Anda di halaman 1dari 5

VEKTOR GRUB TRANSFORMATOR

Vector group merupakan polaritas pada transformator tiga fasa yang dipengaruhi oleh konfigurasi hubungan
belitan dalam transformator. Vector group transformator merupakan salah satu faktor selain tegangan dan arus
dalam melakukan operasi paralel transformator. Perbedaan vector grup seringkali menjadi kendala ketika
transformator unit gardu bergerak (UGB) akan diparalel dengan transformator pada gardu distribusi. Operasi
paralel transformator distribusi dilakukan untuk meningkatkan kapasitas daya penyaluran tenaga listrik atau
meminimalisir pemadaman pada sistem penyaluran tenaga listrik. Cara sederhana untuk menganalisis vector
group yaitu dengan menggambar diagram fasor yang mengacu pada hasil pengukuran tegangan sekunder kedua
transformator. Mula-mula dilakukan pengujian dengan menghubungkan salah satu terminal primer dengan salah
satu terminal sekunder untuk mengetahui jenis vector group pada transformator. Kemudian memberikan tegangan
tiga fasa pada sisi primer dan mengukur tegangan antara terminal primer dan sekunder. Selanjutnya
menggambarkan diagram fasor dengan panjang garis yang merepresentasikan hasil pengukuran tegangan.
Penelitian membuktikan bahwa operasi paralel transformator dengan vector group berbeda dapat dilakukan
dengan menyesuaikan urutan fasa sehingga tegangan sekunder kedua transformator menjadi sefasa. Hasil
penelitian dicatat dalam tabel yang menunjukkan pasangan vector grup yang berbeda yang memungkinkan untuk
diparalel. Hasil penelitian ini akan memudahkan operator lapangan dalam melakukan paralel transformator UGB
dengan transformator gardu distribusi sehingga dapat dihindarkan suatu penjadwalan ulang yang tidak perlu.
UGB merupakan suatu rangkaian instalasi Gardu Distribusi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Sama halnya seperti Gardu Distribusi, UGB dilengkapi dengan
peralatan instalasi gardu distribusi seperti Transformator, PHB-TM, PHB-TR, dll. Pengunaan UGB untuk
menjaga kontinyuitas penyaluran tenaga listrik dilakukan dengan kerja paralel transformator UGB dan
transformator yang terpasang pada gardu distribusi, sebagaimana diperlihatkan pada gambar di bawah.
Syarat kerja paralel transformator sebagaimana penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, spesifikasi kedua
transformator yang meliputi tegangan kerja, frekuensi, vector group, dan impedansi harus serba sama. Untuk
mengetahui jenis vector group pada UGB, kita dapat melihat pada name plate yang terpasang pada transformator.
Namun apabila name plate rusak atau hilang, untuk mengetahui atau sekedar memastikan jenis vector group yang
diterapkan kita dapat melakukan pengujian dengan menghubungkan terminal 1U dan 2U, kemudian memberikan
tegangan 3 fasa pada sisi primer (400 V) lalu mengukur tegangan pada setiap terminal. Selanjutnya menganalisa
hasil pengukuran dengan menggambarkan diagram fasor.
Vektor diagram pada sebuah transformator dibentuk dengan merubah konfigurasi dari hubungan belitan R,S dan
T baik pada sisi tegangan tinggi (HV) dan sisi tegangan rendah (LV) sehingga mendapatkan variasi perbedaan
phasa untuk tegangan dan arus.
Dalam sebuah instalasi sistim tenaga listrik, informasi mengenai vektor group sebuah transformator sangatlah
penting. Apalagi apabila untuk mengoperasikan beberapa buah tranformator secara paralel dengan tujuan untuk
meningkatkan kapasitas, berbagi beban serta untuk meningkatkan keandalan sistem.
Tiga gulungan pada sebuah transformator baik pada sisi tegangan tinggi (HV) maupun sisi tegangan rendah (LV)
dapat dihubungkan dalam beberapa cara untuk membentuk konfigurasi bintang (Y), delta (Δ) atau Zigzag (Z)
sehingga walaupun terlihat sama namun arah arus bervariasi di setiap konfigurasi yang dibentuk.
Konfigurasi yang berbeda pada sisi primer dan sekunder dapat menyebabkan perbedaan fasa antara tegangan pada
sisi tegangan tinggi (HV) dengan sisi tegangan rendah (LV). Variasi - variasi pada vektor transformator
menjelaskan bentuk jenis hubungan belitan primer dan sekunder serta besarnya pergeseran fasa antara tegangan
pada sisi tegangan tinggi (HV) dan sisi tegangan rendah (LV). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar di
bawah ini
Dari gambar diatas, A dan B merupakan rangkaian bintang dengan arah yang berlawanan. Secara rangkaian,
kedua gambar diatas terlihat sama-sama bintang, namun dikarenakan perbedaan pada arah masuknya arus, maka
rangkaian A dan B tidak persis sama, sehingga tegangan dan arus antara kedua rangkaian tersebut berbeda sebesar
180˚.
Konfigurasi dan koneksi jam trafo berdasarkan standarisasi IEC 60076-1
Pada banyak transformator, sering kita melihat pada nameplate-nya macam-macam vektor group, ada yang ditulis
YnD5, YY0, DY1 dll.

Dari name plate tersebut, mengindikasikan :


Abjad pertama adalah bentuk hubungan lilitan tiga phasa pada sisi HV, Y untuk bintang, D untuk Delta dan Z
untuk zigzag.
Abjad kedua adalah bentuk hubungan belitan tiga phasa pada sisi LV, Y untuk bintang, D untuk Delta dan Z
untuk Zigzag.
Bila ada huruf "n" setelah huruf Y, menandakan titik netral pada hubungan Y tersebut ditanahkan.
Angka yang terdapat diakhir menandakan jam trafo. Yang berarti, sebuah lingkaran jam memiliki sudut 360˚
dengan urutan angka dari 1 sampai 12, maka untuk angka 1 besar sudutnya adalah 30˚, untuk angka 5 adalah
150˚ dan seterusnya. Jadi , setiap 1 jam ada sudut 30˚. Sehingga bila pada nameplate tertera angka tertentu,
misalkan angka 6, maka sudut yang dibentuk adalah: 6 x 30˚ = 180˚.
Untuk mengetahui arti dari kode yang tertulis pada Vektor Group, kita harus tahu dulu cara membacanya.

Cara membaca Vektor Group


Untuk memudahkannya, kita ambil contoh sebuah vektor group, misalkan YnD5.
Pembacaannya adalah, belitan tiga phasa pada sisi HV dihubungkan secara bintang (Y) dengan titik netralnya (n)
dibumikan, dan belitan tiga phasa pada sisi LV dihubungkan secara delta (D) dengan pergesaran phasa antara HV
dan LV sebesar 150˚ (5 x 30˚).
Artinya adalah, pada tansformator dengan Vektor Group YnD5, terjadi pergeseran phasa antara sisi HV dengan
LV sebesar 150˚. Sehingga phasa R dengan r, S dengan s dan T dengan t memiliki beda phasa 150˚ (R unutk
phasa R disisi HV, r untuk phasa R disisi LV). Karena pada induktor , arus yang melewatinya mengalami
penundaan, dan transformator tersendiri adalah induktor, maka terjadi penundaan sebesar sudut dari vektor group
transformator tersebut. Pada contoh diatas sisi LV tertunda sebesar 150˚ terhadap sisi HV atau 150˚ lagging LV
dengan HV.
Berikut contoh lain untuk pembahahn jam tersebut :
Angka 11, berarti ada beda phasa sebesar 330˚, ini berarti LV-HV lagging 330˚ atau LV-HV leading 30˚. 30˚
didapat dari 360˚ - 330˚.
Angka 6, berarti ada beda phasa sebesar 180˚, ini berarti LV-HV lagging 180˚.
Angka 5, berarti ada beda phasa sebesar 150˚, ini berarti LV-HV lagging 150˚.
Angka 1, berarti ada beda phasa sebesar 30˚, ini berarti LV-HV lagging 30˚.
Angka 0, berarti tidak ada beda phasa antara sisi LV-HV.
Keterangan :
Lagging : Tertinggal
Leading : Mendahului
Dari penjelasan diatas, terlihat ada pergeseran phasa antara LV dan HV pada angka tertentu sesuai dengan Vektor
Group nya. Vektor group transformator merupakan salah satu point penting dalam syarat memparalel
transformator. Salah satu syarat memparalel transformator adalah kesamaan phasa di sisi LV antara transformator
yang akan diparalel tersebut. Ketika kita memparalel dua atau lebih transformator dengan vektor group yang
berbeda dan transformator tersebut memiliki sumber yang sama pada sisi HV maka masing - masing transformaor
akan memiliki beda phasa yang berlainan antara LV-HV nya. Semua sisi LV masing - masing transformator tidak
lagi sama phasanya, dan bila kita lanjutkan untuk memparalel, akan terjadi hubungan singkat (short-circuit) antara
transformator tersebut. Akibatnya, transformator akan rusak, dan bila proteksi tidak bekerja maka akan
menyebabkan kerusakan yang lebih parah pada sisi belitan transformator.

DAFTAR PUSTAKA
 Chandra, Rachmat Adi. 2014. Identifikasi Kondisi Kesehatan Transformator Distribusi. Jakarta:
Universitas Mercubuana.
 Hu Yuequan, Guan Junfeng, Bai Xinmin, Chen wei. (2002). “Problem of Paralleling Windings For Planar
Transformers and Solution”. Power Electronics Specialist Conference, 4(2): 597-601. DOI:
10.1109/PSEC.2002.1022518 (diakses tanggal 28 Juli 2016).
 Jauch, E.T. (2001). “Advance Transformer Paralleling”. Transmision and DistibutionConference and
Eksposition, vol. 1: 178-182. DOI: 10.1109/TDC. 2001. 971230 (diakses tanggal 28 Juli 2016).
 Nindiyibudodyo, Wahyudi Sarimun. 2011. Buku Saku Pelayanan Teknik. Depok: Garamond.
 PT. PLN (Persero). 2010. Buku 4 Standar Konstruksi Gardu Distribusi dan Gardu Hubung Tenaga Listrik
Edisi 1. Jakarta.
 PT. PLN (Persero) PUSDIKLAT. 2014. Modul Pemeliharaan Gardu Distribusi Dengan Pengoperasian
UGB. Semarang.

Anda mungkin juga menyukai