Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan kebutuhan utama bagi umat manusia. Peningkatan


kebutuhan energi dapat menjadi faktor peningkatan kemakmuran, tetapi juga
dapat menimbulkan masalah dalam usaha penyediaannya. Dengan semakin
menipisnya cadangan minyak bumi di Indonesia, pemanfaatan energi alternatif
nonfosil harus ditingkatkan. Ada beberapa energi alam sebagai energi alternatif
yang bersih, tidak berpolusi, aman dan persediaannya tidak terbatas yang
dikenal dengan energi terbarukan. Diantaranya adalah energi surya, angin,
gelombang dan perbedaan suhu air laut.

Upaya pencarian sumber energi baru sebaiknya memenuhi syarat yaitu


menghasilkan jumlah energi yang cukup besar, biaya ekonomis dan tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu pencarian tersebut
diarahkan pada pemanfaatan energi matahari baik secara langsung maupun
tidak langsung dengan menggunakan panel surya yang dapat merubah energi
matahari menjadi energi listrik yang dinamakan Solar Cell. Teknologi Solar
Cell telah lama dikenal oleh manusia penangkap panas yang dibawa sinar
matahari untuk diubah menjadi sumber energi listrik.

Indonesia merupakan negara yang membutuhkan pasokan energi yang


cukup besar termasuk energi listrik. Untuk pemenuhan kebutuhan energi listrik
dapat menggunakan sumber energi alternatif yaitu tenaga surya sebagai
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Sel surya (photovoltaic) merupakan
piranti yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik. Energi
surya adalah sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable energy
resources) yang sangat potensial. Energi surya dapat menghasilkan daya hingga
156.486 MW, jumlah yang lebih besar jika dibandingkan dengan sumber energi
terbarukan yang lainnya. Indonesia merupakan negara yang terletak dalam jalur
1
khatulistiwa yang sepanjang tahun mendapatkan cahaya matahari yang
berlimpah.

Pemanfaatan energi ini sebagai PLTS juga harus memperhatikan beberapa


faktor untuk pengoptimalan energi surya menjadi energi listrik yaitu: pengaruh
cuaca, kelembaban, temperatur, posisi sel surya serta arah angin yang terdapat
pada permukaan sel surya. Apabila ada yang menutupi lapisan luar sel surya,
maka cahaya yang akan diterima oleh semikonduktor akan berkurang dan akan
berimbas secara langsung terhadap proses konversi energi.

Pemanfaatan listrik fotovoltaik di Indonesia secara ekonomi lebih sesuai


untuk kebutuhan energi yang kecil pada daerah terpencil dan terisolasi.
Meskipun pembangkit fotovoltaik skala sangat besar pernah dibangun di luar
negeri yang memberikan energinya langsung kepada jaringan listrik. Namun
secara finansial kelihatannya belum layak untuk dibangun di Indonesia. Untuk
itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang Solar Energy dan Solar Cell
System.

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan laporan ini yaitu meliputi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang Solar Energy (Energi surya).


2. Untuk mengetahui tentang Panel Surya (Solar Cell).
3. Untuk mengetahui Bagian-bagian Komponen dan Prinsip Kerja Pembangkit
Listrik Tenaga Surya (PLTS).
4. Untuk mengetahui Cara Merawat Panel Surya.
5. Untuk mengetahui Keunggulan dan Kelemahan Panel Surya.
6. Untuk mengetahui cara penghitungan menentukan banyaknya Panel

1.3 Rumusan Masalah


Beberapa masalah yang akan dibahas dalam materi ini menyangkut pada
instalasi rumah tinggal, maka bahasan masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Sistem pencahayaan pada rumah type 36.

2
2. Menghitung jumlah titik lampu di setiap ruangan rumah tinggal type 36.
3. Menghitung daya listrik yang dibutuhkan untuk pencahayaan pada rumah
type 36.
4. Menghitung panel surya yang dibutuhkan untuk rumah type 36 .

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Solar Energy (Energi surya)

A. Pengertian Solar Energy (Energi surya)


Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, sehingga
penelitian tentang bintang ini lebih mudah dari pada bintang lainnya.
Matahari memiliki jarak 150 juta kilometer dari bumi, dan dia menyediakan
energi yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi ini secara terus-menerus
(Mulyono, 2007: 47). Energi yang dibebaskan oleh matahari setiap detiknya
menurut perhitungan para ahli, adalah ekuivalen dengan konversi massa
hidrogen yang besarnya adalah 4,2x10 ton/detik, yang ekuivalen dengan 1,2x10
KW (Daryanto, 2007: 72).
Energi yang diradiasikan akibat transformasi hidrogen menjadi helium
yang kemudian menghasilkan energi. Sebagian energi tersebut di
transmisikan ke bumi dengan cara radiasi gelombang elektromagnetik.
Radiasi menjalar dengan kecepatan cahaya (3* 10 8 m/s) dalam bentuk
gelombang yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda.
Peristiwa ini akan berhenti jika hidrogen dalam reaksi inti habis (Daryanto,

3
2007: 72). Untuk menghitung komponen langsung dari pemasukan radiasi
surya pada sebuah permukaan miring dari data radiasi pada sebuah
permukaan horisontal, posisi matahari pada tiap saat harus diketahui
(Arismunandar, 1985).
Indoenergi (2013) mengemukakan bahwa energi surya merujuk pada radiasi
energi dalam bentuk panas dan cahaya yang dipancarkan oleh matahari. Tanpa
energi yang datang dari matahari, planet ini tidak akan mampu mendukung
kehidupan dan energi surya adalah bentuk energi paling berlimpah yang
tersedia di planet ini.

B. Karakteristik Radiasi Sinar Surya


Energi Sinar Surya dipancarkan dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik yang terdistribusi atas radiasi energi surya dan energi
foton. Energi Sinar Surya sampai ke bumi dalam spektrum radiasi infra
merah, sinar tampak dan radiasi ultraviolet. Di luar atmosfer spektrum distribusi
radiasi sinar surya ini sebagian diserap oleh lapisan troposat dan berdebu,
dan awan. Sedangkan sebagian lagi dipantulkan kembali ke ruang angkasa.
Besar tenaga radiasi sinar pada umumnya didasarkan jarak rata-rata antara bumi
dan surya. Tenaga radiasi sinar surya persatuan waktu yang diterima pada satu-
satuan luas permukaan yang tegak lurus pada arah datangnya radiasi, pada
jarak rata-rata bumi dan surya disebut Solar Konstan (Tetapan Surya).
Pada dasarnya gelombang elektromagnetik tersebut adalah radiasi thermal.
Adapun
jenis radiasi itu selalu merambat dengan kecepatan cahaya (Ginting, 2009).
Secara fisik perambatan radiasi diperoleh dengan mengganggap setiap
kuantum sebagai suatu partikel yang memiliki energi, massa, dan momentum.
Jadi pada hakekatnya, radiasi dapat digambarkan sebagai suatu partikel
foton yang dapat bergerak dari suatu medium ke medium lain.
Ada dua macam cara radiasi matahari/surya sampai ke permukaan bumi,
yaitu (1)Radiasi langsung (Beam / Direct Radiation) adalah radiasi yang
mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi

4
dalam arah sejajar sinar dating, (2) Radiasi Hambur (Diffuse Radiation) adalah
Radiasi yang mengalami perubahan akibat pemantulan dan penghamburan.

C. Aplikasi Energi Surya


Beberapa aplikasi teknologi yang telah dikembangkan untuk mengambil
manfaat energi surya, antara lain:
a. Pemanasan Air
Penyediaan air panas sangat diperlukan oleh masyarakat, baik untuk mandi
maupun untuk alat antiseptik pada rumah sakit dan klinik kesehatan. Penyediaan
air panas ini memerlukan biaya yang besar karena harus tersedia sewaktu-waktu
dan biasanya untuk memanaskan digunakan energi fosil ataupun energi listrik.
Namun dengan menggunakan pemanas air tenaga surya maka hal ini bukan
merupakan masalah karena pemanasan air dilakukan dengan menyerap panas
matahari dengan menggunakan kolektor sehingga tidak memerlukan biaya
bahan bakar.
b. Distilasi Air
Salah satu manfaat dari sinar matahari adalah menguapkan air (distilasi).
Cara kerjanya adalah sebuah kolam yang dangkal, dengan kedalaman 25mm
hingga 50 mm, ditututup oleh kaca. Air yang dipanaskan oleh radiasi matahari,
sebagian menguap, sebagian uap itu mengembun pada bagian bawah dari
permukaan kaca yang lebih dingin. Kaca tersebut dimiringkan sedikit 10 derajat
untuk memungkinkan embunan mengalir karena gaya berat menuju ke saluran
penampungan yang selanjutnya dialirkan ke tangki penyimpanan.
c. Penerangan Ruangan
Teknik pemanfaatan energi matahari yang banyak dipakai saat ini adalah
penerangan ruangan. Dengan teknik ini pada siang hari lampu pada bangunan
tidak perlu dinyalakan sehingga menghemat penggunaan listrik untuk
penerangan. Teknik ini dilaksanakan dengan mendesain bangunan yang
memungkinkan cahaya matahari bisa masuk dan menerangi ruangan dalam
bangunan.
d. Kompor Matahari

5
Prinsip kerja dari kompor matahari adalah dengan memfokuskan panas yang
diterima dari matahari pada suatu titik menggunakan sebuah cermin cekung
besar sehingga didapatkan panas yang besar yang dapat digunakan untuk
menggantikan panas dari kompor minyak atau kayu bakar.

e. Pengeringan Hasil Pertanian

Hal ini biasanya dilakukan petani di desa-desa daerah tropis dengan


menjemur hasil panennya dibawah terik sinar matahari. Cara ini sangat
menguntungkan bagi para petani karena mereka tidak perlu mengeluarkan biaya
untuk mengeringkan hasil panennya. Berbeda dengan petani di negara-negara
empat musim yang harus mengeluarkan biaya untuk mengeringkan hasil
panennya dengan menggunakan oven yang menggunakan bahan bakar fosil
maupun menggunakan listrik.

2.2 Panel Surya (Solar Cell)


A. Pengertian Panel Surya (Solar Cell)

Panel surya atau solar cell adalah alat untuk mengkonversi tenaga matahari
menjadi energi listrik. Sel surya tersebut dari potongan silikon yang sangat
kecil dengan dilapisi bahan kimia khusus untuk membentuk dasar dari sel
surya. Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3 mm yang
terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif.
Tiap sel surya biasanya menghasilkan tegangan 0,5 volt (Ginting, 2009).

Sel Surya merupakan elemen aktif (semi konduktor) yang


memanfaatkan efek fotovoltaik (photovoltaic) untuk merubah energi surya
menjadi energi listrik. Photovoltaic (PV) adalah piranti semikonduktor yang
dapat merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC)
dengan menggunakan kristal silikon (Si) yang tipis. PV biasanya dikemas dalam
sebuah unit yang disebut modul. Dalam sebuah modul surya terdiri dari
banyak sel surya yang bisa disusun secara seri maupun paralel.

Bagian paling penting dari sel surya lapisan semikonduktor. Selain bahan
semikonduktor, sel surya terdiri dari grid atas logam atau kontak listrik lainnya
6
untuk mengumpulkan elektron dari semikonduktor dan mentransfernya ke
beban eksternal, dan lapisan kontak kembali untuk menyelesaikan sirkuit listrik.
Kontak listrik logam harus tahan oksidasi untuk memperpanjang umur sel. Di
bagian atas sel lengkap biasanya penutup kaca atau jenis enkapsulan transparan
ditempatkan untuk menutup sel dan menjaga kelembaban dan puing-puing
(Ghosh and prelas, 2010). Solar cell dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Skema Solar Cell

Posisi ideal panel surya adalah menghadap langsung ke sinar matahari


(untuk memastikan efisiensi maksimum). Panel surya modern memiliki
perlindungan overheating yang baik dalam bentuk semen konduktif termal.
Perlindungan overheating penting dikarenakan panel surya mengkonversi
kurang dari 20% dari energi surya yang ada menjadi listrik, sementara sisanya
akan terbuang sebagai panas, dan tanpa perlindungan yang memadai kejadian
overheating dapat menurunkan efisiensi panel surya secara signifikan.

Pada tengah hari yang cerah radiasi sinar matahari mampu mencapai 1000
watt permeter persegi. Jika sebuah piranti semikonduktor seluas satu meter

7
persegi memiliki efisiensi 10 persen, maka modul sel surya ini mampu
memberikan tenaga listrik sebesar 100 watt. Saat ini modul sel surya komersial
memiliki efisiensi berkisar antara 5 hingga 15 persen tergantung material
penyusunnya. Tipe silikon kristal merupakan jenis piranti sel surya yang
memiliki efisiensi tinggi meskipun biaya pembuatannya relatif lebih mahal
dibandingkan jenis sel surya lainnya.

B. Jenis-jenis Sel Surya

a. Monocrystallne

Jenis ini terbuat dari batangan kristal yang diiris tipis–tipis. Karena sel surya
berasal dari satu induk batangan kristal, maka setiap potongan memiliki
karakteristik yang identik dengan yang lainnya. Sehingga efisiensi
monocrystalline mampu mencapai 15 – 20 %. Kelemahan dari sel surya tipe
monocrystalline adalah potongan dari setiap sel suryanya berupa segi 6, 8 atau
bulat. Sehingga apabila disusun bersama sel surya yang lainnya akan
membentuk ruang kosong.

b. Polycrystalline

Jenis ini terbuat dari beberapa batang kristal silikon yang dilebur kemudian
dituang dalam cetakan yang umumnya berbentuk persegi. Kemurnian kristal
silikon polycrystalline tidak setinggi monocrystalline. Efisiensinya sekitar 13 –
16 %, tetapi dengan potongan yang berbentuk persegi, polycrystalline dapat
disusun lebih rapat daripada monocrystalline, sehingga mengurangi ruang–
ruang kosong antar sel surya.

Proses pembuatan polycrystalline

c. Armophous Silicon (a-Si)

Solar sel jenis ini ada pada mainan anak – anak, jam tangan, kalkulator dan
perangkat elektronik yang non-vital. Efisiensinya rendah sekitar 6 – 8%

d. Cadmium Tellruride (CdTe)

8
Sel surya jenis ini mengandung bahan Cadmium Telluride yang memiliki
efisiensi lebih tinggi dari sel surya Amorphous Silicon, yaitu sekitar: 9% - 11%.

e. Copper Indium Gallium Selenide (CIGS)

Dibandingkan kedua jenis sel surya thin film di atas, CIGS sel surya
memiliki efisiensi paling tinggi yaitu sekitar 10% - 12%. Selalin itu jenis ini
tidak mengandung bahan berbahaya Cadmium seperti pada sel surya CdTe.

C. Karakteristik Solar Cell

Sel Surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon yang


berperan sebagai insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila
ada energi dan panas. Sebuah silikon sel surya adalah sebuah diode yang
terbentuk dari 3 lapisan atas silikon tipe n (silicon doping of“phosphorous”),
dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of “boron”). Elektron-
elektron bebas terbentuk dari milion photon atau benturan atom pada lapisan
penghubung (junction=0.2-0.5 mikron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.

Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar


matahari menjadi photon) tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon,
dan secara konstan akan menghasilkan energi berkisar ± 0.5 volt-max. 600 mV
pada 2 amp, dengan kekuatan radiasi solar matahari 1000 W/m² = ”1 Sun” akan
menghasilkan arus listrik (I) sekitar 30 mA/cm² per sel surya. Pada Gambar 3
dibawah yang menggambarkan keadaan sebuah sel surya beroperasi secara
normal. Sel surya akan menghasilkan energi maksimum jika nilai Vm dan Im
juga maksimum. Sedangkan Isc adalah arus listrik maksimum pada nilai
volt= nol; Isc berbanding langsung dengan tersedianya sinar matahari. Voc
adalah volt maksimum pada nilai arus nol; Voc naik secara logaritma dengan
peningkatan sinar matahari, karakter ini yang memungkinkan sel surya untuk
mengisi accu.

9
Gambar 2. Rangkaian Persamaan Sel Surya

Persaman dari rangkaian Gambar 2 adalah:

( 𝑉+ 𝐼𝑅 ( 𝑉+ 𝐼𝑅𝑠
𝐼 = 𝐼𝑙 − 𝐼0 ⌊exp ( 𝑛𝐾𝑇/𝑞𝑠 ) − 1⌋ − 𝑅𝑠ℎ

Keterangan:

Io : Arus saturasi reserver (Ampere)


n : faktor ideal dioda (bernilai 1 untuk dioda ideal)
q : pengisisan electron ( 1602. 10-19 C)
k : konstanta Boltzaman ( 13806.10-23 J.K-1)
t : temperatur solar sel ( o K)

Gambar 3. Kurva I-V

10
Keterangan:

Isc : Short-circuit current

Vsc : Open-circuit voltage

Vm : Voltage maksimum power

Im : Current maksimum power

Pm : Power maksimum-output dari PV array (watt)

Sebuah Sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur


sel tetap normal (pada 25 derajat celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi
dari temperatur normal pada PV sel akan melemahkan voltage (Voc). Setiap
kenaikan temperatur sel surya 1 derajat celsius (dari 25 derajat) akan
berkurang sekitar 0.4 % pada total tenaga yang dihasilkan 8 atau akan
melemah 2x lipat untuk kenaikkan temperatur sel per 10 derajat C. Gambar 4
merupakan grafik pengaruh temperatur pada solar cell dalam °C.

Gambar 4. Grafik Arus Terhadap Temperatur

Radiasi solar matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariabel, dan


sangat tergantung keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar
matahari akan banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada volt.
Gambar 5 merupakan grafik pengaruh temperatur pada solar cell dalam W/m2.

11
Gambar 5. Grafik Arus Terhadap Tegangan

Kecepatan tiup angin disekitar lokasi PV array dapat membantu


mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca PV array. Keadaan atmosfir
bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap, uap air udara, kabut
dan polusi sangat mementukan hasil maksimum arus listrik dari deretan PV.

D. Jenis-jenis kolektor surya

Kolektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang


menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari
sebagai sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada
kolektor surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan,
sedangkan sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi
panas, lalu panas tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam
kolektor surya untuk kemudian dimanfaatkan guna berbagai aplikasi. Kolektor
surya yang pada umumnya memiliki komponen-komponen utama, yaitu Cover
berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju lingkungan,
Absorber berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari, Kanal
berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja, Isolator berfungsi
meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari absorber menuju
lingkungan, Frame berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban
kolektor (Gurning, 2010).

Jenis-jenis kolektor surya antara lain:

12
a. Kolektor Surya Prismatik

Kolektor surya tipe prismatik adalah kolektor surya yang dapat menerima
energi radiasi dari segala posisi matahari. kolektor jenis ini juga dapat
digolongkan dalam kolektor plat datar dengan permukaan kolektor berbentuk
prisma yang tersusun dari empat bidang yang berbentuk prisma, dua bidang
berbentuk segitiga sama kaki dan dua bidang berbentuk segi empat siku–
siku.sehingga dapat lebih optimal proses penyerapan.

Gambar 6. Skema sistem kolektor surya prismatic

b. Kolektor Surya Plat Datar

Kolektor surya tipe plat datar adalah tipe kolektor surya yang dapat
menyerap energi matahari dari sudut kemiringan tertentu sehingga pada proses
penggunaannya dapat lebih mudah dan lebih sederhana. Kolektor surya
merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan fluida kerja yang
mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energi radiasi matahari
menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak, oli, dan udara
kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran dibawah 95°C. dalam
aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk memanaskan udara dan air.
Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah bahwa
memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan
13
langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena
desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya
pembuatan yang murah. Tipe ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan
energi panas pada temperatur di bawah 100°C. Spesifikasi tipe ini dapat dilihat
dari absorbernya yang berupa plat datar yang terbuat dari material dengan
konduktivitas termal tinggi, dan dilapisi dengan cat berwarna hitam. Kolektor
plat datar memanfaatkan radiasi matahari langsung dan terpencar (beam dan
diffuse), tidak membutuhkan pelacak matahari, dan hanya membutuhkan sedikit
perawatan.

Gambar 7. Kolektor plat surya datar

c. Concentrating Collectors

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada
temperature antara 100° – 400°C. Kolektor surya jenis ini mampu
memfokuskan energi radiasi cahaya matahari pada suatu receiver, sehingga
dapat meningkatkan kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber.
Spesifikasi jenis ini dapat dikenali dari adanya komponen konsentrator yang
terbuat dari material dengan transmisivitas tinggi. Berdasarkan komponen
absorbernya jenis ini dikelompokan menjadi dua jenis yaitu Line Focus dan
Point Focus. Agar cahaya matahari selalu dapat difokuskan terhadap tabung
absorber, concentrator harus dirotasi. Pergerakan ini disebut dengan tracking.
Temperatur fluida melebihi 4000C dapat dicapai pada sistem kolektor ini.

14
Gambar 8. Concentrating collector

d. Evacuated Tube Collectors

Jenis ini dirancang untuk menghasilkan energi panas yang lebih tinggi
dibandingkan dengan dua jenis kolektor surya sebelumnya. Keistimewaannya
terletak pada efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan
panasnya yang relatif rendah. Hal ini dikarenakan fluida yang terjebak diantara
absorber dan covernya dikondisikan dalam keadaan vakum, sehingga mampu
meminimalisasi kehilangan panas yang terjadi secara konveksi dari permukaan
luar absorber menuju lingkungan.

Gambar 9. Evacuated tube collector

E. Daya dan Efisiensi

15
Sebelum mengetahui daya sesaat yang dihasilkan kita harus
mengetahui energi yang diterima, dimana energi tersebut adalah perkalian
intensitas radiasi yang diterima dengan luasan dengan persaman:

𝐸 = 𝐼𝑟 𝑥 𝐴

Keterangan:

𝐼𝑟 : Intensitas radiasi matahari (W/m2)

A : Luas Permukaan (m2)

Sedangkan untuk besarnya daya sesaat yaitu perkalian tegangan dan


arus yang dihasilkan oleh sel fotovoltaik dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

𝑃= 𝑉𝑥𝐼

Keterangan:

P : Daya (Watt),

V : Beda potensial (Volt)

I : Arus (Ampere)

Radiasi surya yang mengenai sel fotovoltaik dengan menggunakan alat


pyranometer adalah dalam satuan mV sehingga harus dikonversikan menjadi
W/m2 , persamaan yang digunakan adalah:
𝐼𝑟 (𝑚𝑉) 𝑊
𝐼𝑟 = 𝑥 1000 ( 2 )
21,13 𝑚
Efisiensi yang terjadi pada sel surya adalah merupakan perbandingan
daya yang dapat dibangkitkan oleh sel surya dengan energi input yang diperoleh

16
dari sinar matahari. Efisiensi yang digunakan adalah efisiensi sesaat pada
pengambilan data.

F. Parameter Solar Cell

Pengoperasian maksimum Sel Surya sangat tergantung pada :

a. Ambient air temperature

Sebuah Sel Surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur


sel tetap normal (pada 25 derajat Celsius), kenaikan temperatur lebih tinggi dari
temperatur normal pada PV sel akan melemahkan voltage (Voc). Setiap
kenaikan temperatur sel surya 1°C (dari 25 derajat) akan berkurang sekitar 0.4%
pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2x lipat untuk kenaikkan
temperatur Sel per 10°C.

b. Radiasi solar matahari (insolation)

Radiasi solar matahari di bumi dan berbagai lokasi bervariabel, dan


sangat tergantung keadaan spektrum solar ke bumi. Insolation solar
matahari akan banyak berpengaruh pada current (I) sedikit pada volt

c. Kecepatan angin bertiup

Kecepatan tiup angin disekitar lokasi PV array dapat membantu


mendinginkan permukaan temperatur kaca-kaca PV array.

d. Keadaan atmosfir bumi

Keadaan atmosfir bumi berawan, mendung, jenis partikel debu udara, asap,
uap air udara, kabut dan polusi sangat mementukan hasil maksimum arus listrik
dari deretan PV.

e. Orientasi panel atau array PV

Orientasi dari rangkaian PV (array) ke arah matahari secara optimum


adalah penting agar panel/deretan PV dapat menghasilkan energi
maksimum. Selain arah orientasi, sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan
17
PV juga sangat mempengaruhi hasil energi maksimum. Untuk lokasi yang
terletak di belahan utara latitude, maka panel/deretan PV sebaiknya
diorientasikan ke selatan. Orientasi ke timur—barat walaupun juga dapat
menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/ deretan PV, tetapi tidak
akan mendapatkan energi matahari optimum. Posisi letak sel surya (array)
terhadap matahari (tilt angle/sudut orientasi matahari). Mempertahankan
sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara tegak lurus
akan mendapatkan energi maksimum 1000 W/m2 atau 1 kW/m2. Apabila
tidak dapat mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan
bidang PV, maka ekstra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel
PV terhadap sun altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).

2.3 Bagian-bagian dan Prinsip Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Surya


(PLTS)

A. Bagian-bagian PLTS
Bagian-bagian pembangkit listrik tenaga surya, antara lain: (1) Modul sel
surya terdiri dari beberapa jenis ada yang berkapasitas 20 Wp, 30 Wp, 50 Wp,
100 Wp. (2) Pengatur pengisian muatan baterai, berfungsi untuk mengatur
besarnya arus listrik yang dihasilkan oleh modul PV agar penyimpanan ke
baterei sesuai dengan kapasitas baterei. (3) Charge controller, digunakan untuk
mengatur pengaturan pengisian baterai. Tegangan maksimun yang dihasilkan
panel surya pada hari yang terik akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat
merusak baterai. (4) Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan
tegangan searah (DC–direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC-
alternating current). (5) Baterai adalah perangkat kimia untuk menyimpan
tenaga listrik dari tenaga surya. Tanpa baterai, energi surya hanya dapat

18
digunakan pada saat ada sinar matahari. Kapasitas baterei disesuaikan dengan
kapasitas modul dan besar daya penggunaan listrik yang diinginkan. (6) Kabel
(wiring), yang merupakan komponen standar sebagai penghubung tempat
mengalirkan arus listrik. (7) Mounting hardware atau framework, yang
merupakan pendukung untuk menempatkan atau mengatur posisi solar panel
agar dapat menerima sinar matahari dengan baik.

B. Prinsip Kerja PLTS

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan


unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari
beberapa sel fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi
ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah
dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang
dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal
yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter
sesuai dengan kebutuhannya. Cara kerja photovoltaik diperlihatkan pada
Gambar 6. Pada Gambar 7 diperlihatkan sistem PLTS.

Gambar 10. Cara Kerja Fotovoltaik

19
Gambar 11. Sistem PLTS

Gambar 12. Penggunaan PLTS di rumah

Panel surya/solar cells/solar panel menghasilkan energi listrik tanpa biaya,


dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon yang
disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan arus listrik.
Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah
panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt
tegangan maksimun).

20
Gambar 13. Diagram PLTS

Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya
diparalel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar
diatas menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan panel surya lainnya.
Kaki/kutub negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif
panel surya dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif
panel surya dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel
surya yang dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi
baterai. Untuk menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti
televisi, radio, komputer, dll arus baterai disuplai oleh inverter.

C. Menghitung Kebutuhan Sistem PLTS

Solarsuryaindonesia (2012), menjelaskan mengenai gambaran tentang


bagaimana perhitungan sistem energi surya/PLTS dibuat. Panel PV
menghasilkan arus listrik searah (DC), yang harus dikonversi ke arus
listrik AC. Sebuah inverter digunakan untuk mengubah listrik DC menjadi
listrik AC untuk menjalankan peralatan rumah tangga standar yang umumnya
bertegangan 220 Volt. Jumlah listrik yang dihasilkan inverter diukur dalam watt

21
(W). Dengan asumsi efisiensi power inverter 90%; Untuk menentukan
kebutuhan listrik cadangan anda ditentukan oleh dua hal yaitu:

a. Menentukan tipe watt inverter dengan cara menjumlah beban watt dari
perangkat yang ingin di back up. Daya total ini dihitung dalam Watt/hours, atau
total daya yang digunakan bersamaan setiap jamnya. Contoh: Beban listrik yang
ingin di back up oleh anda sejumlah 450 W/h maka bisa menggunakan inverter
500watt, boleh lebih tetapi tidak boleh kurang. Dengan mempertimbangkan
faktor efisiensi, sebaiknya daya watt inverter mendekati daya watt beban.

b. Menentukan baterai yang digunakan untuk lama waktu back up.. Contoh
rumus :
Aki mobil 12Volt 100Ah dan total beban 400 watt/jam Maka rumusnya adalah,
12 Volt dikali 100Ah =1200watt/jam dibagi Beban 400watt = 3 jam.

Contoh daya listrik digunakan untuk kebutuhan sebagai berikut: 1 unit


Kulkas 100 Watt dipakai 24 Jam =2400 Wh, 1 unit LCD 32″ 80 Watt dipakai 5
jam =400 Wh, 10 lampu LED 7 Watt dipakai 10 Jam =700 Wh, Total 187
Watt/Hour dan 3500 Wh per hari. Dari total yang digunakan adalah sebesar 187
Watt per jam. Apabila dijumlah, total pemakaian listrik per hari adalah 3500
Watt Hour. Gambaran Cara penghitungan sederhana untuk pemakaian Listrik
Tenaga Surya: 3500 Wh : 130 Wp (Bila menggunakan Tipe Panel Surya
130Wp) = 26, 92. 26,92 unit : 5 jam (Lama pemanasan per hari) = 5.384. 5.384
x 1,5 (Minimal daya Otonomi) = 8 Unit (angka Pembulatan). Listrik yang di
hasilkan adalah: 8 unit x 130 Wp = 1040 Watt per satu jam pemanasan pada
puncak pemanasan (peak). Dalam sehari, kurang lebih bisa menghasilkan listrik
sebesar 1040 Wp x 5 jam Pemanasan = 5200 Wh. Jadi untuk beban listrik
terpasang, setara dengan kapasitas 1040 Wp atau 5200 Wh menggunakan 8 unit
panel tipe 130 Wp dan unit penyimpan daya (baterai) berkapasitas 12V 100 Ah
sebanyak 6 unit, satu unit Battery Charge Control, dan satu unit inverter,
bracket, panel box, box battery, dan peralatan pendukung lainya. Daya simpan
penggunaan solar cell untuk lampu penenrangan terdapat pada Lampiran 1.

22
2.4 Cara Merawat Panel Surya

Pemeliharaan panel surya relatif mudah dan memerlukan biaya rendah


mengingat bahwa panel surya tidak memiliki bagian yang bergerak secara
mekanik. Namun, mempertahankan panel surya tetap di kondisi puncak sangat
penting untuk menjaga kinerja tinggi dari sel fotovoltaik. Cara membersihkan
panel surya, yaitu:

a. Installer panel surya

Sebelum membersihkan panel surya, sangat dianjurkan untuk berkonsultasi


dengan installer atau produsen panel surya tersebut. Produk yang berbeda
mungkin memiliki spesifikasi tertentu terhadap teknik pembersihan atau bahan-
bahan pembersih.

b. Waktu yang tepat

Rencanakan membersihkan panel surya pada saat panel surya tidak


bekerja/off time, ini sangat penting karena dua alasan utama: perlu menjaga
produksi panel surya tidak terpengaruh dan kedua, menghindari membersihkan
panel surya pada saat sinar matahari terasa terik. Waktu terbaik untuk
membersihkan panel surya adalah di awal pagi atau sore hari.
c. Menggunakan selang air

Jika panel surya hanya sedikit berdebu, dapat menggunakan selang air biasa
dengan tekanan. Namun ini mungkin tidak memadai bila kotoran atau debu
berjumlah banyak.

d. Menggunakan sabun

Untuk menghilangkan debu dan noda berat pada kaca panel surya dapat
menggunakan air sabun hangat, dengan spons atau kain lembut. Yang penting
adalah harus membersihkan permukaan kaca panel surya karena bagian ini yang
menghasilkan listrik dari sinar matahari.

2.5 Keunggulan dan Kelemahan Panel Surya

23
Energi matahari menjadi pilihan energi terbarukan yang menarik bagi
banyak pemilik rumah di seluruh dunia. Menurut Indoenergi (2012), beberapa
keunggulan dan kelemahan menggunakan panel surya

A. Keunggulan panel surya

a. Panel surya ramah lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap


perubahan iklim seperti pada kasus penggunaan bahan bakar fosil karena panel
surya tidak memancarkan gas rumah kaca yang berbahaya seperti karbon
dioksida.
b. Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk
energi paling berlimpah yang tersedia di planet ini.
c. Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat
rendah karena tidak ada bagian yang bergerak.
d. Panel surya tidak memberikan kontribusi terhadap polusi suara dan bekerja
dengan sangat diam.
e. Banyak negara di seluruh dunia menawarkan insentif yang menguntungkan
bagi pemilik rumah yang menggunakan panel surya.
f. Harga panel surya terus turun meskipun mereka masih harus bersaing dengan
bahan bakar fosil.
g. Tidak diharuskan membeli semua panel surya yang diperlukan dalam waktu
yang sama, tetapi dapat dibeli secara bertahap yang berarti tidak perlu
melakukan investasi besar secara instan.
h. Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai mereka yang
mencapai 20+ tahun.
i. Masa pakainya yang panjang, mecapai 25-30 tahun, menggaransi
penggunanya akan menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.

B. Kelemahan Panel Surya:


a. Panel surya masih relatif mahal, bahkan meskipun setelah banyak
mengalami penurunan harga.

24
b. Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena
banyak sinar matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata
panel surya saat ini mencapai efisiensi kurang dari 20%.
c. Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel
surya.
d. Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.
e. Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon,
selenium, kadmium, dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca),
kesemuanya dapat ditemukan di panel surya dan bisa menjadi sumber
pencemaran selama proses daur ulang.

25
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PERHITUNGAN JUMLAH TITIK LAMPU DAN DAYA

 Teras Standar pencahayannya adalah 60 LUX


 Ruang tamu Standar pencahayannya adalah 120 – 150 LUX
 Ruang makan Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 Ruang kerja Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 Kamar tidur Standar pencahayannya adalah 120 – 250 LUX
 Kamar mandi Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 Dapur Standar pencahayannya adalah 250 LUX
 Garasi Standar pencahayannya adalah 60 LUX

26
Jumlah titik lampu dapat dihitung dengan :

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

N = Jumlah titik lampu


E = Kuat penerangan (Lux), rumah atau apartemen standar 100lux - 250lux
L = Panjang (Length) ruangan dalam satuan Meter
W = Lebar (Width) ruangan dalam satuan Meter.
Ø = Total nilai pencahayaan lampu dalam satuan LUMEN
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa nilainya
antara 0,7–0,8
Cu = (Coeffesien of Utillization)
n = Jumlah Lampu dalam 1 titik

3.1.1 Perhitungan Lumen Pada Setiap Titik Lampu

1. Ruang Tamu
Panjang : 6 meter
Lebar : 6 meter
Tinggi : 4 meter
E : 140 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

27
Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1200 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1200 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

2. Kamar tidur 1
Panjang : 2,5 meter
Lebar : 4 meter
Tinggi : 4 meter
E : 200 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1142.857 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1142.857 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

3. Kamar tidur 2
Panjang : 3,5 meter
Lebar : 3 meter
Tinggi : 4 meter

28
E : 200 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1200 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1200 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

4. Kamar tidur 3
Panjang : 2,5 meter
Lebar : 3,5 meter
Tinggi : 4 meter
E : 200 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1000 lumen

29
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 200 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

5. Ruang Makan
Panjang : 4 meter
Lebar : 3 meter
Tinggi : 4 meter
E : 200 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n
Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1371.429 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1371.429 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

6. Ruang Keluarga
Panjang : 4 meter
Lebar : 3 meter
Tinggi : 4 meter
E : 200 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5

30
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1371.429 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1371.429 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

7. Dapur
Panjang : 2,5 meter
Lebar : 3 meter
Tinggi : 4 meter
E : 250 lux
N : 5 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 1071.429 lumen
Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1071.429 lumen
Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

8. Kamar mandi 1
31
Panjang : 2,5 meter
Lebar : 1,2 meter
Tinggi : 4 meter
E : 250 lux
N : 2 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 2142.857 lumen

Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1071.429 lumen


Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

9. Kamar mandi 2
Panjang : 1,5 meter
Lebar : 2 meter
Tinggi : 4 meter
E : 250 lux
N : 2 titik lampu
LLF : 0,7
CU : 50 % / 0,5
n : 1 lampu

N= ExLxW
Ø x LLF x Cu x n

32
Ø= ExLxW
N x LLF x Cu x n
Ø = 2142.857 lumen

Maka pada setiap titik lampu dibutuhkan 1071.429 lumen


Maka untuk memenuhi standar penerangan yang ditetapkan dibutuhkan 5 lampu Led
sebesar 13 watt setara dengan 1400 lumen

3.1.2 DESKRIPSI PEMAKAIAN


Rumah tipe 70 ini menggunakan listrik dari pln sebesar 4400 VA dengan rincian
penggunaan sebagai berikut :

Total daya
Nama peralatan Jumlah Peralatan Daya peralatan
ac 3 900 2700
kulkas 1 350 350
lampu 44 13 572
tv 1 100 100
lain lain 1 626 626

Total daya : 4400 va

Perhitungan pemakaian energy listrik per hari

Total daya Lama


Nama peralatan Jumlah Peralatan Daya peralatan Pemakaian WH
ac 3 900 2700 18 48600
kulkas 1 350 350 24 8400
lampu 44 13 572 12 6864
tv 1 100 100 8 800
lain lain 1 678 678

Jumlah pemakaian per hari 64664 WH atau 64,664 Kwh diluar pemakaian stop kontak

3.1.3 PERHITUNGAN PEMBAGIAN BEBAN

33
1. Beban 1 ( penerangan )
Daya 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
MCB yang digunakan =
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

624 𝑥 1,2
MCB yang digunakan =
220
MCB yang digunakan = 3,4 A
Maka mcb yang kita gunakan adalah mcb senilai 4A

2. Beban 2 ( Stop Kontak)


Daya 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
MCB yang digunakan =
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

678 𝑥 1,2
MCB yang digunakan =
220
MCB yang digunakan = 3,69 A
Maka mcb yang kita gunakan adalah mcb senilai 4A

3. Beban 3 ( AC1 )
Daya 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
MCB yang digunakan =
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

900 𝑥 1,2
MCB yang digunakan =
220
MCB yang digunakan = 4,9 A
Maka mcb yang kita gunakan adalah mcb senilai 6A
4. Beban 4 ( AC2 )
Daya 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
MCB yang digunakan =
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

900 𝑥 1,2
MCB yang digunakan =
220
MCB yang digunakan = 4,9 A
Maka mcb yang kita gunakan adalah mcb senilai 6A

34
5. Beban 5 ( AC3 )
Daya 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑎𝑚𝑎𝑛𝑎𝑛
MCB yang digunakan =
𝑇𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛

900 𝑥 1,2
MCB yang digunakan =
220
MCB yang digunakan = 4,9 A
Maka mcb yang kita gunakan adalah mcb senilai 6A

3.2 PERHITUNGAN ENERGY BARU TERBARUKAN


Rumah tipe 70 ini menggunakan lampu led downlight dan led biasa 13 wat dengan total
43 lampu dengan daya total 624 watt, penggunaan lampu ini rata rata selama 12 jam
perhari maka apabila grup penerangan akan diganti dengan sumber energy baru dan
terbarukan atau dalam makalah kali ini akan digunakan energy matahari maka dibutuhkan
daya total 6864 wh dengan rincian sebagai berikut,
1. Perhitungan daya lampu
Daya lampu per hari = jumlah lampu x watt lampu x lama penggunaan setiap hari
= 44 x 13 x 12
= 6864 WH / 6,864 KWH
2. Perhitungan Jumlah baterai
Untuk memenuhi daya tersebut dibutuhkan baterai deep cycle 100 AH sebanyak 8 buah
dengan asumsi setiap baterai hanya diperbolehkan digunakan sampai 75 % untuk
menghindari baterai soak dan memperpanjang usia pakai baterai dengan uraian sebagai
berikut :

Daya yang dibutuhkan


Jumlah baterai yang digunakan =
( 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 𝑥 75%)

6864
Jumlah baterai yang digunakan =
( 100𝑥12 𝑥 75%)

Jumlah baterai yang digunakan = 7,6266

Maka Kita bulatkan menjadi 8 baterai 100 AH

35
6. Perhitungan Jumlah Panel Surya
Kemudian jumlah panel surya yang dibutuhkan dapat dihitung dengan cara
Jumlah solar cell yang digunaan
Daya yang dibutuhkan x 𝑚𝑖𝑛𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑜𝑡𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖
=
( 𝑤𝑎𝑡𝑡 𝑝𝑒𝑎𝑘 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑐𝑒𝑙𝑙 𝑥 𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 )

6864 x 1,5
Jumlah solar cell yang digunakan =
( 100 𝑥 5 )

Jumlah solar cell yang digunakan = 20,592

Maka apabila digunakan panel surya 100 wp dengan asumsi paparan cahaya selama 5 jam
per hari dibutuhkan 20 panel surya dengan pembulatan serta toleransi 2,5%. Pembulatan
tersebut dapat ditoleransi diperhitungkan dari minimal daya otonomi.
7. Perhitungan Inverter
Inverter yang dibutuhkan adalah sebesar
Watt penerangan = jumlah lampu x watt per lampu
= 44 x 13
= 572
Inverter yang dibutuhkan = total watt x (200% - efisiensi inverter)
= 572 x (200%-90%)
= 572 x 110%
= 629 va

Maka dibutuhkan inverter sebesar 700 va( pembulatan ke atas menyesuaikan dengan
inverter yang tersedia di pasaran )
8. Perhitungan Battery Controller Regulator
Apabila Panel surya yang digunakan sebesar 100 WP dengan deskripsi sebagai berikut
Deskripsi Produk
max voltage (Vmp) 17.6V
mac Current (Imp) 5.75A
open circuit Voltage (Voc) 22.4V

36
short circuit current (Isc) 6.08A
max power st STC (Pmax) 100W

Kemudian apabila produk bcr yang akan kita gunakan dengan deskripsi sebagai berikut
Current: 30A
Rated Voltage: 12/24V
USB Output: 2.4A *2
Over Charge Current(V): 13.7V
Solar photovoltaic voltage :12V battery with 18V solar panel, 24V battery with 36 solar
panel

Maka dapat kita hitung jumlah bcr yang kita gunakan


i max 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑙
Jumlah battery control regulator =
𝑖 max 𝑏𝑐𝑟

5,75 x 20
Jumlah battery control regulator =
30

Jumlah battery control regulator = 3,83

Maka jumlah bcr yang kita gunakan adalah 4 buah yang disusun secara parallel terhadap
baterai dan setiap BCR terhubung dengan 5 panel surya. Yang lebih jelasnya dapat dilihat
di diagram panel surya.

3.3 DIAGRAM PANEL SURYA

(Terlampir)

3.4 DENAH LOKASI DAN DIAGRAM PENGAWATAN RUMAH

(Terlampir)

3.5 PANEL DISTRIBUSI RUMAH TYPE 36

(Terlampir)

37
38
39
40
41
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Ada manfaat besar dengan memanfaatkan energi surya. Penggunaan


energi surya akan mengurangi kebutuhan energi tak terbarukan,
menciptakan lapangan kerja dan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Teknologi yang terus berkembang ini hanya akan bermanfaat bagi planet ini
jika mulai menggunakannya. Sistem tenaga surya rumahan dapat membantu
mengurangi biaya energi dengan menggunakan energi surya "gratis"
sebagai pengganti energi "berbayar" yang dibeli dari jaringan listrik
(tagihan listrik), bahkan energi yang dihasilkan matahari dapat memasok
sebagian besar kebutuhan energi rumah tangga.

Manfaat terbesar dari energi surya adalah karena energi ini bebas dari
polusi. Perekonomian dunia sekarang sangat bergantung pada bahan bakar
fosil seperti batubara, minyak bumi dan gas alam. Maka, sudah selayaknya
banyak orang yang harus menggunakan energi terbarukan ini untuk menjaga
kelestarian lingkungan dan memanfaatkan energi surya dengan baik agar
dapat menjaga kelestarian lingkungan dan meminimalisasi polusi.

4.2 SARAN
Dalan membuat sebuah rancangan instalasi listrik serta pemasangann panel
surya untuk rumah tinggal sangat dibutuhkan ketelitian dalam proses
perencanaan sampai pemasangannya. Untuk itu sebaiknya agar lebih teliti
dalam membuat rancangan instalasi listrik serta pemasangann panel surya
untuk rumah tinggal ini dimulai dari membuat denah rumah dan denah instalasi
listriknya sampai ke perhitungan daya rumah dan perhitunga berapa solar cell
yang dibutuhkan tersebut serta biayanya. Dan juga dalam pemasangannya
harus dibawah pengawasan ahli dan pastinya sesuai dengan peraturan listrik
yang berlaku misalnya PUIL.
42
DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, Wiranto. 1985. Teknologi Rekayasa Surya. Jakarta: PT. Pradnya


paramita

Daryanto. 2007. Energi Masalah dan Pemanfaatannya Bagi Kehidupan


Manusia. Yogyakarta: Pustaka Widyatama

Ginting, Noel Fransiskus. 2009. Studi pengkajian tenaga listrik mikro dari sel surya
di daerah yang tidak dijangkau distribusi PLN. Skripsi tidak diterbitkan.
Medan:USU

Gurning, Tamba. 2010. Kajian Eksperimental Pengaruh Intensitas Cahaya Dan


Laju Aliran Terhadap Efisiensi Termal Dengan Menggunakan Solar Energy
Demonstration Tipe LS-17055-2 Double Spot Light. Skripsi tidak diterbitkan.
Medan:USU

Ghosh, K. Thusar and Prelas A. Mark. 2010. Energy Resources and Systems.
Springer:New York Indoenergi. 2012. Energi surya. (online).
(http://www.indoenergi.com, diakses 20 februari 2015)

Mulyono, Agus. 2007. Cahaya Diatas Cahaya Kajian Cahaya Perspektif Fisika
dan Tasawuf. Malang: UIN Press

Solarsuryaindonesia. 2012. Menghitung Kebutuhan system PLTS. (Online).


(http://solarsuryaindonesia.com/panduan/menentukan-kebutuhan-listrik-cadangan,
diakses 7 Maret 2015)

43
LAMPIRAN 1
DATA DAYA SIMPAN BATERAI UNTUK KEBUTUHAN LAMPU
PENERANGAN

44
Kapasitas
Daya Lampu Waktu Nyala Kebutuhan Daya batteray Daya Simpan Saving

(Watt) (Jam) (Watt jam) (Ah) Batteray (W) (Jam)

10 12 120 50 600 36.0

10 12 120 60 720 45.6

10 12 120 65 780 50.4

10 12 120 70 840 55.2

10 12 120 80 960 64.8

20 12 240 50 600 12.0

20 12 240 60 720 16.8

20 12 240 65 780 19.2

20 12 240 70 840 21.6

20 12 240 80 960 26.4

30 12 360 50 600 4.0

30 12 360 60 720 7.2

30 12 360 65 780 8.8

30 12 360 70 840 10.4

30 12 360 80 960 13.6

30 12 360 100 1200 17.1

35 12 420 50 600 1.7

35 12 420 60 720 4.5

45
35 2 420 65 780 5.8

35 12 420 70 840 7.2

35 12 420 80 960 9.9

35 12 420 100 1200 15.4

40 12 480 50 600 0.0

40 12 480 60 720 2.4

40 12 480 65 780 3.6

40 12 480 70 840 4.8

40 12 480 80 960 7.2

40 12 480 100 1200 12.0

40 12 480 150 1800 24.0

40 12 480 200 2400 36.0

46

Anda mungkin juga menyukai