Anda di halaman 1dari 7

KWH Meter 1 fasa dan 3 fasa

Nama : Dewi Adila

NIM : 17/410985/SV/12912

Kelas :A

1. Pendahuluan
kWh meter merupakan suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan
perumahan, perkantoran maupun industri. Alat ukur ini sudah mengalami
perkembangan yang begitu luar biasa dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pada awalnya, fungsi utama dari kWh meter ialah untuk menghitung pemakaian
energi listrik. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, maka kWh meter
berkembang menjadi suatu alat ukur otomatis yang bisa mengirimkan hasil
pengukurannya kepada perusahaan listrik yang bersangkutan. perkembangan kWh
meter ini didukung karena adanya perkembangan yang luar biasa pada dunia teknologi
informasi khususnya internet sehingga sekarang ini pengiriman data dapat dengan
mudah terlaksana dan proses pengirimannya pun cepat. Karena perusahaan penyedia
tenaga listrik di Indonesia masih belum bisa menyediakan kWh meter digital yang dapat
menunjukkan daya listrik yang digunakan.
Pada makalah ini akan menjelaskan tentang kWh meter 1 fasa dan 3 fasa. Tujuan
yang terdapat pada makalah ini adalah untuk mengetahui tentang kWh meter 1 fasa dan
3 fasa.
2. Pembahasan
(2.1) Pengertian
Kwh meter merupakan komponen elektronik yang digunakan
untuk melakukan pembacaan penggunaan daya pada rumah tangga maupun
industri. Daya yang digunakan oleh konsumen listrik akan tercatat oleh kwh
meter per satuan jam. 1 phase 2 wire static kWh meter artinya kwh yang
menggunakan 1 line arus listrik positif dan satu kabel netral. Pada konsumen
rumah tangga digunakan kwh meter 1 fasa karena daya yang digunakan daya 1
fasa sedangkan pada industri, daya yang digunakan adalah daya 3 fasa sehingga
kwh meter yang digunakan adalah kwh meter 3 fasa.
Listrik 3 fasa adalah listrik AC (alternating current) yang menggunakan 3
penghantar yang mempunyai tegangan sama tetapi berbeda dalam sudut phase
sebesar 120 degree. Ada 2 macam hubungan dalam koneksi 3 penghantar yaitu
hubungan bintang (“Y” atau star) dan hubungan delta. Sesuai dengan bentuknya,
yang satu seperti huruf “Y” dan satu lagi seperti simbol “delta”.
Gambar equipment secara fisik dari kWh Meter 3 fasa :

(2.2) Diagram Pengawatan APP 1 fasa dan 3 fasa

1. Diagram 1 fasa
2. Diagram 3 fasa
(2.3) Sistem 3 fasa dan 1 fasa
Hampir seluruh perusahaan penyedia tenaga listrik menggunakan sistem
listrik 3 fasa ini. Sistem ini diperkenalkan dan dipatenkan oleh Nikola Tesla pada
tahun 1887 dan 1888. Sistem ini secara umum lebih ekonomis dalam
penghantaran daya listrik, dibanding dengan sistem 2 fasa atau 1 fasa, dengan
ukuran penghantar yang sama. Karena sistem 3 fasa dapat menghantarkan daya
listrik yang lebih besar. Dan juga peralatan listrik yang besar, seperti motor-
motor listrik, lebih powerful dengan sistem ini.
PLN mengaplikasikan sistem 3 fasa dalam keseluruhan sistem
kelistrikannya, mulai dari pembangkitan, transmisi daya hingga sistem
distribusi. Oh iya, agar lebih jelas, sistem kelistrikan PLN secara umum dibagi
dalam 3 bagian besar :
a. Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik
Terdiri dari pembangkit-pembangkit listrik yang tersebar di
berbagai tempat, dengan jenis-jenisnya antara lain yang cukup banyak
adalah PLTA (menggunakan sumber tenaga air), PLTU
(menggunakan sumber batubara), PLTG (menggunakan sumber dari
gas alam) dan PLTGU (menggunakan kombinasi antara gas alam dan
uap). Pembangkit-pembangkit tersebut mengubah sumber-sumber
alam tadi menjadi energi listrik. 
b. Sistem Transmisi Daya
Energi listrik yang dihasilkan dari berbagai pembangkit tadi harus
langsung disalurkan. Karena energi listrik sebesar itu tidak bisa
disimpan dalam baterai. Karena akan butuh baterai kapasitas besar
untuk menyimpan energi sebesar itu dan menjadi sangat tidak
ekonomis. Sebagai gambaran, accu 12Vdc dengan kapasitas 50Ah
akan menyimpan energi listrik maksimal kira-kira 600 Watt untuk
pemakaian penuh selama 1 jam. Sedangkan total pemakaian daya
listrik untuk jawa-bali bisa melebihi 15,000 MW (15,000,000,000
Watt). Jadi, berapa besar baterai untuk penyimpanannya?
Untuk itulah suplai energi listrik bersifat harus sesuai dengan
permintaan saat itu juga, tidak ada penyimpanan. Karena itu sistem
transmisi daya listrik dibangun untuk menghubungkan pembangkit-
pembangkit listrik yang tersebar tadi dan menyalurkan listriknya
langsung saat itu juga ke pelanggan-pelanggan listrik. Saluran
penghantarannya dikenal dengan nama SUTT (Saluran Udara
Tegangan Tinggi), SUTET (Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi) dll.
Di Jawa-Bali, sistem transmisi daya listrik ini diatur oleh P3B
(Penyaluran dan Pusat Pengaturan Beban) Jawa-Bali yang berlokasi
di daerah Gandul, Cinere, Bogor.
c. Sistem Distribusi Daya Listrik
Dari sistem transmisi daya tadi, listrik akan sampai ke pelanggan-
pelanggannya (terutama perumahan) dengan terlebih dahulu melalui
Gardu Induk dan kemudian Gardu Distribusi. Gardu Induk
mengambil daya listrik dari sistem transmisi dan menyalurkan ke
Gardu-gardu distribusi yang tersebar ke berbagai daerah perumahan.
Dan di dalam gardu distribusi, terdapat trafo distribusi yang
menyalurkan listrik langsung ke rumah-rumah dengan melewati JTR
(Jaringan Tegangan Rendah), yang biasanya ditopang oleh tiang
listrik.
(2.4) Cara memasang kWh meter 1 fasa
Kabel SR (Kabel PLN) dari tiang listrik yang masuk ke kWh 1 fasa hanya
ada dua yaitu Fasa dan Netral. Berbeda dengan kWh 3 fasa yang input nya terdiri
dari empat kabel yaitu RSTN. Kabel SR hitam memiliki ciri berupa sirip/garis
halus di sepanjang kabel adalah Fasa (Arus Listrik Positif) dan kabel SR polos
adalah Netral (Arus Listrik Negatif). Kedua kabel tersebut merupakan Input kwh
meter 1 fasa.
Pada wiring diagram kWh meter 1 phase diatas input kWh 1 fasa di tandai
dengan huruf (L) dan di sebelah nya adalah Output juga di tandai dengan huruf
(L). Output kWh 1 fasa di hubungkan ke Input MCB (Miniature Circuit Breaker)
dan di keluarkan ke melalui Output MCB sebagai line jaringan instalasi listrik.
Sedangkan Netral yang di hubungkan ke jaringan instalasi listrik dari kwh 1 fasa
tidak melalui mcb.
Umumnya pada jaringan instalasi lisrik rumah terdapat panel / box
breaker, ketiga kabel output seperti terlihat pada gambar diagram kWh meter 1
fasa di atas yaitu kabel Phase, Netral dan Ground di hubungkan ke box breaker
terlebih dahulu sebelum akhirnya di hubungkan ke rangkaian instalasi listrik
rumah.
(2.5) Sistem 3 fasa hubungan bintang dengan tegangan

Titik pertemuan dari masing-masing phase disebut dengan titik netral.


Titik netral ini merupakan common dan tidak bertegangan. Ada 2 macam
tegangan listrik yang dikenal dalam sistem 3 fasa ini : Tegangan antar phase (Vpp
: voltage phase to phase atau ada juga yang menggunakan istilah Voltage line to
line) dan tegangan phase ke netral (Vpn : Voltage phase to netral atau Voltage
line to netral). Sistem tegangan yang dipakai pada gambar dibawah adalah yang
digunakan PLN pada trafo distribusi JTR (380V/220V), dengan titik netral
ditanahkan.
Pada istilah umum di Indonesia, sistem 3 fasa ini lebih familiar dengan
nama sistem R-S-T. karena memang umumnya menggunakan simbol “R”, “S” ,
“T” untuk tiap penghantar phasenya serta simbol “N” untuk penghantar netral.
Seperti pada gambar tersebut, di dalam sistem JTR yang langsung ke
perumahan, PLN menggunakan tegangan antar phase 380V dan tegangan phase
ke netral sebesar 220V. Rumusnya seperti ini :  

Vpp 380
Vpn= → 220V =
√3 √3

Instalasi listrik rumah akan disambungkan dengan salah satu kabel phase
dan netral, maka pelanggan menerima tegangan listrik 220V. Perhatikan pada
gambar dibawah ini :

(2.6) Arus netral pada sistem 3 fasa


Salah satu karakteristrik sistem 3 fasa adalah bila sistem 3 fasa tersebut
mempunyai beban yang seimbang, maka besaran arus phase di penghantar R-S-T
akan sama sehingga In (arus netral) = 0 Ampere. Contohnya pada gambar
diatas : Misal ketiga rumah tersebut mempunyai beban yang identik seimbang.
Maka arus netral sebagai penjumlahan dari ketiga arus phase tersebut akan
menjadi : 

Ir+ Is+ It=¿ → Bila beban seimbang maka Ir=Is=It dan∈¿ 0 Ampere

Dari pernyataan diatas hasilnya nol karena sistem penjumlahannya


adalah secara penjumlahan vektor, bukan dengan penjumlahan matematika
biasa (jadi bukan 1+1+1=3). Pada prakteknya, beban seimbang dari ketiga phase
tadi hampir mustahil dicapai. Karena beban listrik setiap rumah belum tentu
identik. Bila terjadi ketidakseimbangan beban, maka besar arus listrik setiap
phase tidak sama. Akibatnya arus netral tidak lagi sebesar 0 Ampere. Semakin
tidak seimbang bebannya, maka arus netral akan semakin besar.
Karena sifat arus listrik adalah loop tertutup agar bisa mengalir, maka
arus netral tadi akan mengalir ke instalasi listrik milik pelanggan dan
melewati grounding sistem untuk masuk ke tanah, yang akhirnya mengalir balik
ke titik grounding trafo kemudian kembali masuk ke instalasi listrik rumah,
demikian seterusnya.
Walaupun pelanggan listrik tersebut mematikan daya listrik yang masuk
ke rumah, dengan MCB di kWh-meter pada posisi “OFF”, arus netral tetap akan
mengalir.

3. Kesimpulan
Dari beberapa pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kWh meter merupakan
suatu alat ukur yang banyak dipakai baik di lingkungan perumahan, perkantoran
maupun industri. Pada konsumen rumah tangga digunakan kwh meter 1 fasa karena
daya yang digunakan daya 1 fasa sedangkan pada industri, daya yang digunakan adalah
daya 3 fasa sehingga kwh meter yang digunakan adalah kwh meter 3 fasa.

Daftar Pustaka

[1] https://independent.academia.edu/NurulSavitri diakses pada tanggal (27 November 2018


pukul 19.14)

[2] https://www.scribd.com/document/319781082/pengertian-kwh-meter-jenis-jenis-dan-
prinsip-kerjanya-doc diakses pada tanggal (27 November 2018 pukul 20.00)

Anda mungkin juga menyukai