Anda di halaman 1dari 8

Malik Firdhan R.

M
200110190302

Senin, 6 april 2020

(L2) jembatan wheatstone

I. TUJUAN PERCOBAAN
I.1 Memahami fungsi jembatan (resistensi) dalam rangkaian listrik
I.2 Menentukan besarnya hambatan listrik dengan menggunakan metode
jembatan wheatstone.

II. ALAT-ALAT DAN FUNGSI


II.1sumber tegangan arus searah, sebagai sumber tegangan
II.2Bangku hambatan, untuk menyangga hambatan
II.3Tiga hambatan listrik yang belum diketahui besarnya X1,X2,X3 sebagai objek
yang akan dicari hambatannya.
II.4Galvanometer, berfungsi untuk mengukur besarnya arus dan beda potensial
listrik yang relative kecil
II.5Kabel hambatan lurus serba sama pada mistar sebagai jembatan wheatstone
II.6Kabel penghubung, untuk menghubungkan antar komponen sehingga
membentuk rangkaian.

III. TEORI DASAR


III.1 Hambatan
Hambatan adalah perbandingan antara beda potensial arus listrik yang
melaluinya. Pada umumnya, hambatan selalu berbeda pada
konduktor/penghantar. Salah satu cara untuk mengatur besar hambatan listrik
dari konduktor adalah dengan mengukur beda potensial dari ujung-ujung nya
dengan volt meter dan juga mengukur arus listrik yang melaluinya dengan
amperemeter.
Hambatan berfungsi untuk mengatur besarnya arus listrik dalam suatu
rangkaian. Jika hambatan listrik dilalui arus listrik akan terjadi perubahan
energy listrik menjadi energy kalor.

III.2 Hambatan dalam suatu bahan pengantar


Hambatan jenis suatu bahan biasanya tergantung pada suhu. Jika peubahan
suhu tidak terlalu besar. Hambatan jenis logam biasanya naik secara linier
terhadap suhu. Hambatan kawat penghantar dapat ditentukan dengan :
Malik Firdhan R.M
200110190302

L
R=ρ
A

ρ=hambatan jenis kawat (ohm m)


𝑳=𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒌𝒂𝒘𝒂𝒕 (m)
A=luas penampung kawat ¿2)

Sementara itu, hambatan jenis logam pada suhu t’ dapat ditentukan


berdasarkan rumus

Pt= Po [I + ∝( t – to )]

Dengan
Po = hambatan jenis pada to
∝=¿koefisien suhu hambatan jenis
Pt = hambatan jenis pada suhu t

III.3 Arus dan tegangan pada AC dan DC


Tegangan AC adalah tegangan keluaran yang berubah terhadap waktu.
Tegangan AC juga disebut tegangan bolak-balik dan arus yang dihasilkannya
disebut arus bolak balik.

V(t) = vm sin wt I(+) = Im sin wt


vm ℑ
Vef = I ef =
√2 √2

Arus searah (DC) adalah arus yang berpindah melalui konduktor atau
rangkaian hanya dalam satu arah. Arus searah dihasilkan oleh sumber
tegangan arus searah yang tidak mengubah polaritas tegangan keluarnya.

III.4 rangkaian seri dan parallel


Malik Firdhan R.M
200110190302

Rangkaian seri adalah rangkaian yang disusun secara lurus/berderet tanpa ada
cabang pada sumber listrik. Sedangkan rangkaian parallel rangkaian
komponen listrik yang disusun sejajar sehingga terbentuk cabang dari sumber
arus listrik.

III.5 Hukum kirchoff dan ohm


 Hukum kirchoff 1 “jumlah arus yang masuk pada suatu titik cabang
sama dengan jumlah arus dikeluarkan dari titik cabang tersebut.”

∑ I masuk=∑ I keluar
 Hukum kirchoff 2 “Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda
potensialnya harus sama dengan nol”. Hukum Kirchhoff 2 juga sering
disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena pada kenyataannya
beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu rangkaian
pada keadaan tunak adalah konstan.

Rangkaian berisi 2 buah baterai dan 3 resistor eksternal. Tanda plus


minus pada resistor digunakan untuk mengingatkan kita sisi mana pada
setiap resistor yang berada pada potensial lebih tinggi untuk arah arus
yang diasumsikan.
Malik Firdhan R.M
200110190302

 Hokum ohm

Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian


berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan
berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”

Simbol yang digunakan pada hukum Ohm adalah V untuk voltase atau


tegangan listrik yang diukur dalam satuan volt, R untuk resistansi atau
hambatan yang diukur dalam satuan ohm (Ω), dan I untuk arus listrik
yang diukur dalam satuan ampere.

V=IxR

III.6 arus dan tegangan pada seri dan parallel

Dalam rumus fisika, kuat arus dilambangkan dengan huruf “I”. Kuat arus
adalah banyaknya muatan arus listrik yang mengalir dalam rangkaian dalam
satu rangkaian. Dan untuk menghitung dari kuat arus di rangkaian seri dan
paralel tidak sama. Di bawah ini adalah rumus hitungannya:

 Mencari Kuat Arus Pada Rangkaian Seri : para rangkaian seri jumlah muatan
listrik yang mengalir di setiap hambatan adalah sama. Sehingga hambatan
pada satu titik akan sama dengan di titik yang lain. Untuk itu diperoleh rumus
bahwa

I = I₁ = I₂ = I₃ = I₄

 Mencari Kuat Arus Pada Rangkaian Paralel : sedangkan pada rangkaian


paralel hitungan untuk mencari rumusan kuat arus tidak sama dengan
dirangakaian seri. Namun kuat arus total pada rangkaian paralel adalah hasil
dari penambahan kuat arus yang ada pada hambatan. Sehingga diperoleh
rumus.

I = I₁ + I₂ + I₃ + I₄

III.7 Hambatan pengganti

Hambatan pengganti adalah besar hambatan yang mengalir sama besar pada
setiap resistor rangkaian seri atau paralel
Malik Firdhan R.M
200110190302

III.8 Jembatan wheatstone


Jembatan wheatstone adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengukur
hambatannya yang belum diketahui dan mengoreksi kesalahan yang dapat
terjadi dalam pengukuran menggunakan hokum ohm.

Jembatan wheatstone banyak digunakan untuk percobaan mengukur resistensi


kecil. Oleh karena itu biasa digunakan dalam aplikasi seperti pengukur
regangan dan thermometer perlawanan.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


IV.1 Susunlah rangkaian untuk percobaan seperti pada gambar (2) dengan
X1 (salah satu hambatan yang belum diketahui besarnya) pada sisi DB.
Perhatikan supaya penghubung arus S masih tetap terbuka, gunakan Rb=500
Ohm dan rangkaian belum boleh dihubungkan ke sumber tegangan.
IV.2 Setelah rangkaian diperiksa oleh asisten dan disetujui, hubungkan
rangkaian dengan sumber tegangan E = 3 Volt, dan tutuplah penghubung arus
S.
IV.3 Geser-geserlah kontak geser C agar jarum dari G menunjuk ke nol.
IV.4 Catat panjang L1 dan L2.
IV.5 Ganti nilai Rb dengan 400 Ohm dan ulangi langkah 1-4. 6. Ulangi
prosedur diatas untuk X2 dan X3.

V. TUGAS PENDAHULUAN
V.1Jika hambatan dalam dari amperemeter RA 0, dan nilai RA diketahui (gambar
1a) turunkan rumus untuk memperoleh R dinyatakan dengan Vac, iR dan RA.
Jawab :
Vac = Ia (R + Ra)
Malik Firdhan R.M
200110190302

vac Vac
= R + Ra R= = Ra
τa τac

V.2Jika pada rangkaian gambar 1 b, hmabatan dalam dari voltmeter V diketahui


yaitu R, turunkan rumus untuk memperoleh Rv, dinyatakan dengan Vab, i dan
Rv.
Jawab :
vab = vab
v + Iv. Rv. = IR. R
Iv = Rv = IR. R.V

IR−R−V
RV =
IV

V.3Turunkan persamaan hukum fisika yang mendasari percobaan.


Jawab :
Vac = Vab VB1 = Vb1 R1Ry = R2R3
P. R3
I1R1 = I2 R2 I1R1 = I2R2 R1 =
A
I1 R2
I1 = R 1 = R.I3 = P2I1
I2 R1

VI. TABEL DATA


Tabel 1. Rx, dengan Rb 500 ohm

N ( L1 ± ∆ L1) cm (L2± ∆L2) cm Rx ± ∆ Rx Ŕ x ± ∆ R´ x (


O (ohm) ohm)
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 2. Rxz dengan Rb 500 ohm

N (L1 ± ∆ L1) cm (L2 ± ∆L2) cm Rx ± ∆Rx (ohm) Rx ± ∆ Rx (ohm)


O
1.
2.
3.
Malik Firdhan R.M
200110190302

4.
5.

Tabel 3. Rxz dengan 500 ohm

N (L1± ∆ L1) cm (L2 ± ∆L2) cm Rx± ∆ Rx ohm Rx ± ∆Rx ohm


O
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 4 dengan Rx4 400 ohm

N (L1 ± ∆ L1) cm (L2 ± ∆ L2) cm Rx ± ∆ Rx ohm Rx ± ∆ RX ohm


O
1.
2.
3.
4.
5.

Tabel 5 dengan Rx ohm

N (L1 ± ∆L1) cm (L2 ± ∆L2) cm Rx ± ∆Rx ohm Rx ± ∆Rx ohm


O

Tabel 6 Rx3 dengan Rb 400 ohm

N (L1 ± ∆L1) cm (L2 ± ∆L2) cm Rx ± ∆Rx ohm Rx ± ∆Rx ohm


O
Malik Firdhan R.M
200110190302

Daftar Pustaka

Arifudin.M achya. 2007. Fisika Jakarta.Interplus


Lasmi. Niketut. 2013. Jakarta : Erlangga
Prasodjo. Budi. 2006 Fisika Jakarta : Yudhistira

Anda mungkin juga menyukai