PENDAHULUAN
sangatlah besar. Sinar matahari merupakan sumber energi utama yang tidak akan
prinsip kerja sel surya yaitu dapat mengubah energi matahari menjadi energi
listrik, maka Indonesia memiliki potensi sumber tenaga surya yang sangat besar
energi yang sedang giat dikembangkan saat ini. Energi matahari yang sampai ke
bumi, ada yang diabsorb oleh atmosfer dan ada yang direfleksikan kembali, hanya
sedikit digunakan untuk membantu siklus air dan yang ditangkap untuk
sebenarnya sangat berpotensi untuk menjadikan sel surya sebagai salah satu
sumber energi masa depan mengingat posisi Indonesia pada garis khatulistiwa
Dye-Sensitized Solar Cell (DSSC) sebagai solar sel organik yang meniru
1
untuk menyerap cahaya matahari kemudian melepaskan elektron yang akan
mengalir pada sirkuit sebagai arus listrik dan kembali melalui elektrolit cair. Salah
satu perbedaan mendasar antara DSSC dan solar cell konvensional adalah proses
konversi energi, dimana DSSC memiliki cara kerja yang menyerupai proses
lapisan TiO2 sebagai tempat separasi muatan, sedangkan pada solar cell
lapisan silikon. DSSC ini juga memiliki beberapa keuntungan antara lain dimana
proses fabrikasinya yang mudah dan sederhana tanpa menggunakan alat yang
canggih dan mahal sehingga biaya pembuatan dapat lebih murah. Bahan dasar sel
surya ini juga mudah diperoleh karenakan DSSC menggunakan dye dari ekstraksi
bahan – bahan alami yang dapat digunakan sebagai sumber pewarna alternatif.
teknik pembuatan lapisan eletroda kerja dari bahan TiO 2 dengan metode spin
coating dan slip casting. Zat warna atau dye alami sebagai penyerap cahaya
matahari yang digunakan berbasis antosianin dari kelopak bunga mawar. Lapisan
TiO2 ini digunakan dalam pembuatan stuktur DSSC karena Titanium dioksida
(TiO2) merupakan material semikonduktor yang efektif, efisien, dan juga memiliki
karakteristik yang sesuai dengan aplikasi yang diinginkan. Selain itu TiO 2 juga
merupakan salah satu jenis material semikonduktor yang menarik karena mudah
2
1.2 Rumusan Masalah
dapat diketahui metoda mana yang paling baik dalam meningkatkan efesiensi
bunga mawar
2. Metode deposisi TiO2 yang digunakan adalah Spin Coating dan Slip
Casting
kurva I-V.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Energi cahaya matahari atau yang sering disebut dengan energy surya,
merupakan energi yang berasal dari matahari dan termasuk golongan sumber
energi yang tidak akan habis dan tidak terbatas jumlahnya. Potensi matahari
sebagai sumber energi sangat besar, hal ini dikarenakan jumlah energi yang
dihasilkan oleh matahari sebesar 3,7 x 1023 kW, namun energi yang sampai ke
matahari berjumlah besar dan bersifat kontinu. Berdasarkan sifat-sifat fisik dari
energi surya, kita dapat memanfaatkannya baik secara langsung maupun tidak
langsung. Penggunaan secara langsung sudah sering dilihat pada pemanasan atau
Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) atau disebut juga sel Grätzel pertama kali
ditemukan oleh Michael Gratzel dan Brian O’Regan pada tahun 1991 di École
4
menjadi energi listrik. Efisiensi konversinya dapat mencapai 10-11% [Muliani,
dkk., 2012].
meniru kemampuan tanaman untuk mengubah sinar matahari menjadi energi yang
berguna. Pada DSSC, zat warna klorofil berfungsi sebagai penyerap cahaya, di
mana molekulnya tereksitasi ke bentuk energi yang lebih tinggi oleh cahaya yang
masuk. Energi ini dikumpulkan oleh struktur elektrolit dan katalis, yang
Material penyusun Dye Sensitized Solar cell (DSSC) antara lain elektroda
kerja yang terdiri dari substrat kaca Transparant Conductive Oxide (TCO), metal
oksida Titanium Dioxide (TiO2), dye alami, elektrolit, dan elektroda lawan
(katoda): platina atau karbon hitam yang dilapiskan ke sebuah kaca konduktor
(gambar 2.1).
Gambar 2.1 Struktur Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) [Kumara, dkk., 2012].
5
2.3.1 Substrat (Kaca FTO)
umumnya digunakan yaitu Flourine-doped tin Oxide (SnF atau FTO) dan Indium
Tin Oxide (ITO). Kaca FTO (Flourine doped Tin Oxyde) merupakan salah satu
material TCO yang juga banyak digunakan sebagai transparant elektrode. Hal ini
karena stabilitas yang baik pada suhu tinggi dan harganya relatif murah
dibandingkan dengan ITO. Kaca FTO terbuat dari Indium Oxide sebagi bahan
listriknya.
efisiensinya lebih tinggi dari yang lain. TiO2 merupakan bahan semikonduktor
yang bersifat inert, stabil terhadap fotokorosi dan korosi oleh bahan kimia.
Khusus untuk aplikasinya dalam DSSC, TiO 2 berperan sebagai fotokatalis. Sifat
fotokatalis TiO2 yang tinggi namun memiliki energi gap yang cukup besar
menyebabkan daya serap terhadap cahaya berada di spektrum sinar violet dan
ultra violet, ketika dye terdeposisi pada TiO 2, sinar yang diserap lebih banyak
dengan kata lain spektrum penyerapan menjadi lebar yaitu dari sinar tampak
sampai sinar ultraviolet. Kelebihan lain dari TiO2 adalah memiliki luas permukaan
per volume, sehingga dye terserap lebih banyak dan akan meningkatkan arus
[Arista, dkk., 2016]. Film TiO2 memiliki band gap yang tinggi (>3eV) dan
6
memiliki transmisi optik yang baik. Lebar pita energinya yang besar (> 3eV),
TiO2 yang digunakan pada DSSC umumnya berfasa anatase karena mempunyai
kemampuan fotoaktif yang tinggi. TiO2 dengan struktur nanopori yaitu ukuran
pori dalam skala nano akan menaikan kinerja sistem karena struktur nanopori
2.3.3 Dye
Dye yang teradsorpsi pada permukaan TiO2 merupakan zat pewarna yang
elektron. Dye yang banyak digunakan dan mencapai efisiensi tertinggi yaitu jenis
ruthenium kompleks. Namun dye jenis ini cukup sulit untuk disintesa dan
membuktikan adanya senyawa pada tumbuhan yang dapat digunakan sebagai dye,
antara lain : antosianin, klorofil, dan xantofil. Didapatkan efisiensi konversi energi
yang lebih baik pada turunan dyes klorofil tersebut karena memiliki gugus
carboxylate.
2.3.4 Elektrolit
DSSC terdiri dari iodine (I-) dan triiodide (I3-) sebagai pasangan redoks dalam
pelarut. Karakteristik ideal dari pasangan redoks untuk elektrolit DSSC yaitu :
7
a. Potensial redoksnya secara termodinamika berlangsung sesuai dengan
yang efisien.
katalis yang umum yaitu platina dan karbon. Penggunaan masing- masing jenis
merpercepat kinetika reaksi proses reduksi triiodide pada TCO. Kay & Gratzel
8
Gambar 2.3 Diagram Sistematik DSSC [Millington, 2009].
dalam skala molekular dalam bentuk reaksi dari transfer elektron. Proses pertama
dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada dye akibat absorbsi foton,
dimana ini merupakan salah satu peran dari sifat TiO 2. Ketika foton dari sinar
matahari menimpa elektroda kerja pada DSSC, energi foton tersebut diserap oleh
dye yang melekat pada permukaan TiO2, sehingga dye mendapatkan energi untuk
tereksitasi. Dye yang tereksitasi akan membawa energi dan diinjeksikan ke pita
konduksi pada TiO2, dimana TiO2 berperan sebagai sebagai akseptor atau kolektor
elektron.
(pasangan iodide dan triodide) yang bertindak sebagai mediator elektron sehingga
dapat menghasilkan proses siklus dalam sel. Ion Triodide menangkap elektron
yang berasal dari rangakaian luar dengan bantuan molekul karbon sebagai katalis.
Elektron yang tereksitasi masuk kembali ke dalam sel dan dibantu oleh karbon
iodide pada elektron. Kemudian satu ion iodide pada elektrolit mengantarkan
Tegangan yang dihasilkan oleh sel surya TiO2 tersensitisasi dye berasal dari
9
potensial elektrokimia pasangan elektrolit redoks (I-/I3-). Sedangkan arus yang
dihasilkan dari sel surya ini terkait langsung dengan jumlah foton yang terlibat
dalam proses konversi dan bergantung pada intensitas penyinaran serta kinerja
sentrifugal dengan menggunakan laju putar spin tertentu. Larutan yang digunakan
harus homogen [Yulika, dkk., 2014]. Spin coating dapat diartikan sebagai
pembentukan lapisan melalui proses pemutaran (spin). Bahan yang akan dibentuk
lapisan dibuat dalam bentuk larutan (gel) kemudian diteteskan diatas substrat yang
disimpan di atas piringan yang dapat berputar. Karena adanya gaya sentrifugal
ketika piringan berputar maka bahan tersebut dapat tertarik ke pinggir substrat dan
coating juga dapat digunakan untuk mendeposisi lapisan tipis bahan lainnya
seperti bahan polimer maupun bahan keramik oksida. Proses spin coating
dilakukan dengan memutar alat coater dengan kecepatan tinggi (rpm) dalam
waktu tertentu. Semakin cepat putaran, akan diperoleh lapisan tipis yang semakin
homogen dan tipis. Dengan spin coating dimungkinkan dapat diperoleh kualitas
dengan metode yang lainnya. Alat yang digunakan juga mudah ditemukan. Untuk
10
meratakan TiO2 yang sudah dideposisikan di atas TCO, hanya dibutuhkan spatula.
Metode ini memiliki ketebalan bergantung pada selotip yang diberikan [Yulika,
dkk., 2014].
konversi DSSC berkaitan langsung dengan tiga parameter, yaitu Isc (short circuit
current), Voc (open circuit voltage), dan FF (Fill Factor). Isc merupakan arus
rangkaian pendek yang terjadi ketika tengangan bias sama dengan nol. Arus ini
sama dengan jumlah dari foton yang dikonversikan menjadi pasangan elektron-
hole. Parameter kedua adalah tegangan rangkaian terbuka (Voc). Voc merupakan
potensial maksimum yang dicapai ketika arus tidak mengalir karena semua
ketiga adalah fill factor (FF). Fill factor merupakan luasan efektif yang didapatkan
kurva hubungan antara tegangan terhadap arus sel surya [Pratiwi, dkk., 2016].
Gambar 2.7 menunjukkan ketika sel dihubungkan dengan beban (R). Beban
memberi hambatan sebagai garis linear dengan garis I/V = 1/R. Hal tersebut
menunjukkan daya yang didapat bergantung pada nilai resistansi. Jika R kecil
11
maka sel beroperasi pada daerah kurva MN, dimana sel beroperasi sebagai sumber
arus yang konstan atau arus short circuit. Pada sisi lain, jika R besar, sel
beroperasi pada daerah kurva PS, dimana sel beroperasi sebagai sumber tegangan
hambatan optimal Ropt berarti sel surya menghasilkan daya maksimal dengan
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan bahan yang akan digulakan dalam penelitian ini diantaranya
13
Diagram alir penelitian ini ditampilkan pada gambar dibawah ini
14
Pasta TiO2 dibuat dengan melarutkan 0,5 gr serbuk TiO2 dalam 2 mL
etanol untuk teknik slip casting dan melarutkan 0,5 gr serbuk TiO 2 dalam 4 mL
etanol untuk teknik spin coating. Pasta tersebut diaduk dengan magnetic stirrer
selama 30 menit dengan kecepatan putar 300 rpm, agar larutan homogen.
Selanjutnya pasta TiO2 yang telah siap dilapiskan di atas permukaan FTO dengan
teknik slip casting yaitu dengan cara meratakan pasta TiO 2 di atas permukaan
FTO dengan spatula. Sedangkan teknik spin coating dilakukan dengan cara
meneteskan pasta TiO2 sampai permukaan FTO tertutup pasta TiO 2 dan diputar
mengering di udara terbuka. Kemudian elektroda yang telah dibuat tersebut siap
untuk dehidrolisis pada suhu 400°C selama 10 menit agar material organiknya
menguap. FTO yang terlapisi TiO2 digunakan sebagai elektroda kerja dalam
struktur sandwich DSSC. Elektroda lawan dibuat dengan memberi lapisan karbon
dari jelaga lilin ke atas permukaan FTO, sedangkan elektrolit terbuat dari
polyethylenglicol (PEG), potassium iodide (KI), dan iodine (I2). Dye antosianin
X yang digunakan berasal dari Cu dengan panjang gelombang 0,15406 nm. Dari
hasil karakterisasi ini dapat dilihat fase kristalnya. Penentuan fase yang terjadi
15
pada serbuk TiO2 tersebut dilakukan dengan membandingkan puncak-puncak
pada hasil karakterisasi dengan JCPDS database anatase dan rutile. Dari pola
difraksi dapat diketahui bahwa serbuk dominan mengandung fase anatase. Fase
diambil oleh kamera AFM.. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sifat
morfologi dan sifat absorbansi dari TiO2 yang telah dilakukan pelapisan
menghubungkan probe positif pada susbtrat yang terlapisi karbon dan probe
negatif pada substrat yang terlapisi TiO2. Data yang diperoleh dari pengujian ini
berupa grafik karakteristik I-V. Pengujian dilakukan dalam dua kondisi, yaitu
kondisi gelap dan terang. Dari grafik I-V akan diperoleh nilai efisiensi.
DAFTAR PUSTAKA
16
Arista, Anggia., Dahlan, Dahyunir,. & Syukri. 2016. Sintesis Lapisan TiO2 Pada
Ekasari, Vitriany., & Yudoyono, Gatut. 2013. Fabrikasi Dssc dengan Dye
Spin Coating. Surabaya: Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol 2, No.1.
Kumara, Maya Sukma Widya, Drs. Gontjang Prajitno, M.Si. 2012. Studi Awal
Karina., & S, Satwiko. Studi Karakteristik Arus-Tegangan (Kurva I-V) pada Sel
UNJ.
Muliani, Lia., Rosa, Erlyta Rosa., Hidayat, Jojo., dkk. Pembuatan Sel Surya
Pratiwi, Dinasti Dwi., Suryana, Risa., & Nurosyid, Fahru. 2016. Pemanfaatan
17
Pewarna Dye-Sensitized Solar Cells (DSSC). Surakarta: Indonesian
Pertiwi, Puji., Huda, Ichsanul., & Drs. Gontjang Prajitno M.Si. 2015.
Yulika, Deni., Kusumandari., & Suryana, risa. 2014. Pelapisan TiO2 di atas FTO
dengan Teknik Slip Casting dan Spin Coating untuk Aplikasi DSSC.
18