibawah ini adalah gambar struktur dasar JFET jenis Kanal-P.

Saluran pada JFET jenis Kanal-P terbuat dari Semikonduktor tipe P. Mayoritas pembawa
muatannya adalah Hole. Bagian Gate atau Gerbang (G) dan Subtrate-nya terbuat dari bahan
Semikonduktor tipe N.

Di JFET Kanal-P, semakin Positifnya VG, semakin sempit pula salurannya yang akhirnya
mengakibatkan semakin kecilnya arus pada Output JFET (ID). Dari Simbolnya, kita dapat
mengetahui mana yang JFET Kanal-N dan JFET Kanal-P. Anak Panah pada simbol JFET
Kanal-N adalah menghadap ke dalam sedangkan anak panah pada simbol JFET Kanal-P
menghadap keluar.

Aplikasi JFET

 Low Noise dan High Input Impedance Amplifier


Kebisingan adalah gangguan yang tidak diinginkan yang mengganggu sinyal - semakin
besar noise mengurangi informasi. Perangkat elektronik energi menyebabkan sejumlah
gangguan. Jika FET digunakan di bagian depan, mendapatkan jumlah noise lebih sedikit
pada output.
 Saklar Analog atau Gerbang - Switch
JFET dapat digunakan sebagai saklar ON/OFF yang mengontrol daya listrik.
 Penguat Beredam Rendah
Harus memiliki impedansi input yang sangat tinggi dan impedansi output yang rendah.
Karena impedansi I/P yang tinggi dan impedansi keluaran yang rendah, FET bertindak
sebagai penguat buffer yang besar.

 Sumber Arus Konstan


Tegangan suplai di seluruh beban. Untuk meningkatkan beban yang berlebihan mendorong
JFET ke wilayah aktif. bertindak sebagai sumber arus.

 Radio Frequency Amplifier


JFET baik dalam operasi Sinyal Arus Rendah karena merupakan perangkat semikonduktor
yang dikendalikan tegangan. Memiliki tingkat kebisingan yang sangat rendah. Digunakan
sebagai Penguat RF bagian Penerima Komunikasi.

 Saklar Analog atau Gerbang


JFET dapat digunakan sebagai saklar ON/OFF yang mengontrol daya listrik.

Karakteristik JFET
Source dengan Gate terhubung singkat (VGS = 0 Volt)

Pada saat tegangan VDS diberikan dengan


polaritas tertentu (sesuai dengan tipe kanal),
maka muatan akan bergerak dari Source ke Drain
atau disebut arus drain (ID). Besar arus drain
ditentukan oleh besarnya tegangan VDS
dan resistansi kanal. Besarnya arus drain
berubah secara linier terhadap nilai VDS atau
bersifat resistive.
Arus drain ID yang mengalir dalam kanal
menyebabkan terjadinya jatuh tegangan
(Voltage Drop) sepanjang kanal karena adanya resistansi kanal. Makin dekat ke Drain jatuh
tegangan makin besar.
Jatuh tegangan dalam kanal menjadi tegangan pembias balik pada persambungan P-N
antara kanal dengan gate. Akibatnya lapisan pengosongan pada persambungan P-N antara
Gate-kanal menjadi semakin melebar yang menyebabkan kanal menyempit.Penyempitan
kanal ekivalen dengan kenaikan resistansi

Akibatnya arus yang mengalir melalui kanal menjadi terbatas dan cenderung
konstan. Karena itu FET biasa disebut sebagai piranti dengan arus konstan (Constant
Current Devices).
Source - Gate diberi Bias Balik

Pemberian tegangan bias balik antara


Source dengan Gate akan memperbesar
tegangan pembias balik pada
persambungan Gate-Kanal yang
menyebabkan kanal akan semakin
sempit dan arus yang bisa dilewatkan
akan semakin kecil. Pemberian tegangan
bias balik VGS pada level tertentu akan
menyebabkan kanal tersumbat atau
dengan kata lain arus sama dengan nol
atau FET dalam keadaan Off.

2. MOSFET
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah sebuah
perangkat semionduktor yang digunakan sebagai switch dan sebagai penguat sinyal pada
perangkat elektronik. Fungsinya biasanya digunakan pada rangkaian power supply jenis
switching untuk menghasilkan tegangan tinggi untuk menggerakkan trafo.
Kerja MOSFET bergantung pada kapasitas MOS. Kapasitas MOS adalah bagian utama
dari MOSFET. Permukaan semikonduktor pada lapisan oksida di bawah yang terletak di
antara terminal sumber dan saluran pembuangan. Hal ini dapat dibalik dari tipe-p ke n-type
dengan menerapkan tegangan gerbang positif atau negatif masing-masing. Ketika kita
menerapkan tegangan gerbang positif, lubang yang ada di bawah lapisan oksida dengan
gaya dan beban yang menjijikkan didorong ke bawah dengan substrat. Daerah penipisan
dihuni oleh muatan negatif terikat yang terkait dengan atom akseptor. Elektron mencapai
saluran terbentuk. Tegangan positif juga menarik elektron dari sumber n dan mengalirkan
daerah ke saluran. Sekarang, jika voltase diterapkan antara saluran pembuangan dan
sumber, arus mengalir bebas antara sumber dan saluran pembuangan dan tegangan gerbang
mengendalikan elektron di saluran. Alih-alih tegangan positif jika kita menerapkan
tegangan negatif, saluran lubang akan terbentuk di bawah lapisan oksida.

Mosfet memiliki dua mode, mode pertama adalah depletion mode dan Enhancement
Mode.

Depletion Mode:
Ketika tidak ada tegangan pada Gate maka kondusi channel berada pada kondisi
maksimum. Karena tegangan pada gerbang positif atau negative konduksi pada channel
menurun.
Enhancement Mode
Ketika tidak ada tegangan pada Gate, MOSFET tidak akan bersifat konduksi. Tegangan
yang meningkat pada Gate, maka sifat konduksi pada Channel semakin lebih baik.

MOSFET pada dasarnya terdiri dari 2 tipe yaitu MOSFET tipe N dan MOSFET tipe P.

MOSFET tipe N
Struktur N-Channel Mosfet atau disebut dengan NMOS terdiri dari subtract tipe P
dengan daerah Source dan Drain deberi Difusi N+. Diantara daerah Source dan Drain
terdapat sebuah celah sempit dari subtract P yang di sebut dengan channel yang di tutupi
oleh isolator yang terbuat dari Si02
MOSFET tipe P
P-Channel MOSFET memiliki wilayah P-Channel diantara Source dan Drain. Dia
memiliki empat terminal seperti Gate, Drain, Source dan Body. Struktur Transistor PMOS
terdiri atas tipe-n dengan daerah Source dan Drain diberi difusi P+.

3. OP-AMP (Operational Amplifier)

Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan istilah Op-Amp adalah salah
satu dari bentuk IC Linear yang berfungsi sebagai Penguat Sinyal listrik. Sebuah Op-
Amp terdiri dari beberapa Transistor, Dioda, Resistor dan Kapasitor yang
terinterkoneksi dan terintegrasi sehingga memungkinkannya untuk menghasilkan
Gain (penguatan) yang tinggi pada rentang frekuensi yang luas. Dalam bahasa
Indonesia, Op-Amp atau Operational Amplifier sering disebut juga dengan Penguat
Operasional.

Op-Amp umumnya dikemas dalam bentuk IC, sebuah IC Op-Amp dapat


terdiri dari hanya 1 (satu) rangkaian Op-Amp atau bisa juga terdiri dari beberapa
rangkaian Op-Amp. Jumlah rangkaian Op-Amp dalam satu kemasan IC dapat
dibedakan menjadi Single Op-Amp, dual Op-Amp dan Quad Op-Amp. Ada juga IC
yang didalamnya terdapat rangkaian Op-Amp disamping rangkaian utama lainnya.
Sebuah rangkaian Op-Amp memiliki dua input (masukan) yaitu satu Input
Inverting dan satu Input Non-inverting serta memiliki satu Output (keluaran). Sebuah
Op-Amp juga memiliki dua koneksi catu daya yaitu satu untuk catu daya positif dan
satu lagi untuk catu daya negatif. Bentuk Simbol Op-Amp adalah Segitiga dengan
garis-garis Input, Output dan Catu dayanya seperti pada gambar dibawah ini. Salah
satu tipe IC Op-Amp yang populer adalah IC741.

 Aplikasi OP-AMP

Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam


berbagai jenis sirkuit listrik. Di bawah ini ada beberapa penggunaan
umum dari penguat operasional dalam contoh sirkuit :

1. Penguat Pembalik ( Inverting amplifier )


Inverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi
ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier
adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst
dan selalu negatif. Rumus nya :

Rangkaian dari Inverting adalah seperti gambar berikut :

2. Penguat Tak pembalik (Non Inverting Amplifier )


Penguat Non Inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat
inverting,dimana Input dimasukkan pada input non inverting sehingga
polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan
yang tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.

sehingga persamaan menjadi :

Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu
positif.
Rangkaian nya adalah seperti pada gambar berikut ini :

3. Komparator (rangkaian pembanding )


Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkanpenguatan terbuka
(open-loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat
operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk
penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan
umum disebut juga dengan komparator .

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah


keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi. di mana
Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi di antara
+ Vs dan −Vs.)

Berikut gambar rangkaian dari Komparator :

4.Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil
outputnya. Dalam
hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini.
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan.
Besar nilainya tergantung
dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus
dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.

5. Adder / Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah
yang dasar rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil
outputnya adalah dikalikan dengan penguatan seperti pada rangkaian
inverting.Rangkaian penjumlah dengan menggunakan non inverting sangat
suah dilakukan karena tegangan yang diparalel akan menjadi tegangan
terkecil yang ada, sehingga susah terjadi proses penjumlahan.

6. Subtractor / Pengurang
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan
memanfaatkan masukan non-inverting, sehingga persamaannya menjadi
sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa terdiri 3 macam yaitu :

a. Rangkaian dengan 1 op-amp


Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting
dan kaki noninverting.

b. Rangkaian dengan 2 op-amp


Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu
opamp, yaitu salah satu
input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang

7. Differensiator
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan
persamaan :

di mana dan adalah fungsi dari waktu.

Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga
induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator dapat juga
dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis
aktif.
8. Penguat Integrator (Integrator Amplifier )
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan :

di mana adalah waktu dan adalah tegangan keluaran pada .

Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan


dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif.

Anda mungkin juga menyukai