POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
56
5.1. PENDAHULUAN
Di dalam proses pembuatan benda tuang diperlukan adanya dapur
peleburan
dan
ladel
penuangan
sebagai
bagian
dari
pada
proses
pengecoran logam.
Dapur peleburan merupakan suatu alat untuk mencairkan logam padat
menjadi logam cair, sedang ladel adalah suatu alat untuk penampungan
dalam proses penuangan logam cair ke dalam cetakan.
5.2. PRASYARAT
Materi peleburan dan penuangan ini diperuntukkan bagi mahasiswa
jurusan teknik mesin yang telah mengambil mata kuliah Pengetahuan Bahan
Teknik dan telah menyelesaikan materi pembuatan pola dan pembuatan
cetakan.
5.4. PELEBURAN
Proses mengubah logam padat menjadi logam cair, yang umum
dilakukan dalam industri pengecoran logam adalah dengan memberikan
panas pembakaran dengan dapur peleburan.
Dapur pelebur yang sering digunakan di dalam industri pengecoran
logam adalah :
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
57
a. Dapur kupola
b. Dapur krusibel
c. Dapur induksi
Pada
masing-masing
dapur
peleburan
tersebut
mempunyai
dapur
kupola
konstruksinya
dilengkapi
oleh
berbagai
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
58
telah mencapai bagian atas alas dari kokas pintu pembakaran awal ditutup
dan dirapatkan dengan tanah napal, kemudian angin dihembuskan perlahanlahan ke dalam dapur. Dapur bekerja dengan baik apabila tuyer terlihat nyala
api biru.
Pintu pembakaran awal bisa juga digunakan untuk pemanasan
pendahuluan supaya dapur dalam keadaan kering/tidak mengandung uap
air.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
59
Pintu dasar digunakan pada awal dan akhir operasi. Pada awal
operasi peleburan, pintu dasar diisi oleh pasir cetak yang ditaburkan
diatasnya dengan ketebalan tertentu, kemudian pasir dasar ditaburkan
diatasnya dan dipadatkan. Pasir dasar dibuat miring ke arah lubang cerat ini
untuk memberikan hasil yang baik pada pengeluaran besi cair.
Pada akhir operasi serempak dengan menghentikan tiupan udara, besi
dan terak dikeluarkan dari lubang cerat dan lubang terak, kemudian pintu
dasar kupola dibuka dan isinya dijatuhkan di atas pasir.
c. Lubang intip/lubang pengintai
Lubang pengintai konstruksinya bersamaan dengan tuyer, lubang
pengintai terbuat dari mika berada di belakang tuyer, untuk melihat tetesantetesan dari besi cair dan mengikuti kondisi dalam dapur.
d. Pintu pemasukan
Dari pintu pemasukan sejumlah besar kokas, batu gamping dan logam
diisikan ke dalam dapur dengan teratur silih berganti/berlapis-lapis dengan
waktu tertentu sampai operasi dari dapur kupola dihentikan.
e. Lubang cerat dan lubang terak
Lubang cerat dan lubang terak dibuat di daerah krus dan besi cair
atau terak ditampung di dalam krus.
Di dalam proses pengeluaran, besi cair yang berada di bagian bawah
mengalir melalui lubang cerat. Sedangkan terak yang berada pada bagian
atas mengalir melalui lubang terak. Proses pengeluaran tersebut ditunjukkan
pada gambar 5.2.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
60
gambar 5.3.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
61
Bahan dari tuyer biasanya dipakai besi cor atau baja cor, sebab bahan
tersebut mempunyai sifat dapat mempertahankan ukuran dari tuyer dengan
teliti selama operasi.
Jumlah tuyer bisa empat, delapan atau lebih tergantung dari kapasitas
dan diameter kupola.
h. Cerobong gas buang
Cerobong gas buang terbuat dari logam tegak yang bisa juga dilapisi
batu tahan api di bagian dalamnya. Dari cerobong gas buang panasnya bisa
dipergunakan untuk udara pembakaran kokas tetapi harus melalui proses
penyaringan atau pengolahan dengan alat yang disebut rekuperator. Gas
buang
ini
memanaskan
udara
segar
yang
dihembuskan
ke
dalam
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
62
C.
d. Daerah krus
Daerah krus merupakan bagian dari tuyer sampai dasar kupola.
Logam
cair
dan
temperaturnya
sebagian
terak
ditampung
di
daerah
krus
yang
C.
Selain dari pada itu, bagian dalam kupola dibagi juga menjadi daerah
oksidasi dan daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas.
a. Daerah oksidasi
Daerah ini adalah dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas.
Dalam daerah ini kokas dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalui tuyer.
b. Daerah reduksi
Daerah reduksi merupakan bagian atas dari daerah oksidasi, dimana
gas CO 2 yang timbul di daerah oksidasi direduksi oleh kokus.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
63
tambahan
bisa
juga
ditambahkan
untuk
mengimbangi
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
64
sebagai bahan bakar dapur kupola yang baik, karena bisa menyebabkan
terjadinya serbuk dan menyumbat saluran besi cair, cerat dan terak.
d. Udara tiup
Untuk mendapatkan volume udara yang memadai udara tiup ini bisa
diperoleh dengan memakai blower atau kompresor. Volume udara tiup
merupakan faktor yang paling penting untuk mempengaruhi pembakaran dari
kokas dalam kupola, secara empiris volume udara yang cocok tidak berubah
banyaknya menurut perbandingan besi terhadap kokas.
kokas
ditambah
terus
sampai
mencapai
rendah.
tinggi
yang
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
65
4. Pencairan
Besi atau baja yang mencari ini keluar dari luar cerat yang ditampung di
panci penampungan atau ladel, sedangkan terak yang terapung keluar
melalui lubang terak ke penampungan.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
66
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
67
mengeluarkan
cairan
pada
tungku
dilakukan
dengan
cara
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
68
bakar
dapur
krusibel
sebenarnya
bermacam-macam,
bisa
ditambahkan
untuk
mencegah
oksidasi
dan
absorsi
gas.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
69
bisa
dikeluarkan
dengan
menggunakan
alat
pengangkat
terak
berbentuk saringan.
Setelah cairan logam sudah mencapai cair yang ditentukan, bersamasama dengan rumah perapian cairan di tuang ke ladel untuk proses
selanjutnya.
Perlu untuk diperhatikan temperatur pencarian yang terlalu tinggi
menyebabkan kehilangan unsur seperti seng karena penguapan dan
sebaliknya temperatur yang terlalu rendah menyebabkan penghilangan gas
yang tidak cukup.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
70
sehingga pengisian mudah dilakukan dan bahan yang akan dilebur langsung
dapat ditempatkan ke dalam ruang pelebur (tungku).
Tungku ini dilapisi dengan batu tahan api non konduktor dan konduktor.
Misalnya untuk mencairkan tembaga, tungku dibuat dari batu tahan api
grafit, sehingga arus yang ada pada mangkok akan ikut memanaskan cairan.
Pada non konduktor untuk prases asam dipilih ganester dan untuk proses
basa MgO + Al 2 O .
Pendukung dari tungku/mangkok dibuat dari bahan yang telah
diumbuk dan disinter misalnya pasir silica.
Tungku/mangkok pelebur ini berbentuk silinder atau krus yang dililit
dengan pipa tembaga untuk mengalirkan arus. Pipa digunakan disamping
untuk aliran air pendingin. Pipa yang cocok digunakan pipa untuk arus
dengan frewensi
diletakkan juk yang terdiri dari plat yang berlapis banyak, berfungsi untuk
memisahkan fluks magnet dan menahan lilitan.
Dinding dapur dibuat dari campuran asbes dengan semen dan untuk
dapur yang besar (kapasitas > 1 ton) terbuat dari kayu berlapis asbes atau
bahan non magnet yang tidak panas atau cair karena proses pembuatan
baja/pencairan baja.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
71
organik (oli, lemak, kayu) juga tidak bercampur bahan lain seperti logam
bantalan dan sebagainya.
Keterangan :
1. Cerat
2. Sumber tenaga
3. Lilitan induksi dengan pendingin air
4. Isi yang lumer
5. Lapisan tahan api
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
72
b. Bahan bakar
Bahan bakar pada dapur induksi, menggunakan sumber arus listrik
dengan perubah frekwensi untuk memperoleh medan magnet induksi
melalui lilitan pipa bersamaan dengan muatannya yang terkonsentrasi
dalam tungku dan selanjutnya menaikkan temperatur/panas untuk
melebar bahan baku (logam).
dan
seterusnya
dialirkan
kemuatan
(bahan
baku)
yang
akan
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
73
memperoleh
komposisi
dengan
mutu
baja
yang
dapat
5.5. PENUANGAN
Setelah bahan baku menjadi cair karena proses di dalam dapur
pelebur, selanjutnya coran dikeluarkan dan ditampung ke dalam ladel untuk
dituangkan
ke tempat penuangan/cetakan.
ladel
jenis
gayung,
muatannya berkisar 15 kg
dan dapat dioperasikan oleh
satu orang operator.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
ini
memiliki
muatan
3. Ladel kren
Ladel
kren
ini
dikonstruksi
jenis
ini
dikonstruksi
74
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
75
4. Ladel tromol
Dengan ladel tromol ini panas
terbuang
sedikit
dari
cairan
dibandingkan
lebih
dengan
konstruksinya
yang
lebih tertutup.
ladel
ini
penuangan
dilakukan
tanpa
jumlah
dikehendaki
coran
yang
tercapai,
Ladel-ladel tersebut di atas pada umumnya terbuat dari plat baja yang
bagian dalamnya dilapisi dengan tanah liat, pasir cetak ataupun bahan tahan
api dan dikeringkan dengan baik.
5.5.2. Proses penuangan
Di dalam proses penuangan diperlukan beberapa tahapan atau
pengaturan yang harus diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
76
1. Pengeringan ladel
Pengeringan ladel yang tidak sempurna menyebabkan turunnya temperatur
logam cair, oksidasi dari cairan dan cacat coran seperti rongga udara,
lubang jarum.
2. Pembuangan terak
Sebelum penuangan, terak di atas cairan harus dibuang dan Diusahakan
agar tidak turut tertuang ke dalam cetakan. Oleh karena itu terak ini
sesaat sebelum penuangan disingkirkan dengan batang penyingkir.
Biasanya terlebih dahulu pada ladel ditaburkan pengikat terak pada
permukaan cairan.
3. Temperatur penuangan
Temperatur penuangan banyak mempengaruhi kualitas coran, kalau
temperatur terlalu rendah menyebabkan waktu pembekuan yang pendek,
kecairan yang buruk dan menyebabkan terjadinya cacat coran seperti
rongga penyusutan, rongga udara, salah alir dan sebagainya.
4. Waktu penuangan
Dalam menuang logam penting dilakukan dengan tenang, cepat dan
jangan terputus-putus. Waktu penuangan yang cocok perlu ditentukan
dengan mempertimbangkan berat dan tebal coran atau volume tuangan,
tinggi penuangan dan luas penumpang saluran masuk.
5. Posisi ladel
Posisi ladel waktu menuang harus sedekat dan serendah mungkin
dengan cawan tuang, hal ini juga dimaksudkan untuk mengurangi
oksidasi, menghindari pusaran dan erosi.
6. Cawan tuang perlu terisi penuh
Cawan tuang pada saat penuangan harus selalu terisi penuh untuk
menghindari segala macam kotoran, oksidasi dan terak akan selalu
mengambang pada permukaan cairan dalam cawan tuang dan tidak ikut
masuk ke dalam cetakan.
Pada akhir penuangan, cawan tuang harus tetap penuh, kecuali bila
cawan tuang merupakan cawan tuang tambahan.
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
77
5.6. KESIMPULAN
Peleburan adalah suatu proses pengolahan logam padat menjadi
logam cair dengan menggunakan dapur pelebur seperti dapur kupola, dapur
krusibel dan dapur induksi.
Dapur kupola bisa digunakan sebagai pembersihan dan peleburan
yang kontinyu : dapur krusibel dikhususkan untuk peleburan logam bukan
besi, sedangkan dapur induksi tidak digunakan untuk pembersihan tetapi
dapat digunakan untuk kedua proses peleburan kupola dan krusibel.
Setelah selesai proses peleburan dalam dapur pelebur, logam cair
dimasukkan ke ladel sebagai penampung sekaligus pembersihan dari terak
untuk proses selanjutnya yaitu penuangan ke dalam cetakan.
5.7. SOAL-SOAL
1. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur kupola lengkap dengan
nama-nama komponen serta pembagian daerahnya.
2. Sebutkan dan jelaskan bahan baku dalam proses dapur kupola!
3. Jelaskan bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur kupola!
4. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan dalam proses kerja dapur
kupola!
5. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari dapur kupola!
6. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur krusibel lengkap dengan
nama-nama masing-masing komponennya.
7. Sebutkan bahan baku yang sering digunakan dalam proses dapur
krusibel!
8. Sebutkan dan jelaskan bahan bakar yang digunakan dalam proses dapur
krusibel!
9. Sebutkan keuntungan dan kerugian dari dapur krusibel!
10. Gambarkan konstruksi sederhana dari dapur induksi lengkap dengan
nama komponennya!
11. Sebutkan bahan-bahan dalam proses dapur induksi dan jelaskan secara
singkat!
POLITEKNIK NEGERI
BANJARMASIN
78