Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA

OSILASI PEGAS GANDA

Dosen Pengampuh : Evelina Astra Patriot, M.Pd

Oleh :

Desma Ramadhayani
NIM. 1930209034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari banyak benda yang mengalami berbagai


gaya yang tidak sedikit kemungkinan menyebabkan benda tersebut bergetar
atau berosilasi .seperti senar gitar yang dipetik, garpu tala yang digetarkan,
Shocker pada sepeda motor dan ketika jam berdentang, dan banyak lagi
contoh lainnya.

Pegas merupakan suatu benda elastis yang digunakan untuk menyimpan


energi mekanis, yang dimana perubahan dimensi panjangnya sangat
dipengaruhi oleh besarnya gaya. Oleh karena sifat elastisitasnya suatu pegas
yang diberi gaya tekan atau gaya regang akan kembali pada keadaan
setimbangnya mula-mula apabila gaya yang bekerja padanya dihilangkan.
Seperti halnya shock breaker ataupun springbed , pegas dapat dirangkai
dengan sesama pegas lain dan membentuk sebuah rangkaian pegas seri,
paralel maupun campuran.

Pada dasarnya rangkaian pegas dapat dirangkai dalam bentuk seri dan
paralel, pegas dirangkai dengan tujuan mendapatkan pegas pengganti sesuai
kebutuhan, pegas yang dirangkai secara seri berfungsi menghasilkan
rangkaian pegas dngan konstanta yang lebih kecil, sedangkan pegas yang
diramgkai secara paralel akan dapat menghasilkan pegas dengan konstanta
yang lebih besar.

Pada saat suatu benda menjalani gerak periodik, maka posisi kecepatan
dan percepatannya akan berulang dalam interval waktu yang sama. Salah satu
jenis gerak periodik memiliki persamaan gerak sebagai fungsi waktu
berbentuk sinusoidal yang disebut gerak harmonik ataupun gerak selaras,
Dengan demikian sangatlah jelas bahwa untuk banyak bidang ilmu fisika,
gerak hamonik ini amat penting dipelajari.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari Eksperimen Osilasi Pegas Ganda yaitu
sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan konstanta pegas pada pegas seri dan paralel ?
2. Apa hubungan konstanta pegas dengan periode osilasi pegas ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari Eksperimen Osilasi Pegas Ganda ini adalah
sebagai berikut :
1. Mampu menentukan konstanta pegas pada pegas seri dan paralel.
2. Mampu memahami hubungan konstanta pegas dengan periode osilasi
pegas.
BAB II
LANDASAN TEORI

1.1. Pengertian Osilasi Pegas


Gerak osilasi merupakan gerakan yang berulang dari suatu benda,
dimana setelah menempuh selang waktu tertentu benda tersebut akan kembali
ke posisi kesetimbangannya. Gerak osilasi dapat terjadi hanya dalam kurun
waktu tertentu atau sebaliknya berlangsung dalam kurun waktu tak hingga,
jika tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya. Sehingga gerak osilasi
seperti ini dapat disebut sebagai gerak osilasi harmonik sederhana. Gambar
dibawah merupakan visualisasi sederhana dari konsep gerak osilasi pada
pegas di yang digantungkan beban sehingga tidak ada gesekan.

Gambar .1 .Osilasi pegas

Setiap gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama disebut gerak
periodik. Jika suatu partikel dalam gerak periodik bergerak melalui lintasan
yang sama, maka geraknya disebut gerak osilasi atau vibrasi (getaran). Bumi
penuh dengan gerak osilasi, misalnya osilasi roda keseimbangan arloji. dawai
biola, massa yang diikat pada pegas, atom dalam molekul atau dalam kisi zat
padat, molekul udara ketika ada gelombang bunyi dan sebagainya.(D.
Halliday, 1999,443)
Periode (T) suatu gerakan harmonik berulang di dalam suatu batang,
yaitu yang bergetar atau berotasi secara berulang-ulang, adalah waktu yang
dibutuhkan bagi sistem tersebut untuk menyelesaikan satu putaran penuh.
Dalam getaran getaran (osilasi), perode merupakan waktu total bagi gerakan
bolak-balik sistem. Frekuensi (f) adalah jumlah getaran yang dibuat
persatuan waktu atau putaran perdetik. Karena (T) adalah waktu satu putaran
maka dapat dirumuskan: (Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006. 90)

1
f:
T

Satuan intenasional untuk frekuensi adalah putaran per detik, atau hertz
(Hz). Posisi pada saat tidak ada gaya yang bekerja pada partikel yang
berosilasi disebut seimbang. Simpangan (pergeseran), linier atau sudut,
adalah jarak, linier atau sudut, partikel yang berisolasi dari posisi
seimbangnya pada saat sembarang saat. Dinyatakan dalam tenaga, dapat
dikatakan bahwa partikel yang mengalami gerak harmonik bolak-balik
melalui titik yang tenaga potensialnya minimum (titik sembarang). Bandul
berayun adalah contoh yang baik, tenaga potensialnya mencapai harga
minimum di titik terendah ayunan, yaitu titik keseimbangannya. Sebuah
partikel yang berosilasi, bergerak bolak-balik di sekitar titik keseimbangan
yang berubah-ubah menurut konstanta disebut dengan osilator harmonik
sederhana. Sebuah benda bermassa m yang diikatkan pada pegas ideal
dengan konstanta gaya (k) dan bebas bergerak di atas pemukaan horizontal
tanpa gesekan merupakan salah satu contoh osilator hamonik sederhana.

Persoalan osilator harmonik sederhana menjadi penting karena dua


alasan yang berikut: Pertama, sebagian besar masalah yang getaran getaran
yang terjadi pada getaran yang kecil kembali menjadi osilator harmonik
sederhana atau kombinasi getaran yang demikian. Kedua, muncul banyak
masalah fisis seperti misalnya dalam bidang akustika, optika, mekanika,
rangkaian elektris, dan bahkan dalam fisika atom. (D. Halliday, 1999,443-
447)
1.2 Gerakan Harmonik Sederhana

Suatu sistem yang menunjukkan gejala gerak harmonik sederhana


adalah sebuah benda yang tertambat ke sebuah pegas. Syarat dari sebuah
gerak harmonik sederhana yaitu bila percepatan sebuah benda berbanding
lurus dan arahnya berlawanan dengan simpangan, benda itu akan bergerak
dengan gerak harmonik sederhana. Gerak harmonik getaran yang getaran
suatu sistem, yaitu sistem hooken. Sistem hooken adalah sistem yang
kembali pada konfigurasi awal setelah berubah bentuk dan tidak dapat lebih
lanjut, ketika sistem semacam ini diregangkan dengan jarak x (untuk kontrol,
x adalah negatif). Di dalam sebuah pegas, terdapat terdapat pemulih, yaitu
gaya yang bertanding dengan sistem, yang menandakan hal yang penting agar
getaran terjadi. Dengan kata lain, gaya pemulih selalu berarah sehingga
mendorong atau menarik sistem kembali pada posisi keseimbangannya.
(Frederick J. Bueche, Eugene Heat, 2006,90-91) Sebuah gaya pemulih yang
ditimbulkan oleh sebuah pegas ditentukan oleh hokum Hooke, Hukum Hooke
adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam ilmu fisika yang terjadi
karena sifat elastisitas dari sebuah pegas. Sifat elastisitas adalah kemampuan
sebuah benda untuk kembali kebentuk semula. Hukun Hooke menyatakan
bahwa besarnya secara proporsional akan berbanding lurus dengan
pertambahan panjang yang dapat ditulis:

F=−k . ∆ x

Dalam persamaan tersebut, x adalah panjang setelah diberi gaya atau


pertambahan panjang yang bersenang-senang. F merupakan gaya pemulih
dan k adalah suatu ketetapan atau konstanta pegas. Misalnya untuk sistem
pegas, hukum Hooke juga tepat, ketika sebuah gaya memaksa atau menarik
sebuah pegas, maka terjadi perubahan pada bentuk pegas, yakni memendek
jika diberikan tekanan memanjang ditarik. Namun tidak semua pegas mudah
untuk ditarik atau dibuat. Pegas pada sistem suspensi mobil memiliki
kekuatan yang lebih besar dibanding pegas pada umumnya. Kekuatan ini
merupakan modulus elastik yaitu yang sebagai konstanta pegas k.
Pada persamaan Hukun Hooke tanda minus menunjukkan bahwa
pegas akan cenderung melawan perubahan. Jika kita menariknya maka pegas
akan menarik kita dengan gaya F sebesar k dikali panjang tarikan kita Ax,
dan jika pegas kita tekan, ia melawan dengan kita. (Muhammad Ishaq, 2007,
89) Hukum Hooke berlaku pada suatu bahan selama perubahan panjang tidak
terlalu besar . Dacrah dimana hokum Hooke tepat disebut daerah elastis.
Jika suatu bahan mengalami perubahan yang melebihi daerah elastis, maka
akan terjadi perubahan bentuk permanen. Daerah diluar daerah elastis disebut
daerah plastik. Dalam daerah bersifat permanen. Jika sebuah pegas ditarik
melebihi batas elastik, maka pegas tidak kembali lagi pada panjang semula
karena struktur atom dalam pegas telah mengalami perubaha. (Sutrisno, 1986,
82)

1.3 Konstanta Pegas

Pegas yang ujung mula-mula berada pada titik Xo bila diberi beban
dengan massa m, maka pegas tersebut akan bertambahnya panjang sebesar x,
sehingga:

∆ x=x 2−¿ x ¿1

Berdasarkan hokum Hooke peristiwa dirumuskan dengan

F=−kx

Bila setelah diberi massa m pegas kita getarkan yaitu dengan cara
menarik pada beban jarak tertentu lalu dilepaskan, maka waktu pergetaran
selaras atau periode dirumuskan:


T=
w

k
DenganW =√
m

m
Maka T =2 R √
k
Tenaga kinetik benda telah diartikan sebagai kemampuan untuk
melakukan usaha karena adanya gerak. Gaya elastis yang dilakukan oleh
pegas ideal dan gaya lain yang serupa di sebut bersifat konservatif. Pegas
spiral menjadi 2 macam, yaitu:
1. Pegas spiral yang dapat meregang memanjang karena gaya tarik mi
salnya pegas spiral pada neraca pegas.
2. Pegas spiral yang dapat meregang memendek karena gaya dorong mi
salnya pada jok tempat duduk jok mobil.
Timbulnya gaya meregang pada pegas spiral sebagai reaksi adanya
pengaruh gaya tarik atau dorong sebagai aksi suatu gaya gaya bekerja jika
gaya itu dapat menyebabkan perubahan pada benda. Misalnya gaya berat dari
suatu benda yang digantungkan. Pada ujung bagian bawah spiral
menyebabkan pegas spiral berubah meregang memanjang dan sekaligus
timbul regang yang sangat besar dengan gaya benda digantung.
(addesanjaya.blogspot.com/2010/10/kon stanta pegas.html)
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3. 1. Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat Praktikum Eksperimen tentang Osilasi Pegas
Ganda dilaksanakan pada hari Rabu, 18 November 2020 pukul 07:30 – 09:40
WIB yang dilakukan melalui di Laboratorium Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang.

3.2. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada eksperimen fisika tentang
Osilasi pegas yaitu sebagai berikut:
a. Dua Pegas ,berfungsi sebagai benda yang di ukur periode dan konstanta.
b. Mistar ,berfungsi untuk mengukur panjang pegas.
c. Statif ,berfungsi tempat menggantungkan beban.
d. Neraca, berfungsi mengukur massa beban .
e. Stopwatch ,berfungsi menghitung waktu gerak osilasi pegas.
f . Beban 50 gram dan 100 gram,berfungsi benda yang digantung pada pegas
3.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada eksperimen fisika tentang Osilasi
pegas yaitu sebagai berikut:
1. Siapkanlah alat-alat percobaan sebelum melakukan percobaan.
2. Rangkailah statif serta pegas menjadi rangakaian seri dan paralel
3. Ukurlah panjang awal pegas xo
4. Berikan beban sebesar 50 gram di rangkaian seri dan 100 gram di
rangkaian parallel dan dan ukurlah kembali perubahan panjang pegas.
5. Ukurlah panjang pegas (x1)setelah di berikan beban.
6. Setelah itu berikan sedikit simpangan untuk menghitung osilasi pegas
dalam waktu selama 1 menit.
7. Catatlah hasil percobaan yang telah dilakukan ke dalam tabel
pengamatan.
8. Ulangi langkah-langkah percobaan dari langkah nomor 4 sebanyak 4 kali.
9. Ulangi kegiatan diatas dengan menggunakan rangkaian parallel dam seri.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil yang didapatkan pada esperimen fisika tentang osilasi


pegas ganda, yaitu:

Rangkaian seri

t = 60 sekon

g = 9,8 m/s

Tabel pengamatan 1. Rangkaian seri

N X0 X1 X Osilasi T T2 K(N/M)
O

1 38 cm 46 cm 80 cm 67 0,89 0,79 2,49

2 38 cm 47 cm 80 cm 67 0,89 0,79 2,49

3 38 cm 46 cm 80 cm 66 0,90 0,81 2,43

4 38 cm 47cm 80 cm 67 0,88 0,77 2,56

5 38 cm 46 cm 80 cm 68 0,89 0,79 2,49

Rangkaian paralel

t =60 sekon

g = 9,8 m/s

Tabel pengamatan 2. Rangkaian paralel

NO X0 X1 X Osilasi T T2 K(N/M)

1 15,6 cm 17 cm 30 cm 105 0,57 0,32 12,32

2 15,6 cm 17 cm 30 cm 106 0,56 0,31 12,71

3 15,6 cm 17 cm 30 cm 105 0,55 0,30 12,32

4 15,6 cm 17 cm 30 cm 114 0,53 0,28 14,08

5 15,6 cm 17 cm 30 cm 105 0,57 0,32 12,32


4.2 Analisis Data

 Susunan Pegas Rangkaian seri


Diketahui :
Massa : 50 gram
X0 : 38 Cm
X1 : 46 Cm
X : 80 Cm
t : 60 s
g : 9,8 N/M

Percobaan pertama
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T = (0,89)2
2

= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49 N/m

Percobaan kedua
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T = (0,89)2
2

= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49N/m

Percobaan ketiga
t 60
T1 = = =0,90
n 66
T = (0,90)2
2

= 0,81
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,81
50
= 4 (9,8596)
0,81
= 39,44 (61,73)
= 2,43 N/m

Percobaan keempat
t 60
T1 = = =0,88
n 68
T2 = (0,89)2
= 0,77
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,77
50
= 4 (9,8596)
0,77
= 39,44 (64,94)
= 2,56N/m

Percobaan kelima
t 60
T1 = = =0,89
n 67
T2 = (0,89)2
= 0,79
m
K = 4π
T2
50
= 4 (3,14)2
0,79
50
= 4 (9,8596)
0,79
= 39,44 (63,29)
= 2,49 N/m

 Susunan pegas rangkaian paralel


Percobaan pertama
t 60
T1 = = =0,57
n 105
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,32
100
= 4 (9,8596)
0,32
= 39,44 (31,25)
= 12,32N/m

Percobaan kedua
t 60
T1 = = =0,57
n 106
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,31
100
= 4 (9,8596)
0,31
= 39,44 (312,5)
= 12,32 N/m

Percobaan ketiga
t 60
T1 = = =0,57
n 105
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,32
100
= 4 (9,8596)
0,032
= 39,44 (31,25)
= 12,32N/m

Percobaan keempat
t 60
T1 = = =0,53
n 114
T2 = (0,53)2
= 0,28
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,28
100
= 4 (9,8596)
0,28
= 39,44 (357,14)
= 14,08 N/m

Percobaan kelima
t 60
T1 = = =0,57
n 105
T2 = (0,57)2
= 0,32
m
K = 4π
T2
100
= 4 (3,14)2
0,32
100
= 4 (9,8596)
0,32
= 39,44 (31,25)
= 12,32N/m

4.3 Grafik Hasil

1. pegas rangkaian seri


Pegas seri
3
3
3
3
3
3
3
3
0.89 0.89 0.9 0.88 0.89

2.Pega srangkaian pararel

Pegas paralel
13
12
12
11
11
10
0.57 0.56 0.55 0.57 0.57
4.4 Pembahasan

Osilasi harmonik sederhana merupakan suatu gerak osilasi benda yang


dipengaruhi oleh gaya pemulih yang linier dan tidak mengalami gesekan sehingga
tidak mengalami pengurangan (dissipasi) tenaga. Osilasi harmonik sederhana juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang bergetar dimana gaya pemulih
berbanding lurus dengan negatif simpangannya. Gaya pemulih merupakan gaya
yang bekerja dalam arah mengembalikan massa benda ke posisi setimbangnya
(Giancolli,1997).

Pada eksperimen osilasi pegas menggunakan dua rangkaian yaitu,


rangkaian seri dan rangkaian paralel dimana dari osilasi rangkaian seri dan osilasi
rangkaian paralel, periode rangkaian seri dan paralel, simpangan rangkaian seri
dan paralel, konstanta pegas rangkaian seri dan paralel dan waktu pada saat
osilasi.

Pada Susunan pegas rangkaian seri maka gaya yang dialami oleh setiap
pengasa adalah sama, namun setiap pegas akan mengalami pertambahan panjang
menjadi 2 kali, dimana pertambahan panjang total pegas adalah jumlah dari
pertambahan panjang masing- masing pegas, gaya pegas pertama akan menarik
pegas pertama, setelah pegas pertama bertambah akan meneruskan kepegas kedua
dengan menggunakan hukum hooke.

Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah


menganalisis persamaan gerak osilasi harmonik. Persamaan gerak tersebut
dijadikan sebagai dasar pembuatan media simulasi. Osilasi dapat didefinisikan
sebagai gerak bolak – balik suatu benda yang terjadi secara periodik atau berkala
yaitu gerak benda tersebut berulang pada selang waktu yang tetap (Soedojo,1999).
Osilasi dapat terjadi jika sistem diberikan gaya sehingga bergerak dari posisi
kesetimbangan.

Pada eksperimen osilasi pegas rangkaian seri dan rangkaian paralel


dilakukan 5 kali percobaan pada rangkaian seri menggunakan beban sebesar 50
gram diubah kedalam kesatuan kilogram menjadi 0,05 kilogram dan untuk
rangkaian paralel menggunakan beban sebesar 100 gram dirubah kedalam satuan
kilogram menjadi 0,1 kilogram dengan waktu 1 menit atau 60 sekon, untuk
rangkaian seri menggunakan simpangan sebesar 80 cm, dan pada rangkaian
paralel menggunakan simpangan sebesar 30 cm.

Pada percobaan eksperimen pertama rangkaian seri di dapatkan hasil


simpangan awal sebesar 38, untuk simpangan yang dilakukan sebanyak 5
didapatkan hasil X1 adalah 46, X2 adalah 47, X3 adalah 46, X4 adalah 47, dan X5
adalah 46, setelah dikasih simpangan sebesar 80 cm dengan menggunakan waktu
selama 1 menit atau 60 sekon di dapatkan hasil osilasi n 1 adalah 67 kali osilasi, n2
adalah 67 kali osilasi, n3 adalah 66 kali osilasi, untuk n4 adalah 68 kali osilasi, dan
untuk n5 di dapatkan 67 kali osilasi, nah untuk hasil yang kelima ini sama persis
dengan hasil osilasi yang kesatu sama- sama 67 kali osilasi.

Selanjutnya untuk mendapatkan hasil periode dengan menggunakan


rumus waktu dibagi dengan banyaknya hasil osilasi, langsung saja untuk
mendapatkan hasil periode 1 sampai 5 dengan masukan data ke dalam rumus yaitu
untuk periode 1, 60 dibagi 67 didapatkan hasil sebesar 0,89, untuk periode 2, 60
dibagi 67 didapatkan hasil sebesar 0,89, selanjutnya untuk periode 3, 60 dibagi 66
didapatkan hasil sebesar 0,90 , untuk periode 4 dengan 60 dibagi 68 didapatkan
hasil sebesar 0,88, dan yang terakhir untuk periode 5 dengan 60 dibagi 67
didapatkan hasil sebesar 0,89.

Untuk mendapatkan nilai periode kuadrat, dengan mengkuadratkan


hasil periode yang biasa sehingga di dapatkan hasil untuk periode 1 sampai
periode 5 , untuk periode 1 di kuadratkan mendapatkan hasil sebesar 0,79, untuk
periode 2 dikuadratkan didapatkan hasil 0,79, untuk periode 3 dikuadratkan
didapatkan hasil 0,81 , untuk periode 4 dikuadrat didapatkan hasil 0,77, dan untuk
periode 5 atau yang terakhir dikuadratkan didapatkan hasil sebesar 0,79. dan
untuk mencari hasil konstanta pegas menggunakan rumus 4 phi kuadrat
dikalikan dengan massa beban dibagi dengan periode kuadrat, sehingga di
dapatkan hasil untuk konstanta 1 sampai konstanta 5, untuk konstanta 1 di
dapatkan hasil sebesar 2,49 N/m, untuk konstanta 2 didapatkan hasil sebesar 2,49
N/m, pada konstanta 3 didapatkan hasil sebesar 2,43 N/m, selanjutnya konstanta 4
didapatkan hasil sebesar 2,56 N/m, terakhir untuk konstanta 5 didapatkan hasil
2,49 N/m.

Pada rangkaian pegas paralel ketika pegas disusun paralel maka gaya
total pegas adalah sama dengan jumlah gaya yang dialami oleh masing- masing
pegas. Namun pertambahan panjang total pegas adalah sama dengan pertambahan
panjang dari masing- masing pegas tersebut.

Pada percobaan eksperimen kedua rangkaian paralel didapatkan hasil


simpangan awal sebesar 15,6 , untuk simpangan akhir didapatkan hasil 17,
selanjutnya dikasih simpangan sebesar 30 cm dengan menggunakan waktu selama
1 menit didapatkan hasil osilasi yaitu n1 adalah 105 kali osilasi,n2 adalah 106 kali
osilasi, n3 adalah 105 kali osilasi, untuk n4 adalah 114, selanjutnya untuk yang
terakhir n5 adalah 105 kali osilasi.

Selanjutnya untuk mengetahui nilai periode menggunakan rumus waktu


dibagi dengan banyaknya hasil osilasi yaitu, 60 dibagi 105 didapatkan hasil 0,57,
60 dibagi 106 didapatkan hasil 0,56, selanjutnya 60 dibagi 105 mendapatkan hasil
sebesar 0,55, untuk selanjutnya 60 dibagi 114 didapatkan hasil sebesar 0,53, dan
untuk yang terakhir 60 dibagi 105 didapatkan hasil sebesar 0,57, dan untuk
mendapatkan hasil periode kuadrat dengan cara mengkuadratkan hasil periode
biasa, untuk periode 1 dikuadratkan mendapatkan hasil sebesar 0,32, untuk
periode 2 dikuadratkan mendapatkan hasil 0,31, untuk periode 3 dikuadratkan
mendapatkan hasil 0,30, selanjutnya periode 3 dikuadratkan mendapatkan hasil
0,28, dan untuk yang terakhir periode 4 didapatkan hasil sebesar 0,32.

Selanjutnya untuk mencari hasil konstanta pegas menggunakan rumus 4


phi kuadrat dikalikan dengan massa beban dibagi periode kuadrat, sehingga
didapatkan hasil yaitu untuk konstanta 1 didapatkan hasil sebesar 12,32N/m,
untuk konstanta 2 didapatkan hasil sebesar 12,71 N/m, untuk konstanta 3
didapatkan hasil sebesar 12,32 N/m, untuk konstanta 4 didapatkan hasil sebesar
14,04 N/m, dan untuk konstanta 5 yang terakhir didapatkan hasil 12,32 N/m.

Jenis pegas yang memiliki nilai konstanta lebih besar adalah pegas
berdiameter kecil. karena salah satu yang mempengaruhi nilai konstanta adalah
diameter pegas dan jumlah lilitan, semakin besar jumlah lilitan dan diameter
pegas, maka semakin kecil nilai konstanta pegas, maka sebaliknya untuk pegas
berdiameter akan memiliki konstanta lebih besar, walaupun pegas berdiamater
kecil memiliki panjang yang lebih panjang tidak dapat menunjukkan bahwa
jumlah lilitannya lebih banyak.

Gerak osilasi merupakan gerakan yang berulang dari suatu benda,


dimana setelah menempuh selang waktu tertentu benda tersebut akan kembali ke
posisi kesetimbangannya Posisi kesetimbangan suatu benda adalah posisi dimana
benda tersebut dalam keadaan diam yaitu total gaya yang bekerja pada benda
tersebut adalah nol. Jika benda dijauhkan dari posisi kesetimbangannya dan
dilepaskan, maka akan timbul suatu gaya atau torsi untuk menarik benda tersebut
kembali ke posisi setimbangnya (Young dan Freedman, 2002).

Gerak osilasi merupakan salah satu kajian dalam fisika yang aplikasinya
sangat banyak dalam kehidupan nyata. Akan tetapi gerak osilasi yang sering dikaji
adalah gerak osilasi secara terpisah, misalnya gerak osilasi bandul dan gerak
osilasi pegas. Pada penelitian ini akan dilakukan kajian gerak osilasi dengan
menggabungkan dua buah sistem, yaitu pegas dan bandul dalam satu sistem atau
gerak osilasi pasangan antara pegas dan bandul Gerak osilasi berpasang antara
pegas dan bandul ini diaplikasikan pada mesin mobil, yaitu sebagai penghambat
gerak Timing Belt.

Sehingga waktu buka tutup katup tidak saling berbenturan dengan posisi
gerak piston didalam mesin. Pada penelitian ini akan ditentukan secara teoritik
rumusan periode dari gerak osilasi pasangan antara pegas dan bandul. Rumusan
yang diperoleh akan diuji kesesuaiannya melalui eksperimen dari alat osilasi
pasangan pegas bandul yang telah dibuat. Untuk kesalahan pada eksperimen
osilasi pegas mungkin disebabkan oleh kalibrasi alat, pengaruh ruangan, dan
kurang ketelitian pada saat percobaan sehingga mendapatkan hasil yang tidak
valid, dan mungkin pada saat perhitungan menggunakan stopwatch itu kurang
stabil seperti keterelambatan menekan stopwatch pada saat benda berosilasi.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari eksperimen fisika tentang osilasi
pegas ganda sebagai berikut:

1. Besar konstanta dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:


a. Susunan pegas seri
Pada susunan seri maka gaya yang dialami oleh setiap pegas
adalah sama, namun setiap pegas akan mengalami pertambahan
panjang menjadi 2x, dimana pertambahan panjang total pegas adalah
jumlah dari pertambahan panjang masing- masing maka untuk
menentukan konstanta pegas seri yaitu dengan menentukan persamaan:
1/Ks = 1/K1 + 1/K2 + …… + 1/KN

b.Susunan pegas paralel


Pada susunan paralel maka gaya total sama dengan jumlah gaya yang
alami oleh- masing pegas adapun persamaan untuk menentukan
konstanta pegas pada susunan paralel yaitu sebagai berikut:
K2=K1 + K2 + ...+ KN

2. Semakin berat massa tergantung maka akan membuat nilai periode (T)
semakin besar, sebaliknya nilai frekuensi(f) akan semakin kecil,
sedangkan semakin besar nilai konstanta pegas (k) akan membuat nilai
periode(T) semakin kecil dan frekuensi (f) semakin besar.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari eskperimen fisika tentang osilasi pegas
ganda sebagai berikut:
1. Semoga di eksperimen selanjutnya itu alat dan bahan lebih lengkap
2. Semoga untuk eskperimen selanjutnya itu anggota kelompok bisa berperan
semua walau dalam keadaan yang kurang mendukung

DAFTAR PUSTAKA

Halliday & Resnick, 1978, Fisika, Edisi ketiga, jilid 1 (Terjemahan Pantur Silaban Ph.D),
hal 46, Erlangga, Jakarta.

http://physicsokta68.blogspot.com/2016/01/praktikum-fisika-dasar-1-tetapan-
pegas.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/AlfiTranggono/fisdas-1lapres-soft-copy-pegas-g2

https://www.slideshare.net/mobile/chornelisanin/hukum-hooke-29324111

https://www.slideshare.net/mobile/NurAzizah52/2a11nur-azizahlaporan-akhir-
praktikumgerak-harmonis-sederhana-pada-pegas

Jurnal Fisika dasar,2007, jurnal fisika dasar jurusan pendidikan Fisika FPMIPA ,
Universitas pendidikan indonesia

Malau,2020, Panduan Praktikum Virtual Laboratorium Fisika Gelombang,, universitas


Kristen indonesia

M. Nelkon & P. Parker, 1975, Advanced Level Physics , pp 174 - 176, Thrid Edition,
Heinemann Educational Books, London.

Yulianto Taufik, 2013, studi perbandingan hasil belajar fisika materi getaran, Universitas
Negeri Semarang
Gambar alat dan Bahan Eksperimen Fisika

Osilasi Pegas

Gambar 1 pegas

(Sumber :Doc Yullianto 2020)

Gambar 2 beban

(Sumber :Doc Tanjung 2020)


Gambar 3 Stopwatch

(Sumber :Doc NurAlamsyah 2020)

Gambar 4 Mistar

(Sumber :Doc Tanjung 2020)


Gambar 5 Statif

(Sumber :Doc Yulianto 2020)


Soal Evaluasi

1. Tentukan besar konstanta pegas untuk rangkaian seri dan paralel dengan
menggunakan persamaan osilasi harmonik.
m
T: 2 π √
k
2. Bagaimana hubungan periode dan konstanta pegas seri dan paralel, apa
yang dapat disimpulkan pada eksperimen?

Jawaban
1. Konstanta Pegas pada Susunan Seri dan Paralel pegas dapat disusun secara
seri, paralel, atau campuran (terdiri dari kombinasi rangkaian pegas seri
dan paralel). Konstanta pegas pada rangkaian pegas seri/paralel/campuran
dalam sebuah rangkaian pegas menggunakan konstanta pengganti. Besar
nilai konstanta pengganti bergantung pada nilai konstanta pegas dan
bentuk rangkaiannya. Cara mencari konstanta pengganti pegas dengan
rangkaian seri berbeda dengan rangkaian paralel, begitu juga untuk
rangkaian campuran. Dengan menerapkan hukum Hooke F = k Ax dan
gaya pada pegas sama dengan gaya total yang bekerja (F = F, = F, = F),
Konstanta pegas pada rangkaian seri untuk percobaan pertama
bernilai 2.8592 N / m, percobaan kedua bernilai 2.7922 N / m, percobaan
ketiga bernilai 2.9302 N / m, percobaan keempat bernilai 2.7291 N / m,
percobaan kelima bernilai 2.8592 N / m dan konstanta pegas pada
rangkaian paralel untuk percobaan pertama bernilai 11.7210 N / m,
percobaan kedua bernilai 11.3267 N / m, percobaan ketiga bernilai
10.9520 N / m, percobaan keempat bernilai 12.1351 N / m, percobaan
kelima bernilai 11.7210 N / m.

2. Periode pada massa benda tersebut semakin besar massa benda, semakin
besar periode dan semakin kaku pegas, semakin kecil massa, semakin
kecil periode dan semakin elastis pegasnya. Konstanta pegas adalah
ukuran elastisitas pegas. maka pegas makin kaku maka konstanta pegas
besar.

Anda mungkin juga menyukai