Anda di halaman 1dari 21

PEMBUATAN KLEM C (BESI PENJEPIT)

PROYEK PLAN

Disusun untuk memenuhi tugas rencana awal pembuatan produk

Mata Kuliah Teknik Pembentukan Material

Yang diampu oleh Drs. Abdul Qolik M.Pd

Disusun oleh:

Muhammad Yusuf (180511625502)


Rendy Syahputra Permadani (180511625523)
Reza Fallacha Ramadhan (180511625505)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas izin dan karunia-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan Proyek plan pembentukan material ini
dari hasil diskusi kelas dan kelompok kami. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada dosen mata kuliah Manajemen Bengkel Drs. Abdul Qolik M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah tersebut.

Proyek plan ini disusun atas dasar susunan dari beberapa kegiatan diskusi
kelompok dan sumber yang lain sebagai kelengkapan nilai tugas mata kuliah
Teknik Pembentukan Material. Adapun tujuan dari penyusunan proyek plan ini
adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai Konsep pembuatan Klem C yang
berbahana dasar besi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Aamiin.

Kami menyadari bahwa proyek plan ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi penulisan maupun isi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun guna kesempurnaan proyek plan ini dan mohon maaf
yang sebesar-besarnya.

Malang, 24 Februari 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Tujuan...........................................................................................................2

C. Manfaat.........................................................................................................2

BAB II DARFT DESIGN DAN SPESIFIKASI MATERIAL.................................3

A. Gambar Kerja atau Draft Design..................................................................3

B. Spesifikasi Material.......................................................................................3

BAB III IDENTIFIKASI ALAT DAN PROSES PRODUKSI...............................4

A. Alat-alat Penunjang Pekerjaan......................................................................4

B. Proses Produksi...........................................................................................10

C. Schedule dan Assembling...........................................................................11

BAB IV PENUTUP...............................................................................................12

A. Analisis Hasil Produksi...............................................................................12

iii
4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pendidikan dan dunia industri era saat ini


memegang peranan yang begitu penting terutama dalam kehidupan
perkembangan manufaktur. Dengan demikian dapat dilihat dari banyaknya
industri yang bersaing dalam hal kualitas maupun kuantitas. Hal-hal pokok
yang harus diterapkan oleh setiap instansi industri dan pendidikan adalah
bagaimana cara untuk menekan biaya produksi dan juga mempercepat proses
produksi tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas hasil produksi. Sehingga
dalam dunia pendidikan dituntut untuk bisa menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam hard skill dan soft skill.
Setelah memperoleh bekal ilmu teori maupun praktik pada semester
sebelumnya, Pada praktikum ini yaitu teknik pembentukan material
mahasiswa diharapkan mampu membuat suatu alat bantu cetak dan/atau
produk yang ada guna dan manfaatnya. Dari permasalahan yang ditemukan
dalam proses produksi, berbagai bagian harus disambung atau diikat untuk
menghindari gerakan terhadap sesamanya, seperti baut, pena, pasak, dan
paku. Ada pula cara penyambungan dengan pengelasan, pasang kerut atau
pres dan peralihan, dll.
Sehingga muncul sebuah ide yaitu pembuatan Klem C yang berfungsi
sebagai penjepit komponen satu dengan lainnya. Klem C biasanya terbuat
dari baja atau besi tuang, meskipun klem yang lebih kecil dapat dibuat
dari logam pot. Di bagian atas "C", biasanya ada tepi datar kecil. Di bagian
bawah adalah lubang berulir di mana sekrup berulir besar menonjol. Salah
satu ujung sekrup ini berisi tepi datar dengan ukuran yang sama dengan yang
ada di bagian atas bingkai, dan ujung lainnya biasanya berupa batang logam
kecil, tegak lurus dengan sekrup itu sendiri, yang digunakan untuk
mendapatkan daya ungkit saat mengencangkan penjepit. Saat penjepit benar-
benar tertutup, ujung datar dari sekrup bersentuhan dengan ujung datar pada
rangka. Ketika penjepit benar-benar digunakan, hal ini sangat jarang
5

terjadi. Umumnya, beberapa objek atau objek lain akan berada di antara tepi
datar atas dan bawah.
Cara penggunaan Klem C yaitu dengan memutar sekrup melalui bagian
bawah bingkai sampai kondisi tekanan atau pelepasan yang diinginkan
tercapai. Dalam hal penjepit dikencangkan, ini adalah saat benda yang dijepit
diamankan dengan baik di antara ujung datar sekrup dan ujung rata rangka.
Jika penjepit dilonggarkan, ini adalah saat kekuatan yang cukup dilepaskan
benda yang diamankan dapat dipindahkan.

B. Tujuan

Dalam pembuatan sebuah produk tentunya akan mendapat nilai guna


dan manfaat yang bisa didapatkan. Berikut dibawah ini tujuan dari
pembentukan material produk Klem C, yakni antara lain:
1. Menerapkan SOP praktik pembentukan material
2. Mengidentifikasi fungsi dari Klem C
3. Membuat gambar kerja atau darft design Klem C
4. Menjelaskan material dan spesifikasi yang digunakan
5. Mengidenfikasi alat-alat bantu dan perlengkapan pembuatan Klem C
6. Menjelaskan proses pembuatan Klem C
7. Menjelaskan skedul dan assembling Klem C
8. Memaparkan analisis hasil produksi Klem C

C. Manfaat

Adapun manfaat dalam praktik pembentukan material dengan membuat


Klem C, yakni antara lain seperti dibawah ini:
1. Dapat menerapkan SOP praktik pembentukan material
2. Dapat mengidentifikasi fungsi dari Klem C
3. Dapat membuat gambar kerja atau darft design Klem C
4. Dapat menjelaskan material dan spesifikasi yang digunakan
5. Dapat mengidenfikasi alat-alat bantu dan perlengkapan pembuatan Klem
C
6. Dapat menjelaskan proses pembuatan Klem C
6

7. Dapat menjelaskan skedul dan assembling Klem C


8. Dapat memaparkan analisis hasil produksi Klem C
7

BAB II

DARFT DESIGN DAN SPESIFIKASI MATERIAL

A. Gambar Kerja atau Draft Design

Gambar 2.1 Draft Design

B. Spesifikasi Material

1. Besi Hollow

Gambar 2.2 Besi Hollow


8

Besi hollow atau yang kadang-kadang kita sebut juga dengan 'besi
holo' adalah besi berbentuk batangan yang berongga. Berupa pipa
berbentuk kotak ini banyak kita gunakan dalam konstruksi, baik sebagai
rangka besi plafon maupun rangka tembok partisi untuk rumah maupun
gedung. Dalam hal ini besi hollow bisa dimanfaatkan dalam pemesinan
yaitu sebagai Klem. Hollow besi merupakan material yang paling familiar
di kalangan perbengkelan dan fabrikasi. Besi hollow memiliki sifat anti
rayap, anti api, dan juga anti hama seperti binatang pengerat. Produk besi
kotak ini biasanya memiliki ukuran full dan tidak full. Meski begitu,
dipasaran nyatanya tidak ada besi hollow SNI, jadi memang harus cermat
untuk memilih besi hollow yang memiliki ukuran full. Besi hollow yang
akan digunakan adalah ukuran 20 x 20 x 1,8 mm.

2. Besi As

Gambar 2.3 Besi As


Besi as kependekan dari assental adalah salah satu produk baja
yang dibuat dengan penampang bulat (round bar) atau persegi/kotak
(square bar). Besi AS St37 merupakan bahan konstruksi yang penting.
Bahan ini memiliki atribut seperti kekuatan, kekakuan, ketangguhan, dan
keuletan (daktilitas) yang sangat diinginkan dalam konstruksi modern.
Kekuatan adalah kemampuan suatu material untuk menahan tegangan.
Kekakuan adalah kemampuan suatu material untuk menahan deformasi.
Ketangguhan adalah kemampuan suatu bahan untuk menyerap energi
sebelum rusak. Daktilitas adalah kemampuan material untuk mengalami
deformasi plastis, sebelum rusak. Besi AS St 37 memiliki makna
kekuatan tarik sebesar 37 kg/mm² atau sekitar 360-370 N/mm².
9

BAB III

IDENTIFIKASI ALAT DAN PROSES PRODUKSI

A. Alat-alat Penunjang Pekerjaan

Dalam suatu proses manufaktur agar pekerjaan dapat berjalan lancar,


baik dan benar dibutuhkan alat-alat dan/ atau mesin dalan kondisi layak
pakai. Berikut ini penjelasan alat dan mesin yang digunakan untuk pembuatan
Klem C, diantaranya adalah:

1. Mesin Bubut

Gambar 3.1.1 Mesin Bubut weGambar 3.1.2 Pahat Bubut


Pemesinan bubut (Turning) adalah proses pemesinan dimana
menggunakan perkakas mata tunggal untuk memotong bagian dari benda
kerja atau specimen yang berputar sesuai dengan yang dikehendaki.
Prinsip kerja dari pemesinan bubut adalah mengurangi diameter dan
panjang benda kerja. Pada proses bubut, benda kerja dijepit oleh cekam,
fungsinya untuk menjepit benda kerja dan dipasang di ujung poros utama
spindle.
10

2. Mesin Bor dan Mata Bor

Gambar 3.2.1 Mesin Bor Gambar 3.2.2 Mata Bor


Mesin bor duduk merupakan salah satu perkakas yang terpenting
dalam perbengkelan dan berfungsi untuk membuat sebuah lubang. Peran
utama dari mesin bor ini adalah mesin bor duduk ini menggenggam mata
bor, mengikis memutar untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.
Adapun Mata bor adalah alat pemotong yang digunakan untuk
menghilangkan bahan untuk membuat lubang, hampir selalu dari
penampang lingkaran.
3. Mesin Las Listrik dan Elektroda Las

Gambar 3.3.1 Mesin Las Listrik Gambar 3.3.2 Elektroda


Proses pengelasan (welding) merupakan salah satu proses
penyambungan material (material joining). Definisi dari proses
pengelasan mengacu pada AWS (American Welding Society), dimana
proses pengelasan adalah proses penyambungan antara metal atau non-
metal yang menghasilkan satu bagian yang menyatu, dengan
memanaskan material yang akan disambung sampai pada suhu
pengelasan tertentu, dengan atau tanpa penekanan, dan dengan atau tanpa
11

logam pengisi. Salah satunya adalah dengan Las Listrik Busur Manual
(Shield Metal Arc Welding).

Gambar 3.3.3 K3 Pengelasan


Dalam pekerjaan pengelasan banyak hal harus dipatuhi atau
diterapkan oleh para pekerja karena menyangkut dengan kesehatan
pekerja sendiri. Adapun alat pengaman dalam pengelasan antara lain,
kaca mata atau helm las, sarung tangan las, apron las, sepatu safety
standar las, wearpack, masker, dll.
4. Cutting Wheel

Gambar 3.4.1 Cutting Wheel


Mesin cutting wheel itu berfungsi sebagai alat untuk memotong semua
jenis benda atau material baik yang berbahan logam maupun non logam.
12

5. Alat Ukur (Jangka Sorong, Busur Sudut, Penggaris Siku, dan Meteran)

Gambar 3.5.1 Jangka Sorong Gambar 3.5.2 Busur Sudut

Gambar 3.5.3 Penggaris Siku Gambar 3.5.4 Meter Ukur


Jangka sorong adalah alat ukur yang ketelitiannya dapat mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagian
bergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian
dan ketelitian pengguna maupun alat. Adapun Busur derajat bevel adalah
busur derajat melingkar bertingkat dengan satu lengan berputar;
digunakan untuk mengukur atau menandai sudut. Kemudian Penggaris
siku merupakan tolak ukur pertama terhadap hasil kerja tukang kayu
dalam hubungannya dengan perakitan, kestabilan konstruksi dan
ketepatan sudut pemotongan. Sedangkan Meter ukur adalah alat ukur
yang sangat penting dipergunakan dalam bangunan ataupun dalam hal
lain.
13

6. Penggores dan Penitik

Gambar 3.6.1 Penggores Gambar 3.6.2 Penitik


Penggores adalah alat untuk menggores permukaan benda kerja sehingga
dihasilkan goresan atau garis gambar pada benda kerja tersebut. Ujung
penggores tipis dan tajam. Penggores dapat menghasilkan goresan yang
tipis tapi dalam. Penggores biasanya terbuat dari baja perkakas.
Sedangkan Penitik adalah suatu proses penandaan dengan jalan menekan
pada bagian yang diinginkan di benda kerja. Penekanan ini dilakukan
terhadap benda kerja yang lebih lunak dibanding dengan kekerasan dari
penitik itu sendiri.
7. Ragum

Gambar 3.7.1 Ragum


Ragum adalah suatu alat penjepit untuk menjepit benda kerja yang
akan dikikir, dipahat, digergaji, di tap, di sney, dan lain lain. Dengan
memutar tangkai ragum, maka mulut ragum akan menjepit atau
membuka/melepas benda kerja yang sedang dikerjakan.
14

8. Mesin Gerinda Tangan

Gambar 3.8 Mesin Gerinda Tangan


Mesin Gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk
menggerinda benda kerja. Dengan kecepatan yang sesuai standar, mesin
gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan
menggunakan batu grinda yang dikhususkan untuk memotong.
9. Palu atau Martil

Gambar 3.9 Palu


Palu atau Martil adalah alat yang digunakan untuk memberikan
tumbukan kepada benda. Palu umum digunakan untuk memaku,
memperbaiki suatu benda, penempaan logam dan menghancurkan suatu
objek. Palu dirancang untuk tujuan tertentu dengan variasi dalam bentuk
dan struktur.
15

10. Snei

Gambar 3.10 Snei


Snei adalah alat bantu perkakas kerja bangku yang diperuntukkan
untuk membuat ulir luar (membuat ulir luar pada baut). Snei biasanya
terbuat dari bahan HSS (Baja Cepat Tinggi). Bahan sney tersebut dibuat
dari karbon baja sayat cepat (HSS). Bentuk snei umumnya bulat dengan
lubang dibagian tengah (seperti mur) yang di desain untuk memotong dan
membuat ulir. Dalam pemakaiannya snei tersebut dijepit dengan bantuan
rumah sney yang dilengkapi dengan tangki. Sedangkan bentuk konstruksi
snei ada 2 macam sebagai berikut.
1. Sney belah bulat
2. Sney segi enam
Untuk menggunakan snei, kita juga membutuhkan Handle snei
(Die Stock Handle). Snei, dipasangkan di tengah-tengah handle yang
berbentuk bulat kemudian di kencangkan dengan baut yang ada di sisi-sisi
dari dudukan snei tersebut. Handle snei digunakan untuk menahan thread
die dengan kuat agar mekanik (operator) dapat memberikan tekanan yang
merata dan tuas tidak miring.
11. Tap

Gambar 3.11 Tap


16

Tap (Thread Tap) berbentuk seperti baut panjang yang pada bagian
ulirnya terdapat 3 atau 4 buah parit memanjang. Tap adalah alat yang
digunakan untuk membuat ulir dalam dengan tangan. Dalam hal ini
disebut saja “tap tangan” untuk membedakan penggunaannya dengan
yang dipakai mesin. Bahannya terbuat dari baja karbon atau baja suat
cepat (HSS) yang dikeraskan.
Untuk menggunakan thread tap diperlukan handle tap (Tap Stock
Handle). Bagian persegi pada bagian pangkal tap, dipasangkan dan dijepit
kuat pada handle tap sehingga memungkinkan mekanik/operator
memberikan tekanan yang kuat dan merata pada sistem tuas untuk
memastikan bahwa sudut cut thread adalah 90 derajat terhadap komponen
yang sedang dikerjakan. Tap memiliki beberapa macam ukuran dan tipe
sesuai dengan jenis ulir yang dihasilkan apakah itu Ulir Metrik ataupun
Ulir Withworth. Berikut arti huruf dan angka yang tertera pada Tap (hal
ini juga berlaku pada Sney).

12. Kaca Mata dan Sarung Tangan

Gambar 3.12.1 Kaca Mata Pelindung Gambar 3.12.2 Sarung Tangan

Kaca mata berguna sebagai pelindung mata saat sedang bekerja. Alat ini
melindungi mata dari partikel-partikel kecil, debu, radiasi, atau sinar
yang menyilaukan. Sedangkan sarung tangan berguna sebagai alat
pelindung tangan ketika bekerja di tempat atau kondisi yang bisa
mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
17

13. Wearpack (Pakaian Kerja)

Gambar 3.13 Wearpack

Wearpack merupakan alat pelindung diri yang digunakan sebagai


pelindung saat berada di bawah mobil, atau didaerah lainnya yang kotor.
Sehingga baju yang dipakai dapat terlindungi dari oli yang berceceran
serta untuk melindungi kulit dari behan kimia yang bebahaya.
14. Cat Spray (Pylox)

Gambar 3.14 Cat Spray


Pylox adalah cat semprot legendaris berkualitas tinggi terbuat dari
bahan modifikasi akrilik. Memiliki keunggulan cepat kering, hasil yang
keras, daya lekat sangat kuat dan daya kilap tinggi. Tersedia ratusan
pilihan warna untuk berbagai macam hasil akhir, anti-pudar serta tahan
lama.

B. Proses Produksi
Proses produksi adalah kegiatan mengubah material atau bahan baku
menjadi suatu produk yang sudah dapat digunakan konsumen atau yang biasa
disebut produk jadi (finished goods) atau produk setengah jadi (semi-finished
18

product). Adapun proses produksi dari pembuatan Klem C sebagai berikut


ini:

1. Langkah pertama, Siapkan bahan dan peralatan yang dibutuhkan


2. Potong besi hollow dengan cutting wheel
3. Gerinda ujung besi hollow cukup 3 bagain, Bagian yang tersisa sebagai
penutup besi yang berlubang
4. Kemudian palu bagian tersebut, dan rapatkan dengan cara mengelas
5. Untuk bagian sisa hasil las bisa digerinda tipis hingga rata
6. Selanjutnya, penitik sesuai ukuran sebelum dilakukan pengeboran
7. Bor sesuai ukuran dimulai dengan mata bor kecil hingga mencapai
ukuran akhir
8. Ukur dengan jangka sorong atau meter ukur dan busur derajat sesuai
ukuran, kemudian tandai dengan penggores
9. Gerinda bagian yang telah ditandai dengan menggunakan gerinda datar
10. Setelah digerinda, tekuk dengan tangan dan juga palu hingga membentuk
siku, setelah itu rapatkan dengan las
11. Gerinda tipis sisa hasil lasan hingga rata dengan permukaan
12. Pasang baut dengan poros berulir, kemudian pasang dilubang besi hollow
yang telah dibor sebelumnya
13. Rapatkan baut dengan permukaan besi hollow, selanjutkan lakukan
pengelasan, dan tidak lupa menggerinda hasil lasan hingga rata agar rapi
14. Lepas poros berulir, masukkan baut kedua ke poros guna membantu
mudahnya pengeboran yang nantinya digunakan sebagai handle putar
15. Penitik dibaut yang akan dibor, lakukan pengeboran secara bertahap
untuk mengurangi resiko kegagalan
16. Coba masukkan batang besi yang digunakan sebagai handle putar, untuk
memastikan apakah sudah pas
17. Jika sudah pas, lepas baut nda handle tersebut dari poros berulir
18. Langkah selanjutnya, bubut sisi ujung poros yang lain karena nantinya
akan disambungkan dengan poros kecil yang berguna sebagai penjepit
19. Bubut dan bor poros kecil tersebut sesuai ukuran, kemudian sambungkan
dengan ujung poros berulir yang telah dibubut sebelumnya
19

20. Jika sudah tersambung, selanjutnya las handle putar dengan baut agar
semakin rapat, dan tidak lupa mengelas ujung batang handle putar agar
terkunci
21. Coba cari benda yang bisa digunakan untuk uji coba apakah benda
tersebut sudah benar-benar bisa digunakan sebagai Klem (penjepit).
22. Langkah terakhir yaitu cat benda tersebut agar terlihat lebih bagus dan
sempurna.
23. Jemur dan keringkan hasil cat benda tersebut
24. Dan Klem C sudah siap digunakan

C. Schedule dan Assembling

Schedule adalah jadwal, daftar, bagan, susunan acara, dan susunan


kegiatan. Arti lainnya adalah rencana yang telah terstruktur dan telah
ditentukan waktu yang dialokasikan dalam setiap unit acara. Dalam setiap
perencaan sebuah produksi agar proses produksi atau manufaktur tersebut
berjalan lancar dan mudah ada baiknya membuat jadwal atau schedule,
berikut dibawah ini tabel Schedule dan Assembly perencanaan pembuatan
Klem C (besi penjepit):

Tabel 3.1 Rencana Pekerjaan Produk

Penanggung
Per Waktu Nama Kegiatan Tempat
Jawab
t
5 10. 30 – 14. Menyiapkan Universitas Negeri Kelompok 3
50 bahan, pengukuran Malang (ruang B10.
bahan, dan 102)
pemotongan bahan
7 10. 30 – 14. Penggerindaan dan Universitas Negeri Kelompok 3
50 pengeboran bahan Malang (ruang B10.
102)
9 10. 30 – 14. Pengelasan dan Universitas Negeri Kelompok 3
50 pembubutan benda Malang (ruang B10.
kerja 102)
20

11 10. 30 – 14. Finishing Universitas Negeri Kelompok 3


50 Malang (ruang B10.
102)
BAB IV

PENUTUP

A. Analisis Hasil Produksi

Alat bantu klaim sangat banyak di pasaran karena alat ini membuat
operator lebih mudah dalam mengerjakan pekerjaan, alat ini biasanya terbuat
dari bahan cor, dan alat tersebut mudah patah. Sedangkan untuk alat yang
kami buat ini bisa lebih kuat dari bahan cor, karena kami membuat dari bahan
ferro, kemudian lebih tahan lama dan tidak mudah patah. Alat ini di las sangat
merata sehingga kekuatan dari alat lebih terjamin.

21

Anda mungkin juga menyukai