Anda di halaman 1dari 6

"Rumus Praktis Teori Perhitungan Instalasi Listrik" Jawab :

I= P/(V cosφ )
 Rumus untuk mencari tegangan jaringan : Sehingga diperoleh arus sebesar 15,15 ampere.
 Rumus untuk mencari daya semu : S = V * I
V line = V phase x √3 Keterangan :
Keterangan :
S : daya semu satuannya VA.
V line : tegangan jaringan.
V : tegangan.
V phase : tenganan antara perminal fase dengan netral.
I : arus.
Pertanyaan :
Diketahui suatu bangunan dengan tegangan jaringan sebesar 380 volt. Berapakah Pertanyaan :
teganan phasenya? Sebuah kapasitas daya semu yang terpasang pada sebuah rumah adalah sebesar 900
Jawab : VA. Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, tentukan besarnya arus listrik
V phase= Vline/√3 yang mengalir pada rumah tersebut.
Sehingga diperolah teganan phase sebesar 219,39 volt. Pembulatan 220 volt. Jawab :
I = S/V
Sehingga diperoleh arus sebesar 4,1 ampere.
 Rumus untuk mencari daya nyata : P =V x I x cosφ
Keterangan :
P : daya nyata satuannya Watt.  Rumus untuk mencari daya reaktif : Q = V * I sin phi
Keterangan :
V : tegangan.
I : arus. Q : daya reaktif satuannya VAr.
cos phi : perbedaan sudut antara teganan dan arus. V : tegangan.
Pertanyaan : I : arus
Suatu rumah memiliki kapasitas daya nyata sebesar 2000 watt. Jika tegangan yang sin phi : sudut antara teganan dan arus.
digunakan adalah 220 volt, dan cos phi sebesar 0,6, tentukan besarnya arus listrik Pertanyaan :
yang mengalir pada rumah tersebut.
Suatu rumah memiliki kapasitas daya nyata sebesar 2000 watt. Jika tegangan yang  Rumus untuk mencari besarnya pembatas A=Va/V
digunakan adalah 220 volt, dan cos phi sebesar 0,6, tentukan besarnya daya
reaktifnya?
Jawab : Keterangan :
phi = cos-1 * 0,6 A : besarnya pembatas (Ampere).
= 53,13 Va : besarnya daya Semu (VA)

Q = V * I sin phi V : besarnya tegangan (volt).


Sehingga diperoleh daya reaktif sebesar 2666,4 VAr.
Pertanyaan :

 Rumus untuk mencari nilai kapasitor : Sebuah kapasitas daya semu yang terpasang pada sebuah rumah adalah sebesar 900
VA. Jika tegangan yang digunakan adalah 220 volt, tentukan besarnya arus listrik

Q=P (tan2 - tan 1) yang mengalir pada rumah tersebut.


Jawab :
C=Q/(2 x π x V^2 ) A=Va/V
Sehingga diperoleh arus sebesar 4,1 ampere.
Jika rumus diatas diterapkan pada system tegangan 220 dan frekwensi 50 Hz (umum
dipakai di Indonesia), maka menjadi :
 Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) suatu kabel
C=Q/48400
dengan beban motor :
Keterangan :
KHA (Kemampuan Hantar Arus)
Q : daya reaktif.
Arus nominal 1 fase : In = P / (V x I x Cos φ)
P : daya aktif.
Arus nominal 3 fase : In = P / (√3 x V x I x Cos φ )
Tan 2 : nilai tangen dari cos phi yang diharapkan.
Sedangkan rumus untuk mencari KHA adalah 125% arus nominal.
Tan 1 : nilai tengen dari cos pi semula.
Keterangan :
phi : 3,14
I = Arus peralatan (Ampere)
V : tegangan
C : nilai kapasitor dalam farad. P = Daya masukan peralatan (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos φ = Faktor daya Tahanan isolasi = 1000 x tegangan kerja.

KHA= 125% x I nominal Pertanyaan :


Keterangan : Tentukanlah tahanan isolasi kabel motor minimal yang dibutuhkan jika diketahui
KHA : besarnya kemampuan hantar arus suatu kabel. tegangan kerja suatu motor adalah sebesar 660 volt.
I nominal : arus yang mengalir pada kabel : I = P/(Vcos pi) Jawab :
Tahanan isolasi = 1000x 660 = 660 kilo ohm.
Pertanyaan :
suatu instalasi listrik industri memiliki kapasitas motor sebsesar 450 watt, cos pi  Rumus untuk menghitung luas penampang kabel :
sebesar 0,8. Sedangkan tegangannya memakai system 220 volt. Tentukan besarnya Rugi tegangan dalam % :
KHA untuk menentukan kabel yang dipakai? q = ( L x U x 200)/(E x E x λ x U x λ)
Jawab : atau
q = (L x I x 200)/(E x p x λ)
I= P/(V cospi )
 Rugi tegangan dalam volt :
Dari persamaan diatas maka diperoleh I sebesar 2,56 ampere. q = (L x U x 2)/( E x ∆v x λ )
atau
Sehingga, besarnya KHA adalah : 2,56 x 125% = 3,2 ampere. Sehingga kabel yang
q = ( L x I x 2)/(∆v x λ)
harus digunakan adalah yang dapat menghantarkan arus sebesar 3,2 tanpa ada Keterangan :
gangguan dari internal kabel tersebut. P : beban dalam watt
 Toleransi rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan dan tenaga : f : tegangan antar 2 saluran (fase-netral)
Untuk rugi tegangan pada instalasi listrik penerangan maksimal adalah sebesar 2% q : penampang saluran (mm2)
dari tegangan kerja. Sedangkan untuk rugi tegangan pada instalasi listrik tenaga ∆v : rugi tegangan dalam (volt)
adalah sebesar 5% dari tegangan kerja. ∆U : rugi tegangan dalam %
 Rumus untuk menghitung tahanan isolasi : L : panjang rute saluran (bukan panjang kawat)
λ : daya hantar jenis tembaga = 56, besi = 7, aluminium = 32,7 suatu instalasi listrik industri memiliki sebuah cabang dengan 3 buah beban motor.
I : arus beban Motor 1 memiliki arus nominal sebesar 42A, motor 2 sebesar 54A, dan motor 3
sebesar 68 A. Tentukan besarnya KHA pada percabganan tersebut?
 Rumus menghitung tahanan pada tanau yang digunakan untuk system
Jawab :
pentanahan penyalur petir :
KHA terbesar =125% x Inominal terbesar
R= 1/(R1+R2+R3+Rn) Dari persamaan diatas maka diperoleh KHA terbesar sebesar 85 ampere. Sehingga,
Keterangan : KHA pada sirkit cabang adalah : 85A + 42A + 54A = 181 A.
R : besarnya tahanan sebaran dari elektroda dalam PUIL tidak boleh lebih dari 5
ohm.  Rumus perhitungan gawai proteksi sirkit akhir :
R1-Rn : tahanan masing-masing elektroda. Sirkit A = 250% x I nominal motor.
Pertanyaan : Sirkit B = 200% x I nominal motor.
Sebuah bangunan berbentuk persegi akan dipasang sebuah penyalur petir. Jika Sirkit C = 125% x I nominal motor.
diketahui akan dipasang 4 elektrode dengan besar hambatan electrode berurutan Keterangan :
sebesar 10, 20, 30, dan 40 ohm. Tentukanlah tahanan sebarannya ! Sirkit A : beban motor jenis rotor sangkar.
Jawab : Sirkit B : beban motor jenis motor sinkron dengan auto trafo.
Dari rumus perhitungan tahanan sebaran diatas maka diperoleh nilai tahanan Sirkit C : beban motor jenis motor rotor cincin.
sebaran electrode adalah sebesar 0,01 ohm. Pertanyaan :
 Untuk menghitung besarnya Kemampuan Hantar Arus (KHA) pada suatu Tentukan gawai proteksi akhir dari 3 buah motor dengan spesifikasi motor 1 rotor
percabangan suatu kabel dengan beban motor : sangkar memiliki Inominal sebesar 42 A, motor 2 motor sinkron dengan auto trafo
memiliki I nominal sebesar 54 A, dan motor 3 rotor cincin memiliki I nominal 68
KHA = KHA terbesar + I nominal motor yang lain. A.
Pertanyaan : Jawab :
Sirkit 1 = 250% x 42 = 105 A.
Sirkit 2 = 200% x 54 A = 108A.
Sirkit 3 = 150% x 68 A = 102 A. Isc=Uo/(√((Rt x Rt)+ (Xt x) Xt) √(3 x))
 Rumus menghitung gawai proteksi pada cabang : Pada perhitungan ini, hambatan jaringan atas diabaikan.

Gawai Proteksi cabang = gawai proteksi sirkit motor terbesar + jumlah arus nominal Sedangkan reaktansinya adalah :

motor yang lainnya.


Pertanyaan : X=(Uo x Uo)/Psc
Tentukanlah besarnya gawai proteksi pada cabang dengan megnacu pada soal
rumus perhitungan gawai proteksi sirkit akhir. Pada transformator, hambatan diabaikan jika daya semu lebih dari 100 KVA.

Jawab : Sedangkan reaktansinay adalah :

Gawai Proteksi cabang = 108+42+68 = 218 A.


X=(Usc x Uo x Uo)/Sn

Pada pemutus tenaga, hambatan dan reaktansi diabaikan.


 Rumus menghitung arus start pada motor : Pada busbar, hambatan adalah sebaga berikut ini :
o Untuk sambungan bintang : R=(ρ L)/A

Istart= (Vl/√3)/Zfase Sedangkan untuk menghitung besarnya reaktansi apda busbar adalah :

o Untuk sambungan segitiga :


X=0,15 L
Istart= (Vfase√3)/Zfase Untuk kabel, menghitung hambatannya adalah :

Keterangan : R=(ρ L)/A


Vl : tegangan jaringan. Dan untuk menghitung reaktansinya adalah :
V fasa : tegangan phasa-nol.
X=0,08 L
 Rumus perhitungan arus hubung singkat :
 Luas Penampang Kabel
Luas Penampang Kabel 3 fasa : In: arus nominal pengaman lebur/ pengaman arus lebih
k : faktor pengali, tergantung karakteristik pengaman
A = (1.73 * L * I * cos pi) / ( lamda * u) k : 2,5 –5 (pengaman lebur) ; 1,25-3,5 (pengaman lain)

Luas Penampang Kabel 1 fasa :

A = (2 * L * I * cos pi) / ( lamda * u)


 Perbaikan Faktor Daya
Faktor daya (Power Factor /Pf)

Pf = P/ V*I = cos pi
Pf adalah : Perbandingan antara daya aktif (kW) dengan daya total (kVA)
Faktor daya menentukan sifat dari beban
Pf lagging : fasa arus tertinggal dengan fasa tegangan (beban induktif)
Pf leading : fasa arus mendahului fasa tegangan (beban kapasitif)
 Syarat diberlakukan Pertanahan
Instalasi listrik yang menggunakan tegangan yang lebih besar dari 50 V
Harga tahanan Pentanahan (Rp) tidak melebihi

Rp = 50 / Ia ohm
IA= k x In
Rp: Tah. Pentanahan
IA : arus pemutusan pengaman arus lebih

Anda mungkin juga menyukai