Anda di halaman 1dari 14

9.

5 Hubungan belitan :

Hubungan bintang ( Y ) :

Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan
transformator fase-tiga, atau salah satu ujung setiap belitan transformator fase-tunggal yang
bertegangan pengenal sama dalam gugus fase-tiga, dihubungkan ke titik bersama (titik netral) dan
ujung lainnya adalah terminal fase.

Hubungan delta ( Δ ) :

Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga belitan-belitan fase transformator fase-
tiga, atau belitan dari tiga unit transformator fase-tunggal yang bertegangan pengenal sama dalam
gugus fase-tiga, dihubung seri hingga membentuk sirkit tertutup.
Hubungan zigzag ( Z ) :

Hubungan belitan yang disusun sedemikian rupa sehingga salah satu ujung dari setiap belitan fase
transformator fase-tiga, dihubungkan ke titik bersama (titik netral) dan tiap belitan fase terdiri dari
dua bagian yang tegangan induksinya berbeda fase. Kedua bagian ini mempunyai jumlah lilitan
yang sama.

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada transformator tiga phasa yaitu :
Hubungan Bintang (Y)
Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal atau
akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan merupakan
titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan bintang
yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan bintang.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Segitiga/ Delta (Δ)

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara
penyambungannya ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula
lilitan fasa kedua, akhir fasa kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga
dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan transformator tiga phasa dengan kumparan
yang dihubungkan segitiga yaitu; VA, VB, VC masing-masing berbeda 120°.
Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta.
Dari gambar diperoleh bahwa :
IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Zigzag

Transformatorzig–zag merupakan transformator dengan tujuan khusus. Salah satu


aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik
netral. Pada transformator zig–zag masing–masing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua
bagian dan masing–masing dihubungkan pada kaki yang berlainan.
Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.
Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang terhubung Y, Δ, Zig-zag adalah:

Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
ρ = hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
AΔ = Luas penampang kumparan yang terhubung Δ
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung Zig-zag
Jenis-Jenis Hubungan Transformator Tiga Phasa
Dalam pelaksanaanya, tiga buah lilitan phasa pada sisi primer dan sisi sekunder dapat
dihubungkan dalam bermacam-macam hubungan, seperti bintang dan segitiga, dengan
kombinasi Y-Y, Y-Δ, Δ-Y, Δ-Δ, bahkan untuk kasus tertentu liltan sekunder dapat
dihubungakan secara berliku-liku (zig-zag), sehingga diperoleh kombinasi Δ-Z, dan Y-Z.
Hubungan zig-zag merupakan sambungan bintang istimewa, hubungan ini digunakan
untuk mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi apabila dihubungkan secara bintang
dengan beban phasanya tidak seimbang. Di bawah ini pembahasan hubungan
transformator tiga phasa secara umum :
 Hubungan Wye-wye (Y-Y)
Pada hubungan bintang-bintang, rasio tegangan fasa-fasa (L-L) pada primer dan
sekunder adalah sama dengan rasio setiap trafo. Sehingga, tejadi pergeseran fasa
sebesar 30° antara tegangan fasa-netral (L-N) dan tegangan fasa-fasa (L-L) pada sisi
primer dan sekundernya.
Hubungan bintang-bintang ini akan sangat baik hanya jika pada kondisi beban seimbang.
Karena, pada kondisi beban seimbang menyebabkan arus netral (IN) akan sama dengan
nol. Dan apabila terjadi kondisi tidak seimbang maka akan ada arus netral yang kemudian
dapat menyebabkan timbulnya rugi-rugi.

Tegangan phasa primer sebanding dengan tegangan phasa sekunder dan perbandingan
belitan transformator maka, perbandingan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder pada transformator hubungan Y-Y adalah :

Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Y.


 Hubungan Wye-delta (Y-Δ)
Transformator hubungan Y-Δ, digunakan pada saluran transmisi sebagai penaik
tegangan. Rasio antara sekunder dan primer tegangan fasa-fasa adalah 1/√3 kali rasio
setiap trafo. Terjadi sudut 30° antara tegangan fasa-fasa antara primer dan sekunder
yang berarti bahwa trafo Y-Δ tidak bisa diparalelkan dengan trafo Y-Y atau trafo Δ-Δ.
Hubungan transformator Y-Δ dapat dilihat pada Gambar Pada hubungan ini tegangan
kawat ke kawat primer sebanding dengan tegangan phasa primer (VLP=√3VPhP), dan
tegangan kawat ke kawat sekunder sama dengan tegangan phasa (VLS=VphS),
sehingga diperoleh perbandingan tegangan pada hubungan Y-Δ adalah :
Gambar Transformator 3 phasa hubungan Y-Δ.
 Hubungan Delta-wye (Δ-Y)
Transformator hubungan Δ-Y, digunakan untuk menurunkan tegangan dari tegangan
transmisi ke tegangan rendah. Transformator hubungan Δ-Y dapat dilihat pada Gambar
Pada hubungan Δ-Y, tegangan kawat ke kawat primer sama dengan tegangan phasa
primer (VLP=VphP ), dan tegangan sisi sekundernya ( VLS=√3VphS), maka
perbandingan tegangan pada hubungan Δ-Y adalah :

GambarTransformator 3 phasa hubungan Δ-Y.


 Hubungan Delta – delta (Δ-Δ)
Pada transformator hubungan Δ-Δ, tegangan kawat ke kawat dan tegangan phasa sama
untuk sisi primer dan sekunder transformator (VRS = VST = VTR = VLN), maka
perbandingan tegangannya adalah :

Sedangkan arus pada transformator hubungan Δ-Δ adalah :


IL=√3Ip
Dimana :
IL = arus line to line
IP = arus phasa
Pada banyak transformator, sering kita melihat pada nameplate-nya macam-macam vektor
group, ada yang ditulis YnD5, YY0, DY1 dll.

Dari name plate tersebut, mengindikasikan :

 Abjad pertama adalah bentuk hubungan lilitan tiga phasa pada sisi HV, Y untuk
bintang, D untuk Delta dan Z untuk zigzag.
 Abjad kedua adalah bentuk hubungan belitan tiga phasa pada sisi LV, Y untuk
bintang, D untuk Delta dan Z untuk Zigzag.
 Bila ada huruf "n" setelah huruf Y, menandakan titik netral pada hubungan Y tersebut
ditanahkan.

Angka yang terdapat diakhir menandakan jam trafo. Yang berarti, sebuah lingkaran jam
memiliki sudut 360o dengan urutan angka dari 1 sampai 12, maka untuk angka 1 besar
sudutnya adalah 30o, untuk angka 5 adalah 150o dan seterusnya. Jadi , setiap 1 jam ada
sudut 30o. Sehingga bila pada nameplate tertera angka tertentu, misalkan angka 6, maka
sudut yang dibentuk adalah: 6 x 30o = 180o.

Golongan Hubungan Kumparan Transformator Golongan hubungan menandakan bagaimana


dari sebuah transformator kumparan-kumparannya saling dihubungkan. Untuk penetapan
golongan hubungan ini dipergunakan tiga jenis tanda atau kode, yaitu: a. Tanda hubungan untuk
sisi tegangan tinggi terdiri atas kode D, Y, atau Z. b. Tanda hubungan untuk sisi tegangan rendah
terdiri atas kode d, y, atau z. c. Angka jam yang menyatakan bagaimana kumparan-kumparan
pada sisi tegangan rendah terletak terhadap sisi tegangan tinggi.

Mengenai angka jam ini masih perlu jauh dijelaskan dengan melihat pada gambar yang
dipergunakan dalam peraturan VDE 0532.

Misalkan sebuah transformator dalam hubungan D pada sisi tegangan tinggi dan dalam
hubungan y pada sisi tegangan rendah. Lukis kemudian suatu lingkaran yang menyerupai sebuah
jam dengan angka-angka 1 sampai dengan angka 12 (0). Pada lingkaran itu digambar sisi
tegangan tinggi berupa sebuah segitiga (sebab hubungan D) sedemikian rupa hingga fasa V
berada pada angka 12. Lukis selanjutnya sisi tegangan rendah berupa bintang (hubungan y)
dengan menempatkan secara tepat letak fasa-fasa u, v, dan w. Dan apa yang disebut ” angka
jam” itu adalah pergeseran antara tegangan tinggi v dan fasa tegangan rendah v yang dinyatakan
dalam jam. Dalam contoh dalam gambar diatas ini berbeda 5 jam. Dengan demikian
transformator ini mempunyai golongan hubungan Dy5. Kiranya jelas bahwa ada banyak
kemungkinan untuk memperoleh berbagai kombinasi golongan hubungan dengan angka jam.
Untuk maksud kemudahan, pabrik-pabrik pada umumnya membatasi jumlah yang dianggap
baku dengan membuat semacam normalisasi. Standarisasi menurut aturan Jerman, yaitu VDE
0532, tercantum seperti di bawah ini : a). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa
dengan sistim jam : 0, terdiri dari hubungan Ddo, Yyo, Dzo. b). Standar kelompok sambungan
transformator tiga fasa dengan sistim jam : 6, terdiri dari hubungan Dd6, Yy6, Dz6. c). Standar
kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam : 1, terdiri dari hubungan Dy1,
Yd1, Yz1. d). Standar kelompok sambungan transformator tiga fasa dengan sistim jam : 11, terdiri
dari hubungan Dy11, Yd11, Yz11.

1. Kelompok Hubungan Transformator (Tabel) :


Rugi-rugi Transformator
Rugi-rugi transformator terdiri dari beberapa macam yaitu:
a. Rugi tembaga (Pcu)
Rugi tembaga ini terdiri dari rugi-rugi tahanan murni yang disebabkan
oleh arus beban yang mengalir pada belitan primer maupun sekunder pada
transformator. Dimana dengan semakin besar arus yang mengalir maka kerugian
tersebut akan semakin besar pula. Jadi karena arus beban yang berubah, maka rugi
tembaga juga tidak konstan tergantung pada beban. Rugi tembaga ini dinyatakan
dengan persamaan berikut:

Pcu = (I2)2 · R2
Dimana :
Pcu = rugi tembaga (Watt)
I2 = arus pada kumparan sekunder (A)
R2 = tahanan kumparan di sisi sekunder (ohm)

b. Rugi pada inti (besi)


Rugi pada inti besi ini terdiri dari:

- Rugi arus eddy


Rugi arus eddy adalah rugi yang disebabkan oleh arus pusar pada inti
besi, yang disebabkan oleh arus induksi yang mengalir pada inti tranformator
yang dinyatakan sebagai berikut:

Pe = Ke ( f · Bmax )2

Dimana:
Pe = rugi arus eddy (Watt)

f = frekuensi (Hz)

B = kerapatan fluks (Wb)


Ke = konstanta arus eddy

- Rugi hysterisis
Rugi hysterisis adalah rugi yang disebabkan oleh adanya gesekan-
gesekan partikel pada inti transformator akibat perubahan fluks magnet. Rugi
hysterisis ini dinyatakan dengan:
Ph = Kh f (Bmax)1,6
Dimana :
Ph = rugi hysterisis
Kh = konstanta hysterisis
B = kerapatn fluks (Wb)
f = frekuensi (Hz)
9.4 Rugi-rugi transformator :

a) Rugi tanpa beban (rugi besi) :

Daya aktif yang diserap ketika tegangan pengenal pada frekuensi pengenal diberikan pada
terminal salah satu belitan sedangkan belitan lainnya terbuka.

Arus tanpa beban :

Arus yang mengalir pada terminal fase belitan ketika tegangan pengenal dengan frekuensi
pengenal diberikan pada belitan tersebut, sedangkan belitan lainnya terbuka. Arus tanpa beban
pada transformator fase tiga adalah nilai rata-rata dari ketiga fase dan dinyatakan dalam persen
terhadap arus pengenal.

b) Rugi berbeban (rugi belitan) :

Daya aktif yang diserap pada frekuensi pengenal ketika arus pengenal mengalir melalui terminal
fase salah satu belitan, sedangkan terminal belitan lainnya dihubung-singkat. Nilai rugi berbeban
ditetapkan pada suhu acuan 75°C.

c) Rugi total :

Jumlah dari rugi tanpa beban dan rugi berbeban.


Inti besi :

Inti besi dibentuk dari laminasi baja silikon (cold-rollled grain oriented) atau baja amorphous
(amorphous steel) dengan rugi-rugi yang rendah dan arus magnetisasi sekecil mungkin.

Konstruksi inti besi dapat dibentuk dengan dua cara :

 Susunan (stacking).
 Gulungan (wound type)

Kenaikan suhu :

Kelas suhu isolasi transformator adalah A.


Batas maksimum kenaikan suhu di atas suhu ambien pada kapasitas pengenal :
- Suhu minyak atas : 50 K
- Suhu belitan rata-rata : 55 K

Tegangan primer :
Tegangan primer adalah tegangan nominal sistem jaringan tegangan menengah :

a) Transformator fase tiga : 20 kV.


b) Transformator fase tunggal
- untuk sistem distribusi JTM 3 kawat : 20 kV
- untuk sistem distribusi JTM 4 kawat : 20/√3 kV

Tegangan sekunder :
Tegangan sekunder pada keadaan tanpa beban adalah tegangan nominal sistem jaringan tegangan
rendah :

a) Transformator fase tiga : 400 V


b) Transformator fase tunggal : 231 V

Tegangan sadapan :
Penyadapan belitan menggunakan pengubah sadapan 5 (lima) langkah yang ditempatkan pada
belitan primer. Sadapan No. 3 merupakan sadapan utama. Nilai-nilai tegangan sadapan tercantum
pada tabel.

Tabel Tegangan Pengenal Sadapan


JTM 3 kawat JTM 4 kawat
Fasa tiga dan fase
No. Fase tiga Fase tunggal
tunggal
Sadapan Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2
1 21 kV 22 kV 21 kV 22 kV 21/√3 kV 22/√3
kV
2 20,5 kV 21 kV 20,5 kV 21 kV 20,5/√3 kV 21/√3 kV
3 20 kV 20 kV 20 kV 20 kV 20/√3 kV 20/√3
kV
4 19,5 kV 19 kV 19,5 kV 19 kV 19,5/√3 19/√3
kV kV
5 19 kV 18 kV 19 kV 18 kV 19/√3 kV 18/√3
kV

Minyak isolasi :

Minyak sebagai media pendingin dan isolasi transformator adalah jenis mineral dan tidak beracun.

Minyak harus memenuhi persyaratan IEC 60296 dengan tegangan tembus ≥ 50 kV/2,5 mm.

Anda mungkin juga menyukai