Anda di halaman 1dari 37

TUGAS MAKALAH ALAT UKUR KELISTRIKAN

MATA KULIAH TEKNIK LISTRIK OTOMOTIF

Nama Mahasiswa :
Fabiano Dwika Irfa Sulthan Zanky Naufal
NIM : 1841220011 NIM : 1841220069

PRODI TEKNIK OTOMOTIF ELEKTRONIK


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang alat ukur
kelistrikan.
Makalah alat ukur kelistrikan ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang alat ukur kelistrikan ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Multimeter
2.1.1 Pengertian multimeter .......................................................................................................... 3
2.1.2 Jenis AVO meter / multimeter ............................................................................................. 3
2.1.3 Bagian Bagian Multimeter ................................................................................................... 5
2.1.4 Mengoperasikan AVO meter/Multimeter ............................................................................ 7
2.2 Galvanometer
2.2.1 Sejarah galvanometer ......................................................................................................... 10
2.2.2 Pengertian Galvanometer .................................................................................................. 10
2.2.3 Prinsip Dan Cara Kerja Galvanometer ............................................................................... 11
2.2.4 Jenis-Jenis Galvanometer ................................................................................................... 12
2.2.5 Sensitivitas Galvanometer .................................................................................................. 16
2.3 Osiloskop
2.3.1 Pengertian Osiloskop.......................................................................................................... 18
2.3.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya .................................................................... 19
2.3.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum ....................................................................................... 22
2.3.4 Prinsip Kerja Osiloskop ..................................................................................................... 23
2.3.5 Cara Penggunaan Osiloskop.............................................................................................. 25
2.3.6 Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop .................................................................. 26
2.4 Tang Ampere
2.4.1 Pengertian Tang Ampere .................................................................................................... 27
2.4.2 Bagian-bagian Tang Ampere Beserta Fungsinya ............................................................... 29
2.4.3 Prinsip Kerja Tang Ampere................................................................................................ 30

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................. 32
3.2 Saran ........................................................................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Indonesia memiliki berbagai sarana dan prasarana untuk menunjang kualitas
pembelajaran siswacontohnya laboratorium fisika. Pada laboratorium fisika terdapat seperangkat
alat praktikum yang dapat digunakan sebagai media belajar fisika. Beberapa alat yang berada di
laboratorium fisika, yaitu multimeter, galvanometer dan osiloskop.
Alat-alat praktikum seperti multimeter, galvanometer dan osiloskop tersebut merupakan alat
yang digunakan untuk melakukan pengukuran yang berhubungan dengan materi listrik.
Umumnya, alat-alat tersebut kerap digunakan di tingkat perguruan tinggi, walaupun di tingkat
SMP dan SMA juga digunakan pada percobaan tertentu.
Pengukuran menggunakaan multimeter, galvanometer dan osiloskop memerlukan tingkat
ketelitian yang lebih tinggi dan penuh kehati-hatian agar hasil pengukuran yang diperoleh tepat.
Saat melakukan pengukuran menggunakan multimeter, galvanometer dan osiloskop hendaknya
praktikan memperhatikan prosedur-prosedur tertentu agar alat yang digunakan tetap terjaga
kualitasnya.
Umumnya, praktikan tidak memperhatikan prosedur-prosedur tertentu dalam menggunakan
alat-alat praktikum sehingga terjadi kerusakan pada alat yang menyebabkan alat tidak tahan
lama. Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca agar
dapat menggunakan peralatan laboratorium dengan baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere?
2. Bagaimana sejarah multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere?
3. Apa saja fungsi multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere?
4. Apa saja bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere?
5. Bagaimana cara penggunaan multimeter, galvanometer dan osiloskop,,tang ampere?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere
2. Mengetahui sejarah multimeter, galvanometer dan osiloskop,tang ampere
3. Mengetahui fungsi multimeter, galvanometer,osiloskop,tang ampere
4. Mengetahui bagian-bagian dan jenis-jenis multimeter, galvanometer,osilosko,tang ampere.
5. Mengetahui cara penggunaan multimeter, galvanometer,osiloskop,tang ampere

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Multimeter
2.1.1. Pengertian multimeter
Multimeter atau sering juga disebut dengan Avometer berasal dari kata ”AVO” dan
”meter”. Dimana ‘A’ artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. ‘V’ artinya voltase, untuk
mengukur voltase atau tegangan. ‘O’ artinya ohm, untuk mengukur ohm atau hambatan.
Terakhir, yaitu meter atau satuan dari ukuran.
AVO Meter sering disebut dengan Multimeter atau Multitester. Secara umum, pengertian
dari AVO meter adalah suatu alat untuk mengukur arus, tegangan, baik tegangan bolak-balik
(AC) maupun tegangan searah (DC) dan hambatan listrik.
AVO meter sangat penting fungsinya dalam setiap pekerjaan elektronika karena dapat
membantu menyelesaikan pekerjaan dengan mudah dan cepat, Tetapi sebelum
mempergunakannya, para pemakai harus mengenal terlebih dahulu jenis-jenis AVO meter dan
bagaimana cara menggunakannya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemakaiannya dan akan
menyebabkan rusaknya AVO meter tersebut.
Berdasarkan prinsip kerjanya, ada dua jenis AVO meter, yaitu AVO meter analog
(menggunakan jarum putar / moving coil) dan AVO meter digital (menggunakan display digital).
Kedua jenis ini tentu saja berbeda satu dengan lainnya, tetapi ada beberapa kesamaan dalam hal
operasionalnya. Misal sumber tenaga yang dibutuhkan berupa baterai DC dan probe / kabel
penyidik warna merah dan hitam.

2.1.2 Jenis AVO meter / multimeter


Multimeter dibagi menjadi dua yaitu :
1. MultimeterAnalog
Multimeter Analog atau yang biasa disebut multimeter jarum adalah alat
pengukur besaran listrik yang menggunakan tampilan dengan jarum yang bergerak ke
range-range yang kita ukur dengan probe. Multimeter ini tersedia dengan kemampuan
untuk mengukur hambatan ohm, tegangan (Volt) dan arus (mA). Analog tidak digunakan
untuk mengukur secara detail suatu besaran nilai komponen, tetapi kebanyakan hanya
digunakan untuk baik atau jeleknya komponen pada waktu pengukuran atau juga

3
digunakan untuk memeriksa suatu rangkaian apakah sudah tersambung dengan baik
sesuai dengan rangkaian blok yang ada.

2.MultimeterDigital
Multimeter digital hampir sama fungsinya dengan multimeter analog tetapi multimeter
digital menggunakan tampilan angka digital. Multimeter digital pembacaan pengukuran besaran
listrik yang lebih tepat jika dibanding dengan multimeter analog, sehingga multimeter digital
dikhususkan untuk mengukur suatu besaran nilai tertentu dari sebuah komponen secara
mendetail sesuai dengan besaran yang diinginkan.

2.1.3. Bagian Bagian Multimeter

(Gambar multimeter 1.1)


 Papan Skala : digunakan untuk membaca hasil pengukuran. Pada papan skala terdapat skala-
skala; tahanan/resistan (resistance) dalam satuan Ohm (Ω), tegangan (ACV dan DCV), kuat arus
(DCmA), dan skala-skala lainnya.

4
 Range selector: digunakan untuk menentukan posisi kerja multimeter , dan batas ukur (range).
Jika digunakan untuk mengukur nilai satuan tahanan (dalam W), saklar ditempatkan pada posisi
W, demikian juga jika digunakan untuk mengukur tegangan (ACV-DCV), dan kuat arus

(mA-mA). Satu hal yang perlu diingat, dalam mengukur tegangan listrik, posisi saklar harus berada
pada batas ukur yang lebih tinggi dari tegangan yang akan diukur. Misal, tegangan yang akan
diukur 220 ACV, saklar harus berada pada posisi batas ukur 250 ACV. Demikian juga jika
hendak mengukur DCV.

 Tombol Pengatur Jarum Pada Posisi Nol (Zero Adjustment) : digunakan untuk menera jarum
penunjuk pada angka nol sebelum multimeter digunakan untuk mengukur nilai tahanan/resistan.
Dalam praktek, kedua ujung kabel penyidik (probes) dipertemukan, tombol diputar untuk
memosisikan jarum pada angka nol.

 Lubang Terminal (-) & terminal (+) : tempat untuk menghubungkan kabel penyidik dengan
Multimeter. Ditandai dengan tanda (+) atau out dan (-) atau common. Pada multimeter yang
lebih lengkap terdapat juga lubang untuk mengukur hfe transistor (penguatan arus searah/DCmA
oleh transistor berdasarkan fungsi dan jenisnya), dan lubang untuk mengukur kapasitas kapasitor

2.1.3 Cara menggunakan AVO meter / Multimeter Analog


a. Menentukan Posisi Alat Ukur
 Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)
Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur
mesti di pasang paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur (
Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) ) harus membentuk
suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat
dilihat pada gambar berikut:

5
(Gambar multimeter 1.2)
Memasang Multimeter Paralel

 Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)


Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu posisi terminal
harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka
rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat
ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar:

(Gambar multimeter 1.3)


Memasang Multimeter SERI

 Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)


Yang mesti di ketahui saat pengukuran tahanan ialah ‘jangan pernah mengukur nilai
tahanan suatu komponen saat terhubung dengan sumber’. Ini akan merusak alat ukur.
Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan
kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

6
(Gambar multimeter 1.4)
Memasang multimeter untuk mengukur tahanan

2.1.4 Cara Mengoperasikan AVO meter/Multimeter


a.) Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) Dc
1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin
ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).
5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti
1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir
pada rangkaian.
6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
7. Baca Alat ukur.

7
Jadi,
misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:
Tegangan Terukur = (50 / 50) x 15
Nilai Tegangan Terukur = 15

A. Mengukur Tegangan Listrik (Volt / Voltage) Ac


1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih
berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris
skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.

2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

Yang perlu disiapkan dan diperhatikan:

 Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).

 Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)
 Lakukan Kalibrasi alat ukur
 Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA
 Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau
0.25A.
 Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.
 Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan Tegangan DC diatas)

B. Mengukur Nilai Tahanan / Resistansi Resistor (Ohm)


Yang perlu disiapkan dan diperhatikan:
 Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak pecah).

 Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda
angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.
 Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol
Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10,
x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan

8
positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan
menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.
 Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan
yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini
adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nantinya akan di KALI
kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.
 Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG
ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)
 Baca Alat ukur.

C. Cara Membaca Ohm Meter


 Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.

 Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk
dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar
pemilih.
 Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih
sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000
ohmatausetaradengan2Kohm.
Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi
tahanan / resistor tersebut adalah:

Nilai yang di tunjuk jarum = 26


Skala pengali = 10 k
Maka nilai resitansinya = 26 x 10 k= 260 k = 260.000 Ohm

9
2.2 GALVANOMETER
2.2.1. Sejarah galvanometer
Istilah galvanometer diambil dari seorang yang bernama Luivi Galvani. Penggunaan
galvanometer yang pertama kali dilaporkan oleh Johann Schweigger dari Universitas Halle di
Nurremberg pada 18 september 1820. Andre-Marie Ampere adalah seorang yang memberi
kontribusi dalam mengembangkan galvanometer. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk
penunjuk analog arus searah, dimana arus yang diukur merupakan arus-arus kecil misalnya yang
diperoleh pada pengukuran fluks magnet.
2.2.2 Pengertian Galvanometer
Galvanometer adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur kuat arus dan
beda potensial listrik yang relatif kecil. Galvanometer tidak dapat digunakan untuk mengukur
kuat arus maupun beda potensial listrik yang relatif besar, karena komponen-komponen
internalnya yang tidak mendukung . Gambar dibawah ini memperlihatkan bahwa galvanometer
hanya dapat mengukur arus maupun tegangan yang relative rendah.
Tegangan yang diukur sekitar 1 volt
Galvanometer bisa digunakan untuk mengukur kuat arus maupun beda potensial listrik
yang besar, jika pada galvanometer tersebut dipasang hambatan eksternal (pada voltmeter
disebut hambatan depan, sedangkan pada ampermeter disebut hambatan shunt).
a.) Galvanometer dengan Hambatan Shunt
Galvanometer dengan hambatan shunt adalah ampermeter. Dalam pemasangannya,
ampermeter ini harus dihubungkan paralel dengan sebuah hambatan shunt Rsh. Pemasangan
hambatan shunt ini tidak lain bertujuan untuk meningkatkan batas ukur galvanometer agar dapat
mengukur kuat arus listrik yang lebih besar dari nilai standarnya.

(Gambar Galvanometer 2.1)


Pemasangan Galvanometer dengan hambatan shunt

10
Ketika arus mengalir melalui kumparan yang dilingkupi oleh medan magnet akan timbul
gaya lorentz yang menggerakkan jarum penunjuk hingga menyimpang. Apabila arus yang
melewati kumparan agak besar, maka gaya yang timbul juga akan membesar sedemikian
sehingga penyimpangan jarum penunjuk juga akan lebih besar. Demikian sebaliknya, ketika kuat
arus tidak ada maka jarum penunjuk akan dikembalikan ke posisi semula oleh sebuah pegas.

b.) Galvanometer Dengan Hambatan Depan (Multiplier)


Galvanometer dengan hambatan depan adalah voltmeter. Sebuah galvanometer dan
sebuah hambatan eksternal Rx yang dipasang seri. Adapun tujuan pemasangan hambatan Rx ini
tidak lain adalah untuk meningkatkan batas ukur galvanometer, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur tegangan yang lebih besar dari nilai standarnya.

Pemasangan Galvanometer dengan hambatan depan (multiplier)

Fungsi multiplier adalah menahan arus agar tegangan yang terjadi pada galvanometer
tidak melebihi kapasitas maksimum, sehingga sebagian tegangan akan berkumpul pada
multiplier. Dengan demikian kemampuan mengukurnya menjadi lebih besar.

2.2.3 Prinsip Dan Cara Kerja Galvanometer


Prinsip Kerja Galvanometer, Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus tetapi dalam
mengukur kuat arus listrik galvanometer bekerja berdasarkan prinsip bahwa sebuah kumparan
yang dialiri arus listrik dapat berputar ketika diletakkan dalam satu daerah medan magnetic. Pada
dasarnya kumparan terdiri dari banyak lilitan kawat. Sebuah galvanometer yang digantungkan
pada kumparan, kopel magnetic akan memutar kumparan seperti yang telah kita ketahui
kumparan hanya dapat berputar maksimal seperempat putaran kedudukan kumparan tegak lurus
terhadap medan magnet.
Galvanometer bekerja berdasarkan gaya Lorentz. Gaya dimana gerak partikel akan
menyimpang searah dengan gaya lorentz yang mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan
yang bergerak dapat juga ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat
dari arus listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz . Jari
telunjuk, menunjukkan arah medan magnet (B). Jari tengah, menunjukkan arah arus listrik (I).

11
Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus, sedang untuk muatan negatif arah
gerak berlawanan dengan arah arus.

Cara kerjanya galvanometer sama dengan motor listrik, tapi karena dilengkapi pegas, maka
kumparannya tidak berputar. Karena muatan dalam magnet dapat berubaha karena arus listrik
yang mengalir ke dalamnya. Galvanometer pada umumnya dipakai untuk arus searah, tetapi
prinsipnya menggunakan konstruksi kumparan putar.

Cara kerja galvanometer, yaitu berputarnya kumparan karena munculnya dua gaya Lorents
sama besar tetapi berlawanan arah, yang bekerja pada dua sisi kumparan yang saling berhadapan.
Kawat tembaga dililitkan pada inti besi lunak berbentuk silinder membentuk statu kumparan, dan
diletakkan diantara diantara kutub-kutub sebuah magnet hermanen. Arus listrik memasuki dan
meninggalkan kumparan melalui pegas spiral yang terpasang di atas dan di bawah kumparan.
Maka sisi kumparan yang dekat dengan kutub utara dan kutub selatan mengalami gaya Lorente
yang sama tetapi berlawanan arah, yang akan menyebebkan kumparan berputar. Putaran
kumparan ditahan oleh kedua pegas spiral, sehingga kumparan hanya akan berputar dengan
sudut tertentu. Putaran dari kumparan diteruskan oleh sebuah jarum untuk menunjuk pada skala
tertentu. Angka yang ditunjukkan oleh skala menyatakan besar arus listrik yang diukur.

2.2.4 Jenis-Jenis Galvanometer


a.) Galvanometer Balistik

(Gamabr galvanometer 2.3)


Untuk mengukur fluksi maknit digunakan galvanometer balistik, dimana galvanometer ini
bekerja menggunakan prinsip d’ Arsonval dan dirancang khusus untuk pemakaian selama 20 –

12
30 sekon dengan kepekaan tinggi.Pada pengukuran balistik ini, kumparan menerima suatu
impuls arus sesaat, mengakibatkan kumparan berayun ke satu sisi dan kemudian kembali
berhenti dalam gerakan berosilasi.
Jika impuls arus berlangsung singkat, maka defleksi mula-mula dari posisi berhenti
berbanding lurus dengan kuantitas pengosongan muatan listrik melalui kumparan. Nilai relatif
impuls arus yang diukur dalam defleksi sudut mula-mula dari kumparan adalah :
Q=Kθ
Dimana:
Q = muatan listrik ( coulomb )
K = kepekaan galvanometer ( coulomb / radian defleksi )
θ = defleksi sudut kumparan ( radian )
Harga kepekaan galvanometer ( K ), dipengaruhi oleh redaman dan besarnya diperoleh
secara eksperimental, melalui pemeriksaan kalibrasi pada kondisi pemakaian yang nyata.
Untuk mengkalibrasi galvanometer, digunakan beberapa metoda, yaitu :
1. metoda kapasitor.
2. metoda solenoida.
3. metoda induktansi bersama.
Pada Metoda induktansi bersama, sumber arus di rangkaian primer dikopel melalui ke
galvanometer, melalui pengujian induktansi bersama ( M ).
b.) Galvanometer Supensi (Suspension Galvanometer)

(Gambar galvanometer 2.4)

Pengukuran-pengukuran arus searah sebelumnya menggunakan galvanometer


sistem gantungan, yang merupakan pelopor instrumen kumparan putar, sebagai dasar pada

13
umumnya instrumen penunjuk arus searah yang dipakai secara luas saat ini. Dengan beberapa
penyempurnaan, Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran
laboratorium sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah
dan portabilitas bukan menjadi prioritas.
Galvanometer suspensi adalah jenis alat ukur yang merupakan cikal bakal atau dasar dari
alat-alat ukur arus searah yang menggunakan kumparan gerak (moving coil) bagi sebagian besar
alat-alat ukur arus searah yang digunakan hingga saat ini. Konstruksi dan prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut sebuah kumparan dari kawat halus digantungkan di dalam sebuah medan magnet
permanen. Bila kumparan dialiri arus listrik maka kumparan putar akan berputar di dalam medan
magnet.

(Gambar galvanometer 2.5)


Konstruksi galvanometer suspensi, ditunjukkan pada gambar
Gambar Suspesi Galvanometer
1. Sebuah kumparan kawat halus digantung di dalam medan maknet yang dihasilkan oleh sebuah
maknet permanen, berdasarkan hukum gaya elektromagnet, jika dialiri arus listrik maka
kumparan tersebut akan berputar ( arus listrik mengalir dari dan ke kumparan melalui sebuah
gantungan yang terbuat dari serabut halus dan keelastisan serabut tersebut menghasilkan suatu
torsi yang akan melawan perputaran kumparan ).

14
2. Kumparanakan terus berdefleksi sampai gaya elektromaknetnya mengim-bangi torsi mekanis
lawan dari gantungan. Dengan demikian defleksi kumparan merupakan ukuran untuk arus yang
dibawa kumparan tersebut.
3. Sebuah cermin dipasang pada kumparan yang berfungsi untuk mende-fleksikan seberkas
cahaya, sehingga sebuah bintik cahaya yang sudah diperkuat bergerak diatas skala pada suatu
jarak dari instrumen dan efek optiknya adalah sebuah jarum penunjuk yang panjang dengan
massa nol.

Defleksi Dalam Keadaan Mantap (Steady State Deflection)

Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih
baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving
coil ), dan konstruksi PMMC.

Prinsip kerja :
Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi elektromaknetik yang
menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi mekanis dari pegas-
pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Kesetimbangan torsi-torsi dan posisi sudut kumparan putar, dinyatakan oleh jarum penunjuk
terhadap referensi tertentu, yang disebut skala.
Menurut hukum dasar eletromaknetik , persamaan untuk torsi adalah :
T = B x A x I x N
dimana : T = torsi dalam Newton-meter ( N-m )
B = kerapatan fluksi didalam celah udara ( Wb / m2 )
A = luas efektif kumparan ( m2 )
I = arus dalam kumparan putar ( Amper, A )
N = jumlah lilitan kumparan
Karena kerapatan fluksi dan luas kumparan merupakan parameter-parameter
konstan untuk sebuah instrumen, maka persamaan ( 3 - 1 ) torsi berbanding lurus dengan arus I(
T ~ I ).Torsi menyebabkan defleksi jarum ke keadaan mantap, dimana torsi diimbangi oleh torsi

15
pegas pengontrol.Perencana hanya dapat mengubah nilai torsi pengatur dan jumlah lilitan
kumparan untuk mengukur arus skala penuh.
Umumnya luas kumparan praktis 0,5 – 2,5 cm2, kerapatan fluksi untuk instrumen
modern 1500 – 5000 gauss ( 0,15 – 0,5 Wb / m2 ).

Sebagai contoh : sebuah instrumen PMMC dengan tromol 3,5 inci, rangkuman 1 mA dan
defleksi penuh 100 derejat busur, memiliki karakteristik berikut :
A = 1,75 cm2
B = 2000 gauss ( 0,2 Wb / m2 )
N = 84
T = 2,92 x 10 – 6 N-m
Tahanan kumparan = 88 Ω
Disipasi daya = 88 Μw

2.2.5 SENSITIVITAS GALVANOMETER


Ada empat konsep yang dapat digunakan untuk menyatakan sensitivitas galvanometer
(Galvanometer Sensitivity), yaitu :
1. Sensitivitas Arus
Sensitivitas arus (Current Sensitivity) ialah perbandingan diantara simpangan jarum
penunjuk galvanometer terhadap arus listrik yang menghasilkan simpangan tersebut. Besarnya
arus listrik biasanya dalam orde mikroampere (µA). Sedangkan besarnya simpangan dalam orde
milimeter (mm). Jadi untuk galvanometer yang tidak memiliki skala yang dikalibrasi dalam orde
milimeter, harus dikonfersi dulu ke dalam skala mili meter. Secara matematis, sensitivitas arus
dinyatakan dengan :
S1 = S1 = Sensitivitas arus dalam mm/µA
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA
2. Sensitivitas Tegangan
Sensitivitas tegangan (Voltage Sensitivity), ialah perbandingan antara simpangan jarum
penunjuk galvanometer terhadap tegangan yang menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas
tegangan dinyatakan dengan notasi matematis sebagai berikut :

16
Sv = SV = Sensitivitas tegangan dalam mm/ mV
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
V = Arus pada Galvanometer dalam mV
3. Sensitivitas Mega ohm
Sensitivitas mega ohm (Megaohm Sensitivity), ialah besarnya resistansi mega ohm yang
terhubung seri dengan galvanometer (termasuk CDRX – Shunt-nya) untuk menghasilkan
simpangan jarum menunjuk galvanometer sebesar 1 bagian skala jika tegangannya yang
disatukan sebesar 1 Volt. Karena besarnya hambatan ekivalen dari galvanome ter yang
terhubung paralel dapat diabaikan bila dibandingkan dengan besarnya tahanan mega ohm yang
terhubung seri dengannya, maka arus yang masuk praktis sama dengan 1/R µA dan
menghasilkan simpangan satu bagian skala. Secara numeric sensitivitas mega ohm sama dengan
sensitivitas arus dan
dinyatakan sebagai berikut :
SR = S1 SR = Sensitivitas mega ohm dalam mm/ µA
D = Simpangan Galvanometer dalam mm
I = Arus pada Galvanometer dalam µA

4. Sensitivitas Balistik
Konsep lain sebagai tambahan adalah konsep Sensitivitas Balistik (Ballistic Sensitivity)
yang biasa digunakan pada Galvanometer Balistirk. Sensitivitas Balistik adalah perbandingan
antara simpangan maksimum dari jarum penunjuk Galvanometer terhadap jumlah muatan listrik
Q dari sebuah pulsa tunggal yang menghasilkan simpangan tersebut. Sensitivitas Balistik
dinyatakan dengan formula berikut :
SQ = SQ = Sensitivitas Balistik dalam mm/µC
d = Simpangan Galvanometer dalam mm
Q = Besarnya muatan Listrik dalam µC

17
2.3 OSILOSKOP
2.3.1 Pengertian Osiloskop
Osiloskop adalah alat ukur yang mana dapat menunjukan kepada kita “bentuk” dari
sinyal listrik dengan menunjukan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti
layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap
waktu, sebuah graticule setiap 1 cm grid membuat kita dapat melakukan pengukuran dari
tegangan dan waktu pada layar (screen).
Osiloskop terdiri dari dua bagian yaitu

Display dan Panel Control :


 Display menyerupai tampilan layar pada televisi. Display pada Oscilloscope berfungsi sebagai
tempat tampilan sinyal uji. Pada Display Oscilloscope terdapat garis-garis melintang secara
vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak yang disebut dengan div. Arah horizontal
mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan.
 Panel Control berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Tombol-tombol pada panel osiloskop antara lain :
1. Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
2. Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
3. Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
4. Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
5. Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
6. Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)

18
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada
posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan
komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal
akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.

Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar


2.3.2 Bagian-Bagian Osiloskop Beserta Fungsinya
Fungsi masing-masing bagian yaitu;
Bagian-Bagian
No Fungsi
Osiloskop
 Untuk mengeluarkan tegangan AC, mengatur berapa
1 Volt atau div
nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
 Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan posisi horizontal,
 Terminal masukan pada saat pengukuran pada CH 1
2 CH1 (Input X) juga digunakan untuk kalibrasi.
 Jika signal yang diukur menggunakan CH 1, maka
posisi switch pada CH 1 dan berkas yang nampak pada
layar hanya ada satu.
 Untuk memilih besaran yang diukur,
 Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan
osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada
terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga
hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan.
3 AC-DC
Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka
sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya
dikutsertakan.
 Posisi AC = Untuk megukur AC, objek ukur DC tidak
bisa diukur melalui posisi ini, karena signal DC akan

19
terblokir oleh kapasitor.
 Posisi DC = Untuk mengukur tegangan DC dan
masukan-masukan yang lain.
 Untuk memilih besaran yang diukur.
4 Ground
 Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
 Untuk mengatur posisi garis atau tampilan dilayar atas
bawah.
 Untuk menyeimbangkan DC vertical guna pemakaian
5 Posisi Y
channel 1 atau (Y).
 Penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada
saat variabel diputar.
6 Variabel  Untuk kalibrasi osiloskop.
 Untuk memilih Chanel yang diperlukan untuk
7 Selektor pilih
pengukuran.
8 Layar  Menampilkan bentuk gelombang
 Mengatur cerah atau tidaknya sinar pada layar
9 Inten Osiloskop. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar
dan diputar ke kanan untuk memperterang.
 Mengatur posisi garis pada layar,
10 Rotatin
 Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
 Menajamkan garis pada layer untuk mendapatkan
11 Fokus gambar yang lebih jelas, digunakan untuk mengatur
fokus
 Mengatur posisi garis atau tampilan kiri dan kanan.
untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal
masukannya nol)
12 Position X
 Untuk menyetel kekiri dan kekanan berkas gambar
(posisi arah horizontal) Switch pelipat sweep dengan
menarik knop, bentuk gelombang dilipatkan 5 kali

20
lipat kearah kiri dan kearah kanan usahakan cahaya
seruncing mungkin.
 Digunakan untuk mengatur waktu periode (T) dan
Frekwensi (f), mengatur berapa nilai waktu yang
diwakili oleh satu div di layar
 Sakelar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm
(volt/div) pada layar CRT, ada II tingkat besaran
tegangan yang tersedia dari 0,01 v/div s.d 20V/div
 Yaitu untuk memilih skala besaran waktu dari suatu
13 Sweep time/div
priode atau pun square trap Cm (div) sekitar 19 tingkat
besaran yang tersedia terdiri dari 0,5 s/d 0,5
second.pengoperasian X-Y didapatkan dengan
memutar penuh kearah jarum jam. Perpindahan Chop-
ALT-TVV-TVH. secara otomatis dari sini. Pembacaan
kalibrasi sweep time/div juga dari sini dengan cara
variabel diputar penuh se arah jarum jam.
14 Mode  Untuk memilih mode yang ada
 Untuk kalibrasi waktu periode dan frekwensi.
 Untuk mengontrol sensitifitas arah vertical pada CH 1
(Y) pada putaran maksimal ke arah jarum jam (CAL)
15 Variabel gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah
Tegangan 1 volt tepat 1 cm pada skala layar CRT.
 Digunakan untuk menyetel sweeptime pada posisi
putaran maksimum arah jarum jam. (CAL

16 Level  Menghentikan gerak tampilan layar.


17 Exi Trigger  Untuk trigger dari luar.
18 Power  Untuk menghidupkan Osiloskop.
19 Cal 0,5 Vp-p  Kalibrasi awal sebelum Osiloskop digunakan.

21
 Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layer,
20 Ground ground Osiloskop yang dihubungkan dengan ground
yang diukur.
 Untuk memasukkan sinyal atau gelombang yang diukur
atau pembacaan Vertikal.
21 CH2 ( input Y ) Jika signal yang diukur menggunakan CH 2, maka
posisi switch pada CH 2 dan berkas yang nampak pada
layar hanya satu.

2.3.3 Fungsi Osiloskop Secara Umum


Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-
ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang
diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan
dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan
dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display
menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat
sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal
yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis
vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan
untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal
yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk
melihat sinyal keluaran.
Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor osiloskop,
yaitu:

22
1. Gelombang sinusoida
2. Gelombang blok
3. Gelombang gigi gergaji
4. Gelombang segitiga.
Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada
pada pesawat perangkat ini, seperti telah diutarakan diatas.
Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg
menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop,
kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung
frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk
menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.

2.3.4 Prinsip Kerja Osiloskop


Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung
panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya
ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital
(DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para
insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan
dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa
atau diuji kinerjanya.
1. Osiloskop Analog

(Gambar osiloscope 3.1)

23
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas
electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung
ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik
dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda
(CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih
murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah
dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di
layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang
dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum
terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi
oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup
semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard
HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.

2. Osiloskop Digital

(Gambar osiloscope 3.2)

24
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan
ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi
besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini
bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital
hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang
proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah
cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi
gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi
dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik
pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi
khusus dari gelombang yang sedang diukur.

2.3.5 Cara Penggunaan Osiloskop


Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu
agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu
pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak
ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y
position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa
melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan
acuanyaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe
dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul
tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi
1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari
puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal
mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat
maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan
time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

25
1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk
kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
4. Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi
tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar.
Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal)
pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
5. Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
6. Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
7. Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
8. Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

2.3.6. Pengukuran Dengan Menggunakan Osiloskop

Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Pada
kebanyakan aplikasi, grafik yang ditampilkan memperlihatkan bagaimana sinyal berubah
terhadap waktu. Seperti yang bisa anda lihat pada gambar di bawah ini ditunjukkan bahwa pada
sumbu vertical (Y) merepresentasikan tegangan V, pada sumbu horisontal(X) menunjukkan
besaran waktu t.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak dalam
arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol pada osiloskop
digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.

Osiloskop 'Dual Trace' dapat memperagakan dua buah sinyal sekaligus pada saat yang
sama. Cara ini biasanya digunakan untuk melihat bentuk sinyal pada dua tempat yang berbeda
dalam suatu rangkaian elektronik.
Kadang-kadang sinyal osiloskop juga dinyatakan dengan 3 dimensi. Sumbu vertikal(Y)
merepresentasikan tegangan V dan sumbu horisontal(X) menunjukkan besaran waktu t.
Tambahan sumbu Z merepresentasikan intensitas tampilan osiloskop. Tetapi bagian ini biasanya
diabaikan karena tidak dibutuhkan dalam pengukuran.

26
Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi dengan beberapa tombol
pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid) pada layarnya.

2.4 Tang Ampere


2.4.1 Pengertian Tang ampere
Tang ampere atau tang listrik adalahsebuah alat yang digunakan untuk mengukur arus,
tegangan, daya dan tahanan dalam jumlah yang besar, tanpa memutus sirkit,yang dapat
digunakan sebagai penguji alat penghemat listrik.Tang ampere kini biasanya digunakan untuk
membaca besarnya arus sinusoidal (seperti selalu digunakan dalam sistem tenaga listrik arus
bolak-balik (AC) distribusi), tetapi dalam hubungannya dengan instrumentasi lebih maju fase
dan gelombang yang tersedia.Tang ampere juga bisa digunakan untuk mengetahui tekanan
refrigerant di dalam system pendingin. Nilai arus listrik yang terukur pada tang ampere bisa
digunakan sebagai patokan tekanan refrigerant di dalam sistim.Tang ampere adalah alat uji yang
sangat nyaman yang memungkinkan pengukuran arus pada sebuah konduktor hidup tanpa
menganggu sirkuit. Ketika melakukan pengukuran dengan multimeter biasa, kita perlu
memotong kabel untuk rangkaian yang hendak diuji

(Gambar tang ampere 3.1)

27
Akan tetapi, bila arus yang mengalir pada suatu jaringan akan diukur sedangkan tidak
memungkinkan memotong jaringan tersebut untuk menghubungkan alat pengukur ampere atau
melalui suatu transformator arus, maka penggunaan alat ukur ampere jaringan merupakan
pemecahan yang sangat baik. Seperti diperlihatkan dalam gambar 2.a, alat ukur ampere jaringan
dibuat dengan kumparan besi dalam bentuk seperti garpu atau tang yang mempunyai banyak
lilitan, dan membentuk kumparan sekunder, dan satu penghantar sebagai kumparan primer dari
satu lilitan, yang terdiri dari penghantar dimana arus yang diukur mengalir. Bila penghantar
ditempatkan di antara inti besi seperti diperlihatkan dalam gambar, arus sekunder yang
berbanding lurus dengan arus yang akan diukur didapat di layar display pada alat. Akan tetapi
dengan cara pengukuran ini dimana jalan magnit tidak menutup, maka kesalahan-kesalahan yang
tergantung dari posisi pemasukan dari penghatar ke dalam inti, ditambah pula kesalahan betuk
gelombang dan frekuensi yang besar. Untuk mengurangi kesalahan-kesalahan tersebut maka alat
ukur ampere yang digantungkan seperti diperlihatkan dalam gambar 2.b lebih baik dipergunakan.
Dalam alat ukur ini jalan garis-garis magnit hanya terbuka pada saat memasukkan penghantar ke
dalam inti besi, sedangkan garis-garis magnit tersebut menutup pada saat pengukuran
dijalankanDalam menggunakan Tang ampere, hanya satu konduktor yang digunakan dalam
pengukuran, jika lebih dari satu konduktor yang digunakan maka akan menjadi vektor jumlah
arus yang mengalir. Secara khusus, jika apitan tersebut ditutup disekitar perpanjangan kabelnya,
maka saat ini tidak akan diukur semua karena arus mengalir dalam satu arah dan akan
membatalkan arus yang mengalir di arah lain

28
2.4.2 Nama Bagian-bagian dari Tang Ampere sebagai berikut:

(Gambar tang ampere 3.2)

1. TRANSFORMER JAW
Pada bagian transformer jaw ini atau biasa orang sebut dengan capitan berfungsi sebagai alat
pengukur besaran arus listrik yang mengalir pada kabel listrik.

2. TRIGGER
Trigger atau pelatuk ini merupakan suatu tuas yang di tekan untuk membuka capitan pada tang
ampere.

3. DATA HOLD
Data hold merupakan suatu tombol yang biasa berada pada samping body tang ampere dimana
bila kita tekan tombol itu maka tang ampere akan mencatat suatu data besaran pengukuran.

4. RANGE SWITCH
Range switch merupakan suatu tuas atau selektor yang berfungsi sebagai pengatur jenis
pengukuran yang akan kita gunakan dengan cara diputar ke arah pengukuran yang kita inginkan.

5. DISPLAY
Display pada tang ampere ini berfungsi sebagai penunjuk besaran angka pengukuran suatu arus
atau tegangan yang sedang kita ukur.

6. COM TERMINAL
Com terminal atau commont terminal adalah tempat untuk kita mencolokan kabel probe atau
kabel jarum yang biasanya berwarna hitam.

7. VOLT ATAU OHM TERMINAL


Volt atau ohm terminal sama seperti com terminal yaitu tempat mencolokan kabel prob yang
biasanya berwarna merah.

29
2.4.3 Prinsip kerja pada Tang Ampere

(Gambar tang ampere 3.4)

Sistem clamp menggunakan prinsip hukum Faraday yang mengatakan bahwa perubahan
fluks magnet dalam sebuah kumparan akan menimbulkan arus yang akan mengalir pada
kumparan itu.Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
dibolak-balik. Untuk dapat menghasilkan arus listrik dari medan magnet, Faraday . Kumparan
sebelah kiri dihubungkan dengan baterai, sedangkan kumparan sebelah kanan dihubungkan
dengan galvanometer untuk mendeteksi adanya arus. Kedua kumparan itu tidak berhubungan
langsung, sehingga arus di kumparan kiri tidak dapat mengalir ke kumparan kanan. Inti besi di
dalam kumparan digunakan untuk memperkuat medan magnet yang terjadirangkaian ini, Faraday
menemukan jika arus pada kumparan kiri berubah, terjadi arus induksi (imbas) pada kumparan
kanan.Faraday berharap arus listrik pada kumparan kiri menghasilkan medan magnet yang cukup
kuat, sehingga dapat menimbulkan arus listrik pada kumparan kanan. Namun berapapun besar
arus di kumparan kiri, Faraday mengamati tidak ada arus yang timbul pada kumparan
kanan. Medan magnet oleh arus listrik di kumparan kiri tidak menimbulkan arus listrik di
kumparankanan. Namun sesuatu yang aneh menarik perhatian Faraday. Jarum galvanometer
bergerak justru saat sakelar sedang ditutup atau dibuka. Jadi, arus dapat terjadi pada kumparan
kanan hanya jika arus (atau medan magnet) pada kumparan kiri berubah. Faraday
menyimpulkan, meskipun medan magnet yang tetap tidak menghasilkan arus listrik, namun
perubahan medan magnet dapat menghasilkan arus listrik. Arus listrik yang dihasilkan oleh
perubahan medan magnet ini disebut arus induksi atau arus imbas. Proses timbulnya arus listrik

30
akibat perubahan medan magnet disebut induksi elektromagnetik.Peristiwa induksi dapat pula
menggunakan garis gaya magnet elektromagnetik. Jika kawat konduktor memotong garis gaya
magnet, maka arus induksi akan timbul pada kawattersebut.
Jika kumparan digerakkan dalam medan magnet diam, maka kumparan akan memotong
garis gaya magnet. Akibatnya timbul arus induksi dalam kumparan tersebut. Besar arus induksi
yang terjadi ternyata bergantung pada kecepatan menggerakkan magnet. Dengan kata lain besar
arus induksi yang terjadi bergantung pada kecepatan perubahan medan magnet. Jika semakin
cepat medan magnet dalam kumparan berubah, maka arus induksi yang dihasilkan juga semakin
besar. Selain itu besar arus induksi juga bergantung pada jumlah lilitan kawat. Jika semakin
banyak lilitan kawat, ternyata arus induksi yang timbul juga semakin besar.
Clampmeter biasa digunakan untuk mengukur arus AC bekerja berdasarkan prinsip induksi
elektromagnetik yang disebabkan oleh arus bolak- balik yang mengalir pada konduktor yang
berbalik arah menyebabkan medan magnet berubah secara dinamis. Namun, dalam konduktor
DC, arus mengalir dalam suatu polaritas tetap. Akibatnya, medan magnet di sekitar konduktor
adalah tetap dan tidak berubah. Oleh karena itu, tang ampere konvensional tidak dapat
membacanya
Sebuah tang ampere DC bekerja pada prinsip Hall Efek. Hall Efek, dinamai oleh Edwin
Hal yang menemukannya tahun 1879, menyatakan bahwa ketika konduktor yang membawa arus
diletakkan dalam medan magnet, potensial diinduksi di konduktor, melintang ke sebuah arus
listrik dalam konduktor dan medan magnet tegak lurus terhadap arus. Hal ini disebabkan sebagai
pembawa muatan, elektron mengalami gaya yang dikenal sebagai gaya Lorentz dan didorong ke
sisi konduktor.Sebuah tang ampere yang bekerja pada Hall Efek memiliki sensor yang dikenal
sebagai Hall elemen. Sebuah Hall elemen ditempatkan di celah yang dibuat dengan memotong
bagian dari rahang transformator. Ketika terjadi aliran fluks magnet yang sebanding dengan arus
AC dan arus DC utama dalam transformator rahang ini Hall elemen mendeteksi fluks magnet
dan membawanya keluar sebagai tegangan output. Akan tetapi, tegangan ini cukup kecil di
seluruh Hall elemen yang kemudian diperkuat dan dinyatakansebagai nilai hasil pengukuran.
Jadi, Hall elemen ini adalah semikonduktor untuk menghasilkan tegangan yang proporsional
terhadap arus bias dan medan magnetik pada terminal keluaran ketika arus bias masukan ke
terminal.

31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Multitester adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM (Volt-Ohm
Meter).Pada kehidupan sehari-hari multitester dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt
meter), hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Multitester meiliki 2 jenis yaitu
multitester analog dan digital. multitester digital dalam hasil pengukuranya lebih baik dari
multitester analog, karena hasil pengukuran dari multitester digital lebih akurat dari pada
multitester analog.
Galvanometer suspensi masih digunakan untuk pengukuran-pengukuran laboratorium
sensitivitas tinggi tertentu, jika keinda-han instrumen bukan merupakan masalah dan portabilitas
bukan menjadi prioritas.
Prinsip kerja galvanometer suspensi diterapkan sama terhadap jenis instrumen yang lebih
baru, yaitu mekanisme kumparan putar maknet permanen ( PMMC : permanent magnet moving
coil ), Prinsip kerjanya yakni Jika arus mengalir di dalam kumparan, akan timbul torsi
elektromaknetik yang menyebabkan berputarnya kumparan, dan torsi ini akan diimbangi torsi
mekanis dari pegas-pegas pengatur yang diikat pada kumparan.
Untuk menyatakan sensitivitas sebuah galvanometer, umumnya digunakan tiga buah
defenisi, yaitu :
1. Sensitivitas arus ( current sensitivity )
2. Sensitivitas tegangan ( voltage sensitivity )
3. Sensitivitas mega-ohm ( megohm sensitivity )
4. Sensitivitas balistik
Secara umum fungsi dari osiloskop adalah untuk menganalisa tingkaah laku besaran yang
berubah-ubah terhadap waktu yag ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal listrik
yang sedang kita amati. Terdapat beberapa jenis tegangan gelombang yang terdapat padaa
osiloskop yaitu gelombang sinusoida, gelombang blok, gelombang gigi gergaji dan gelombang
segitiga.
Cara penggunaan osiloskop adalah pertama pengkalibrasian kemudian menyetel fokus,
intensitas, kemiringan, x position dan y position, setelah probe dikalibrasi maka dengan

32
menempelkan probe ke terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar.
Layar osiloskop terbagi atas 8 skala besar arah vertikal dan 10 kotak dalam arah horizontal.

Tang Ampere (Clamp Meter)pada dasarnya menggunakan prinsip induksi Magnetik


untuk menghasilkan pengukuran non-kontak terhadap arus listrik AC. Arus Listrik yang
mengalir di kabel konduktor akan menghasilkan Medan Magnet. Seperti yang diketahui bahwa,
arus AC adalah arus dengan polaritas yang bolak-balik, hal ini akan menyebabkan fluktuasi
dinamis dalam medan magnet yang sebanding dengan aliran arus listriknya. Sebuah
Transformator yang terdapat di dalam Clamp Meter/Tang Ampere akan merasakan fluktuasi
magnet tersebut dan kemudian mengkonversikannya menjadi nilai Ampere (arus listrik) sehingga
kita dapat membacanya di layar Clamp Meter. Cara Pengukuran dengan teknologi ini sangat
mempermudahkan kita dalam mengukur arus listrik AC terutama pada arus listrik AC yang
tinggi.

3.2 Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu diperlukan dilakukannya penulisan lanjutan guna
meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan mencari referensi yang
lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan lebih efektif. Sehingga akan
benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat sebuah pengetahuan yang dapat
diterapkan di dalam masyarakat hendaknya.

33
DAFTAR PUSTAKA
o Anonim. (2010, November 27). Alat-alat ukur. http://www.mitaindahrizki.blogspot.com
o Hendro. (2012). Alat-alat ukur listrik. Retrieved from
http://analisbantul.blogspot.co.id/2012/09/alat-alat-ukur-listrik-lengkapm.html
o Mustafa. (2011, Juni 12). Pengertian,fungsi dan kegunaan dari alat-alat ukur.
o http://wanmustafa.wordpress.com/2016.06.12 Pengertian –fungsi-dan-kegunaan-dari-
alat-alat ukur.
o Priyandi,rian.(2013,Desember07)Galvanometer.file:///G:/laporanaau/Galvanometer_RIA
N_PRIYADI.html
o Rahmadi. (2012). Pengertian ,prinsip kerja,bagian serta jenis-jenis AVOmeter.
File:///G:/Laporan-20aau/Pengertian,Prinsip,Kerja,Dan-Bagian-Bagian-
MULTIMETER_AVO_METER_Nandarious.Html
o Satriansyah. (2011, April 12). Makalah osiloskop.file:///G:/laporan-aau/MAKALAH-
OSILOSKOP.html

34

Anda mungkin juga menyukai