Anda di halaman 1dari 4

PENGEMBANGAN BAHAN SEMIKONDUKTOR PADA

TEKNOLOGI DYE SENSITIZED SOLAR CELL (DSCC)

Muhammad Amalul Ihsan


NIM :30601700024
Email : amalihsan12@std.unissula.ac.id

Sel surya merupakan device yang dapat mengkonversi energi surya menjadi
listrik melalui efek photovoltaic yang merupakan teknologi yang berhubungan
dengan riset terhadap aplikasi sel surya sebagai energi surya. Material organik
sangat potensial untuk aplikasi sel surya masa depan meskipun hasilnya belum
optimal. Efisiensi sel surya dari material organik baru mencapai sekitar 2 % untuk
empat tipe sel surya yang berbeda[1].
Keterbatasan kemampuan sel surya dari bahan organik adalah kemampuan
penyerapan spektrum cahaya merah yang rendah, transport muatan yang kurang
baik dan kurang stabil. Masalah - masalah tersebut tersebut dapat diatasi dengan
mengsintesis material baru maupun kombinasi material baru dan optimasi desain
maupun proses pembuatan. Sifat yang dimiliki oleh material organik adalah tingkat
fleksibilitas yang bagus sehingga sangat memungkinkan untuk membuat sel surya
yang fleksibel yang dapat memudahkan dalam pengembangan desain sel surya
untuk memudahkan penggunaannya dalam kehidupan sehari - hari[2]. Meskipun
efisiensi yang dicapai sel surya yang terbuat dari material organik masih lebih
rendah sekitar 2 % dibanding yang dicapai sel surya c-Si, tetapi karena biaya
produksinya yang jauh lebih murah dan penggunaannya yang fleksibel, maka saat
ini sel surya berbasis polimer banyak digunakan di beberapa negara maju.
Bahan semikonduktor dalam sebuah rangkaian DSSC (Dye Sensitized Solar
Cell) memiliki peranan yang sangat penting yakni sebagai tempat mengalirnya
elektron yang didapatkan dari lapisan dye. Proses mengalirnya elektron dari lapisan
dye ke semikonduktor inilah yang dapat menciptakan energy listrik yang dapat
disimpan dalam baterai isi ulang, kapasitor atau perangkat listrik lainnya[3].
Semikonduktor pada DSSC (Dye Sensitized Solar Cell) haruslah memiliki band gap
yang lebar, karena semakin lebar luas penampangnya akan semakin banyak muatan
elektron yang dapat ditampung dan dialirkan, sehingga energi listrik yang
didapatkan akan semakin banyak[4].
Salah satu energi alternatif yang mempunyai potensi tinggi sebagai sumber
energi yang dapat diperbaharui adalah sinar matahari. Suplai energi sinar matahari
yang diterima bumi mencapai 3x1024 Joule pertahun, atau setara dengan 2x1017
Watt. Pada dasarnya mekanisme konversi energi cahaya menjadi energi listrik
terjadi akibat adanya perpindahan elektron bebas di dalam suatu atom. Mekanisme
ini terjadi dalam suatu sistem yang disebut sel surya. Sel surya pada umumnya
menggunakan material semikonduktor sebagai penghasil elektron bebas. Salah satu
semikonduktor dengan karakteristik band gap yang sering digunakan yaitu
Titanium Dioxide (TiO2)[5]. TiO2 mempunyai band gap sebesar 3,2 eV. TiO2 juga
merupakan bahan yang inert, tidak berbahaya, dan murah, serta mempunyai
karakteristik optik yang cukup baik. Oleh karena itu TiO2 banyak digunakan pada
sel surya jenis DSSC. Material dopan dapat mempengaruhi performa DSSC.
Penambahan Fe pada lapisan tipis TiO2 misalnya, dapat meningkatkan
konduktivitas atau menurunkan energy gap lapisan tersebut[6].
Lapisan TiO2 ditumbuhkan di atas glas ITO dengan teknik spin coating.
Dimana dalam teknik ini pasta TiO2 di tempatkan diatas glas ITO kemudian diputar
dengan laju putaran tertentu sehingga pasta akan menyebar diatas substrat karena
pengaruh gaya sentrifugal[7]. Pembuatan sel surya struktur dssc diawali dengan
preparasi laurat dye eosin dengan mencampurkan 20 ml dari 1mM eosin Y dalam
larutan etanol. Langkah selanjutnya adalah proses`pencelupan elektroda TiO2 ke
dalam larutan eosin dengan variasi waktu pencelupan (10 min, 20 min dan 30 min).
Kemudian proses selanjutnya adalah proses pencucian elektroda TiO2/dye dengan
etanol. Setelah proses pencucian selesai, tempatkan spacer yang terbuat dari plastik
di atas elektroda TiO2/dye sebagai tempat penetesan larutan elektrolit selanjutnya
gabungkan elektroda tersebut dengan elektroda ITO yang lain dengan
menggunakan clip. Kemampuan efisiensi konversi sel surya akan diukur di bawah
penyinaran dengan intensitas sekitar 4,36 x 10 - 4 mW/cm2[8].

Gambar Konfigurasi Dye Sensitized Solar Cell[4]

Gambar Prinsip Kerja Dye Sensitized Solar Cell[4]

Dari hasil pengukuran unjuk kerja sel surya nantinya pengaruh penyinaran
dengan variasi waktu dipping TiO2 dalam larutan dye diperoleh profil efisiensi sel
surya terhadap variasi waktu dipping. Percobaan tersebut menunjukkan adanya
perubahan efisiensi terhadap variasi waktu dipping. DSSC yang memiliki efisiensi
konversi tertinggi adalah DSSC yang memiliki dipping time 2 jam, yaitu 17,7 x 10-
3 %[9]. Kemudian diikuti DSSC 3 jam dan 1 jam. Hal ini berarti bahwa dipping
time optimum untuk DSSC berbasis TiO2 dengan fotosensitizer Eosin Y dengan
luasan aktif 0,6 cm2 adalah 2 jam. Jika perendaman dilakukan lebih lama, maka
akan terjadi penurunan efisiensi konversi pada DSSC. Dipping time mempengaruhi
jumlah dye yang terserap pada lapisan TiO2, seiring dengan meningkatnya dipping
time, maka jumlah molekul dye yang terserapun akan semakin banyak, namun
penyerapan ini akan saturasi pada nilai tertentu. Penyerapan dye akan berdampak
pada efisiensi DSSC. Efisiensi tertinggi dicapai sampel DSSC dengan dipping time
2 jam, selanjutnya efisiensi menurun. Penurunan efisiensi DSSC untuk sampel 3
jam dapat disebabkan adanya aggregation atau pengumpulan molekul-molekul dye
pada permukaan TiO2. Sel surya dengan struktur dssc telah berhasil dibuat dengan
teknik spin coating[10].
Dari hasil uji kemampuan sel surya ternyata efisiensi sel surya dipengaruhi oleh
waktu dipping TiO2 dalam dye eosin Y. Sel surya TiO2 nanokristal dengan
menggunakan dye dari bahan eosin Y dengan metode sol gel spin coating.
Kemampuan sel surya tersebut telah diuji dengan menganalisis karakteristik arus
tegangan di bawah pengaruh penyinaran dengan intensitas 4,45808 x 10-4
watt/cm2. Efisiensi yang paling besar dicapai pada sampel sel surya dengan waktu
dipping 20 menit dengan sel seluas 0,6 cm2 yang menghasilkan efisiensi 0,0177 %,
Isc yang diperoleh adalah 1,08 x 10-3 mA/cm2 dan Voc yang dihasilkan adalah 71
mV[11].

DAFTAR PUSTAKA

[1] A. Daniswara, “Strategi Implementasi Dye Sensitized Solar Cell (Dssc) Di


Indonesia,” J. Offshore Oil, Prod. Facil. Renew. Energy, Vol. 4, No. 2, 2020.
[2] F. Baskoro, L. A. Gunawan, A. I. Agung, M. Widyartono, And S. I. Haryudo,
“Rancang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya Portable,” J. Tek.
Elektro, Vol. 10, No. 1, Pp. 65–71, 2021.
[3] S. N. Choiroh, “Pengaruh Komposisi Campuran Karotenoid Dan Klorofil
Dengan Bahan Semikonduktor Zno Terhadap Karakteristik Dssc.” Fakultas
Teknik Universitas Jember.
[4] N. Y. Cahaya, N. Puspitasari, And G. Prajitno, “Karakterisasi Dye-
Sensitized Solar Cell (Dssc) Menggunakan Tio2 Nanopartikel Dan Klorofil
Daun Alfalfa (Megicago Sativa) Sebagai Sensitizer,” J. Sains Dan Seni Its,
Vol. 7, No. 2, Pp. 66–69, 2019.
[5] L. Safriani, W. P. Primawati, E. S. Nurazizah, C. Mulyana, And A. Aprilia,
“Pengaruh Penambahan Material Spiro-Tad Dan Spiro-Tpd Sebagai Hole
Transport Material Pada Karakteristik Dssc,” Jiif (Jurnal Ilmu Dan Inov.
Fis., Vol. 4, No. 1, Pp. 79–85, 2020.
[6] M. B. Zaini Et Al., “Pengaruh Fraksi Nano (Tio2: Sno2) Terhadap Struktur
Dan Efisiensi Dssc Tio2: Sno2/Β-Karoten/Fto,” Jpse (Journal Phys. Sci.
Eng., Vol. 3, No. 2, Pp. 63–69, 2019.
[7] A. Siregar, D. Rusdiana, And Y. R. Tayubi, “Pembuatan Sel Surya Dssc
Berbasis Dye Eosin Y Menggunakan Semikonduktor Tio2,” J. Pengajaran
Mipa, Vol. 4, No. 1, Pp. 32–36.
[8] N. Puspa, N. A. Silviyanti, G. Yudoyono, G. Prajitno, A. Rubiyanto, And E.
Endarko, “Pengaruh Ketebalan Lapisan Tio2 Terhadap Performasi Dye
Sensitized Solar Cells,” Jfa (Jurnal Fis. Dan Apl., Vol. 14, No. 1, Pp. 12–15,
2018.
[9] A. Dwipanur, D. Dahlan, N. Firmawati, And A. A. Umar, “Pengaruh Doping
Palladium (Pd) Terhadap Lapisan Tio2 Dengan Metode Lpd Untuk
Applikasi Fotoanoda Sel Surya Dssc,” J. Ilmu Fis. Univ. Andalas, Vol. 12,
No. 1, Pp. 6–10, 2020.
[10] A. Supriyanto, D. Kurniawan, And C. Cari, “Pengaruh Perbandingan
Komposisi Zno Dan Tio2 Dalam Dye-Sensitized Solar Cell (Dssc) Pada Dye
Kangkung (Ipomoea Aquatica),” In Prosiding Snfa (Seminar Nasional
Fisika Dan Aplikasinya), 2020, Vol. 5.
[11] A. Supriyanto, A. H. Ramelan, M. K. Bin Ahmad, F. Ramadhani, And D. G.
Saputri, “Hubungan Sifat Optik Terhadap Performa Kinerja Sel Surya Dssc
Transparan Berbahan Dye Dn-F01 Sebagai Sensitizer,” Indones. J. Appl.
Phys., Vol. 10, No. 2, Pp. 163–170.

Anda mungkin juga menyukai