Anda di halaman 1dari 4

BAB II

DASAR TEORI
2.1 Hukum Newton 1
Sebuah benda yang diam akan tetap diam jika dibiarkan sendiri, dan bahwa sebuah benda yang
bergerak cenderung melambat dan berhenti kecuali ada upaya yang dilakukan untuk membuatnya
tetap bergerak. Sesuai dengan yang dinyatakan oleh hukum pertama Newton “Sebuah benda yang
diam tetap diam, atau, jika bergerak, tetap bergerak dengan kecepatan konstan kecuali jika dikenai
gaya luar”. Hukum gerak pertama Newton menyatakan bahwa pasti ada penyebabnya (yang
merupakan gaya luar) agar ada perubahan kecepatan (baik perubahan besar atau arah)
(Urone,&Hinrichs,2012).

2.2 Hukum Newton 2

Semakin besar massa, semakin kecil percepatan untuk gaya total yang sama. Seperti yang dikemukakan
Newton, bahwa percepatan suatu benda berbanding terbalik sebanding dengan massanya. Hubungan ini
ditemukan berlaku secara umum dan dapat diringkas menjadi “Percepatan suatu benda berbanding lurus
dengan gaya total yang bekerja di atasnya, dan berbanding terbalik dengan massa benda. Arah dari percepatan
searah dengan gaya total yang bekerja pada benda”. Yang merupakan hukum kedua Newton tentang gerak.
Hukum II Newton dapat dituliskan sebagai persamaan:

a = sigma f/m

di mana a singkatan dari percepatan, m untuk massa, dan F untuk gaya total pada obyek. Simbol (Yunani
“sigma”) adalah singkatan dari “jumlah”; singkatan dari kekuatan, jadi berarti jumlah vektor dari semua gaya
yang bekerja pada objek, yang kita definisikan sebagai gaya luar (Giancoli, 2014).

2.3 Tegangan
Tegangan adalah gaya sepanjang medium,Khususnya adalah gaya tarik yang bekerja di sepanjang
konektor fleksibel yang diregangkan, seperti tali atau kabel. Kata “tegangan” berasal dari bahasa Latin
yang berarti “meregangkan.” Konektor fleksibel apa pun, seperti tali, rantai, kawat, atau kabel, hanya
dapat memberikan tarikan yang sejajar dengan panjangnya. Dengan demikian,gaya yang dibawa oleh
konektor fleksibel adalah tegangan dengan arah sejajar dengan konektor. Sesuai hukum kedua
Newton, tegangan sama dengan berat benda. Atau dapat dinyatakan dengan persamaan:
T=w=mxg

Di mana T dan w masing-masing adalah besar tegangan dan berat, m adalah massa benda dan g merupakan
percepatan gravitasi (Ling, Sanny, & Moebs, 2016).

2.4 Regangan
Regangan (strain) adalah pertambahan panjang suatu benda yang disebabkan oleh dua gaya yang sama besar
dengan arah berlawanan dan menjauhi ujung benda. Sehingga dapat dituliskan dengan persamaan berikut:

Tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan suatu regangan tertentu bergantung pada sifat bahan yang
menderita tegangan itu. Perbandingan tegangan terhadap regangan atau tegangan per satuan regangan
disebut modulus elastik . Semakin besar nilai modulus elastik, semakin besar pula tegangan yang diperlukan
untuk regangan tertentu (Lubis,2008).
2.5 Hukum Hooke

Hukum Hooke menyatakan bahwa bagi seseorang yang memegang pegas teregang atau tertekan sejauh x dari
panjang normalnya (tidak teregang), dibutuhkan gaya Fp sebesar :

Fp = kx

Dimana konstanta perbandingan k disebut konstanta pegas (ukuran kekakuan pegas) yang nilainya pada
umumnya berbeda untuk pegas yang berbeda. Pegas itu sendiri memberikan gaya dengan arah yang
berlawanan, sebesar :

Fs= -kx

Gaya Fs disebut sebagai gaya pemulihan karena pegas memberikan gayanya pada arah yang berlawanan
dengan perpindahan (sehingga bertanda minus) dan bekerja untuk mengembalikan dirinya ke panjang
normalnya (Lubis,2008).

2.6 Elastisitas

Elastisitas adalah sifat bahan yang cenderung kembali ke bentuk semua setelah gaya yang bekerja pada benda
dihilangkan. Ambil sebuah pegas, lalu regangkan. Tampak bahwa panjang pegas bertambah. Namun, begitu
dilepaskan, pegas kembali ke panjang semula. Sebaliknya, jika pegas ditekan dari dua ujungnya maka panjang
pegas berkurang. Namun, begitu tekanan dihilangkan, pegas akan kembali ke panjang semula. Sifat pegas yang
kembali ke keadaan semula setelah gaya yang bekerja padanya dihilangkan disebut sifat elasis. Namun, besar
tarikan atau tekanan yang diberikan tidak boleh terlalu besar. Jika pegas ditarik cukup jauh, bisa jadi setelah
tarikan dihilangkan, panjang akhir pegas lebih besar daripada panjang semula. Begitu pula jika pegas ditekan
cukup jauh, bisajadi panjang akhir pegas lebih kecil daripada panjang semula. Kondisi ini terjadi karena pegas
telah melampaui batas elastisitasnya. (Abdullah,2016).

2.7 Gerak Harmonis Sederhana

Gerak harmonis sederhana adalah ketika sebuah objek bergetar atau berosilasi bolak-balik, melalui jalur yang
sama, masing-masing getaran dengan waktu yang sama, dan geraknya periodik. Bentuk paling sederhana dari
gerak periodik diwakili oleh sebuah benda yang berosilasi di ujung pegas dengan koil yang seragam. Pada gerak
harmonis sederhana diasumsikan bahwa massa pegas dapat diabaikan, sehingga setiap pegas memiliki panjang
alami yang tidak memberikan gaya pada massa benda. Posisi massa pada titik ini disebut posisi setimbang
(giancoli,2014).

Daftar pustaka
Abdullah,Mikarjudin.2016.”Fisika Dasar 1”.Bandung:ITB

Giancoli, Douglas,C. 2014. “Physics: Principles with Applications Seventh Edition”. New York: Pearson
Education, Inc.

Ling,Samuel,J.,Sanny,Jeff.,&Moebs,William.2016.”University Physics,Volume 1”.Houston:OpenStax, Rice


University

Lubis,Riani.2008.”Diktat Kuliah Fisika Dasar 1”.Bandung:UNIKOM

Urone,Paul,Peter.,&Hinrichs,Roger.2012.”College Physics” ”.Houston:OpenStax, Rice University


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Illmu fisika adalah ilmu yang pengaplikasiannya sangat sering kita temui dalam kehidupan sehari hari, namun
terkadang tidak kita sadari keberadaannya. Seperti contoh, ketika kita meloncat loncat diatas spring bed dan
saat kita menarik ketapel atau busur panah. Semua kegiatan tersebut, merupakan penerapan dari ilmu fisika
yaitu teori pegas. Pada per spring bed , tali pada busur pnah, dankaret pada ketapel didalamnya terdapat gaya
pegas. Gaya pegas adalah gaya yang berasal dari sifat elastis benda. Gaya pegas muncul ketika benda berusaha
untuk mempertahankan bentuk aslinya. Gaya tersebut dapat ditentukan dengan hukum Hooke. Dalm hukum
Hooke, besarnya gaya pegas berbanding lurus dengan tetapan pegas.

Pada praktikum kali ini, akan dilakukan percobaan untuk dan menentukan besarnyatetapan pegas pada suatu
benda. Dari percobaan yang dilakukan, diharapkan kita akan mampu menentukan tetapan pegas, dan
memahami penerapan hukum Hooke. percobaan ini akan membantu untuk memahami teori pegas dan
memahami peristiwa peristiwa yang berhubungan dengan teori pegas dalam kehidupan sehari hari. Sebagai
contoh, karet gelang yang ditarik, permainan trampolin , dan peristiwa peristiwa lain.

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam praktikum ini adalah, bagaimana cara menentukan tetapan pegas.

1.3 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan besarnya tetapan pegas.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1 Alat dan Bahan Praktikum Laboratorium
Pada percobaan ini, alat dan bahan yang digunakan, yaitu 1 set beban, 2 buah pegas, 1 buah
stopwatch, 1 set statif, dan 1 set timbangan standar 0-50 gram. Beban berfungsi sebagai objek
pemberat yang diamati. Pegas berfungsi sebagai alat penahan objek. Stopwatch berfungsi sebagai
alat pengukur waktu. Statif sebagai penahan/tempat bergantungnya objek. Timbangan standar
befungsi untuk mengukur massa benda.

3.3. Langkah Kerja


3.3.1. Langkah Kerja Praktikum Laboratorium
3.3.1.1 Langkah Kerja Praktikum Laboratorium Cara Statis
Langkah kerja praktikum laboratorium dengan cara statis adalah sebagai berikut. Pertama ., ember
digantungkan pada pegas dengan digunakan statif dan kedudukan ember dianggap sebagai skala
nol. Kedua, beban yang ada ditambahkan satu persatu, dengan massa beban dan kedudukan ember
dicatat setiap penambahan beban. Percobaan tersebut dilakukan untuk 5 macam beban. Ketiga
beban satu persatu dikeluarkan, dengan massa beban dan kedudukan ember dicatat setiap
pengurangan beban. Kemudian, langkah pertama sampai ketiga dilakukan untuk pegas yang lain.
3.3.1.2. langkah kerja praktikum laboratorium cara dinamis
Langkah kerja praktikum laboratorium cara dinamin adalah sebagai berikut. Pertama, ember pada
pegas digantungkan, kemudian diberikan simpangan lalu dilepaskan, dengan waktu utnuk 15
getaran dicatat. Kedua, sebuah beban pada ember ditambahkan, lalu waktu untuk 15 getaran
dicatat. Langkah ini dikerjakan dengan ditambahkan bebas. Langkah pertama dan kedua
diusahakan dilakukan dengan simpangan yang sama. Kemudian langkah pertama dan kedua
dilakukan untuk pegas yang lain.
3.3.2 Langkah kerja praktikum mandiri

Anda mungkin juga menyukai