Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENYEDIAAN AIR

“TEKNIK PEMBORAN DAN MENGGALI AIR TANAH”

DOSEN PEMBIMBING :

H. KAMSUL, SST., M.Kes

OLEH :

HILDA RAMADHANTI

21068

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PALEMBANG

2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT., karena atas rahmat dan karunia-Nyalah sehingga

saya dapat menyelesaikan tugas laporan ini yang berjudul “Teknik Pemboran dan

Menggali Air Tanah ” dengan baik dan tepat waktu yang ditentukan.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan harapan sebagai penulis semoga makalah

ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah

ini saya akui masih banyak kekurangan dalam penulisan. Oleh karena itu saya sebagai

penyusun menerima masukan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Demikian yang bisa saya sampaikan. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada

para pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga Makalah ini dapat

bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca. Aamiin.

Palembang, Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 3

2.1 Definisi Mesin Bor ................................................................................................... 3

2.2 Metode – Metode Pemboran .................................................................................... 4

2.3 Peralatan Pemboran ................................................................................................... 7

2.4 Jenis – Jenis Mesin Bor ............................................................................................ 7

2.5 Bagian – Bagian Mesin Bor .................................................................................... 11

2.6 Mata bor .................................................................................................................. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................... 19

3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................. 19

3.2 Alat dan Bahan ....................................................................................................... 19

3.3 Prosedur Kerja ......................................................................................................... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 20

4.1 Hasil dan Pembahasan ............................................................................................ 20

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 21

5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 21

5.2 Saran ....................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengeboran adalah hal yang sangat penting bagi industri maupu perbengkelan.

Kegiatan pengeboran sendiri mempunya banyak tujuan dan tidak hanya dilakukan di

dalam industri saja. Dalam pelaksanaanya pengeboran harus mematuhi standar

keamanan yang sudah ada. Dalam dunia perbengkelan pengeboran biasanya dilakukan

pada besi sebagai lubang yang akan digunakan untuk merakit suatu besi menjadi suatu

rakitan.Pada dasarnya pengeboran perlu dilakukan saat kita akan menggabungkan dua

buah loganm tanpa pengelasan agar lubang tersebut dapat disatukan menggunakan baut

dan mur. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini kita akan melakukan pengeboran

pada besi siku yang sudah berbentuk rangkaian segi empat.

Suatu alat yang mempunyai karakteristik tersendiri apabila suatu komponen tersebut

sesuai yang kita kehendaki. Proses dalam permesinan angatlah banyak, di antaranya

proses menggunakan tapping dan mesin bor. Mesin bor dapat di artikan sebagai suatu

jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor

hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran

adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam lembaran-kerja dengan

menggunakan pemotong berputar yang disebut BOR.

Pada umumnya mesin bor digunakan untuk pembuatan lubang pada benda kerja,

oleh karena itu mesin bor sangat penting untuk proses pengetappan atau proses

pembuatan ulir dalam. Pengeboran juga merupakan hal yang sangat penting dalam

praktikum kali ini. Karena pengeboran adalah dasar dari praktikum ini untuk

1
melanjutkan praktikum selanjutnya. Agar dapat memahami apa arti dari pengeboran itu

sendiri.

1.2 Tujuan

1. Agar mahasiswa mampu mengetahui mesin Bor

2. Agar mahasiswa mampu mengetahui teknik pengeboran

3. Agar mahasiswa mampu melakukan pentitikan, pengeboran diameter kecil dan

diameter besar

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Mesin Bor

Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah

pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan).

Sedangkan Pengeboran adalah operasi menghasilkan lubang berbentuk bulat dalam

lembaran-kerja dengan menggunakan pemotong berputar yang disebut bor dan

memiliki fungsi untuk Membuat lubang, Membuat lobang bertingkat Membesarkan

lobang, Chamfer (Damar, 2006).

Dalam melakukan sebuah praktikum tentunya terlebih dahulu dapat mengetahui apa

saja yang di perlukan dalam mesin pengeboran hingga alat dan bahan yang

diperlukan.Pertama adalah Cekam bor digunakan untuk memegang mata bor

bertangkai silindris. Biasanya cekam ini mempunyai 2 atau 3 rahang penjepit. Ukuran

cekam bor ditunjukkan oleh diameter terbesar dari mata bor yang dapat dijepit.Sarung

pengurung, Mata bor yang bertangkai tirus dapat dipegang oleh sarung pengurung yang

berlobang tirus. Oleh karena tangkai dan sarung berbentuk tirus, maka pada saat mata

bor ditekan, ia akan saling mengunci. Lobang dan tangkai tirus dibuat menurut tirus

morse, yaitu ketrirusan menurut standar internasional (Daniel, 2012).

Meja Mesin Penjepitan benda kerja pada meja mesin umumnya dilakukan apabila

benda kerja tidak mungkin di jepit oleh ragum. Teknik penjepitan benda kerja

menggunakan baut pengunci T yang mana baut ini dimasukkan ke dalam alur meja

mesin bor.

3
Kecepatan potong ditentukan dalam satuan panjang yang dihitung berdasarkan

putaran mesin per menit. Atau secara defenitif dapat dikatakan bahwa kecepatan

potong adalah panjangnya bram yang terpotong per satuan waktu. Setiap jenis logam

mempunyai harga kecepatan potong tertentu dan berbeda-beda. Dalam pengeboran

putaran mesin perlu disesuaikan dengan kecepatan potong logam. Bila kecepatan

potongnya tidak tepat, mata bor cepat panas dan akibatnya mata bor cepat tumpul atau

bisa patah. Untuk mendapatkan putara mesin bor per menit ditentukan berdasarkan

keliling mata bor dalam satuan panjang . Kemudian kecepatan potong dalam meter per

menit dirubah menjadi milimeter per menit dengan perkalian 1000. akhirnya akan

diperoleh kecepatan potong pengeboran dalam harga milimeter per menit. Pemakanan

adalah jarak perpindahan mata potong bor ke dalam lobang/benda kerja dalam satu kali

putaran mata bor. Besarnya pemakanan dalam pengeboran dipilih berdasarkan jarak

pergeseran mata bor dalam satu putaran, sesuai dengan yang diinginkan. Pemakanan

juga tergantung pada bahan yang akan dibor, kualitas lubang yang dibuat, kekuatan

mesin yang ditentukan berdasarkan diameter mata bor (Daniel, 2012).

2.2 Metode – Metode Pemboran

Masing masing metode mempunyai varian yang banyak jenisnya diantaranya adalah

pada metode rotary yang variasinya meninjau bagaimana cara sirkulasi mengangkat

cutting, dan media pembawaan cuttingnya, diantara adalah:

a. Direct Circulation Mud Flush Rotary Drilling

b. Reverse Circulation Water Flush Rotary Drilling

c. Down Hole Air Hammer Rotary Drilling

4
Teknik pemboran dengan metode Rotary Drilling dapat dikelompokkan kedalam 4

(empat) metode yaitu:

a. Metode Putar Dengan Sistem Sirkulasi Langsung (Direct Circulation Rotary

Methods)

Prinsip kerja dari teknik pemboran ini adalah memanfaatkan momen putar

yang berasal dari drill string (stang bor) yang dihubungkan dengan prime over

melalui gear reduction system.

Pada Down Hole system yang ujungnya dipasang mata bor (drilling bit)

akan berputar di dalam lubang bor dan mendapat tekanan dari drill rod. Akibat

gesekan dan tumbukan mata bor dengan batuan, akan terbentuk potongan-

potongan batuan yang berukuran kecil yang disebut dengan serbuk pemboran

atau cutting Lumpur bor yang terdiri dari materials bentonite water base, keluar

melalui mata bor dan selanjutnya ke permukaan melalui annulus lubang bor

sambil membawa partikel hasil pemboran (cutting) ke permukaan.

Sesampainya di Mud DrillingTank, partikel yang di bawa dari dasar sumur

akan diendapkan, dan selanjutnya lumpur bor dimasukkan lagi melalui pompa

Lumpur (mud pump).

b. Metode Putar Dengan Udara (Air Rotary Methods)

Prinsip kerja dari Air Rotary Methods hampir sama dengan metode Direct

Rotary Methods. Bedanya hanya terletak pada fungsi lumpur pemborannya.

Pada metode Direct Rotary Methods lumpur bor diganti dengan angin dari

kompresor. Metode ini biasanya dilakukan untuk pengeboran pada batuan keras

5
atau pada pekerjaan pemboran untuk proses peledakan dinamit atau pada

pekerjaan pertambangan.

c. Metode Tumbuk Dengan Putaran Udara (Air Rotary Percussion Methods)

Metode ini merupakan kombinasi dari Air Rotary Methods dengan teknik

percussion. Untuk mengangkat drill cutting dari dalam lubang bor ke

permukaan mengunakan tekanan angin dari kompresor. Sedangkan untuk

menumbuk batuan pada saat pemboran menggunakan pneumatic hammer yang

berputar dengan jumlah impact antara 10 – 15 tumbukan per detik.

d. Metode Putar Dengan Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation Rotary Methods)

Metode ini sama dengan metode direct rotary. Metode ini khusus digunakan

untuk pengeboran dengan diameter besar minimum 40 – 1,8 meter dengan

kondisi batuan yang unconsolidated. Dengan metode ini, Lumpur dari annulus

lubang bor dipompa keluar dengan bantuan pompa lain sehingga permukaan

lumpur selalu berada di level permukaan tanah. Dengan demikian,

kemungkinan terjadi runtuhan pada dinding sumur bor pada saat pemboran

dilakukan akan dapat diperkecil. Kapasitas pemompaan (kecepatan aliran di

dalam pipa stang bor harus sekitar 2 m/sec.). Dalam kesempatan ini metode

yang sangat umum di indonesia, yaitu Direct Circulation Mud Flush

2.1.1 Metode Umum Pemboran air tanah

Secara umum metode pengeboran air tanah adalah sebagai berikut:

a) Tahap Perencanaan Lokasi

b) Tahap Persiapan

c) Tahap Pemboran Awal (Pilot Hole)

6
d) Tahap Electrical loging

e) Tahap Pembesaran lubang bor (reaming hole)

f) Tahap Desain sumur

g) Tahap konstruksi pipa casing dan saringan (screen)

h) Tahap penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)

i) Tahap Pencucian dan pembersihan (well development)

j) Tahap uji pemompaan (pumping test)

k) Tahap Finishing

2.3 Peralatan Pemboran

Peralatan pemboran adalah peralatan yang dipergunakan dalam melakukan pemboran

air tanah yang meliputi:

1. Drilling Rig

2. Mud Pump

3. Air Compressor

4. Truck Crane

5. Mesin Pompa

6. Alat-alat Bantu

2.4 Jenis-jenis Mesin Bor

Jenis mesin bor dapat ditentukan dari rencana sumur bor yang akan dibuat. Adapun

jenis mesin bor tersebut adalah:

2.4.1 Mesin Bor Tumbuk

7
Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang

diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara

berulang- berulang ke dalam lubang bor.

Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil

atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran

tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar

lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna

membentuk fragmen batuan (slurry). Pertambahan volume slurry sejalan

dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya

tumbuk bor.

Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat,

slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand

pump. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran

(penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah:

1) Kekerasan lapisan batuan

2) Diameter kedalam lubang bor

3) Jenis mata bor

4) Kecepatan dan jarak tumbuk

5) Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tumbuk sangat tergantung pada berat perangkat

penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan

panjang drill-stemnya.

8
Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika

dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kelebihannya:

a. Ekonomis:

1) Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil

2) Biaya transportasi lebih murah

3) Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah

4) Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat

b. Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik

c. Tanpa sistem sirkulasi.

d. Lebih mempermudah pengenalan lokasi akuifer

e. Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

2. Kekurangannya:

a. Kecepatan laju pemboran rendah

b. Sering terjadi sling putus

c. Tidak bisa mendapatkan core

d. Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor

e. Terbatasnyaa personil yang berpengalaman

f. Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi

banyak hambatan

2.4.2 Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme

yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil,

9
mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor.

Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka

rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan

yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena

dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan

elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertikal yang dihasilkan oleh

mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat

yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur – alur yang berpola konsentris,

sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar

rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada

sebuah elektro motor.

Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:

1) Swivel

2) Kelly bar

3) Stabilizer

4) Mata bor

5) Stang bor

6) Stang pemberat

2.4.3 Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur

oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang

berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini

10
adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bor dan putaran mata bor di

atas formasi batuan.

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan

melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada

sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.

Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah:

1) Merk

2) Kapasitas

3) Berat

4) Kemampuan rotasi

5) Dimensi

6) Diameter lubang

7) Tipe/ model

2.5 Bagian-bagian Mesin Bor

2.5.1 Mesin Bor

Mesin bor berfungsi sebagai penggerak stang bor atau drill pipe kemudian di

transfer ke mata bor.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam

pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi:

1) Tipe/ model mesin bor

2) Kapasitas diameter lubang bor

3) Berat mesin bor

11
4) Power unit

5) Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu

6) Hoisting capacity (kapasitas)

7) Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

2.5.2 Pompa lumpur atau kompresor

Pada tahap pemboran lumpur pompa atau kompresor berfungsi sebagai

sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang

digunakan adalah lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur,

dan jika fluida bor yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya

adalah kompresor. Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada

kompresor adalah:

1) Tekanan udara yang dihasilkan

2) Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Adapun yang perlu diperhatikan pada pompa/ kompresor yang digunakan

adalah merk, model, kapasitas dimensi, diameter piston, berat, power, volume/

pressure dan working pressure. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan

pada pompa diantaranya adalah:

1) Tipe acting piston

2) Diameter piston

3) Power

4) Dimensi

5) Berat

6) Volume/ pressure

12
7) Working pressure

Adapun hal – hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah:

1) Tekanan udara yang dihasilkan

2) Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu.

2.5.3 Stang bor

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung

– ujungnya terdapat ulir, fungsinya sebagai penghubung antara dua buah stang

bor. Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai:

1) Mentransmisikan putaran, tekanan, dan tumbukan yang dihasilkan oleh

mesin bor menuju mata bor.

2) Jalan keluar – masuknya fluida bor. Panjang stang bor yang umum

digunakan dalam operasi pemboran adalah bervariasi umumnya 10 ft

(3m), 20 ft (6m), 30 ft (9m), dan 40 ft (12m) per batang tetapi hal ini

bisa berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran.

Kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan ukuran, meliputi:

1) Tujuan pemboran

2) Kedalaman pemboran

3) Kekerasan batuan

4) Metode sirkulasi fluida

5) Diameter lubang bor

Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran

tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.

13
Rangkaian stang bor pada pemboran putar hampir semuanya sama seperti

pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran

mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter

dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi

yang berbeda.

2.5.4 Pipa casing

Pipa casing yang dimaksud disini adalah pipa casing konstruksi . Didalam

operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk melindungi sumur dari sumber

air yang tidak kita inginkan dan juga reruntuhan tanah/pasir dan lainnya agar

sumur berfungsi sempurna.

Beberapa Tipe Pipa yang dapat digunakan:

1) Pipa Besi

Pipa besi ini biasa digunakan untuk kedalaman dan diameter tertentu

biasanya dipasang untuk sumur industry dimana pipa cassing yang

sangat kuat untuk mengatasi tekanan tanah yang tinggi, dengan pompa

yang besar dimana semakin dalam sumur tekanan tanah dibawah juga

semakin kuat. Biasanya untuk pengeboran diatas 160 meter dengan

kapasitas pompa yang besar. Pipa besi yang digunakan adalah PIPA

GALVANIS MEDIUM SII, minimal menggunakan 5-10 Inch.

Kelemahan Pipa Besi adalah: dalam Jangka waktu tertentu (15-20

tahun) biasanya terjadi pengkroposan/Korosi yang mana pengkroposan/

korosi ini bisa terjadi di posisi lapisan atas dimana biasanya airnya

mengandung zat besi tinggi , sehingga pada jangka waktu tertentu

14
kualitas air berubah yang sebelumnya bagus menjadi kuning. Hal ini

bisa diakibatkan oleh pengroposan cassing, selain itu harga pipa cassing

besi juga cukup tinggi. Kelebihan Pipa Besi adalah memiliki kekuatan

mengatasi tekanan tinggi akibat pompa maupun tekanan dari luar

cassing sehingga pompa aman tidak terjepit.

2) Pipa PVC

Pipa PVC ini umum digunakan sebagai pipa cassing karena harga

yang murah dan memiliki kelebihan tahan terhadap korosi , dan tersedia

beberapa tipe yang cukup kuat juga. Pipa PVC dibagi beberapa tipe

yaitu: Tipe D, Tipe AW dan tipe VP. Tipe D sebaiknya jangan dijadikan

cassing karena tipis dan tidak kuat untuk menahan tekanan.

Tipe AW tipe medium ini umum digunakan untuk pemasangan

sumur dengan jet pump biasanya yang digunakan tipe 4"- 6" dengan

kedalaman max 60 meter, pipa ini masih bisa dimanfaatkan sebagai

casssing. Jika menggunakan submersible pastikan cassing diatas 5 inch,

karena pipa jenis ini rentan utk gepeng sehingga pompa bisa terjepit.

Tipe VP ini kelas yang paling tinggi dan cukup kuat, dan dapat

digunakan untuk cassing hingga kedalaman 120 m, dan juga lebih tahan

terhadap tekanan tanah.

2.6 Mata bor (Bit)

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan

khususnya sebagai alat pembuat lubang bor (hole making tool).

15
a. Jenis-Jenis Mata Bor dan kegunaannya

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan

khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Jenis/ tipe dari bit

(mata bor).

1) Roller Cone Bit

Jenis mata bor ini pertama kali diperkenalkan pada dunia

perminyakan adalah tahun 1909. Kemudian secara berangsur-angsur

pemakaian jenis mata bor ini semakin meningkat, terutama sekali untuk

membor lapisan formasi yang keras.

Pada tahun 1930 diperkenalkan “three cone rock bit” yang sudah

mendapat banyak perbaikan. Perbaikan itu meliputi bearing yang

langsung dilumasi oleh drilling fluid, cutter dirancang sesuai menurut

lapisan tanah yang akan dibor, mengurangi problem bit stuck, dan lain-

lain.

Jenis mata bor ini sangat luas digunakan dalam pengeboran sumur

minyak (walaupun juga digunakan pada pengeboran lain seperti:

pertambangan, sipil). Roller Cone Bit bekerja dengan memutar kerucut

mata bornya pada sumbu. Tipe dari roller cone bit antara lain:

2) Diamond Bit

Bit ini adalah bit yang paling mahal harganya karena memasang

butir-butir intan sebagai pengeruk pada matrik besi atau carbide dan

tidak memiliki bagian yang bergerak. Mata bor ini digunakan untuk

16
formasi yang keras dan abrasive yang tidak dapat lagi dilakukan oleh

rock bit. Dan diamond bit ini digunakan ketika rate pengeboran

sebelumnya kurang dari 10 ft per jam. Namun, diamond bit juga umum

digunakan untuk coring dimana menghasilkan core yang lebih baik

terutama pada formasi limestone, dolomite dan sandstone yang keras.

Walaupun memiliki harga yang sangat mahal, diamond bit tetap

masih memiliki keunggulan dari segi ekonomis dan masih

menguntungkan. Mata bor ini memiliki daya tahan yang paling lama

dari mata bor yang lain, maka memberikan keuntungan lebih pada

operasi drilling. Ia memerlukan round trip yang lebih sedikit (footage

lebih besar) untuk penggantian mata bor dan mampu membor lubang

sumur lebih banyak. Untuk menjaga agar mata bor ini tetap bisa

digunakan secara maksimum, maka lubang bor harus betul-betul bersih

dari junk. Salah satu kelemahan disamping harganya yang mahal, mata

bor ini juga memiliki ROP yang kecil.

Sebab dipilihnya intan sebagai mata bor karena intan dikenal sebagai

mineral yang paling keras (memiliki nilai 10 dalam klasifikasi

kekerasan mineral Mohs). Disamping itu konduktifitas thermal dari

intan juga paling tinggi daripada mineral lain yang memungkinkan

untuk menghilangkan panas yang timbul dengan cepat. Ukuran intan

yang digunakan sebagai mata bor berbeda untuk masing-masing batuan.

Ukuran yang lebih besar digunakan untuk membor batuan lunak, karena

pada batuan ini mata bor lebih mudah untuk penetrasi. Sedangkan untuk

17
batuan yang lebih keras digunakan intan yang berukuran kecil karena

keterbatasan penetrasi pada batuan. Untuk diamond bit yang digunakan

untuk keperluan coring, di bagian tengahnya memiliki lubang dengan

ukuran berdasarkan ukuran coring yang akan diambil.

3) Polycrystalline Diamond Compact (PDC)

Bit Jenis mata bor ini merupakan pengembangan (generasi baru) dari

jenis drag bit atau fishtail. Drag bit (fish tail) itu sendiri adalah jenis

mata bor yang mempunyai pisau pemotong yang mirip ekor ikan, dan

tidak memiliki bagian yang bergerak. Pemboran dilakukan dengan cara

mengeruk dan bergantung dari beban, putaran serta kekuatan dari pisau

pemotongnya. Pisau pemotong ini bisa berjumlah 2, 3 atau 4 dan terbuat

dari alloy steel yang umumnya diperkuat oleh tungsten carbide.

Keuntungan jenis drag bit:

a. ROP yang tinggi

b. Umur yang panjang dalam formasi soft

Kerugiannya:

a. Memberikan torque yang tinggi

b. Cenderung membuat lubang yang berbelok

c. Pada formasi shale sering terjadi balling (dilapisi padatan)

18
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Senin, 28 Desember 2020

Waktu : 07:30 s.d 10:20

Lokasi Pengamatan : Bengkel Kampus Jurusan Kesehatan Lingkungan

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

a. Kacamata bengkel

b. Penitik alat

c. Pukul penitik

d. Bor diameter kecil dan Bor diameter besar (Mesin bor)

3.2.2 Bahan

a. Besi

3.3 Prosedur Kerja

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2) Dilakukan penitikan dengan paku yang cukup besar, berguna sebagai penanda

pada bahan yang akan dib or. Atau disebut juga dengan proses tipping

3) Dibor dengan mesin bor tangan diameter kecil, ujung bor diletakan tepat diatas

besi yang sudah ditandai dengan alat penitik

4) Dilakukan penitikan dan pengeboran pada empat sisi yang ada pada balok

19
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan praktikum maka akan dibahas beberapa yang penting dalam

praktikum tersebut. Dimulai dengan penitikan menggunakan palu dan paku yang

diameter badannya cukup besar berbeda dengan paku pada dasarnya, paku ini dengan

ujungnya berdiameter sekitar 0,5mm. penitikan dilakukan dengan cara paku

ditempatkan didasar besi yang akan diberitanda sebelum dilakukan pengeboran, lalu

dipukul menggunakan palu tersebut kearah paku sampai besi yang sudah berbentuk

balok memiliki tanda. Kira-kira pemukulan dilakukan tiga kali.

Setelah itu dilakukan pengeboran dengan mesih bor tangan berdiameter kecil, balok

yang sudah diberi titik/tanda dibor dengan cara mata mesin bor tangan ditempelkan ke

besi. Lalu mesin bor tangan dinyalakan sehinggan mata bor dapat berputar, sambil

ditekan sehinggan mata bor berputar sampai menembus besi balok.

Selanjutnya didapatkan diameter kecil yang telah dibor dengan mesin bor tangan.

Lalu dilakukan pengeboran dengan mesin bor berdiameter besar,dengan cara ditekan

sehinggan mesin akan berputar membentuk lubang dan menembus besi. Selama

dilakukan pengeboran rautan besi akan keluar karena putaran yang disebabkan mesin

bor.

20
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari prakikum pengeboran ini adalah

Pengeboran berfungsi untuk membuat lubang pada besi. Dalam pengeboran ada 3

tahap yang dilakukan dalam praktikum ini. Hal yang penting diperhatikan dalam

praktikum ini adalah keselamatan kerja praktikum. Tahap pertama adalah pentitikan,

tahap kedua pengeboran dengan mesin bor tangan, dan tahap ketiga adalah pengeboran

dengan mata bor berdiameter besar.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum, gunakan alat pelindung diri (APD) untuk mencegah

terjadinya hal – hal yang tidak diinginkan pada saat pelaksanaan kegiatan praktikum.

21
DAFTAR PUSTAKA

Daniel,dkk, 2012, Buku Ajar MK : Perbengkelan Pertanian, Universitas Hasanuddin :


Makassar.

Danar Susilo Wijayanto, Yuyun Estriyanto. 2006. Teknologi Mekanik Mesin Perkakas.
Surakarta: UPT Penerbitan dan percetakan UNS (UNS Press).

Gresia. 2017. Laporan Praktikum Pengeboran (Perbengkelan). Dikutip dari


http://gresiatindaon.blogspot.com/2017/09/laporan-praktikum-pengeboran.html.
Diakses pada Senin, 28 Desember 2020

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2019/03/940ce_Modul_1_Rev280119
.docx

22

Anda mungkin juga menyukai