Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN KONSTRUKSI JARINGAN DISTRIBUSI

MODUL 1
SURVEY LOKASI
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum instalasi Distribusi Tenaga Listrik adalah pelaksanaan pengusahaan tenaga listrik
yang dimulai dari tahapan perencanaan, pemasangan konstruksi, pengoperasian dan
pemeliharaan konstruksi dan peralatan yang terpasang.
Setiap tahapan selalu dimulai dari persiapan dilanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan diakhiri
dengan evaluasi dari hasil pemeriksaan pekerjaan.
Setiap tahapan dalam pelaksanaan, meskipun berupa simulasi dari pekerjaan sebenarnya,
tetapi penggunaan alat kerja, material sampai dengan pengoperasian dan pemeliharaan selalu
menggunakan barang yang sebenarnya, sehingga diharapkan pengetahuan dan keterampilan
yang didapatkan setelah praktikum tidak ada bedanya dengan pelaksanaan pekerjaan
sebenarnya di lapangan.
Sangat perlu diperhatikan bahwa potensi bahaya terhadap personil pelaksana pekerjaan
maupun peralatan adalah sangat tinggi, sehingga ketaatan terhadap prosedur atau petunjuk
praktikum harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.

1.2 Tujuan Praktikum


a. Dapat menentukan lintasan lokasi pemasangan konstruksi saluran distribusi
tegangan menengah / rendah melalui saluran udara.
b. Dapat menghitung kebutuhan material untuk pemasangan konstruksi saluran
distribusi tegangan menengah / rendah melalui saluran udara.

1.3 Peralatan yang dipakai


 Jalon
 Kompas
 Walking – meter / Rol – meter
 Kertas dan alat tulis

1
2. METODE PENELITIAN
2.1 Teori dasar
2.1.1 Fungsi Survei
Fungsi utama dari survei adalah untuk menentukan route / lintasan konstruksi dari suatu
jaringan yang akan dipasang.
Ada beberapa hal hasil surveyyang sudah berupa gambar rencana dapat dimanfaatkan:
- Oleh Perencana:
Menentukan titik-titik tempat yang akan dipasang konstruksi serta jenis
konstruksinya dengan menyesuaikan arah lintasan maupun kondisi geografis.
 Oleh pelaksana
Diperlukan bila titik-titik yang dibuat oleh perencana dengan memberi patok ternyata
hilang atau tidak ada, maka dengan menggunakan gambar rencana yang sudah ada,
titik-titik tersebut dapat dicari kembali.
2.1.2 Pelaksanaan Survei
 Lintasan konstruksi jaringan diusahakan merupakan lurus dari titik awal sampai titik
ujung.
 Permukaan tanah dipilih antara satu titik ke titik lainnya mempunyai ketinggian
yang sama atau berbeda dengan selisih sekecil-kecilnya.
 Titik-titik yang ditentukan berada di pinggir jalan.
 Hindarkan jaringan berdekatan dari benda-benda lain (bangunan, pohon) hingga
jarak amannya tidak terlalu kecil dari yang ditentukan.
 Pelaksanaan dilakukan oleh minimal tiga orang.
2.1.3 Peralatan Suvey
Banyak pilihan untuk penggunaan alat survey dari yang paling modern sampai pada yang
paling sederhana. Yang paling modern adalah dengan menggunakan GPS (Global), yaitu
dengan menggunakan alat berteknologi tinggi yang dapat menentukan titik koordinat
bumi berdasarkan satelit, selain itu ketinggian kultur tanah pada titik tertentu juga dapat
terdata dengan baik.
Cara yang lain menggunakan Teodolit atau sering disebut alat ukur tanah dengan hasil
titik-titik yang ditentukan sesuai dengan koordinat yang ditentukan mulai dari titik awal,
ketinggian kultur tanah pun di sini juga terdata.

2
Sedangkan cara yang paling sederhana tetapi sebenarnya cukup efektif untuk melakukan
survey untuk lintasan jaringan distribusi, di mana jarak satu titik ke titik lain tidak terlalu
jauh dan ketinggian kultur tanah bisa dicarikan dengan selisih yang tidak terlalu ekstrim.
Untuk uji coba survey akan digunakan peralatan yang sederhana yaitu:
- Kompas
Berfungsi untuk menunjukkan arah lintasan, yaitu dengan cara menentukan sudut
antara satu titik ke titik lainnya.
- Roll meter / walking meter
Berfungsi untuk mengetahui jarak antara satu titik ke titik lainnya.
- Jalon
Sebatang kayu atau logam yang digunakan sebagai titik untuk membidik sudut.

Suatu sistem tenaga listrik biasanya terbagi atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,
saluran transmisi, dan distribusi. Pusat-pusat pembangkit listrik ada beberapa macam meliputi :
PLTA, PLTU, PLTD, PLTG dan lain-lain, tenaga listrik yang dibangkitkan kemudian disalurkan
melalui sistem penyaluran distribusi tenaga listrik dari pusat pembangkit kepusat kepusat beban.
Setelah melewati saluran transmisi maka tenaga listrik akan memasuki Gardu Induk (GI), disini
tegangannya diturunkan dengan trafo penurun tegangan (step down transformer) menjadi tegangan
distribusi primer dengan besarnya adalah 20 kV, dan 6 kV. Setelah melewati saluran distribusi
primer tenaga listrik diturunkan lagi tegangannya oleh trafo distribusi menjadi tegangan rendah
dengan tegangan 380/220 Volt atau 220/127 Volt sebagai Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan
kemudian disalurankan ke konsumen dengan Sambungan Rumah (SR). (SPLN 72 :1987 ). Sistem
distribusi tenaga listrik berfungsi mendistribusikan tenaga listrik dari Gardu Induk ke pusat-pusat
beban. Komponenkomponen sistem distribusi terdiri dari : jaringan subtransmisi, Gardu Induk
distribusi, Penyulang Utama (primari feeder), Trafo distribusi, Jaringan sekunder dan Sambungan
pelayanan, Pentanahan. Disein komponen - komponen konstruksi utama jaringan distribusi saluran
udara tegangan menengah dalam penyaluran tenaga listrik yang aman perlu memperhatikan
keamanan sesuai standar secara elektris dan mekanis ini dapat ditekan dari kebutuhan beban atau
daya tenaga listrik yang akan disalurkan, komponen - komponen utama konstruksi jaringan
distribusi dapat dihitung, dengan mempertimbangkan keadaan kondisi dan lokasi tempat, sehingga
dapat menentukan kebutuhan komponen konstruksi antara lain : Tiang Sangga Tiang sangga atau
tiang listrik pada jaringan distribusi digunakan untuk penopang saluran jaringan distribusi sistem
3
jaringan udara yang biasa berupa tiang besi dan tiang beton bulat, tiang tersebut mempunyai standar
berbentuk tabung bagian atas tertutup dengan memotong bagian yang tampak. (SPLN 1997) adalah
: a. Panjang keseluruhan : 9,11, dan 13 meter. b. Tinggi diukur dari permukaan tanah 7,5 mtr, 9,2
mtr, dan 11 meter c. Beban kerja 10 cm dibawah puncak tiang : 200 daN, 350 daN , 500 daN, 800
daN dan 1200 daN . Pada dasarnya karakteristik utama tiang besi dan tiang beton adalah sama,
perbedaan hanya pada bentuk tiangnya saja.

Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM)

SUTM merupakan jaringan kawat tidak berisolasi dan berisolasi. Bagian utamanya adalah tiang
(beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan adalah aluminium (AAAC),
berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2.
Saluran Kabel Tegangan Menegah (SKTM)

Kabel yang digunakan adalah berisolasi XLPE. Kabel ini ditanam langsung di tanah pada
kedalaman tertentu dan diberi pelindung terhadap pengaruh mekanis dari luar. Kabel tanah ini
memiliki isolasi sedemikian rupa sehingga mampu menahan tegangan tembus yang ditimbulkan.
Dibandingkan dengan kawat pada SUTM maka kabel tanah banyak memiliki keuntungan
diantaranya :
· Tidak mudah mengalami gangguan baik oleh cuaca dan binatang.
· Tidak merusak estetika (keindahan) kota.
· Pemeliharaannya hampir tidak ada.
1. Peralatan Kontruksi Untuk SKTM
a) Kabel
Jenis kabel tegangan menengah adalah :
ü Poly Vinil Chlorida (PVC)
Digunakan untuk tegangan rendah dan tegangan menengah sampai 12 KV.
ü Poly Ethylene (PE)
Digunakan untuk tegangan diatas 10 KV.
Contoh : CPT dan VIC
ü X Cross Linked Poly Ethylene (XLPE)
Contoh : CVC5ZV, Jointing, Termination, Sepatu kabel (Schoen cable), Instalasi Pembumian

4
2. Peralatan Konstruksi Untuk SUTM
a Tiang Listrik
Tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang memakai
tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun gang.
Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah pada sistem
distribusi. Tiang listrik biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil diameternya, jadi tiang
bawah mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti dengan tiang beton.
Perencanaan material dan ukuran tiang listrik ditentukan oleh faktor-faktor mekanis seperti
momen, kecepatan angin, kekuatan tanah, besar beban penghantar, kekuatan tiang dan sebagainya.
Jenis tiang listrik menurut kegunaanya :
ü Tiang awal / akhir
ü Tiang penyangga
ü Tiang sudut
ü Tiang Peregang / tiang tarik
ü Tiang Topang

b. Tiang/ Travers

Cross Arm dipakai untuk menjaga penghantar dan peralatan yang perlu dipasang diatas tiang.
Material Cross Arm terbuat dari besi. Cross Arm dipasang pada tiang. Pemasangan dapat dengan
memasang klem-klem, disekrup dengan baut dan mur secara langsung. Pada Cross Arm dipasang
baut-baut penyangga isolator dan peralatan lainnya, biasanya Cross Arm ini dibor terlebih dahulu
untuk membuat lubang-lubang baut.

c. Isolator

Isolator adalah alat untuk mengisolasi penghantar dari tiang listrik atau Cross Arm. Jenis-jenis
isolator yang digunakan biasanya dipakai untuk SUTM adalah isolator tumpu. Isolator tarik
biasanya dipasang di tiang tarik atau akhir dan isolator tumpu biasanya dipasang pada tiang
penyangga.

5
2.1.4 Langkah-langkah Survey untuk perencanaan
a. Penentuan titik-titik arah lintasan
Menentukan titik-titik penting, yaitu titik yang satu dengan lainnya merupakan garis
lurus. Titik-titik tersebut dipasang patok.
Titik a, b, c, d, e, dan f di samping merupakan titik terpenting, maka perlu diperhatikan
ketinggian tanah dan perkiraan tiang yang akan dipasang. Untuk itu pada gambar sket
atau catatan yang dibuat harus bisa ditandai. Misal antara b dan c permukaan tanah
sangat rendah, maka kita harus mengambil kesimpulan tiang antara b dan c, kita pilih
tiang yang lebih panjang daripada yang lainnya.

b. Pengukuran Jarak Lintasan


Mengukur jarak antara titik penting dan membaginya menjadi titik antara, dengan jarak
untuk SUTM antara 40m sampai dengan 50m. Untuk jarak yang melebihi ketentuan
tersebut maka dibutuhkan konstruksi yang khusus.

6
c. Pengukuran Sudut Lintasan
Pengukuran Kompas
 Bila kompas kita pegang menuju sasaran, sedang angka menunjuk 0 o, maka sudut
yang dibentuk oleh sasaran adalah 0 o, berarti sasaran utara.
 Bila sasaran kita ubah dan angka menunjuk 90 o, berarti sasaran timur.

Jarum Kompas

Mengukur Sudut Titik Penting

7
d. Pematokan
Cara yang sederhana pada pekerjaan pematokan bisa kita lakukan sebagai berikut:
Bila titik penting a, b, c, d, e, dan f sudah ditentukan tinggal kita tentukan apakah
di antara titik-titik yang berhubungan itu dapat dipasang jaringan yang lurus atau
tidak.
Kita berdiri di titik a menghadap ke b maka bila titik 02 dan 03 berada dalam satu
garis berarti jaringan akan lurus.

Contoh:
01 ===> 02 = 100 o sudut ini adalah sudut antara arah utara & arah jaringan

02 ===> 03 = 100 o

03 ===> 04 = 100 o

Berarti titik 01 s/d 04 berada dalam satu garis (lurus)


Selanjutnya kita berdiri di titik b menghadap ke c titik 05 dan 06 sebagai garis mak
bisa kita simpulkan bahwa antara titik 04 : 03 : 07 segaris (lurus)

8
Dalam contoh sudut yang terbaca 73 o, ini berarti bahwa antara titik a, b, dan c terjadi
pembelokan ke arah kiri sebesar 100 o – 73 o = 27 o (lihat gambar)
Dengan langkah yang sama maka dapat kita gambarkan seluruh rencana jaringan
yang kita inginkan.
Pengukuran jarak dapat kita gunakan dengan rol meter atau walking meter.
Bila gambar jaringan telah diketahui sudut belok, jarak dan tempat-tempat yang
harus menggunakan tiang panjang / pendek serta titik-titik penting, maka dengan
mudah kita menentukan pemilihan konstruksi dengan bantuan standar yang berlaku.

e. Hasil Survey
Data yang dihasilkan dari survey adalah gambar rencana yang berisi antara lain:

9
 Gambar lintasan, berupa garis-garis dengan sudut belokan-belokan dan jarak
yang di skala.
 Gambar dan catatan kondisi geografis lokasi lintasan jaringan.
 Catatan kondisi lingkungan lokasi lintasan jaringan.
2.1.5 Pelaksanaan Praktikum
2.1.5.1 Menentukan titik-titik arah lintasan antara dimulai konstruksi pertama sampai dengan
yang terakhir..
2.1.5.2 Mengukur jarak lintasan dengan menggunakan walking meter atau rol meter sesuai
yang ditentukan standar konstruksi.
2.1.5.3 Mengukur Sudut Lintasan antara satu titik dengan titik lainnya dengan menggunakan
kompas.
2.1.5.4 Melakukan pematokan titik yang akan dipasang tiang konstruksi saluran udara.

Buatlah gambar skema dari data hasil pengukuran dengan skala yang dapat digambar pada kertas
ukuran A3.

Yang dimaksud dengan material pada konstruksi distribusi adalah beberapa barang yang
terangkai pada suatu macam konstruksi.
Untuk mengetahui nama barang, spesifikasi dan jumlahnya dapat dilihat dari standar
konstruksi.
Untuk memudahkan penghitungannya, yang pertama dilakukan adalah merekapitulasi jumlah
konstruksi dan selanjutnya dari data tersebut dapat dihitung jumlah masing-masing material
dari keseluruhan konstruksi pada saluran atau jaringan yang akan dibangun.
2.1.6 Pelaksanaan Praktikum
a. Buatlah daftar rekapitulasi masing-masing jumlah konstruksi yang sama.
b. Buatlah rincian masing-masing material dan jumlahnya pada setiap konstruksi.
c. Hitunglah jumlah masing-masing material pada setiap macam konstruksi dengan
cara mengalikan dengan jumlah konstruksi.
d. Hitunglah jumlah keseluruhan material yang diperlukan, yaitu dengan
menjumlahkan masing-masing material untuk semua konstruksi.
e.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

10
3.1 HASIL

Tabel 3.1.1 Data Pengukuran

Nomor Titik-Titik Jarak Sudut Selisih Sudut


Urut yang Direncanakan ( meter ) (o) (o)

1 A–B 50 280 o / 100 o 0o


2 B–C 20 230 o / 50 o 50 0
3 C–D 40 170 o / 350 o -300 o
4 D–E 45 180 o / 0 o 350 o
5 E–F 50 195 o / 265 o -265 o
6 F–G 50 80 o / 260 o 5o
7 G–H 50 194 o / 6 o 254 o
8 H–I 35 180 o / 0 o 6o
9 I–J 35 180 o / 0 o 0o
10 J–K 40 110 o / 290 o -290 o
11 K–L 25 105 o / 285 o 5o

3.1.2 REKAPITULASI JUMLAH KONSTRUKSI

JUMLAH
No. NAMA KONSTRUKSI KETERANGAN
( Set )

1 Konstruksi Tiang Awal 1 Baik

2 Konstruksi Tiang Penumpu sudut 0o – 15o 6 Baik

3 Konstruksi Tiang Sudut 15o – 30o 0

4 Konstruksi Tiang Sudut 30o – 60o 5 Baik

5 Konstruksi Tiang Sudut 60o – 90o 4 Baik

6 Konstruksi Tiang Akhir 1 Baik

11
7 Konstruksi Penopang Tiang

Konstruksi Topang Tarik menggunakan


8 1 Baik
Guy-wire
Konstruksi Topang Tarik menggunakan
9
Guy-wire dan Guy-Rod
Konstruksi Topang Tarik Khusus
10
menggunakan Guy-wire dan tiang antara

3.2 Analisa

Praktek yang dilakukan pertama ini adalah praktek Instalasi Distribusi dengan judul
perencanaan konstruksi menghunumgkan tiang tiang SUTM ( saluran udara tegangan menengah )
dan perencanaan konstruksi penghitungan jarak pada SKTM ( saluran kabel tegangan menengah )
yang di pasang di dalam tanah .Alat dan perlengkapan yang di gunakan pada praktek ini terbagi
atas kompas yang digunakan untuk membaca sudut dan kemiringa tiang pada SUTM.
Menggunakan walking meter , walking meter digunakan untuk mengukur jarak antar titik tiang
dengan cara kerja di dorong di tanah atau aspal lalu akan membaca di layar walking meter.Adanya
penghitung jarak menggunakan roll meter yang memiliki daya hitung jarak sampai 50m. . Bagian
utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan adalah
aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2.
Praktek yang di lakuan sama persis dengan konsep pembangunan tiang distribsi yang di lakukan
PLN , tiang listrik untuk SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang
memakai tiang ganda. Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun
gang. Pemasangan tiang dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah pada
sistem distribusi atau SKTM . Tiang listrik biasanya berupa pipa makin ke atas makin kecil
diameternya, jadi tiang bawah mempunyai diameter besar. Tiang besi berangsur-angsur diganti
dengan tiang beton. Penggunaan sistem kabel bawah tanah ( SKTM ) biasanya dijumpai pada
bangunan-bangunan yang lokasinya ramai dan membahayakan apabila mempergunakan hantaran
udara (overhead lines), tapi gardu distribusi yang terbuat dari beton dan metal clad, kabel tanah
dipakai untuk saluran dari rak pembagi tegangan rendah ke tiang pertama. Penggunaan hantaran
udara ( SUTM ) sangat cocok dan sesuai untuk gardu tiang, karena pemasangan gardu tiang tidak
memerlukan tempat yang luas .Dari sistem pentanahan titik netral trafo, efektifitas penyalurannya

12
hanya pada jarak (panjang) antara 15 km sampai dengan 20 km. Jika transmisi lebih dari jarak
tersebut, efektifitasnya menurun, karena relay pengaman tidak bisa bekerja secara selektif.
Hasil pengamatan yang di dapat dari praktek simulasi SUTM mulai dari titik A-M jarak 50m, 20m,
40m, 45m, 50m, 50m, 50m, 35m, 35m, 40m, 25m. Sudut nya sebesar 280°, 230°, 170°, 180°, 95°,
80°, 194°, 180°, 180°, 110°, 105° .Selisih sudutsebesar 0°, 50°, -300°, -350°, 265°, 5°, 254°, 6°,
0°,-290°,5°.Ada beberapa kesalahan yang terjadi pada praktek berlangsung , kesalahan yang terjadi
meliputi dari salahnya pengukuran menggunakan walking meter .Kesalahan yang terjadi karena
kecepatan putaran walking meter harus standar tidak boleh terlalu cepat maupun terlalu
lama,Kesalahan kedua pada pengukuran menggunakan roll meter karena tali ukur yang tidak
tegang / kendor jadi ada beberapa cm yang berlebih saat di tempek dari ujung ujung
tiang.Kesalahan ketiga yakni pada pembacaan menggunkan kompas yang di stabil di karena ada
beberapa kompas yang rusak , pembacaan kompas kemiringan saat di pegang , tinggi rendahmya
pengukuran kompas.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 KESIMPULAN

13
Pada praktek yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa penyaluran distribusi terbagi atas dua yakni
SUTM (saluran udara tegangan menengah) dan SKTM (saluran kabel tegangan menengah) .Bagian
utamanya adalah tiang (beton, besi), Cross arm dan konduktor. Konduktor yang digunakan adalah
aluminium (AAAC), berukuran 240 mm2, 150 mm2, 70 mm2 dan 35 mm2. Tiang listrik untuk
SUTM biasanya terdiri dari tiang tunggal, kecuali untuk gardu tiang memakai tiang ganda.
Pemasangan tiang biasanya dipasang di tepi jalan baik jalan raya maupun gang. Pemasangan tiang
dapat dikurangi dengan pemakaian sistem saluran bawah tanah pada sistem distribusi.

4.2 SARAN
Penentuan titik tiang lebih di tegaskan agar sudut yang di hasilkan pada praktek bisa masuk
akal dan kesediaan alat dan prosedur pengunaan yang di perjelas agar tidak terjadi kesalahan
saat pengambilan data.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

14
Menyampaikan rasa terimakasih saya kepada Asisten Bengkel D3 Teknik Elektro STT-
PLN karena telah membantu dan membimbing saya dan teman-teman dalam proses
praktikum Instalasi Bangunan ini Khususnya pada Modul I, tidak lupa terimakasih kepada
orang tua yang sudah mensuport sehingga laporan saya selesai

6. DAFTAR PUSTAKA

15
[ 1 ] https://yantekbansel.wordpress.com/2012/04/23/standarisasi-konstruksi-jaringan-distribusi-
tegangan-menengah/

[ 2 ] https://yantekbansel.wordpress.com/2012/07/02/keuntungan-dan-kerugian-penggunaan-
sutm-dan-sktm/

[3]https://yantekbansel.wordpress.com/2012/06/05/konfigurasi-saluran-kabel-tegangan-
menengah-sktm/

16

Anda mungkin juga menyukai