Anda di halaman 1dari 29

MODUL PRAKTIKUM

RANGKAIAN ELEKTRIK

LABORATORIUM
MIPA MAHASISWA PSRE
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
MODUL I
HUKUM OHM

1.1. Tujuan

Untuk mempelajari konsep hambatan dan Hukum Ohm.

1.2 Peralatan yang Dibutuhkan


Circuit construction deck
Voltmeter
Amperemeter

1.3 Referensi

Buku “Rangkaian Listrik I” dan “Rangkaian Listrik II” oleh William Hayt
atau Budiono Mismail

1.4 Pendahuluan

Hambatan Dan Hukum Ohm

Setiap penghantar mempunyai hambatan. Beberapa penghantar seperti

kabel, harus dipilih agar mempunyai nilai hambatan paling rendah.

Komponen yang mempunyai kegunaan karena nilai hambatan

( resistansi ) disebut resistor. Resistor banyak dipakai dalam rangkaian

listrik dan elektronika untuk mengatur besar arus yang mengalir. Dalam

resistor energi listrik diubah menjadi energi panas.

Hubungan antara tegangan, arus dan hambatan dalam rangkaian dinyatakan

oleh persamaan :
V=I*R

Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm.

1.5 Prosedur Percobaan

Hambatan Dan Hukum Ohm

1. Buat rangkaian seperti pada gambar!

Gambar 1.1 Rangkaian V, R dan Lampu

Beri nilai hambatan pada rangkaian di atas sebesar 1K ohm! Ubahlah


tegangan DC variable pada nol dan nyalakan power supply!
Naikkan nilai tegangan sampai voltmeter membaca nilai 10V dan
perhatikan tingkat keterangan lampu!

2. Ulangi langkah kedua dengan nilai hambatan diubah menjadi 10K Ohm!
Periksalah kondisi lampu!

3. Buatlah rangkaian seperti pada gambar!


Gambar 1.2 Rangkaian V dan R
Set nilai tegangan pada 0V! Secara bertahap naikkan nilai tegangan

sebesar 2 V secara bertahap sampai mencapai 10V! Dan catatlah

nilai arus yang mengalir setiap perubahan nilai tegangan.

1.6 Data Hasil Percobaan

Tabel 1.1 Data Hasil Percobaan R=1K Ω dan R=10K Ω terhadap V

Besar Arus ( A ) Besar Arus ( A )


Besar Tegangan ( V )
R= 1K Ω R= 10K Ω

2
4

6
8
10

Gantilah hambatan dengan 10 k Ω dan ulangi langkah 4-5.

1.7 Analisa Data

1.8 Analisa Perhitungan

1.9 Data Hasil Perhitungan


Tabel 1.2 Data Hasil Perhitungan R = 1K Ω dan R = 10K Ω terhadap V

Besar Arus ( A ) Besar Arus ( A )


Besar Tegangan ( V )
R= 1K Ω R= 10K Ω

2
4
6

8
10

1.10 Grafik

1.11 Kesimpulan
MODUL 2
HUKUM KIRCHOFF

2.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui hukum tegangan kirchoff dan hukum arus kirchoff
2. Mengetahui cara kerja rangkaian Loop.

2.2 DASAR TEORI

A. Analisa Loop E1 E2
i1 i2 i3
R1 Loop 1R2 Loop 2 R3

Gambar 1. Rangkaian Multi Loop

Penggunaan hukum Kirchoff pada gambar 1 menghasilkan :

i1 + i2 = i3, E1 = i1.R1 - i1.R2 dan E1 = i2.R1 + i3.R3

dari ketiga persamaan diatas diperoleh :

i1 = R2 ( E1 + E2 ) + R3 E1 dan i2 = R1 E2 − R3 E1
R1 .R2 + R1 .R3 + R2 .R3 R1 .R2 + R1 .R3 + R2 .R3

2.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Catu Daya.
2. Resistor.
3. Multimeter.
4. Kabel Penghubung.

2.4 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Analisa Loop
2.1 Susun rangkaian seperti pada gambar 1.
2.2 Ukur masing-masing tegangan sumber.
2.3 Ukur tegangan pada ujung-ujung R1, R2, dan R3.
2.4 Ukur arus pada setiap masukan R1, R2 dan R3.
2.5 Ulangi tahap 4, jika sumber tagangan dibalik.

2.6 TUGAS AWAL


1. Buktikan persamaan arus i1 dan i2 pada gambar 1.

2.7 TUGAS AKHIR


1. Pada percobaan A hitung V1, V2, V3 dan i1, i2, i3 dari hasil hasil
perhitungan, bandingkan dengan pengukuran langsung dengan multimeter.
2. Tuliskan kesimpulan dari seluruh percobaan.

2.8 DAFTAR PUSTAKA

Sutrisno, Tan Ik Gie, Seri Fisika Dasar, Listrik Magnet, Penerbit ITB, 1983

Tipler, P. A, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Penerbit Erlangga, 2001

R. Resnick & D. Haliday, Fisika 2 (Terjemahan P. Silaban & E. Sucipto),


Erlangga, Jakarta, 1983.
MODUL 3
RANGKAIAN SERI-PARALEL

3.1 TUJUAN PERCOBAAN

1. Dapat membuat rangkaian seri dan paralel


2. Dapat mengukur arus dan tegangan pada rangkaian seri dan paralel

3.2 DASAR TEORI

A. Resistor Hubungan Seri


i
a b
R1 R2 R3
E

Gambar 1. Rangkaian Hambatan Seri

Dalam gambar 1, ketiga hambatan dikatakan rangkaian seri (i = i1 = i2 = i3),

maka: Vab = VR1 + VR2 + VR3 = i.R1 + i.R2 + i.R3, atau Vab = i.(R1 + R2 + R3)

B. Resistor Hubungan Paralel

R1
a i b
R2
R3
E
Gambar 2. Rangkaian Hambatan Paralel
Dalam gambar 2, ketiga hambatan dikatakan rangkaian paralel

(Vab = V1 = V2 = V3), maka :

i = i 1 + i 2 + i3 = V
+
V
+
V , atau i = V 1 1 1 

R1 R2 R3 R + R + R 
 1 2 3 

3.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Catu Daya.
2. Resistor.
3. Multimeter.
4. Kabel Penghubung.

3.4 PROSEDUR PERCOBAAN

A. Resistor Hubungan Seri


1. Susun rangkaian seperti pada gambar 1.
2. Ukur tegangan sumber.
3. Ukur tegangan pada ujung-ujung R1, R2 dan R3.
4. Ukur arus pada setiap masukan R1, R2 dan R3.
5. Ulangi percobaan untuk harga R1, R2 dan R3 yang lain.

B. Resistor Hubungan Paralel


1. Susun rangkaian seperti pada gambar 2.
2. Ukur tegangan sumber.
3. Ukur tegangan pada ujung-ujung R1, R2 dan R3.
4. Ukur arus pada setiap masukan R1, R2 dan R3.
5. Ulangi tahap 4, jika sumber tagangan dibalik.

3.5 TUGAS AWAL


1. Gunakan hukum tegangan Kirchoff untuk menjelaskan gambar 1.
2. Gunakan hukum arus Kirchoff untuk menjelaskan gambar 2.

3.6 TUGAS AKHIR


1. Pada percobaan A hitung V1, V2, V3 dan i1, i2, i3 dari hasil hasil perhitungan,
bandingkan dengan pengukuran langsung dengan multimeter.
2. Pada percobaan B hitung V1, V2, V3 dan i1, i2, i3 dari hasil hasil perhitungan,
bandingkan dengan pengukuran langsung dengan multimeter.
3. Tuliskan kesimpulan dari seluruh percobaan.

3.7 DAFTAR PUSTAKA


Sutrisno, Tan Ik Gie, Seri Fisika Dasar, Listrik Magnet, Penerbit ITB, 1983

Tipler, P. A, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Penerbit Erlangga, 2001

R. Resnick & D. Haliday, Fisika 2 (Terjemahan P. Silaban & E. Sucipto),


Erlangga, Jakarta, 1983.
MODUL 4
RANGKAIAN RLC

4.1. TUJUAN PERCOBAAN


1. Menentukan impedansi pada rangkaian R, L dan C seri
2. Mengetahui pengaruh frekuensi terhadap impedansi, reaktansi
induktif dan reaktansi kapasitif
3. Mengamati gejala resonansi pada arus bolak balik

4.2. DASAR TEORI


Tegangan bolak-balik dapat dilukiskan dengan persamaan :
V = Vo Sin 2f t

Bentuk tegangan bolak-balik:


V
Vp
Vpp
t

Pengukuran tegangan dengan volt meter bolak-balik (AC volt meter)


menghasilkan tegangan efektif, bukan tegangan maksimum Vo. Tegangan
efektif biasa disebut tegangan rms (root mean square) :
Vrms = Veff = Vo/2 = 0.707 Vo
Yang terbaca pada ampere meter bolak-balik juga arus efektif :
I rms = Ieff = Io/2 = 0.707 Io
Tegangan 110 V atau 220 V yang diberikan oleh PLN ialah tegangan
rms, bukan tegangan maksimum.
Voltmeter bolak–balik dibuat untuk frekuensi disekitar 50 Hz. Osiloskop
mempunyai hambatan dalam yang amat besar, hingga dalam pemakaian
tidak akan mengganggu rangkaian. Lain dari itu osiloskop langsung mengukur
periode T dan tegangan V.
Hukum Ohm untuk arus bolak-balik :
a. Hambatan Murni : Vo = Io . R
R : hambatan , resistensi satuan ohm
Tegangan Vo dan arus Io sefasa.
b. Induktor Diri : Vo = Io . XL
XL = 2fL, reaktansi induktif satuan ohm
L = Induktansi diri satuan H (Henry)
Tegangan Vo mendahului Io dengan beda fasa 900.
c. Kapasitor Murni : Vo = Io . Xc
1
Xc = , reaktansi kapasitif satuan ohm
2fC
C = Kapasitansi satuan F (farad)
Tegangan Vo terlambat dari arus Io dengan fasa 900.

Catatan : Vo dan Io harga maksimum atau rms.


Rangkaian RLC
R L Karena beda fase :
C
Vad  Vab + Vbc + Vcd
Dengan menggunakan penjumlahan fasor.
Vad = Io Z, Z = R 2 + ( X L − X C ) 2 dan
XL − XC
Tan  =
R
Daya dengan arus bolak-balik :
P = Vrms . Irms . Cos 
Daya denga arus searah : P = VI cos
Faktor f daya bernilai antara 0 sampai 1.
a. Untuk hambat murni cos = 1
b. Untuk induktor cos = 0 (R = 0)
c. Untuk kapasitor murni cos = 0 (R = 0)

4.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Power signal generator
2. Sumber arus AC dan DC
3. Multimeter
4. Osiloskop
5. Capasitor, Resistor dan Kumparan (induktor)
6. Kabel-kabel penghubung

4.4. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Mengukur impedansi Rangkaian RLC.
a. Nyalakan Sumber arus DC 10 V. Ukur beda potensial pada titik
ab,bc,cd dan ad dengan menggunakan multimeter DC
(R = 10 Ohm, L = 0,1 H dan C = 22 F)
R L
• • • C •

Aa b c d

b. Ulangi tahap a dengan menggunakan sumber arus bolak-balik


(AC) 12 V dan multimeter DC diganti dengan multimeter AC.
2. Resonansi Rangkaian RLC
a. Susun rangkaian seperti berikut :

R L
C
• • • •
a b c d
V
A

b. Catat nilai arus dan tegangan yang terukur untuk harga C


tertentu atau frekuensi sinyal tertentu. Ulangi pengamatan anda
sebanyak 10 kali untuk harga C yang berbeda atau frekuensi yang
berbeda.

4.5. TUGAS AWAL


1. Turunkan persmaan Vrms = Vo/2
2. Buktikan Vo = Io . XL dimana XL = 2  f L
3. Buktikan Z2 = R2 + (XL – XC)2
1 1
4. Pada saat resonansi f = , buktikan.
2 LC

4.6. TUGAS AKHIR

1. Tentukan harga Vrms, untuk a-b, b-c dan c-d yang berubah dengan kenaikkan

frekuensi.

2. Dari data tahap 1a dan 1b hitunglah Impedansi R, L dan C dan

impedansi total. Bandingkan hasilnya.

3. Tinjau harga Irms sebagai fungsi kenaikkan frekuensi. Pada frekuensi berapa

terjadi arus Irms yang maksimum ?

4. Harga induktansi diri L dan kapasitan C seharusnya sama untuk berbagai

harga f. Apakah demikian? Hitung harga L dan C.

5. Gambarkan graik nilai V terhadap frekuensi dan I terhadap frekuensi, tuliskan

pendapat anda tetang grafik ini.

4.7. DAFTAR PUSTAKA

R. Resnick & D. Haliday, Fisika 2 (Terjemahan P. Silaban & E. Sucipto),

Erlangga, Jakarta, 1983.

Sutrisno, Elektronika : “Teori Dasar dan Penerapannya”, Jilid 1 Bandung 1986.

Tipler, P. A, Fisika Untuk Sains dan Teknik 2, Penerbit Erlangga, 2001


MODUL 5
ANALISIS RANGKAIAN

5.1. TUJUAN PERCOBAAN

5.2. DASAR TEORI

5.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

5.4. PROSEDUR PERCOBAAN

5.5. TUGAS AWAL

5.6. TUGAS AKHIR

5.7. DAFTAR PUSTAKA


MODUL 6
ARUS TRANSIEN RANGKAIAN RC

6.1. TUJUAN PERCOBAAN

6.2. DASAR TEORI

6.3. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

6.4. PROSEDUR PERCOBAAN

6.5. TUGAS AWAL

6.6. TUGAS AKHIR

6.7. DAFTAR PUSTAKA


MODUL 7
TAPIS AKTIF ORDE SATU

7.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui dan memahami bentuk rangkaian tapis aktif dengan
menggunakan op-amp sebagai komponen aktifnya.
2. Memahami rangkaian dan cara kerja filter orde 1 dan orde 2
3. Dapat menentukan frekuensi kerja tapis dari eksperimen yang
dilakukan dan membandingkannya dengan teori.
4. Mengukur tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa untuk berbagai
variasi harga komponen yang berbeda.
5. Dapat menganalisis keluaran (output) rangkaian jika kedua tapis
digabungkan baik secara seri maupun paralel.
6. Mengamati pergeseran fasa yang dimiliki rangkaian pada variasi
frekuensi yang berbeda – beda.

7.2 DASAR TEORI

A. Tapis Aktif Orde Satu

Pendahuluan
Bentuk umum dari pengolahan sinyal (signal processing) yaitu
perubahan sinyal masukan menjadi frekuensi keluaran yang sebanding
dengan harga komponen yang digunakan. Signal processing dalam hal ini
menggunakan tapis, tapis yang ideal di ilustrasikan pada gambar 3.1
dibawah ini.
High pass filter yang ideal akan meloloskan semua frekuensi diatas frekuensi
patah fx dan tanpa pelemahan serta akan menahan semua frekuensi dibawah
fx. Low pass filter akan melakukan hal sebaliknya, dan bandpass filter hanya
melewatkan frekuensi diantara fo 2 . Sebuah notch atau band reject filter adalah
komplemen dari bandpass filter. Filter yang tidak ideal tidak akan
memperlihatkan grafik yang menurun secara tajam (seperti pada
gambar 3.1). contoh rangkaian filter lolos rendah yang pernah anda
pelajari di elektronika dasar dapat dilihat pada gambar 3.2

3.a.1 Tapis Aktif Lolos Rendah (Active low Pass Filter)

Gambar tapis aktif lolos rendah diperlihatkan pada gambar 3.3. bentuknya identik
dengan rangkaian integrator biasa kecuali pada penambahan resistor Rb, biasanya
harga Rb sangat tinggi. Penguatan ada rangkaian merupakan fungsi dari frekuensi.
Perhatikan gambar 3.3
3.a.2 Tapis Aktif Lolos Tinggi (Active High Pass Filter)

Analisis rangkaian (lihat gambar 3.4):


dengan transformasi laplace dari persamaan diatas diperoleh fungsi
transfer dalam kawasan t yaitu

7.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Sinyal generator
2. Osiloskop
3. D.C. Power Supply (±15 VDC)
4. Board Tapis Lolos Rendah dan Lolos Tinggi orde 1 dan orde 2
5. Kabel jumper
7.4 PROSEDUR PERCOBAAN

a. Tapis Aktif Lolos Rendah (Active Low Pass Filter) orde Satu

1. Susun rangkaian tapis lolos rendah orde satu (pastikan anda menyusunnya
dengan benar)!

2. Tata cara menyusun rangkaian :


Sinyal generator : beri ‘ masukan positif ’ (+) dari sinyal generator ke pin
‘in xL’ (x=angka) pada kit praktikum, sedangkan ground Sinyal Generator
ke pin ground (GND).
- Catudaya: beri masukan +12 volt untuk pin +VCC pada kit
praktikum, beri masukan –12 volt untuk kaki –VCC, dan ground catudaya
ke pin ground (GND) pada rangkaian.
- Osiloskop : hubungkan probe channel 1 osiloskop pada input (‘in xL‘)
dan ground osiloskop pada ground (GND) kit praktikum! untuk probe
channel 2 dihubungkan dengan output (out L) dan ground (GND) pada
kit praktikum.
- Pastikan anda telah menyusun sebuah rangkaian tertutup!
3. Pada masukan (input) low pass filter berilah input berilah input sekitar
500mVpp menggunakan sinyal generator dan sapulah dengan frekuensi
yang berbeda-beda mulai dari 100 Hz hingga 100 KHz, untuk di sekitar
frekuensi kerja, buatlah agak rapat! Dokumentasikan frekuensi, besar
hambatan dan kapasitor, penguatan dan amplitudo input maupun output.
(buatlah dalam bentuk tabel)!

b. Tapis Aktif Lolos Tinggi (Active High Pass Filter) orde Satu

1. Susun rangkaian tapis lolos tinggi orde satu (pastikan anda menyusunnya
dengan benar)!
2. Tata cara penyusunan rangkaian identik dengan tapis lolos rendah !!
(lihat urutan pada 4.1.2)
3. Pada masukan (input) high pass filter berilah input berilah input sekitar
500mVpp menggunakan sinyal generator dan sapulah dengan frekuensi yang
berbeda-beda mulai dari 100 Hz hingga 100 KHz, untuk di sekitar frekuensi
kerja, buatlah agak rapat! Dokumentasikan frekuensi, penguatan dan amplitudo
input maupun output! (buatlah dalam bentuk tabel )!

7.5 TUGAS AWAL


1. Jelaskan fungsi filter dalam rangkaian elektronika !
2. Jelaskan prinsip kerja tapis aktif lolos tinggi dan tapis aktif rendah

7.6 TUGAS AKHIR/LAPORAN AKHIR


1. Data percobaan dan perhitungan penguatan berdasar pada hasil eksperimen
yang dilakukan.
2. Buatlah grafik fungsi transfer untuk masing-masing filter baik tanggapan
amplitudo maupun tanggapan fasa
3. Buatlah analisa dengan membandingkan hasil perhitungan dan hasil
eksperimen, meliputi penguatan, frekuensi kerja, kemiringan grafik
tanggapan fasa

7.7 DAFTAR PUSTAKA


MODUL 8
TAPIS AKTIF ORDE DUA

8.1 TUJUAN PERCOBAAN


1. Mengetahui dan memahami bentuk rangkaian tapis aktif dengan
menggunakan op-amp sebagai komponen aktifnya.
2. Memahami rangkaian dan cara kerja filter orde 1 dan orde 2
3. Dapat menentukan frekuensi kerja tapis dari eksperimen yang
dilakukan dan membandingkannya dengan teori.
4. Mengukur tanggapan amplitudo dan tanggapan fasa untuk berbagai
variasi harga komponen yang berbeda.
5. Dapat menganalisis keluaran (output) rangkaian jika kedua tapis
digabungkan baik secara seri maupun paralel.
6. Mengamati pergeseran fasa yang dimiliki rangkaian pada variasi
frekuensi yang berbeda – beda.

8.2 DASAR TEORI

Pendahuluan
Sama halnya dengan filter orde 1, filter orde 2 juga pada dasarnya terdiri dari
low pass dan high pass filter. Tanggapan amplitudo pada filter orde 2 ini
menghasilkan titik kerja dengan kemiringan 12 dB/oktaf.
3.b.1 Tapis Aktif Lolos Rendah (Active low Pass Filter)

Suatu bentuk filter aktif lolos rendah yang sering digunakan orang adalah
seperti yang dilukiskan pada gambar dibawah ini.

Rangkaian diatas dikenal sebagai filter aktif VCVS (Voltage


controlled voltage source) atau lebih dikenal sebagai filter sallen key
Dengan analisis arus, kita dapatkan fungsi transfer untuk rangkaian diatas adalah :

3.b.2 Tapis Aktif Lolos Tinggi (Active High Pass Filter)


Dengan cara yang sama dengan tapis lolos rendah, didapat penguatan:

8.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Sinyal generator
2. Osiloskop
3. D.C. Power Supply (±15 VDC)
4. Board Tapis Lolos Rendah dan Lolos Tinggi orde 1 dan orde 2
5. Kabel jumper

8.4 PROSEDUR PERCOBAAN

Tapis Aktif Lolos Rendah orde Dua

1. Susun rangkaian tapis lolos rendah orde satu (pastikan anda


menyusunnya dengan benar)!

2. Tata cara menyusun rangkaian :


Sinyal generator : beri ‘ masukan positif ’ (+) dari sinyal generator ke
pin ‘in xL’ (x=angka) pada kit praktikum, sedangkan ground Sinyal
Generator ke pin ground (GND).
- Catudaya: beri masukan +12 volt untuk pin +VCC pada kit praktikum,
beri masukan –12 volt untuk kaki –VCC, dan ground catudaya ke pin
ground (GND) pada rangkaian.
- Osiloskop : hubungkan probe channel 1 osiloskop pada input (‘in xL‘)
dan ground osiloskop pada ground (GND) kit praktikum! untuk probe
channel 2 dihubungkan dengan output (out L) dan ground (GND)
pada kit praktikum.
- Pastikan anda telah menyusun sebuah rangkaian tertutup!
3. Pada masukan (input) low pass filter berilah input berilah input
sekitar 500mVpp menggunakan sinyal generator dan sapulah dengan
frekuensi yang berbeda-beda mulai dari 100 Hz hingga 100 KHz, untuk
di sekitar frekuensi kerja, buatlah agak rapat! Dokumentasikan
frekuensi,besar hambatan dan kapasitor, penguatan dan amplitudo input
maupun output.(buatlah dalam bentuk tabel)!

d. Tapis Aktif Lolos Tinggi orde Dua

1. Susun rangkaian tapis lolos tinggi orde satu (pastikan anda


menyusunnya dengan benar)!
2. Tata cara penyusunan rangkaian identik dengan tapis lolos
rendah !! (lihat urutan pada 4.1.2)
3. Pada masukan (input) high pass filter berilah input berilah input
sekitar 500mVpp menggunakan sinyal generator dan sapulah dengan
frekuensi yang berbeda-beda mulai dari 100 Hz hingga 100 KHz,
untuk di sekitar frekuensi kerja, buatlah agak rapat! Dokumentasikan
frekuensi, penguatan dan amplitudo input maupun output! (buatlah dalam
bentuk tabel )!

8.5 TUGAS AWAL

1. Jelaskan fungsi filter dalam rangkaian elektronika !


2. Jelaskan prinsip kerja tapis aktif lolos tinggi dan tapis aktif rendah?
8.6 TUGAS AKHIR/LAPORAN AKHIR
1. Data percobaan dan perhitungan penguatan berdasar pada hasil eksperimen
yang dilakukan.
2. Buatlah grafik fungsi transfer untuk masing-masing filter baik tanggapan
amplitudo maupun tanggapan fasa
3. Buatlah analisa dengan membandingkan hasil perhitungan dan hasil
eksperimen, meliputi penguatan, frekuensi kerja, kemiringan grafik tanggapan
fasa

8.7 DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai