Anda di halaman 1dari 32

LENSA

LAPORAN PRAKTIKUM

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fisika Dasar 2

dosen pengampu Ngadiono, ST.

oleh

YOGIK ADI SETIAWAN

NPM 18410009

PROGRAM STUDI TEKNIK TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2019
LENSA

Yogik Adi Setiawan (18410009), Teknik Tekstil, Politeknik STTT Bandung


E-mail : yogikadi99@gmail.com
Phone : 082134847461

Abstrak
Eksperimen ini bertujuan untuk menentukan jarak fokus lensa positif dan negatif. Metode
yang digunakan yaitu dengan meletakkan sumber cahaya, lensa, dan layar sesuai rancangan
percobaan. Selain untuk menentukan jarak fokus lensa, eksperimen ini juga bertujuan untuk
menguji hasil teori dan eksperimen, mengenal aberasi, kedalaman medan (depth of field), dan
juga pengaruh diafragma.

1. PENDAHULUAN menentukan jarak fokus lensa positif


Dalam kehidupan sehari-hari kita dan jarak fokus lensa negatif.
sering menemui benda-benda yang Lensa adalah benda bening yang
menggunakan lensa, mulai dari tembus cahaya dengan bentuk
kacamata, kaca spion, lup, mikroskop, permukaannnya merupakan garis sferis.
teropong, dan lain-lain. Benda-benda Garis hubung antara pusat lengkungan
tersebut menggunakan lensa yang kedua permukaan disebut sumbu utama.
berbeda, seperti lensa cembung-cekung, Bayangan yang dibuat oleh permukaan
cekung-cekung, dan lain-lain. Pada pertama merupakan benda untuk
lensa apabila terdapat seberkas cahaya permukaan kedua. Permukaan kedua
sejajar dari benda yang letaknya jauh akan membuat bayangan akhir. Lensa
pada lensa tipis, letak bayangannya di dibedakan menjadi dua macam, lensa
suatu titik f (titik fokus) dan jarak dari tebal dan lensa tipis.
lensa ke titik f disebut jarak fokus lensa.
Untuk lebih memahami titik fokus pada 2. TUJUAN
lensa, maka dilakukan percobaan yang 1. Menentukan jarak fokus lensa
berjudul lensa. 2. Membuktikan kebenaran suatu
Berdasarkan latar belakang persamaan
tersebut, dapat diperoleh beberapa 3. Mampu menentukan panjang kawat
rumusan masalah yaitu bagaimana wolfram lampu pijar
4. Mengenal aberasi, kedalaman titik fokus kedua adalah titik bayangan
medan (depth of field), dan pada sumbu utama dari benda yang
pengaruh diafragma letaknya sangat jauh (tak hingga).
Misalkan jarak antarbenda dan
3. DASAR TEORI layar sama dengan D. Jika sebuah
Lensa adalah benda bening lensa berjarak fokus f ditempatkan
(tembus cahaya) yang dibatasi dua diantara benda dan layar, maka ada dua
bidang lengkung atau satu bidang kedudukan lensa yang dapat
lengkung dan satu bidang datar. Dari memberikan bayangan tegas pada
definisi tersebut dikenal lensa layar, asalkan D lebih besar daripada
cembung dan lensa cekung seperti 4f. Misalkan s1, s1’, dan s2’ berturut-
gambar I di bawah ini. turut adalah jarak antara dua
kedudukan lensa (lihat gambar).
Oleh karena titik benda P dan titik
bayangan P adalah titik-titik yang
berpautan, maka jelaslah bahwa:
s1=s 2 ' (1)

dan

Gambar 1 s2=s 1 ' (2)

Dari gambar jelas


Sumber gambar:
pengertianahli.id/2014/04/pengertian- D=s 1+ s 1 ' (3)

lensa-dan-jenis-lensa.html
dan

Titik fokus lensa d=s 2+ s 1 (4)


Dalam pembahasan tentang lensa,
Dari persamaan-persamaan (2), (3), dan
dikenal apa yang dinamakan titik fokus
(4) didapat
pertama (f1) dan titik fokus kedua (f2).
Titik fokus pertama merupakan titik D−d
s1= (5)
2
benda pada sumbu utama yang
bayangannya berada di tempat yang dan
sangat jauh (tak hingga), sedangkan
D+d yaitu dengan menggunakan persamaan
s1 '= (6)
2
(8) karena metoda ini hanya

Dengan menggunakan persamaan- penyangkut pengukuran D dan d tanpa

persamaan (5), (6), dan persamaan memerlukan diketahuinya letak pusat

lensa bentuk Gauss optik lensa. Dalam percobaan ini,


jarak fokus lensa akan ditentukan
1 1 1
+ = (7) dengan tiga metoda. Dalam penentuan
s s' f
jarak fokus, sebagai benda digunakan
didapat celah berbentuk anak panah yang
disinari cahaya lampu pijar yang tidak
D 2−d 2
f= (8)
4D kelihatan kawat wolframnya.
Bayangan nyata yang dibentuk
Dari persamaan (7) didapat
ditangkap dengan layar. Dalam

s 1 . s 1' percobaan aberasi khromatik dan


f= (9)
s 1 + s 1' kedalaman medan digunakan lampu
pijar dengan kawat wolframnya
dan
sebagai benda dan bayangannya

s1' ditangkap dengan layar. Lensa yang


f= (10)
1−m digunakan adalah lensa positif yang
jarak fokusnya terpendek. Dalam
dimana
percobaan distorsi dan astigmatisma
besar bayangan(h' ) −s ' digunakan kawat kasa atau kasa
m= = (11)
besar benda (h) s bergaris sebagai benda.

Persamaan lensa bentuk Gauss


5. ALAT DAN BAHAN
ditentukan dengan syarat bahwa sinar-
1. Dua lensa positif
sinarnya paraksial. Jika syarat ini tidak
2. Satu lensa negatif
dipenuhi maka terjadi abrasi.
3. Celah berbentuk anak panah
4. Lampu pijar
5. Lampu susu
4. METODE EKSPERIMEN
6. Layar
Dari teori di atas jelas paling
7. Mistar plastik
sedikit ada tiga metoda untuk
8. Diafragma
menentukan jarak fokus suatu lensa,
9. Meteran
10. Bangku optik kayu oleh lensa positif (++). Mencatat
11. Kaca bergaris kedudukan benda, lensa dan layar.
Meletakkan lensa negatif diantara
6. CARA KERJA lensa positif dalam layar, kemudian
A. Penentuan jarak fokus dua lensa bayangan yang terbentuk ditangkap
positif dengan layar dengan mengubah
Melakukan percobaan yang kedudukan layar. Layar harus
sesuai dengan metoda yang didekatkan atau dijauhkan terhadap
menggunakan persamaan (8), (9), lensa negatif.
dan (10) secara bersamaan, yaitu Mencatat kedudukan lensa
dengan mencatat kedudukan benda, negatif dan layar. Mengulangi
lensa, dan layar, serta mengukur percobaan ini beberapa kali untuk
panjang benda dan bayangan beberapa kedudukan lensa positif
dimana bayangannya paling tegas. yang berlain-lainan.
Melakukan percobaan ini dengan
harga D yang berlainan untuk lensa D. Penentuan panjang kawat
positif (+) yang jarak fokusnya wolfram lampu pijar.
terpanjang (=f+) dan lensa (++) Menggunakan lampu pijar
yang jarak fokusnya terpendek sebagai benda dan salah satu lensa
(=f++). positif. Melakukan percobaan yang
sesuai dengan metode yang
B. Penentuan jarak fokus lensa menggunakan persamaan (11).
gabungan Mengulangi percobaan ini
Meletakkan dua lensa beberapa kali untuk harga S yang
positif yang digunakan di A sampai berlain-lainan.
bersinggungan. Kemudian
melakukan percobaan seperti di A. E. Aberasi
1. Aberasi Khromatik
C. Penentuan jarak fokus lensa Menggunakan lampu pijar
negatif pada D sebagai benda dan lensa
Melakukan percobaan (++). Mencari dua kedudukan
dengan metode-metode yang layar dimana masing-masing
menggunakan persamaan (9). Sinar tepi bayangan berwarna merah
dari benda difokuskan pada layar dan berwarna biru. Mencatat
dua kedudukan layar tadi. tegas. Mencatat dua kedudukan
Meletakkan diafragma yang lampu yang terdekat dan terjauh
terbesar didepan dan didekat terhadap lensa dimana masih
lensa. Melakukan percobaan terbentuk bayangan yang masih
seperti diatas, mencatatl apa cukup tegas tadi. Mencatat pula
yang sekarang terjadi menurut kedudukan lensa dan layar.
pengamatan. Mengulangi Mengulangi percobaan ini
percobaan ini dengan beberapa kali untuk beberapa
menggunakan diafragma yang kedudukan lensa atau layar.
lebih kecil. Meletakan difragma didepan lensa,
2. a. Distorsi kemudian melakukan percobaan
Menggunakan kawat kasa seperti diatas.
atau kaca bergaris yang
diterangi lampu susu sebagai 7. Data Eksperimen dan Pembahasan
benda dan lensa (++). Percobaan A
Mencatat apa yang terjadi  Lensa +
saat mengubah-ubah a. s1 : 31 ± 0,005 cm
kedudukan layar. Meletakkan s1’ : 61 ± 0,005 cm
diafragma didepan lensa. D = s1 + s1’
Mengulangi percobaan = 31 + 61
diatas. = 92 ± 0,005 cm
b. Astimatisme (d ± ∆ d )=(92± 0,005)cm
Seperti pada a tetapi dengan d = s2 – s1
lensa yang diletakkan miring = s1’- s1
terhadap sumbu sistem benda = 61 – 31
dan layar. = 30 ± 0,005 cm
(d ± ∆ d )=(30 ± 0,005)cm
F. Kedalaman medan
Menggunakan kawat Perhitungan fokus lensa:
wolfram lampu pijar sebagai Persamaan (8)
benda, lensa (+) dan layar. Dengan D 2−d 2
f=
mengubah kedudukan lampu 4D
tentukan daerah dimana masih
terdapat bayangan yang cukup
(92)2−(30)2 ¿ 20,55 cm
¿
4( 92)
( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm
8464−900
¿
368
b. s1 : 40,5 ± 0,005 cm
¿ 20,55 cm
s1’ : 39,5 ± 0,005 cm
( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm D = s1 + s1’
= 40,5 + 39,5
= 80 ± 0,005 cm
Persamaan (9) d = s2 – s1
s 1 . s 1' = s1’- s1
f=
s 1+ s 1 ' = |39,5 – 40,5|
= 1 ± 0,005 cm
31.61
¿
31+ 61
Perhitungan fokus lensa:
1891
¿ Persamaan (8)
92
D 2−d 2
f=
¿ 20,55 cm 4D

( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm


802−12
f=
4(80)

Persamaan (10) 6400−1


¿
s1 ' 320
f=
1−m
¿ 19,99 cm
s1'
¿ ( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm
s '
1+ 1
s1

61
¿ Persamaan (9)
61
1+
31 s 1 . s 1'
f=
s 1 + s 1'
61
¿
92 ( 40,5)(39,5)
31 ¿
40,5+ 39,5
1599,75 Persamaan (8)
¿
80
D 2−d 2
f=
4D
¿ 19,99 cm

(98)2−(40)2
( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm ¿
4 (98)

9604−16000
¿
392
Persamaan (10)
s1' ¿ 20,418 cm
f=
1−m
( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm
'
s1
¿
s '
1+ 1
s1
Persamaan (9)
39,5 s 1 . s 1'
¿ f=
39,5 s 1 + s 1'
1+
40,5
29.69
39,5 ¿
¿ 29+69
80
40,5
2001
¿
98
¿ 19,99 cm
¿ 20,418 cm
( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm
( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm

c. s1 : 29 ± 0,005 cm
s1’ : 69 ± 0,005 cm
Persamaan (10)
D = s1 + s1’
s1'
= 29 + 69 f=
1−m
= 98 ± 0,005 cm
d = s2 – s1 s1'
¿
= s1’- s1 s '
1+ 1
s1
= 69 - 29
= 40 ± 0,005 cm 69
¿
69
1+
29
Perhitungan jarak fokus lensa
61 19,5 . 64,3
¿ ¿
98 19,5+ 64,3
29
1253,85
¿
¿ 20,418 cm 83,8
( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm
¿ 14,962 cm

( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
 Lensa ++
a. s1 : 19,5 ± 0,005 cm Persamaan (10)
s1’ : 64,3 ± 0,005 cm s1'
f=
D = s1 + s1’ 1−m

= 19,5 + 64,3 s1'


¿
= 83,8 ± 0,005 cm s '
1+ 1
d = s2 – s1 s1
= s1’- s1
64,3
= 64,3 – 19,5 ¿
64,3
1+
= 44,8 ± 0,005 cm 19,5

64,3
¿
Perhitungan jarak fokus lensa 83,8
Persamaan (8) 19,5

D 2−d 2 ¿ 14,962 cm
f=
4D
( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
(83,8)2−(44,8)2
¿
4 (83,8)
b. s1 : 21 ± 0,005 cm
7022,44−2007,04
¿
335,2 s1’ : 50,3 ± 0,005 cm
D = s1 + s1’
¿ 14,962 cm
= 21 + 50,3
( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005) cm = 71,3 ± 0,005 cm
d = s2 – s1
= s1’- s1
Persamaan (9) = 50,3 – 21
s 1 . s 1' = 29,3 ± 0,005 cm
f=
s 1+ s 1 '
Perhitungan jarak fokus lensa 50,3
f=
71,3
Persamaan (8)
21
D 2−d 2
f=
4D f =14,815 cm

(71,3)2−(29,3)2 ( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm


¿
4(71,3)

5083,69−858,49 c. s1 : 18,3 ± 0,005 cm


¿
285,2
s1’ : 80 ± 0,005 cm
¿ 14,815 cm D = s1 + s1’
= 18,3 + 80
( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm
= 98,3 ± 0,005 cm
Persamaan (9) d = s2 – s1
'
s1 . s1 = s1’- s1
f=
s 1+ s 1 ' = 80 – 18,3
= 61,7 ± 0,005 cm
21 . 50,3
¿
21+50,3
Perhitungan jarak fokus lensa
1056,3
¿ Persamaan (8)
71,3
D 2−d 2
f=
¿ 14,815 cm 4D

( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm (98,3)2−(61,7)2


¿
4 (98,3)
Persamaan (10)
s1' 9662,89−3806,89
f= ¿
1−m 393,2

¿ 14,893 cm
s 1'
f=
s '
1+ 1 ( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm
s1
Persamaan (9)
50,3
f= s 1 . s 1'
50,3 f=
1+ '
21 s 1+ s 1

18,3 . 80
¿
18,3+ 80
1464 s 1’=s 2 ’
¿
98,3
s 1’=(10 ±0,005)cm
¿ 14,893 cm

( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm
s 2=−( s 1' −d )
Persamaan (10)
s1' s 2=−( s 1' −0 )
f=
1−m
s 2=−s 1 '
'
s1
¿ s 2=(−10 ±0,005)cm
s '
1+ 1
s1

80 1
¿
80 1 1
1+ f +¿= + ¿
18,3 s1 s1'
1
80 1 1
¿ f +¿= + ¿
98,3 91 10
18,3
1
10 91
¿ 14,893 cm f +¿= + ¿
910 910
( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm 1
101
f +¿= ¿
910

Percobaan B 910
f +¿
101
Data :
f +¿ 9,009 cm
s1 = 91 ± 0,005 cm
s1’ = 10 ± 0,005 cm

1
s 1=(91± 0,005) cm 1 1
f ++¿= + ¿
s2 s2'
s 2' =(10 ±0,005)cm
1
1 1
D=s 1+ s 1’=s 2+ s 2 ’ f ++¿= + ¿
−10 10
d=0 cm 1
f ++¿=0 ¿
(karena lensa saling berimpit ) f ++¿ ∞ cm
s2’ : -33 ± 0,005 cm

fgab=¿ Perhitungan jarak fokus lensa


fgab=9,009+∞ negatif
fgab=∞
s2=d−s 1 '
( fgab ± ∆ fgab)=(∞± 0,005) cm
¿ 14−22,5
¿−8,5 cm

Percobaan C
a) s1 : 52 ± 0,005 cm s 2 . s 2'
f= '
s 2+ s 2
s1' : 21 ± 0,005 cm
d : 11,5 ± 0,005 cm (−8,5 ) .(−33)
¿
s2’ : -46,5 ± 0,005 cm −8,5−33
280,5
¿
Perhitungan jarak fokus lensa −41,5
¿−6,759 cm
negatif
s2=d−s 1 ' ( f ± ∆ f )=(−6,759± 0,005) cm

¿ 11,5−52
¿−40,5 cm c) s1 : 51,5 ± 0,005 cm
s1’ : 21,5 ± 0,005 cm
'
s2 . s2 d : 13 ± 0,005 cm
f= '
s 2+ s 2 s2’ : -8,5 ± 0,005 cm

(−40,5 ) .(−8,5)
¿ Perhitungan jarak fokus lensa
−40,5−8,5
344,25 negatif
¿
−87
¿−3,956 cm s2=d−s 1 '
( f ± ∆ f )=(−3,956± 0,005)cm ¿ 13−21,5
¿−8,5 cm

b) s1 : 70,5 ± 0,005 cm s 2 . s 2'


f= '
s 2+ s 2
s1’ : 22,5 ± 0,005 cm
d : 14 ± 0,005 cm
(−8,5 ) .(−39) 0,6 26,5
¿ =
−8,5−39 h 94,7
331,5 (0,6)(94,7)
¿ h=
−47,5 26,5
¿−6,979 cm h=2,14 cm
( f ± ∆ f )=(−6,979± 0,005) cm
(h ± ∆ h)=(2,14 ± 0,005)cm
Percobaan D
Menghitung panjang kawat  s1 : 35,5 ± 0,005 cm
wolfram menggunakan persamaan s1' : 47 ± 0,005 cm
(11): h’ : 2,7 ± 0,005 cm
'
besar bayangan(h ) −s
m= =
besar benda (h) s'
h' s '
=
h s
 s1 : 24,5 ± 0,005 cm 2,7 47
=
h 35,5
s1' : 99,5 ± 0,005 cm
(2,7)(35,5)
h’ : 8,5 ± 0,005 cm h=
47
h=2,04 cm
'
h s'
=
h s
(h ± ∆ h)=(2,04 ± 0,005)cm
8,5 99,5
=
h 24,5
(24,5)(8,5)
h=
99,5 2,09+ 2,14+2,04
h= =2,09 cm
3
h=2,09 cm
(h ± ∆ h)=(2,09 ±0,005)cm

(h ± ∆ h)=(2,09 ±0,005) cm
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
panjang kawat wolfram adalah
±2,09 cm.
 s1 : 94,7 ± 0,005 cm
s1' : 26,5 ± 0,005 cm
h’ : 0,6 ± 0,005 cm
Percobaan E
1. Semakin dekat jarak diafragma
h' s '
= dengan lensa, maka bayangan
h s
kawat yang dihasilkan akan dengan lensa akan dihilangkan oleh
semakin terlihat jelas, karena diafragma, sehingga cahaya yang
cahaya biasnya dihilangkan. dihasilkan akan menggambarkan
Jika diafragma diletakkan di depan kawat wolfram lampu pijar dengan
lensa, maka bayangan kaca jelas.
bergaris yang diteruskan akan
redup cahayanya. Semakin kecil 8. PERTANYAAN DAN TUGAS
lubang diafragma, maka akan A. Tugas yang harus diserahkan
semakin redup cahaya yang sebelum melakukan
diteruskan. praktikum.
1. Buktikan persamaan-
2. Ketika kaca bergaris sebagai benda persamaan (5), (6), (8), (9),
diletakkan di depan sumber cahaya (10), dan (11).
(lampu susu) dan diafragma Menggunakan data pertama
diletakkan di belakang lensa ++, dari lensa++
maka hal yang terjadi adalah
s1 : 19,5 ± 0,005 cm
bayangan garis vertikal menjadi
s1’ : 64,3 ± 0,005 cm
buram.
D = s1 + s1’
3. Sedangkan, ketika kaca bergaris
= 19,5 + 64,3
sebagai benda diletakkan di depan
= 83,8 ± 0,005 cm
sumber cahaya (lampu susu) dan
d = s2 – s1
diafragma diletakkan di belakang
= s1’- s1
lensa ++ yang miring, maka hal
= 64,3 – 19,5
yang terjadi adalah bayangan garis
= 44,8 ± 0,005 cm
horizontal menjadi buram.

Persamaan (5)
Percobaan F
Jarak terjauh dan terdekat lampu
D−d
s1=
dengan lensa sama-sama 2
menghasilkan bayangan yang jelas
jika diafragma diletakkan diantara
83,8−44,8
lensa dan layar. Cahaya merah pada s1=
2
jarak terdekat lampu dengan lensa dan
cahaya biru pada jarak terjauh lampu
39 7022,44−2007,04
s1= ¿
2 335,2

s1=19,5 cm ¿ 14,962 cm

( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm

Persamaan (6)
D+d
s1 '= Persamaan (9)
2
s 1 . s 1'
83,8+ 44,8 f= '
s1 '= s 1+ s 1
2
19,5 . 64,3
128,6 ¿
s1 '= 19,5+ 64,3
2
1253,85
s1 '=64,3 cm ¿
83,8

Persamaan (7) ¿ 14,962 cm

1 1 1 ( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
+ =
s s' f

1 1 1
+ =
19,5 64,3 f Persamaan (10)

64,3+19,5 1 s1'
= f=
1253,85 f 1−m

83,8 1 s1'
= ¿
1253,85 f s '
1+ 1
s1
f =14,962 cm
64,3
¿
64,3
1+
19,5
Persamaan (8)
64,3
2 2 ¿
D −d 83,8
f=
4D 19,5

(83,8)2−(44,8)2 ¿ 14,962 cm
¿
4 (83,8)
( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
(92)2−(30)2
¿
4( 92)
Dari hasil di atas, dapat
dibuktikan kebenaran dari 8464−900
¿
368
persamaan (5), (6), (7), (8),
(9), (10), dan (11) ¿ 20,55 cm

( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm


2. Buktikan bahwa D harus
lebih besar dari 4F agar
Pembuktian D > 4f
terjadi bayangan tegas
D
untuk kedudukan lensa! ¿
4f
Apa yang terjadi jika D
92
sama dengan 4F? ¿
20,55
Hal ini dapat dibuktikan
melalui eksperimen yang ¿ 4,47

telah dilakukan.
Menggunakan hasil
Menggunakan percobaan
eksperimen A lensa ++
A lensa + pertama
pertama
s1 : 31 ± 0,005 cm
s1 : 19,5 ± 0,005 cm
s1’ : 61 ± 0,005 cm
s1’: 64,3 ± 0,005 cm
D = s1 + s1’
D = s1 + s1’
= 31 + 61
= 19,5 + 64,3
= 92 ± 0,005 cm
= 83,8 ± 0,005 cm
(d ± ∆ d )=(92± 0,005)cm
d = s2 – s1
= s1’- s1
d = s2 – s1
= 64,3 – 19,5
= s1’- s1
= 44,8 ± 0,005 cm
= 61 – 31
= 30 ± 0,005 cm
D 2−d 2
f=
(d ± ∆ d )=(30 ± 0,005)cm 4D

2 2 (83,8)2−(44,8)2
D −d ¿
f= 4 (83,8)
4D
7022,44−2007,04 terangkan arti notasi-notasi
¿
335,2
yang digunakan?
¿ 14,962 cm
x x ' =ff '

( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005) cm x = jarak benda diukur

Pembuktian D > 4f terhadap titik fokus ke-1,

D yaitu titik f
¿
4f
x’ = jarak gambar diukur
83,8 terhadap titik fokus ke-2
¿
14,962
yaitu titik f’
¿ 5,60
f = jarak fokus lensa
Dari data eksperimen di
f’ = jarak fokus lensa
atas, dapat dibuktikan
bahwa untuk menghasilkan 5. Apa yang dimaksud dengan
bayangan yang jelas, maka aberasi khromatik dan
D harus lebih besar dari 4f. aberasi no khromatik atau
Apabila D sama dengan 4f, aberasi sperik?
maka Aberasi khromatik
adalah aberasi yang terjadi
3. Apa yang di maksud dengan apabila berkas sinar
sinar paraksial? polikromatik yang melewati
Sinar paraksial lensa tidak hanya dibiaskan
adalah sinar yang berada tapi juga diuraikan warna-
sangat dekat dengan sumbu warni seperti warna
utama cermin, sejajar pelangi.
dengan sumbu utama Aberasi sperik
dengan jarak sangat kecil, adalah cacat bayangan yang
atau berpotongan dengan disebabkan oleh berkas
sumbu utama dengan sudut sinar yang jauh dari sumbu
yang sangat kecil. utama tidak dibiaskan
sebagaimana yang
4. Tuliskan persamaan lensa diharapkan tetapi
bentuk newton dan
cenderung untuk mendekati dibentuk pada bayangan
pusat optik. atau ketajaman yang
membentang ke depan dan
6. Sebutkan beberapa macam ke belakang dari titik yang
aberasi! (minimun 5) benar-benar menjadi fokus
a. Aberasi Sperik pada saat itu.
b. Aberasi Khromatik
c. Aberasi Monokhromatik 9. Gambarkan jalannya sinar-
d. Aberasi Defokus sinar pada percobaan
e. Aberasi Kurva Medan penentuan jarak fokus lensa
negatif?
7. Apakah terjadi aberasi
kromatik pada cermin
cembung dan cekung?
Terangkan jawaban
saudara!
Tidak. Karena Berkas sinar mengenai
aberasi kromatik benda sejajar sumbu utama
merupakan aberasi yang dibiaskan seolah-olah
terjadi apabila berkas sinar melalui fokus.
polikromatik yang melewati
lensa tidak hanya dibiaskan
tapi juga diuraikan warna-
warni seperti warna
pelangi. Sedangkan aberasi Berkas sinar mengenai
warna hanya dapat terjadi benda melalui pusat lensa
pada lensa, bukan cermin. tidak berubah arah.

8. Apakah yang dimaksud


dengan kedalaman medan
(depth of field)?
Depth of Field
adalah ukuran seberapa
jauh bidang fokus yang
Gambar bayangan yang Semua perhitungan harus
dihasilkan dari perpotongan memakai teori kesalahan atau
dua berkas sinar pada sesatan :
langkah 1 dan langkah 2.
1. Hitunglah f+, f++, f-, dan f
Sumber Gambar: gabungan dengan persamaan
https://idschool.net/smp/fisi (8), (9), dan (10). Dari besarnya
ka-smp/pengertian-rumus- standar deviasi rata-rata pada
contoh-soal-dan-sifat- masing-masing cara maka cara
bayangan-pada-lensa- manakah yang terbaik? Apakah
cekung/ ini sesuai dengan uraian pada
bagian prosedur? Terangkan
10.Buatlah daftar besaran- metoda-metoda lain yang
besaran fisik yang akan saudara ketahui untuk
diamati dengan urutan menentukan jarak fokus lensa!
seperti dalam prosedur? Juga f (-).

Besara Satua  Lensa +


n Fisik n a) s1 : 31 ± 0,005 cm
Jarak
Panjan s1’ : 61 ± 0,005 cm
benda ke cm
g D = s1 + s1’
lensa (s)
= 31 + 61
Jarak
Panjan = 92 ± 0,005 cm
lensa ke cm
g (d ± ∆ d )=(92± 0,005)cm
layar (s’)
Jarak
Panjan
fokus cm d = s2 – s1
g
(F) = s1’- s1
Tinggi
Panjan = 61 – 31
benda cm
g = 30 ± 0,005 cm
(h)
(d ± ∆ d )=(30 ± 0,005)cm
Tinggi
Panjan
bayanga cm
g Perhitungan fokus lensa:
n (h’)
Persamaan (8)

B. Tugas Akhir
D 2−d 2 61
f= ¿
92
4D
31
(92)2−(30)2
¿ ¿ 20,55 cm
4( 92)

8464−900 ( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm


¿
368

¿ 20,55 cm b) s1 : 40,5 ± 0,005 cm


s1’ : 39,5 ± 0,005 cm
( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm
D = s1 + s1’
= 40,5 + 39,5
= 80 ± 0,005 cm
Persamaan (9)
d = s2 – s1
s 1 . s 1'
f= = s1’- s1
s 1+ s 1 '
= |39,5 – 40,5|
31.61 = 1 ± 0,005 cm
¿
31+ 61

1891 Perhitungan fokus lensa:


¿
92 Persamaan (8)

¿ 20,55 cm D 2−d 2
f=
4D
( f ± ∆ f )=( 20,55± 0,005)cm

802−12
f=
4(80)
Persamaan (10)
s1' 6400−1
f= ¿
1−m 320

¿ 19,99 cm
s1'
¿
s '
1+ 1 ( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm
s1

61
¿
61 Persamaan (9)
1+
31
s 1 . s 1' = s1’- s1
f=
s 1+ s 1 ' = 69 - 29
= 40 ± 0,005 cm
( 40,5)(39,5)
¿
40,5+ 39,5
Perhitungan jarak fokus
1599,75
¿ lensa
80
Persamaan (8)
¿ 19,99 cm

D 2−d 2
( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm f=
4D

(98)2−(40)2
¿
Persamaan (10) 4 (98)

s1' 9604−16000
f= ¿
1−m 392

s 1' ¿ 20,418 cm
f=
s '
1+ 1 ( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm
s1

39,5
f=
39,5
1+ Persamaan (9)
40,5
s 1 . s 1'
39,5 f=
¿ s 1 + s 1'
80
40,5
29.69
¿
¿ 19,99 cm 29+69

2001
( f ± ∆ f )=(19,99 ± 0,005)cm ¿
98

¿ 20,418 cm
c) s1 : 29 ± 0,005 cm
s1’ : 69 ± 0,005 cm ( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm
D = s1 + s1’
= 29 + 69
= 98 ± 0,005 cm Persamaan (10)

d = s2 – s1
s1' (83,8)2−(44,8)2
f= ¿
1−m 4 (83,8)

s1' 7022,44−2007,04
¿ ¿
s ' 335,2
1+ 1
s1
¿ 14,962 cm
69
¿ ( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
69
1+
29

61
¿ Persamaan (9)
98
29 s 1 . s 1'
f=
s 1 + s 1'
¿ 20,418 cm
( f ± ∆ f )=( 20,418± 0,005)cm 19,5 . 64,3
¿
19,5+ 64,3

 Lensa ++ 1253,85
¿
83,8
a. s1 : 19,5 ± 0,005 cm
s1’ : 64,3 ± 0,005 cm ¿ 14,962 cm
D = s1 + s1’
( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005)cm
= 19,5 + 64,3
= 83,8 ± 0,005 cm
d = s2 – s1
Persamaan (10)
= s1’- s1
s1'
= 64,3 – 19,5 f=
1−m
= 44,8 ± 0,005 cm
s1'
¿
s '
Perhitungan jarak fokus 1+ 1
s1
lensa
Persamaan (8) 64,3
¿
64,3
1+
19,5
D 2−d 2
f=
4D 64,3
¿
83,8
19,5
¿ 14,962 cm 1056,3
¿
71,3
( f ± ∆ f )=(14,962 ± 0,005) cm
¿ 14,815 cm

( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm
b. s1 : 21 ± 0,005 cm
s1’ : 50,3 ± 0,005 cm
D = s1 + s1’
Persamaan (10)
= 21 + 50,3
s1'
= 71,3 ± 0,005 cm f=
1−m
d = s2 – s1
= s1’- s1 s 1'
f=
= 50,3 – 21 s '
1+ 1
s1
= 29,3 ± 0,005 cm
50,3
f=
Perhitungan jarak fokus 50,3
1+
21
lensa
Persamaan (8) 50,3
f=
71,3
D 2−d 2
f= 21
4D
f =14,815 cm
(71,3)2−(29,3)2
f=
4 (71,3)
( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm
5083,69−858,49
f=
285,2
c. s1 : 18,3 ± 0,005 cm
f =14,815 cm s1’ : 80 ± 0,005 cm
D = s1 + s1’
( f ± ∆ f )=(14,815 ± 0,005)cm
= 18,3 + 80
= 98,3 ± 0,005 cm

Persamaan (9) d = s2 – s1
= s1’- s1
s 1 . s 1'
f=
s 1+ s 1 ' = 80 – 18,3
= 61,7 ± 0,005 cm
21 . 50,3
¿
21+50,3
Perhitungan jarak fokus 80
¿
80
lensa 1+
18,3
Persamaan (8)
80
¿
98,3
D 2−d 2 18,3
f=
4D
¿ 14,893 cm
(98,3)2−(61,7)2
f=
4 (98,3) ( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm

9662,89−3806,89
f=
393,2
 Percobaan C
f =14,893 cm a) s1 : 52 ± 0,005 cm
s1' : 21 ± 0,005 cm
( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm
d : 11,5 ± 0,005 cm
s2’ : -46,5 ± 0,005 cm

Persamaan (9)
s2=d−s 1 '
s 1 . s 1'
f= ¿ 11,5−52
s 1+ s 1 '
¿−40,5 cm
18,3. 80
f=
18,3+80
s 2 . s 2'
f= '
1464 s 2+ s 2
f=
98,3
(−40,5 ) .(−8,5)
¿
f =14,893 cm −40,5−8,5
344,25
( f ± ∆ f )=(14,893 ± 0,005)cm ¿
−87
¿−3,956 cm
( f ± ∆ f )=(−3,956± 0,005)cm
Persamaan (10)
s1'
f= b) s1 : 70,5 ± 0,005 cm
1−m
s1’ : 22,5 ± 0,005 cm
s1'
¿ d : 14 ± 0,005 cm
s '
1+ 1 s2’ : -33 ± 0,005 cm
s1
 Lensa Gabungan
s2=d−s 1 '
¿ 14−22,5 Persamaan (8)
¿−8,5 cm D 2−d 2
f +¿
4D

s 2 . s 2'
f= (101)2−(0)2
s 2+ s 2
' f +¿
4(101)

(−8,5 ) .(−33) 101


¿ f +¿
−8,5−33 4
280,5
¿ f +¿ 25,25 cm
−41,5
¿−6,759 cm
¿
( f ± ∆ f )=(−6,759± 0,005) cm

c) s1 : 51,5 ± 0,005 cm D 2−d 2


f ++¿
4D
s1’ : 21,5 ± 0,005 cm
d : 13 ± 0,005 cm (0)2−( 0)2
f ++¿
s2’ : -8,5 ± 0,005 cm 4(0)

0
f ++¿
0
s2=d−s 1 '
f ++¿ ∞ cm
¿ 13−21,5
¿−8,5 cm ¿

'
s2 . s2
f= '
s 2+ s 2 ¿

(−8,5 ) .(−39) ¿
¿
−8,5−39
( fgab ± ∆ fgab)=(∞ ± 0,005)cm
331,5
¿
−47,5
¿−6,979 cm
( f ± ∆ f )=(−6,979± 0,005) cm Persamaan (9)
s1 . s1' s1'
f +¿ ¿
s1 + s1' s '
1+ 1
s1
91. 10
¿
91+10 10
¿
10
1+
910 91
¿
101
10
¿
¿ 9,009 cm 101
91
¿
¿ 9,009 cm

¿
'
s2 . s 2
f ++¿ '
s2 + s 2
Metoda lain untuk
−10 . 10 menentukan jarak fokus lensa
¿
−10+10
adalah dengan menggunakan

¿
−100 persamaan:
0
1 1 1
¿∞
f (
= ( n−1 ) +
R1 R2 )
dimana:
¿ R1 : jari-jari permukaan
pertama lensa
R2 : jari jari permukaan kedua
¿
lensa
¿ Untuk menentukan jari-jari
permukaan lensa, kita dapat
( fgab ± ∆ fgab)=(∞± 0,005) cm
menggunakan suatu alat yang
bernama spherometer. Setelah
mendapat data dari spherometer,
Persamaan (10)
masukkan data yang didapat ke
s 1'
f +¿ dalam persamaan:
1−m
h L2
R= +
2 6h
dimana:
h : ketinggian skrep s 2=−( s 1' −0 )
spherometer di atas kedua
s 2=−s 1 '
permukaan lensa
L : jarak antara kedua kaki s 2=(−10 ±0,005)cm
spherometer

1
2. Hitunglah f gabungan dengan 1 1
f +¿= + ¿
rumus. s1 s1'
1 1
= 1
f 1
f +¿+ ¿ 1 1
f ++ ¿¿ f +¿= + ¿
91 10
Bandingkan hasil yang didapat
1
dengan hasil 1 diatas! 10 91
f +¿= + ¿
Bagaimana menurut pendapat 910 910
saudara?
1
101
Percobaan B f +¿= ¿
910
Data :
910
f +¿
s1 = 91 ± 0,005 cm 101
s1’ = 10 ± 0,005 cm
f +¿ 9,009 cm

s 1=(91± 0,005) cm

s 2' =(10 ±0,005)cm 1


1 1
f ++¿= + ¿
D=s 1+ s 1’=s 2+ s 2 ’ s2 s2'

d=0 cm 1
1 1
f ++¿= + ¿
(karena lensa saling berimpit ) −10 10

s 1’=s 2 ’ 1
f ++¿=0 ¿
s 1’=(10 ±0,005)cm
f ++¿ ∞ cm

s 2=−( s 1' −d )
fgab=¿ h=2,09 cm

fgab=9,009+∞
(h ± ∆ h)=(2,09 ±0,005) cm
fgab=∞

( fgab ± ∆ fgab)=(∞ ± 0,005)cm


 s1 : 94,7 ± 0,005 cm
Hasil yang didapat dari s1' : 26,5 ± 0,005 cm
perhitungan fokus lensa h : ± 0,005 cm
gabungan menggunakan cara h’ : 0,6 ± 0,005 cm
nomor 1 dan 2 menghasilkan
titik fokus yang sama, yaitu tak h' s '
=
terhingga. h s
0,6 26,5
3. Hitunglah panjang kawat =
h 94,7
wolfram lampu pijar! Terangkan (0,6)(94,7)
h=
metoda lain yang saudara 26,5
ketahui untuk menentukan h=2,14 cm
panjang kawat wolfram lampu
pijar tanpa memecah kacanya! (h ± ∆ h)=(2,14 ± 0,005)cm
Perhitungan panjang kawat
wolfram menggunakan  s1 : 35,5 ± 0,005 cm
persamaan (11): s1' : 47 ± 0,005 cm
besar bayangan(h' ) −s ' h : ± 0,005 cm
m= =
besar benda (h) s h’ : 2,7 ± 0,005 cm

 s1 : 24,5 ± 0,005 cm
s1' : 99,5 ± 0,005 cm h' s '
=
h s
h : ± 0,005 cm
2,7 47
h’ : 8,5 ± 0,005 cm =
h 35,5
(2,7)(35,5)
h=
h' s ' 47
=
h s h=2,04 cm
8,5 99,5
=
h 24,5
(h ± ∆ h)=(2,04 ± 0,005)cm
(24,5)(8,5)
h=
99,5
disebabkan karena lensa
2,09+ 2,14+2,04 memiliki indeks bias yang
h= =2,09 cm
3
berbeda untuk panjang
(h ± ∆ h)=(2,09 ±0,005) cm
gelombang cahaya yang
berbeda.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Pengaruh diafragma:
panjang kawat wolfram adalah
Diafragma berfungsi untuk
±2,09 cm.
mengatur intensitas cahaya yang
masuk. Intensitas cahaya yang
Metoda lain untuk
masuk akan menentukan
menentukan panjang kawat
ketajaman foto yang dihasilkan.
wolfram lampu pijar tanpa
Apabila cahaya terlalu terang,
memecah kacanya adalah
maka harus digunakan
dengan menggunakan percobaan
diafragma yang kecil.
lensa. Gunakan lampu pijar
Sebaliknya, jika cahaya redup,
sebagai benda dan salah satu
maka diafragma harus dibuka
lensa positif. Geser layar atau
lebar untuk menghasilkan
lensa positif hingga bayangan
bayangan yang fokus dan
kawat wolfram menjadi fokus.
mengurangi pembiasan cahaya
Catat jarak benda ke lensa
(aberasi).
positif serta jarak lensa positif
Diafragma juga
ke layar. Ukur panjang
mempengaruhi ruang tajam atau
bayangan kawat wolfram. Lalu
DOF (Depth of Field).
masukkan ke dalam persamaan
Diafragma mengontrol sebesar
(11).
apa keburaman di latar belakang
atau di latar depan. Apabila
4. Ceritakan dan terangkan semua
lubang diafragma kecil, maka
hasil pengamatan saudara
DOF-nya akan besar. Hal ini
tentang aberasi beserta pengaruh
akan membawa subjek latar
diafragma!
depan dan latar belakang
Aberasi terjadi ketika lensa
kedalam fokus. Apabila lubang
gagal untuk mengarahkan
diafragma besar, maka DOF-nya
seluruh gelombang warna ke
akan dangkal.
titik fokus yang sama. Ini
5. Ceritakan dan terangkan semua semakin sempit. Semakin jauh
hasil pengamatan saudara jarak benda terhadap lensa,
tentang kedalaman medan. maka semakin lebar area
Bagaimana kedalaman medan kedalaman medan.
bergantung pada jarak benda
terhadap lensa?
9. KESIMPULAN
Kedalaman medan adalah
Adapun kesimpulan yang dapat
ukuran seberapa jauh bidang
diambil dari eksperimen lensa,
fokus yang dibentuk pada
yaitu:
bayangan atau ketajaman yang
 Ada beberapa metoda untuk
membentang ke depan dan ke
mengukur panjang titik fokus,
belakang dari titik yang benar-
yaitu dengan menggunakan
benar menjadi fokus pada saat
persamaan:
itu. Kedalaman medan
1 1 1
dipengaruhi oleh beberapa
+ = (7)
s s' f
faktor, yaitu aperture
D 2−d 2
(difragma), panjang fokus lensa, f= (8)
4D
dan jarak benda terhadap lensa.
Jarak terjauh dan terdekat s 1 . s 1'
f= (9)
lampu dengan lensa sama-sama s 1+ s 1 '

menghasilkan bayangan yang


s1'
jelas jika diafragma diletakkan f= (10)
1−m
diantara lensa dan layar. Cahaya
merah pada jarak terdekat lampu  Aberasi terjadi ketika lensa

dengan lensa dan cahaya biru gagal untuk mengarahkan

pada jarak terjauh lampu dengan seluruh gelombang warna ke

lensa akan dihilangkan oleh titik fokus yang sama. Ini

diafragma, sehingga cahaya disebabkan karena lensa

yang dihasilkan akan memiliki indeks bias yang

menggambarkan kawat wolfram berbeda untuk panjang

lampu pijar dengan jelas. gelombang cahaya yang

Semakin dekat jarak benda berbeda.

terhadap lensa, maka area DOF  Kedalaman medan adalah

(kedalaman medan) akan ukuran seberapa jauh bidang


fokus yang dibentuk pada
bayangan atau ketajaman yang
membentang ke depan dan ke
belakang dari titik yang benar-
benar menjadi fokus pada saat
itu. Kedalaman medan
dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu aperture
(difragma), panjang fokus lensa,
dan jarak benda terhadap lensa.
 Titik fokus dari hasil
eksperimen pada lensa
gabungan adalah tak terhingga
 Semakin dekat jarak benda
terhadap lensa, maka area
DOF (kedalaman medan)
akan semakin sempit.
Semakin jauh jarak benda
terhadap lensa, maka
semakin lebar area
kedalaman medan.

10. SARAN
Dalam melakukan eksperimen
lensa, praktikan diharapkan lebih
teliti dalam pengukuran dan
perhitungan. Praktikan juga harus
teliti dalam melakukan langkah-
langkah sesuai instruksi.

11. DAFTAR PUSTAKA


(2019, Februari 5). Diambil kembali dari https://idschool.net/smp/fisika-smp/pengertian-
rumus-contoh-soal-dan-sifat-bayangan-pada-lensa-cekung/
Lina. (2019, Februari 5). Diambil kembali dari
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/laporan-praktikum-lensa-lina-
56d6d8b2851

Ningsih, S. (2019, Februari 5). Diambil kembali dari


http://www.slideshare.net/mobile/sonamizuki/pengukuran-jarak-fokus-lensa

Nurhayati, A. (2019, Februari 5). Diambil kembali dari


ainurpendidikanfisika.blogspot.com/2014/03/aberasi-optik.html?m=1

Ritmayanti. (2019, Februari 3). Diambil kembali dari


https://www.scribd.com/document/24670285/laporan-praktikum-lensa nov 16 2014

Yamani, A. (2019, Februari 5). Diambil kembali dari


https://kamusastro.com/glosarium/aberasi-kromatis/

Anda mungkin juga menyukai