STELK43306
oleh
JFM
Referensi
1. “Electronic Devices and circuit theory (7th edition)”
2. Onno Purbo “Elektronika Dasar”
3. Sutrisno “Elektronika – Teori dan Penerapan. Jilid 1”
3. Internet
Bab I Gambaran Umum Elektronika
Perkembangan komponen elektronika dimulai pada tahuan 1960, setelah ditemukan
penganti vacum tube ; “Transisor”. Konsekwensinya, menjadikan perangkat elektronika
dalam ukuran yang minim dan, penggunaan sumber daya listrik yang tidak boros.
Perkembangan transistor selanjutnya dikemas transistor-transistor dalam wadah yang
terintegrasi yakni IC (Integrated Circuit).
Secara umum komponen elektronika bisa dilihat dari dua bagian ; komponen pasif dan
komponen aktif. Komponen pasif pada dasarnya dengan sumber arus liner terhadap
tegangan, misalnya ; resistor, induktor, trafo, resistor, sikring(fuze) dll.
Sedangkan komponen aktif, kondisi non-liner dan komponen ini struknya dibangun
dari bahan semikonduktor yang memiliki potensial penghalang(Barrier). Misalnya pada
bahan semikonduktor(dioda) akan mengalami penerunan arus jika tegangan
masukannya mengalami pereduksian dari potensial penghalang, tetapi bilamana
tegangannya membesar dari penghalang maka arus yang dihasilkan juga besar.
Komponen aktif, misalnya ;dioda, transistor , dan IC.
Rekasaya rangkaian, semikonduktor, dan nanofabrikasi, telah menempatkan
elektronika sebagai tools yang mempermudah eksistensi manusia dan industri.
I.1 Besaran Listrik
Arus listrik ; menandakan adanya sejumlah muatan listrik(Q) yang mengalir setiap
saat(t/waktu). Sehingga dapat dirumuskan menjadi I = Q/t. (I=arus, Q=muatan,
t=waktu)
Muatan listrik(Q) satuanya; coulomb muatan dasar.
Q adalah sifat materi yang terdiri atas proton (muatan positif) dan elektron (muatan
negatif). Muatan listrik maximal menjadi atom atau bersifat positif ; jika atomnya
kekurangan elektron.
Jika atom dengan elektron yang lebih maka akan bermuatan negatif.
Atom juga bisa netral, jika jumlah proton sama dengan jumlah elektron.
Atom : muatan materil sangat kecil dan terdiri atas elektron(negatif),proton(positif)
dan netron(netral).
Tegangan listrik ; merupakan hubungan antara besar beda potensial dengan
besarnya kuat arus yang mengalir. Ilustrasi beda potensial ini, digambarkan berupa air
sungai/kali mengalir selalu ke tempat yang lebih rendah. Jika tinggi aliran berada di
penggunungan maka aliran air semakin deras. Perbedaan tinggi sumber ini dikenal
sebagai energi potensial.
Perbedaan ini dikenal hukum ohm ; “Besarnya aliran arus melalui penghantar
sebanding dengan beda potensial pada titik awal dan titik akhir dari penghantar itu
sendiri dengan suhu penghantar yang konstan. V = I .R (V=tegangan,I=arus,
R=hambatan)
Pada kondisi yang lain, digambarkan dengan persamaan kirchof ; jika banyak saluran
yang masuk(arus) pada satu titik percabangan, maka pada saluran keluaran juga sama
dengan saluran masuk.
Daya power besaran ini berkaitan dengan besar beban dan tahanan (hambatan). Sisi lain daya
yang diakibatkan oleh resistor sebagai kuata tahanan dimilikinya dalam menerima kuat
arus listrik.
Daya listrik dijabarakan sebagai sebagai laju aliran dari energi listrik dalam jaringan/rangkaian
dengan satuan(SI) daya listrik “watt”.
Secara rumusan Daya listrik(P) yang dihitung menggunakan Hukum Joule P = V x I
(P=daya/waat(w), I=arus, V=tegangan beda potensial(Vs).
Bila sebuah tegangan direduksikan dengan hambatan(R) maka pemberlakukan rumus Arus
menjadi I = V/R dan daya yang dihsilkan dengan aturan ohm
I.2 Komponen Elektronik
1.2.1 Resistor
Resistor adalah komponen ini sebagi dasar elektronika yang berfungsi sebagai
mebatasi arus yang mengalir berbanding terbalik dengan jumlah arus dalam satu
rangkaian, bahannya resistor/resistif rerata terbuat dari karbon dengan simbol Ω
(Omega). Secara teori resistir ditulis dengan huruf R sebagai lambang resistansi.
Resistif tidak selalu konstan, dikarenakan materialnya dipengaruhi temperatur. Hal ini
akibat adanya electron bebas. Resistif yang baik adalah nilai hambatan mendekati
dengan bertambahnya temperatur.
Resistor dalam aplikasi
terdapat bebera bentuk
dianataranya ; resistor tetap
dan resistor varabel.
Simbolnya(Gambar)
1.2.1.1 Resistor Serial
Resistor disusun secara berurutan dari R1 s/d Rn akan
menghasilkan arus (I) yang sama tetapi tegangan
meningkatberdasarkan aturan ohm Vs = I x R.
Maka nilai R serial dijadikan total Rt = R1 + R2 + R3 + ….Rn, menjadi Vs = I x (Rt) I = V/Rt
R1
1.2.1.2 Resistor Pararel
R2
Pada rangkaian pararel nilai tegangan(Vs) yg di hasilkan sama
R3
dan arus meningkat
Arus pararel pada rangkaian I = V / R
I1 = V / R1, I2 = V/R2, I3 = V/R3
= V / ( R1 + R2 + R3 )
Atau di simbol G = Konduktansi G = 1/R satuanya siemen(S)
atau mho atau
5V
Nilai Rt (Resitansi Total
Pada langkah ini mencari
didapat, maka langkah
resitansi norton(RN).
5V selanjunya menentukan nilai
RN = R3 +(R2 ||R1)
arus dengan prinsip ohm.
= 25 + ( 50 x 10)/(50+10)
it = V / Rt
=33.3 ohm
= 5 / 26,7 0.187 ampere
Langkah-1
Langkah-1
Langkah-3
RTH = R3 + ( R1||R2)
= 25 + ( 10 x 50 )/ (10 + 50)
= 33,3 ohm
Kapasitor Serial
V1 V2 V3
V = V1 = V2 = V 3
Ct .V = C1 V1 + C2 V2 + C3 V3
Ct = C1 + C2 + C3
1.4 Induktor