Pada sistem tenaga listrik 3 fase, idealnya daya listrik yang dibangkitkan, disalurkan dan diserap oleh beban
semuanya seimbang, P pembangkitan = P pemakain, dan juga pada tegangan yang seimbang. Pada tegangan yang
seimbang terdiri dari tegangan 1 fase yang mempunyai magnitude dan frekuensi yang sama tetapi antara
1 fase dengan yang lainnya mempunyai beda fase sebesar 120listrik, sedangkan secara fisik mempunyai
perbedaan sebesar 60, dan dapat dihubungkan secara bintang (Y, wye) atau segitiga (delta, , D).
Gambar 1 menunjukkan fasor diagram dari tegangan fase. Bila fasor-fasor tegangan tersebut berputar dengan
kecepatan sudut dan dengan arah berlawanan jarum jam (arah positif), maka nilai maksimum positif dari fase terjadi
berturut-turut untuk fase V1, V2 dan V3. sistem 3 fase ini dikenal sebagai sistem yang mempunyai urutan fasa a b
c . sistem tegangan 3 fase dibangkitkan oleh generator sinkron 3 fase.
Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik
bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a b c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang
berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau
Vf.
Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga
membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan
fase).
Vline = akar 3 Vfase = 1,73Vfase
Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama,
ILine = Ifase
Ia = Ib = Ic
Hubungan Segitiga
Pada hubungan segitiga (delta, , D) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase.
Gambar 3. Hubungan Segitiga (delta, , D).
Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan
tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka:
Vline = Vfase
Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan
menggunakan hukum kirchoff, sehingga:
Iline = akar 3 Ifase = 1,73Ifase
Jumlah daya yang diberikan oleh suatu generator 3 fase atau daya yang diserap oleh beban 3 fase, diperoleh
dengan menjumlahkan daya dari tiap-tiap fase. Pada sistem yang seimbang, daya total tersebut sama dengan tiga
kali daya fase, karena daya pada tiap-tiap fasenya sama.
Jika sudut antara arus dan tegangan adalah sebesar , maka besarnya daya perfasa adalah
Pfase = Vfase.Ifase.cos
sedangkan besarnya total daya adalah penjumlahan dari besarnya daya tiap fase, dan dapat dituliskan dengan,
PT = 3.Vf.If.cos
Pada hubungan bintang, karena besarnya tegangan saluran adalah 1,73Vfase maka tegangan perfasanya menjadi
Vline/1,73, dengan nilai arus saluran sama dengan arus fase, IL = If, maka daya total (PTotal) pada rangkaian
hubung bintang (Y) adalah:
PT = 3.VL/1,73.IL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dan pada hubung segitiga, dengan besaran tegangan line yang sama dengan tegangan fasanya, VL = Vfasa, dan
besaran arusnya Iline = 1,73Ifase, sehingga arus perfasanya menjadi IL/1,73, maka daya total (Ptotal) pada
rangkaian segitiga adalah:
PT = 3.IL/1,73.VL.cos = 1,73.VL.IL.cos
Dari persamaan total daya pada kedua jenis hubungan terlihat bahwa besarnya daya pada kedua jenis hubungan
adalah sama, yang membedakan hanya pada tegangan kerja dan arus yang mengalirinya saja, dan berlaku pada
kondisi beban yang seimbang.
Sifat terpenting dari pembebanan yang seimbang adalah jumlah phasor dari ketiga tegangan adalah sama dengan
nol, begitupula dengan jumlah phasor dari arus pada ketiga fase juga sama dengan nol. Jika impedansi beban dari
ketiga fase tidak sama, maka jumlah phasor dan arus netralnya (In) tidak sama dengan nol dan beban dikatakan
tidak seimbang. Ketidakseimbangan beban ini dapat saja terjadi karena hubung singkat atau hubung terbuka pada
beban.
Kombinasi dari kedua ketidakseimbangan sangatlah rumit untuk mencari pemecahan permasalahannya, oleh karena
itu kami hanya akan membahas mengenai ketidakseimbangan beban dengan sumber listrik yang seimbang.
Gambar 5. Ketidakseimbangan beban pada sistem 3 fase.
Pada saat terjadi gangguan, saluran netral pada hubungan bintang akan teraliri arus listrik. Ketidakseimbangan
beban pada sistem 3 fase dapat diketahui dengan indikasi naiknya arus pada salahsatu fase dengan tidak wajar,
arus pada tiap fase mempunyai perbedaan yang cukup signifikan, hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada
peralatan.
P = V x I x Cos phi
P = Power atau Daya dalam satuan Watt
V = Voltage atau Tegangan dalam satuan Volt
I = Intensitas atau Arus dalam satuan Ampere
P=VxI
Contoh Perhitungan Daya listrik 1 fasa:
Suatu Instalasi listrik 1 Phase dengan tegangan 220 V, dan dialiri arus sebesar 2 Ampere, maka
daya pada Instalasi listrik tersebut adalah :
P=VxI
P= 220 Volt x 2 Ampere
P = 440 VA, atau sama dengan 440 Watt
P = V x I x Cos Phi x 3
P = V x I x Cos phi x 3
P = 380 Volt x 30 Amp x 0,85 x 1,73
P = 16763,7 Watt
Cos phi bisa di sebut juga dengan Faktor daya atau kerugian daya yang disebabkan beban-beban
yang memiliki daya harmonik.
Nilai cos phi yang paling baik adalah 1 (tidak memiliki kerugian daya) untuk instalasi listrik 1
Phase biasanya memiliki cos phi yang baik dengan nilai 1.
Sedangkan untuk instalasi 3 Phase memiliki cos phi bervariasi tergantung seberapa banyak
beban dengan daya harmonik yang ditanggung instalasi tersebut.
Namun sebaiknya dalam suatu Instalasi listrik 3 phase memiliki nilai Cosphi yang berkisar
antara 0,85-0,95
Cara Menghitung Ampere Motor 3 dan 1 Phase dengan Rumus
Daya
Sering kali, anda menjumpai motor listrik untuk menggerakan mesin pada pabrik - pabrik sekarang dan
kebanyakan 85% didalam pabrik menggunakan motor listrik untuk menggerakan mesinnya, motor listrik ada 2
jenis Phase yang pertama adalah 3 phase yang di mana ada tegangan R S T sedangkan yang ke dua adalah 1
Phase dimana motor listrik hanya diberi tegangan phase dan Netral aja, contohnya seperti pumpa air dirumah.
Dari motor - motor tersebut maka anda sangat perlu untuk menghitung amperenya dimana anda membeli
motor 1 phase tapi kapasitas rumah anda hanya 450 Watt saja maka anda harus menghitung motor airnya harus
di bawah dari 450 Watt.
Diatas adalah name plate motor 1 phase dimana sudah di ketahui KW dan Amperenya jika hanya di
ketahui KWnya saja bagaimana seperti berikut menghitungya:
Diket :
P : 8 KW = 8 x 1000 = 8000 Watt
V : 220V
Ditanya :
Berapa Nilai Amperenya?
Jawab :
I = P/V
I = 8000/220
I = 36.36 A
Diatas name plate motor 3 Phase yang bisa di gunakan berbagai tegangan seperti diatas, untuk
menghitung amperenya sebagai berikut:
Soal jika diketahu Motor 5 HP dengan tegangan 380 V 3 Phase berapakah Amperenya ?
Diket:
P : 5 HP = 5 x 746 = 3730 Watt ( W )
: 1 Hp = 746 Watt ( W )
V: 380 V
Cos = 0.85 ( Karena biasanya standartnya ini )
1. Motor 3 Fasa
Definisi motor induksi 3 fasa adalah suatu mesin listrik yang merubah energi
listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik
dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor. Motor induksi
merupakan motor yang paling banyak kita jumpai dalam industri.
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan
motorsinkron. Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk
melilitkan kumparan.Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung
belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan
penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator
mempunyai beberapa buah kutub,jumlah kutub ini menentukan kecepatan
motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya maka putaranyang terjadi
semakin rendah.
b) Rotor
Motor induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe, yaitu:
Rotor Sangkar
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan pada jenis rotor
lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor
terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur
rotor.Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau
alumunium.Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin
penghubung singkat, sehingga berbentuk sangkar burung. Motor induksi yang
menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak
dibutuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada
saat awal berputar.Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar
dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.
Rotor Lilit
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam
alur-alur inti rotor. Belitan ini sama dengan belita n stator, tetapi belitan
selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung belitan
dihubungkan ke terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada
poros rotor. Pada jenis rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor
dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut. Pada keadaan kerja
normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung
singkat.Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi
Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.
Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada
rotor. Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar
untuk memikul torsi beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah
medan putar stator. Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap
ada, maka diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan
putar stator (Ns) dengan kecepatan putar rotor (Nr). Perbedaan antara
kecepatan Nr dengan Ns disebut dengan slip (S) yang dinyatakan dengan
Persamaan S = Ns-Nr/Ns (100%). Jika Ns=Nr tegangan akan terinduksi dan
arus tidak mengalir pada rotor, dengan demikian tidak ada torsi yang dapat
dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila Ns>Nr.
Dilihat dari cara kerjanya motor tiga fasa disebut juga dengan motor tidak
sinkron( tidak serempak )
Motor dalam dunia kelistrikan ialah mesin yang digunakan untuk mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Salah satu motor listrik yang umum digunakan dalam banyak aplikasi
ialah motor induksi. Motor induksi merupakan salah satu mesin asinkronous (asynchronous
motor) karena mesin ini beroperasi pada kecepatan dibawah kecepatan sinkron. Kecepatan
sinkron sendiri ialah kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin. Kecepatan sinkron ini
dipengaruhi oleh frekuensi mesin dan banyaknya kutub pada mesin. Motor induksi selalu
berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet yang dibangkitkan stator akan
menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor tersebut dapat berputar. Namun fluks yang
terbangkitkan oleh rotor mengalami lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator
sehingga kecepatan rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet. Berdasarkan
suplai input yang digunakan, motor induksi dibagi menjadi dua jenis, yaitu motor: induksi 1 fasa
dan motor induksi 3 fasa. Dalam artikel ini hanya akan dijelaskan mengenai motor induksi 1
fasa, namun untuk prinsip kerjanya sendiri kedua jenis motor induksi tersebut memiliki prinsip
kerja yang sama. Yang membedakan dari kedua motor induksi ini ialah motor induksi 1 fasa
tidak dapat berputar tanpa bantuan gaya dari luar sedangkan motor induksi 3 fasa dapat berputar
sendiri tanpa bantuan gaya dari luar.
Konstruksi Motor Induksi Satu Fasa
Terdapat 2 bagian penting pada motor induksi 1 fasa, yaitu: rotor dan stator. Rotor merupakan
bagian yang berputar dari motor dan stator merupakan bagian yang diam dari motor. Rotor
umumnya berbentuk slinder dan bergerigi sedangkan stator berbentuk silinder yang melingkari
seluruh badan rotor. Stator harus dilengkapi dengan kutub-kutub magnet dimana kutub utara dan
selatan pada stator harus sama dan dipasang melingkari rotor sebagai suplai medan magnet dan
kumparan stator untuk menginduksi kutub sehingga menciptakan medan magnet. Stator
umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu putaran rotor, dimana
stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi
dengan lamina berbahan dasar silikon dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang
terinduksi pada sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy
(eddy current) pada stator. Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk
menciptakan celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan. Selain itu, rotor juga dilapisi
dengan lamina untuk menambah kinerja dari rotor yang digunakan. Masing-masing komponen
dipasang pada besi yang ditunjukkan seperti pada gambar berikut:
Gambar 2 Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa
Misalkan kita memiliki sebuah motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah sumber
AC 1 fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka arus dapat mengalir
pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh sumber AC pada stator winding tersebut disebut
sebagai fluks utama. Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat dihasilkan
oleh stator.
Misalkan lagi rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar maka dapat
dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator winding. Karena konduktor
pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator winding, akibatnya muncul tegangan ggl
(gaya gerak listrik) pada konduktor rotor sesuai dengan hukum faraday. Anggap lagi motor
terhubung dengan beban yang akan dioperasikan. Karena motor terhubung dengan beban maka
arus dapat mengalir pada kumparan rotor akibat adanya tegangan ggl pada rotor dan
terhubungnya rotor dengan beban. Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus
rotor ini juga menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks inilah
yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri. Perlu diingat bahwa pada kondisi
awal diasumsikan rotor sudah diberi gaya luar untuk menggerakkan konduktor pada rotor, karena
jika tidak maka rotor akan diam terhadap fluks pada kumparan stator sehingga tidak terjadi
tegangan ggl pada kumparan rotor, sesuai dengan hukum faraday.
Gambar 4-Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
Sebelumnya telah dibahas mengenai adanya arus stator yang mengakibatkan munculnya arus pada
rotor karena hukum faraday. Masing-masing arus menghasilkan fluks yang mempengaruhi rotor.
Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan putaran rotor akan dibahas pada paragraf ini.
Arus stator akan menghasilkan fluks utama, sedangkan arus pada rotor menghasilkan fluks pada
rotor. Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah keduanya
berlawanan. Sesuai hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat
fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel tersebut. Karena
besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang dihasilkan juga sama. Namun
karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor tidak berputar akibat kedua gaya yang saling
menghilangkan. Hal ini juga yang mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu
gaya yang dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat berputar.
Gambar 5-Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat masing-masing fluks ialah 0
Gambar 6-Saat rotor sudah berputar sedikit, total gaya akan memiliki perbedaan sehingga
terjadi putaran
Motor induksi satu fasa ini memiliki 4 jenis berdasarkan bagaimana motor ini diaktifkan sendiri
(self-starting).
Motor Jenis ini menggunakan kapasitor di salah satu stator windingnya, dimana besarnya kapasitas
dari kapasitor sebisa mungkin dibuat kecil. Misalkan kita memiliki sumber arus 2 fasa dan sumber ini
disambungkan pada motor jenis ini, maka arus yang mengalir pada salah satu winding akan
membesar dan mengalami pergeseran fase. Akibat 2 hal tersebut, motor akan dapat berputar karena
perbedaan fluks dari masing-masing winding. Torsi yang dihasilkan umumnya dapat mencapai
kecepatan maksimum dari motornya. Motor jenis ini sering dipakai pada beban 200W. Peletakan
kapasitor sangat berpengaruh pada rangkaian ini karena dapat mengubah aras fluks yang dihasilkan
dan sebagai akibatnya mengubah arah putaran rotor.
Motor jenis ini kurang lebih sama dengan motor induksi tipe split-phase. Perbedaannya ialah
adanya switch yang dipasang antara salah satu stator winding dan kapasitor. Kondisi dari switch
akan menjadi close saat motor mulai berputar dan menjadi open ketika motor mulai mencapai
kecepatan yang diinginkan. Umumnya belitan pada winding yang diserikan dengan kapasitor
dibuat lebih banyak untuk mencegah panas berlebihan pada winding tersebut. Motor jenis ini
dipakai pada alat elektronik yang memakan daya tinggi seperti AC.
Perbedaan motor tipe ini dengan motor sebelumnya ialah adanya kapasitor yang besar yang di-
paralel dengan switch dan kapasitor lainnya (yang kecil). Umumnya motor induksi tipe ini
bekerja pada torsi yang lebih tinggi sama seperti motor sebelumnya, hanya saja arus yang
mengaliri motor cukup kecil.
Gambar 9-Rangkaian Ekivalen Capacitor Run (www.allaboutcircuits.com)
Motor ini memiliki nama Shaded Pole karena 1/3 dari kutub pada stator ditutup dengan tembaga
untuk menghasilkan perbedaan sudut fluks yang lebih besar. Akibat perbedaan ini, rotor pada motor
dapat berputar dengan mudah. Kedua winding pada motor tipe ini tersambung paralel secara
langsung (tanpa ada komponen lain), namun pada salah satu winding diberikan coil tap untuk
mengatur kecepatan motor. Motor tipe ini memiliki torsi starting yang sangat rendah sehingga sering
digunakan pada alat-alat elektronik disekitar kita, seperti kipas angin.
Seperti yang dijelaskan sedikit di atas, motor induksi 1 fasa tidak bisa di-start sendiri karena fluks
yang dihasilkan dari arus pada stator dan pada rotor besarnya sama namun berlawanan arah, sehingga
total fluks yang dialami oleh rotor adalah 0.
Pinsip kerja motor induksi tiga fasa
Motor induksi terdiri atas dua bagian utama yaitu rotor dan stator. Ada dua jenis rotor
yaitu rotor sangkar dan rotor belitan. Stator dibuat dari sejumlah stampings dengan
slots untuk membawa gulungan tiga fase. Gulungan ini dilingkarkan untuk sejumlah
kutub yang tertentu.
Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian stator
terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga kumparan
tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan mendapatkan
suplai arus tiga fasa, maka pada kumparan tersebut segera timbul medan putar.
Dengan adanya medan magnet putar pada kumparan stator akan mengakibatkan rotor
berputar, hal ini terjadi karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar rotor
sinkron dan kecepatan putar stator.
Konstruksi stator terdiri dari :
1. Rumah stator yang terdiri dari besi tuang
2. Inti stator yang terbuat dari besi lunak atau baja silikon
3. Terdapat slot untuk menempatkan kawat belitan
4. Belian stator yang terbuat dari tembaga
Ada dua macam jenis Rotor pada motor induksi yaitu rotor sangkar dan rotor belitan.
Rotor sangkar (squirrel cage rotor); kawat rotor terdiri dari batang-batang tembaga yang
berat, aluminium atau alloy yang dimasukkan ke dalam inti rotor. Masing-masing ujung
kawat dihubungkan singkat dengan end-ring.
Motor induksi dengan rotor belitan mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa
sama seperti kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah
kutub yang sama. Penambahan tahanan luar sampai harga tertentu, dapat membuat
kopel mula mencapai harga kopel maksimmnya. Kopel mula yang besar memang
diperlukan pada saat start. Motor induksi jenis ini memungkinkan penambahan
(pengaturan) tahanan luar. Tahanan luar yang dapat diatur ini dihubungkan ke rotor
melalui cincin. Selain untuk menghasilkan kopel mula yang besar, tahanan luar dapat
diperlukan untuk membatasi arus mula yang besar pada saat start. Disamping itu
dengan mengubah ubah tahanan luar, kecepatan motor dapat diatur.
Gambar Rotor belitan
Perputaran motor pada mesin arus bolak balik ditimbulkan oleh adanya medan putar
(fluks yang berputar) yang dihasilkan dalam kumparan statornya. Medan putar ini terjadi
apabila kumparan stator dihubungkan dalam fasa banyak umumnya fasa 3. hubungan
dapat berupa hubungan bintang atau delta.
Ada beberapa prinsip kerja motor induksi:
1. Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada kumparan medan (stator), timbullah
medan putar dengan kecepatan ................rpm dengan fs = frekuensi stator (Stator line
frequency) atau frekuensi jala-jala dan p = jumlah kutub pada motor.
2. Medan stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor.
3. Akibatnya pda kumparan jangkar (rotor) timbul tegangan induksi (ggl).
4. Karena kumparan jangkar merupakan kumparan tertutup, ggl (E) akan menghasilkan
arus (I).
5. Adanya arus (I) didalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.
6. Bila kopel mula yng dihasilkan oleh gaya (F) pada rotor besar akan memikul kopel
beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar stator.
7. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa tegangan induksi timbul karena
terpotongnya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar tegangan
terinduksi diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan medan stator dengan
kecepatan berputar rotor (nr).
8. Perbedaan kecepatan antara dan disebut slip (S) dinyatakan dengan:
9. Bila = , tegangan tidak akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada kumparan
jangkar rotor, dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor akan ditimbulkan
apabila lebih kecil dari .
10. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga sebagai motor tak serempak
atau asinkron
Motor Listrik 3 Fasa
Posted by Akhmad Insya Ansori Selasa, 30 April 2013 0 comments
Motor Listrik 3 Fasa - Berikut ini adalah teori mengenai Motor Listrik 3 Fasa yang akan kami
bahas lebih lanjut hanya di dunia elektro
Pada gambar di atas, arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar phasenya. Dengan
perbedaan ini, maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.
Apabila sumber tegangan 3 fase dipasang pada kumparan stator, akan timbul medan putar dengan
kecepatan seperti rumus berikut :
Ns = 120 f/P
dimana:
Ns = Kecepatan Putar
f = Frekuensi Sumber
P = Kutub motor
Medan putar stator tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada
batang konduktor dari rotor akan timbul GGL induksi. Karena batang konduktor merupakan
rangkaian yang tertutup maka GGL akan menghasilkan arus (I). Adanya arus (I) di d alam medan
magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. Bila kopel mula yan g dihasilkan oleh gaya (F) pada
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah dengan medan putar
stator. GGL induksi timbul karena terpoton gn ya batang konduktor (rotor) oleh medan putar stator.
Artinya agar GGL induksi tersebut timbul, diperlukan adanya perbedaan relatif antara kecepatan
medan putar stator (ns) dengan kecepatan berputar rotor (nr).
S= (ns- nr)/ ns
Bila nr = ns, GGL induksi tidak akan timbul dan arus tidak mengalir pada batang konduktor (rotor),
dengan demikian tidak dihasilkan kopel. Dilihat dari cara kerjanya, motor induksi disebut juga
sebagai motor tak serempak atau asinkron.
Gambar di bawah ini menunjukkan grafik hubungan antara torque - kecepatan dengan arus
pada motor induksi 3 phase:
Motor mulai menyala ternyata terdapat arus start yang tinggi akan tetapi torque-nya rendah.
Saat motor mencapai 80% dari kecepatan penuh, torque-nya mencapai titik tertinggi dan arusnya
mulai
menurun.
Pada saat motor sudah mencapai kecepatan penuh, atau kecepatan sinkron, arus torque dan
stator turun ke nol.
E. Keuntungan dan Kerugian Motor 3 Fasa
Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
1. Sambungan Bintang/Star/Y
2. Sambungan Segitiga/Delta
1. Sambungan Star
Sambungan bintang dibentuk dengan menghubungkan salah satu ujung dari ketiga kumparan
menjadi satu. Ujung kumparan yang digabung tersebut menjadi titik netral, karena sifat arus 3 phase
yang jika dijumlahkan ketiganya hasilnya netral atau nol.
2. Sambungan Delta
Gb. Sambungan Delta
Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi 3-
fase dan motor induksi 1-fase. Motor induksi 3-fase dioperasikan pada sistem tenaga
3-fase dan banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas yang
besar. Motor induksi 1-fase dioperasikan pada sistem tenaga 1-fase dan banyak
digunakan terutama untuk peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es,
pompa air, mesin cuci dan sebagainya karena motor induksi 1-fase mempunyai daya
keluaran yang rendah.
Bentuk fisik MI
MI dilihat ke dalam
Konstruksi Motor Induksi
Motor induksi pada dasarnya mempunyai 3 bagian penting sebagai berikut :
1. Stator : Merupakan bagian yang diam dan mempunyai kumparan yang dapat
menginduksikan medan elektromagnetik kepada kumparan rotornya.
2. Celah : Merupakan celah udara: Tempat berpindahnya energi dari startor ke
rotor.
3. Rotor : Merupakan bagian yang bergerak akibat adanya induksi magnet dari
kumparan stator yang diinduksikan kepada kumparan rotor.
Konstruksi stator motor induksi pada dasarnya terdiri dari bahagian-bahagian sebagai
berikut :
Rangka stator motor induksi ini didisain dengan baik dengan empat tujuan yaitu:
1. Menutupi inti dan kumparannya.
2. Melindungi bagian-bagian mesin yang bergerak dari kontak langsung dengan
manusia dan dari goresan yang disebabkan oleh gangguan objek atau gangguan udara
terbuka (cuaca luar).
3. Menyalurkan torsi ke bagian peralatan pendukung mesin dan oleh karena itu stator
didisain untuk tahan terhadap gaya putar dan goncangan.
4. Berguna sebagai sarana rumahan ventilasi udara sehingga pendinginan lebih efektif.
Berdasarkan bentuk konstruksi rotornya, maka motor induksi dapat dibagi menjadi
dua jenis , yaitu.
1. Motor induksi dengan rotor sangkar (squirrel cage).
2. Motor induksi dengan rotor belitan (wound rotor)
Diantara stator dan rotor terdapat celah udara yang merupakan ruangan antara stator
dan rotor. Pada celah udara ini lewat fluks induksi stator yang memotong kumparan
rotor sehingga meyebabkan rotor berputar. Celah udara yang terdapat antara stator
dan rotor diatur sedemikian rupa sehingga didapatkan hasil kerja motor yang
optimum. Bila celah udara antara stator dan rotor terlalu besar akan mengakibatkan
efisiensi motor induksi rendah, sebaliknya bila jarak antara celah terlalu kecil/sempit
akan menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin. Bentuk gambaran sederhana
bentuk alur / slot pada motor induksi diperlihatkan pada gambar berikut :
Prinsip kerja motor induksi berdasarkan macam fase sumber tegangannya dapat
dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut dibawah ini. Sumber 3 fasa
Sumber 3-fase ini biasanya digunakan oleh motor induksi 3-fase. Motor induksi 3-fase
ini mempunyai kumparan 3-fase yang terpisah antar satu sama lainya sejarak 120
derajat listrik yang dialiri oleh arus listrik 3-fase yang berbeda fase 120 derajat listrik
antar fasenya, sehingga keadaan ini akan menghasilkan resultan fluks magnet yang
berputar seperti halnya kutup magnet aktual yang berputar secara mekanik. Bentuk
gambaran sederhana hubungan kumparan motor induksi 3-fase dengan dua kutup stato
rdiperlihatkan pada gambar diatas
Bentuk gambaran fluk yang terjadi pada motor induksi 3-fasa diperllihatkan pada
gambar berikut (fluks yang terjadi pada kumparan 3-fase diasumsikan sinusoidal
seperti yang diperlihatkan pada gambar (a) dengan arah fluks positif seperti gambar
(b)