Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIK INDUSTRI

PT. PLN (PERSERO) UP3 PAREPARE ULP MATTIROTASI

OLEH :

SYUTRIADI 1624040012
SRI WAHYUNI 1624040004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
DESEMBER 2019

i
ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
Alamat :Jl. Daeng Tata Raya Parangtambung, Makassar, Telp. 0411-889629

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa :

1. Nama : 1. Syutriadi
2. Sri Wahyuni
2. Jurusan : Pendidikan Teknik Elektro
3. Program Studi : S1 Pendidikan Teknik Elektro

Laporan yang disusun oleh mahasiswa tersebut diatas, telah kami periksa dan
menyatakan memenuhi syarat untuk Melaksanakan Seminar Praktik Industri.

Makassar, Desember 2019

Ketua Prodi Pembimbing

Hasrul Bakri, S.Pd., M.T Prof. Dr. H. Syahrul, M.Pd.


NIP. 19770724 200501 1 003 NIP. 19621005 198702 1 001

Mengetahui :
Ketua Jurusan,
Pendidikan Teknik Elektro

Dr. Ruslan, M.Pd.


NIP. 19631231 199003 1 028
iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas izin-Nya kami dapat

menyusun dan menyelesaikan Laporan Praktik Industri di PT. PLN (Persero) Area

Parepare ULP Mattirotasi. Laporan ini kami susun berdasarkan data dari berbagai

sumber yang didapatkan dan kami mencoba menyusun data-data itu hingga selesai

dalam bentuk makalah. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami juga berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi orang lain

tekhususnya bagi kami sendiri. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan laporan

ini memiliki banyak kekurangannya. Oleh karena itu, segala kritik dan saran

sangat kami harapkan agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut.

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Desember 2019

Penyusun
iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus .................................................................3
C. Manfaat Praktik Industri .................................................................................4

BAB II TINJAUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI


A. Sejarah Berdirinya Perusahaan .......................................................................5
B. Visi, Misi dan Moto Perusahaan .....................................................................7
C. Struktur Organisasi Perusahaan ......................................................................7
D. Job Describtion ..............................................................................................8

BAB III TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Sistem Distribusi ........................................................................10
B. Gardu Distribusi............................................................................................11
C. Transformator ...............................................................................................12
D. Jaringan Tegangan Menengah ......................................................................13
E. Jaringan Tegangan Rendah ...........................................................................14
F. Komponen dan Peralatan Konstruksi ............................................................15
G. Sistem Proteksi pada Jaringan Distribusi .....................................................17

BAB IV KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI


A. Pemasangan Fuse Cut Out............................................................................22
B. Pemasangan Arrester ....................................................................................23
v

C. Manajemen Transformator ...........................................................................25


D. Penyeimbangan Beban pada Transformator .................................................26

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................27
B. Saran .............................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................29


vi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


Gambar
2.1 PT. PTL (Persero) Area Parepare ULP Mattirotasi .............................5
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan ...........................................................7
3.1 Tiang Listrik ......................................................................................15
3.2 Transformator....................................................................................16
3.3 Kabel Penghantar ...............................................................................16
3.4 Isolator...............................................................................................17
3.5 Load Break Switch .............................................................................19
3.6 Sectionalizer ......................................................................................19
3.7 Fuse Cut Out ......................................................................................20
3.8 Recloser .............................................................................................20
3.8 Lightning Arrester .............................................................................21
vii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


Tabel
4.1 Tugas Pokok .........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktik Industri adalah kegitan nyata di lapangan (industri, atau badan
usaha lain) untuk memperoleh pemahaman dan keterampilan yang dilaksanakan
dalam periode waktu tertentu, sehingga dapat meningkatkan profesionalisme para
mahasiswa sesuai dengan disiplin ilmunya. Mata kuliah Praktik Industri diambil
sebagai salah satu cara atau usaha untuk mendidik mahasiswa diharapkan untuk
menerapkan ilmu yang telah didapat dibangku kuliah serta mengaplikasikan di
dunia kerja.
Sesuai dengan bidang yang dilaksanakan, maka mahasiswa yang
menempuh program praktik industri (PI) memilih mata kuliah wajib yang
normalnya akan diprogram oleh mahasiswa pada tingkat semester 7. Mata kuliah
Praktik Industri diwajibkan untuk mahasiswa di fakultas teknik yang dilaksakan
diluar dari lingkungan kampus yaitu industri. Praktik Industri bertujuan untuk
menambah wawasan mahasiswa dalam mengelola dan mengatur sebuah
organisasi pada sebuah industri.
PT. PLN (Persero) adalah sebuah perusahaan yang ditunjuk oleh
pemerintah Indonesia sebagai satu-satunya Pemegang Kuasa Usaha
ketenagalistrikan (PKUK) sesuai dengan Undang Undang No. 15 Tahun 1985,
sehingga PT PLN ( Persero) memegang peranan penting dalam upaya : 1)
Peningkatan perekonomian bangsa, 2) Mencerdaskan kehidupan bangsa, 3)
Mendorong peningkatan kesejahteraan rakyat.
Tenaga listrik saat ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting,
bahkan dapat dikatakan suatu kebutuhan yang sangat penting, bahkan dapat
dikatakan suatu kebutuhan primer, khususnya bagi industry-industri. Kebutuhan
akan adanyan listrik ini membuat pemerintah-pemerintah kita menjadikan suatu
proyek yang dikatakan sebagai instalasi vital.

1
2

Negara Indonesia tergolong dalam suatu negara yang sedang berkembang


yang mengadakan pembangunan disegala bidang. Dilaksanakan tanpa terkecuali
di seluruh wilayah Republik Indonesia. Pembangunan ini ditunjukkan untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Perkembangan teknologi yang semakin maju pada saat ini
mengakibatkan banyaknya pemakaian sumber daya listrik sebagai penunjang
kehidupan yang lebih baik. Dengn peningkatan pemakaian energi listrik ini
menunjukkan standar kualitas sistem jaringan distribusi yang handal. Sistem
distribusi tenaga listrik ditunjang oleh perlengakapan-perlengkapan distribusi
yang memadai. Pada kondisi normal sistem distribusi teraliri oleh arus maupun
tegangan kerja sehingga mempengaruhi kinerja perlengkapan yang ada. Peralatan
distribusi tersebut merupakan peralatan yang sensitif terhadap gangguan, baik
yang berasal dari faktor dalam (internal) alat tersebut maupun dari luar (external)
alat tersebut.
Kondisi kerja perlengkapan distribusi seperti isolator, konduktor, trafo
maupun sambungan pada saluran udara sangatlah rawan mengalami gangguan dan
kerusakan yang ditimbulkan oleh arus beban. Arus beban dapat menimbulkan
rugi-rugi dan meningkatkan suhu pada peralatan sistem distribusi sehingga
menurunkan tingkt efesiensi dan umur dari peralatan yang ada. Selain adanya arus
beban yang mengganggu, kerusakan peralatan distribusi dapat juga ditimbulkan
oleh percikan bunga api (flashover) yang muncul karena adanya gap antar fasa
yang mempengaruhi perlengkapan-perlengakapan pada jaringan distribusi Saluran
Udara Tegangan Menengah 20 kV (STUM) menjadi panas.
Perawatan dan pemeliharaan perlengkapan jaringan distribusi yang rutin
bertujuan untuk mengatasi penurunan efesiensi dan kerusakan agar perlengkapan
tersebut dapat bekerja dengan baik sesuai fungsinya. Dalam hal ini perawatan dan
pemeliharaan jaringan yang dilakukan oleh PLN dengan sistem tanpa tegangan
(pemadaman) menjadi masalah vital yang dialami oleh konsumen maupun
perusahaan listrik karena dapat menurunkan kontinuitas pelayanan. Suplai tenaga
listrik untuk pelanggan menjadi terhambat dan tidak dapat melakukan proses
produksi dengan optimal karena tenaga listrik tidak tersalurkan. Kerugian yang
3

dialami oleh perusahaan listrik sangatlah besra karena adanya pemadaman listrik
mengakibatkan banyaknya energi listrik yang hilang dan tidak dapat terjualkan
kepada konsumen.
Solusi untuk menekan adanya pemadaman, maka perusahaan listrik
melakukan pemeliharaan jaringan distribusi Tegangan Menengah 20 kV dengan
sistem hot line maintenance (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan/ PDKB).
Tanpa adanya pemadaman listrik yang dilakukan oleh PDKB-TM maka suplai
tenaga listrik tetap dapat disalurkan. Dengan adanya pemeliharaan dalam keadaan
bertegangan ini, konsumen tidak lagi mengalami kerugian, produk tetap berjalan,
produktivitas meningkat, kuota terpenuhi dan kontuinitas pelayanan energi listrik
menjadi lebih baik. Dari segi ekonomi energi listrik yang hilang akibat
pemadaman dapat terselamatkan dan perusahaan listrik tidak mengalami kerugian.
Perekonomian negara dapat ditingkatkan dan kualitas SDM akan menjadi lebih
baik dan optimal.

B. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


Secara umum Praktek Industri bertujuan untuk memberi gambaran
kepada mahasiswa pada saat bekerja, baik itu disuatu perusahaan ataupun disuatu
lembaga instansi.
Sedangkan secara khususnya antara lain :
1. Dapat menambah dan mengembangkan potensi ilmu pengetahuan pada
masing mahasiswa.
2. Melatih keterampilan yang dimiliki mahasiswa sehingga dapat bekerja
dengan baik.
3. Melahirkan sikap tanggung jawab, disiplin, sikap mental, etika yang baik
serta dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
4. Menambah kreatifitas mahasiswa agar dapat mengembangkan bakat yang
terdapat dalam dirinya.\
5. Memberikan motivasi sehingga mahasiswa bersemangat dalam meraih cita-
cita mereka.
4

6. Melatih mahasiswa agar dapat membuat suatu laporan yang terperinci dari
apa saja yang mereka kerjakan selama Praktek Industri.

C. Manfaat Praktik Industri


1. Manfaat Teoritik
Manfaat dari laporan Praktik Industri ini diharapkan dapat menjadi
landasan dan referensi pada Praktik Industri selanjutnya yang berhubungan
dengan pemeliharaan jaringan distribusi tegangan menengah.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:
a. Bagi Penulis
1.) Memenuhi tugas mata kuliah Praktek Industri pada Program Studi
Pendidikan Teknik Elektro S1 Jurusan PendidikanTeknik Elektro
Universitas Negeri Makassar.
2.) Menambah wawasan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni yaitu
mengenai kelistrikan.
3.) Melihat langsung kegiatan-kegiatan utama perusahaan tentang kelistrikan.
4.) Menjawab keraguan mahasiswa selama ini antara teori dan dengan apa
yang terjadi di lapangan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
1.) Menjalin keja sama antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
2.) Mendapatkan bahan masukan pengembangan teknis pengajaran dalam
rangka link andmatch antara dunia pendidikan dan dunia industri.
3.) Meningkatkan kualitas sarjana yang dihasilkan.
c. Bagi Perusahaan
1.) Membina hubungan yang baik dengan pihak institusi Perguruan Tinggi dan
Mahasiswa.
2.) Merealisasikan partisipasi dunia usaha terhadap pengembangan dunia
pendidikan.
BAB II
TINJUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK INDUSTRI

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

1. Perkembangan PLN di Sulawesi Pasca 1960


Pada tahun 1961,PT MPS dialihkan pengelolaannya kepada daerah
tingkat sehingga Badan Hukumnya dirubah menjadi PD MPS (Perusahaan Daerah
Maskapai Perusahaan Setempat). Pada tahun 1965 sesuai tuntutan unit-unit
cabang dan kondisi saat itu,PD MPS dirubah menjadi PD PLSS (Perusahaan
Daerah Perusahaan Listrik Sulawesi Selatan) yang bidang usahanya khusus
kelistrikan. Pada tahun 1967,PD PLSS membentuk unit-unit cabang di masing-
masing daerah tingkat II,dan kelistrikan di Kota Parepare di serahkan
pengelolaannya kepada PT MPS yang merupakan salah satu unit-unit usaha PD
PLSS dengan wilayah kerja meliputi Kotamadya Parepare,Kabupaten
Barru,Kabupaten Pinrang,Kabupaten Polmas,Kabupaten Majene,Kabupaten
Sidrap,Kabupaten Enrekang,Kabupaten Tanatoraja,Kabupaten Luwu,dan
Kabupaten Bone.

5
6

2. Periode Perum Listrik Negara (PLN)


Pada tanggal 1 April 1977,PD MPS di likuidasi dan usaha kelistrikan di
Sulselrabar dialihkan sepenuhnya kepada Perum Listrik Negara (PLN) wilayah
VIII yang merupakan satu-satunya BUMN yang usahanya bidang kelistrikan.
Parepare menjadi unit cabang PLN yang membawahi beberapa unit ranting
dengan jumlah pelanggan sebanyak 9000 pelanggan.

3. Reorganisasi PLN Cabang Parepare


Pada tanggal 1 April 1980,dibentuk cabang Pinrang yang wilayah
kerjanya meliputi Kab. Pinrang,Kab. Polmas,Kab. Majene,Kab. Mamuju.
Kelistrikan Kab. Luwu yang tadinya merupakan unit dari cabang
Watamponeadministrasinya menjadi bagian dari cabang Parepare. Pada tanggal 1
April 1983,dibentuk lagi PLN Cabang Palopo yang wilayah kerjanya meliputi
Kab. Luwu,dan Kab. Tana Toraja,sehingga wilayah kerja yang dikelola PLN
Cabang Parepare meliputi Kotamadya Parepare,Kab. Barru, dan Kab. Sidrap.

4. Periode Perseroan Terbatas


Berdasarkan keputusan Presiden dan anggaran dasar PT PLN (Persero).
Akte Notaris Soetjipto,SH No. 169 tanggal 30 Juli 1994,Perum Listrik Negara di
likuidasi menjadi Persero,dan kelistrikan di Parepare statusnya tetap sebagai
kantor cabang namanya menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Area
Parepare. yang memiliki 7 unit pelayanan jaringan (UPJ). Salah satu Rayon yang
berfungsi mendistribusikan listrik kepada pelanggan adalah Rayon Mattirotasi
yang didirikan oleh Direktur Pemasaran & Distribusi pada tanggal 12 September
2002 di Kota Parepare.
7

B. Visi, Misi dan Moto Perusahaan


1. Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang bertumbuh-kembang Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2. Misi
a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait,berorientasi pada
kepuasan pelanggan,anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan dilingkungan.
3. Motto PLN
”LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK”

C. Struktur Organisasi Perusahaan

MANAGER ULP
MATTIROTASI

MUKHSIN

ANALYST
MANAGER
H. MUH. ANWAR

Ph. SPV. PP & ADM PJ LAK K3L SPV. TE SPV. TEKNIK


SYARIFAH FADHILAH
ASSEGAF MUH. IKBAL MOH AHLUL BIZURAI FADLI SARIMIN

JT TUSBUNG JO OPDIST
ISMAIL CINCANG NUR RACHMAT
8

D. Job Describtion
1. Identifikasi Jabatan
Sebutan : Supervisor Teknik
Jenis Jabatan : Struktural
Jenjang Jabatan : Supervisor Dasar
Level Kompetensi : Spesific
Kelompok Profesi : Dsitribusi
Unit Kerja : Rayon
Grade Jabatan :-

2. Tujuan Jabatan
Bertanggung jawab atas pengendalian operasi dan pemeliharaan jaringan
distribusi, pemantauan susut distribusi dan upaya penurunannya, pengelolaan
dan pengembangan asset jaringan dan konstruksi distribusi serta
penyambungan dan pemutusan.

3. Tugas Pokok
Uraian KPI
a. Meningkatkan keandalan sistem Laporan Keandalaan Sistem
operasi jaringan distribusi Operasi Distribusi
b. Memelihara jaringan distribusi Laporan Keandalan Sistem Operasi
Distribusi
c. Mengendalikan pelayanan gangguan Laporan pencapaian target
dan mengkoordinir petugas gangguan
pelayanan teknik
d. Memantau dan mengevaluasi susut Laporan aset distribusi
distribusi dan upaya penurunannya
e. Mengelola aset jaringan dan Laporan aset distribusi
konstruksi distribusi
f. Mengendalikan pelaksaan pekerjaan Laporan penyambungan dan
9

penyambungan dan pemutusan pemutusan


g. Memastikan penyusunan RAB dan Dokumen RAB dan SPK Distribusi
SPK pekerjaan Distribusi sesuai
ketentuan yang berlaku
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertin Sistem Distribusi


Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem
distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga dari sumber daya listrik besar
(Bulk Power Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik
adalah pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa temapat (pelanggan)
dan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan.
Karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui
jaringan distribusi. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit tenaga listrik
besar dengan tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikkan tegangannya oleh
gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV, 154 kV, 220
kV atau 500 kV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan
menaikkan tegangan ialah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran
transisi, dimana dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat
arus yang mengalir (I2.R). Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya
diperbesar, maka arus yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga
akan kecil pula. Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 kV
dengan transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian
dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran
distribusi primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi
mengambil tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi
menjadi sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt . Selanjutnya disalurkan oleh
saluran distribusi sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa
sistem distribusi merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik
secara keseluruhan. Pada sistem penyaluran daya jarak jauh, selalu digunakan
tegangan setinggi mungkin, dengan menggunakan trafo-trafo step-up. Nilai
tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa
konsekuensi antara lain: berbahaya bagi lingkungan dan mahalnya harga

10
11

perlengkapan-perlengkapannya, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan


yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan
saluran yang tinggi ini diturunkan kembali dengan menggunakan trafo-trafo step-
down. Akibatnya, bila ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber
hingga di titik beban, terdapat bagian-bagian saluran yang memiliki nilai tegangan
berbeda-beda.
Secara garis besar jaringan distribusi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
a. Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan
menengah (20 KV). Jaringan ini berawal dari sisi sekunder trafo daya yang
terpasang pada gardu induk hingga kesisi primer trafo distribusi yang
terpasang pada tiang-tiang saluran.
b. Distribusi sekunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori
tegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan
tegangan peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi sekunder bermula dari
sisi skunder trafo distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran)
pelanggan. Sistem jaringan distribusi sekunder ini disalurkan kepada para
pelanggan melalui kawat berisolasi.

B. Gardu Distribusi
Secara umum gardu distribusi tenaga listrik yang paling dikenal adalah
suatu bangunan gardu listrik berisi atau terdiri dari instalasi perlengkapan hubung
bagi tegangan menengah (PHB-TM), transformator distribusi (TD) dan
perlengkapan hubung bagi tegangan rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan
tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah (TM 20 kV)
maupun tegangan rendah (TR 220/380V).Konstruksi gardu distribusi dirancang
berdasarkan optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan penggunaannya yang
kadang kala harus disesuaikan dengan peraturan Pemda setempat.
Secara garis besar gardu distribusi dibedakan atas :
a. Jenis pemasangannya :
Gardu pasangan luar : Gardu Portal, Gardu Cantol
Gardu pasangan dalam : Gardu Beton, Gardu
12

b. Jenis konstruksinya :
Gardu Beton (bangunan sipil : batu, beton)
Gardu Tiang : Gardu Portal dan Gardu Cantol
Gardu Kios
c. Jenis penggunaannya :
Gardu Pelanggan Umum
Gardu Pelanggan Khusus
Khusus pengertian gardu hubung adalah gardu yang ditujukan untuk
memudahkan manuver pembebanan dari satu penyulang ke penyulang lain
yang dapat dilengkapi/tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk
fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC Supply dari trafo distribusi
pemakaian sendiri atau trafo distribusi untuk umum yang diletakkan dalam
satu kesatuan.

C. Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya. Dalam operasi penyaluran tenaga listrik transformator dapat
dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Dalam kondisi ini suatu
transformator diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus
menerus tanpa berhenti). Mengingat kerja keras dari suatu transformator seperti
itu maka cara pemeliharaan juga dituntut sebaik mungkin. Oleh karena it
transformator harus dipelihara dengan menggunakan sistem dan peralatan yang
benar, baik dan tepat. Untuk itu regu pemeliharaan harus mengetahui bagian-
bagian transformator dan bagian-bagian mana yang perlu diawasi melebihi bagian
yang lainnya.
Berdasarkan tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator
500/150 kV dan 150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT).
Transformator 150/20 kV dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral
transformator ditanahkan sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan /
proteksi, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara langsung di
13

sisi netral 150 kV dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan tahanan rendah
atau tahanan tinggi atau langsung di sisi netral 20 kV nya.

D. Jaringan Tegangan Menengah


Menengah (SUTM) terdiri dari beberapa komponen peralatan utama, antara
lain adalah sebagai berikut :
1. Penghantar
Penghantar adalah salah satu komponen utama peralatan dan instalasi
listrik yang berperan untuk menyalurkan arus dari satu bagian ke bagian lain dan
juga untuk menghubungkan bagaian - bagian yang dirancang bertegangan sama.
Dilihat dari jenis isolasi yang digunakan, penghantar terdiri dari dua jenis, yaitu
konduktor atau kawat telanjang dan konduktor berisolasi atau kabel.
2. Tiang Penyangga Saluran
Tiang-tiang pada jaringan berfungsi sebagai penyangga lengan silang dan seluruh
peralatan perlengkapan lainnya, maka harus mempunyai sifat-sifat :
Kekuatan mekanik yang tinggi
Perawatan mudah
Mudah dalam pemasangan konduktor saluran
3. Isolator
Isolator merupakan suatu sistem yang terdiri dari komponen - komponen
dielektrik, terminal elektrode atau ujung sambungan, dan bagian dalam yang
membantu mengikat di elektrik ke elektroda. Mengingat fungsi isolator adalah
sangat penting pada saluran distribusi, maka sifat-sifat utama yang harus dimiliki
adalah :
1.) Kekuatan mekanik tinggi
2.) Tahanan isolator tinggi
3.) Rugi dielektrik kecil
4.) Tanpa berubah bentuk dan sifatnya mempunyai daya tahan perubahan
temperatur tinggi
14

4. Lengan silang (cross arm)


Lengan silang (cross arm) diperlukan untuk penempatan isolator, tidak
diperlukan pada tiang penyangga untuk saluran formasi tegak.

E. Jaringan Tegangan Rendah


Saluran tegangan rendah terdiri dari 3(tiga) macam, yaitu Saluran Udara
Tegangan Rendah (SUTR), Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR),
dan Saluran Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Saluran udara tegangan rendah (SUTR) dengan LVTC (Low Voltage
Twistad Cable), saat ini sudah dikembangkan, hal ini untuk mempertinggi
keandalan, factor keamanan dan lain-lain. Untuk kabel LVTC ini pemasangannya,
di bawah SUTM (underbuilt) dan 2) khusu LVTC (JTR murni). Spesifikasi kabel
LVTC :
Accessories twisted cable terdiri dari :
1. Suspension assembly
2. Large angle assembly
3. Dead end assembly
4. Insulated tap connector berbagai ukuran
5. Insulated nontension joint
6. Insulated tension joint
7. Guy set/stay set SUTR
Pemakaian guy set pada SUTR digunakan type ringan, pada stay set SUTR
ini tidak mempergunakan guy insulator.
Pada konstruksi jaringan tegangan rendah atau menengah harus
diperhatikan lintasan yang akan dilewati saluran kabel, misalnya pada saat kabel
udara melintasi jalan umum, kabel udara dipasang di bawah pekerjaan konstruksi,
kabel udara melintasi sungai, dan lintassan-lintasan lain yang perlu perhatian
sehubungan dengan kemanan kabel dan keselamatan mereka yang berada di
sekitar kabel tersebut. Berikut ini adalah beberapa contoh bentuk saluran kabel
udara yang melewati lokasi tersebut, dan ukuran-ukuran jarak aman terhadap
15

lingkungan yang tercantum dapat digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan


tugas pemasangan kabel.

F. Komponen dan Peralatan Konstruksi


Adapun beberapa komponen peralatan yang digunakan, sebagai berikut:
a. Tiang
Tiang-tiang pada jaringan berfungsi sebagai penyangga lengan silang dan
seluruh peralatan perlengkapan lainnya, maka harus mempunyai sifat-sifat:
1.) Kekuatan mekanik yang tinggi
2.) Perawatan mudah
3.) Mudah dalam pemasangan konduktor saluran

Gambar 3.3. Tiang Listrik


b. Transformator
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan).
16

Gambar 3.4. Transformator

c. Penghantar
Penghantar adalah salah satu komponen yang berperan untuk menyalurkan
arus dari satu bagian ke bagian lain dan juga untuk menghubungkan bagian-
bagian yang dirancang bertegangan sama. Dilihat dari jenis isolasi yang
digunakan, penghantar terdiri dari dua jenis, yaitu konduktor atau kawat telanjang
dan konduktor berisolasi atau kabel.

Gambar 3.5. Kabel Penghantar


d. Isolator
Berfungsi untuk melindungi kebocoran arus dari penghantar ke tiang
maupun ke penghantar lainnya. Maka sifat-sifat utama yang harus dimiliki
isolator adalah:
1.) Kekuatan mekanik tinggi
2.) Tahanan isolator tinggi
3.) Rugi dielektrik kecil
4.) Tanpa berubah bentuk dan sifatnya mempunyai daya tahan perubahan
temperatur tinggi
17

Gambar 3.6. Isolator

e. Cross Arm (Lengan Tiang) / Travers


Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu
dipasang diatas tiang. Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang
pada tiang. Pemasangan dapat dengan memasang klem-klem, disekrup dengan
baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang baut-baut penyangga
isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu untuk
membuat lubang-lubang baut.
G. Sistem Proteksi pada Jaringan Distribusi
Pada saat terjadi gangguan yang menyebabkan terjadinya ketidaknormalan
pada sistem tenaga listrik, misalnya ada arus lebih, tegangan lebih, dan
sebagainya. Jika dibiarkan gangguan itu akan meluas keseluruhan sistem sehingga
bisa merusak semua peralatan sistem tenaga listrik yang ada. Maka dari itu sistem
proteksi pada peralatan harus mampu:
a. Menghindari/mengurangi kerusakan peralatan akibat gangguan
b. Cepat melokalisir luas daerah yang mengalami gangguan
c. Memberikan pelayanan listrik dengan keandalan yang tinggi kepada
konsumen dan juga mutu listrik yang baik
d. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik
18

Adapun beberapa syarat yang diperlukan dalam suatu perencanaan sistem


proteksi yang efektif, yaitu sebagai berikut:
a. Selektivitas adalah efektivitas suatu sistem proteksi dapat dilihat dan
kesanggupan sistem dalam mengisolir bagian yang mengalami gangguan saja.
b. Stabilitas adalah sifat yang tetap inoperatif apabila gangguan-gangguan
terjadi di luar zona yang melindungi (gangguan luar).
c. Kecepatan operasi, dimana waktu pembebasan gangguan yang tipikal dalam
sistem tegangan tinggi adalah 140 m/s. Namun, dimasa mendatang waktu ini
hendak dipersingkat menjadi 80 m/s, sehingga memerlukan relai dengan
kecepatan yang sangat tinggi (very high speed relaying).
d. Sensitivitas (kepekaan) adalah besarnya arus gangguan agar alat bekerja.
Harga ini dapat dinyatakan dengan besarnya arus dalam jaringan aktual (arus
primer) atau sebagai persentase dan arus sekunder (trafo arus).
e. Reliabilitas, penyebab utama dan outage rangkaian adalah tidak bekerjanya
proteksi sebagaimana mestinya.
Peralatan pengaman pada jaringantegangan menengah antara lain sebagai
berikut:
a. Load Break Switch (LBS)
Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV.
Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban dan terpasang pada
kabel masuk atau keluar gardu distribusi. Kubikel LBS dilengkapi dengan sakelar
pembumian yang bekerja secara interlock dengan LBS. Untuk pengoperasian
jarak jauh (remote control), Remote Terminal Unit (RTU) harus dilengkapi catu
daya penggerak.
19

Gambar 3.7. Load Break Switch

b. Sectionalizer
Sectionalizer adalah sebuah peralatan pengaman arus lebih (over current
protective device) yang dipasang hanya sebagai pengaman cadangan PMT atau
recloser.

Gambar 3.8. Sectionalizer

c. Fuse Cut Out


Fuse Cut Out adalah peralatan proteksi yang bekerja apabila terjadi
gangguan arus lebih. Alat ini akan memutuskan rangkaian listrik yang satu dengan
yang lain apabila dilewati arus yang melewati kapasitas kerjanya. Prinsip kerjanya
adalah ketika terjadi gangguan arus maka fuse pada cut out akan putus, seperti
yang ada pada SPLN 64 tabung ini akan lepas dari pegangan atas, dan
menggantung di udara, sehingga tidak ada arus yang mengalir ke sistem.
20

Gambar 3.9. Fuse Cut Out

d. Recloser
Recloser (Penutup Balik Otomatis/PBO ) pada dasarnya adalah pemutus
tenaga yang dilengkapi dengan peralatan kontrol. Peralatan ini dapat merasakan
arus gangguan dan memerintahkan operasi buka tutup kepada pemutus tenaga.
Untuk jaringan yang panjang (>20 km) perlu dipasang 2 atau lebih PBO pada
jarak tertentu dengan koordinasi yang baik, agar gangguan yang terjadi dapat
segera dibebaskan.

Gambar 3.10. Recolser


e. Lightning Arrester
Lightning Arrester adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan
dan peralatannya terhadap tegangan lebih abnormal yang terjadi karena sambaran
petir (flash over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan.
Lightning arrester ini memberi kesempatan yang lebih besar terhadap tegangan
lebih abnormal untuk dilewatkan ke tanah sebelum alat pengaman ini merusak
peralatan jaringan seperti tansformator dan isolator. Oleh karena itu lightning
arrester merupakan alat yang peka terhadap tegangan, maka pemakaiannya harus
disesuaikan dengan tegangan sistem.
21

Gambar 3.11. Lightning Arrester

f. Fault Indicator
Fault Indicator adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengidentifikasi
gangguan yang dipasang pada setiap fasanya. Dimana apabila terjadi gangguan
pada suatu maka lampu Fault Indicator akan berkedip-kedip. Sehingga
memudahkan petugas untuk mendeteksi area yang mengalami gangguan.
BAB IV
KEGIATAN PRAKTIK INDUSTRI

Kegiatan yang dilakukan selama proses Praktik Industri dilakukan adalah


sebagai berikut:
A. Pemasangan atau Penggantian Fuse Cut Out
Tujuan : Untuk melindungi jaringan terhadap beban lebih (over load
current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang
disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban
lebih (over load).
Pelaksana : Tim Pemeliharaan (Tim KHS), Pengawas Lapangan, Petugas
Piket Operasi
Langkah Kerja : 1. Mengambil material di gudang PLN.
1. Untuk pekerjaan yang memudahkan pemadaman maka
pengawas berkoordinasi dengan Petugas Piket Operasi.
2. Bila pemadaman telah dilakukan maka dilakukan pemasangan
Grounding Set.
3. Tim KHS yang bertugas mengenakan semua peralatan K3
sesuai SOP.
4. Pasang roller gantung lengkap dengan tambang, pada travers
dudukan FCO.
5. Naikkan Tool Bag yang sudah dilengkapi kunci sesuai dengan
kebutuhan dan penerating oil.
6. Buka jumper-jumper FCO.
7. Ikat FCO yang akan dibongkar dengan tambang.
8. Bongkar dan turunkan FCO yang rusak dengan tambang.
9. Naikkan FCO dan tabung FCO pengganti dengan tambang.
10. Pasang FCO baru, berikut jumper-jumpernya.
11. Periksa dan yakinkan kembali pemasangan FCO dan jumper-
jumper apakah sudah terpasang dengan baik dan benar.

22
23

12. Lepas dan turunkan Grounding Set.


13. Lakukan komunikasi dengan piket Operasi bahwa pekerjaan
penggantian FCO telah selesai sesuai SOP komunikasi
14. Minta kembali untuk penormalan tegangan ke piket Operasi
sesuai SOP komunikasi.
15. Lapor kembali pada piket dispatcher bahwa tegangan sudah
normal secara keseluruhan.
16. Bereskan semua peralatan kerja, K3 dan alat ukur pada
tempat yang telah disediakan.
Peralatan K3 : Helm Pengaman, Pakaian Kerja (Work Pack), Safety Shoes,
Sarung Tangan, Safety Belt.
Alat : Tangga Fiber, Tang, Cutter, Kunci Pas, Tang Press, Gunting
Kabel.
Bahan : FCO, CCO, Kabel Jumper, Baut, Fuse Link
Masalah : Terjadi kerusakan pada FCO yang lama
Solusi : Mengganti FCO lama yang telah rusak

B. Pemasangan atau Penggantian Arrester


Tujuan : Untuk melindungi jaringan dan peralatannya terhadap tegangan
lebih abnormal yang terjadi karena sambaran petir (flash
over) dan karena surja hubung (switching surge) di suatu jaringan.
Pelaksana : Tim Pemeliharaan (Tim KHS), Pengawas Lapangan, Petugas
Piket Operasi
Langkah Kerja : 1. Mengambil material di gudang PLN.
2. Untuk pekerjaan yang memudahkan pemadaman maka
pengawas berkoordinasi dengan Petugas Piket Operasi.
3. Bila pemadaman telah dilakukan maka dilakukan pemasangan
Grounding Set.
4. Tim KHS yang bertugas mengenakan semua peralatan K3
sesuai SOP.
24

5. Pasang roller gantung lengkap dengan tambang, pada travers


dudukan Arrester.
6. Naikkan Tool Bag yang sudah dilengkapi kunci sesuai dengan
kebutuhan dan penerating oil.
7. Buka jumper-jumper Arrester.
8. Ikat arrester yang akan dibongkar dengan tambang.
9. Bongkar dan turunkan Arrester yang rusak dengan tambang.
10. Naikkan arrester dan tabung arrester pengganti dengan
tambang.
11. Pasang arrester baru, berikut jumper-jumpernya.
12. Periksa dan yakinkan kembali pemasangan arrester dan
jumper-jumper apakah sudah terpasang dengan baik dan
benar.
13. Lepas dan turunkan Grounding Set.
14. Lakukan komunikasi dengan piket Operasi bahwa pekerjaan
penggantian arrester telah selesai sesuai SOP komunikasi
15. Minta kembali untuk penormalan tegangan ke piket Operasi
sesuai SOP komunikasi.
16. Lapor kembali pada piket dispatcher bahwa tegangan sudah
normal secara keseluruhan.
17. Bereskan semua peralatan kerja, K3 dan alat ukur pada tempat
yang telah disediakan.
Peralatan K3 : Helm Pengaman, Pakaian Kerja (Work Pack), Safety Shoes,
Sarung Tangan, Safety Belt.
Alat : Tangga Fiber, Tang, Cutter, Kunci Pas, Tang Press, Gunting
Kabel.
Bahan : Arrester, CCO, Kabel Jumper, Baut
Masalah : Terjadi kerusakan pada Arrester yang lama
Solusi : Mengganti Arrester lama yang telah rusak
25

C. Manajemen Transformator
Tujuan : Untuk meminimalisir terjadinya drop tegangan
Pelaksana : Tim Pemeliharaan (Tim KHS), Pengawas Lapangan, Petugas
Piket Operasi
Langkah Kerja : 1. Mengambil material di gudang PLN.
2. Tim KHS yang bertugas mengenakan semua peralatan K3
sesuai SOP.
3. Pemasangan Travers dan dudukan Transformator.
4. Merakit Aspan, FCO, Arrester.
5. Pemasangan Aspan, FCO, Arrester dan Isolator Tumpu.
6. Pemasangan Panel Distribusi dan Transformator dengan
menggunakan Mobil Crane.
7. Bereskan semua peralatan kerja, K3 dan alat ukur pada tempat
yang telah disediakan.
Peralatan K3 : Helm Pengaman, Pakaian Kerja (Work Pack), Safety Shoes,
Sarung Tangan, Safety Belt.
Alat : Tangga Fiber, Mobil Crane
Bahan : Aspan, FCO, Arrester dan Isolator Tumpu
Masalah : Terjadinya drop tegangan
Solusi : Pemasangan Transformator baru
26

D. Penyeimbangan Beban pada Transformator


Tujuan : Untuk mengurangi arus netral pada trafo sehingga rugi-rigi daya
yang ditimbulkan pada trafo dapat diminimalisir.
Pelaksana : Tim Pemeliharaan (Tim KHS), Pengawas Lapangan, Petugas
Piket Operasi
Langkah Kerja : 1. Mengambil material di gudang PLN.
2. Tim KHS yang bertugas mengenakan semua peralatan K3
sesuai SOP.
3. Mengukur arus setiap fasa pada Transformator.
4. Menganalisis perbedaan setiap fasanya.
5. Menyeimbangkan arus yang berlebih terhadap arus yang
rendah dengan perbandingan kurang lebih 10% dari setiap
fasanya dengan memindahkan kabel fasa dari pelanggan.
6. Ukur kembali arus yang telah diseimbangkan pada
Transformator.
7. Bereskan semua peralatan kerja, K3 dan alat ukur pada tempat
yang telah disediakan.
Peralatan K3 : Helm Pengaman, Pakaian Kerja (Work Pack), Safety Shoes,
Sarung Tangan, Safety Belt.
Alat : Tangga Fiber, Tang Press, Tang Kombinasi, Cutter, dan
Avometer.
Bahan : CCO, Service, Connector, Joint Connector, Kabel
Masalah : Terjadinya drop tegangan
Solusi : Penyeimbangan beban
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami simpulkan selama pelaksanaan Praktik
Insdutri adalah sebagai berikut:
1. Secara umum tugas poko ULP Mattirotasi yaitu Bertanggung jawab atas
pengendalian operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi, pemantauan susut
distribusi dan upaya penurunannya, pengelolaan dan pengembangan asset
jaringan dan konstruksi distribusi serta penyambungan dan pemutusan.
2. Pada ULP Mattirotasi setiap semester memiliki target capaian perawatan dan
pemeliharaan Gardu Distribusi dan pada sisi Jaringan Tegangan Menengah
sampai pada Sambungan Rumah (Pelanggan).
3. Perawatan dan pemeliharaan ini bertujuan untuk memperpanjang umur
peralatan serta mencegah terjadinya kerusakan dan ganggaun.
4. Beberapa pelaksanaan perawatan dan perbaikan yang dilakukan
petugas/pegawai ULP Mattirotasi yakni pemasangan atau penggantian Fuse
Cut Out dan Arrseter, manajemen transformator, penyeimbangan beban pada
transformator dan menangani ganguan yang terjadi dan dilaporkan oleh
pelanggan.
5. Ilmu dan keterampilan yang diperoleh mahasiswa dapat lebih ditingkatkan
melalui pelaksaan Praktik Industri.

B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami berikan adalah sebagai berikut:
1. Bahwa dalam melaksanakan Praktik Industri (PI) khususnya di ULP
Mattirotasi agar lebih mempersiapkan diri dengan baik jasmani maupun
rohani serta dalam melakukan pekerjaan harus memperhatikan K3 (Kesehatan
dan Keselamatan Kerja) untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Kiranya mahasiswa selama kegiatan Ptaktik Industri (PI) lebih aktif bertanya
kepada pembimbing mengenai kondisi di lapangan.

27
28

3. Pada saat pelaksaan Praktik Indsutri diharapkan bekerja sesuai dengan


instruksi pembimbing lapangan.
DAFTAR PUSTAKA

Kadir, Abdul. 1980. Pengantar Teknik Tenaga Listrik. Jakarta: LP3ES.

Karim, Syarifuddin. 2014. Praktikum Mesin Listrik DC. Makassar: Pendidikan


Teknik Elektro FT UNM.

Muhajira. 2015. Laporan Lengkap Mesin Listrik I. Makassar: Pendidikan Teknik


Elektro FT UNM.

Team Staf Mesin Listrik. 1998. Buku Praktikum Mesin Listrik. Bandung: Lab.
Mesin Listrik Jur. Teknik Elektro Politeknik ITB.

Sulasno. 2009. Teknik Konversi Energi Listrik dan System Pengaturan.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

Zuhal. 1992. Dasar Teknik Listrik dan Elektronika Daya. Jakarta: PT. Gramedia.

29

Anda mungkin juga menyukai