Anda di halaman 1dari 72

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan dan Struktur Organisasi


1. Sejarah PT. PAL Indonesia (Persero)

Gambar 3.1 Logo PT. PAL Indonesia (Persero)


Sumber : Data Base PT. PAL Indonesia (Persero)

Nama Perusahaan : PT. PAL Indonesia


Alamat : Jalan Ujung Surabaya
Telepon : (031) 3292275
Fax : (031) 3292530
E-Mail : palsub@pal.co.id
Didirikan : Tahun 1939
Bidang Usaha : Galangan Kapal
Situs Web : www.pal.co.id

PT. PAL Indonesia (Persero) berdiri jauh sebelum


Indonesia merdeka. Pada tahun 1822 Gubernur Jenderal V.D.
Capellen mencetuskan ide untuk membangun industri
perkapalan di Hindia Belanda dengan membentuk gugus tugas
untuk melakukan studi kelayakan. Industri perkapalan ini
diharapkan akan mampu menunjang armada laut Kerajaan
Hindia Belanda di wilayah Asia. Pada tahun 1837 dibentuk
komisi baru yang tugasnya sama, komisi menghasilkan
kesimpulan yang menyatakan bahwa daerah Ujung Surabaya

29
30

adalah daerah yang memenuhi syarat untuk tempat mendirikan


daerah tempat industri perkapalan. Pada tahun 1846 dimulai
pembangunan dock apung kayu yang dipasang di Surabaya.
Pekerja selesai pada tahun 1849, setelah itu rencananya
bertahap dibangunlah bengkel khusus yang berkaitan dengan
pekerjaan kayu. Demikian pula pembangunan perumahan
untuk personalia. Sejak saat itu semakin banyak fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan dibangun dengan peralatan baru
yang tersedia disesuaikan dengan tingkat teknologi yang
tercanggih pada saat itu.
Pada tahun 1885 dibangun fasilitas mesin perkakas
dibangun sementara untuk sarana yang menggunakan tenaga
listrik dilengkapi pada tahun 1912. Pemerintah Belanda
meresmikannya dengan nama Marine Establishment (ME) pada
tahun 1939. Tugas ME adalah melaksanakan semua pekerjaan
pemeliharaan dan perbaikan kapal-kapal laut yang digunakan
sebagai armada angkatan laut Belanda yang menjaga
kepentingan-kepentingan kolonialnya. Hal tersebut disebabkan
adanya perang pasifik berlangsung, kapal-kapal sekutu banyak
yang mengalami kerusakan akibat perang. Pada tahun 1942,
pemerintah Hindia Belanda takluk menyerah kepada tentara
Jepang (Dai Nippon), setelah itu ME berubah menjadi
KAIGUNSE 21-24 BUTAI, dimana mempunyai tugas tetap
seperti ME, namun pada perbaikan-perbaikan kapal perang
milik Jepang.
Ketika perang dunia II, KAIGUNSE 21-24 BUTAI,
diambil alih oleh pemerintah Belanda. Mulai 1 Maret 1947, ME
menjadi Admiralteis bendrifj yang dipakai oleh direktur di
bawah koordinasi Admiralteis Dien Senten di Belanda. Pada
tahun 1949 setelah penyerahan kedaulatan pada pemerintah RI,
ME dijadikan Penataran Angkatan Laut (PAL) dimana PAL di
bawah pemerintah RI khususnya kementerian perhubungan.
31

Tugas dan peranan PAL tetap, yaitu mendukung perbaikan dan


pemeliharaan serta menjadi Pangkalan Angkatan Laut RI. Pada
April 1960, telah ditetapkan “Peraturan tentang keorganisasian
PAL” berdasarkan SK Menteri Keamanan Nasional No.
MP/A/00380/60. Dengan keputusan Presiden RI No. 370/1961
tanggal 1 Juli 1961, PAL dilebur ke dalam Departemen
Angkatan Laut dan selanjutnya dipergunakan untuk
kepentingan Angkatan Laut Republik Indonesia.
Pada tahun 1962 PT. PAL Indonesia (Persero)
dimasukkan sebagai bagian dalam industri berat TNI Angkatan
Laut yang kemudian pada tahun 1963 berubah menjadi
Komando Penataran Angkatan Laut (Konatal). Pada tahun 1978,
Konatal kemudian berubah menjadi Perusahaan Umum PAL,
perubahan status Konatal menjadi perusahaan negara ini
dikenal dengan Nama Perusahaan Umum Dok dan Galangan
Kapal (Perumpal) yang masih di bawah naungan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan jumlah tenaga
kerja mencapai 12.000 orang. Pada tahun 1980, lembaran
Negara RI nomer 8 tahun 1980 dan akte pendirian nomer 12
tahun 1980 yang dibuat oleh notaris Hadi Moentoro, SH., pada
tanggal 15 April 1980 melalui Peraturan Pemerintah No.4
Tahun 1980 Perumpal diubah statusnya menjadi Perseroan
dengan nama PT. PAL Indonesia (Persero).
Perubahan yang terakhir dengan akte pendirian Nomer I
tanggal 4 November 2002. Dengan bantuan Pemerintah berupa
fasilitas, peraturan dan kebijakan, PT. PAL Indonesia (Persero)
telah berhasil meningkatkan peran dan fungsinya antara lain:
a. Pusat industri pembuatan, pemeliharaan dan perbaikan
kapal untuk mendukung keamanan dan pertahanan
nasional.
32

b. Pusat industri untuk mendukung industri maritim nasional.


c. Pusat penelitian dan pengembangan industri maritim
nasional.

PT. PAL Indonesia terletak di ujung kota Surabaya yang


merupakan pusat industri maritim dan perkapalan terbesar di
Indonesia. Dalam menghadapi persaingan pasar internasional
yang semakin kompetitif, PT. PAL Indonesia membangun
sinergi dengan perusahaan global maupun lokal dari bidang
finansial, teknologi maupun logistik. PT. PAL Indonesia telah
memperoleh sertifikasi di sistem manajemen lingkungan dan
pembangunan kapal yang bertaraf internasional ISO 9001, ISO
14001, ISO 18001-OHSAS. OHSAS (Occupational Health and
Safety Assesment Series) adalah sebuah standar internasional
dalam penerapan manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja).

2. Profil PT. PAL Indonesia (Persero)


Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.
Hamparan wilayahnya mencapai Dua pertiga wilayah
Indonesia adalah lautan. Dengan demikian, Indonesia termasuk
salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia.
Kondisi dan luas wilayah yang dimiliki Indonesia ini
tentu menyimpan potensi ekonomi yang tinggi. Sekaligus
membutuhkan strategi pertahanan yang solid dan integral.
Sebagai negara maritim, posisi geografis Indonesia yang
berada di daerah tropis, berada di posisi silang antar dua benua
(Asia dan Australia), dan dua samudera (Hindia dan Pasifik),
tentu memiliki potensi dan peluang pengembangan industri
kelautan yang bila dieksplorasi dapat menjadi kekuatan
ekonomi nasional.
33

Setidaknya sektor kelautan ini dapat memberikan


dampak positif yang luas terhadap pengembangan industri
berikut ini :
a) Industri transportasi
b) Industri maritim dan perkapalan
c) Industri lepas pantai
d) Industri perikanan
e) Industri pariwisata
f) Industri pertambangan minyak lepas pantai, gas bumi serta
sumber daya mineral lainnya.

Komitmen pemerintah di dalam pengembangan sektor


kelautan yang diwujudkan dalam program Indonesia sebagai
poros maritim dunia dan program tol laut, berdampak
langsung pada optimalisasi industri kelautan nasional, yang
pada gilirannya akan memberikan harapan baru sebagai sektor
yang memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan nasional.
PT PAL INDONESIA (Persero) sebagai salah satu
industri strategis yang memproduksi alat utama sistem
pertahanan Indonesia khususnya untuk matra laut,
keberadaannya tentu memiliki peran penting dan strategis
dalam mendukung pengembangan industri kelautan nasional.
Peran PT PAL INDONESIA (Persero) semakin kuat
setelah dikeluarkannya UU No. 16 Tahun 2012 tentang industri
pertahanan di mana BUMN strategis diberi ruang yang lebih
luas. Berdasarkan UU tersebut PT PAL INDONESIA (Persero)
secara profesional mengemban amanah sekaligus kewajiban
untuk berperan aktif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan
34

alutista matra laut dan berperan sebagai pemandu utama (lead


integrator) matra laut
Sesuai tujuan awal pendiriannya sebagai pusat
keunggulan industria maritim nasional, PT PAL INDONESIA
(Persero) telah membuktikan reputasinya sebagai kekuatan
utama di dalam pengembangan industria maritim nasional. Di
dalam upaya memperkuat pondasi bagi pengembangan
industri maritim, PT PAL INDONESIA (Persero) senantiasa
bekerja keras untuk menyampaikan dan menyebarluaskan
pengetahuan, teknologi, serta keterampilan kepada masyarakat
luas terkait industri maritim nasional tersebut.
Usaha PT PAL INDONESIA (Persero) ini merupakan
langkah besar Indonesia untuk memasuki industri global
bidang pertahanan. Dengan posisinya sebagai pemandu utama
alutista matra laut, maka pada masa mendatang PT PAL
INDONESIA (Persero) akan terus meningkatkan
kemampuannya untuk dapat berperan dalam Driving Synergy
to Global Maritime Access. Peran penting dari PT PAL
INDONESIA (Persero) ini akan membawa industri maritim
Indonesia kepada pemenuhan pasar maritim secara global.
PT PAL INDONESIA (Persero) berlokasi di Ujung,
Surabaya. Dengan kegiatan bisnis utamanya meliputi :
a) Memproduksi kapal perang dan kapal niaga
b) Memberikan jasa perbaikan dan pemeliharaan kapal
c) Rekayasa umum dengan spesifikasi tertentu berdasarkan
kebutuhan customer

Saat ini kemampuan dan kualitas rancang bangun dari


PT PAL INDONESIA (Persero) telah diakui pasar internasional.
Kapal-kapal produksi PT PAL INDONESIA (Persero) telah
melayari perairan internasional di seluruh dunia. Sebagai
perusahaan galangan kapal dengan pengalaman lebih dari tiga
35

dasawarsa, PT PAL INDONESIA (persero) bersama karyawan


sejumlah 1.300 personil, telah menguasai pembangunan
beragam produk-produk berkualitas sebagai berikut :
a. Produk Kapal Niaga
Pengembangan produk kapal niaga yang diarahkan pada
pasar di dalam negeri maupun luar negeri. Saat ini, fokus
pengembangan adalah untuk mendukung model-model
industri pelayaran nasional dan pelayaran perintis bagi
penumpang dan barang (cargo), serta mengembangkan
kemampuan untuk pembangunan kapal LPG/ LNG Carrier.
Kapasitas produksi saat ini mencapai 1.600 ton/bulan atau
setara 3 unit kapal/tahun, 2 kapal Tanker 30.000 DWT dan
1 kapal Tanker 17.500 DWT.
Saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah menguasai
teknologi produksi yang canggih, hingga mampu dan
berpengalaman memproduksi kapal Bulk Carrier (Bulker)
sampai dengan bobot 50.000 DWT, kapal kontainer sampai
dengan 1.600 TEUS, kapal tanker sampai dengan 30,000 DWT,
kapal AHTS sampai dengan 5.400 BHP, Kapal Ikan Tuna Long
Line 60 GT, kapal penumpang sampai dengan 500 PAX.
Sementara itu produk yang telah dikembangkan antara lain
kapal kontainer sampai dengan 2.600 TEUS, serta kapal
Chemical Tanker sampai dengan 24,000 LTDW.
b. Produk Kapal Cepat dan Kapal Khusus
Saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) tengah
mengembangkan produk-produk yang akan dipasarkan di
dalam negeri maupun luar negeri, terutama untuk memenuhi
kebutuhan kapal perang dan kapal negara sesuai pesanan
antara lain dari Kementerian Pertahanan, Kepolisian Rl,
Kementerian Kelautan & Perikanan, Kementerian ESDM,
36

Kementerian Keuangan/Direktorat Jenderal Bea & Cukai serta


Otonomi Daerah maupun swasta, serta pesanan luar negeri.
Produk yang telah dikuasai antara lain :
1) Kapal Landing Platform Dock 125 meter
2) Kapal Cepat Rudal klas 60 meter
3) Kapal Patroli Cepat Lambung Baja klas 57 meter
4) Kapal Peneliti 1200 GT
5) Kapal Patroli Cepat/ Kapal Khusus Lambung Aluminium
klas sampai dengan 38 meter
6) Kapal Tugboat dan Anchor Handling Tug/Supply sampai
dengan klas 6.000 BHP
7) Kapal Ikan sampai dengan 60 GRT
8) Kapal Ferry dan Penumpang sampai dengan 500 pax

c. Produk Jasa Pemeliharaan Dan Perbaikan (Harkan)


Produk Jasa harkan kapal maupun non kapal meliputi
jasa pemeliharaan dan perbaikan kapal sampai tingkat depo
dengan kapasitas docking 894.000 DWT per tahun. Selain itu
jasa yang disediakan adalah annual/ special survey dan
overhaul bagi kapal niaga dan kapal perang, pemeliharaan dan
perbaikan elektronika dan senjata, serta overhaul kapal selam.
Peluang pasar jasa perbaikan dan pemeliharaan antara lain
berasal dari TNI - AL, swasta, pemerintah, serta kapal-kapal
lainnya yang singgah dan berlabuh di Surabaya, dengan jumlah
yang mencapai 6.800 kapal per tahun. yang terdiri dari Produk
Harkan KRI, Harkan NON KRI dan Non Kapal.
d. Rekayasa Umum
Pada saat ini PT PAL INDONESIA (Persero) telah
menguasai teknologi produksi komponen pendukung industri
pembangkit tenaga listrik dan konstruksi lepas pantai.
Kemampuan ini akan terus ditingkatkan sampai pada taraf
kemampuan modular dan EPCIC. Produk-produk yang pernah
37

dikerjakan, antara lain : Steam Turbine Assembly sampai


dengan 600 MW, Komponen Balance of Plant dan Boiler sampai
dengan 600 MW, Compressor Module 40 MW, Barge Mounted
Power Plant 30 MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers,
Generator Stator Frame s/d 600 MW, dan Wellhead Platform
sampai dengan 3000 ton.

3. Lokasi PT. PAL Indonesia (Persero)

Gambar 3.2 Peta Lokasi PT. PAL Indonesia


Sumber : https://maps.google.com

PT. PAL Indonesia (Persero) terletak di kota Surabaya


Utara tepatnya di Ujung Surabaya dan terletak di kawasan basis
TNI-AL untuk wilayah timur. Pemilihan tersebut berdasarkan
atas pertimbangan potensi kota Surabaya yang sejak dulu
dikenal sebagai kota industri maritim, pelabuhan dan
perdagangan sehingga terdapat beberapa galangan kapal yang
berpotensi, serta ditunjang oleh fasilitas lingkungan
industrialisasi yang cukup besar. Selain itu kota Surabaya
terdapat pangkalan utama TNI-AL untuk kawasan timur.
38

4. Kebijakan PT. PAL Indonesia (Persero)


Dalam rangka mewujudkan visi dan misi perusahaan
serta memuaskan pelanggan dan pihak-pihak berkepentingan
di dalam perusahaan, maka PT. PAL Indonesia (Persero) dalam
menghasilkan produk/jasa menetapkan kebijakan perusahaan:
a. Penurunan tingkat kerugian jiwa dan properti dengan
menurunkan dan mengendalikan risiko kecelakaan dan
penyakit akibat kerja dan juga mencegah pencemaran
lingkungan serta menjamin keselamatan dan kesehatan
kerja.
b. Pemenuhan kepuasan pelanggan dengan menjamin produk
yang berkualitas kelas dunia dan ketepatan waktu
penyelesaian.
c. Peningkatan efektifitas dan efisiensi secara
berkesinambungan di segala bidang.
d. Penerapan etika usaha dan etika kerja, baik internal maupun
ekternal.
e. Pemenuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan

5. Jam Kerja PT. PAL Indonesia (Persero)


Pengaturan hari kerja karyawan PT. PAL Indonesia
(Persero) adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat.
Sedangkan untuk pengaturan jam kerja dibagi 2 bagian, yaitu:
a. Sistem normal
Sistem normal dimulai dari pukul 07.30-16.30 dengan jam
istirahat pukul 11.30-12.30.
b. Sistem Shift
Sistem shift dibagi menjadi dua yaitu:
1) Shift pagi
Shift pagi dilakukan sama dengan sistem jam kerja
normal dan dilakukan 3 minggu dalam satu bulan.
2) Shift malam
39

Shift malam dimulai dari pukul 16.30-01.30 dengan 1 jam


istirahat dan dilakukan 1 minggu dalam satu bulan.

6. Fasilitas PT. PAL Indonesia (Persero)


Luas areal PT PAL INDONESIA (PERSERO) yang
keseluruhannya kurang lebih 120 ha. secara divisional
dikelompokkan sabagai fasiltas produksi Kapal Niaga, Kapal
Perang, Rekayasa Umum serta Pemeliharaan dan Perbaikan
Kapal maupun Non Kapal.
1. Divisi Kapal Perang
a. Bengkel konstruksi lambung meliputi bengkel fabrikasi
dan bengkel assembly
b. Bengkel pertukangan meliputi bengkel listrik, bengkel
plat tipis, bengkel pipa, bengkel galvanis, bengkel blok
blasting, bengkel mesin, bengkel out fitting
c. Bengkel dok meliputi dok gali 20.000 DWT, Ship lift 1.500
TLC
2. Divisi Kapal Niaga
a. Bengkel konstruksi lambung meliputi bengkel fabrikasi
dan bengkel assembly
b. Bengkel pertukangan meliputi bengkel listrik, bengkel
plat tipis, bengkel pipa, bengkel galvanis, bengkel blok
blasting, bengkel mesin, bengkel out fitting
c. Bengkel dok meliputi dok gali 50.000 DWT, dok gali
20.000 DWT, Ship lift 1.500 TLC, side end launching up to
40.000 DWT untuk peluncuran memanjang dan
melintang
40

3. Divisi Rekayasa Umum


Divisi rekayasa umum meliputi CNC Lathe, vertical lathe,
CNC vertical turning center, CNC centre lathe, CNC plano
miller, machining centre, CNC milling machine, water brake
4. Divisi Perbaikan dan Pemeliharaan (HARKAN)
a. Bengkel outfitting meliputi pekerjaan kayu, kelistrikan,
plat tipis, pipa, palletizing, galvanizing, blok blasting,
machinery, outfitting
b. Electronic and weapon workshops meliputi radio
detection and ranging, radio communication, sound
navigation and ranging, calibration weaponry or gunnery
c. Dock facilities meliputi 50.000 DWT dry dock, 20.000
DWT dry dock, TLC floating dock, TLC caisson dock,
1.500 TLC ship lift

7. Visi dan Misi PT. PAL Indonesia (Persero)


a) V I S I
Menjadi Perusahaan Galangan Kapal dan Rekayasa
Berkelas Dunia, Terpercaya, dan Bernilai Tambah bagi Para
Pemangku Kepentingan.
b) M I S I
1) Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan mutu
produk berstandar Internasional dan penyerahan
produk tepat waktu, serta meningkatkan pengelolaan
perusahaan yang akuntabel dan transparan.
2) Meningkatkan peran dalam mendukung program
pertahanan dan keamanan nasional melalui
penguasaan teknologi dan rancang bangun.
3) Memberikan kemampu-labaan dan kesejahteraan secara
berkesinambungan bagi para pemegang saham,
karyawan, pelanggan, mitra usaha, dan pengembangan
usaha kecil.
41

8. Tugas Pokok PT. PAL Indonesia (Persero)


Terdapat empat tugas pokok pada PT. PAL Indonesia (Persero)
antara lain:
a. Melaksanakan rancang bangun kapal maupun non kapal.
b. Memproduksi kapal-kapal (jenis niaga maupun perang).
c. Melaksanakan pemeliharaan dan perbaikan kapal maupun
non kapal.
d. Melaksanakan penelitian dan pengembangan produk-
produk yang merupakan peluang usaha.

9. Pedoman Sistem Manajemen PT. PAL Indonesia


a. Sistem manajemen mutu ISO 9001: 2000
b. Sistem manajemen lingkungan ISO 14001: 2004
c. Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001: 2007
d. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2015
e. Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3)
yang merupakan persyaratan wajib (Mandatory) dari
Kemenakertrans dimana terdapat 12 elemen dan 166 kriteria
PT. PAL Indonesia (Persero) yang telah memenuhi 90% dari
166 Kriteria dan telah mendapatkan sertifikat SMK3 dan
bendera emas.

10. Budaya Kerja PT. PAL Indonesia (Persero)


IRESPECT
a) Integritas (Integrity) Dengan berlandaskan semangat
profesional dan berkarya dengan menjunjung tinggi
kepercayaan.
b) Keandalan (Reliability) Mampu melakukan penyesuaian
secara cepat terhadap perubahan iklim bisnis dengan
42

aturan main serta penyelenggaraan bisnis secara sehat dan


beretika.
c) Antusias (Enthusiasme) Selalu berpikir dinamis dalam
mencari penyelesaian terbaik.
d) Motivasi diri (Self-motivated) Memiliki kemauan untuk
selalu berkompetisi dan mencari alternatif solusi.
e) Prestasi (Performance) Prinsip bekerja dengan selalu
mengedepankan pencapaian dan peningkatan kinerja
dalam upaya memupuk keuntungan.
f) Dorongan (Encouragement) Secara aktif menerapkan
kaidah-kaidah bisnis dengan berpedoman pada Good
Corporate Governance.
g) Komitmen (Commitment) Memenuhi aturan main dalam
penyelenggaraan bisnis secara etika profesional.
h) Kerjasama Tim (Team work) Prinsip bekerja dengan sikap
saling memahami, menghormati, dan berkomunikasi
dengan baik serta bekerja pada tujuan yang sama.

11. Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia


Menurut Surat Keputusan Nomor:
SKEP/31/10000/XII/2017 yang disahkan padaa tanggal 20
Desember 2017 struktur organisasi di PT. PAL Indonesia
(Persero) terdiri dari 5 Direktorat, Beberapa divisi dan
Organisasi setingkat Divisi. Susunan elemen organisasi
sebagai berikut:
43

Gambar 3.3 Struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)


Sumber : Data Base PT. PAL Indonesia (Persero)
44

Keterangan:
a. Direktorat Umum atau General Affairs
Bertugas untuk menjabarkan kebijakan direktur utama di
bidang perencanaan dan pembinaan SDM, pembinaan
kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan hidup
maupun pembinaan organisasi dan metode serta
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan umum yang meliputi
pengamanan perusahaan, kontrak, asuransi, dan hukum.
b. Direktorat Keuangan atau Finance
Bertugas pokok menyusun perencanaan, pengelolaan,
pengendalian, administrasi, dan akuntansi keuangan
perusahaan.
c. Direktorat Rekayasa Umum dan Harkan atau General
Engineering and Maintenance
Bertugas pokok untuk melaksanakan progrsm
pengembangan proyek-proyek non kapal sesuai dengan
kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh direksi secara
berdaya guna dan berhasil guna mendapatkan nilai
tambah dan keuntungan yang optimal serta
mempersiapkan dan mengendalikan kebijakn bidang jasa
perbaikan dan pemeliharaan kapal serta perbaikan dan
pemeliharaan kapal.
d. Direktorat Pembangunan Kapal atau Ship building
Bertugas pokok untuk menjabarkan kebijakaan direksi
dalam menyelenggarakan pelaksanaan program pada
beberapa divisi antara lain desain kapal, pembangunan
kapal niaga, kapal perang dan kapal selam yang lainnya
yang telah ditetapkan direksi.
e. Direktorat SDM dan Umum
Bertugas pokok untuk menjabarakan kebijakaan direksi
dalam merencanakan dan mengevaluasi organisasi sesuai
dengan perkembangan bisnis perusahaan, melaksanakan
45

proses administrasi mutasi promosi dan rotasi dalam


rangka peningkatan kompetensi diri sendiri dan
penyegaran penugasan, dan merencanakan, mengelola,
dan mengembangkan sistem pelatihan baik dari dalam
maupun dari luar perusahaan.

Adapun penjelasan dari tugas masing-masing Divisi


beserta bagan struktur Organisasi PT. PAL Indonesia (Persero)
sebagai berikut:
a. Divisi Kapal Niaga
1) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal
niaga sesuai kebijakan Direktur Pembangunan Kapal.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembanguan Kapal menjadi
pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
b. Divisi Kapal Perang
1) Melaksanakan perencanaan pembangunan kapal-kapal
perang maupun selain kapal perang sesuai kebijakan
Direktur Pembangunan Kapal.
2) Melaksanakan pemasaran dan penjualan untuk produk
dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
46

3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah


dibuat oleh Direktorat Pembanguan Kapal menjadi
pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin
c. Divisi Pemasaran dan Penjualan
1) Melaksanakan perencanaan pemasaran jangka panjang
dan jangka pendek produk kapal dan non kapal.
2) Melaksanakan riset kapal, segmentasi pasar dan studi
kelayakan terhadap produk kapal dan non kapal.
3) Melaksanakan pemasaran dan penjualan produk kapal
dan non kapal
4) Melaksanankan pengembangan produk dan
pengembangan pasar untuk mendukung produk baru
5) Melaksanakan monitoring terhadap pelaksanaan
proyek dalam aspek biaya dan kepuasan pelanggan.
d. Divisi Rekayasa Umum
1) Melaksanankan perencanaan pembangunan produk-
produk rekayasa umum sesuai kebijakan Direktur
Rekayasa Umum.
2) Melaksanankan pemasaran dan penjualan untuk
produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembanguan Kapal menjadi
pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE.
47

5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan


pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
e. Divisi Pemeliharaan dan Perbaikan
1) Melaksanakan perencanaan pemeliharaan dan
perbaikan kapal maupun non kapal sesuai kebijakan
Direktur Pemeliharaan dan Perbaikan.
2) Melaksanankan pemasaran dan penjualan untuk
produk dan jasa bagi fasilitas idle capacity.
3) Merinci IPP (Instruksi Pelaksanaan Proyek) yang telah
dibuat oleh Direktorat Pembanguan Kapal menjadi
pelaksanaan proyek dan biaya proyek yang terperinci.
4) Melaksanakan pembangunan proyek-proyek kapal
secara efektif dan efisien sesuai aspek QCDHSE.
5) Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan
pembangunan proyek-proyek agar mendapatkan hasil
pekerjaan yang memenuhi standar kualitas dengan
menggunakan biaya, tenaga, material, peralatan
keselamatan kerja dan waktu seefektif mungkin.
f. Divisi Jaminan Kualitas
1) Melaksanakan perencanaan pemeriksaan dan pengujian
proyek-proyek yang sedang diproduksi.
2) Melaksanakan pemeriksaan dan pengujian guna
pengendalian dan jaminan mutu seluruh hasil produksi
perusahaan.
3) Mengkoordinir kegiatan purna jual hasil produksi
perusahaan selama masa garansi.
4) Menganalisa dan mengevaluasi hasil pencapaian mutu
produksi perusahaan.
48

5) Melaksanakan pengujian baik merusak maupun tidak


merusak untuk material dan hasil proses produksi.
g. Divisi Pengadaan dan Pergudangan / Supply Chain
1) Merencanakan kebutuhan material baik untuk
mendukung proyek maupun operasional.
2) Mengkoordinir pelaksanaan pengadaan material sesuai
kebutuhan material.
3) Mengkoordinir pengelolaan material pada lokasi
penyimpanan.
4) Membuat perencanaan kebutuhan dana untuk
menunjang kebutuhan material.
5) Mengelola sistem informasi material untuk menunjang
unit kerja lain.
h. Divisi Perbendaharaan
1) Melaksanakan kebijakan pendanan perusahaan sesuai
dengan dengan prinsip pengelolaan pendanaan dan
perbankan yang berlaku.
2) Melaksanakan strategi optimalisasi return kinerja
keuangan dan likuiditas perusahaan.
3) Melaksanakan analisa pasar keuangan sebagai dasar
pengambilan keputusan dalam dalam rangka
mengurangi risiko pasar keuangan.
4) Melaksanakan studi kelayakan kinerja keuangan
proyek atau bidang usaha mandiri.
5) Melaksanakan pengelolaan invoicing dan
penagihannya untuk menunjang optimaslisasi Cash
Flow perusahaan.
i. Divisi Akuntansi
1) Melaksanakan dan mempersiapkan kebijakan akuntansi
perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi dengan
prinsip akuntansi yang berlaku.
49

2) Melaksanakan perencanaan dan pengendalian serta


pengawasan atas biaya-biaya perusahaan dan investasi
perusahaan.
3) Menyusun rencana kerja jangka pendek, menengah,
dan panjang dalam bidang akuntansi dan keuangan
untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
perusahaaan.
4) Melaksanakan evaluasi dan analisa terhadap
pengelolaan asset liabilities serta kinerja dari anak
perusahaan dan kerja sama usaha lainnya.
5) Melaksanakan implementasi dan pengembangan
software aplikasi bisnis perusahaan.
j. Divisi Teknologi Informasi
1) Melaksanakan perencanaan desain dan engineering
untuk proyek - proyek yang sedang diproduksi.
2) Melaksanakan penelitian dan pengembangan di bidang
rancang bangun dan proses produksi.
3) Merencanakan dan mengembangkan sistem informasi
untuk penunjang kegiatan yang berhubungan dengan
rancang bangun dan penelitian.
4) Melaksanakan strategi di bidang teknologi, penelitian,
dan pengembangan maupun bidang lainnya sesuai
dengan pengarahan dan ketentuan Direksi.
5) Melaksanakan kegiatan Integrated Logistic Support
untuk kapal-kapal yang diproduksi.
k. Divisi Kawasan Perusahaan
1) Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan dan pemeliharaan bangunan
infrastrukturnya beserta anggarannya.
50

2) Merencanakan dan mengendalikan terhadap


pengelolaan dan pemeliharaan utilitas dan lingkungan
hidup.
3) Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan keselamatan kerja.
4) Merencanakan dan mengendalikan terhadap
pengelolaan keamanan dan ketertiban.
5) Membina pengelolaan aset perusahaan.

12. Produk Non Kapal PT. PAL Indonesia (Persero)


1) Balance Of Plant
Reverse engineering, Engineer PT PAL telah
membuktikan dengan penyelesaian beberapa proyek
Power Plant antara lain pada Heat Exchanger, Boiler, Oil
Cooler, Piping system serta berbagai komponen pressure
part lainnya. Adapun pengalaman dan kemampuan
Maintenance rekondisi BOP serta equipment
pendukungnya, di antaranya pada proyek PLTU Tanjung
Priok, PLTU Suralaya, PLTU Paiton, dan Kegiatan Re-
tubing & New Fabrication, antara lain ; HP/LP Heater,
Fabrication Condenser, Cooler system, Boiler, Piping
system, Accessories.
a. Main Condenser up to 600MW, with 8000 mm Length,
5000 mm Width, 6000 Height, and tonnage 300 Tons.
b. High Pressure FW Heater up to Design Pressure 406
Kg/cm2, Dimension 10620 mm Length, 2500 mm
Width, 2200 Height, and tonnage 50 Tons.
c. Stator Frame up to 700MW, with 10300 Length, 4000mm
Width, 4300 mm Height, and tonnage 176 Tons.
d. Deaerator, Dimension 9790 mm Length, 26800 mm
Width, 3150 mm Height, and tonnage 25 Tons.
51

e. Storage Tank, Dimension 17840 mm Length, 4550 mm


Width, 5250 mm Height, and tonnage 80Tons
f. Steel Structure up to 2.400 ton/year
g. Machining Production up to 30.000 Machine Hours
2) Power Plant
PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai
kemampuan untuk memproduksi produk rekayasa umum
seperti misalnya : Merakit turbin uap sampai dengan 600
Megawatt, Kompresor modul 40 Megawatt, Barge
Mounted Power Plant 30 Megawatt, Bejana tekan,
pendingin dan generator, stator frame sampai dengan 600
Megawatt. Produk rekayasa lainnya yang sedang dalam
proses pembangunan adalah pembangkit listrik tenaga
uap, struktur jaket sampai dengan 1000 ton dan Wellhead
platform sampai dengan 3000 ton.
3) Off Shore
PT. PAL Indonesia (Persero) mempunyai keahlian
untuk memproduksi component pendukung industri
pembangkit tenaga listrik seperti misalnya Boiler dan
Balance of plant. Kapasitas PT. PAL Indonesia (Persero)
akan selalu di kembangkan untuk memenuhi level
modular dan EPC untuk level kecil dan menengah dengan
kapasitas sampai dengan 50 Megawat.

13. Gambaran Umum Divisi Rekayasa Umum


1. Struktur Organisasi Divisi Rekayasa Umum
Divisi Rekayasa Umum di pimpin oleh seorang GM
(general manager) atau kepala divisi yang bertugas
mengawasi, mengendalikan dan bertanggung jawab atas
semua pekerjaan yang dilakukan di divisi ini. GM di bantu
oleh beberapa manajer yang memimpin beberapa departemen
52

yang merupakan bagian dari divisi ini. Susunan eliminasi


sebagai berikut:

a. Divisi Rekayasa Umum


Dalam menjalankan kegiatannya PT. PAL Indonesia bagian
rekayasa umum membawahi empat bagian departemen.
Setiap departemen memiliki tugas dan tanggung jawab
masing-masing. Tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing bagian adalah sebagai berikut:
1) Tugas Pokok
a) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
perusahaan beserta program kerja di bidang
pembangunan proyek-proyek non kapal dalam rangka
menunjang kegiatan produksi dan operasional
perusahaan.
b) Merencanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan sumber daya untuk pelaksanaan
pekerjaan pembangunan proyek-proyek non kapal.

2) Fungsi
Merancang strategi di bidang rekayasa umum (produk-
produk non kapal) secara berdaya guna dan berhasil
53

guna, sehingga mendapatkan nilai tambah dan


keuntungan yang optimal, yang meliputi:
a) Pemasaran, penjualan, pembangunan produk-produk
non kapal.
b) Pengembangan desain rekayasa umum.
c) Pengendalian pekerjaan proyek non kapal atau
rekayasa umum.
d) Membina dan mengendalikan pelaksanaan K3LH
(Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup)
dan manajemen resiko di Divisi Rekayasa Umum.
e) Merencanakan, mengendalikan, mengevaluasi biaya-
biaya yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Melaksanakan peningkatan kinerja unit kerjanya
dengan upaya improvement secara terintegrasi dan
berkesinambungan.
g) Membina dan mengembangkan hubungan internal dan
eksternal perusahaan.
h) Memimpin dan membina bagian yang menjadi
tanggung jawabnya.

b. Sekretaris Divisi Rekayasa Umum


1) Tugas Pokok
Meyelenggarakan kegiatan kesekretariatan yang meliputi
administrasi umum, administrasi personil dan
kerumahtanggaan dilingkungan Divisi Rekayasa Umum.
2) Fungsi
a) Mengelola dan mengembangkan kegiatan administrasi
umum, administrasi personil, kerumahtanggaan, dan
administrasi keuangan.
b) Mengelola pemeliharaan asset, fasilitas dan sarana
perkantoran di lingkungan Divisi Rekayasa Umum.
54

c) Mengelola penyediaan sarana dan prasarana rapat di


Divisi Rekayasa Umum.

c. Departemen Perencanaan dan pengendalian


1) Tugas Pokok
a) Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan sumber daya dalam bidang
perencanaan dan pengendalian proses produksi di
bidang rekayasa umum.
b) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
Divisi Rekayasa Umum beserta program kerjanya
dalam bidang perencanaan dan pengendalian proses
produksi di bidang rekayasa umum.
2) Fungsi
Merencanakan, mengkoordinir dan mengendalikan
pelaksanaan kegiatan operasional yang meliputi:
a) Perencanaan produksi meliputi penjadwalan,
menyusun work breakdown structure (WBS),
perencanaan jam orang, perencanaan beban kerja dan
perencanaan jam orang, perencanaan beban kerja dan
perencanaan material.
b) Penerbitan perintah pekerjaan kepada unit-unit kerja
pelaksana produksi berupa PP/KT. (Perencanaan
Pekerjaan/Kartu Tugas).
c) Permintaan pengadaan material, pemastian
ketersediaan material berdasarkan jadwal produksi,
penerbitan dokumen-dokumen pendukung serta
berkoordinasi dengan unit kerja terkait dalam
pelaksanaannya.
d) Pelaksanaan kegiatan pencatatan, pelaporan serta
evaluasi terhadap realisasi pemakaian jam orang dan
jam lembur.
55

e) Pengendalian terhadap pencapaian kemajuan produksi,


pencatatan dan penyusunan laporan realisasi kemajuan
pembangunan proyek secara periodik serta
berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
f) Analisa dan evaluasi terhadap realisasi produksi setiap
proyek dibandingkan dengan perencanaannya secara
periodik.
g) Kerja sama dengan fungsi bisnis dan pemasaran dalam
menganalisa pesanan/ tinjauan kontrak.
h) Pelaporan kegiatan dan pencapaian sasaran secara
periodik.
i) Evaluasi dan perencanaan kebutuhan tenaga
(manpower planning) secara periodik beserta
pengembangan kopetensinya.
j) Pengelolaan dan pengendalian K3LH.
k) Pengelola dokumen mutu (prosedur produksi) yang
digunakan sebagai pedoman dalam menjalankan proses
produksi.
3) Mengkoordinasikan pengelolaan dan pengendalian
dokumen sistem manajemen (mutu, lingkungan dan K3)
di lingkungan Divisi Rekayasa Umum.

d. Departemen Engineering
1) Tugas Pokok
a) Merencanakan, mengkoordinasikan dan
mengendalikan sumber daya dalam bidang rekayasa
dan rancang bangun produk-produk rekayasa umum.
b) Menjabarkan, menyusun strategi pelaksanaan kebijakan
Divisi Rekayasa Umum beserta program kerjanya
dalam bidang rekayasa dan rancang bangun produk-
produk rekayasa umum sesuai ketentuan yang berlaku.
56

2) Fungsi
a) Merancang strategi pelaksanaan dan pengendalian
pekerjaan rekayasa dan rancang bangun produk-
produk rekayasa umum, yang meliputi penyusunan
jadwal kegiatan desain, serta pembuatan gambar
general arrangement, detail, dan shop drawing.
b) Melaksanakan pekerjaan desain/rekayasa secara
berdaya guna dan berhasil guna sehingga mendapatkan
nilai tambah yang optimal dengan memperhatikan
aspek QCDHSE (Quality, Cost, Delivery time, Healty,
Safety, Environment).
c) Memberikan dukungan terhadap keperluan tender/
penawaran, terutama yang berkaitan dengan
pemeriksaan kelengkapan dokumen teknis.
d) Mengelola dan merawat inventarisasi Aset yang
menjadi tanggungjawabnya.

e. Departemen Permesinan & Perakitan


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Divisi
Rekayasa Umum di bidang permesinan dan perakitan
dalam lingkup rekayasa umum secara berdaya guna dan
berhasil guna, sehingga mendapatkan nilai tambah yang
optimal dengan memperhatikan aspek QCDHSE.
2) Fungsi
Merancang strategi pelaksanaan dan pengendalian
pekerjaan permesinan dan perakitan, yang meliputi :
a) Penyiapan sumber daya (manusia, material, peralatan,
dan dokumen kerja) untuk pelaksanaan pekerjaan.
b) Pengendalian kualitas proses/ hasil produksi, jadwal/
waktu penyerahan, penggunaan jam orang,
57

penggunaan peralatan/ fasilitas kerja, biaya pokok


produksi dan biaya overhead.
c) Pengalihan pekerjaan kepada pihak ketiga atas
pertimbangan jadwal dan kapasitas berdasarkan data
pendukung yang ada.
d) Pengendalian pekerjaan sub kontraktor dari sisi kualitas
dan jadwal serta pembinaan sub kontraktor yang
menjadi mitra kerja Divisi Rekayasa Umum.
3) Melaksanakan pekerjaan permesinan dan perakitan
secara berdaya guna dan berhasil guna, sehingga
mendapatkan nilai tambah yang optimal dengan
memperhatikan aspek QCDHSE.

f. Departemen Fabrikasi & Konstruksi


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja Divisi
Rekayasa Umum dalam bidang fabrikasi dan konstruksi
dalam lingkup rekayasa umum secara berdaya guna dan
berhasil guna sehingga mendapatkan nilai tambah yang
optimal dengan memperhatikan aspek QCDHSE.
2) Fungsi
Merancang strategi pelaksanaan dan pengendalian
pekerjaan fabrikasi dan konstruksi, yang meliputi :
a) Penyiapan sumber daya (manusia, material, peralatan,
dan dokumen kerja) beserta dukungan rekayasa
(engineering) untuk pelaksanaan pekerjaan.
b) Pengendalian kualitas proses/ hasil produksi, jadwal/
waktu penyerahan, penggunaan jam orang,
penggunaan peralatan/ fasilitas kerja, biaya pokok
produksi dan biaya overhead.
58

c) Pengalihan pekerjaan kepada pihak ketiga atas


pertimbangan jadwal dan kapasitas berdasarkan data
pendukung yang ada.
d) Pengendalian pekerjaan subkontraktor dari sisi kualitas
dan jadwal serta pembinaan subkrontraktor yang
menjadi mitra kerja Divisi Rekayasa Umum.

2. Struktur Organisasi Departemen Perencanaan & Pengendalian


(PPC)

a. Biro SDM & K3LH


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang perencanaan
jadwal kerja yang merupakan penjabaran dari master
schedule berikut pengendaliannya, serta melaksanakan
perencanaan kebutuhan SDM dan K3LH Divisi Rekayasa
Umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai
dengan program kerja Departemen.
2) Fungsi
a) Menyusun rencana kebutuhan SDM (manpower
planning) berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
b) Membuat sistem pengelolaan data personil & laporan
masalah SDM.
59

c) Membuat perencanaan karir dan kebutuhan


pengembangan dalam rangka pemenuhan kompetensi
SDM.
d) merencanakan pelatihan training disesuaikan dengan
kebutuhan proyek.
e) Melaksanakan kualifikasi tenaga subkontraktor sesuai
dengan standar kompetensi yang disyaratkan &
penilaian konduite Subkon bekerjasama dengan unit
kerja terkait.
f) Menerapkan standar K3LH yang berlaku di perusahaan
dan memastikan bahwa penerapan standar K3LH pada
pelaksana produksi berjalan efektif.
g) Melaksanakan penyuluhan/ sosialisasi standar K3LH
kepada pelaksana produksi di masing-masing
departemen Divisi Harkan.
h) Merencanakan, mengendalikan dan mendistribusikan
APD (Alat Pelindung Diri) untuk pelaksana produksi.
i) Melakukan pemantauan terhadap penyakit akibat
lingkungan kerja.
j) Memetakan dan melaporkan sumber daya dan semua
kegiatan yang memiliki dampak negatif/ rawan
terhadap kondisi keselamatan dan kesehatan kerja di
lokasi produksi kepada Divisi K3LH & Fasum (Fasilitas
umum).
k) Melaporkan adanya kecelakaan kerja kepada fungsi
K3LH perusahaan dan bersama-sama melakukan
penyelidikan (investigasi).
l) Melaksanakan tinjauan kontrak di bidang K3LH untuk
produk PAL.
m) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggungjawabnya.
60

n) Mengkoordinir kegiatan yang terkait dengan dokumen


standar.

b. Biro Analisa & Evaluasi


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Perencanaan & Pengendalian di bidang
analisa dan evaluasi terhadap aspek-aspek produksi
sesuai dengan program kerja Departemen.
2) Fungsi
a) Menyusun laporan kemajuan pekerjaan proyek secara
periodik beserta analisa & evaluasi terhadap target dan
berkoordinasi dengan unit kerja terkait.
b) Melaksanakan pencatatan realisasi Jam Orang & Jam
Mesin, menyusun analisa dan evaluasi terhadap
pencapaian kemajuan pekerjaan/ progress serta
berkoordinasi dengan Divisi Akuntansi dalam
pelaporannya.
c) Melaksanakan pencatatan realisasi Jam Lembur,
membuat analisa & evaluasi realisasi lembur serta
berkoordinasi dengan Divisi SDM dalm pelaporannya.
d) Melaksanakan analisa dan evaluasi proses pekerjaan
proyek sebagai bahan perbaikan teknik proses produksi
berikutnya dan berkoordinasi denga Biro Perencanaan
Produksi.
e) Melaksanakan analisa beban kerja, kapasitas dan
fasilitas untuk mendukung proses produksi.
f) Mengusulkan pengalihan pekerjaan kepada pihak
ketiga atas pertimbangan jadwal dan kapasitas dengan
tetap berdoman pada budget yang teralokasikan dan
berkoordinasi dengan Biro Perencanaan Produksi.
61

g) Melaksanakan fungsi sebagai inisiator & pengelola


dokumen standard.

c. Biro Perencanaan Produksi


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang Perencanaan
Produksi, sesuai dengan kebijakan dan ketentuan yang
berlaku sesuai dengan program kerja Departemen
Perencanaan & Pengendalian Produksi.
2) Fungsi
a) Menyusun Master Schedule setiap proyek berikut
updating-nya.
b) Menyusun distribusi jam orang per proyek meliputi
anggaran jam orang per grup pekerjaan, per
departemen, dan per bengkel berdasarkan IPP.
c) Membuat detail budget jam orang per departemen dan
bengkel pelaksana berdasarkan IPP yang telah diterima.
d) Menyusun rencana beban kerja divisi berikut updating-
nya berdasarakan jadwal produksi.
e) Membuat jadwal dan evaluasi pembebanan mesin-
mesin secara rutin perbulan.
f) Membuat & menerbitkan dukungan administrasi
pekerjaan, meliputi: PP/KT (Kartu Tugas), Daftar
Kebutuhan Material dan Jadwaal kepada unit kerja
pelaksana.
g) Menyiapkan form permintaan (J01) dan pengambilan
(J04) untuk material proyek dan fasilitas seperti
material spare part fasilitas, jasa serta memberikan
nomor sandi pembebanannya.
62

h) Menyiapkan form permintaan (M01) dan pengambilan


(M04) untuk material, consumable material serta
memberikan nomor sandi pembebanannya.
i) Melaksanakan negosiasi dengan subkontraktor
bersama-sama dengan unit yang membidangi
pengadaan jasa dan kepala proyek.
j) Memonitori raw material dan status material-material
proyek.
k) Menyusun estimasi jam orang (JO) / jam mesin (JM)
dan jadwal produksi untuk mendukung proses
penawaran proyek-proyek baru serta berkoorinasi
dengan fungsi bisnis dan pemasaran.
l) Menerima gambar kerja dari fungsi desain / rekayasa,
mendistribusikannya, ke departemen & bengkel
pelaksana terkait, dan melakukan evaluasi terhadap
aspek kesiapan gambar kerja berdasarkan jadwal
produksi serta mengelola dokumen teknik lainnya.
m) Mengelola dan merawat serta menginventarisir aset
yang menjadi tanggungjawabnya.

d. Biro Dukungan Administrasi


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan dibidang pengelolaan dan
pengendalian administrasi keuangan, termasuk
perencanaan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) dan penyiapan dokumen pelaksanaan
penagihan sesuai dengan program kerja departemen
perencanaan dan pengendalian.
2) Fungsi
a) Menyusun RKAP, memonitor dan membuat laporan
realisasinya.
63

b) Melaksanakan fungsi administrasi keuangan.


c) Mengelola dan mengendalikan petty cash.
d) Membuat laporan keuangan dan kinerja Divisi
Rekayasa Umum secara periodik (bulanan/ tahunan),
yang meliputi :
(1) Perhitungan laba / rugi kotor per proyek yang
meliputi : penjualan, harga pokok & laba / rugi
kotor.
(2) Perhitungan saldo biaya Work In Progress (WIP) per
proyek.
(3) Laporan diperbandingkan antara realisasi dengan
RKAP yang meliputi : perhitungan laba / rugi kotor,
biaya factory overhead (biaya konvensi), penjelasan
laporan keuangan, pencapaian penjualan.
(4) Laporan keuangan lainnya.
e) Menyiapkan dokumen tagihan secara lengkap untuk
disampaikan kepada fungsi korporat.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggungjawabnya.

d. Biro Sarana & Fasilitas


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang sarana dan fasilitas
sesuai dengan ketentuan yang berlaku sesuai dengan
program kerja Departemen.
2) Fungsi
a) Menyusun RKAP Investasi Divisi Rekayasa Umum
beserta
b) Menyusun kebutuhan biaya untuk pemeliharaan dan
perbaikan fasilitas.
64

c) Mengontrol kesiapan fasilitas produksi secara berkala.


d) Melaksanakan PMS terhadap mesin-mesin produksi
dan alat angkat dan angkut Divisi Rekayasa Umum.
e) Melaksanakan pencatatan dan evaluasi biaya-biaya
Overhead di lingkup seluruh Divisi Rekayasa Umum
dan berkoordinasi dengan Biro Dukungan
Administrasi.
f) monitoring progressnya.
g) Merencanakan dan melaksanakan pekerjaan perbaikan
fasilitas seluruh Divisi Rekayasa Umum.
h) Menyiapkan form permintaan (M01) dan pengambilan
(M04) untuk fasilitas seperti material spare part fasilitas,
consumable tools.
i) Melaksanakan kalibrasi terhadap peralatan produksi,
alat-alat ukur dan mesin las.
j) Mengelola, merawat dan melakukan inventarisasi aset
seluruh Divisi Rekum.
k) Menyelenggarakan sarana transportasi.
l) Menyelenggarakan bantuan pekerjaan perbaikan
fasilitas departemen di luar Departemen Perencanaan &
Pengendalian.

3. Struktur Organisasi Departemen Rekayasa


65

a. Biro Rekayasa Desain


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang pembuatan
gambar kerja dari gambar utama serta menyusun daftar
material berikut spesifikasinya sesuai dengan ketentuan
yang berlaku sesuai dengan program kerja Departemen
Rekayasa.
2) Fungsi
a) Membuat gambar kerja dari gambar utama (master
drawing).
b) Mendistribusikan dokumen desain dari hasil desainer
ke unit kerja terkait.
c) Membuat daftar kebutuhan material dengan
spesifikasinya.
d) Membuat spesifikasi dan kebutuhan cat dan skedul
pengecatan.
e) Membuat cutting plan sheet.
f) Membuat estimasi kebutuhan jam orang dan daftar
estimasi kebutuhan material.
g) Membuat data sheet.

b. Biro Rekayasa Pengelasan


1) Tugas Pokok
Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan
sumber daya dan pekerjaan di bidang pengendalian
kualitas pengelasan di lingkup kegiatan fabrikasi dan
konstruksi sesuai dengan program kerja Departemen
Rekayasa.
66

2) Fungsi
a) Merencanakan dan mengendalikan penggunaan
welding consumable.
b) Menyusun dan mengelola Welding Procedure, PQR,
Welding Joint Number dan Heat Treatment Procedure.
c) Mengelola performance welder dan mesin las.
d) Review terhadap perencanaan welding design.
e) Mengendalikan kualitas hasil las dan pengisian Log
Book Welder.
f) Mengevaluasi perkembangan baru dalam teknologi
pengelasan untuk diaplikasikan pada proses produksi.
g) Menyiapkan dan melaksanakan sertifikasi welder dan
rekualifikasi welder dengan pihak terkait.

4. Struktur Organisasi Departemen Permesinan dan Perakitan

a. Biro Persiapan Produksi


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Permesinan dan Perakitan dalam bidang
perencanaan, persiapan dan pengendalian kegiatan
produksi di lingkup Departemen Permesinan &
Perakitan.
67

2) Fungsi
a) Menyiapkan dan mengendalikan pemakaian
consumable material.
a) Merencanakan, memeriksa, mendistribusikan dan
mengendalikan raw material ke bengkel terkait.
b) Mengendalikan dan melaksanakan evaluasi jam mesin,
jam orang dan jam lembur pekerja.
c) Mengontrol kesiapan fasilitas produksi secara berkala
di lingkup Departemen Permesinan dan Perakitan.
d) Melaksanakan pengendalian dokumen kerja/ standar-
standar yang terkait dengan kegiatan Permesinan dan
Perakitan.
e) Melaksanakan pencatatan dan evaluasi biaya-biaya
operasional dan produksi di lingkup Departemen
Permesinan dan Perakitan.
f) Mengelola administrasi Departemen Permesinan dan
Perakitan.
g) Mengelola dan merawat inventarisasi asset yang
menjadi tanggungjawab Biro Persiapan Produksi.

b. Bengkel CNC
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Permesinan dan Perakitan dalam
pelaksanaan pekerjaan CNC.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan CNC dan semua pekerjaan
yang dibebankan oleh Kepala Departemen Permesinan
dan Perakitan sesuai schedule dan kualitas yang telah
ditentukan.
68

b) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,


jadwal dan budget jam orang yang direncanakan.
c) Mengontrol kesiapan fasilitas kerja secara berkala.
d) Melaksanakan pengisian dan penutupan PP/KT dan
mengembalikan ke kelompok perencanaan produksi
bila pekerjaan sudah berakhir.
e) Mengendalikan pemakaian jam orang, jam lembur, jam
mesin.

c. Bengkel Perakitan
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Permesinan dan Perakitan dalam
pelaksanaan pekerjaan perakitan komponen-komponen
menjadi produk jadi dan melaksanakan uji coba fungsi
produk tersebut.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan perakitan dan semua
pekerjaan yang dibebankan oleh Kepala Departemen
Permesinan dan Perakitan sesuai schedule dan kualitas
yang telah ditentukan.
b) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
c) Mengendalikan pemakaian jam orang, jam lembur, jam
mesin (dalam bengkel).
d) Mengontrol kesiapan fasilitas kerja secara berkala.
e) Melaksanakan PP/KT dan mengembalikan ke
kelompok perencanaan produksi bila pekerjaan sudah
berakhir.
f) Merencanakan dan mengendalikan kebutuhan alat-alat
keselamatan kerja.
69

g) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi


tanggung jawabnya.

5. Struktur Organisasi Departemen Fabrikasi dan Konstruksi

a. Biro Persiapan Produksi


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam bidang
perencanaan, persiapan dan pengendalian kegiatan
produksi di lingkup Departemen Fabrikasi dan
Konstruksi
2) Fungsi
a) Menyiapkan dan mengendalikan pemakaian
consumable material.
b) Merencanakan, memeriksa, mendistribusikan dan
mengendalikan raw material ke bengkel terkait.
c) Mengendalikan dan melaksanakan evaluasi jam orang
dan jam lembur pekerja.
d) Melaksanakan pengendalian dokumen kerja/ standar-
stnandar yang terkait kegiatan fabrikasi dan konstruksi.
70

e) Melaksanakan pencatatan dan evaluasi biaya-biaya


operasional dan produksi di lingkup Departemen
Fabrikasi dan Konstruksi.
f) Mengontrol kesiapan fasilitas produksi secara berkala
di lingkup Departemen Fabrikasi dan Konstruksi.
g) Mengelola administrasi Departemen Fabrikasi dan
Konstruksi.
h) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawab Biro Persiapan Produksi.

b. Bengkel Fabrikasi Plat


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan fabrikasi plat.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan fabrikasi plat, meliputi :
marking, cutting, bending dan transfer heat number
material berdasarkan dokumen kejra yang diterima
seperti gambar kerja, detail jadwal, PP/KT dan lain-
lain.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
c) Melaksanakan pemeliharaan optic cutting, punch,
bending machine dan peralatan lainnya.
d) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.
71

c. Bengkel Konstruksi Plat I


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat dengan kapasitas
maksimum 32 ton.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi plat, meliputi :
fitting, assembly, expanding, welding, leak/hydro test
dan lain-lain berdasarkan dokumen kerja yang diterima
seperti gambar kerja, detail jadwal, PP/KT dan lain-
lain.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
c) Melaksanakan pemeliharaan turning roller, welding
manipulator, welding machine, electrode oven dan
peralatan lainnya.
d) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.

d. Bengkel Konstruksi Plat II


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat dengan kapasitas
maksimum 32 ton.
72

2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi plat, meliputi :
fitting, assembly, expanding, welding, leak/hydro test
dan lain-lain berdasarkan dokumen kerja yang diterima
seperti gambar kerja, detail jadwal, PP/KT dan lain-
lain.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
c) Melaksanakan pemeliharaan turning roller, welding
manipulator, welding machine, electrode oven dan
peralatan lainnya.
d) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.

e. Bengkel Pipa
1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi pipa.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan konstruksi pipa berdasarkan
dokumen kerja yang diterima seperti gambar kerja,
detail jadwal.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja.
73

c) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,


jadwal dan budget JO yang direncanakan.
d) Melaksanakan pemeliharaan dapur PWHT.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.

f. Bengkel Blasting, Cat & Pengepakan


1) Tugas Pokok
Menjabarkan dan melaksanakan program kerja
Departemen Fabrikasi dan Konstruksi dalam
pelaksanaan pekerjaan blasting, pengecatan dan
pengepakan.
2) Fungsi
a) Melaksanakan pekerjaan blasting, pengecatan dan
pengepakan berdasarkan dokumen kerja yang diterima
seperti gambar kerja, detail jadwal, PP/KT dan lain-
lain.
b) Melaksanakan penyimpanan, pendistribusian dan
pengendalian raw material dan consumable material,
fasilitas/ sarana kerja .
c) Melaksanakan pemeliharaan fasilitas dan sarana kerja
yang digunakan.
d) Mendistribusikan tenaga kerja sesuai dengan aktifitas,
jadwal dan budget JO yang direncanakan.
e) Mengisi dan menutup PP/KT, JO riil dan JO tidak
efektif.
f) Mengelola dan merawat inventarisasi aset yang menjadi
tanggung jawabnya.
74

6. Produk Divisi Rekayasa Umum


Pada saat ini Divisi Rekayasa Umum PT. PAL Indonesia
(Persero) telah menguasai teknologi produksi komponen
pendukung industri pembangkit tenaga listrik seperti Boiler
dan Balance of Point. Kemampuan ini akan terus ditingkatkan
sampai pada taraf kemampuan modular dan EPC bagi
industri pembangkit tenaga listrik skala kecil menengah
sampai dengan 50 Mega Watt. Saat ini PT PAL Indonesia
(Persero) telah menguasai produk Rekayasa Umum seperti
Steam Turbine Assembly sampai dengan 600 MW, Komponen
Balance of Plant dan Boiler sampai dengan 600 MW,
Compressor Module 40 MW, Barge Mounted Power Plant 30
MW, Pressure Vessels dan Heat Exchangers, Generator Stator
Frame s.d 600 MW. Sementara itu produk rekayasa umum
yang sedang dikembangkan adalah Steam Turbine Power
Plant, Jacket's structure sampai dengan 1000 ton serta
Monopod dan Anjungan (Platform) sampai dengan 1000 ton.
75

Tabel 3.1 Produk-Produk Divisi rekayasa Umum

Sumber: Data Base PT. PAL Indonesia, 2017


76

14. Deskripsi pelaksanaan kegiatan


Tabel uraian rekapitulasi kegiatan praktik industri tanggal 27
desember 2017 sampai tanggal 09 februari 2018.
77
78
79
80
81

15. Faktor-faktor pendukung dan penghambat


1. Faktor pendukung
a) Adanya masjid dan musholla di dalam bengkel.
b) Adanya ventilasi udara yang cukup banyak di dalam
bengkel.
c) Tersedianya kamar mandi/toilet dan tempat sampah
yang cukup banyak di dalam bengkel.
d) Tersedianya tempat istirahat untuk mahasiswa yang
melaksanakan PI/PKL.
e) Adanya perpustakaan di dalam bengkel sehingga dapat
dijadikan mahasiswa PI/PKL sebagai referensi untuk
membuat laporan PI/PKL.
f) Tersedianya tempat parkir kendaraan yang dekat dengan
bengkel.
g) Tersedianya lapangan badminton dan futsal di dalam
bengkel, yang dapat digunakan untuk bermain pada saat
jam istirahat dan sebagai refreshing diluar jam kerja.

2. Faktor penghambat
a) Kurangnya persediaan peralatan-peralatan pendukung
mesin seperti tool, pahat, insert untuk proses pekerjaan
machining.
b) Oli mesin ff-cnc sering terjadi kebocoran ketika proses
machining berlangsung.
c) Material yang datang dari customer sudah dalam
keadaan materialnya bergelombang/tidak merata
permukaan materialnya, sehingga mempersulit operator
ketika proses machining berlangsung.
d) Penunjuk kapasitas tekanan oli pada mesin ff-cnc ini
tidak sesuai dengan keadaan di dalam tempat oli mesin
yang sebenarnya.
82

e) Kompresor pada mesin ff-cnc sering tersumbat, sehingga


menimbulkan kebisingan suara yang cukup keras ketika
proses machining berlangsung.
f) Mesin ff-cnc sering rusak dikarenakan usia mesin yang
cukup tua.
g) Gerakan pada eretan mesin ff-cnc yang sering terputus-
putus sehingga operator mesin perlu untuk berhati-hati
dalam melakukan gerakan pada eretan mesin tersebut.
h) Banyaknya sisa-sisa tumpahan oli pada semua komponen
mesin cnc yang dapat menyebabkan licinnya lantai
disekitarnya.

B. Pembahasan
1. Condenser Cooling Water Reverse Side Water Box
Sebuah komponen pada Pembangkit Listrik Tenaga
Uap (PLTU) yang mempunyai fungsi untuk Condenser pada
PLTU berfungsi untuk mengkondensasi uap air yang berasal
dari turbin uap sehingga berubah fase menjadi cair kembali.
Condenser Cooling Water menjadi salah satu komponen yang
paling penting pada water-steam cycle karena pada
komponen ini terjadi perpindahan panas (panas laten) yang
masih terkandung di dalam uap air menuju media pendingin
Pada siklus rankine terjadi proses perpindahan panas
pada 2 komponen, yaitu boiler dan kondenser. Energi panas
pada furnace ditransfer ke air sehingga ia berubah fase
menjadi uap air. Pada proses tersebut ada satu fase dimana
tidak terjadi perubahan temperatur pada air, namun terjadi
perubahan fase dari cair menjadi gas, hal ini dinamakan panas
laten. Sedangkan pada kondenser juga mengalami hal yang
serupa namun berkebalikan, energi panas yang diserap oleh
air sehingga ia berubah fase menjadi uap air tadi sekarang
diserap oleh media pendingin sehingga uap air berubah fase
83

kembali menjadi cair. Air inilah yang nantinya akan dipompa


kembali untuk mengalami siklus rankine yang berulang.

Gambar 3.9 Prinsip Condenser pada Pembangkit Listrik


Tenaga Uap
Sumber : (https://artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-
kondensor/)

2. Alat dan Bahan


Untuk pengerjaan proses machining condenser cooling
water reverse side water box memerlukan beberapa alat dan
bahan untuk mempermudah dalam pengerjaannya. Berikut
beberapa alat dan bahan yang digunakan dalam proses
machining condenser cooling water reverse side water box.
a. Crane
Crane ini digunakan untuk membantu proses
mengangkat dan memindahkan condenser cooling water
reverse side water box saat proses machining berlangsung.
84

Gambar 3.10 Crane Over Head 60 Ton MHE


Sumber : (Dokumentasi Primer)

b. Cutter Milling

Gambar 3.11 Cutter Milling diameter 300 ml


Sumber : (Dokumentasi Primer)
85

c. Jangka Sorong

Gambar 3.12 Jangka Sorong 1000 ml


Sumber : (Dokumentasi Primer)

d. Insert Cutter dan Kunci Cutter Milling

(a) Insert Cutter

(b) Kunci Pelepas Insert

Gambar 3.13 (a) Insert Cutter (b) Kunci Pelepas Insert


Sumber (Dokumentasi Primer)
86

e. Cekam

Gambar 3.14 Cekam condenser cooling water reverse side water


box
Sumber : (Dokumentasi Primer)

f. Pisau Drill dan mata bor

(a) Pisau Dril (b) Mata Bor


Gambar 3.15 (a) Pisau Drill (b) Mata bor
Sumber : (Dokumentasi Primer)
87

g. Dial Gauge Indicator

Gambar 3.16 Dial Gauge Indicator


Sumber : (Dokumentasi Primer)

h. Arbor boring dan pahat hss iso 9

(a) arbor (b) HSS ISO (c) Cutter boring


Gambar 3.17 (a) Arbor (b) HSS ISO 9 (c) Cutter
Sumber : (Dokumentasi Primer)

i. Mesin CNC
Mesin ini digunakan untuk membentuk benda kerja
saat proses permesinan. Mesin FF CNC type BSF 160A
Shibaura Toshiba Japan ini memiliki fungsi sebagai mesin
cnc milling dapat mengerjakan proses machining untuk
material persegi maupun silinder yang mempunyai gerak
pemakanan 4 Axis yaitu gerak X melintang, gerak Y
88

vertical, gerak Z gerak pemakanan, gerak W untuk gerakan


spindel pahat.
Tabel 3.2 Spesifikasi Mesin FF CNC type BSF 160A
Shibaura
No Asset EI 0303AA01
(EA0303AA02 Perbaikan)
Type BSF-160A
Machine No 143142/1990
Product Shibaura-Toshiba Japan
Axis Travel 12000 mm
Y Axis Travel 4500 mm
Z Axis Travel 1100 mm
W Axis Travel 900 mm
Spindle Speed 10-1600 rpm
Max Torque 600 Kg/m
Spindle
X, Y, Axis Rapid 10000 mm/min
Feed
Z, W, Axis Rapid 6000 mm/min
Feed
X, Y, Z, W Axis 1~4000 mm/min Boring
Feed Rate
Spindle Diameter 160 mm
Ram Spindle 420 x 420 mm
Table Size 17750 x 6370 mm
Spindle Speed 20~4500 rpm
Numericaal FANUC SYSTEM 11MA
Control
Experiences Rotor Spider, Roller Plate
GDS, Stator Frame 700 MW,
HP Turbine Casing (Lower),
Waterbox Suralaya
89

Gambar 3.18 Mesin FF-CNC Milling


Sumber : (Dokumentasi Primer)

j. Mesin gerinda tangan


Mesin ini digunakan untuk menghilangkan bagian
tepi sudut yang terlalu tajam dan menghaluskan benda
kerja yang masih kasar atau tidak rata.

Gambar 3.19 Mesin Gerinda Tangan


Sumber : (www.google.co.id)

3. Parameter Proses Machining


a. Ketelitian toleransi ukuran material.
b. Kecepatan gerak pemakanan (feed rate).
c. Kedalaman pemakanan (dept of cut).
d. Kesesuaian perintah gambar kerja.
90

4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Kesehatan dan Keselamatan Kerja sangat penting bagi
moral, legalitas dan finansial. Saat proses produksi harus
melaksanakan Kesehatan dan keselamatan kerja. Berikut
kesehatan dan keselamatan kerja yang digunakan saat proses
machining berlangsung:
a. APD (Alat Perlindungan Diri) seperti Helm Pengaman,
Sepatu Safety, Wearpack
b. Sarung tangan
c. Masker
d. Kacamata
e. Ear Plug dan Ear Muff

5. Proses machining condenser cooling water reverse side water


box
Proses pengerjaan pada condenser cooling water
reverse side water box memiliki beberapa tahapan proses yang
harus dilakukan guna mendapatkan hasil yang sesuai dengan
gambar kerjanya. Diagram alur pada proses pengerjaan
condenser cooling water reverse side water box ditunjukkan pada
gambar.
91

Gambar 3.20 Diagram alur proses pengerjaan condenser cooling


water reverse side water box

e. Penjelasan mengenai diagram alur proses pengerjaan


condenser cooling water reverse side water box
1) Material Datang
PT. PAL Indonesia menerima proyek dari owner
(pemesan) yaitu machining condenser cooling water reserve
side water box. Machining condenser cooling water reverse side
water box adalah proses membentuk suatu obyek
(material/benda kerja) sesuai dengan gambar
kerja/jobsheet menggunakan proses pemesinan. Material
condenser cooling water reverse side water box yang dikirim
oleh owner masih dalam keadaan utuh belum terjadi
proses machining.
92

2) Proses Machining
Proses dimana material condenser cooling water reverse side
water box dibentuk sesuai dengan ukuran dan perintah
gambar kerja/jobsheet dengan proses pemesinan
menggunakan mesin cnc milling.
3) Machining Roughing
Proses machining material condenser cooling water reverse
side water box yang masih belum selesai sesuai ukuran
jobshhet kerja dan mendekati ukuran finishing.
4) Machining Finishing
Proses machining material condenser cooling water reverse
side water box yang sudah mencapai tahap akhir dan sesuai
ukuran jobsheet kerja.
5) Quality Control
Proses dimana material condenser cooling water reverse side
water box dicek dan diperiksa baik oleh operator itu sendiri
maupun oleh pihak QA (Quality Asurance) / QC (Quality
Control) agar didapatkan data ukuran yang sesuai dengan
prosedur dan ukuran jobsheet kerja.

f. Langkah-langkah proses machining condenser cooling water


reverse side water box :
93

Gambar 3.21 Diagram alur proses machining condenser cooling


water reverse side water box
94

1) Marking Material
Pada proses marking, benda kerja akan ditandai dengan
garis menggunakan penitik dan meteran sebagai alat untuk
mengukur benda kerja sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan dan diberi tanda. Proses ini dilakukan agar
mendapatkan ukuran yang presisi dan meminimalisasi
kesalahan ketika proses machining dikerjakan. Setelah
proses marking material selesai akan dicek dan diperiksa
kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan untuk proses
selanjutnya.

2) Setting Material
Pada proses ini benda kerja atau material disetting untuk
mencari titik tengah material terhadap meja mesin dengan
menggunakan alat bantu cekam, setelah benda kerja
dicekam kemudian dilakukan langkah penyetelan dengan
menggunakan alat ukur dial indicator sebagai alat untuk
mengetahui kerataan dari suatu permukaan benda kerja
tersebut. Setelah proses setting material selesai akan dicek
dan diperiksa kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan
untuk proses selanjutnya.
95

Gambar 3.22 Cara mesetting material


Sumber : (Dokumentasi Primer)

3) Setting Toll/Offside
Proses ini dilakukakan untuk mengatur titik tengah toll
mesin cnc milling dari suatu benda kerja, dan digunakan
sebagai titik awal penentu gerakan dari pada tool tersebut.

4) Input Program
Proses menambah program ini dilakukan oleh operator
dan programmer cnc dengan memasukan kode program
tertentu pada mesin cnc milling. Kode program dimasukan
ke dalam box control mesin cnc dengan menggunakan
flashdisk, kemudian data progam di trfansfer kepada box
control dan disimpan di memori box control mesin cnc.
96

Gambar 3.23 Kode Program


Sumber : (Dokumentasi Primer)

5) Facing Surface Area


Setelah melalui proses marking material, setting material,
setting toll/offside, input program kemudian akan
dikerjakan proses machining pada area permukaan
material menggunakan cutter milling berdiameter 300 mm
insert pahat 45º pada ukuran material 85 mm dimachining
hingga ukuran 75 mm, yang tiap pemakanan dengan
kedalaman material 2 mm berulang sebanyak 4 kali proses
machining. Dengan kecepatan cutter 120 Rpm dan
kecepatan gerak (Feed Rate) 70 mm/menit sampai dengan
ukuran 75,2 mm disisakan 0,2 mm untuk proses finishing.
Pada tahap akhir finishing insert cutter diganti baru dan
dimachining 0,2 mm dengan kecepatan cutter 200 Rpm dan
kecepatan gerak sama hingga sesuai ukuran gambar kerja.

Gambar 3.24 Machining Facing Surface Area


Sumber : (Dokumentasi Primer)
97

6) Pounching
Proses pembuatan lubang menggunakan mata bor sebagai
titik awal drill center pada hasil machining facing surface
area. Pada proses ini dibutuhkan ketelitian yang sangat
tinggi, agar hasil dari pelubangan sesuai dengan ukuran
yang diinginkan. Karena jika terjadi pergeseran saat
pembuatan lubang akan sangat mempengaruhi proses
assembly saat memasukkan bolt stud ke dalam lubang
hasil drilling. Maka dari itu dilakukanlah proses
pounching untuk menentukan titik-titik koordinat yang
akan dilubangi, sehingga proses pelubangannya lebih
muda. Proses pounching dapat dilihat pada gambar.
Setelah proses pounching selesai akan dicek dan diperiksa
kembali oleh pihak QC guna dilanjutkan untuk proses
selanjutnya.

Gambar 3.25 Machining Pounching


Sumber : (Dokumentasi Primer)
98

7) Drilling
Pada proses drilling ini dilakukan dengan 4 tahap, agar
mempermudah saat proses drilling berlangsung, apabila
proses drilling ini dilakukan dalam 1 tahap akan terjadi
patah pada mata drill tersebut.
a) Tahap pertama pembuatan lubang menggunakan mata
drill berdiameter 12 mm dengan kecepatan putar
drilling 250 Rpm, pada kecepatan gerak (Feed Rate) 40
mm/menit.
b) Tahap kedua menggunakan mata drill berdiameter 25
mm dengan kecepatan putar drilling 200 Rpm, pada
kecepatan gerak yang sama.
c) Tahap ketiga menggunakan mata drill berdiameter 38
mm dengan kecepatan putar drilling 150 Rpm, pada
kecepatan gerak yang sama.
d) Tahap keempat menggunakan mata drill berdiameter
42 mm dengan kecepatan putar drilling 100 Rpm pada
kecepatan gerak yang sama.

Gambar 3.26 Machining Drilling


Sumber : (Dokumentasi Primer)
99

8) Spot Facing
Proses pembuatan lubang pada area permukaan belakang
dari machining facing surface area dan drilling surface
area, proses ini menggunakan arbor boring dan pahat HSS
ISO 9 dengan lubang berdiameter 72 mm dan kedalaman
pemakanan (dept of cut) 2 mm memakai kecepatan putar
arbor boring 50 Rpm kecepatan gerak 10 mm/menit.
Proses machining spot facing dikerjakan dengan proses
manual tidak dengan CNC.

Gambar 3.27 Machining Spot Facing


Sumber : (Dokumentasi Primer)

9) Quality qontrol
Pada inspeksi quality control ini pihak dari QC melakukan
tindakan pengecekan dan pemeriksaan ukuran dari
material yang telah mengalami proses machining. Hasil
dari pengecekan dan pemeriksaan ukuran haruslah sama
dengan rancangan pada gambar kerja. Apabila ditemukan
perbedaan ukuran yang telah melewati batas toleransi
antara material yang sudah diproses dengan rancangan,
maka akan diambil tindakan yang diperlukan guna
mendapatkan hasil akhir yang sesuai dengan rancangan
pada gambar kerja dan standartnya.
100

Halaman ini sengaja dikosongkan

Anda mungkin juga menyukai