Oleh :
Desma Ramadhayani
NIM. 1930209034
PENDAHULUAN
Pada dasarnya rangkaian pegas dapat dirangkai dalam bentuk seri dan
paralel, pegas dirangkai dengan tujuan mendapatkan pegas pengganti sesuai
kebutuhan, pegas yang dirangkai secara seri berfungsi menghasilkan
rangkaian pegas dngan konstanta yang lebih kecil, sedangkan pegas yang
diramgkai secara paralel akan dapat menghasilkan pegas dengan konstanta
yang lebih besar.
Pada saat suatu benda menjalani gerak periodik, maka posisi kecepatan
dan percepatannya akan berulang dalam interval waktu yang sama. Salah satu
jenis gerak periodik memiliki persamaan gerak sebagai fungsi waktu
berbentuk sinusoidal yang disebut gerak harmonik ataupun gerak selaras,
Dengan demikian sangatlah jelas bahwa untuk banyak bidang ilmu fisika,
gerak hamonik ini amat penting dipelajari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Eksperimen Osilasi Pegas Ganda yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan konstanta pegas pada pegas seri dan paralel ?
2. Apa hubungan konstanta pegas dengan periode osilasi pegas ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Eksperimen Osilasi Pegas Ganda ini adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menentukan konstanta pegas pada pegas seri dan paralel.
2. Mampu memahami hubungan konstanta pegas dengan periode osilasi
pegas.
BAB II
LANDASAN TEORI
Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak melalui lintasan
yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau vibrasi (getaran). Bumi
penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda keseimbangan arloji. dawai
biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam kisi zat
padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi dan sebagainya.(D.
Halliday, 1999,443)
Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu batang,
yaitu yang bergetar atau berotasi secara berulang-ulang, adalah waktu yang
dibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan satu putaran penuh.
Dalam getaran getaran (osilasi), perode merupakan waktu total bagi gerakan
bolak-balik sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dibuat
persatuan waktu atau putaran perdetik. Karena (T) adalah waktu satu putaran
maka dapat dirumuskan: (Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006. 90)
1
f:
T
Satuan intenasional untuk frekuensi adalah putaran per detik, atau hertz
(Hz). Posisi pada saat tidak ada gaya yang bekerja pada partikel yang
berosilasi disebut seimbang. Simpangan (pergeseran), linier atau sudut,
adalah jarak, linier atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi
seimbangnya pada saat sembarang saat. Dinyatakan dalam tenaga, dapat
dikatakan bahwa partikel yang mengalami gerak harmonik bolak-balik
melalui titik yang tenaga potensialnya minimum (titik sembarang). Bandul
berayun adalah contoh yang baik, tenaga potensialnya mencapai harga
minimum di titik terendah ayunan, yaitu titik keseimbangannya. Sebuah
partikel yang berosilasi, bergerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan
yang berubah-ubah menurut konstanta disebut dengan osilator harmonik
sederhana. Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal
dengan konstanta gaya (k) dan bebas bergerak di atas pemukaan horizontal
tanpa gesekan merupakan salah satu contoh osilator hamonik sederhana.
F=−k . ∆ x
Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik Xo bila diberi beban
dengan massa m, maka pegas tersebut akan bertambahnya panjang sebesar x,
sehingga:
∆ x=x 2−¿ x ¿1
F=−kx
Bila setelah diberi massa m pegas kita getarkan yaitu dengan cara
menarik pada beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu pergetaran
selaras atau periode dirumuskan:
2π
T=
w
k
DenganW =√
m
m
Maka T =2 R √
k
Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha karena adanya gerak. Gaya elastis yang dilakukan oleh
pegas ideal dan gaya lain yang serupa di sebut bersifat konservatif. Pegas
spiral menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik mi
salnya pegas spiral pada neraca pegas.
2. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorong mi
salnya pada jok tempat duduk jok mobil.
Timbulnya gaya meregang pada pegas spiral sebagai reaksi adanya
pengaruh gaya tarik atau dorong sebagai aksi suatu gaya gaya bekerja jika
gaya itu dapat menyebabkan perubahan pada benda. Misalnya gaya berat dari
suatu benda yang digantungkan. Pada ujung bagian bawah spiral
menyebabkan pegas spiral berubah meregang memanjang dan sekaligus
timbul regang yang sangat besar dengan gaya benda digantung.
(addesanjaya.blogspot.com/2010/10/kon stanta pegas.html)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
4.1 Hasil
Rangkaian seri
t = 60 sekon
g = 9,8 m/s
N X0 X1 X Osilasi T T2 K(N/M)
O
Rangkaian paralel
t =60 sekon
g = 9,8 m/s
NO X0 X1 X Osilasi T T2 K(N/M)
Percobaan pertama
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T = (0,89)2
2
= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49 N/m
Percobaan kedua
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T = (0,89)2
2
= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49N/m
Percobaan ketiga
t 60
T1 = = =0,90
n 66
T = (0,90)2
2
= 0,81
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,81
50
= 4 (9,8596)
0,81
= 39,44 (61,73)
= 2,43 N/m
Percobaan keempat
t 60
T1 = = =0,88
n 68
T2 = (0,89)2
= 0,77
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,77
50
= 4 (9,8596)
0,77
= 39,44 (64,94)
= 2,56N/m
Percobaan kelima
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T2 = (0,89)2
= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49 N/m
Percobaan kedua
t 60
T1 = = =0,57
n 106
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,31
100
= 4 (9,8596)
0,31
= 39,44 (312,5)
= 12,32 N/m
Percobaan ketiga
t 60
T1 = = =0,57
n 105
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,32
100
= 4 (9,8596)
0,032
= 39,44 (31,25)
= 12,32N/m
Percobaan keempat
t 60
T1 = = =0,53
n 114
T2 = (0,53)2
= 0,28
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,28
100
= 4 (9,8596)
0,28
= 39,44 (357,14)
= 14,08 N/m
Percobaan kelima
t 60
T1 = = =0,57
n 105
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,32
100
= 4 (9,8596)
0,32
= 39,44 (31,25)
= 12,32N/m
Pegas paralel
13
12
12
11
11
10
0.57 0.56 0.55 0.57 0.57
4.4 Pembahasan
Pada Susunan pegas rangkaian seri maka gaya yang dialami oleh setiap
pengasa adalah sama, namun setiap pegas akan mengalami pertambahan panjang
menjadi 2 kali, dimana pertambahan panjang total pegas adalah jumlah dari
pertambahan panjang masing- masing pegas, gaya pegas pertama akan menarik
pegas pertama, setelah pegas pertama bertambah akan meneruskan kepegas kedua
dengan menggunakan hukum hooke.
Pada rangkaian pegas paralel ketika pegas disusun paralel maka gaya
total pegas adalah sama dengan jumlah gaya yang dialami oleh masing- masing
pegas. Namun pertambahan panjang total pegas adalah sama dengan pertambahan
panjang dari masing- masing pegas tersebut.
Jenis pegas yang memiliki nilai konstanta lebih besar adalah pegas
berdiameter kecil. karena salah satu yang mempengaruhi nilai konstanta adalah
diameter pegas dan jumlah lilitan, semakin besar jumlah lilitan dan diameter
pegas, maka semakin kecil nilai konstanta pegas, maka sebaliknya untuk pegas
berdiameter akan memiliki konstanta lebih besar, walaupun pegas berdiamater
kecil memiliki panjang yang lebih panjang tidak dapat menunjukkan bahwa
jumlah lilitannya lebih banyak.
Gerak osilasi merupakan salah satu kajian dalam fisika yang aplikasinya
sangat banyak dalam kehidupan nyata. Akan tetapi gerak osilasi yang sering dikaji
adalah gerak osilasi secara terpisah, misalnya gerak osilasi bandul dan gerak
osilasi pegas. Pada penelitian ini akan dilakukan kajian gerak osilasi dengan
menggabungkan dua buah sistem, yaitu pegas dan bandul dalam satu sistem atau
gerak osilasi pasangan antara pegas dan bandul Gerak osilasi berpasang antara
pegas dan bandul ini diaplikasikan pada mesin mobil, yaitu sebagai penghambat
gerak Timing Belt.
Sehingga waktu buka tutup katup tidak saling berbenturan dengan posisi
gerak piston didalam mesin. Pada penelitian ini akan ditentukan secara teoritik
rumusan periode dari gerak osilasi pasangan antara pegas dan bandul. Rumusan
yang diperoleh akan diuji kesesuaiannya melalui eksperimen dari alat osilasi
pasangan pegas bandul yang telah dibuat. Untuk kesalahan pada eksperimen
osilasi pegas mungkin disebabkan oleh kalibrasi alat, pengaruh ruangan, dan
kurang ketelitian pada saat percobaan sehingga mendapatkan hasil yang tidak
valid, dan mungkin pada saat perhitungan menggunakan stopwatch itu kurang
stabil seperti keterelambatan menekan stopwatch pada saat benda berosilasi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari eksperimen fisika tentang osilasi
pegas ganda sebagai berikut:
2. Semakin berat massa tergantung maka akan membuat nilai periode (T)
semakin besar, sebaliknya nilai frekuensi(f) akan semakin kecil,
sedangkan semakin besar nilai konstanta pegas (k) akan membuat nilai
periode(T) semakin kecil dan frekuensi (f) semakin besar.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari eskperimen fisika tentang osilasi pegas
ganda sebagai berikut:
1. Semoga di eksperimen selanjutnya itu alat dan bahan lebih lengkap
2. Semoga untuk eskperimen selanjutnya itu anggota kelompok bisa berperan
semua walau dalam keadaan yang kurang mendukung
DAFTAR PUSTAKA
Halliday & Resnick, 1978, Fisika, Edisi ketiga, jilid 1 (Terjemahan Pantur Silaban Ph.D),
hal 46, Erlangga, Jakarta.
http://physicsokta68.blogspot.com/2016/01/praktikum-fisika-dasar-1-tetapan-
pegas.html?m=1
https://www.slideshare.net/mobile/AlfiTranggono/fisdas-1lapres-soft-copy-pegas-g2
https://www.slideshare.net/mobile/chornelisanin/hukum-hooke-29324111
https://www.slideshare.net/mobile/NurAzizah52/2a11nur-azizahlaporan-akhir-
praktikumgerak-harmonis-sederhana-pada-pegas
Jurnal Fisika dasar,2007, jurnal fisika dasar jurusan pendidikan Fisika FPMIPA ,
Universitas pendidikan indonesia
M. Nelkon & P. Parker, 1975, Advanced Level Physics , pp 174 - 176, Thrid Edition,
Heinemann Educational Books, London.
Yulianto Taufik, 2013, studi perbandingan hasil belajar fisika materi getaran, Universitas
Negeri Semarang
Gambar alat dan Bahan Eksperimen Fisika
Osilasi Pegas
Gambar 1 pegas
Gambar 2 beban
Gambar 4 Mistar
1. Tentukan besar konstanta pegas untuk rangkaian seri dan paralel dengan
menggunakan persamaan osilasi harmonik.
m
T: 2 π √
k
2. Bagaimana hubungan periode dan konstanta pegas seri dan paralel, apa
yang dapat disimpulkan pada eksperimen?
Jawaban
1. Konstanta Pegas pada Susunan Seri dan Paralel pegas dapat disusun secara
seri, paralel, atau campuran (terdiri dari kombinasi rangkaian pegas seri
dan paralel). Konstanta pegas pada rangkaian pegas seri/paralel/campuran
dalam sebuah rangkaian pegas menggunakan konstanta pengganti. Besar
nilai konstanta pengganti bergantung pada nilai konstanta pegas dan
bentuk rangkaiannya. Cara mencari konstanta pengganti pegas dengan
rangkaian seri berbeda dengan rangkaian paralel, begitu juga untuk
rangkaian campuran. Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Ax dan
gaya pada pegas sama dengan gaya total yang bekerja (F = F, = F, = F),
Konstanta pegas pada rangkaian seri untuk percobaan pertama
bernilai 2.8592 N / m, percobaan kedua bernilai 2.7922 N / m, percobaan
ketiga bernilai 2.9302 N / m, percobaan keempat bernilai 2.7291 N / m,
percobaan kelima bernilai 2.8592 N / m dan konstanta pegas pada
rangkaian paralel untuk percobaan pertama bernilai 11.7210 N / m,
percobaan kedua bernilai 11.3267 N / m, percobaan ketiga bernilai
10.9520 N / m, percobaan keempat bernilai 12.1351 N / m, percobaan
kelima bernilai 11.7210 N / m.
2. Periode pada massa benda tersebut semakin besar massa benda, semakin
besar periode dan semakin kaku pegas, semakin kecil massa, semakin
kecil periode dan semakin elastis pegasnya. Konstanta pegas adalah
ukuran elastisitas pegas. maka pegas makin kaku maka konstanta pegas
besar.