Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

PRAKTIKUM PENGUKURAN LISTRIK


SUBYEK: TAHANAN HUBUNGAN SERI DAN
PARALEL

Disusun oleh:

Nama : Aji Wiyastoadi


Kelas : 2-J
Absen/NIM : 2/1215020064
Nama Kelompok : Andy Setya Utama
Ari Nasanius
Bimo Putra Mustafa Sebo
Fathurrahman Santosa
Firda Amalia
Grup/Kelompok : 1
Tanggal Praktek : 15 Maret 2016
Tanggal Pengumpulan : 22 Maret 2016
Penguji/Pembimbing : P. Jannus, MT. dan
Ir. Benhur Nainggolan, MT.

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Jakarta
Maret 2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Setelah selesai menyelesaikan percobaan pada praktikum ini, mahasiswa diharapkan:
1. Menghitung tahanan total pada hubungan seri, paralel, dan kombinasi
2. Menerangkan hubungan antara tegangan masing – masing tahanan dengan
tegangan total serta arus yang melaluinya.
3. Menerangkan kegunaan tiga macam hubungan tersebut dan mempergunakannya
dalam praktik

1.2 Dasar Teori


Dalam rangkaian listrik, biasanya tidak hanya terdapat sebuah tahnan saja pada
rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan yang lain, yang dapat
dirangkai dengan beberapa cara, antara lain:
a. Tahanan dihubungkan secara seri
b. Tahanan dihubungkan secara paralel
c. Tahanan dihubungkan kombinasi (seri – paralel)

a. Hubungan Seri
Rangkaian disebut hubungan seri , karena tahanan – tahanannya dihubungkan
secara seri.

V1 V2 V3

R1 R2 R3
Dari hukum Kirchoff, didapat:
E = V1 + V2 + V3 +……+ Vn
E = IR1 + IR2 + IR3 +……+ IRn
E = I (R1 + R2 + R3 +……+ Rt)
E = I . Rt
Maka:
Rt = R1 + R2 + R3 +……+ Rn
Ini membuktikan bahwa tahanan dari rangkaian seri adalah jumlah dari harga
masing – masing tahanan.

PEMBAGI TEGANGAN
Hubungan seri dapat digunakan sebagai “pembagi tegangan”. “Pembagi
tegangan” dapat digunakan bila tegangan yang akan digunakan lebih kecil dari
sumber. Biasanya “pembagi tegangan” terdiri dari dua resistor.
R1

E
R2

Tegangan output dari pembagi tegangan:


V = I . R2

𝐸
= 𝑅2
𝑅1 + 𝑅2
b. Hubungan Paralel
Rangkaian paralel, yang mana semua tahanan dihubungkan secara paralel, dan
pada rangkaian ini masing – masing tahanan terhubung dengan sumber tegangan

I1
R1

I2
R2

I3
R3

Berdasarkan hokum Kirchoff, maka besar arus:


I = I1 + I2 + I3 +…….+ In
Persamaan ini disubstitusikan ke hokum ohm.
𝐸 𝐸 𝐸 𝐸 𝐸
= + + + ⋯+
𝑅𝑡 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Dan:
1 1 1 1 1
= + + + ⋯+
𝑅𝑡 𝑅1 𝑅2 𝑅3 𝑅𝑛
Untuk dua tahanan yang dihubungkan paralel dapat digunakan rumus:
𝑅2
𝑅𝑡 = 𝑅1.
𝑅1 + 𝑅2
Hubungan tahanan paralel juga disebut sebagai current divider (pembagi arus) dan
dituliskan (untuk 2 tahanan):
I1.R1 = I2.R2

𝐼1 𝑅2
=
𝐼2 𝑅1
Karena untuk dua tahanan paralel adalah:
I = I1 + I2
Maka:
𝑅2
𝐼1 = 𝐼.
𝑅1 + 𝑅2

Atau:
𝑅1
𝐼2 = 𝐼.
𝑅1 + 𝑅2
c. Rangkaian Kombinasi (seri - paralel)

R2

R1

R3

Berdasarkan rumus – rumus seri dan paralel, maka:


𝑅2. 𝑅3
𝑅𝑡 = 𝑅1 +
𝑅3 + 𝑅2
BAB II
ALAT DAN BAHAN

1. 5 buah Multimeter

Gambar 2.1 Multimeter dan Voltmeter


2. 1 power supply

Gambar 2.2 Power Supply

3. Resistor:
- 150 Ω - 470 Ω
- 47 Ω

-
Gambar 2.3 Resistor
4. Proto Board

Gambar 2.4 Proto Board


5. Kabel penghubung

Gambar 2.5 Kabel


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Langkah Kerja

1. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini:

V1 V2 V3

150 47 470
R1 R2 R3

Gunakan Voltmeter untuk mengukur tegangan dari masing – masing tahanan


secara bergantian.
2. Atur tegangan dari 0 s.d. 10 V. Kemudian catat arus, tegangan, dan hitung tahanan
total praktik
3. Ukur tahanan total praktik dengan menggunakan Ohm meter dengan cara
melepaskan sumber.

150 47 470
R1 R2 R3

Ohm
4. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini:

I1 47
R1

I2 150
R2

I3 470
A R3

5. Atur tegangan dari 0 s.d. 10 V. Kemudian catat arus, tegangan, dan hitung tahanan
total praktik
6. Ukur tahanan total praktik dengan menggunakan Ohm meter dengan cara
melepaskan sumber.

I1 47
R1

I2 150
R2

I3 470
R3

Ohm
7. Buat rangkaian seperti gambar di bawah ini:
47
R2
150
R1

470
R3
A

8. Atur tegangan dari 0 s.d. 10 V. Kemudian catat arus, tegangan, dan hitung tahanan
total praktik
9. Ukur tahanan total praktik dengan menggunakan Ohm meter dengan cara
melepaskan sumber.

47
R2
150
R1

470
R3

Ohm
BAB IV
DATA DAN ANALISA

4.1 Data Pengukuran dan Analisa

4.1.1 Rangkaian Seri

R=150Ω R=47Ω R=470Ω


Vs It Vt Rt
(Volt) 𝐼1 𝑉1 𝐼2 𝑉2 𝐼3 𝑉3 (mA) (Volt) (kΩ)
(mA) (Volt) (mA) (Volt) (mA) (Volt)
2 2,55 0,37 2,55 0,123 2,55 1,23 2,55 1,723 0,675

4 5,6 0,8 5,6 0,27 5,6 3,1 5,6 4,17 0,744


6 8,5 1,3 8,5 0,42 8,5 4,4 8,5 6,12 0,72
8 11 1,67 11 0,53 11 5,6 11 7,8 0,709
10 13,25 2 13,25 0,67 13,25 6,8 13,25 9,47 0,714
Rata-rata 0,7124

Tahanan total pada rangkaian seri secara teori:


Rt = R1 + R2 + R3 = 150 + 47 + 470 = 667 Ω

R-teori R-analog R-digital

667 Ω 660 Ω 679 Ω

Berdasarkan teori, dapat dijelaskan bahwa rangkaian seri berfungsi untuk membagi tegangan
(V). Untuk itu, arus (I) yang mengalir pada rangkaian akan sama besar karena rangkaian
dipasang secara sejajar. Maka arus tidak dapat terbagi-bagi. Tetapi dengan tahanan (R) yang
berbeda membuat tegangan (V) yang masuk menjadi berbeda nilainya. Namun, jumlah
keseluruhan tegangan (V) yang ada pada masing-masing tahanan (R) akan sama nilainya
dengan tegangan sumber (Vs). Pada rangkaian seri, berlaku rumus sebagai berikut:

It = I1=I2=.... Vt = V1 + V2 +... Rs = R1 + R2 +...

Pada tabel diatas diketahui bahwa, arus (I) total yang didapat dari tegangan sumber (Vs) 2
Volt-10 Volt dengan tahanan (R) yang berbeda berkisar antara 2,55 – 13,25 mA. Sedangkan,
nilai tegangan (V) yang didapat bergantung pada besar kecilnya nilai tahanan yang
ditentukan.
Berdasarkan tabel diatas tegangan (V) yang ada pada tahanan 470Ω nilainya lebih besar dari
tegangan (V) yang ada pada tahanan 47Ω dan 150Ω. Hal ini dikarenakan, jika semakin besar
tahanan (R), maka semakin besar pula tegangannya (V) (berbanding lurus). Sesuai dengan
rumus:
V
R=
I

Sedangkan,tahanan total (Rt) dari rangkaian seri adalah hasil penjumlahan dari tahanan-
tahanan yang dipasang pada rangkaian tersebut, sehingga didapatkan tahanan total secara
teori sebesar 667Ω. Sedangkan berdasarkan hasil percobaan yang kita lakukan, didapat
tahanan total rata-rata sebesar 712,4Ω dan pada multimeter analog didapat tahanan total
sebesar 660Ω serta pada multimeter didigtal didapat tahanan total sebesar 679Ω.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa, tahanan (R) yang didapat dari hasil praktek tidak sama
dengan teori,dikarenakan adanya tahanan dalam pada kabel dan alat ukur yang digunakan
saat praktik.

Teori − Praktik
Persentase kesalahan = x 100%
Teori
667 –712,4
= x 100%
667
= 6,8%

Dari perhitungan tersebut diketahui dapat bahwa alat ukur yang digunakan masih presisi dan
dalam kondisi yang masih baik dan masih dalam batas wajar keakuratan.
4.1.2 Rangkaian Paralel

R=150Ω R=47Ω R=470Ω


Vs It Vt Rt
(Volt) 𝐼1 𝑉1 𝐼2 𝑉2 𝐼3 𝑉3 (mA) (Volt) (kΩ)
(mA) (Volt) (mA) (Volt) (mA) (Volt)
2 12 1,3 36 1,4 3,75 1,45 51,75 1,38 0,0267

4 25 1,8 75 1,8 7,5 1,8 107,5 1,8 0,0167


6 40 4 130 4 11,75 4 181,75 4 0,0220
8 52,5 5,8 156 5,8 15,5 5,8 224 5,8 0,0258
10 60,5 7,6 190 7,6 19,5 7,6 279 7,6 0,0281
Rata-rata 0,0238

Tahanan total pada rangkaian paralel secara teori:


1 1 1 1
= + +
Rt R1 R2 R3
1 1 1 1
= + +
Rt 47 150 470
1 70500 + 22090 + 7050
=
Rt 3313500
3313500
Rt =
99640

Rt = 33,25 Ω

R-teori R-analog R-digital

33,25 Ω 43 Ω 34,2 Ω

Berdasarkan teori menjelaskan bahwa, rangkaian pararel berfungsi untuk membagi arus (I).
Untuk itu, arus yang mengalir akan terbagi dan tahanan yang dipasang memiliki nilai yang
berbeda. Namun, jumlah keseluruhan dari arus yang mengalir pada tiap tahanan (R) besarnya
sama dengan jumlah arus yang dihasilkan dari sumber, sedangkan tegangan yang didapat
mempunyai nilai yang sama besarnya. Tahanan total yang dihasilkan pada rangkaian dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝟏 𝟏 𝟏
= + + ⋯ Vt= V1=V2=... It = I1 + I2 +...
𝐑𝐭 𝐑𝟏 𝐑𝟐

Pada tabel diatas, diketahui bahwa besar arus (I) tergantung pada besar kecilnya nilai tahanan
(R) yang dilewatinya. Arus (I) yang mengalir pada tahanan 47Ω lebih besar dari tahanan 470Ω
dan 150Ω. Hal ini dikarenakan, semakin kecil tahanan maka arus yang didapat akan semakin
besar, begitupula sebaliknya. Arus total yang didapat dari tegangan sumber (Vs) sebesar 2
volt – 10 volt berkisar antara 51,75 mA – 279 mA. Sedangkan, tegangan total yang didapat
pada tiap tahanan besarnya hampir mendekati atau sama dengan tegangan sumbernya.

Pada tahanan yang dipasang secara pararel, didapat tahanan total secara teori sebesar
33,25Ω. Sedangkan nilai tahanan total rata-rata hasil percobaan didapat sebesar 0,0238 kΩ.
Pada multimeter analog didapat nilai tahanan sebesar 43Ω dan pada multimeter digital
didapat tahanan sebesar 33,3Ω.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai tahanan teori dengan nilai tahanan secara praktik
berbeda dikarenakan, adanya tahanan dalam pada kabel ataupun alat ukur yang digunakan
saat praktik, serta ketelitian praktikan.

Teori − Praktik
Persentase kesalahan = x 100%
Teori
33.25 – 23,8
= x 100%
33.25
= 28%

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa alat ukur yang digunakan sudah tidak
presisi dan dalam kondisi yang buruk atau terjadi kesalahan pada praktikan dalam melakukan
percobaan dan membaca alat ukur.
4.1.3 Rangkaian Kombinasi

R=150Ω R=47Ω R=470Ω


Vs It Vt Rt
(Volt) 𝐼1 𝑉1 𝐼2 𝑉2 𝐼3 𝑉3 (mA) (Volt) (kΩ)
(mA) (Volt) (mA) (Volt) (mA) (Volt)
2 10 1,5 9 0,45 0,9 0,45 9,95 1,95 0,1959

4 19,8 2,9 17,5 0,87 1,75 0,87 19,525 3,77 0,1930


6 30 4,47 26,5 1,3 3 1,3 29,75 5,77 0,1939
8 40 5,9 35 1,7 4 1,7 39,5 7,6 0,1924
10 50 7,3 45 2,1 4,95 2,1 49,975 9,4 0,1880
Rata-rata 0,1926

Tahanan total pada rangkaian kombinasi secara teori:


1 1 1
= +
Rp R2 R3

R2. R3
Rp =
R2 + R3

47.470
Rp =
47 + 470

22090
Rp =
517

Rp = 42,7273 Ω
Rt = R1 + Rp = 150 + 42,7273 = 192,72 Ω

R-teori R-analog R-digital

192,72 Ω 190 Ω 193 Ω

Rangkaian kombinasi adalah gabungan dari rangkaian pararel dan rangkaian seri. Pada
jobsheet diketahui bahwa tahanan 470Ω dipasang secara pararel dengan tahanan sebesar
47Ω dan kedua tahanan tersebut dipasang secara seri dengan tahanan sebesar 150Ω.

Arus yang mengalir pada tahanan 47Ω dan 470Ω akan berbeda karena tahanan tersebut
dipasang pararel. Tetapi, jumlah arus jumlah arus pada kedua tahanan tersebut besarnya
sama dengan nilai arus yang mengalir pada tahanan 150Ω karena dipasang secara seri.
Sedangkan tegangan pada tahanan 47Ω dan 470Ω besarnya sama karena kedua tahanan
tersebut dipasang pararel dan besar tegangannya berbeda dengan tahanan 150Ω karena
tahanan tersebut dipasang seri.
Jumlah tegangan pada tahanan 150Ω dengan tegangan pararel 47Ω dan 470Ω hasilnya akan
sama dengan nilai tegangan sumber yang diketahui (Vs). Untuk mencari tahanan total pada
rangkaian kombinasi yang merupakan gabungan dari rangkaian seri dan pararel dapat dicari
dengan menggunakan dua cara yaitu secara pararel dan secara seri. Untuk menghitung
tahanan totalnya dapat dengan rumus sebagai berikut :
𝟏 𝟏 𝟏
Rs = R1 + R2 +... = + +⋯
𝐑𝐩 𝐑𝟏 𝐑𝟐
Maka,
Rt = Rp + Rs

Sebagai contoh, diketahui pada tegangan sumber (Vs) 2 Volt, jumlah arus pada tahanan 47Ω
dan 470Ω hasilnya sama atau hampir mendekati besarnya arus pada tahanan 150Ω. Yaitu
jumlah arus pada tahanan 47Ω dan 470Ω didapat sebesar 9,9 mA. Sedangkan, arus yang
mengalir pada tahanan 150Ω didapat sebesar 10 mA. Jumlah tegangan pada tahanan 47Ω dan
470Ω dengan tahanan 150Ω hasilnya akan sama atau mendekati tegangan sumber yang telah
diketahui yaitu 1,95 Volt.

Berdasarkan teori, tahanan total pada rangkaian kombinasi tersebut didapat 192,72Ω. Tetapi
berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapat nilai tahanan total sebesar 0,1926Ω dan
didapat pula besar tahanan dari multimeter analog dan digital sebesar 190Ω dan 193Ω.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa tahanan yang diperoleh secara teori maupun praktek tidak
sama dikarenakan, adanya tahanan dalam pada kabel ataupun alat ukur yang digunakan saat
praktik.

Teori − Praktik
Persentase kesalahan = x 100%
Teori
192,72 – 192,6
= x 100%
192,72
= 0,06%

Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa alat ukur yang digunakan presisi dan dalam
kondisi yang baik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Pada rangkaian seri, tahanan dirangkai sejajar dan tidak ada titik percabangan maka
arus yang mengalir pada setiap tahanan akan sama besar. Namun tegangan yang
mengalir pada setiap tahanan berbeda – beda bergantung pada besarnya tahanan
yang dimiliki. Semakin besar tegangan, maka semakin besar pula tahanannya
(berbanding lurus), begitu juga sebaliknya.
2. Pada rangkaian pararel, tahanan dirangkai tidak sejajar yang menimbulkan titik
percabangan. Untuk itu, arus yang mengalir pada setiap tahanan akan berbeda
tergantung pada tahanan yang dimiliki. Namun, tegangan pada setiap tahanan akan
sama besar. Semakin besar tahanan maka semakin kecil arus yang mengalir
(berbanding terbalik), begitu juga sebaliknya.
3. Pada rangkaian seri-pararel (kombinasi), maka arus yang ada pada tahanan yang
dirangkai secara pararel akan berbeda. Akan tetapi, jumlah dari arus yang mengalir
pada tahanan yang dipararel tersebut akan sama dengan arus total dan arus lainnya
yang dirangkai seri. Sedangkan tegangan yang dirangkai secara pararel akan sama
besarnya, dan setelah dijumlahkan dengan tahanan yang dirangkai diseri maka
hasilnya akan sama atau mendekati dengan tegangan sumber yang diberikan.
4. Hukum kirchoff dapat digunakan pada rangkaian seri, rangkaian pararel dan
rangkaian kombinasi dan terbukti benar meskipun tahanan yang dimiliki setiap
tahanan berbeda – beda

5.2 Saran
1. Sebelum praktikum, sebaiknya berdoa terlebih dahulu
2. Sebelum praktikum, sebaiknya pahami dan patuhi SOP
3. Sebelum praktikum, sebaiknya terlebih dahulu baca jobsheet yg ingin dipraktikan
4. Kita harus berhati-hati dalam menyusun rangkaian, jika ragu rangkaian yang
dipasang salah. Jangan langsung menyalakan power supply. Lebih baik tanya ke
dosen pembimbing terlebih dahulu
5. Kerja sama tim sangat diperlukan
6. Teliti dalam bekerja

Anda mungkin juga menyukai