Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Energi Surya

Energi surya adalah energi yang didapat dengan mengubah energi panas surya (matahari)
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain.

Energi surya merupakan radiasi dari matahari yang mampu menghasilkan panas, yang
menyebabkan reaksi kimia, atau pembangkit listrik. Matahari merupakan sumber energi yang
sangat kuat, dan sinar matahari adalah jauh sumber terbesar energi yang diterima oleh Bumi,
namun intensitasnya di permukaan bumi sebenarnya cukup rendah. Ini pada dasarnya karena
radial besar penyebaran radiasi dari Matahari jauh Sebuah kerugian tambahan yang relatif kecil
karena atmosfer bumi dan awan, yang menyerap atau menyebarkan sebanyak 54 persen dari
sinar matahari yang masuk. Namun jumlah total insiden energi surya di Bumi ini jauh melebihi
persyaratan saat ini dan mengantisipasi dunia energi. Jika sesuai dimanfaatkan, sumber ini
sangat menyebar memiliki potensi untuk memenuhi semua kebutuhan energi masa depan. Pada
abad ke-21 energi surya diharapkan menjadi semakin menarik sebagai sumber
energi nonpolusi, yang berbeda dengan terbatasnya bahan bakar fosil batu bara, minyak bumi,
dan gas alam.

Matahari memancarkan energi yang luar biasa besar ke permukaan bumi. Pada keadaan cuaca
cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi. Kurang
dari 30 % energi tersebut dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversikan menjadi panas,
23 % digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian
kecil 0,25 % ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil
0,025 % disimpan melalui proses fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang akhirnya
digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil, proses
fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif dan
eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk bahan pembuat plastik, formika,
bahan sintesis lainnya.

B. Perkembangan Energi Surya di Indonesia

Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika dieksplotasi
dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat
ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk
memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan.
Perkembangan energi surya di Indonesia relatif lebih lambat, dibandingkan negara Asia
lainnyani menjadi tantangan bagi pemerintah untuk mengambangkan energi surya di
Indonesia. Tercatat, hingga akhir 2018 total kapasitas terpasang pembangkit listrik surya baru
mencapai 95 Mega Watt (MW), sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tega Listrik
(RUPTL) PLN 2019-2028 hanya menargetkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Surya (PLTS) 2 Giga Watt (GW) hingga 2028. Kapasitas PLTS di Indonesia sudah mencapai
60 Mega Watt peak (MWp) ditargetkan meningkat menjadi 85 MW, sedangkan Singapura
sudah mencapai 150 MWp akan meningkat menjadi 250 MWp.
Indonesia memiliki potensi listrik dari energi surya yang cukup besar, dapat memenuhi
kebutuhan listrik di masa depan dalam bentuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atas
tanah maupun PLTS atap. Terdapat potensi pasar pengguna listrik surya yang cukup besar pada
rumah tangga, bangunan komersial, bangunan pemerintah dan industri.
Dari jumlah total rumah tangga di Indonesia, terdapat 17,8 persen rumah tangga yang memiliki
kemampuan finansial untuk memasang perangkat listrik surya atap, yang diperkirakan dapat
mencapai kapasitas 34-116 GWp. Jumlah ini merupakan potensi pasar listrik tenaga surya yang
dapat dijangkau dalam beberapa tahun ke depan.
Penghitungan ini menjadi informasi penting bagi pengambil kebijakan di bidang energi, PLN
dan pelaku bisnis di bidang energi surya lain bahwa potensi listrik energi surya yang sangat
besar sesungguhnya dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai solusi penyediaan energi yang
berkelanjutan, sekaligus solusi dan sumbangan Indonesia terhadap upaya mengatasi krisis
perubahan iklim yang mengancam dunia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konversi Energi Surya Menjadi Listrik

1. Teknologi Energi Surya Termal

Dalam pembangkit ini, energi cahaya matahari akan digunakan untuk memanaskan suatu fluida
yang kemudian fluida tersebut akan memanaskan air. Air yang panas akan menghasilkan uap
yang digunakan untuk memutar turbin sehingga dapat menghasilkan energi listrik.
Pembangkitt Listrik Termal Surya dapat bekerja dalam berbagai cara. Pembangkit ini juga
biasa dikenal sebagai pembangkit listrik surya terkonsentrasi (concentrated solar power plants).
Tipe yang paling banyak digunakan adalah desain parabola cekung. Cermin parabola
dirancang untuk menangkap dan memfokuskan berkas cahaya ke satu titik fokus, seperti
seorang anak yang menggunakan kaca pembesar untuk membakar kertas. Pada titik fokus
tersebut terdapat pipa hitam yang panjangnya sepanjang cermin tersebut. Didalam pipa
tersebut terdapat fluida yang dipanaskan hingga temperatur yang sangat tinggi, seringkali
diatas 300 derajad fahrenheit (150 derajad celcius). Fluida panas tersebut dialirkan dalam pipa
menuju ke ruang pembangkitan energi listrik untuk memasak air, menghasilkan uap air dan
menghasilkan energi listrik.

Beberapa peralatan yang telah yang mengguanakan energy surya termal seperti sistem atau unit
berikut:
 Pengering pasca panen .
 Pemanas air domestic.
 Pemasak/oven.
 Pompa air (dengan Siklus Rankine dan fluida kerja Isopentane ).
 Penyuling air ( Solar Distilation/Still ).
 Pendingin (radiatif, absorpsi, evaporasi, termoelektrik, kompressip, tipe jet).
 Sterilisator surya.
 Pembangkit listrik dengan menggunakan konsentrator dan fluida kerja dengan titik
didih rendah.

2. Teknologi Energi Surya Fotovoltaik


Salah satu cara penyediaan energi listrik alternatif yang siap untuk diterapkan secara masal
pada saat ini adalah menggunakan suatu sistem teknologi yang diperkenalkan sebagai Sistem
Energi Surya Fotovoltaik (SESF) atau secara umum dikenal sebagai Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTS Fotovoltaik).
Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yang dapat mengubah energi sinar matahari secara
langsung menjadi energi listrik. SESF merupakan suatu sistem yang mudah didalam
pengoperasiannya, handal, serta memerlukan biaya pemeliharaan dan operasi yang rendah
menjadikan SESF mampu bersaing dengan teknologi konvensional pada sebagian besar
kondisi wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau - pulau kecil yang tidak terjangkau oleh
jaringan PLN dan tergolong sebagai kawasan terpencil.
Selain itu SESF merupakan suatu teknologi yang bersih dan tidak mencemari lingkungan.
Beberapa kondisi yang sesuai untuk penggunaan SESF antara lain pada pemukiman desa
terpencil, lokasi transmigrasi, perkebunan, nelayan dan lain sebagainya, baik untuk penerangan
rumah maupun untuk fasilitas umum. Akan tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, pada
saat ini di negara-negara maju penerapan SESF telah banyak digunakan untuk suplai energi
listrik di gedung-gedung dan perumahan di kota-kota besar. Pada umumnya modul fotovoltaik
dipasarkan dengan kapasitas 50 Watt-peak (Wp) atau kelipatannya. Unit satuan Watt-peak
adalah satuan daya (Watt) yang dapat dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dalam keadaan
standar uji (Standard Test Condition - STC). Efisiensi pembangkitan energi listrik yang
dihasilkan modul fotovoltaik pada skala komersial saat ini adalah sekitar 14 - 15 %.

Komponen utama suatu SESF adalah sel fotovoltaik yang mengubah penyinaran/radiasi
matahari menjadi listrik secara langsung (direct conversion). Teknologi sel fotovoltaik yang
banyak dikembangkan dewasa ini pada umumnya merupakan jenis teknologi kristal yang
dibuat dengan bahan baku berbasis silikon. Produk akhir dari modul fotovoltaik menyerupai
bentuk lembaran kaca dengan ketebalan sekitar 6 - 8 milimeter. Kemudian ada Balance of
System (BOS) yang meliputi controller, inverter , kerangka modul,peralatan listrik, seperti
kabel, stop kontak, dan lain-lain. Ada juga unit penyimpan energi (baterai) dan peralatan
penunjang lain seperti inverter , sistem terpusat, sistem hibrid, dan lain-lain.
B. Konversi Energi Surya Menjadi Bahan Bakar

1. Mobil Tenaga Surya


Mobil tenaga surya buatan anak bangsa. Mobil Tenaga Surya ―Solar Car‖ atau tenaga
matahari, yaitu tipe kendaraan listrik yang memakai tenaga matahari untuk sumber dayanya.
DayaDaya matahari di tangkap dengan memakai panel cell surya lalu dipakai untuk
menggerakkan motor listrik yang berperan untuk memutar roda. SupayaSupaya bisa dipakai
dengan cara stabil maka pada mobil surya dilengkapi dengan area untuk menyimpan energy
(energy storage) biasanya dipakai accu/aki atau batterai. Dilengkapai dengan alat control
pengatur kecepatan maka mobil ini bisa melaju sesuai sama dengan kecepatan sesuai sama
dengan kecepatan yang dirancang. Penggunaan tenaga surya dalam mobil bertenaga surya yaitu
untuk menyerap panas teriknya sinar matahari. Panas yang dihasilkan dalam solar cell akan
dialihkan ke Baterai Control Regulator (BRC). Untuk menambah arus yang dipakai, bisa
menggunakan aki untuk disalurkan ke baterai. Tenaga yang dihasilkan dalam mobil diolah di
power inverter untuk mengubah dari arus AC ke DC. Dinamo AC yang ditentukan haruslah
sebesar 1PK atau 750 watt. Dalam sebuah mobil bertenaga surya bisa dipakaikan 3 baterai yang
masng-masing diberi kekuatan sebesar 100 ampere.
Jadi, penggunaan 3 baterai dalam sebuah mobil bertenaga surya ini bisa mencapai 300 ampere.
Sebuah solar cell akan mampu bertahan menyimpan tenaga sebanyak 6 ampere dalam mobil
bertenaga surya. Jika kekuatan baterai 100 ampere, maka mobil ini akan bisa menempuh jarak
100 dalam 40 km/jam. SalahSalah satu kekurangan mobil ini yaitu hanya mampu bertahan
dimusim kemarau. Jika musim penghujan datang inilah kekurangan mobil tenaga diuji. Tidak
adanya sinar matahari yang cukup membuat mobil ini susah bergerak. Jadi pemakaian mobil
tenaga surya ini sangat terbatas, bisa saja mobil ini melaju tanpa tenaga surya, tetapi belum
adanya perkembangan lebih lanjut dan belum adanya standarisasi dari mobil ini.
SebagianSebagian besar bensin tersusun dari hidrokarbon alifatik yang diperkaya dengan iso-
oktana atau benzena untuk menaikkan nilai oktan. SalahSalah satu bentuk pemanfaatan energi
surya yaitu dengan panel surya. PanelPanel surya adalah perangkat rakitan sel-sel fotovoltaik
yang mengkonversi sinar matahari menjadi listrik. Ketika memproduksi panel suryadusen
harus memastikan bahwa sel-sel surya saling terhubung secara elektrik antara satu dengan yang
lain pada sistem tersebut. Sel surya juga perlu dilindungi dari kelembaban dan kerusakan
mekanis karena hal ini dapat merusak efisiensi panel surya secara signifikan dan menurunkan
masa pakai dari yang diharapkan. Contoh Lainnya adalah C-MAX Solar Energy Concept Car.

2. Kompor Tenaga Surya


Kompor tenaga surya adalah perangkat masak yang menggunakan sinar matahari sebagai
sumber energi. Berhubung kompor jenis ini tidak menggunakan bahan bakar konvensional dan
biaya operasinya rendah, organisasi kemanusiaan mempromosikan penggunaannya ke seluruh
dunia untuk mengurangi penggundulan hutan dan penggurunan, yang disebabkan oleh
penggunaan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak. Kompor surya dapat digunakan di luar
rumah, terutama dalam situasi ketika konsumsi bahan bakar minimal atau resiko kebakaran
menjadi pertimbangan penting. Semuanya menggunakan panas dari dan cahaya matahari untuk
memasak makanan.
Beberapa prinsip dasar kompor surya adalah sebagai berikut: Pemusatan cahaya matahari.
Beberapa perangkat, biasanya berupa cermin atau sejenis bahan metal/logam yang
memantulkan cahaya, digunakan untuk memusatkan cahaya dan panas matahari ke arah area
memasak yang kecil, membuat energi lebih terkonsentrasi dan lebih berpotensi menghasilkan
panas yang cukup untuk memasak. Mengubah cahaya menjadi panas. Bagian dalam kompor
surya dan panci, dari bahan apapun asal yang berwarna hitam, dapat meningkatkan efektivitas
pengubahan cahaya menjadi panas. Panci berwarna hitam dapat menyerap hampir semua
cahaya matahari dan mengubahnya menjadi panas, secara mendasar meningkatkan efektivitas
kerja kompor surya. Semakin baik kemampuan panci menghantarkan panas, semakin cepat
kompor dan oven bekerja.

C. Keuntungan dan Kerugian


Keuntungan Energi Matahari
Energi surya merupakan sumber daya yang tidak hanya berkelanjutan (sustainable), akan tetapi
juga dapat diperbaharui terus menerus (setidaknya sampai matahari habis dalam miliaran
tahun). Tenaga surya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik, juga digunakan dalam
teknologi yang relatif sederhana untuk memanaskan air (pemanas air matahari). Penggunaan
skylight dalam konstruksi rumah juga dapat mengurangi pengeluaran energi yang dibutuhkan
untuk penerangan kamar dalam rumah di siang hari. Panel surya juga membutuhkan sedikit
perawatan. Setelah instalasi dan dioptimasi, panel ini sangat handal, karena faktanya mereka
secara aktif menciptakan listrik dengan luasan hanya beberapa milimeter dan tidak memerlukan
jenis bagian mekanis yang kemungkinan bisa gagal. Panel surya juga memproduksi energi
dalam diam, tak usah khawatir tetangga protes karena kebisingan. KeuntunganKeuntungan
lainnya adalah operasional tenaga surya sangat minim polusi udara sehingga sangat ramah
lingkungan

Kelemahan Energi Matahari


Kerugian utama dari tenaga surya adalah bahwa jelas energinya tidak dapat diproduksi di
malam hari. Daya yang dihasilkan juga berkurang pada saat mendung (meskipun energi masih
diproduksi pada saat mendung). Keluaran energi panel surya maksimal ketika panel langsung
menghadap matahari. Ini berarti bahwa panel di lokasi yang tetap, seperti gedung di atas, akan
berkurang produksinya ketika matahari tidak pada sudut yang optimal. Banyak PLTS skala
besar yang mengatasi masalah ini dengan panel yang dapat melacak matahari untuk menjaga
panel di sudut yang optimal sepanjang hari.

Hingga sekarang sel surya yang paling efisien hanya mampu mengkonversi lebih dari 20% dari
sinar matahari menjadi listrik. Dengan meningkatnya kemajuan teknologi sel surya nomor ini
cenderung meningkat. Selain efisiensi konversi yang rendah, panel surya dapat menjadi
investasi awal yang cukup besar. Namun, biaya panel surya yang dikeluarkan hanya biaya
awal, setelah membeli dan instalasi mereka menciptakan energi bebas untuk digunakan.

Sumber :
(Widayana, Gede. Tanpa tahun. Pemanfaatan Energi Surya. SSN 0216-3241)
(https://smpsma.com/pengertian-energi-surya.html)
(https://m.merdeka.com/amp/uang/peneliti-pengembangan-energi-surya-di-indonesia-masih-
tertinggal.html)
(http://www.satuenergi.com/2015/03/keuntungan-dan-kerugian-energi-tenaga.html?m=1)

Anda mungkin juga menyukai