“TETAPAN PEGAS”
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA
2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
Fisika adalah Ilmu Pengetahuan berbasis hasil pengamatan atau fenomena alam dan
interaksinya. Untuk kebanyakan pelajar menganggap fisika adalah pelajaran yang sulit
seperti dengan halnya matematika. Dalam memperlajari fisika kita harus memahami teori
dan rumus sebelumnya dengan baik.
Dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip fisika sering diterapkan dalam berbagai
aktivitas. Salah satu contoh dari prinsip fisika yang diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari adalah prinsip penggunaan pegas. Pegas merupakan benda elastis yang digunakan
untuk menyimpan energi mekanik. Pegas biasanya terbuat dari baja. Kegunaan pegas
sangat banyak diantaranya melunakkan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitasan
bahannya, menyerap dan menyimpan energy dalam waktu yang singkat. Pegas sering
ditemukan ditempat tidur atau yang biasa kita sebut dengan springbed dan sistem suspense
mobil atau motor. Pada springbed pegas berfungsi untuk membuat kita nyaman ketika kita
duduk atau tidur diatasnya. Sedangkan sistem suspense pada kendaraan mempunyai fungsi
untuk menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan pada
badan kendaraan secara langsung. pegas memiliki batas keelastisan. Apabila terdapat gaya
yang menyebabkan pegas tersebut tertarik melampaui batas elastinya, maka akan
menyebabkan fungsi pegas tidak optimal lagi.
Setiap pegas memiliki nilai konstanta yang berbeda – beda tergantung gaya yang
diberikan dan pertambahan panjang yang terjadi pada pegas tersebut. Maka penting bagi
kita untuk mengetahui nilai tetapan dari suatu pegas yang menggambarkan kekakuan dari
suatu pegas. Oleh karena itu, praktikum tetapan pegas ini dilakukan agar kita dapat
memanfaatkan suatu pegas dengan tepat
Berdasarkan latar berlakang di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan praktikum kali ini
sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat menentukan besar tetapan pegas.
2. Mahasiswa dapat menentukan tetapan pegas menggunakan beberapa metode, yaitu
metode pembebanan, metode osilasi, dan metode osilasi pegas pipih.
1.3 Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas di dalam penulisan laporan antara lain :
1. Instruksi kinerja dalam menentukan besar tetapan pegas ini didasarkan pada praktikum
yang dilakukan secara daring melalui G-meet, yang materinya berupa tayangan melalui
youtube. Pada hari Jumat, 28 Mei 2021.
2. Instruksi kerja ini mencakup cara menentukan besar tetapan pegas dengan metode
pembebanan, metode osilasi, dan metode osilasi pegas pipih yang didasarkan pada
praktikum yang dilakukan secara daring melalui G-meet, yang materinya berupa
tanyangan melalui youtube. Pada hari Jumat, 7 Mei 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Pegas adalah salah satu contoh benda elastis. Oleh sifat elastisnya ini, suatu pegas
yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan setimbangnya mula-
mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan. Gaya pemulih pada pegas banyak
dimanfaatkan dalam bidang teknik dan kehidupan sehari-hari. Misalnya di dalam
shockbreaker dan springbed. Sebuah pegas berfungsi meredam getaran saat roda kendaraan
melewati jalan yang tidak rata. Pegas-pegas yang tersusun didalamspringbed akan
memberikan kenyamanan pada saat orang tidur. (Mikarajuddin,2008)
Jika sebuah benda diberikan gaya maka Hukum Hooke hanya berlaku sepanjang
daerah elastis sampai pada titik yang menunjukkan batas Hukum Hooke. Jika benda
diberikan gaya hingga melewati batas Hukum Hooke dan mencapai batas elastisitas, maka
panjang benda akan kembali seperti semula. Jika benda diberikan gaya yang sangat besar
hingga melewati batas elastisitas, maka benda tersebut akan memasuki daerah plastis dan
ketika gaya dihilangkan, panjang benda tidak akan kembali seperti semula, benda tersebut
akan berubah bentuk secara tetap. Jika pertambahan panjang benda mencapai titik patah,
maka benda tersebut akan patah.
F = k.∆L ..........(1)
Berdasarkan persamaan Hukum Hookediatas, pertambahan panjang (L) suatu benda
bergantung pada besarnya gaya yang diberikan (F), materi penyusun, dan dimensi
benda(dinyatakan dalam konstanta k). Benda yang dibentuk oleh materi yang berbeda akan
memiliki pertambahan panjang yang berbeda walaupun diberikan gaya yang sama,
misalnya tulang dan besi. (Giancoli,2001).
2.3 Osilasi
Getaran (oscillation) merupakan salah satu bentuk gerak benda yang cukup banyak
dijumpai gejalanya. Dalam getaran sebuah benda melakukan gerak bolak-balik menurut
lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu yang diperlukan untuk melakukan satu
getaran bolak-balik dinamakan periode(dilambangkan dengan T, satuannya sekon(s)).
Simpangan maksimum getaran dinamakan amplitude. (Tipler,1998).
Pegas ada yang disusun secara tunggal, ada juga yang disusun seri atau pararel.
Untuk pegas yag disusun seri, pertambahan panjang total sama dengan jumlah masing-
masing pertambahan panjang pegas. Sehingga pertambahan total x adalah : x = x 1 + x2.
Sedangkan untuk pegas yang disusun pararel, pertambahan panjang masing-masing pegas
sama, yaitu : x1 = x2 = x3 dengan demikian :
kp = k1 + k2 ..........(2)
Perlu selalu diingat bahwa Hukum Hooke hanya berlaku untuk daerah elasik, tidak
berlaku untuk daerah plastik maupun benda-benda plastik. Menurut Hooke, regangan
sebanding dengan tegangannya, dimana yang dimaksud dengan regangan adalah
presentase perubahan dimensi. Tegangan adalah gaya yang menegangkan per satuan luas
penampang yang dikenainya. (Keenan,1980).
ketika pada sebuah pegas dibebani dengan sebuah massa m1, maka gaya yang
menyebabkan pegas bertambah panjang adalah gaya dari massa tersebut atau
apabila suatu pegas dengan tetapan pegas K diberi beban W, maka ujung pegas
akan bergeser sepanjang ∆x sesuai dengan persamaan :
m.g = k.x ..........(3)
B. Cara Dinamis
Selain dengan cara statis / pembebanan, konstanta pegas k dapat dicari dengan
cara getaran pada pegas. Sebuah benda bermassa m dibebankan pada pegas dan
disimpangkan dari posisi setimbangnya, maka akan terjadi getaran pegas dengan
periode getaran T atau Apabila pegas yang telah diberi beban tadi dihilangkan
bebannya maka pegas akan mengalami getaran selaras dengan periode sebagai
berikut
- Percobaan 1
- Percobaan 2
- Percobaan 3
Simpangan = 0,06 m
- Percobaan 1
4 𝑥 𝜋2 𝑥 𝑚 4 𝑥 3,142 𝑥 0,02504 0,9875
k= = = 0,4225 = 2,34 N/m
𝑇2 0,6502
- Percobaan 2
4 𝑥 𝜋2 𝑥 𝑚 4 𝑥 3,142 𝑥 0,02504 0,9875
k= = = = 2,36 N/m
𝑇2 0,6472 0,4186
- Percobaan 3
4 𝑥 𝜋2 𝑥 𝑚 4 𝑥 3,142 𝑥 0,02504 0,9875
k= = = 0,4476 = 2,21 N/m
𝑇2 0,6692
2,34 + 2,36 + 2,21 6,91
- k Rata-rata = = = 2,30 N/m
3 3
5.2 Pembahasan
Dalam praktikum tetapan pegas untuk mencari nilai tetapan pegas dapat dilakukan
dengan dua metode yaitu statis dan dinamis. Pada metode statis, pegas diberi beban tanpa diberi
simpangan. Untuk metode ini digunakan satu pegas dengan diberikan beban yang diujikan 3
kali sehingga memperoleh hasil yang akurat. Dari percobaan metode statis, didapatkan data
yaitu massa beban sebesar 0,094 kg. Kemudian, pada percobaan pertama didapat konstanta
pegas sebesar 34,12 N/m, pada percobaan kedua didapatkan konstanta pegas sebesar 31,77
N/m, dan pada percobaan ketiga didapatkan konstanta pegas sebesar 35,43 N/. Kemudian dari
hasil 3 kali perhitungan tadi dibuat rata-rata dan dihasilkan konstanta sebesar 33,77 N/m.
Selanjutnya untuk cara dinamis, pegas diberikan beban sebesar 0,02504 kg, simpangan
sebesar 6 cm, dan diberikan getaran sebanyak 5 kali. Kemudian, pada percobaan pertama
didapatkan konstanta pegas sebesar 0,372 N/m, pada percobaan kedua didapatkan konstanta
pegas sebesar 0,376 N/m, dan pada percobaan ketiga didapatkan konstanta pegas sebesar 0,354
N/m. Kemudian dari hasil 3 kali perhitungan, dibuatkan rata-rata dan dihasilkan konstanta
sebesar 0,367 N/m. Pada metode dinamis ini digunakan satu massa beban saja dengan 3 kali
pengujian agar diperoleh hasil yang akurat. Jika dilihat dari data yang diperoleh, periode (T)
mempengaruhi besar kecilnya konstanta pegas, semakin besar periode (T) maka semakin kecil
konstanta pegasnya dan berlaku juga sebaliknya.
D. Gambar grafik w = f (x) dari statis dan tentukan harga k dari grafik tersebut !
- Percobaan 1
- Percobaan 2
- Percobaan 3
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum tetapan pegas dengan menggunakan metode statis dan metode dinamis
dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam menentukan besarnya nilai tetapan pegas atau konstanta pegas dapat
menggunakan beberapa metode, diantaranya adalah metode statis dan metode
dinamis.
2. Faktor yang mempengaruhi nilai tetapan pegas diantaranya adalah luas permukaan
pegas, suhu, diameter pegas, periode getaran, dan jumlah lilitan pegas.
3. Dalam metode statis, jika massa beban yang diberikan semakin besar, maka panjang
pegas akan semakin besar pula. Untuk metode dinamis, semakin panjang
simpangan yang diberikan pada pegas, maka semakin besar pula gaya yang bekerja
pada pegas.
4. Dari hasil praktikum menentukan konstanta pegas menggunakan metode statis
diberikan massa sebesar 0,094 kg dan dilakukan dengan 3 kali pengujian, dan
didapatkan nilai konstanta pegas secara berturut-turut sebesar 34,12 N/m, 31,77
N/m, 35,43 Nm, dan jika dirata-rata besar konstanta pegasnya adalah 33,77 N/m.
5. Dalam menentukan konstanta pegas menggunakan metode dinamis, diberikan
massa sebesar 0,02504 kg, simpangan sebesar 0,06 m, dan getaran sebanyak 15
kali, kemudian dilakukan dengan 3 kali pengujian, dan didapatkan nilai konstanta
pegas secara berturut-turut 2,34 N/m, 2,36 N/m, 2,21 N/m, dan jika dirata-rata besar
konstanta pegasnya adalah 2,30 N/m.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA