PUSTAKA
:
o Prof.Dr.Ir. HAMZAH BERAHIM, TEKNIK
TENAGA LISTRIK DASAR
o ZUHAL , TEKNIK TENAGA LISTRIK. Penerbit ITB
Bandung
o William H,Hayt, Rangkaian Listrik 1 dan 2, Erlangga
MATERI
EVALUASI :
a. Tugas/PR/Test/Quiz ( 7.5 % )
b. Kegiatan lapangan dan laporan survay (7.5%)
c. UTS (Teori ) 35 %
d. UAS (Teori ) 40 %
e. Kehadiran ( 10%)
b. Energi alam berupa bahan galian seperti uranium dan thorium akan
menghasilkan pembangkit thermal seperti pusat listrik tenaga
nuklir(PLTN).
c. Energi alam yang berasal dari air terjun maupun aliran sungai akan
menghasilkan pembangkit hidro berupa pembangkit lsitrik tenaga air
(PLTA)
d. Energi alam berupa energi angin, energi matahari, energi ombak laut,
energi temperatur air laut dll, merupakan sumber energi yang terbarukan
yang menjadi harapan besar untuk energi masa depan.
Untuk memenuhi kebutuhan listrik yang besar di Indonesia maka dibangun
beberapa powerplant. Tercatat di Indonesia terdapat 55 PLTA sejumlah 169 unit
pembangkit, 3 PLTG, 4 PLTP, 7 PLTGU dengan 9 unit pembangkit, 11 PLTU
sejumlah 29 unit pembangkit. Oleh karena itu kemampuan pembangkit listrik
untuk tampil prima merupakan hal yang penting agar ketersediaan listrik di
Indonesia tetap terjaga. Segala kerusakan baik besar ataupun kecil harussegera
ditanggulangi secara cepat dan tepat.
PT PJB adalah salah satu anak perusahaan PLN yang bergerak dalam
bidang energi listrik. Pada saat ini, total daya yang terpasang dapat
memproduksi energi listrik sebesar 12.814 GWH per tahun. Daya ini kemudian
disalurkan melalui jaringan tegangan tinggi dan jaringan ekstra tinggi (150 kV
dan 500 kV) ke system interkoneksi Jawa-Bali-Madura
A.Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tenaga listrik yang dibangkitkan dari PLTA tergantung dari pada tinggi
jatuh air yang efektif sebesar H meter dan debit air sebesar Q m 3/detik,efisiensi
dari turbin r dan efisiensi generator g yang dirumuskan :
Daya output generator = 9.8* r* g*Q*H kW
PLTA ini di bedakan berdasarkan aliran air menjadi :
Jenis aliran sungai langsung ( run of river), PLTA jenis ini menggunakan
aliran suangai langsung secara alamiah, besar daya listrik yang dihasilkan
tergantung pada deras arus air sungai yang cukup untuk memutar turbin
dan generator. Jika aliran sungai cukup untuk mengerakan turbin dan
genrator, maka PLTA ini dapat digunakan untuk memikul beban dasar
dari sistem tenaga listrik.
awal yang lebih rendah, waktu pemasangan yang lebih cepat, karakter gas
buang yang lebih baik dan berlimpahnya persediaan gas alam. Biaya
pembangunan pembangkit tenaga turbin gas kira-kira setengah kali biaya
pembangunan pembangkit tenaga turbin uap berbahan bakar fosil yang
merupakan pembangkit tenaga utama hingga awal tahun 1980-an. Lebih dari
separoh dari seluruh pembangkit daya yang akan dipasang dimasa akan datang
diperkirakan akan merupakan pembangkit daya turbin gas ataupun
dikombinasikan dengan turbin uap (combined cycle).
Di awal tahun 1990-an, General Electric telah memasarkan turbin gas
dengan ciri perbandingan tekanan (pressure ratio) 13,5 menghasilkan daya net
135,7 MW dengan efisiensi termal 33 persen pada operasi sendiri (simple cycle
operation). Turbin gas terbaru yang dibuat General Electric bersuhu masuk 1425
O
C (2600 OF) menghasilkan daya hingga 282 MW dengan efisiensi termal
mencapai 39.5 persen pada operasi sendiri (simple cycle operation).
Bahan bakar minyak ringan seperti minyak diesel, minyak tanah, minyak
mesin jet, dan bahan bakar gas yang bersih (seperti gas alam) paling cocok
untuk turbin gas. Bagaimanapun , bahan bakar tersebut diatas akan menjadi
lebih mahal dan pasti akan habis. Oleh karena itu, pemikiran kemasa depan
harus dilakukan untuk menggunakan bahan bakar alternatif lain.
Biasanya turbin gas beroperasi pada siklus terbuka. Udara yang segar
mengalir ke kompresor, suhu dan tekanannya dinaikkan. Udara bertekanan terus
mengalir ke ruang pembakaran, dimana bahan bakar dibakar pada tekanan
Gb 2 Siklus Braiton
Turbin gas siklus terbuka dapat dibentuk menjadi sebagai turbin gas siklus
tertutup dengan menggunakan anggapan udara standar (air-standard
assumptions). Proses kompresi dan ekspansi tetap sama, tetapi proses
pembuangan gas panas tekanan tetap ke udara luar diganti dengan proses
pendinginan qout. Siklus ideal yang fluida kerja jalani dalam siklus tertutup ini
adalah siklus Brayton, yang terdiri dari empat proses dalam dapat balik
(internally reversible):
12
23
34
41
Penggerak mula ini dapat berupa diesel, motor listrik atau generator turbin gas
itu sendiri yang menjadi motor melalui mekanisme SFC (Static frequency
Converter). Setelah kompresor berputar secara kontinu, maka udara luar
terhisap hingga dihasilkan udara bertekanan pada sisi discharge (tekan)
kemudian masuk ke ruang bakar.
Kedua, proses selanjutnya pada ruang bakar, jika start up menggunakan bahan
bakar cair (fuel oil) maka terjadi proses pengkabutan (atomizing) setelah itu
terjadi proses pembakaran dengan penyala awal dari busi, yang kemudian
dihasilkan api dan gas panas bertekanan. Gas panas tersebut dialirkan ke turbin
sehingga turbin dapat menghasilkan tenaga mekanik berupa putaran.
Selanjutnya gas panas dibuang ke atmosfir dengan temperatur yang masih
tinggi.
Proses seperti tersebut diatas merupakan siklus turbin gas, yang merupakan
penerapan Siklus Brayton. Siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Salah satu kelemahan mesin turbin gas (PLTG) adalah efisiensi termalnya yang
rendah. Rendahnya efisiensi turbin gas disebabkan karena banyaknya
pembuangan panas pada gas buang. Dalam usaha untuk menaikkan efisiensi
termal tersebut, maka telah dilakukan berbagai upaya sehingga menghasilkan
mesin siklus kombinasi seperti yang dapat kita jumpai saat ini.
Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Di bidang industri saat ini, dilakukan usaha untuk meningkatkan efisiensi turbin
gas yaitu dengan cara menggabungan siklus turbin gas dengan siklus proses
sehingga diperoleh siklus gabungan yang biasa disebut dengan istilah
Cogeneration. Sedangkan untuk meningkatkan efisiensi termal turbin gas
yang digunakan sebagai unit pembangkit listrik (PLTG), siklus PLTG digabung
dengan siklus PLTU sehingga terbentuk siklus gabungan yang disebut
Combined Cycle atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU).
Siklus PLTGU terdiri dari gabungan siklus PLTG dan siklus PLTU. Siklus
PLTG menerapkan siklus Brayton, sedangkan siklus PLTU menerapkan siklus
ideal Rankine seperti gambar :
Gb 4 Siklus
Kombinasi
dari luar, yang digunakan untuk memindahkan satu muatan listrik dari titik awal
B sampai titik akhir A, sehingga :
Setiap potensial diukur terhadap suatu titik acuan nol. Didalam pengukuran
eksperimental fisis, titik acuan yang sering digunakan adalah bumi, yaitu
potensial permukaan bumi. Sehingga setiap titik mempunyai potensial terhadap
titik nol. Potensial A adalah nilai yang diukur dari titik A terhadap titik acuan
nol dan potensial B adalah nilai yang diukur dari titik B terhadap acuan nol.
B. Arus Listrik
Arus listrik didefinisikan sebagai laju aliran sejumlah muatan listrik yang
melalui suatu luasan penampang melintang. Menurut konvensi, arah arus listrik
dianggap searah dengan aliran muatan positif. Arus listrik diukur dalam satuan
Ampere (A), adalah satu Coulomb per detik. Arus listrik dirumuskan :
C. Frekuensi
Tegangan dan arus listrik yang digunakan pada sistem kelistrikan
merupakan listrik bolak-balik yang berbentuk sinusoidal. Tegangan dan arus
hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan
oleh kawat terhadap aliran elektron.Mengambil analogi dengan aliran air,
dinding pipa, pinggir sungai dan batu di tengahnya memberikan hambatan
terhadap aliran air. Hal yang serupa, elektron diperlambat oleh interaksi dengan
atom dalam kawat. Hambatan yang lebih tinggi akan mengurangi arus listrik
untuk suatu tegangan tertentu. Sehingga hambatan dapat didefinisikan sebagai
suatu besaran yang berbanding terbalik dengan arus.
E. DAYA LISTRIK
Daya listrik adalah besar kecepatan energi listrik yang diubah menjadi energi
bentuk lain. Atau biasa dikatakan bahwa daya listrik adalah banyaknya energi
tiap satuan waktu. Pada alat listrik biasanya sudah tercantum daya dan tegangan
yang dibutuhkan alat itu. Misalnya, lampu bertuliskan 60 W/220 V, setrika
bertuliskan 350W/220 V, dan pompa air bertuliskan 125 W/220 V. Lampu
bertuliskan 60 W/220 V artinya lampu akan menyala dengan baik, jika dipasang
pada tegangan 220 volt dan selama 1 detik banyaknya energi listrik yang diubah
menjadi energi cahaya 60 joule.
Dalam rangkaian listrik, daya berbanding lurus dengan tegangan dan
arus. Semakin besar arus dan semakin besar tegangan, maka semakin besar pula
daya yang dihasilkan. Pernyataan ini dapat ditulis dengan rumus:
P=Vx I
Keterangan :
P = Daya listrik dengan satuan Watt (W)
1 kWh
disebut sebagai kWh meter. Untuk menghitung besarnya energi listrik yang
terpakai dalam kehidupan sehari hari ada dua cara:
1. Dengan menggunakan persamaan W = P.t
2. Dengan menggunakan alat ukur kWh meter.
Contoh soal :
1. Sebuah motor pompa listrik bekerja dengan tegangan 220 V dan arus yang
mengalir didalamnya sebesar 3 A, berapakah daya yang dihasilkannya?
Penyelesaian:
Diketahui : V = 220 V
I=3A
Ditanya : P
Jawab : P = V x I = 220 V x 3 A = 660 W
Daya yang dihasilkan sebesar 660 W
2. Sebuah setrika listrik setelah digunakan selama 10 menit ternyata menyerap
energi listrik sebanyak 18.000 joule.Berapa daya setrika listrik itu ?
Penyelesaian:
Diketahui : t = 10 menit = 600 s
W = 18.000 Joule
Ditanya : P
Jawab : P = W/t
= 18.000 J/600 s
= 300 Watt
2.2 Bilangan Kompleks
-64 = j8.
j3 = j2*j = - j
j2 = -1,
j4 = ( j2 )2 = (-1)2 = 1
j9 = (j4)2.j = (1)2.j = j
Penulisan bilangan kompleks :
1. Dalam bentuk Polar/kutub
A = a + jb, a = bagian riil, jb = bagian imajiner
= )
A.e j = A.Cos + j A.sin , sehingga bilangan kompleks A
dapat dituliskan dalam bentuk exponensial, yaitu :
Bilangan kompleks A = a + jb atau A.e
N = c + jd,
M + N = ( a + jb ) + (c + jd ) = ( a + c ) + j ( b + d )
M N = ( a + jb ) + (c + jd ) = ( a - c ) + j ( b - d )
M = 5 + j4 , N = 2 j3 maka :
M+N=(5+2)+j(43)=7+j1
M N = ( 5 2 ) + j ( 4 -3 ) = 3 + j 7, atau dengan
vector dapat dinyatakan :
Contoh : M = ( 3 + j4 ), N = (4 j2 )
= ( 3*4 - ( j2)8 + j ( 4*4 + 3*(-2)) = 12 - (-1 ) *8 + j16 j6
= 12 + 8 + j10 = 20 + j10, sehingga :
M * N = 20 + j 10 = 22.35 26.57o
Atau dapat dinyatakan dalam bentuk kutub, yaitu :
M = 3 + j4, M = 32 + 42 = 5, = tan-1
N = 4 j2,
-26.56o
4
53.13
3
553.13o
2
26.56
4
M MxN
N
NxN
, N* = adalah
4.47
j2 ), berapakah
M MxN
N
NxN
(3 j 4) * (4 j 2) (3 * 4) (16 J j 6) J 2 8) 12 j 22 8 4 j 22
( 4 j 2) * ( 4 j 2 )
20
20
16 j8 j8 j 2 4
Atau
M MxN
N
NxN
= 0.2 +j1.1
M = 3 + j4, M = 32 + 42 = 5, = tan-1
5ej53.13
4
53.13
3
553.13o
2
26.56
4
M M
553.13
553.13 (26.56)
1.1179.69 o
N
N 4.47 26.56
4.47
4.47-
= 0.2 +j1.1
j79.69
Latihan :
1. (4+j5) + (3-j2), dalam bentuk kutub dan eksponensial
2. (4+j7) (2-j5), dalam bentuk kutub dan eksponensial
3.
4.
7 j4
4 j3
4 j5
1 j2
Keterangan gambar :
Ra = 8 , L = 30 mH , Za = Ra + jXL, XL = 2..f.L
Rb = 20 , Cb = 125 F , Zb = Rb jXc, Xc =
1
2. . f .C
Rc = 27 , Cc = 100 F , Zc = Rc jXc
Vs = 75 78o
f = 50 Hz
2.3 DIAGRAM PASOR DAN DAYA LISTRIK
A. Eksitasi Sinusioda
Kebanyakan Tenaga Listrik di dunia dihasilkan dan
didistribusikan dengan menggunakan tegangan dan arus yang
berubah secara sinusioda dengan waktu. Demikian
juga
sinyal elektronik yang terdapat dalam banyak system
instrumentasi,
control
dan
komunikasi
seringkali
dinyatakan dalam bentuk sinusioda. Lihat gambar berikut :
setiap waktu.
Im adalah nilai maksimum arus ( amplitudo). Fungsi cosinus
adalah periodic
artinya fungsi
tersebut
detik.Dua fungsi
periodic lain dan sering dijumpai
panjang (square wafe) dan
gelombang
siklus
gigi
gergaji
bentuk gelombang
per
.f
2
T
t I (t) =
v = Vm cos ( t + )
i = Im cos (t + )
puncak
tegangan terbelakang
tegangan
arus, atau
Z=
= R + j X,
R adalah bagian riil dan X adalah bagian imajiner
Atau bagian riil kita sebut bagian resistansi dan bagian
imajiner adalah
bagian reaktansi. Pasangan Impedansi adalah admitansi,
yang merupakan
rasio arus terhadap tegangan:
Y=
1
1
Z R Jx
G adalah konduktansi =
B adalah suseptansi =
1
R
G + jB
( siemens )
1
X
Resistansi
R
R + j0
Induktansi
L
0+
jL
Kapasitans
iC
0-j
1
wc
1
j0
R
1
R
1
wL
0 j
1
wc
0+
jC
1
wL
Contoh :
1. Tentukan besarnya V2 pada gambar berikut:
I=
V1
Zt
, V2 = I * Z2 atau V2 =
V1* Z 2
V2
Z2
Zt
V 1 Z1 Z 2
Z1 = 2 + j2, Z2 = 1 - j3 , sehingga :
V2
1 j 3
1 j 3
2 60 o
2 60 o
0.664 65.1o
o
V 1 (2 j 2) (1 j 3) 3 j (2 3) 3 j 0.268 3.0125.1
-1
-1
-1
2-j
-1
-1
-1
2+j
I1
*
I2 = 0
I3
I2 =
I3 =
15 j 5 5 10
18.4 o
2
2
15 5 J 5 10
18.4 o
2
2
A, Karena Ia = I1 I2
D. Daya
Hampir semua soal analisis rangkaian, berhubungan
dengan pemakaian satu atau lebih sumber energi listrik pada
sebuah rangkaian listrik dan kemudian secara
kuantitatif
menentukan
respons
yang diakibatkan
pada
seluruh
rangkaian. Respons
tersebut
dapat
berupa arus atau
tegangan, atau jumlah energi yang diberikan sumber, atau
energi yang hilang atau disimpan didalam rangkaian, dan
pada saat
energi diantarkan
kepada titik-titik dimana
respon ditentukan.
Kita
akan memulai dengan melihat daya sesaat
(instantaneous power) yaitu hasil kali tegangan sesaat
dengan arus sesaat. Harga maksimum dari daya sesaat
dipergunakan untuk membatasi
suatu besaran fisis,
misalnya transistor dan
penguat
daya
tabung
menghasilkan suara cacat pada speakernya, dikarenakan
daya puncak
melebihi batas
tertentu
yang diijinkan.
Tahanan isolasi
suatu
alat/material
listrik
juga
ditentukan oleh
harga
tegangan maksimumnya. Daya
sesaat
kita pergunakan untuk
menghitung sebuah
kuantitas lain yaitu daya rata-rata. Dalam soal-soal praktis
kita akan menemui harga rata-rata, misalnya berapa watt
daya dari audio yang diberikan ke speaker dari sebuah system
stereo/amplifier, berapa ratus watt yang dibutuhkan untuk
memanaskan secangkir kopi, dan berapa puluh ribu watt
yang dihasilkan dari sebuah PLTA/PLTD ?
P (t) =
1
2
Vm.Im cos ( ) +
1
2
1
2
P=
1
2
Vm.Im cos ( )
Vef =
p (t) =
1
2
Im
, dan Ief =
Vm.Im cos ( ) +
1
2
P ( daya aktif )
S (daya nyata )
= Vef * Ief
Q ( daya reaktif)
(VAR)
watt (W)
P2 Q2
f.d =
P
S
tegangan
penahan
sudutnya
dikatakan
beban
PbB
PnN
2.7 watt
2075
x100 89.5%
2075 249
,ada
arah
300 volt,
0.8 lead
bintang.
?
Jawab :
VLL
watt,
sehingga
P
400
2.89
VLN xCos 173.2 x0.8
300
3
173.2
Arus
Saluran
IL)
A
V P 173.2
60
IL
2.89
1.155
V LN x cos 173.2 x1
IL =
Jika kita menganggap fase yang
o
dikerjakan dengan sudut 0 maka besarnya arus saluran adalah
: IL = I1 + I2
Kalau arus pada penerangan kita anggap I 1 dan arus pada
beban kapasitif sebagai I2 maka :
I1 = 1.1550o=1.155+J0 dan I2 = 2.89 36.9o=2.31 + J1.74
sehingga IL = 3.87 26.7o A
Jika terdapat sebuah beban yang terhubung bintang tak
seimbang
maka masih dapat diselesaikan per fase jika
terdapat kawat netral dan impedansinya nol.
Jadi pada hubungan bintang bila sumber seimbang, beban
seimbang dan impedansi saluran seimbang, maka kawat netral
yang impedansinya sembarang dapat diganti
dengan
impedansi lain.
25
IL =
2.89 A
1
300
cos 0.8 18036.9 o
1.67
ohm
IL =
2.89 A
3
cos 1 0.8 6036.9 o
2.89
ohm
P f = V L x IL x
V LL
x IL x
P f = V L x IL x
I LL
Pf = VL x
MINGGU DEPAN, 1
kemampuannya
yaitu
yang
:
dapat
dan
menimbulkan
medan
listrik
yaitu
pada
arus
dalam
suatu
penghantar
menyebabkan
rangkaian
yang
menghubungkan
tegangan
yang
dan kapasitansi
penghantar
atau antara
dan
maka
saluran
menggunakannya.Pada
transmisi
sekarang
banyak
ACSR EXPANDED,
yang diberi
pengisi
yaitu suatu
Penghantar
ini
banyak
digunakan
untuk
saluran
lewat bawah
diisi
dibungkus dengan
timah hitam.
Selain dengan sistem diatas, kabel transmisi
dengan isolasi kertas di masukan ke dalam pipa
tinggi
serta baja
bertekanan
3.2 Resistansi
Resistansi dari saluran transmisi adalah penyebab dari
rugi daya ( power loss) pada saluran tersebut, yaitu :
I2
R=
Ro =
dan
resistifitas
ohm-meter.
dalam meter
Konduktifitas
dari
hard drawn (
tembaga
sebesar
annealed,
20
C,
Reistansi dc
lebih besar
lebih
panjang
untuk
membentuknya.Perubahan
resistansi
234.5
untuk
tembaga
annealed
dengan
konduktifitas 100%
T = 241 untuk tembaga had drawn dengan konduktifitas
97.3 %
T = 228 untuk aluminium had drawn dengan konduktifitas
61 %
tidak
atau
bisa
meratanya
disebut
kerapatan
sebagai
arus
efek
kulit
(currnet
(
skin
bulat kerapatan
akan
melawan
perubahan
arus
yang
serat
bagian
dalam
menyebabkan
meningkatnya
rumus-rumus
diatas
atau
menggunakan
3.3 Induktansi
Tegangan induktansi dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut :
e=
d
dt
di(t)
e = L dt
L = i(t )
atau = L.i(t)
d/dt dengan
dapat diperoleh
M12 =
12
I2
V1 = jM12.I2 = j 12.
konsentris
dengan
penghantar,
maka
besarnya
mmf =
H . ds=I At
Hx . ds=Ix
.....
, dimana :
Ix adalah arus yang dikelilingi
merata maka :
Ix =
x 2
.I
r 2
adalah :
x
Hx = 2. r 2
.I
A.t/m
. Hx=
Bx =
.x .I
2
2. .r
Wb/m dimana :
d =
. x2
. I . x3
.
d
=
dx ,
. r2
2. . r 4
jika
persamaan
ini
diintegrasikan maka :
int =
. I
8.
wbt/m
int
atau L
int
1
7
= 2 x 10 Wbt /m
dimana
I
2 x
sehingga
Bx =
Wb/m2
dengan mengalikan Bx
fluk per meter panjang
d,
d =
.I
. dx
2. . x
Wb/m
12 =
2.. I. x
D1
.dx =
. I D1
ln
2. D2
Wbt/m,
sehingga
L12 =
2 x 107 ln
D2
H /m
D1
penghantar 1, jika D
lebih besar dari r1 dan r2
2 x 10 . I . ln
D
r1
2 x 107 ln
D
r1
2 x 107 ln
D
r2
4 x 107 ln
D
r 1 +r 2
D
7
L = 4 x 10 ln r
H/m
L = 0,921
log
D
r
H/km
i dan j
ke titik P
2 x 107 I ii ln
Di
r1
2 x 107 I J ln
Dj
Dij
2 x 107
Wb-T/m
rumus
untuk
fluks
kelompok
kawat
pada
i =
1
1
1
1
+ln
+ + ln
++ ln
D i1
Di 2
Dii
D
I
2 x 107
n
ln
)-
i =
2 x 107 . I . ln
( Di1 . Di2 .. D 1m ) m
( Di1 . D i2 D ii D )
1
n
1
1
1
+ln
+ + ln
D i1
Di 2
D
I
2 x 107
m
Li =
i
I
n
7
= 2 n x 10 . ln
( D i 1 . Di 2 .. D1 m )
1
m
1
( Di 1 . Di 2 Dii D ) n
L1 + L2 + L3+ + Ln
n
kelompok A :
LA =
atau :
LA = 2 x 10-7 x ln
Dn 1 } {D
m n}} over {{left [left ({D} rsub {11} .. {D} rsub {1i} .. {D} rsub {1n} right ) .. {D} rsub {i1} .. {D} rsub {
LA = 2 x 10
-7
ln
Dm
D sA
LA = 0,461 log
Dm
D sA
H/m atau :
mH/km
Contoh :
Suatu rangkaian saluran transmisi fasa tunggal terdiri dari 3
kawat
terdiri dari 2 kawat dengan jari jari 0,5 cm. Susunan penhantar
seperti
pada
gambar.
Hitunglah
induktansi
karena
arus
a =
2 x 107 ( Ia . ln
1
1
1
+ Ib . ln + I c . ln )
Ds
D
D
2 x 107 ( Ia . ln
1
1
Ia . ln )
Ds
D
2 x 107 . Ia . ln
D
Ds
dan Induktansinya La =
2 x 107 . ln
D
Ds
tiga fasa ini dapat dicari dengan dengan menukar posisi kawat
penghantar secara teratur sepanjang saluran sehingga masing
penghantar
yang
mempunyai
jarak
yang
2 x 10 ( Ia . ln
1
1
1
+ Ib . ln
+ Ic . ln
)
Ds
Dab
Dac
2 x 10 ( Ia . ln
1
1
1
+ Ib . ln
+ Ic. ln
)
Ds
Dbc
Dab
2 x 10 ( Ia . ln
1
1
1
+ Ib . ln
+ Ic . ln
)
Ds
Dac
Dbc
a 1+ a 2 + a3
3
2 x 107 (3. Ia . ln
a =
1
1
1
+ Ib . ln
+ Ic . ln
)
Ds
D ab . Dbc Dac .
Dab Dbc Dac
a =
2 x 10
a =
1
1
Ib . ln
Ds
D ab . D bc D ac .
7
2 x 10
3
D ab Dbc Dac
. Ia . ln
Ds
fasa adalah :
La =
2 x 107 . ln
Deq
Ds
dan Ds
adalah GMR
Contoh :
Suatu saluran tiga fasa rangkaian tunggal yang bekerja pada
frekuensi 60 hz, tersusun seperti gambar berikut.jenis
penghantar adalah ACSR Drake.Hitunglah induktansi per mil !
Jawab :
misalnya
tegangan
230
kV,
akan
pada
ini
sistem
disebut
EHV
dengan
dapat
sistem
dikurangi.
Saluran
penghantar
berkas
( bunled conductors).
Peningkatan jumlah kawat penghantar dalam suatu berkas
mengurangi
efek
korona
dan
mengurangi
reaktansi.
penghantar
berkas
dan Ds adalah
D
2
( s x d )
4
= Ds x d
D
3
( s x dxd )
9
D xd
D
4
( s x dxdxdxd )
16
= 1,09
D xd
penghantar a dan a
kemudian
metode
yaitu
Dpab
Ds
geometri harga
semula
menempati posisi
selanjutnya c dan c.
Contoh :
Masing-masing penhantar pada saluran penghantar berkas
seperti gambar berikut, adalah jenis ACSR
Pheasent. Hitunglah reaktansi induktif
( per mil ) per fasa
seri per unit
dalam ohm
per km
Jawab :
1,272,000 cmil
Contoh :
Suatu saluran tiga fasa rangkaian ganda terdiri dari penghantar
penghantar ACSR Ostrich 300,000-cmil 26/7 yang tersusun
seperti gambar berikut.Tentukan reaktansi induktif dalam ohm
per mil per fasa untuk 60 Hz.
Jawab :
mesin
serempak/motor
serempak
sinkron
dan
dapat
generator
berupa
motor
serempak
atau
diputar
oleh
sebuah
turbin.
Sedangkan
motor
menajdi