MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perakitan dan Instalasi Mesin
Yang diampu oleh Puteri Ardista Nursisda Mawangi, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Diva Syafikri (200511633204)
FAKULTAS TEKNIK
MEI 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah ini dengan lancar. Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberi masukan
yang sangat berharga bagi para pembaca serta bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan
makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah banyak memberikan bantuan,
bimbingan, dukungan dan saran. Maka melalui kesempatan ini perkenankan penulis
menyampaikan rasa hormat yang setinggi tingginya, terimakasih yang begitu mendalam yang
tulus kepada Puteri Ardista Nursisda Mawangi, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu mata
kuliah Perakitan dan Instalasi Mesin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa sebagai manusia biasa tentunya tidak akan
luput dari kekurangan dan keterbatasan, dengan segenap kerendahan hati, penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya bila dalam penulisan makalah ini jauh dari sempurna dan
harapan penulis, semoga makalah ini bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun pihak lain
yang memanfaatkan dan dapat berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................52
3.2. Saran...................................................................................................................................52
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di bidang industri, keberadaan mesin sangat berperan, terutama dalam
industri pemesinan. Misalnya dalam industri otomotif,mesin bubut berperan dalam
pembuatan komponenkomponen kendaraan seperti mur , baut , roda gigi,poros ,
tromol dan lain sebagainya. Melihat begitu pentingnya mesin dalam industri
pemesinan membuat harga mesin ini sangat mahal.
1. Untuk mengetahui fungsi dari mesin bubut, mesin las, dan mesin gerinda.
2. Untuk mengetahui nama bagian-bagian dan fungsi dari mesin bubut, mesin
las, dan mesin gerinda.
3. Untuk mengetahui cara kerja dari mesin bubut, mesin las, dan mesin gerinda.
4. Untuk mengetahui cara melepas bagian-bagian pada mesin bubut, mesin las,
dan mesin gerinda.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah memasang mesin pada dudukannya
6. Untuk mengetahui leveling pada mesin bubut, mesin las, dan mesin gerinda.
7. Untuk mengetahui perawatan pada mesin bubut, mesin las, dan mesin gerinda.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mesin Gerinda
Mesin gerinda (grinding machines) merupakan sebuah alat yang digunakan
untuk proses pemotongan logam secara abrasive melalui gesekan antara material
abrasive dengan benda kerja/ logam. Selain untuk memotong logam/ benda kerja
sesuai ukuran, proses gerinda ini juga untuk finishing (memperhalus dan membuat
ukuran yang akurat pada permukaan benda kerja). Menggerinda dapat juga digunakan
untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, serta dapat juga digunakan
untuk menyiapkan permukaan benda kerja yang akan dilas. Mesin gerinda terutama
dirancang untuk menyelesaikan suku cadang yang permukaannya silindris, datar atau
penyelesaian permukaan dalam. Menggerinda merupakan perbandingan antara
memutar dan menggilas, dimana usia siklus kerja roda tidak dapat ditentukan dari
standart tabel atau grafik. Kepastian presisi dalam menggerinda menjadi proses dalam
penyelesaian dengan bentukan chip pada dimensi submicron yang terjadi oleh proses
ekstruksi, ini cenderung akan memberikan proses variabilitas pada permukaan benda
kerja yang tidak seimbang. Hal ini dipengaruhi oleh sistem yang tidak stabil,
pendinginan yang tidak konsisten, dll. Meskipun demikian, dengan peralatan
penggerindaan yang lebih kompeten maka performanya dapat dikontrol dan
diperhitungkan didalam suatu daerah yang diijinkan
Sumber: teknikece.com
Sumber: digilib.polban.ac.id
Sumber: indonesian.alibaba.com
Mesin gerinda duduk adalah salah satu jenis mesin gerinda digunakan
untuk mengasah, menghaluskan, serta menajamkan berbagai alat potong
seperti pahat tangan, pahat bubut, pahat sekrap, dan lain-lain. Prinsip kerja
mesin gerinda duduk hampir sama dengan mesin gerinda tangan, yakni batu
gerinda berputar, kemudian menempel pada benda, sehingga terjadi
pengikisan pada permukaan benda tersebut.
Dalam menggunakan mesin gerinda duduk, perlu memperhatikan
beberapa hal penting untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak
diinginkan. Misalnya memahami bagian-bagian mesin gerinda duduk dan
fungsinya dengan benar. Berikut adalah langkah-langkah menggunakan mesin
gerinda duduk:
a. Langkah pertama, pastikan mesin gerinda dalam keadaan normal (tidak
rusak).
b. Gunakan perlengkapan alat pelindung diri yang benar, seperti masker,
sarung tangan, kacamata, helm kerja, pakaian kerja, dan sepatu safety.
c. Siapkan benda yang akan digerinda beserta perlengkapannya. Jika benda
berukuran kecil, gunakan penjepit untuk menghindari panas dan benda
terlempar.
d. Jika seluruh perlengkapan sudah siap, mulailah dengan menancapkan
kabel power pada sumber listrik yang tersedia.
e. Kemudian tekan tombol on untuk menghidupkan mesin. Tunggulah
beberapa saat hingga kecepatan putaran mesin bergerak stabil.
f. Tutuplah mika(kaca pelindung) untuk menghindari percikan sisa gerinda
ke badan.
g. Kemudian pegang benda dengan kuat menggunakan kedua tangan.
h. Arahkan benda ke batu gerinda yang berputar secara perahan dan berhati-
hati.
i. Dalam mengarahkan benda, harus memperhatikan posisi dan
kemiringannya, sehingga percikan yang dihasilkan dari proses
menggerinda menuju ke arah yang benar (ke bawah).
j. Janganlah mengarahkan benda dengan posisi tegak lurus dengan batu
gerinda, karena dapat menyebabkan benda terpantul dan berbalik arah
yang dapat membahayakan keselamatan kerja.
k. Jangan menekan benda kerja dengan keras, cukup pelan-pelan saja agar
hasilnya rata dan sesuai dengan ukurannya.
l. Setelah selesai menggerinda, matikan mesin dengan menekan tombol off
dan mencabut kabel power dari colokannya.
m. Bersihkan mesin gerinda dan tempat sekitarnya.
2.1.4. Cara melepas bagian-bagian mesin gerinda
a. Keselamatan Kerjaa.
1) Gunakan kunci dengan benar dan tepat.
2) Gunakan peralatan dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3) Tempatkan semua komponen yang dibongkar pada tempat yang
khusus.
4) Hindarkan penggunaan gaya-gaya yang berlebih dalam pembongkaran
dan pemasangan komponen mesin.
b. Alat dan Bahan
1) Buku pedoman penggunaan dan perawatan mesin bubut.
2) Kunci pasringsatu set ukuran metris.
3) Kunci L satu set ukuran metris.
4) Kunci pas ring satu set
5) Obeng minus ukuran (-) dan (+)
c. Langkah kerja
1) Pilih dan Siapkan peralatan yang akan digunakan dengan tepat dan
benar.
2) Sediakan tempat khusus untuk penempatan komponen.
3) Siapkan buku petunjuk/pedoman penggunaan dan perawatan mesin.
4) Bongkar mesin bubut mulai dari komponen bagian Iuar sampai dengan
komponen bagian dalam.
5) Urutkan komponen-komponen tersebut sesuai dengan urutan
pembongkaran pada tempat komponen yang telah disediaka
d. Cara melepas atau mengganti batu gerinda
1) Buka mur dengan kunci pas ring kombinasi
2) Keluarkan batu gerinda dan tempatkan mur pada bautnya.
3) Simpanlah batu gerinda pada rak penyimpanan.
2.1.5. Cara memasang bagian-bagian mesin gerinda
a. Keselamatan Kerjaa.
1) Gunakan kunci dengan benar dan tepat.
2) Gunakan peralatan dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3) Tempatkan semua komponen yang dibongkar pada tempat yang
khusus.
4) Hindarkan penggunaan gaya-gaya yang berlebih dalam pembongkaran
dan pemasangan komponen mesin.
b. Alat dan Bahan
1) Buku pedoman penggunaan dan perawatan mesin bubut.
2) Kunci pasringsatu set ukuran metris.
3) Alat-alat pembersih.
4) Kunci ring kombinasi satu set
5) Kunci L satu set ukuran metris.
6) Obeng minus ukuran (-) dan (+)
c. Langkah kerja
1) Pilih dan Siapkan peralatan yang akan digunakan dengan tepat dan
benar.
2) Siapkan komponen-komponen yang akan dipasangkan.
3) Siapkan buku petunjuk/pedoman penggunaan dan perawatan mesin.
4) Urutkan komponen-komponen tersebut sesuai dengan urutan.
5) Pasang bagian-bagian mesin gerinda mulai dari komponen dinamo
penggerak mesin gerinda sampai dengan pemasangan batu gerinda dan
dudukan pada mesin gerinda.
Sumber: tehniqdotcom
3. Meja mesin
Meja mesin adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai
tumpuan gaya pemakanan pada saat melakukan proses pembubutan.
Fungsi lain dari meja mesin adalah sebagai dudukan bagi kepala lepas dan
eretan.
Gambar : Meja mesin
4. Eretan
Eretan atas letaknya ada di bagian atas eretan melintang. Fungsi dari
eretan atas adalah melakukan pemakanan secara manual kearah sudut
yang diinginkan sehingga dapat melakukan proses pemakanan pada
benda kerja. Selain itu, pada bagian eretan atas juga terdapat dudukan
tempat rumah pahat.
7. Tuas mesin
8. Tabel
Fungsi dari tabel pada mesin bubut adalah sebagai acuan dalam
menentukan kecepatan putar spindle, kecepatan pemotongan, serta sebagai
acuan dalam membuat ulir.
Gambar : Tabel mesin bubut
Cekam bor (drill chuck) adalah salah satu alat bantu pencekam/
pengikat alat potong pada proses pembubutan diantaranya untuk
mencekam/ mengikat: senter bor (centre drill), mata bor (twist drill),rimer
(reamer), konterbor (counterbore), dan kontersing (counter sink).
a. Pembubutan Silindris
Pembubutan silindris merupakan proses penyayatan di mana
gerakan pahat bubut sejajar dengan sumbu putar benda kerja. Metode
pembubutan ini digunakan untuk membuat bentuk dengan diameter
seragam (seperti poros lurus).
Gambar . Facing.
c. Cutting Off
Cutting off merupakan pemotongan benda kerja dengan pahat
bubut. Pada proses cutting off, pahat bubut yang digunakan memiliki
ujung potong yang miring. Oleh karena itu, pahat bubut ini memiliki sudut
kurang dari 90°. Dengan bentuk ujung potong yang miring, akan diperoleh
permukaan pemotongan tanpa sisa (permukaan yang rata) pada ujung
benda kerja.
d. Recessing
Recessing merupakan penyayatan pada benda kerja yang bertujuan
untuk membentuk sebuah alur. Ujung potong pahat yang digunakan
biasanya sejajar dengan sumbu benda kerja (sudut pahat 90°). Recessing
mirip dengan cutting off. Perbedaan keduanya hanya terletak pada bentuk
atau sudut pahat saja. Recessing biasanya digunakan untuk membuat alur
pemisah antara bentuk pembubutan silindris dan ulir.
Gambar . Recessing.
e. Parting
h. Pembubutan Tirus
i. Pembubutan Ulir
j. Chamfering
Gambar 9. Chamfering.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing:
Materials, Processes, and Systems, edisi 4.)
k. Boring
l. Pengeboran (Drilling)
m. Reaming
Reaming mirip dengan drilling. Reaming bertujuan untuk
memperbesar diameter lubang hasil pengeboran (drilling). Selain itu,
reaming juga digunakan untuk memperhalus permukaan lubang. Proses
reaming merupakan proses lanjutan dari drilling (meskipun tidak wajib
dilakukan proses reaming)
n. Knurling
2) Kemudian siapkan alat bantu kerja seperti palu, pahat, treker bearing,
kunci inggris, pelumas seperti WD atau yang sejenis, Amplas dan
majun.
10) Setelah bearing unit bisa terlepas, kemudian lakukan kebersihan area
kerja dan singkirkan benda - benda asing dari area kerja.
11) Simpan kembali dengan di tata rapih semua alat bantu kerja, alat
pemadan api dan alat pelindung diri pada tempat yang sudah di
sediakan.
2.2.5. Cara memasang bagian-bagian mesin bubut
a. Keselamatan Kerjaa.
1) Gunakan kunci dengan benar dan tepat.
2) Gunakan peralatan dengan benar dan sesuai dengan fungsinya.
3) Tempatkan semua komponen yang dibongkar pada tempat yang
khusus.
4) Hindarkan penggunaan gaya-gaya yang berlebih dalam pembongkaran
dan pemasangan komponen mesin.
b. Alat dan Bahan
1) Buku pedoman penggunaan dan perawatan mesin bubut.
2) Kunci pasringsatu set ukuran metris.
3) Palu konde 2 kg.
4) Alat-alat pembersih.
5) Kunci L satu set ukuran metris.
6) Obeng minus ukuran (-) dan (+)
c. Langkah kerja
1) Pilih dan Siapkan peralatan yang akan digunakan dengan tepat dan
benar.
2) Siapkan komponen-komponen yang akan dipasangkan.
3) Siapkan buku petunjuk/pedoman penggunaan dan perawatan mesin.
4) Urutkan komponen-komponen tersebut sesuai dengan urutan
pemasangan pada tempat komponen yang telah disediakan.
5) Pasang bagian-bagian mesin bubut mulai dari komponen bagian dalam
sampai dengan komponen bagian luar.
d. Cara memasang cekam
1) Bersihkan semua kotoran yang terdapat pada plens, sumbu utama dan
lubang-lubang pengikat.
2) Keluarkan mur-mur dari pelat cekam.
3) Masukanlah roda gigi pada kerja ganda waktu mesin berhenti. Hal ini
agar sumbu utama sulit diputar.
4) Cocokan dan masukan baut-baut pelat cekam pada lubang pengikat
sambil memasang mur dengan tangan.
5) Kencangkan mur dengan kunci pas.
e. Cara memaang bearing unit
1) Pastikan menggunakan alat pelindung diri dengan lengkap seperti
helmet safety, sarung tangan dan sepatu safety agar terhindar dari
segala potensi bahaya.
2) Siapkan segala alat bantu yang di butuhkan seperti palu, pahat, balok
kayu, kunci Inggris, pelumas WD, baut pendorong bearing.
3) Kemudian pastikan kondisi shaft dudukan bearing dalam kondisi
bersih, tidak berkarat dan tidak rusak atau lecet.
4) Selanjutnya lumasi shaft benda kerja tersebut dengan WD atau oli
pelumas agar pada saat memasang bearing unit lebih mudah.
5) Kemudian masukkan bearing dengan di palu kira2 1 - 2mm saja agar
kondisi bearing benar - benar lurus.
6) Selanjutnya pasang baut ulir sebagai treker dorong pada centre shaft
benda kerja untuk mendorong bearing unit agar masuk ke shaft benda
kerja.
7) Dorong dengan pelan - pelan kepala baut ulir treker dorong tersebut
sampai bearing unit benar - benar masuk dengan maksimal sesuai
kebutuhan.
2.2.6. Langkah-Langkan memasang mesin pada dudukannya
a. Analisis Instlasi
1) Data mesin
2) Penyiapan tempat
a) Penyiapan layout,
b) Penyiapan lantai,
c) dan Pembuatan tanda (marking out)
3) Pengangkatan mesin
a) Crane dan Travelling host
b) Trolley
c) Fork Lift
d) Roller
b. Pemasangan pada dudukan
b. Selama dioperasikan
e. Perawatan harian :
g. Perawatan Bulanan
Lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap komponen
mesin, terutama dari bagian yang bergerak dan bergesekan. Jangan lupa
berikan pelumas jika diperlukan
Mengganti cairan coolant Sebelum mengganti cairan coolant,
sangat disarankan untuk membersihkan sisa kerak coolant yang lama dari
dalam tank dan Membersihkan pompa coolant dan yang terakhir
Memeriksa level oli pelumas gearbox. Jika kurang, tambahkan oli pelumas
sampai level tercukupi.
Mesin las listrik dalam proses las SMAW, GMAW, GTAW dan
SAW memiliki peralatan pendukung yang relatif sama. Perbedaannya
dapat dilihat dari kemampuan komponen yang dapat digunakan untuk
ampere tinggi khususnya untuk proses las GMAW dan SMAW.
c. klem massa
Digunakan sebagai alat penghubung kabel massa ke logam induk, alat ini
biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang mempunyai sifat
penghantar listrik yang baik. Selain itu klem massa juga terdapat pegas
yang berfungsi untuk menjepit benda kerja dengan baik agar tidak mudah
terlepas.
d. Palu las
Digunakan sebagai alat penghubung kabel massa ke logam induk, alat ini
biasanya terbuat dari tembaga atau logam lain yang mempunyai sifat
penghantar listrik yang baik. Selain itu klem massa juga terdapat pegas
yang berfungsi untuk menjepit benda kerja dengan baik agar tidak mudah
terlepas.
e. Kabel Elektroda
Kabel elektroda adalah kabel berfungsi mengalirkan arus listrik dari mesin
las ke holder atau ke elektroda yang akan membuat busur listrik menyala
ketika disentuhkan ke benda kerja. Untuk Kabel las ini harus mempunyai
sifat yang fleksibel (mudah digerakkan). Didalamnya juga terdapat
beberapa bagian seperti lead, lapisan karet dan kawat tembaga
f. Elektroda
Elektroda adalah suatu material yang digunakan dalam pengelasan listrik
yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala
h. Sikat Baja
Mesin las listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar, tetapi
dengan tegangan yang aman ( kurang dari 45 volt ). Cara kerja mesin las ini
adalah dengan mengalirkan listrik yang tertumpu pada busur listrik sehingga
menimbulkan energi panas yang cukup tinggi. Sehingga akan mudah
mencairkan logam yang disentuhnya. Untuk menjalankan mesin las ini adalah
dengan menempelkan atau menjepit elektroda dengan clamp yang beraliran
listrik plus, dan menempelkan atau menjepit logam yang akan di las dengan
clamp yang beraliran plus. Jika kedua clamp ini tidak dipasangkan sesuai
dengan posisinya, maka mesin las tidak akan dapat digunakan. Berikut adalah
penjelasan berupa gambar, mengenai cara kerja mesin las listrik ini:
a. Pasangkan clamp jepit yang berwarna hitam seperti gambar dibawah ini
pada lubang listrik aliran Plus
b. Pasangkan clamp jepit yang berwarna hitam seperti gambar dibawah ini
pada lubang listrik aliran Minus
c. Clamp minus dipasangkan pada logam yang yang di las, dan clamp plus
dipasangkan pada elektroda dan tempelkan elektroda pada sambungan
logam yang akan disambung
d. Selanjutnya jepit tang massa pada objek yang akan dilas/sambung. Letakan
elektroda pada objek untuk memulai pengelasan. Pertama-tama mungkin
sulit untuk mendapatkan hasil pengelasan yang bagus, tetapi dengan
belajar terus kita akan semakin mahir dan menjadi terbiasa.
e. Biasanya saat membeli alat las, kita diberikan alat dengan besi di bagian
ujung dan sikat pada bagian belakang, alat itu berguna untuk memecahkan
flux yang membungkus hasil pengelasan, ketok dan sikat untuk mendapat
hasil las yang rapi dan bersih.
a. Bahan kawat las harus sesuai dengan bahan objek yang akan dilas.
b. Objek yang akan dilas sebaiknya diletakan pada tempat yang mendatar,
sehingga memudahkan welder untuk mengelasnya.
e. Pengaturan besarnya arus sangat dibutuhkan, karena jika arus terlalu kecil
itu tidak dapat mendapatkan hasil las yang maksimal. Bahkan hasil las
tidak akan kuat, sehingga kemungkinan hasil las akan terlepas.
f. Jarak saat melakukan pengelasan sebaiknya 2-3mm dari objek, karena jika
terlalu dekat ataupun jauh. Hasil pengelasan tidak akan maksimal.
Pengelasan yang benar dan sesuai merupakan salah satu hal terpenting
untuk mencapai kualitas pengelasan secara maksimum dan efisien/ ekonomis.
Oleh sebab itu sebelum dilakukan pengelasan, maka perlu ditetapkan terlebih
dahulu prosedur pengelasannya agar proses dan hasil las dapat mencapai
standar yang diharapkan. Secara umum, prosedur-prosedur yang harus
dilakukan setiap kali akan, sedang dan setelah pengelasan adalah meliputi hal-
hal berikut ini :
b. Periksa sambungan-sambungan kabel las, yaitu dari mesin las ke kabel las
dan dari kabel las ke benda kerja / meja las serta sambungan dengan tang
elektroda.. Harus diyakinkan, bahwa tiap sambungan terpasang secara
benar dan rapat.
h. Periksa, apakah penghalang sinar las/ ruang las sudah tertutup secara
benar.
i. Tempatkan tang elektroda pada tempat yang aman jika tidak dipakai.
Posisi pas
Ada tiga macam sumber arus las dan menghasilkan dua macam arus las
seperti dapat dijelaskan dibawah ini :
5
9
8
3
7 2
Keterangan :
Catatan :
1) Stop kontak, kabel penghantar listrik dan pemegang elektroda harus
terisolasi dengan baik.
2) Klem benda kerja harus kuat jepitannya.
Langkah - langkah pemasangan :
5) Mengikatkan klem benda kerja dengan kuat dan diikat dengan daerah
pengelasan.
7) Menghidupkan mesin
8) Menyetel amper
9) Memasang elektroda