FISIKA DASAR
“SIMULASI BENTUK DAN PERUBAHAN ENERGI”
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Fisika Dasar
Disusun Oleh:
Nama : Nazwa Cendra Swari
NIM : 4444210053
Kelas :1B
Kelompok : 4 (Empat)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan karunia-
Nya telah memberikan kesehatan dan kesempatan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan tugas laporan praktikum ini dengan judul “Simulasi Bentuk dan
Perubahan Energi”.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rifqi Ahmad Riyanto, M.Sc. dan Bapak Samsu Hilal, S.Pd.,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Fisika Dasar
2. Aisya Ghina Febriza selaku asisten laboratorium yang telah
membimbing dalam penulisan laporan ini.
3. Teman-teman I B Teknologi Pangan yang juga memberikan saran
pada laporan ini.
Menyadari akan masih banyaknya kekurangan dalam penyusunan laporan
ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari dosen pembimbing
dan kakak asisten laboratorium mata kuliah Fisika Dasar, serta teman-teman
sekalian. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian.
Penyusun
ii
I. Judul
“Simulasi Bentuk dan Perubahan Energi”.
II. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum mengenai “Simulasi Bentuk dan Perubahan
Energi” ini yaitu untuk mengetahui perubahan energi dalam simulasi.
1
2. Transfer energi, merupakan energi panas dapat ditransfer dari tempat satu ke
tempat lainnya atau dari material satu ke material lainnya.
3. Energi dapat pindah, merupakan melalui suatu gaya yang menyebabkan
pergeseran, sering disebut dengan energi mekanik.
4. Energi adalah kekal, merupakan tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan
(Iskandar dan Djuanda, 2017).
Menurut Siagian & Siboro (2014) dalam Nurhidayat, et al. (2020), kalor
merupakan salah satu konsep fisika perpindahan panas yang disertai dengan
perpindahan energi. Kalor adalah energi yang dapat berpindah atau dipindahkan.
Dapat bergerak dan mengubah bentuk suatu benda karena perbedaan suhu.
Perpindahan panas disebabkan oleh perpindahan energi dari satu tempat ke tempat
lain; Anda memiliki suhu tinggi ke tempat dengan suhu lebih rendah.
Hukum pertama termodinamika adalah persamaan kekekalan energi yang
melibatkan variabel panas, usaha, dan energi dalam. Konsekuensi penting dari hukum
ini adalah adanya nilai energi internal yang ditentukan oleh keadaan sistem.
𝑄 = ∆𝑈 + 𝑊
Q adalah panas, U adalah perubahan energi dalam, dan W adalah usaha. Ketiga
besaran tersebut diwakili oleh garis. Q positif ketika panas disuplai ke sistem, Q
negatif ketika sistem menghasilkan panas, W positif ketika kerja dikirim ke sistem,
dan W negatif ketika sistem melakukan kerja. Energi internal memiliki kemampuan
untuk bertambah atau berkurang, tetapi ketika energi internal meningkat, U positif,
dan ketika energi internal berkurang, U negatif (Suryantari, 2013).
Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa hukum entropi digunakan untuk
mengenali perubahan spontan antara perubahan yang diizinkan ini. Hukum kedua
menyatakan bahwa entropi suatu sistem meningkat selama ada perubahan spontan
(Evalina, et al., 2019).
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu dari 1
kg massa menjadi 1℃.
Tabel 1. Kalor Jenis berbagai zat
Zat J/kg℃.
Air 4200
Besi 460
2
Perak 230
Kaca 670
Minyak 2200
(Sumber: Syah, 2012)
Menurut Kreith (1997) dalam Johan et al. (2016), Tepatnya, hanya konduksi panas
dan radiasi yang dapat dikaitkan dengan proses perpindahan panas. Karena hanya
kedua mekanisme ini yang dapat disebabkan oleh perbedaan suhu. Yang terakhir dari
ketiganya adalah konveksi.
Menurut Johan et al. (2016), cara-cara perpindahan panas ada tiga jenis yaitu:
1. Konduktivitas
Konduktivitas termal, atau konduktivitas, adalah ukuran kekuatan suatu bahan
yang menunjukkan kemampuannya untuk menghantarkan energi panas. Konduksi
panas adalah perpindahan energi panas dari suatu daerah benda panas ke daerah
yang sama yang suhunya lebih rendah karena adanya perbedaan suhu.
∆𝑄 𝑘. 𝐴. ∆𝑇
=𝐻=
∆𝑡 𝐿
3
Perpindahan panas konveksi paksa adalah perpindahan panas dalam aliran gas
atau cairan yang disebabkan oleh gaya eksternal.
∆𝑄
= 𝐻 = ℎ. 𝐴. ∆𝑇
∆𝑡
3. Radiasi
Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnetik
atau paket energi (foton) yang dapat melakukan perjalanan jarak jauh tanpa
interaksi dengan lingkungan (inilah mengapa perpindahan panas radiasi sangat
penting dalam ruang hampa). Bersama dengan suhu benda, keduanya
membedakan antara perpindahan panas konduksi dan konveksi dan perpindahan
panas radiasi. Perpindahan panas radiasi adalah distribusi energi dalam bentuk
panas yang dihasilkan dari pancaran gelombang cahaya dari satu bahan ke bahan
lain tanpa bahan perantara, sedangkan besaran radiasi suatu benda tergantung
pada suhu dan jaraknya, semakin tinggi suhunya, semakin banyak radiasi yang
dipancarkannya, dan semakin jauh jaraknya, semakin sedikit panas yang
dihasilkannya.
∆𝑄
= 𝑃 = 𝑒. 𝜎. 𝐴. 𝑇 4
∆𝑡
4
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu
benda ternyata bergantung pada:
Q = m. c. ∆T
Q masuk = Q terima
𝑄
𝐻=
∆𝑡
Kalor dapat mengubah suhu benda, benda yang dipanaskan akan menjadi lebih
panas. Lebih panas itu artinya suhu benda akan menjadi lebih tinggi. Ini artinya benda
menerima panas dari luar dan suhu benda akan bertambah. Begitu pula sebaliknya.
Kalor dapat mengubah wujud zat, perubahan wujud zat akibat kalor bisa terwujud
dalam satu dari gejala-gejala ini: melebur atau mencair, menguap, mengembun,
menyublim, dan mengkristal (Hari, 2019).
V. Prosedur Percobaan
Prosedur percobaan pada praktikum ini meliputi
1. Dibuka halaman https://phet.colorado.edu/sims/html/energy-forms-and-
changes/latest/energy-forms-and-changes_en.html.
2. Dipilih pendahuluan.
3. Diklik bagian simbol energi dan link heater di kanan atas.
4. Diangkat air dan olive oil ke atas pemanas lalu dinaikkan suhu pemanas
dengan suhu di bagian Heat sambil ditahan.
5. Diamati apa saja yang terjadi lalu disimpulkan!
6. Disilahkan mencoba dengan beberapa benda lain yang ada di simulasi.
5
3 Batu Bata Didinginkan 0° 1
Dipanaskan 5° 12
4 Besi Didinginkan 0° 5
Dipanaskan 4,5° 20
5 Air + Batu Bata Didinginkan 0° 32
Dipanaskan 2° 42
6 Air + Besi Didinginkan 0° 27
Dipanaskan 2° 47
7 Minyak + Batu Bata Didinginkan 0° 4
Dipanaskan 2,5° 16
8 Minyak + Besi Didinginkan 0° 9
Dipanaskan 3,5° 20
6
cari menjadi padat, cair menjadi gas, gas menjadi cair, padat menjadi gas, serta gas
menjadi padat. Perubahan wujud zat akibat kalor ini dikenal dengan istilah: melebur
atau mencair, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal. Hal ini perkuat
oleh Hari (2019).
Dalam prosesnya kalor dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni konduksi,
konveksi, dan radiasi. Konduksi disebut perambatan panas tanpa disertai zat
perantaranya atau proses perpindahan panas jika panas mengalir dari tempat yang
bersuhu tinggi ke tempat yang bersuhu lebih rendah, misalnya centong besi yang
digunakan untuk mengaduk sayur akan terasa panas. Konveksi disebut perpindahan
panas tejadi antara permukaan padat dengan fluida yang mengalir di sekitarnya dengan
menggunakan media penghantar berupa gas atau cairan, misalnya ketika kita sedang
merebus air. Radiasi disebut perpindahan panas yang merambat langsung tanpa
melalui medium perantara, misalnya ketika kita mengelilingi api unggung saat kemah
untuk menghangatkan badan. Hal ini diperkuat oleh Johan et al. (2016).
Praktikum ini dilakukan dengan cara simulasi melalui website Phet Interactive
Simulation. Di dalam website tersebut sudah tersedia alat dan bahan, diantaranya air,
olive oil, batu bata, besi, termometer, kaki tiga, beaker glass untuk mewadahi air dan
olive oil, serta alat pemanas dan pendingin.
Percobaan pertama dilakukan terhadap air dengan perlakuan didinginkan dan
dipanaskan. Ketika diperlakukan pendinginan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah
energi sebesar 31 buah. Sedangkan, saat diperlakukan pemanasan pada suhu 2℃
mempunyai jumlah energi sebesar 47 buah.
Percobaan kedua dilakukan terhadap olive oil dengan perlakuan didinginkan dan
dipanaskan. Ketika dilakukan pendinginan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi
sebesar 6 buah. Sedangkan saat diperlakukan pemanasan pada suhu 3,5℃ mempunyai
jumlah energi sebesar 18. Percobaan ketiga dilakukan terhadap batu bata dengan
perlakuan didinginkan dan dipanaskan. Ketika dilakukan pendinginan pada suhu 0℃
mempunyai jumlah energi sebesar 1 buah. Sedangkan, saat diperlakukan pemanasan
pada suhu 5℃ mempunyai jumlah energi sebesar 12 buah.
Percobaan keempat dilakukan terhadap besi, dengan perlakuan didinginkan dan
dipanaskan. Ketika dilakukan pendinginan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi
7
sebesar 5 buah. Sedangkan, saat diperlakukan pemanasan pada suhu 4,5℃ mempunyai
jumlah energi sebesar 20 buah.
Percobaan kelima dilakukan terhadap air dan batu bata dengan perlakuan
didinginkan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi sebesar 32 buah sedangkan pada
perlakuan dipanaskan pada suhu 2℃ mempunyai 42 buah.
Percobaan keenam dilakukan terhadap air dan besi dengan perlakuan didinginkan
pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi sebesar 27 buah sedangkan pada perlakuan
dipanaskan pada suhu 2℃ mempunyai jumlah energi sebesar 47 buah.
Percobaan ketujuh dilakukan terhadap minyak dan batu bata dengan perlakuan
didinginkan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi sebesar 4 buah sedangkan pada
perlakuan dipanaskan pada suhu 2,5℃ mempunyai jumlah energi sebesar 16 buah.
Pada percobaan kedelapan dilakukan terhadap minyak dan besi dengan perlakuan
didinginkan pada suhu 0℃ mempunyai jumlah energi sebesar 9 buah sedangkan pada
perlakuan dipanaskan pada suhu 3,5℃ mempunyai jumlah energi sebesar 20 buah.
Perubahan suhu terhadap jumlah energi pada benda yaitu ketika dilakukan proses
pendinginan muatan energi dalam benda cenderung sedikit jika dibandingkan dengan
muatan energi dalam benda saat dilakukan proses pemanasan. Hal ini dapat
membuktikan bahwa banyaknya jumlah energi yang diperlukan untuk menaikkan atau
menurunkan suhu suatu benda tenyata tergantung pada massa, kalor jenis benda, dan
perubahan suhu yang dikenalkan dengan rumus 𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
Pengaruh jenis benda terhadap energi yang tersimpan dapat dilihat dari kalor jenis
setiap sempel, air memiliki kalor jenis 4200 J/kg℃ dan minyak memiliki kalor jenis
2200 J/kg℃ dapat dilihat air memiliki kalor jenis lebih besar daripada minyak sehingga
muatan jumlah energi pada air lebih banyak. Sama halnya dengan besi memiliki kalor
jenis 460 J/kg℃ dan batu bata saya tidak menemukannya dalam literatur yang saya
baca, tetapi dapat dilihat bahwa jumlah energi pada besi lebih besar dibandingkan
dengan jumlah energi pada batu bata. Hal ini diperkuat oleh Hari (2019).
Dalam proses pemanasan terkait juga dengan kalor lebur dan kalor uap. Kalor
lebur di mana saat dari zat padat ke zat cair (seperti misalnya percobaan air dengan
besi atau air dengan batu bata) dan kalor uap di mana saat suatu benda yang sedang
dipanaskan lama kelamaan mendidih inilah disebut dari zat cair ke zat gas.
8
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa energi
banyak jenisnya, salah satunya energi kalor. Energi kalor diartikan sebagai energi
panas yang dimiliki oleh suatu benda disertai perpindahan energi. Besar kecilnya kalor
ditentukan oleh massa zat, kalor jenis zat, dan perubahan suhu. Hukum termodinamika
adalah kajian tentang kalor yang berpindah. Proses perpindahan panas dibagi menjadi
3, yakni konduksi, konveksi, dan radiasi. Perubahan suhu dan pengaruh jenis benda
akan mempengaruhi muatan jumlah energi pada suatu benda itu sendiri.
9
LAMPIRAN