Anda di halaman 1dari 23

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

56

5.1. PENDAHULUAN
Di dalam proses pembuatan benda tuang diperlukan adanya dapur
peleburan

dan

ladel

penuangan

sebagai

bagian

dari

pada

proses

pengecoran logam.
Dapur peleburan merupakan suatu alat untuk mencairkan logam padat
menjadi logam cair, sedang ladel adalah suatu alat untuk penampungan
dalam proses penuangan logam cair ke dalam cetakan.

5.2. PRASYARAT
Materi peleburan dan penuangan ini diperuntukkan bagi mahasiswa
jurusan teknik mesin yang telah mengambil mata kuliah Pengetahuan Bahan
Teknik dan telah menyelesaikan materi pembuatan pola dan pembuatan
cetakan.

5.3. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mempelajari materi ini dan mengerjakan soal-soal latihan,
mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan macam-macam dapur peleburan dan dapat menggambarkan
konstruksi sederhana dari masing-masing dapur peleburan dengan benar.
2. Menyebutkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing dapur
peleburan dengan benar.
3. Menjelaskan jenis-jenis ladel dan proses penuangan secara singkat dan
benar.

5.4. PELEBURAN
Proses mengubah logam padat menjadi logam cair, yang umum
dilakukan dalam industri pengecoran logam adalah dengan memberikan
panas pembakaran dengan dapur peleburan.
Dapur pelebur yang sering digunakan di dalam industri pengecoran
logam adalah :

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

57

a. Dapur kupola
b. Dapur krusibel
c. Dapur induksi
Pada

masing-masing

dapur

peleburan

tersebut

mempunyai

kemampuan dan kelemahan. Pemilihan jenis dapur peleburan tergantung


pada ukuran, jumlah produksi, ukuran benda tuang, jumlah cetakan yang
harus dituang dan sifat paduan yang hendak dibuat dan juga logam yang
digunakan sebagai bahan baku.
5.5.1. Dapur kupola
Dapur kupola digunakan pada peleburan besi dan pada umumnya
digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan kepasitas
dari bengkel.

KONSTRUKSI DAPUR KUPOLA


Konstruksi dapur kupola secara garis besar dapat dilihat pada gambar
5.1. Konstruksi dapur kupola berbentuk silinder yang berdiri tegak lurus di
atas pondasi yang merupakan laki-laki penahan dari baja, lapisan tanur
kupola terdiri dari plat-palat baja dan batu tahan api.
Pada

dapur

kupola

konstruksinya

dilengkapi

oleh

berbagai

perlengkapan antara lain :


a. Pintu pembakaran awal
Pintu pembakaran awal ini digunakan waktu menghidupkan mulamula, sejumlah kayu bakar ditempatkan di dasar dan dinyalakan dengan
membakar kain yang telah diberi minyak atau bisa juga kokas, langsung bisa
dinyalakan tanpa kayu bakar. Api ini harus menyala dengan baik oleh udara
tiupan atau bisa juga oleh udara luar yang masuk melalui lubang
periksa/lubang pembakaran awal yang terbuka di sebelah bawah dapur,
melalui lubang terak, bila api menyala dengan baik dan api pembakaran

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

58

telah mencapai bagian atas alas dari kokas pintu pembakaran awal ditutup
dan dirapatkan dengan tanah napal, kemudian angin dihembuskan perlahanlahan ke dalam dapur. Dapur bekerja dengan baik apabila tuyer terlihat nyala
api biru.
Pintu pembakaran awal bisa juga digunakan untuk pemanasan
pendahuluan supaya dapur dalam keadaan kering/tidak mengandung uap
air.

Gambar 5.1. Dapur kupola


b. Pintu dasar

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

59

Pintu dasar digunakan pada awal dan akhir operasi. Pada awal
operasi peleburan, pintu dasar diisi oleh pasir cetak yang ditaburkan
diatasnya dengan ketebalan tertentu, kemudian pasir dasar ditaburkan
diatasnya dan dipadatkan. Pasir dasar dibuat miring ke arah lubang cerat ini
untuk memberikan hasil yang baik pada pengeluaran besi cair.
Pada akhir operasi serempak dengan menghentikan tiupan udara, besi
dan terak dikeluarkan dari lubang cerat dan lubang terak, kemudian pintu
dasar kupola dibuka dan isinya dijatuhkan di atas pasir.
c. Lubang intip/lubang pengintai
Lubang pengintai konstruksinya bersamaan dengan tuyer, lubang
pengintai terbuat dari mika berada di belakang tuyer, untuk melihat tetesantetesan dari besi cair dan mengikuti kondisi dalam dapur.
d. Pintu pemasukan
Dari pintu pemasukan sejumlah besar kokas, batu gamping dan logam
diisikan ke dalam dapur dengan teratur silih berganti/berlapis-lapis dengan
waktu tertentu sampai operasi dari dapur kupola dihentikan.
e. Lubang cerat dan lubang terak
Lubang cerat dan lubang terak dibuat di daerah krus dan besi cair
atau terak ditampung di dalam krus.
Di dalam proses pengeluaran, besi cair yang berada di bagian bawah
mengalir melalui lubang cerat. Sedangkan terak yang berada pada bagian
atas mengalir melalui lubang terak. Proses pengeluaran tersebut ditunjukkan
pada gambar 5.2.

Gambar 5.2. Proses kontinyu pengeluaran terak


f. Kotak udara

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

60

Kotak udara dipasang mengelilingi dapur kupola dekat tuyer, kotak


udara ini gunanya untuk mengumpulkan udara yang ditiupkan oleh blower
dan memberikan udara secara merata ke dalam tanur melalui tuyer, seperti
ditunjukkan pada

gambar 5.3.

Gambar 5.3. Kotak udara


g. Tuyer
Udara dihembuskan ke dalam kupola melalui tuyer dan umumnya
dipasang di bagian bawah dapur, di atas pengumpul besi cair dan terak cair.
Fungsi tuyer adalah untuk meratakan sirkulasi udara agar pembakaran
merata dan sempurna.
Pada pemasukan udara untuk pembakaran kokas, aliran, volume,
tekanan dan jumlah tuyer harus memadai. Untuk itu jumlah dan luas
penumpang tuyer harus ditentukan secara tepat, ini tergantung pada
kapasitas dan diameter kupola. Luas penumpang yang terlalu kecil
menyebabkan kecepatan udara terlalu tinggi jadi menurunkan temperatur
gas dari pembakaran. Sebaliknya luas penumpang yang terlalu besar
menurunkan kecepatan udara dan pembakaran yang seragam tidak tercapai.
Bentuk dari tuyer bisa silinder, bujur sangkar dan kipas.

Gambar 5.4. Berbagai bentuk tuyer

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

61

PELEBURAN DAN PENUANGAN

Bahan dari tuyer biasanya dipakai besi cor atau baja cor, sebab bahan
tersebut mempunyai sifat dapat mempertahankan ukuran dari tuyer dengan
teliti selama operasi.
Jumlah tuyer bisa empat, delapan atau lebih tergantung dari kapasitas
dan diameter kupola.
h. Cerobong gas buang
Cerobong gas buang terbuat dari logam tegak yang bisa juga dilapisi
batu tahan api di bagian dalamnya. Dari cerobong gas buang panasnya bisa
dipergunakan untuk udara pembakaran kokas tetapi harus melalui proses
penyaringan atau pengolahan dengan alat yang disebut rekuperator. Gas
buang

ini

memanaskan

udara

segar

yang

dihembuskan

ke

dalam

rekuperator, kemudian gas/udara yang bersih ini digunakan kembali sebagai


angin hembus ke dalam kupola. Pemanfaatan gas buang ini biasanya pada
operasi kupola pada masa sekarang.

Gambar 5.5. Pemanfaatan gas buang

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

62

Di dalam dapur kupola konstruksinya dari mulai pintu pengisian


sampai lubang keluar dibagi menjadi beberapa daerah, seperti tersebut di
bawah ini dan sesuai dengan keadaan bahan baku dalam kupola.
a. Daerah pemanasan mula
Daerah pemanasan mula merupakan bagian dari pintu pengisian
sampai dimana logam mulai mencari. Selama turun di daerah ini logam
mengalami pemanasan mula dengan temperatur 200C.
b. Daerah lebur
Daerah lebur merupakan bagian atas dari alas kokas dimana logam
mencari dengan temperatur berkisar 500C.
c. Daerah panas lanjut
Daerah panas lanjut merupakan bagian dari bawah daerah lebur
sampai rata tuyer. Logam cair dipanaskan lanjut selama turun melalui daerah
ini dengan keadaan temperatur

C.

d. Daerah krus
Daerah krus merupakan bagian dari tuyer sampai dasar kupola.
Logam

cair

dan

temperaturnya

sebagian

terak

ditampung

di

daerah

krus

yang

C.

Selain dari pada itu, bagian dalam kupola dibagi juga menjadi daerah
oksidasi dan daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas.
a. Daerah oksidasi
Daerah ini adalah dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas.
Dalam daerah ini kokas dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalui tuyer.
b. Daerah reduksi
Daerah reduksi merupakan bagian atas dari daerah oksidasi, dimana
gas CO 2 yang timbul di daerah oksidasi direduksi oleh kokus.

BAHAN-BAHAN DALAM PROSES DAPUR KUPOLA


Untuk menghasilkan besi tuang atau baja tuang dari dapur kupola
diperlukan bahan-bahan seperti bahan baku, bahan tambahan, bahan bakar

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

63

kokas dan udara tiup. Adapun mengenai bahan-bahan tersebut dapat


diterangkan sebagai berikut.
a. Bahan baku
Bahan baku dapur kupola bermacam-macam seperti disebutkan di bawah
ini :
1. Besi kasar
2. Sekrap baja
3. Sekrap balik
4. Paduan besi
b. Bahan tambahan
Bahan tambahan ini berguna untuk mengikat kotoran-kotoran seperti
fosfor dan belerang dari cairan dan pembentuk atau pengikat terak, yang
dengan mudah dapat dipisahkan dari besi mentah yang menjadi cair.
Sebagai bahan tambahan biasanya dipakai batu kapur (CaCO 3) berfungsi
sebagai pengikat dan kalsium florida (CaFO 2 ) sebagai pencair terak hingga
mengikat kotoran dengan lebih baik.
Bahan

tambahan

bisa

juga

ditambahkan

untuk

mengimbangi

kehilangan-kehilangan prosentasi atau komposisi pada peleburan yang


disebabkan oleh reaksi antara logam cair dengan kokas. Bahan tambahan
itu antara lain Si, Mn dan S.
c. Bahan bakar kokas
Kokas sebagai bahan bakar dapur kupola dibuat dari batu bara
dengan jalan mengeringkan (memurnikan). Bagian-bagian yang terdiri dari
gas, ter dan air dikeluarkan dari batu bara oleh suatu proses pemanasan,
yang tinggal adalah terutama zat arang (C) dan abu, itulah yang dinamakan
kokas. Sedangkan gas dan ter dipakai untuk keperluan lain.
Kokas yang baik untuk dapur kupola haruslah keras dan mempunyai
ukuran tertentu, tetapi Tidaklah tiap jenis batu bara dapat dijadikan kokas

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

64

PELEBURAN DAN PENUANGAN

sebagai bahan bakar dapur kupola yang baik, karena bisa menyebabkan
terjadinya serbuk dan menyumbat saluran besi cair, cerat dan terak.
d. Udara tiup
Untuk mendapatkan volume udara yang memadai udara tiup ini bisa
diperoleh dengan memakai blower atau kompresor. Volume udara tiup
merupakan faktor yang paling penting untuk mempengaruhi pembakaran dari
kokas dalam kupola, secara empiris volume udara yang cocok tidak berubah
banyaknya menurut perbandingan besi terhadap kokas.

PROSES KERJA DAPUR KUPOLA


Proses kerja dapur kupola secara umum dan singkat adalah sebagai
berikut :
1. Pemanasan
Sewaktu dapur kupola akan dipergunakan terlebih dahulu diadakan
pemanasan pendahuluan yang gunanya supaya dapur dalam keadaan
kering atau tidak mengandung uap air. Pemanasan pendahuluan
dilakukan dengan pembakaran arang kayu dan kokas di dasar dapur.
2. Penyalaan
Setelah proses pemanasan pendahuluan berjalan dengan sempurna atau
bahan bakar terbakar seluruhnya, selanjutnya ditambahkan kokas dan
udara dari blower dihembuskan dengan kecepatan yang
Pemasukan

kokas

ditambah

terus

sampai

mencapai

rendah.

tinggi

yang

ditentukan dari dasar tungku.


3. Pemuatan
Setelah bahan bakar kokas terbakar, selanjutnya dimasukkan kepingankepingan bahan baku dari bahan tambahan melalui lubang atau pintu
pengisian. Sewaktu proses ini berlangsung sebagian dari baja atau besi
telah ada yang mencari.

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

65

4. Pencairan
Besi atau baja yang mencari ini keluar dari luar cerat yang ditampung di
panci penampungan atau ladel, sedangkan terak yang terapung keluar
melalui lubang terak ke penampungan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DAPUR KUPOLA


Keuntungan dan kerugian dapur kupola dibandingkan dengan dapur
pelebur lain adalah sebagai berikut :
a. Keuntungan :
1. Dapat bekerja secara kontinyu dan cepat
2. Konstruksinya sederhana dan operasinya mudah
3. Harga peralatannya murah
4. Memungkinkan untuk mendapatkan laju peleburan yang besar untuk
tiap jamnya.
b. Kerugian :
1. Analisa komposisi toleransinya besar
2. Boros energi panas
3. Biaya operasi tinggi
4. Temperatur atau suhu cairan yang terlalu tinggi.
5.4.2. Dapur Krusibel
Dapur krusibel atau dapur kowi merupakan dapur peleburan yang
paling banyak digunakan, terutama pada industri rumah tangga, karena
konstruksinya yang sangat sederhana. Dapur krusibel merupakan dapur
pelebur tertua yang digunakan sebagai pelebur dan umumnya digunakan
untuk melebar logam bukan besi.

KONSTRUKSI DAPUR KRUSIBEL


Secara umum dan sederhana konstruksi dapur krusibel dapat dilihat
pada gambar 5.6.

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

66

Di dalam konstruksi dapur krusibel mempunyai beberapa komponen


antara lain adalah :
1. Ruang perapian (rumah perapian)
Ruang perapian pada dapur krusibel terbuat dari batu tahan api yang
dilapisi juga oleh bahan tahan api pada bagian dalamnya, sedang bagian
luar terbuat dari baja. Ruang perapian biasanya dilengkapi oleh penutup
pada bagian atas dan gas buang setelah melingkari pot dibuang keluar
pada sisi lain atau lewat lubang penutup bagian atas. Ruang perapian
juga mempunyai lubang pada bagian dasar dimana fungsinya untuk
mengalirkan cairan bila terjadi tumpahan atau pot cawannya pecah dan
orang perapian ini juga mempunyai lubang masuk udara dan minyak
untuk pembakaran dibuat disamping pada bagian dinding ruang perapian
bagian bawah bersama hembusannya.
2. Pot
Pot atau cawan ini biasanya terbuat ari campuran grafit dan tanah liat,
mudah pecah dalam keadaan biasa, akan tetapi memiliki kekuatan yang
cukup berarti dalam keadaan panas.
Keterangan :
1. Pengangkat penutup
2. Penutup dengan lubang gas buang
3. Cerat
4. Lubang udara
5. Saluran minyak
6. Lubang pecah
7. Pot
8. Hidrolik
9. Batu tahan api
10. Ruang perapian

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

67

Gambar 5.6. Dapur krusibel


Pot ini terletak dalam sebuah ruang perapian yang ditumpu secara
permanen ataupun bebas. Pot ini biasanya memiliki kapasitas yang
bervariasi antara 5 1000 kg logam ringan atau logam bukan besi.
3. Blower
Blower dan tangki minyak bersama-sama digunakan untuk pembakaran
pada dapur krusibel.
4. Hidrolik / Pneumatik
Untuk

mengeluarkan

cairan

pada

tungku

dilakukan

dengan

cara

memiringkan seluruh alat pelebur dengan menggunakan hidrolik atau


pneumatik.

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

68

BAHAN-BAHAN DALAM PROSES DAPUR KRUSIBEL


Untuk menghasilkan logam bukan besi dari dapur krusibel diperlukan
bahan-bahan seperti bahan baku, bahan tambahan, bahan bakar dan udara.
Adapun bahan-bahan dalam proses dapur krusibel tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Bahan baku
Bahan baku pada dapur krusibel terutama sekali yang sering dijumpai
adalah logam bukan besi, antara lain :
1. Aluminium paduan dan magnesium paduan
2. Tembaga paduan
b. Bahan bakar
Bahan

bakar

dapur

krusibel

sebenarnya

bermacam-macam,

bisa

menggunakan minyak, kokas atau gas alam, tetapi umumnya dapat


krusibel sering dijumpai menggunakan bahan bakar minyak.
Bahan bakar minyak untuk suatu peleburan dirubah dari keadaan cair
menjadi berupa kabut (gas) melalui proses pengabutan dengan blower
yang bertujuan untuk meningkatkan panas.

PROSES KERJA DAPUR KRUSIBEL


Pertama-tama krusibel dikeringkan atau pemanasan awal untuk
menghilangkan kelembaban pada cawan, setelah itu baru diisikan bahan
baku berupa potongan atau batangan-batangan kecil sekaligus atau
bertahap. Potongan-potongan kecil yang

merata itu bertujuan untuk

menghemat waktu peleburan dan mengurangi kehilangan-kehilangan karena


oksidasi. Kalau bahan baku sudah mulai mencari, fluks/Digeser/Gren
refainer

ditambahkan

untuk

mencegah

oksidasi

dan

absorsi

gas.

Penggunaan fluks dapat mengurangi gas dan mencegah gelembung udara,


serta lubang jarum : disamping itu pula dapat memperbaiki sifat mekaniknya.
Selama proses pencarian fluks yang menutup permukaan cairan
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk carbon pada jangka waktu

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

69

tertentu untuk mencegah segregan, fluks ini kemudian membentuk terak


yang

bisa

dikeluarkan

dengan

menggunakan

alat

pengangkat

terak

berbentuk saringan.
Setelah cairan logam sudah mencapai cair yang ditentukan, bersamasama dengan rumah perapian cairan di tuang ke ladel untuk proses
selanjutnya.
Perlu untuk diperhatikan temperatur pencarian yang terlalu tinggi
menyebabkan kehilangan unsur seperti seng karena penguapan dan
sebaliknya temperatur yang terlalu rendah menyebabkan penghilangan gas
yang tidak cukup.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DAPUR KRUSIBEL


a. Keuntungan :
1. Konstruksinya mudah dibuat
2. Perawatannya sederhana
3. Sedikit menggunakan tenaga ahli
b. Kerugian :
1. Kemampuannya terbatas
2. Mudah mengalami kerusakan terutama potnya pecah
3. Pengoperasiannya agak rumit
4. Pengaturan komposisi dengan toleransi yang cukup besar.
5. Memerlukan teknisi atau operator yang baik.
5.4.3. Dapur Induksi
Dapur induksi atau tanur induksi merupakan salah satu bagian dari
dapur pelebur yang digunakan pada pengecoran logam dan juga merupakan
salah satu bagian dari dapur listrik.

KONSTRUKSI DAPUR INDUKSI


Secara garis besar dapur induksi memiliki konstruksi seperti terlihat
pada gambar 5.7. Tanpa saluran, bagian dari atas tanur ini terbuka lebar

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

70

sehingga pengisian mudah dilakukan dan bahan yang akan dilebur langsung
dapat ditempatkan ke dalam ruang pelebur (tungku).
Tungku ini dilapisi dengan batu tahan api non konduktor dan konduktor.
Misalnya untuk mencairkan tembaga, tungku dibuat dari batu tahan api
grafit, sehingga arus yang ada pada mangkok akan ikut memanaskan cairan.
Pada non konduktor untuk prases asam dipilih ganester dan untuk proses
basa MgO + Al 2 O .
Pendukung dari tungku/mangkok dibuat dari bahan yang telah
diumbuk dan disinter misalnya pasir silica.
Tungku/mangkok pelebur ini berbentuk silinder atau krus yang dililit
dengan pipa tembaga untuk mengalirkan arus. Pipa digunakan disamping
untuk aliran air pendingin. Pipa yang cocok digunakan pipa untuk arus
dengan frewensi

tinggi bila dibandingkan dengan yang pejal. Diluar lilitan

diletakkan juk yang terdiri dari plat yang berlapis banyak, berfungsi untuk
memisahkan fluks magnet dan menahan lilitan.
Dinding dapur dibuat dari campuran asbes dengan semen dan untuk
dapur yang besar (kapasitas > 1 ton) terbuat dari kayu berlapis asbes atau
bahan non magnet yang tidak panas atau cair karena proses pembuatan
baja/pencairan baja.

BAHAN-BAHAN DALAM PROSES DAPUR INDUKSI


Di dalam dapur induksi hampir semua bahan baku bisa dilebur di
dalam dapur induksi, perbedaannya hanya bahan bakar untuk melebar
menggunakan listrik.
a. Bahan baku
Pada umumnya dapur induksi menggunakan bahan-bahan muatan sama
dengan bahan muatan pada dapur pelebur kupola dan krusibel. Sebagai
tambahan bahan muatan pada dapur induksi baja bekas, seperti pipa,
pelat trafo, pelat dari industri karoseri dan potongan rel kereta api dan
sebagainya.
Untuk bahan baku sebaiknya semua bahan harus diketahui dengan tepat
kandungannya disamping secara fisik harus kering, bebas dari bahan

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

71

organik (oli, lemak, kayu) juga tidak bercampur bahan lain seperti logam
bantalan dan sebagainya.
Keterangan :
1. Cerat
2. Sumber tenaga
3. Lilitan induksi dengan pendingin air
4. Isi yang lumer
5. Lapisan tahan api

Gambar 5.7. Dapur induksi

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

72

b. Bahan bakar
Bahan bakar pada dapur induksi, menggunakan sumber arus listrik
dengan perubah frekwensi untuk memperoleh medan magnet induksi
melalui lilitan pipa bersamaan dengan muatannya yang terkonsentrasi
dalam tungku dan selanjutnya menaikkan temperatur/panas untuk
melebar bahan baku (logam).

PROSES KERJA DAPUR INDUKSI


Pertama dilakukan pengisian bahan baku, setelah terlebih dahulu
ditimbang, dipilih dan diketahui campuran unsur-unsurnya, karena pada
waktu proses berlangsung sangat sulit untuk mengadakan analisa kimia
disebabkan proses di dalam dapur waktunya relatif singkat.
Setelah bahan baku dimasukkan, arus listrik dijalankan dan arus listrik
frekwensi tinggi/rendah mengalir kelilitan sehingga didapatkan arus liar yang
kuat

dan

seterusnya

dialirkan

kemuatan

(bahan

baku)

yang

akan

menimbulkan panas karena tahanan di dalam dapur. Panas yang timbul di


dalam dapur tersebut digunakan untuk melebur logam, setelah terjadi
pencairan di dalam dapur, pemanasan tetap dilakukan sampai pada
temperatur yang ditentukan untuk mengeluarkan. Pemanasan ini berguna
untuk oksidasi cairan.
Sewaktu pencairan baja terjadi, terak cair dan bahan-bahan non metal
yang berada dalam dapur tersirkulasi oleh arus besar induksi sehingga
sangat sulit untuk mengeluarkannya, oleh sebab itu setelah arus listrik
dihentikan, baru terak dapat dibuang dari logam cair atau dikeluarkan
bersama-sama dengan proses di dalam dapur yang telah selesai, maka baja
cair dikeluarkan dari dalam dapur yang ditampung oleh ladel. Setelah ladel
sudah mencukupi isi yang ditentukan selanjutnya di bawa pada proses
berikutnya.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DAPUR INDUKSI


a. Keuntungan :
1. Konstruksi sederhana

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

73

2. Lebih bersih, sedikit polusinya dan tidak bising


3. Rendemen termis dapur lebih baik
4. Kehilangan logam sedikit
5. Mudah

memperoleh

komposisi

dengan

mutu

baja

yang

dapat

dikendalikan dengan baik.


6. Mudah mengontrol dan mencapai temperatur peleburan yang tinggi
dalam waktu relatif singkat sehingga tidak terjadi panas yang
berlebihan.
b. Kerugian :
1. Harga perlengkapan dapur mahal.
2. Biaya operasional mahal karena bahan bakar listrik yang mahal
dibandingkan dengan bahan bakar yang lain dalam sekali proses
peleburan.

5.5. PENUANGAN
Setelah bahan baku menjadi cair karena proses di dalam dapur
pelebur, selanjutnya coran dikeluarkan dan ditampung ke dalam ladel untuk
dituangkan

ke tempat penuangan/cetakan.

5.5.1. Jenis-jenis ladel


Ladel pada umumnya mempunyai fungsi yang sama namun bentuk
dan konstruksinya bisa berbeda-beda.
1. Lade tangan
Ladel tangan bisa juga disebut
dengan

ladel

jenis

gayung,

muatannya berkisar 15 kg
dan dapat dioperasikan oleh
satu orang operator.

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

2. Ladel tungkai garpu


Ladel

ini

memiliki

muatan

10 100 kg dan dioperasikan


atau diangkut oleh 2 3 orang,
dimana salah seorang bertugas
pada garpu untuk menuangkan
cairan dan yang lain hanya
menjaga keseimbangan.

3. Ladel kren
Ladel

kren

ini

dikonstruksi

untuk dapat digantung pada


kran dan dimiringkan dengan
bantuan rangkaian roda gigi.
Ladel

jenis

ini

dikonstruksi

untuk cairan hingga seberat


10.000 kg.

74

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

PELEBURAN DAN PENUANGAN

75

4. Ladel tromol
Dengan ladel tromol ini panas
terbuang
sedikit

dari

cairan

dibandingkan

lebih
dengan

ladel biasa. Hal ini disebabkan


karena

konstruksinya

yang

lebih tertutup.

5. Ladel dengan penyumbat


Pada

ladel

ini

penuangan

dilakukan

tanpa

memiringkannya, namun denan


membuka sumbat dasar ladel,
hingga

jumlah

dikehendaki

coran

yang

tercapai,

kemudian sumbat ditutup lagi.

Ladel-ladel tersebut di atas pada umumnya terbuat dari plat baja yang
bagian dalamnya dilapisi dengan tanah liat, pasir cetak ataupun bahan tahan
api dan dikeringkan dengan baik.
5.5.2. Proses penuangan
Di dalam proses penuangan diperlukan beberapa tahapan atau
pengaturan yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

76

1. Pengeringan ladel
Pengeringan ladel yang tidak sempurna menyebabkan turunnya temperatur
logam cair, oksidasi dari cairan dan cacat coran seperti rongga udara,
lubang jarum.
2. Pembuangan terak
Sebelum penuangan, terak di atas cairan harus dibuang dan Diusahakan
agar tidak turut tertuang ke dalam cetakan. Oleh karena itu terak ini
sesaat sebelum penuangan disingkirkan dengan batang penyingkir.
Biasanya terlebih dahulu pada ladel ditaburkan pengikat terak pada
permukaan cairan.
3. Temperatur penuangan
Temperatur penuangan banyak mempengaruhi kualitas coran, kalau
temperatur terlalu rendah menyebabkan waktu pembekuan yang pendek,
kecairan yang buruk dan menyebabkan terjadinya cacat coran seperti
rongga penyusutan, rongga udara, salah alir dan sebagainya.
4. Waktu penuangan
Dalam menuang logam penting dilakukan dengan tenang, cepat dan
jangan terputus-putus. Waktu penuangan yang cocok perlu ditentukan
dengan mempertimbangkan berat dan tebal coran atau volume tuangan,
tinggi penuangan dan luas penumpang saluran masuk.
5. Posisi ladel
Posisi ladel waktu menuang harus sedekat dan serendah mungkin
dengan cawan tuang, hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi
oksidasi, menghindari pusaran dan erosi.
6. Cawan tuang perlu terisi penuh
Cawan tuang pada saat penuangan harus selalu terisi penuh untuk
menghindari segala macam kotoran, oksidasi dan terak akan selalu
mengambang pada permukaan cairan dalam cawan tuang dan tidak ikut
masuk ke dalam cetakan.
Pada akhir penuangan, cawan tuang harus tetap penuh, kecuali bila
cawan tuang merupakan cawan tuang tambahan.

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

77

5.6. KESIMPULAN
Peleburan adalah suatu proses pengolahan logam padat menjadi
logam cair dengan menggunakan dapur pelebur seperti dapur kupola, dapur
krusibel dan dapur induksi.
Dapur kupola bisa digunakan sebagai pembersihan dan peleburan
yang kontinyu : dapur krusibel dikhususkan untuk peleburan logam bukan
besi, sedangkan dapur induksi tidak digunakan untuk pembersihan tetapi
dapat digunakan untuk kedua proses peleburan kupola dan krusibel.
Setelah selesai proses peleburan dalam dapur pelebur, logam cair
dimasukkan ke ladel sebagai penampung sekaligus pembersihan dari terak
untuk proses selanjutnya yaitu penuangan ke dalam cetakan.

5.7. SOAL-SOAL
1. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur kupola lengkap dengan
nama-nama komponen serta pembagian daerahnya.
2. Sebutkan dan jelaskan bahan baku dalam proses dapur kupola!
3. Jelaskan bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur kupola!
4. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam proses kerja dapur
kupola!
5. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari dapur kupola!
6. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur krusibel lengkap dengan
nama-nama masing-masing komponennya.
7. Sebutkan bahan baku yang sering digunakan dalam proses dapur
krusibel!
8. Sebutkan dan jelaskan bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur
krusibel!
9. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari dapur krusibel!
10. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur induksi lengkap dengan
nama komponennya!
11. Sebutkan bahan-bahan dalam proses dapur induksi dan jelaskan secara
singkat!

POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN

TEKNIK PENGECORAN LOGAM I


PELEBURAN DAN PENUANGAN

12. Jelaskan secara singkat proses kerja dari dapur induksi!


13. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari dapur induksi!
14. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penuangan!
15. Sebutkan jenis-jenis ladel yang anda ketahui, jelaskan!
16. Jelaskan apa yang harus diperhatikan dalam proses penuangan!

78

Anda mungkin juga menyukai