Anda di halaman 1dari 21

Makalah praktikum modul pegas

Jumat, 17 Januari 2014


Makalah praktikum modul pegas
Latar Belakang
Pegas sering kali kita mendengarkannya, tapi terkadang kita lupa dimana kita
dapatkan getaran tersebut. Kalau kita perhatikan lebih detail, getaran pegas terdapat
disekitar kehidupan kita. Suspensi sepada montor salah satu contoh dalam kehidupan
sehari hari.
Mungkin kita ketahui dimana saja getaran pegas itu terjadi tapi tidak
mengetahui kenapa bisa seperti itu, reaksi apa yang terjadi, dan apa manfaatnya dalam
hidup ini. Maka dari itu untuk mengetahui lebih jelasnya kita lakukan sebuah
praktukum tentang getaran pegas ini.
Tujuan
1. Menentukan konstanta pegas.
2. Menentukan percepatan gravitasi bumi berdasarkan getaran pegas.
Rumusan masalah
1. Bagaimana cara menetukan konstanta pegas?
2. Berapakah percepatan gravitasi berdasarkan getaran pegas ?

BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Dasar Teori
Getaran adalah gerakan relatif dari massa dan elastisitas benda yang berulang
sendiri dalam interval waktu tertentu. Sedangkan, Gerak Harmonik Sederhana adalah
gerakan sebuah partikel atau benda dimana grafik posisi partikel sebagai fungsi waktu

berupa sinusoidal (dapat dinyatakan dalam bentuk sinus atau kosinus). Dalam gerak
pada getaran pegas berlaku hukum Hooke yang menyatakan hubungan hubungan
antara gaya F yang meregangkan pegas dan pertambahan panjang pegas x pada
daerah elastis pegas. Pada daerah elastis, F sebanding dengan x. Hal ini dinyatakan
dalam bentuk persamaan :
F = k .x
. (i)
Dengan,
F = gaya yang dikerjakan benda pegas (N)
k = konstanta pegas (N. m-1)
x = pertambahan panjang pegas (m)
Konstanta gaya pegas adalah suatu karakter dari suatu pegas yang
menunjukkan perbandingan besarnya gaya terhadap perbedaan panjang yang
disebabkan oleh adanya pemberian gaya tersebut. Satuan konstanta gaya pegas adalah
N/m, dimensi konstanta pegas : [M][T ]-2
Pada waktu pegas ditarik dengan gaya F, pegas mengadakan gaya yang
besarnya sama dengan gaya yang menarik, akan tetapi arahnya berlawanan
(Faksi = -Freaksi). Jika gaya ini kita sebut dengan gaya pegas Fp, yang besarnya
sebanding dengan pertambahan panjang pegas x, sehingga untuk Fp dapat
dirumuskan sebagai
Fp = -k .x
. (ii)
Persamaan (i) dan (ii) secara umum dapat dinyatakan dalam kalimat yang disebut

Hukum Hooke.
Pada daerah elastis benda, gaya yang bekerja pada benda sebanding dengan
pertambahan panjang benda.

Suatu pegas yangng digantung secara vertikal dan diberi beban di simpangkan ke
bawah dan dilepaskan maka beban akan bergetar dengan periode yang daapat
dituliskan :

T = 2

T = periode (s)

= pertambahan panjang
(m)
g

= gravitasi (m.s-2)

BAB III
METODE
A.
1.
2.
3.
4.
5.

Alat dan Bahan


Pegas
Stopwatch
Mistar
Statif
Beban

1.
2.
3.
4.
5.

B. Langkah Kerja
Langkah kerja Percobaan 1 :
Menyusun alat alat seperti gambar
Mengukur panjang pegas catat hasilnya pada table
Menggantungkan beban massa 20 gram pada pegas
Mengukur panjang pegas setelah diberi beban
Mengulangi langkah 3, dan 4 untuk beban yang berbeda

1.
2.
3.
4.

Langkah kerja Percobaan 2 :


Seperti lagkah percobaan 1, langkah 1, 2, 3, dan 4
Menyimpangkan beban kebawah 2 cm lalu lepaskan
Mengukur waktu dalam 10 x getaran dengan stopwatch catat hasilnya pada tabel
Mengulangi langkah 2 dan 3 dengan beban yang sesuai percobaan 1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Percobaan 1
No

Massa beban
(kg)

Panjang pegas l
(m)

Pertambahan
panjang y (m)

Nilai konsante
pegas k.(N.m-1)

1.

Tanpa beban

0,15

2.

20. 10 -3

0,155

0,005

3.

40. 10 -3

0,16

0,01

39,2
39,2

4.

0,165

0,015

39,2

5.

60. 10 -3
80. 10 -3

0,17

0,02

39,2

6.

100. 10 -3

0,175

0,025

39,2

7.

120. 10 -3

0,18

0,03

39,2

8.

140. 10 -3

0,185

0,035

39,2

9.

150. 10 -3

0,19

0,0375

39,2

No

Massa beban
(kg)

Pertambaha
n
panjang y
(m)

Waktu 10
x getaran
t(sekon)

1.

Tanpa beban

0,012

02.21

0,221

0,04881

9,6

2.

50 . 10-3

0,024

03.07

0,307

0,09429

9,9

3.

100 . 10-3

0,036

03.76

0,376

0,141367

9,9

4.

150 . 10-3

0,048

04.37

0,437

0,190969

9,8

Percobaan 2

Periode
getaran
T(sekon)

T2 (sekon)2

Nilai
gravitasi
g(m.s-2)

B. Analisis Data
Percobaan 1
Grafik antara F (m.g) dan y:

Menghitung nilai k
Nilai rata-rata k :

Percobaan 2 :
Grafik hubungan antara massa beban (m) dengan kwadrat periode (T 2):

Menghitung besar gravitasi : g

BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan sebuah praktikum mengenai getaran pegas kita dapat
menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan praktikum tersebut
1. Nilai gravitasi normalnya berkisar diantara 9 10

2. Apabila nilai gravitasi kurang dari normal maka dapat disebabkan oleh beberapa faktor
:
a. Angin dan kondisi pegas menjadi masalah utama yang membuat nilai gravitasi jauh
dari normal.
b. Perbandingan panjang suatu pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada
pegas tersebut
3. Beban yang digunakan berpengaruh terhadap nilai konstante pegas
4. Untuk mendapatkan nilai gravitasi memperlukan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan sebuah getaran.

Laporan fisika, gaya pegas


Sabtu, 27 Oktober 2012
Laporan Praktikum Fisika Dasar
Hari : Jumat
Jam : 14.20 WIB
Asisten: 1. Satria Purwanto
2. Bayu Septi Mingga

GAYA PEGAS
Oleh :
Irfandi
1105106010007

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2011
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari pegas memiliki peranan penting. Sebagai contoh, pegas dapat kita
jumpai pada sepeda motor. Dimana pegas pada sepeda motor sering disebut atau dikenal dengan
nama shuck breaker. Dengan adanya shuck breaker ini maka kita merasa nyaman ketika
mengendarai sepeda motor. Hal ini terjadi karena shuck breaker tersebut memiliki sifat elastisitas
(kembali ke bentuk semula) seperti sifat pegas pada umumnya. Pegas tidak hanya dimanfaatkan
pada sepeda motor, tetapi pada semua kendaraan yang selalu kita gunakan.
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Contoh benda elastis lainnya adalah karet
mainan. Ketika kita menarik karet mainan sampai batas tertentu, karet tersebut bertambah
panjang. Jika tarikan tersebut dilepaskan, maka karet akan kembali ke panjang semula. Demikian
juga ketika kita merentangkan pegas, pegas tersebut akan bertambah panjang. tetapi ketika
dilepaskan, panjang pegas akan kembali seperti semula. Apabila pegas tersebut diregangkan
kemudian dilepaskan maka panjang pegas akan kembali seperti semula. Mengapa demikian? hal
ini disebabkan karena benda-benda tersebut memiliki sifat elastis. Elastis atau elastsisitas adalah
kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya luar yang diberikan
pada benda tersebut dihilangkan. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah benda yang elastis,
maka bentuk benda tersebut berubah. Untuk pegas dan karet, yang dimaksudkan dengan
perubahan bentuk adalah pertambahan panjang.
Tujuan
Mempelajari pengaruh gaya terhadap perpanjangan pegas dan konstanta pegas (k)

TINJAUAN PUSTAKA
Bila sebuah benda diregangakan oleh gaya, maka panjang benda akan bertambah. Panjang atau
pendeknya pertambahan panjang benda tergantung pada elastisitas bahan dari benda tersebut dan
juga gaya yang diberikannya. Apabila benda masih berada dalam keadaan elastis (batas
elastisitasnya belm dilampaui), beradasarkan hukum Hooke pertambahan panjang (x)
sebanding dengan besar gaya F yang meregangkan benda. Asas ini berlaku juga bagi pegas
heliks, selama batas elastisitas pegas tidak terlampaui (Umar, 2008).
Jika gaya yang bekerja pada sebuah pegas dihilangkan, pegas tersebut akan kembali pada
keadaan semula. Robert Hooke, ilmuwan berkebangsaan Inggris menyimpulkan bahwa sifat
elastis pegas tersebut ada batasnya dan besar gaya pegas sebanding dengan pertambahan panjang
pegas. Dari penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa besar gaya pegas pemulih sebanding
dengan pertambahan panjang pegas. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai :

F= -k x, dengan k = tetapan pegas (N / m)


Tanda (-) diberikan karena arah gaya pemulih pada pegas berlawanan dengan arah gerak pegas
tersebut (Seran, 2007).
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas yang diberi
gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan setimbangnya mula-mula apabila gaya
yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya pemulih pada pegas banyak dimanfaatkan dalam bidang
teknik dan kehidupan sehari-hari. Misalnya di dalam shockbreaker dan springbed. Sebuah pegas
berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas
yang tersusun di dalam springbed akan memberikan kenyamanan saat orang tidur (Mikarajuddin,
2008).

PEROSEDUR KERJA
Waktu dan tempat
Praktikum Gaya Pegas dilakukan pada hari Jumat, tanggal 16 Desember 2011, berlangsung dari
pukul 14.20 sampai 16.00 WIB di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Teknik Pertanian
UNSYIAH.
Alat dan Bahan
Pegas, mistar, beban, stopwatch dan statif.
Cara Kerja
Hukum Hooke
Disusun pegas pada sebuah statif.
Diaturlah mistar sehingga posisi jarum pada pegas tetap mengarah pada angka nol.
Timbanglah massa m dengan timbangan dan dicatat massa terukur.
Gantungkanlah beban pada ujung pegas dan dicatat pertambahan panjangnya.
Dilakukan kegiatan nomor 3 dan 4 sebanyak 5 kali dengan beban yang berbeda.
Percobaan Gerak Harmonik Sederhana
Disusun pegas pada sebuah penyangga.
Ditimbang beban m dengan menggunakan neraca da dicatat massa yang terukur.
Gantungkan beban m pada ujung pegas.
Ditarik beban m ke bawah sekitar 10 cm kemudian dilepaskan dan pada saat bersamaan
jalankan stopwatch.
Matikan stopwatch setelah beban bergerak ke atas ke bawah lagi secara berulang sebanyak 5
kali dan dicatat waktu yang terukur.
Diulangi langkah nomor 2 sampai 5 dengan massa beban yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data Hasil Pengamatan
Percobaan Hukum Hooke
Tabel 4a.1 Percobaan Hukum Hooke

No Massa beban m (Kg)


1 0.05 0.005
2 0.06 0.02
3 0.08 0.28
4 0.1 0.04
5 0.12 0.045

Pertambahan panjang pegas (m)

Percobaan gerak harmonik sederhana


Tabel 4a.2 Percobaan gerak harmonik sederhana
No Massa beban m ( Kg) Waktu 5 kali getaran (s)
1 0.05 2.24 0.448
2 0.06 2.04 0.408
3 0.08 2.14 0.428
4 0.1 2.62 0.524
5 0.12 2.33 0.466

Periode T=t/5

Analisis Data
Percobaan Hukum Hooke
Pada percobaan hukum Hooke dengan menggunakan tabel 4a.1, maka konstanta pegas (k) dapat
dicari dengan menggunakan rumus Hooke sebagai berikut:
F=k.x
F=N=m x g
Dari rumus Hooke tersebut, maka konstanta pegas (k) dadapat dicari dari beberapa ulangan pada
percobaan hukum Hooke.
Pada massa beban 0,02 Kg dengan pertambahan pegas 0,005 m
F=m x g=0 ,02 x 10=0,2 N
k= F/x= 0,2/0,005=40 Nm
Pada massa beban 0,06 Kg dengan pertambahan pegas 0,02 m
F=m x g=0,06 x 10=0,6 N
k= F/x= 0,6/0,02=30 Nm
Pada massa beban 0,08 Kg dengan pertambahan pegas 0,028 m
F=m x g=0,08 x 10=0,8 N
k= F/x= 0,8/0,028=28,57 Nm
Pada massa beban 0,1 Kg dengan pertambahan pegas 0,04 m
F=m x g=0,1 x 10=1 N
k= F/x= 1/0,04=25 Nm
Pada massa beban 0,012 Kg dengan pertambahan pegas 0.045 m
F=m x g=0,12 x 10=1.2 N
k= F/x= 1.2/0,045=26.66 Nm
Percobaan Gerak Harmonis Sederhana
Pada percobaan gerak harmonis sederhana dengan data pada tabel 4a.2, maka konstanta pegas
(k) dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
k= (4^(2 ) m)/T^2
Dimana nilai 4^2=39,48
Dari rumus di atas tersebut, maka konstanta pegas (k) dapat dicari dari beberapa percobaan
gerak harmonic sederhana.
Pada massa beban 0,05 Kg waktu 5 kali getaran 2,24 s, sehingga di peroleh periode 0,448

k= (4^(2 ) m)/T^2 = (39,48 x 0.05)/(0,448)^2 = 1,974/0,200704=9,83 Nm


Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 9,83 Nm
Pada massa beban 0,06 Kg waktu 5 kali getaran 2,04 s, sehingga di peroleh periode 0,408
k= (4^(2 ) m)/T^2 = (39,48 x 0.06)/(0,408)^2 = 2,3688/0,166464=14,23 Nm
Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 14,23 Nm
Pada massa beban 0,08 Kg waktu 5 kali getaran 2,14 s, sehingga di peroleh periode 0,428
k= (4^(2 ) m)/T^2 = (39,48 x 0.08)/(0,428)^2 = 3,1584/0,183184=17,24 Nm
Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 17,24 Nm
Pada massa beban 0,1 Kg waktu 5 kali getaran 2,62 s, sehingga di peroleh periode 0,524
k= (4^(2 ) m)/T^2 = (39,48 x 0.1)/(0,408)^2 = 3,1584/0,274576=14,37 Nm
Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 14,37 ( N)m
Pada massa beban 0,012 Kg waktu 5 kali getaran 2,33 s, sehingga di peroleh periode 0,466
k= (4^(2 ) m)/T^2 = (39,48 x 0.12)/(0,466)^2 = 4,7376/0,217156=21,81 ( N)m
Jadi, konstanta pegasnya (k) adalah 21,81 ( N)m
Pembahasan
Hukum Hooke
Berdasarkan data hasil pengamatan dengan massa beban yang berbeda maka dapat diperoleh
data pada percobaan hukum Hooke. Percobaan pertama dengan massa beban seberat 20 gram
pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,005 m, percobaan kedua dengan massa 60 gram
pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,02 m, percobaan ketiga dengan massa 80 gram
pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,028 m, percobaan keempat dengan massa 100 gram
pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,04 m, dan pada percobaan terakhir yaitu percobaan
yang kelima dengan massa 120 gram pertambahan panjang pegasnya diperoleh 0,045 m.
Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan, semakin besar beban yang
diberikan semakin besar pula pertambahan panjang pegas.
Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F maka pegas tersebut akan
bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.
Dimana F : gaya yang bekerja pada pegas (N) dan x : pertambahan panjang pegas (m). Dari
pernyataan tersebut Hooke membuat suatu hukum tentang gaya pegas yang dapat dinyatakan
seperti berikut. Besarnya gaya yang diberikan pada pegas, sebanding dengan tetapan pegas (k)
dan sebanding dengan perubahan panjang (x). Sehingga diperoleh persamaan dari hukum
Hooke tersebut.
F= x
F=k x
Gerak Harmonik sederhana
Berdasarkan data hasil pengamatan pada percobaan gerak harmonik sederhana dengan
menggunakan massa beban yang berbeda-beda. Pada percobaan ini ditarik beban ke bawah
sekitar 10 cm kemudian dilepaskan dan pada saat bersamaan jalankan stopwatch dan matikan
stopwatch setelah beban bergerak ke atas ke bawah lagi secara berulang sebanyak 5 kali dan
dicatat waktu yang terukur. Sehingga diperoleh data pada percobaan gerak harmonik ini. Pada
percobaan pertama diberikan beban seberat 20 gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan
sampai 5 kali naik turun diperoleh waktu 2,24 s, percobaan kedua diberikan beban seberat 60
gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan samapi 5 kali naik turun diperoleh waktu 2,04 s,
percobaan ketigdiberikan beban seberat 80 gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan

samapi 5 kali naik turun diperoleh waktu 2,14 s, percobaan keempat diberikan beban seberat
100 gram ditarik sekitar 10 cm kemudian dilepaskan samapi 5 kali naik turun diperoleh waktu
2,62 s, dan pada percobaan kelima diberikan beban seberat 120 gram ditarik sekitar 10 cm
kemudian dilepaskan samapi 5 kali naik turun diperoleh waktu 2,33 s. Data-data ini jelas terdapat
hasil yang berbeda akibatnya beban yang di berikan tidaklah sama ataupun berbeda. Variasi
beban ini sangat berpengaruh pada kecepatan pegas menarik beban yang diberikan, ini terlihat
pada kecepatan waktu yang diperoleh. Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat pula
waktu yang dibutuhkan pegas untuk mencapai lima kali ke atas ke bawah.
Gerak harmonik sederhana adalah gerak bola-balik benda melalui suatu titik keseimbangan
tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik
sederhana dapat kita dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya getaran benda pada pegas
dan getaran benda pada ayunan sederhana. Gerak pada pegas terdapat dua macam, yaitu gerak
pada pegas yang dipasang secara horizontal dan gerak pada pegas yang digantung secara
vertikal.

PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan di atas adalah sebagai berikut:
Menurut hukum Hooke bila sebuah pegas ditarik oleh pasangan gaya F maka pegas tersebut
akan bertambah panjang sebanding dengan besarnya gaya yang mempengaruhi pegas tersebut.
Pertambahan panjang pegas tergantung pada beban yang diberikan, semakin besar beban yang
diberikan semakin besar pula pertambahan panjang pegas.
Data-data pada percobaan gerak harmonis sedehana terdapat hasil yang berbeda akibatnya
beban beban yang di berikan tidak sama (berbeda).
Semakin besar beban yang diberikan, semakin cepat pula waktu yang dibutuhkan pegas untuk
mencapai lima kali ke atas ke bawah.
Saran
Nilai tinggi sangatlah diharapkan oleh setiap praktikan. Kami berharap kepada asisten untuk
lebih teliti dalam menilai sebuah laporan. Seperti kejadian yang telah lewat, seorang praktikan
hanya mencantumkan satu paragraf pembahasan laporannya tetapi dia memproleh nilai yang
tinggi dari pada kami yang telah membuat pembahasan yang lengkap sekalipun itu tidak betul
sepnuhnya. Saya merasa, adanya diskriminasi pada kejadian ini. Dan apabila ejaan dalam
penulisan yang diperiksa, sebaiknya para asisten harus menguasai kaedah-kaedah penulisan
dalam bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Mikarajuddin. 2008. IPA FISIKA : Jilid 1. Jakarta: Esis.
Seran D, G. dkk. 2007. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Grasindo.
Umar, F. 2008. Fisika SMA XI IPA. Jakarta: Ganeca Exact.

rdmanurung35
A topnotch WordPress.com site
Laporan Praktikum Fisika Dasar
August 5, 2014Renhard_FM Leave a comment

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I


GAYA PADA PEGAS
Nama : Renhard Fernandus Manurung
NIM : 1204105102
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Udayana
2013
TUJUAN
Menentukan tetapan elastisitas atau konstanta k dari bahan pegass secara statis.
Menggunakan teori kesalahan dalam eksperimen.
Menggunakan regresi linier pada eksperimen.
Menentukan harga konstanta pegas dengan metode pembebanan.
DASAR TEORI
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan
kembali ke bentuk semula, itu berarti benda tersebut adalah benda elastis. Namun bila benda
dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walau gaya yang bekerja telah hilang maka
benda tersebut disebut benda plastik. Contoh benda elastis adalah karet dan pegas. Bila pegas
ditarik melebihi batasan tertentu maka benda itu tidak akan elastis lagi. Hubungan antara
pertambahan panjang pegas dan gaya tarik adalah sebagai berikut :
F = -k.x

Dimana ,
F = gaya pemulih
k = konstanta pegas
x = perpanjangan pegas
Persamaan inilah yang disebut Hukum Hooke. Tanda negatif (-) dalam persamaan menunjukan
gaya pemulih berlawanan arah dengan arah perpanjangan.
Modulus elastis
Yang dimaksud modulus elastis adalah perbandingan tegangan dengan regangan. Modulus ini
juga dapat disebut modulus Young. Tegangan (stress) adalah gaya per satuan luas
penampang.satuan tegangan adalah N/m2, secara matematis dapat dituliskan :
Regangan (strain) adalah perbandingan antara pertambahan panjang suatu batang terhadap
panjang awal mulanya bila batang itu diberi gaya.secara matematik dituliskan :
Dari kedua persamaan diatas dan pengertian modulus elastisitas, dapat dicari persamaan untuk
menghitung besarnya modulus elastisitas, yaitu :
Energi potensial pada pegas
Untuk menghitung energy potensial pada pegas, terlebih dahulu kita hitung kerja atau usaha yang
dibutuhkan untuk meregangkan pegas. Persamaan usaha adalah W = F.s, dimana F adalah gaya
dan s adalah perpindahan. Pada pegas perpindahan adalah simpangan x, ketika menekan atau
merenggangkan pegas sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus dengan x. secara
matematis ditulis Fa = k.x. Ketika ditekan atau direnggangkan pegas member gaya dengan arah
berlawanan ( Fb ) yang besarnya adalah Fb = -k.x.
Gaya rata-rata = F = (0 + kx) = kx. x adalah jarak maksimum pegas yang diregangkan atau
ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah :
W = Fa x = (1/2 kx) (x) = kx2
Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah :
EP elastis = kx2
Energi kinetik pada pegas
Perlu anda ketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu persamaan umum yang
mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah kita turunkan pada pembahasan di atas.
Berbeda dengan EP, persamaan EK bersifat umum untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik
dimiliki benda ketika bergerak. Rumus besarnya energy kinetik adalah :
EK = mv2
Pegas yang diletakan horisontal
Misalnya kita letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung pegas telah diikat
pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan. Anggap saja permukaan meja
sangat licin dan pegas yang kita gunakan adalah pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke.
Sekarang kita kaitkan sebuah benda pada salah satu ujung pegas.

Jika benda kita tarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda bekerja gaya
pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan kita. Ketika benda berada pada
simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK benda nol (benda masih diam).
Ketika benda kita lepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri, kembali ke posisi
setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol ketika benda berada pada posisi
setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda
tepat berada pada posisi setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini
kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika berada pada posisi
setimbang, EK bernilai maksimum.
Pegas yang diletakan vertikal
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal sama dengan
getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang digantungkan secara vertikal lebih
panjang karena pengaruh gravitasi yang bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah
vertikal, tidak pada arah horisontal). Mari kita tinjau lebih jauh Kekekalan Energi Mekanik pada
pegas yang digantungkan secara vertical. Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam
keadaan setimbang jika gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah
gaya pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya ke bawah.
Total kedua gaya ini sama dengan nol.
ALAT DAN BAHAN
Pegas
Penggaris
Beban
Statit
PROSEDUR
Rangkailah peralatan.
Ukurlah massa m1.
Beri pegas beban bermassa m1.
Ukurlah panjang pertambahan pegas x1.
Lakukan langkah 2-4 untuk m2,m3,m4,m5,m6,m7,m8.
Tuliskan data pengamatan pada tabel.
DATA PENGAMATAN
No. Massa, mi mi ( kg ) Pertambahan panjang Yi Yi ( meter )
1 0,05 0,25
2 0,1 0,27

3 0,15 0,29
4 0,2 0,31
5 0,25 0,33
6 0,3 0,35
7 0,35 0,37
8 0,5 0,39
PERHITUNGAN
Bentuk regresi adalah Y = a + bxi dengan xi sebagai variabel bebas.
Harga a = (y_im_i^2- m_im_(iy_i ))/(nm_1^2-(m_i)^2 ) = (2,56(0,51)1,8(1,8.2,56))/(8(0,51)- 3,24)
= (1,3056-8,2944)/(4,08-3,24)
= (-6,9888)/0,84
= -8,32
Harga b = (nmiyi- miyi)/(nm_1^2- (mi)^2 ) = (8(1,8.2,56)- (1,8-2,56))/((8.0,51)3,24)
= (36,864-4,608)/(4,08-3,24)
= 32,256/0,84
= 38,4
RALAT KEBENARAN
Pada m1
(m1 m ) = ( 50 0,05 ) gram
= m/mx 100 %
= / 0,05 gram x 100 %
50gram
= 0,1%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,1 %
= 99,9 %
2. (m2 m ) = ( 100 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
100gram
= 0,05%

Kebenaran praktikum = 100 % 0,05 %


= 99,95 %
3. (m3 m ) = ( 150 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
150gram
= 0,03 %
Kebenaran praktikum = 100 % 0,03 %
= 99,97 %
4. (m4 m ) = ( 200 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
200gram
= 0,025%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,025%
= 99,975%
5. (m5 m ) = ( 250 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
250gram
= 0,02%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,02%
= 99,98 %
6. (m6 m ) = ( 300 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
300gram
= 0,0167 %
Kebenaran praktikum = 100 % 0,02%
= 99,98%
7. (m7 m ) = ( 350 0,05 ) gram
= m x 100 %

m
= 0,05 gram x 100 %
350gram
= 0,01%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,01%
= 99,99%
8. (m8 m ) = ( 400 0,05 ) gram
= m x 100 %
m
= 0,05 gram x 100 %
400gram
=0,01%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,01%
= 99,99 %
Pada y1
1.( y1 y ) = (0,25 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %
0,25m
= 0,2%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,2%
= 99,8%
2.( y2 y ) = (0,27 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %
0,27 m
= 0,18%

Kebenaran praktikum = 100 % 0,18%


= 99,82%
3.( y3 y ) = (0,29 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %
0,29 m
= 0,17%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,17%
= 99,83%
4.( y4 y ) = (0,31 0,0005) m
= y/y x 100 %
= (0,0005 m)/(0,31 m) x100 %
= 0,16 %
Kebenaran praktikum = 100 % 0,16%
= 99,84%
5.( y5 y ) = (0,33 0,0005) m
= y/y x 100 %
= 0,0005 m x100 %
0,33 m
= 0,15%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,14%
= 99,85%
6.( y6 y ) = (0,35 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %
0,35 m
=0,14 %
Kebenaran praktikum = 100 % 0,14%
= 99,86 %
7.( y7 y ) = (0,37 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %

0,37 m
= 0,135%
Kebenaran praktikum = 100 % 0,135 %
= 99,865 %
8.( y8 y ) = (0,39 0,0005) m
= y x 100 %
y
= 0,0005 m x100 %
0,39 m
= 0,13 %
Kebenaran praktikum = 100 % 0,13%
= 99,87%
PEMBAHASAN
Dari percobaan yang telah dilakukan oleh resultan dari beberapa gaya yang memiliki titik
tangkap yang sama adalah jumlah aljabar dari usaha-usaha yang di lakukan oleh tiap gaya,
seperti yang telah di peraktekkan panjang pegas mula-mula 1,setelah di beri beban M1 maka
panjang pegas tersebut akan bertambah panjang.Sesuai dengan penghamatan Hook,gaya pada
pegas adalah F=KX sehingga dapat di simpulkan: Suatu gaya yang bekerja pada sebuah benda
selalu bera sal dari benda lain. Jadi suatu gaya sebetulnya adalah hasil interaksi antara dua
benda.Kita dapatkan, bahwa jika sebuah benda melakukan gaya pada sebuah benda lain, benda
kedua selalu melakukan gaya balasan pada benda pertama.
Misalkan sebuah pegas diikat pada langit- langit, dan ujung yang lainya di hubungkan dengan
beban dan beban berada dalam keadaan diam,.karena semua berada dalam keadaan diam, maka
gaya resultan yang bekerja haruslah sama dengan nol. Pada beban bekerja dua buah gaya,yaitu
gaya T, gaya tarik dalam pegas yang mengembang. Dalam hokum II Newton,gaya F menyatakan
vector dari semua jumlah gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda, dapat di rumuskan
F=T+W
Gaya-gaya ini bekerja pada garis yang sama,sehinga besar kedua gaya ini sama atau T=W jadi
gaya tarik pada pegas adalah suatu ukuran yang tepat untu berat beban. Kita akan menggunakan
hasil hasil kusus ini di belakang untu mengukur gaya secaara setatik.Maka gaya T mempunyai
besar sama dengan gaya w.Jadi langit-langit pegas dan gaya yang sama dengan jumlah berat
beban dan pegas.
KESIMPULAN
Bila suatu benda dikenai sebuah gaya dan kemudian gaya tersebut dihilangkan, maka benda akan
kembali ke bentuk semula, berarti benda itu adalah benda elastis. Namun pada umumnya benda
bila dikenai gaya tidak dapat kembali ke bentuk semula walaupun gaya yang bekerja sudah
hilang. Benda seperti ini disebut benda plastis.
Karena besarnya gaya pemulih sebanding besarnya pertambahan panjang, maka dapat

dirumuskan bahwa:
Gaya rata-rata = F = (0 + kx) = kx. x adalah jarak maksimum pegas yang diregangkan atau
ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah :
W = Fa x = (1/2 kx) (x) = kx2
Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah :
EP elastis = kx2
Maka dari itu dapat disimpulkan dari pembahasan dan tiori yang ada pegas jika menerima gaya
dia akan menjadi seperti semula selama gaya yang di terima tidak melebihi konstanta yang di
miliki

Anda mungkin juga menyukai