Anda di halaman 1dari 5

Modul Analisa Sistem Tenaga

PERTEMUAN 7:
PERTIMBANGAN OPERASI SISTEM ENERGI LISTRIK

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pertimbangan-pertimbangan dala operasi sistem
energi listrk. Anda harus mampu:
1.1 Mengetahui sumber-sumber daya reaktif
1.2 Memahami Saluran Impedance Loading (SIL)
1.1 Memahami hubungan tegangan dan daya reaktif

B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Sumber Daya Reaktif
Generator sinkron dapat menghasilkan daya aktif dan daya reaktif. Daya aktif dihasilkan
oleh penggerak mula (prime mover) nya dan daya reaktif dihasilkan dengan mengubah
besar medan penguat di rotor. Perubahan besar daya aktif yang dihasilkan erat kaitannya
dengan perubahan konsumsi bahan bakar penggerak mula sedangkan perubahan besar
daya reaktif berhubungan dengan perubahan arus eksitasi di medan rotor. Kapasitas
generator sering ditulis dalam satuan MVA dan cos phi dimana berlaku rumus

Daya reaktif yang dihasilkan pembangkit berperan besar dalam memperbaiki tegangan
sistem, terutama tegangan di GI yang berdekatan dengan lokasi pembangkit. Generator
serempak dapat memasok atau menyerap daya reaktif tergantung kondisi eksitasi dari
generator yang diatur oleh AVR. Pada kondisi over excited, generator memasok daya
reaktif dan bekerja dengan cos phi lagging, Sedangkan pada kondisi under excited,
generator menyerap daya reaktif dan bekerja dengan cos phi leading. Kemampuan
generator untuk memasok atau menyerap daya reaktif dibatasi oleh arus medan, arus
jangkar dan daerah pemanasan generator (kurva kapabilitas).

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 1


Modul Analisa Sistem Tenaga

Gambar 7.1 Kurva Kapabilitas

Kapasitor sistem kelistrikan berfungsi untuk menaikkan tegangan, meningkatkan faktor


daya, dan juga meningkatkan stabilitas sistem tenaga listrik. Kemudian saluran udara
adalah salah satu sumber daya reaktif karena efek kapasitor shunt yang dihasilkan
terhadap bumi. Saluran udara akan menjadi sumber daya reaktif jika dibebani dengan
beban yang rendah karena pada saat beban rendah, efek kapasitansi saluran udara lebih
dominan dari efek induktansinya. Besarnya daya reaktif yang dihasilkan saluran udara
dapat dirumuskan sebagai
Mvar dihasilkan = KV2/Xc
Konsumen daya reaktif:
a. Beban (umumnya resistif dan induktif).
Beban resistif adalah beban yang hanya mempunyai hambatan ohmic saja sehingga tidak
menyerap daya reaktif. Sedangkan beban induktif adalah beban yang mengandung
kumparan yang dililit pada inti besi sehingga membutuhkan daya reaktif untuk
pembentukan medan magnet dalam beban-beban tersebut. Contoh beban induktif adalah
motor listrik, lampu TL, mesin pendingin dan sebagainya.

b. Transformator
Transformator selalu menyerap daya reaktif karena adanya kumparan di transformator.
Semakin tinggi pembebanan transformator, daya reaktif yang diserap semakin besar.
Sebuah transformator dengan reaktansi Xt p.u dan rating pada saat full load adalah

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 2


Modul Analisa Sistem Tenaga

3kV.Irated, maka besarnya daya reaktif yang diserap dapat diperoleh dari persamaan
berikut
\

c. Saluran Udara
Saluran udara akan bersifat induktif jika dibebani dengan beban yang tinggi sehingga
akan menyerap daya reaktif. Daya reaktif yang diserap penghantar dirumuskan sebagai
berikut:
Mvar diserap = I2Xl
Tujuan Pembelajaran 1.2:
Surge Impedance Loading (SIL)

Penghantar akan bersifat kapasitif ketika diberi tegangan sehingga akan menghasilkan
daya reaktif. Ketika penghantar dibebani (mengalir arus) maka timbul sifat induktif
sehingga akan menyerap daya reaktif. Daya reaktif yang dihasilkan dan diserap oleh
penghantar dapat dirumuskan sebagai berikut :
Mvar dihasilkan = KV2/Xc
Mvar diserap = I2Xl
Surge impedance/character impedance (Zo) adalah impedansi dimana daya yang
dihantarkan mempunyai power factor 1.0 atau bersifat resistif. SIL adalah pembebanan
daya aktif penghantar dimana daya reaktif di jaringan tersebut mencapai keseimbangan.
Sehingga penghantar tidak menyerap maupun menghasilkan daya reaktif. SIL dapat
dirumuskan sebagai berikut :
KV2/Xc = I2 .Xl
KV2/I2 = Xc. Xl
V/I = ) , V/I disebut sebagai surge impedance.

Jika penghantar dibebani dibawah nilai SIL nya, maka penghantar menyuplai daya reaktif
ke sistem sehingga menaikkan tegangan. Sebaliknya , jika penghantar dibebani dibawah

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 3


Modul Analisa Sistem Tenaga

nilai SIL, maka penghantar akan menyerap daya reaktif sehingga menurunkan tegangan.
Secara umum grafik SIL bisa dilihat seperti berikut

Gambar 7.2 karakteristik SIL penghantar

Tujuan Pembelajaran 1.3:


Hubungan Tegangan dan Daya Reaktif

Tegangan dan daya reaktif berkaitan sangat erat. Peningkatan konsumsi daya reaktif di rel
akan menurunkan tegangan rel tersebut dan sebaliknya, peningkatan pasokan daya reaktif
di rel akan menaikkan tegangan rel.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 4


Modul Analisa Sistem Tenaga

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Suatu sistem 3-fasa dengan beban 3-fasa 323.1kVA21.8. Hitung:
a. Pbeban
b. Qbeban
c. cos phi beban

D. DAFTAR PUSTAKA
Imron Rosyadi, Edi Purwanto, Suprayitno, paper “Pengaruh Karakteristik Beban,
Pembebanan Penghantar, Pembebanan Transformator dan Kontribusi Daya Reaktif
Pembangkit Terhadap Tegangan di Sistem Kelistrikan Jawa Bali”, Dispatcher JCC PT
PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali Krukut Limo Cinere,
2013.

William D. Stevenson, Jr., Element of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill
Book Company, 1979.

B.M. Weedy, Electric Power System, 2nd Edition, John Wiley & Sons Ltd., 1972.

S1 Teknik Elektro Universitas Pamulang 5

Anda mungkin juga menyukai