29
30
Keterangan:
a. Direktorat Umum atau General Affairs
Bertugas untuk menjabarkan kebijakan direktur utama di
bidang perencanaan dan pembinaan SDM, pembinaan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup
maupun pembinaan organisasi dan metode serta
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan umum yang meliputi
pengamanan perusahaan, kontrak, asuransi, dan hukum.
b. Direktorat Keuangan atau Finance
Bertugas pokok menyusun perencanaan, pengelolaan,
pengendalian, administrasi, dan akuntansi keuangan
perusahaan.
c. Direktorat Rekayasa Umum dan Harkan atau General
Engineering and Maintenance
Bertugas pokok untuk melaksanakan progrsm
pengembangan proyek-proyek non kapal sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direksi secara
berdaya guna dan berhasil guna mendapatkan nilai
tambah dan keuntungan yang optimal serta
mempersiapkan dan mengendalikan kebijakn bidang jasa
perbaikan dan pemeliharaan kapal serta perbaikan dan
pemeliharaan kapal.
d. Direktorat Pembangunan Kapal atau Ship building
Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakaan direksi
dalam menyelenggarakan pelaksanaan program pada
beberapa divisi antara lain desain kapal, pembangunan
kapal niaga, kapal perang dan kapal selam yang lainnya
yang telah ditetapkan direksi.
e. Direktorat SDM dan Umum
Bertugas pokok untuk menjabarakan kebijakaan direksi
dalam merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai
dengan perkembangan bisnis perusahaan, melaksanakan
45
2) Fungsi
Merancang strategi di bidang rekayasa umum (produk-
produk non kapal) secara berdaya guna dan berhasil
53
d. Departemen Engineering
1) Tugas Pokok
a) Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan sumber daya dalam bidang rekayasa
dan rancang bangun produk-produk rekayasa umum.
b) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
Divisi Rekayasa Umum beserta program kerjanya
dalam bidang rekayasa dan rancang bangun produk-
produk rekayasa umum sesuai ketentuan yang berlaku.
56
2) Fungsi
a) Merancang strategi pelaksanaan dan pengendalian
pekerjaan rekayasa dan rancang bangun produk-
produk rekayasa umum, yang meliputi penyusunan
jadwal kegiatan desain, serta pembuatan gambar
general arrangement, detail, dan shop drawing.
b) Melaksanakan pekerjaan desain/rekayasa secara
berdaya guna dan berhasil guna sehingga mendapatkan
nilai tambah yang optimal dengan memperhatikan
aspek QCDHSE (Quality, Cost, Delivery time, Healty,
Safety, Environment).
c) Memberikan dukungan terhadap keperluan tender/
penawaran, terutama yang berkaitan dengan
pemeriksaan kelengkapan dokumen teknis.
d) Mengelola dan merawat inventarisasi Aset yang
menjadi tanggungjawabnya.
2) Fungsi
a) Merencanakan dan mengendalikan penggunaan
welding consumable.
b) Menyusun dan mengelola Welding Procedure, PQR,
Welding Joint Number dan Heat Treatment Procedure.
c) Mengelola performance welder dan mesin las.
d) Review terhadap perencanaan welding design.
e) Mengendalikan kualitas hasil las dan pengisian Log
Book Welder.
f) Mengevaluasi perkembangan baru dalam teknologi
pengelasan untuk diaplikasikan pada proses produksi.
g) Menyiapkan dan melaksanakan sertifikasi welder dan
rekualifikasi welder dengan pihak terkait.
2) Fungsi
a) Menyiapkan dan mengendalikan pemakaian
consumable material.
a) Merencanakan, memeriksa, mendistribusikan dan
mengendalikan raw material ke bengkel terkait.
b) Mengendalikan dan melaksanakan evaluasi jam mesin,
jam orang dan jam lembur pekerja.
c) Mengontrol kesiapan fasilitas produksi secara berkala
di lingkup Departemen Permesinan dan Perakitan.
d) Melaksanakan pengendalian dokumen kerja/ standar-
standar yang terkait dengan kegiatan Permesinan dan
Perakitan.
e) Melaksanakan pencatatan dan evaluasi biaya-biaya
operasional dan produksi di lingkup Departemen
Permesinan dan Perakitan.
f) Mengelola administrasi Departemen Permesinan dan
Perakitan.
g) Mengelola dan merawat inventarisasi asset yang
menjadi tanggungjawab Biro Persiapan Produksi.
b. Bengkel CNC
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Permesinan dan Perakitan dalam
pelaksanaan pekerjaan CNC.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan CNC dan semua pekerjaan
yang dibebankan oleh Kepala Departemen Permesinan
dan Perakitan sesuai schedule dan kualitas yang telah
ditentukan.
68
c. Bengkel Perakitan
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Permesinan dan Perakitan dalam
pelaksanaan pekerjaan perakitan komponen-komponen
menjadi produk jadi dan melaksanakan uji coba fungsi
produk tersebut.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan perakitan dan semua
pekerjaan yang dibebankan oleh Kepala Departemen
Permesinan dan Perakitan sesuai schedule dan kualitas
yang telah ditentukan.
b) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
c) Mengendalikan pemakaian jam orang, jam lembur, jam
mesin (dalam bengkel).
d) Mengontrol kesiapan fasilitas kerja secara berkala.
e) Melaksanakan PP/KT dan mengembalikan ke
kelompok perencanaan produksi bila pekerjaan sudah
berakhir.
f) Merencanakan dan mengendalikan kebutuhan alat-alat
keselamatan kerja.
69
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi plat, meliputi :
fitting, assembly, expanding, welding, leak/hydro test
dan lain-lain berdasarkan dokumen kerja yang diterima
seperti gambar kerja, detail jadwal, PP/KT dan lain-
lain.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
c) Melaksanakan pemeliharaan turning roller, welding
manipulator, welding machine, electrode oven dan
peralatan lainnya.
d) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.
e. Bengkel Pipa
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pipa.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi pipa berdasarkan
dokumen kerja yang diterima seperti gambar kerja,
detail jadwal.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
73
2. Faktor penghambat
a) Kurangnya persediaan peralatan-peralatan pendukung
mesin seperti tool, pahat, insert untuk proses pekerjaan
machining.
b) Oli mesin ff-cnc sering terjadi kebocoran ketika proses
machining berlangsung.
c) Material yang datang dari customer sudah dalam
keadaan materialnya bergelombang/tidak merata
permukaan materialnya, sehingga mempersulit operator
ketika proses machining berlangsung.
d) Penunjuk kapasitas tekanan oli pada mesin ff-cnc ini
tidak sesuai dengan keadaan di dalam tempat oli mesin
yang sebenarnya.
82
B. Pembahasan
1. Condenser Cooling Water Reverse Side Water Box
Sebuah komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) yang mempunyai fungsi untuk Condenser pada
PLTU berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang berasal
dari turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali.
Condenser Cooling Water menjadi salah satu komponen yang
paling penting pada water-steam cycle karena pada
komponen ini terjadi perpindahan panas (panas laten) yang
masih terkandung di dalam uap air menuju media pendingin
Pada siklus rankine terjadi proses perpindahan panas
pada 2 komponen, yaitu boiler dan kondenser. Energi panas
pada furnace ditransfer ke air sehingga ia berubah fase
menjadi uap air. Pada proses tersebut ada satu fase dimana
tidak terjadi perubahan temperatur pada air, namun terjadi
perubahan fase dari cair menjadi gas, hal ini dinamakan panas
laten. Sedangkan pada kondenser juga mengalami hal yang
serupa namun berkebalikan, energi panas yang diserap oleh
air sehingga ia berubah fase menjadi uap air tadi sekarang
diserap oleh media pendingin sehingga uap air berubah fase
83
b. Cutter Milling
c. Jangka Sorong
e. Cekam
i. Mesin CNC
Mesin ini digunakan untuk membentuk benda kerja
saat proses permesinan. Mesin FF CNC type BSF 160A
Shibaura Toshiba Japan ini memiliki fungsi sebagai mesin
cnc milling dapat mengerjakan proses machining untuk
material persegi maupun silinder yang mempunyai gerak
pemakanan 4 Axis yaitu gerak X melintang, gerak Y
88
2) Proses Machining
Proses dimana material condenser cooling water reverse side
water box dibentuk sesuai dengan ukuran dan perintah
gambar kerja/jobsheet dengan proses pemesinan
menggunakan mesin cnc milling.
3) Machining Roughing
Proses machining material condenser cooling water reverse
side water box yang masih belum selesai sesuai ukuran
jobshhet kerja dan mendekati ukuran finishing.
4) Machining Finishing
Proses machining material condenser cooling water reverse
side water box yang sudah mencapai tahap akhir dan sesuai
ukuran jobsheet kerja.
5) Quality Control
Proses dimana material condenser cooling water reverse side
water box dicek dan diperiksa baik oleh operator itu sendiri
maupun oleh pihak QA (Quality Asurance) / QC (Quality
Control) agar didapatkan data ukuran yang sesuai dengan
prosedur dan ukuran jobsheet kerja.
1) Marking Material
Pada proses marking, benda kerja akan ditandai dengan
garis menggunakan penitik dan meteran sebagai alat untuk
mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan dan diberi tanda. Proses ini dilakukan agar
mendapatkan ukuran yang presisi dan meminimalisasi
kesalahan ketika proses machining dikerjakan. Setelah
proses marking material selesai akan dicek dan diperiksa
kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan untuk proses
selanjutnya.
2) Setting Material
Pada proses ini benda kerja atau material disetting untuk
mencari titik tengah material terhadap meja mesin dengan
menggunakan alat bantu cekam, setelah benda kerja
dicekam kemudian dilakukan langkah penyetelan dengan
menggunakan alat ukur dial indicator sebagai alat untuk
mengetahui kerataan dari suatu permukaan benda kerja
tersebut. Setelah proses setting material selesai akan dicek
dan diperiksa kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan
untuk proses selanjutnya.
95
3) Setting Toll/Offside
Proses ini dilakukakan untuk mengatur titik tengah toll
mesin cnc milling dari suatu benda kerja, dan digunakan
sebagai titik awal penentu gerakan dari pada tool tersebut.
4) Input Program
Proses menambah program ini dilakukan oleh operator
dan programmer cnc dengan memasukan kode program
tertentu pada mesin cnc milling. Kode program dimasukan
ke dalam box control mesin cnc dengan menggunakan
flashdisk, kemudian data progam di trfansfer kepada box
control dan disimpan di memori box control mesin cnc.
96
6) Pounching
Proses pembuatan lubang menggunakan mata bor sebagai
titik awal drill center pada hasil machining facing surface
area. Pada proses ini dibutuhkan ketelitian yang sangat
tinggi, agar hasil dari pelubangan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Karena jika terjadi pergeseran saat
pembuatan lubang akan sangat mempengaruhi proses
assembly saat memasukkan bolt stud ke dalam lubang
hasil drilling. Maka dari itu dilakukanlah proses
pounching untuk menentukan titik-titik koordinat yang
akan dilubangi, sehingga proses pelubangannya lebih
muda. Proses pounching dapat dilihat pada gambar.
Setelah proses pounching selesai akan dicek dan diperiksa
kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan untuk proses
selanjutnya.
7) Drilling
Pada proses drilling ini dilakukan dengan 4 tahap, agar
mempermudah saat proses drilling berlangsung, apabila
proses drilling ini dilakukan dalam 1 tahap akan terjadi
patah pada mata drill tersebut.
a) Tahap pertama pembuatan lubang menggunakan mata
drill berdiameter 12 mm dengan kecepatan putar
drilling 250 Rpm, pada kecepatan gerak (Feed Rate) 40
mm/menit.
b) Tahap kedua menggunakan mata drill berdiameter 25
mm dengan kecepatan putar drilling 200 Rpm, pada
kecepatan gerak yang sama.
c) Tahap ketiga menggunakan mata drill berdiameter 38
mm dengan kecepatan putar drilling 150 Rpm, pada
kecepatan gerak yang sama.
d) Tahap keempat menggunakan mata drill berdiameter
42 mm dengan kecepatan putar drilling 100 Rpm pada
kecepatan gerak yang sama.
8) Spot Facing
Proses pembuatan lubang pada area permukaan belakang
dari machining facing surface area dan drilling surface
area, proses ini menggunakan arbor boring dan pahat HSS
ISO 9 dengan lubang berdiameter 72 mm dan kedalaman
pemakanan (dept of cut) 2 mm memakai kecepatan putar
arbor boring 50 Rpm kecepatan gerak 10 mm/menit.
Proses machining spot facing dikerjakan dengan proses
manual tidak dengan CNC.
9) Quality qontrol
Pada inspeksi quality control ini pihak dari QC melakukan
tindakan pengecekan dan pemeriksaan ukuran dari
material yang telah mengalami proses machining. Hasil
dari pengecekan dan pemeriksaan ukuran haruslah sama
dengan rancangan pada gambar kerja. Apabila ditemukan
perbedaan ukuran yang telah melewati batas toleransi
antara material yang sudah diproses dengan rancangan,
maka akan diambil tindakan yang diperlukan guna
mendapatkan hasil akhir yang sesuai dengan rancangan
pada gambar kerja dan standartnya.
100