Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK 2

BEDA FASA

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Kelas 2C

Anita Ayu S. (03)

Ekky Novanto (10)

Giant Syafril F. (11)

Mahendra Cahya L. (14)

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI MALANG

2011
PERCOBAAN BEDA FASA

1.1 TUJUAN
Mampu menggunakan alat ukur oscilloscope dan generator fungsi sesuai
dengan prosedurnya.
Mengetahui beda fase antara input dan output rangkaian elektronika yang
tampil pada layar monitor oscilloscope.
Mampu menggunakan oscilloscope dalam pengukuran beda fase baik
secara dual trace maupun lissajous.
Mampu menghitung beda fase baik secara dual trace maupun lissajous.

1.2. ALAT DAN KOMPONEN YANG DIGUNAKAN


Ossiloscope (CRO)
Generator Fungsi
Kabel BNC to BNC
Probe gigi buaya
Resistor 100 dan 1K
Kapasitor 0,1 uf, 1uf, 10uf, 100uf
Protoboard
T Konektor

1.3 DASAR TEORI


1.3.1 OSILOSKOP

Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang


diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi,
periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa
mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Gambar Osiloskop

Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel
kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna
warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini
terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk
kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan
garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol
yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan yang berada pada layar
monitor Oscilloscope.

Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan
untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk
melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.

Panel-panel Oscilloscope

Pan
el
depan pada Oscilloscope

Focus : Digunakan untuk mengatur focus

Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar

Trace : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar


rotation

Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di
layar

Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar

Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal


masukannya nol)

AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop.


Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi
kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari
sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC
maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.

Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.

Channel : Memilih saluran / kanal yang digunakan.


1/ 2

1.1.3.1 Kalibrasi pada Oscilloscope

Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan


untuk kalibrasi. Sebagai contoh, osiloskop GW tipe tertentu mempunyai
acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to peak dengan
frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi, maka BNC probe
dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti ditunjukkan pada gambar
berikut:

Setelah dirangkai seperti gambar diatas maka kita harus memunculkan


gambar sinyal pada layar oscilloscope. Hingga memenuhi acuan pada
masing-masing oscilloscope.

1.1.3.2 Mengukur Beda Fasa pada Oscilloscope


Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
a) dengan osiloskop dual trace
b) dengan metoda lissajous
Dengan Osiloskop Dual Trace
- Sinyal pertama dihubungkan pada kanal A, sedangkan sinyal kedua
dihubungkan
pada kanal B dari osiloskop

Gambar 1. Osiloskop Dual Trace.


Mengukur Beda Fasa
Pengukuran beda fasa antar dua buah sinyal dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
- dengan osiloskop dual trace
- dengan metoda lissajous
Gambar 2. Osiloskop dual trace.
Dengan Metoda Lissajous
- Sinyal pertama dihubungkan pada input Y, dan sinyal kedua dihubungkan pada
input X osiloskop.

Gambar 3. Metode Lassajous.

B
A

Gambar 4. Beda fasa metode lissajous


1.3.2 GENERATOR FUNGSI

Generator fungsi adalah alat tes elektronik yang berfungsi sebagai


pembangkit sinyal atau gelombang listrik. Bentuk gelombang pada umumnya
terdiri dari tiga jenis, yaitu sinusoida, persegi, dan segitiga.

Pengaturan bentuk gelombang Batas maximal frekwensi

Frequency

Att/peredaman

Power On / OF

Sweep / time
Duty Cmos Offset Ampl Out put 50

Sweep / rate

Untuk mengatur besarnya frekuensi dan tegangan yang akan


digunakan maka kita harus mengatur generator fungsi dengan benar, yaitu
dengan memutar rotary frekuensi dan amplitudo.

1.3.3 KAPASITOR

Pengertian Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika


yang digunakan untuk menyimpan muatan listrik, dan secara
sederhana terdiri dari dua konduktor yang dipisahkan oleh bahan
penyekat (bahan dielektrik) tiap konduktor di sebut keping. Kapasitor
atau disebut juga kondensator adalah alat (komponen) listrik yang
dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menyimpan muatan listrik
untuk sementara waktu. Pada prinsipnya sebuah kapasitor terdiri atas
dua konduktor (lempeng logam) yang dipisahkan oleh bahan penyekat
(isolator). Isolator penyekat ini sering disebut bahan (zat) dielektrik.
Zat dielektrik yang digunakan untuk menyekat kedua penghantar dapat
digunakan untuk membedakan jenis kapasitor. Beberapa kapasitor
menggunakan bahan dielektrik berupa kertas, mika, plastik cairan dan
lain sebagainya. Beberapa jenis kapasitor menurut bahan dielektiknya
antara lain:
1. Kapasitor elektrolit

6. Kapasitor Mica
2. Kapasitor tantalum

7. Kapasitor Keramik
3. Kapasitor Polister Film

4. Kapasitor Poliprolyene

8. Kapasitor Epoxy

5. Kapasitor Kertas 9. Kapasitor Variable

Kegunaan kapasitor dalam


berbagai rangkaian listrik adalah:
a) mencegah loncatan bunga api listrik pada rangkaian yang
mengandung kumparan, bila tiba- tiba arus listrik diputuskan dan
dinyalakan
b) menyimpan muatan atau energi listrik dalam rangkaian penyala
elektronik
c) memilih panjang gelombang pada radio penerima sebagai filter
dalam catu daya (power supply)
Bentuk kapasitor
a) kapasitor kertas (besar kapasitas 0,1 F)
b) kapasitor elektrolit (besar kapasitas 105 pF)
c) kapasitorv a r i a b e l (besar kapasitas bisa di ubah-ubah dengan
nilai kapasitas maksimum 500 pF)

Simbol Kapasitor

Kapasitor disimbolkan dengan


1.3.4 RESISTOR

Pada dasarnya semua bahan memiliki sifat resistif namun beberapa


bahan seperti tembaga, perak, emas dan bahan metal umumnya memiliki
resistansi yang sangat kecil. Bahan-bahan tersebut menghantar arus listrik
dengan baik, sehingga dinamakan konduktor. Kebalikan dari bahan yang
konduktif, yaitu bahan material seperti karet, gelas, karbon memiliki
resistansi yang lebih besar menahan aliran elektron sehingga disebut sebagai
isolator.

Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain


untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan
diantara kedua salurannya sesuai dengan arus yang mengalirinya.Resistor
bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi
dari suatu resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega).

Menurut hukum Ohm :

Di dalam rangkaian elektronika, resistor dilambangkan dengan huruf


"R". Dilihat dari bahannya, ada beberapa jenis resistor yang ada dipasaran
antara lain : Resistor Carbon, Wirewound, dan Metalfilm. Ada juga Resistor
yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain : Potensiometer,
Rheostat dan Trimmer (Trimpot). Selain itu ada juga Resistor yang nilai
resistansinya berubah bila terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent
Resistor) dan resistor yang nilai resistansinya akan bertambah besar bila
terkena suhu panas yang namanya PTC (Positive Thermal Coefficient) serta
resistor yang nilai resistansinya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas
yang namanya NTC (Negative Thermal Coefficient).

Ciri yang umum dari suatu resistor adalah gelang gelang warna yang
tertera pada bodinya seperti pada gambar di bawah dan masing masing dari
warna tersebut mengandung suatu nilai ukuran sesuai tabel warna yang sudah
ditentukan dan satuannya adalah ohm.Berikut ini merupakan uraian & tabel
warna warna dari
Fungsi resistor dapat diumpamakan dengan sekeping papan yang
dipergunakan untuk menahan aliran air yang deras di selokan/parit kecil.
Makin besar nilai tahanan, makin kecil arus dan tegangan listrik yang
melaluinya. Adapun fungsi lain resistor dalam rangkaian elektronika, yaitu :

a. Menahan arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian


elektronika.
b. Menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh rangkaian
elektronika.
c. Membagi tegangan, dll.
1.3.5 PENGUKURAN BEDA FASA

Beda fasa adalah perbedaan waktu dua buah gelombang yang


mempunyai frekuensi sama dalam berosilasi. Pengukuran beda fasa ini
biasanya dilakukan pada gelombang input dan output suatu rangkaian. Dua
buah gelombang bisa mempunyai besar amplitudo dan frekuensi yang sama
tetapi berbeda fasa.
Gambar 5.

(a)Gelombang dengan frekuensi sama, amplitudo berbeda dan fasa sama

(b) Gelombang dengan frekuensi sama, amplitudo sama dan fasa berbeda.

Dari gambar 5 (b) terlihat gelombang yang memiliki fasa berbeda


memiliki waktu berbeda pada saat naik dan saat turun. Perbedaan fasa dua
gelumbang biasanya dinyatakan dalam derajat. Dalam satu cycle gelombang
(satu gelombang) bernilai 360. Dengan osiloskop kita dapat mengukur
perbedaan fasa gelombang ini dalam satuan division, atau dapat pula diukur
dalam satuan waktu (s). Untuk konversi beda fasa dalam satuan derajat
digunakan rumus :

beda fasa (div)


Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (div)
atau
beda fasa (s)
Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (s)

Pengukuran beda fasa dua gelombang juga dapat digunakan metode


Lissajous. Pada mode X-Y osiloskop beda fasa gelombang akan terlihat
seperti gambar 6
B
A

Gambar 6. Beda fasa menggunakan Lissajous

Pengukuran beda fasa dalam Lissajous untuk pola seperti di atas


(gambar miring ke kanan) digunakan rumus :

A
= sin 1
B

Sedang bila pola miring ke kiri digunakan rumus :

A
= 180o sin 1
B
Nilai A diukur antara sumbu X dengan titik dimana pola (elips)
memotong sumbu Y. Sedang nilai B merupakan tinggi elips diukur dari
sumbu X. Untuk mendapatkan nilai-nilai ini elips harus diset berada di
tengah-tengah layar osiloskop. Berikut ini contoh beberapa pola Lissajous
dalam beda phase.
Gambar 6. Beda fasa dalam pola Lissajous (a) 0 derajat,
(b) 90 derajat, (c) 180 derajat.

1.4 LANGKAH KERJA


Menghubungkan oscilloscope dan GF pada sumber tegangan dan
Kalibrasi Osiloskop
Menghubungkan oscilloscope dengan GF menggunakan kabel BNC to
BNC pada channel 1 (CH1)
Menekan saklar dual pada oscilloscope agar tampilan muncul 2
gelombang dari CH1 & CH2
Melakukan percobaan seperti gambar dibawah :

Menghubungkan CH1 pada T connector pada rangkaian input AC


Menghubungkan CH2 pada output rangkaian yaitu X
Melakukan percobaan dengan nilai R=100 oHm dan kapasitor
0,1mikrofarad, 1mikrofarad, 10 mikrofarad, 100mikrofarad
Mengulangi percobaan dengan nilai R=1 KoHm dan kapasitor
0,1mikrofarad, 1mikrofarad, 10 mikrofarad, 100mikrofarad.
1.5 DATA HASIL PERCOBAAN
1.5.1 Gambar Data Hasil Percobaan Menggunakan Multisim

Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 1k Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 1k

0,1 F 0,1 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz


Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 1k Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 1k

1 F 1 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz

Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 1k Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 1k

10 F 10 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz


Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 1k Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 1k

100 F 100 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz

Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 100 Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 100

0,1 F 0,1 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz


Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 100 Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 100

1 F 1 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz

Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 100 Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 100

10 F 10 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz


Keterangan : 2VPP ( DUAL ) 100 Keterangan : 2VPP ( LISOJOUS ) 100

100 F 100 F

CH1 : 1 volt / div CH1 : 1 volt / div

CH2 : 1 volt / div CH2 : 1 volt / div

Time/div : 0,5 ms/div Time/div : 0,5 ms/div

Frekuensi : 1khz Frekuensi : 1khz


1.5.2 Gambar Data Hasil Percobaan pada Oscilloscope

Resistor

100 Ohm 1 K Ohm


Kapasitor

0.1 uF

1 uF

10 uF

100 uF
Resistor

100 Ohm 1 K Ohm


Kapasitor

0.1 uF

1 uF

10 uF

100 uF
TABEL HASIL PERCOBAAN

dual trace lissajous dual trace lissajous


R C gambar gambar multisim Multisim
=(t/T)*360 =arcsin(c/d) =(t/T)*360 =arcsin(c/d)
100 0,1 uf 7.2 3.82 7.2 5.7
1 uf 28.8 33 28.8 32.6
10 uf 72 90 72 90
100 uf 0 0 0 0
1K 0,1 uf 36 34.4 36 34
1 uf 72 90 72 90
10 uf 0 0 0 0
100 uf 0 0 0 0

1.6 ANALISA

Menghitung beda fasa pada suatu rangkaian ada 2 cara yaitu


1. Dengan cara dual trace
2. Dengan cara Lissajous
Menggunakan metode dual trace

Beda fase diperoleh dari perbandingan antara selisih waktu dari kedua
gelombang terhadap 1 periode yang dinyatakan dalam derajat. Sehingga
didapatkan rumus:

beda fasa (div)


Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (div)
atau
beda fasa (s)
Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (s)
Dimana :
U= sudut fasa
y1 = y axis intercept
y2 = pembelokkan vertikal maksimum

Sudut fasa dapat dengan mudah ditentukan dari ellips.Perbandingan


dari
axis-y tertahan, ditampilkan sebagai y1 pada gambar diatas & pembelokkan
vertikal maksimum, y2 adalah sama dengan sinus dari sudut fasa.

Menentukan frekuensi dengan lissayous


Menghitung Frekwensi terbaik dengan sesatannya dari sinyal Generator
berdasarkan Gambar Lissayous

Disamping itu, praktikan menggunakan cara lain untuk mengukur


frekuensi. Yaitu dengan menggunakan mode XY, dengan memplot satu sinyal
pada bagian vertikal(sumbu Y) dan sinyal lain pada sumbu horizontal(sumbu
X). Metode ini akan bekerja efektif jika kedua sinyal yang digunakan pada
osiloskop adalah sinyal sinusiodal. Bentuk gelombang yang dihasilkan adalah
berupa gambar yang disebut pola Lissayous. Untuk mendapatkan gambar
lissajous kita mengubah frekuensi pada generator, setelah praktikan dapat
menemukan gambar yang sesuai dengan perbandingan antara jumlah loop pada
arah horizontal dengan jumlah loop pada arah vertikal (n/m) maka kita akan
mendapatkan besar frekuensinya. Yang mana Loop pada arah vertikal
dinyatakan oleh m dan loop pada arah horizontal dinyatakan oleh n.
Gambar 6. Beda fasa dalam pola Lissajous (a) 0 derajat,
(b) 90 derajat, (c) 180 derajat.

Tabel Analisis Error

dual trace lissajous dual trace lissajous


R C gambar gambar multisim Multisim
=(t/T)*360 =arcsin(c/d) =(t/T)*360 =arcsin(c/d)
100 0,1 uf 7.2 3.82 7.2 5.7
1 uf 28.8 33 28.8 32.6
10 uf 72 90 72 90
100 uf 0 0 0 0
1K 0,1 uf 36 34.4 36 34
1 uf 72 90 72 90
10 uf 0 0 0 0
100 uf 0 0 0 0
Error 1 (%) Error 2 (%) Error 3 (%)
dengan dengan dengan

0 49.21 46.94
0 1.21 14.58
0 0 25
0 0 0
0 1.16 4.44
0 0 25
0 0 0
0 0 0
Dari tabel analisis error diatas didapatkan bahwa kesalahan perhitungan beda
fasa antara gambar oscilloscope dengan multisim (1 dengan 3) dan (2
dengan 4) hampir tidak ada perbedaan. Hal itu dikarenakan percobaan
dilakukan dengan benar dan sesuai prosedur. Pada metode lissajous ada
beberapa perbedaan hal itu disebabkan gambar lissajous yang ditampilkan pada
oscilloscope dan multisim sulit untuk diamati, sehingga menimbulkan ada
sedikit perbedaan.

Pada Error 3 adalah error terbesar dalam tabel analisis error, Error tersebur
disebabkan perbedaan pengambilan metode perhitungan beda fasa, yaitu dengan
dual trace dan dengan lissajous. Akan tetapi ada juga yang Error=0 sehingga
dapat membuktikan kedua metode tersebut tidak salah, akan tetapi kesalahn
terjadi pada pengamatan hasil percobaan yang disebabkan keterbatasan kita
dalam pengamatan.

1.7 KESIMPULAN

Pengukuran Beda fasa pada Oscilloscope dapat dilakukan dengan 2 cara

Yaitu :

1. Dengan Metode Dual trace dengan rumus:


beda fasa (div)
Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (div)
atau
beda fasa (s)
Beda fasa (derajat) = = 360o
periode (s)
2. Dengan Metode Lissajous dengan rumus:

A
= sin 1
B

Sedangkan pola miring kekiri

A
= 180o sin 1
B

Nilai Beda fase ditentukan oleh kapasitor dalam rangkaian.

Anda mungkin juga menyukai